Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UIN WALISONGO SEMARANG


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jalan Walisongo No. 3—5 Semarang

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT.
Sukun Wartono Indonesia, Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
Triskha Nugroho Ilham Arifin1, Itsnan Muhammad Irsyad2, Muhammad Hamdan Abrori3
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang
1, 2, 3

1
23010360046@student.walisongo.ac.id, 223010360047@student.walisongo.ac.id,
3
23010360064@student.walisongo.ac.id

Abstract
The Sukun cigarette factory was founded in 1947 in Gondosari village, Gebog subdistrict, about 10 km from
Kudus. This is one of many cigarette factories in Kudus district. When it was founded, the company only
produced klobot cigarettes and hand-rolled kretek cigarettes and employed 10 people. At first, Sukun
cigarettes were only marketed in the city of Kudus and the surrounding area, but then they became more
popular. Currently, Sukun Kudus is one of the five largest cigarette companies in Kudus Regency, with around
7000 workers, mostly women. With the construction and development of the Sukun Cigarette Factory in
Kudus Regency, the community experienced socio-economic changes. The impact of the establishment of the
Sukun Cigarette Factory on the government and society, including increasing residential income. The
establishment of the Sukun Cigarette Factory had a big impact on the government and people of Kudus,
especially because it generated more money to advance and maximize the city's potential. The cigarette
industry provides the city with the largest share of taxes and donations, and this money is used to build and
improve infrastructure and facilities.

Keyword: Kudus City, Sukun, Cigarette Factory

Abstrak
Pabrik rokok Sukun Didirikan pada tahun 1947 di desa Gondosari, kecamatan Gebog, sekitar 10 km dari
Kudus. Ini adalah salah satu dari banyak pabrik rokok di kabupaten Kudus. Saat didirikan, perusahaan
hanya memproduksi rokok klobot dan sigaret kretek tangan dan mempekerjakan 10 orang. Pada awalnya,
rokok Sukun hanya dipasarkan di kota Kudus dan daerah sekitarnya, namun kemudian menjadi lebih
populer. Saat ini, Sukun Kudus adalah salah satu dari lima perusahaan rokok terbesar di Kabupaten
Kudus, dengan sekitar 7000 pekerja, sebagian besar wanita. Dengan dibangunnya dan berkembangnya
Pabrik Rokok Sukun di Kabupaten Kudus, masyarakat mengalami perubahan sosial ekonomi. Pengaruh
berdirinya Pabrik Rokok Sukun bagi pemerintah dan masyarakat, termasuk peningkatan pendapatan
tempat tinggal. Berdirinya Pabrik Rokok Sukun berdampak besar pada pemerintah dan masyarakat
Kudus, terutama karena menghasilkan lebih banyak uang untuk memajukan dan memaksimalkan potensi
kota. Industri rokok memberikan pajak dan sumbangan terbesar kepada kota, dan uang ini digunakan
untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur dan fasilitas.

Kata kunci: Kota Kudus, Sukun, Pabrik Rokok

Pendahuluan
Kabupaten Kudus memiliki identitas kota yakni dengan sebutan Kota Kretek. Hal ini
dikarenakan budaya kretek di Kudus memiliki sejarah yang penting bagi lingkup perekonomian
warga Kudus. Ditandai dengan perkembangan perindustrian rokok kretek, mulai dari industri
kecil hingga industri besar.

1
23010360046
2
23010360047
3
23010360064
Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
11 |

Berdasarkan data survei penduduk dari pemerintah kota Kudus dinyatakan produk
domestik regional bruto sektor industri di Kudus 62%, perdagangan 25%, dan pertanian kurang
dari 5%, dimana sektor industri terbesar adalah industri rokok yang memberikan kontribusi
sebesar Rp15,1 triliun dari total pendapatan cukai Rp 60 triliun.(Kudus, 2016) Sumbangan cukai
rokok dari Kudus pada tahun 2011 sebesar Rp 18,78 triliun, dan pada tahun 2012 ditargetkan
sebesar Rp 19,1 triliun. Dengan kata lain, rokok kretek berperan penting bagi perekonomian
masyarakat Kudus. Inilah yang menjadi salah satu penyebab keberadaan industri kretek di
Kudus dianggap sebagai tumpuan perekonomian warga Kudus.
Usaha rokok sebagai kerajinan tangan yang pada mulanya dikelola pengusaha Pribumi ini,
dari hari ke hari semakin banyak peminatnya dari luar Kudus, sehingga peredarannya juga
mengikuti gerak permintaan tersebut ke luar Kudus. Persebaran rokok semakin luas hampir
menjangkau seluruh wilayah pulau Jawa. Ini berarti keuntungan yang akan diperoleh oleh
kalangan industriawan Pribumi di Kudus juga semakin meningkat. Pencarian pasar baru ke luar
pulau Jawa, juga telah dilakukannya dengan sambutan sangat baik. Semua perkembangan yang
sangat luar biasa ini terjadi pada awal dasawarsa pertama pada abad ke 20. Melihat kemajuan
yang dicapai para pengusaha Pribumi yang fantastis dalam waktu yang cukup singkat ini,
membuat para pengusaha Cina yang semula lebih dulu bergerak dalam bidang perniagaan,
secara beramai-ramai menjadi tertarik untuk mengikuti jejak dengan membuat usaha serupa,
seperti yang telah dilakukan oleh kalangan pengusaha Pribumi yaitu industri rokok. Seiring
dengan munculnya pengusaha Cina, mulailah terjadi persaingan diantara kedua golongan
pengusaha rokok kretek yaitu Pribumi dan Non-Pribumi atau Cina (Sigaret, 2019).
Atas uraian di atas, maka penulis berkeinginan mengkaji permasalahan tersebut dalam
suatu karya tulis Ilmiah, penulis merumuskan tiga rumusan masalah yakni: (1) Bagaimana
Perkembangan Industri Pabrik Rokok Sukun di Kudus Tahun 1974-sekarang? (2) Bagaimana
kepuasan Masyarakat terhadap Industri Pabrik Rokok Sukun? (3) Bagaimana Dampak Industri
Pabrik Rokok Sukun terhadap kehidupan masyarakat.

Kajian Pustaka
Rokok Sukun merupakan salah satu merek rokok kretek yang cukup populer di Indonesia,
khususnya di daerah Kudus. Meskipun persaingan di industri rokok semakin ketat, namun
Rokok Sukun masih mampu mempertahankan pangsa pasarnya. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan Rokok Sukun di daerah Kudus.
Rokok merupakan salah satu komoditas yang memiliki pasar yang besar di Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, konsumsi rokok di Indonesia

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
pada tahun 2022 mencapai 32,2 miliar batang. Jumlah ini meningkat sebesar 2,7% dibandingkan
tahun sebelumnya.
Salah satu merek rokok yang cukup populer di Indonesia, khususnya di daerah Kudus
adalah Rokok Sukun. Rokok Sukun diproduksi oleh PR. Sukun Wartono Indonesia, salah satu
produsen rokok terbesar di Indonesia dari kabupaten Kudus. Rokok Sukun memiliki berbagai
varian, mulai dari rokok kretek biasa hingga rokok kretek filter. Meskipun persaingan di industri
rokok semakin ketat, namun Rokok Sukun masih mampu mempertahankan pangsa pasarnya.
Hal ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
Rokok Sukun di daerah Kudus.
Kajian pustaka ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penjualan Rokok Sukun di daerah Kudus. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan, faktor-
faktor yang mempengaruhi penjualan Rokok Sukun di daerah Kudus yang meliputi Kualitas
produk, Harga, Promosi, Distribusi, dan Pasar sasaran
Berdasarkan analisis data, kualitas produk dan harga merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap penjualan Rokok Sukun di daerah Kudus. Kualitas produk Rokok Sukun
yang baik dan harga yang terjangkau menjadi daya tarik bagi konsumen. Selain itu, promosi
yang gencar dan distribusi yang luas juga turut berperan dalam meningkatkan penjualan Rokok
Sukun.

Kota Kudus
Meskipun Kudus adalah kota yangmemiliki wilayah terkecil di Jawa Tengah, daerah ini
termasuk salah satu kota yang penting dalam sejarah, dikarenakan pendirinya yaitu Syekh Ja'far
Shodiq atau Sunan Kudus, yang menjadi salah satu dari bagian Walisongo yang menyebarkan
islam di kota Kudus dan sekitarnya. Kota ini memiliki peninggalan bersejarah Islam dan
merupakan salah satu pusat syiar Islam di masa Kerajaan Demak. Kota Kudus dikenal dengan
julukan "kota santri", yang merujuk pada masyarakat yang agamis. Perilaku dan tindakan sehari-
hari orang Kudus menunjukkan keyakinan keagamaan mereka. Mereka selalu mengutamakan
ketenangan, kerukunan, ketentraman, dan kedamaian. Karena Sunan Kudus atau Raden Ja'far
Shodiq dianggap sebagai nenek moyang agama Kudus, kepercayaan agama Kudus tetap kuat.
(Erik Aditia Ismaya, 2017).
Kota Kudus selain sebagai pusat dakwah Sunan Kudus, juga merupakan pusat pemerintahan
yang juga dikenal dengan Kudus Darussalam, sebuah pemerintahan yang memajukan budaya
kerukunan dalam menyampaikan Islam menghindari paksaan serta menghargai nilai-nilai
budaya lokal. (Said, 2013) Seiring berkembangnya agama Islam di Kudus dan daerah sekitarnya,
nilai-nilai budaya, kebiasaan, dan adat istiadat, termasuk tradisi buka luwur, tertanam dan

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
13 |

dirasakan dalam kehidupan masyarakat Kudus. Kabupaten Kudus adalah tempat dimana Sunan
Kudus dan Sunan Muria menyebarkan agama Islam, mengajarkan toleransi, damai, dan
menghargai nilai-nilai budaya lokal. Salah satu bangunan peninggalan sejarah dari Sunan Kudus
di Kabupaten Kudus adalah Masjid Al-Aqsha dan Menara Kudus. Adapun sebuah perpaduan
agama Islam dengan kebudayaan Hindu terjadi karena adanya bukti. Eksistensi Masjid dan
Menara Kudus juga menandai semangat Sunan Kudus untuk memperbanyak ruang budaya
Islami agar dapat menarik perhatian orang-orang Hindu untuk memeluk Agama Islam.

Sukun
PR Sukun adalah suatu perusahaan perseorangan yang didirikan Bapak MC Wartono Pada
tahun 1949 serta mendapatkan izin cukai no. SIP 6500/F; no. pengawasan bandrol K2417; dan
ijin HO no. 067/WF/HO. Pada waktu itu semua kegiatan perusahaan terpusat di Kudus, meliputi
bidang produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran. Daerah pemasarannya masih sangat
terbatas, khu- 17 sus untuk memenuhi permintaan di Jawa Tengah. Pada waktu berdiri
perusahaan hanya mempunyai tempat kerja yang sangat kecil dan produksinya masih sedikit
sekali hanya sebesar ratusan ribu batang perharinya, rokok yang diproduksi antara lain: Klobot
Sukun, Sukun Kretek, Sukun Executive, dan lain sebagainya (www.sukunmcwartono.com).
Setelah Mc. Wartono meninggal pada tahun 1974, anak ketiga, Tas'an Wartono (putra
kedua), Ridho Wartono (putra keempat), dan Yusuf Wartono yang melanjutkan usaha ayahnya.
Anak keenamnya, Edi Wartono, masih kuliah di Jakarta. Perusahaan rokok "Soekoen" terus
berkembang hingga kini karena memiliki beberapa bisnis lain yang mendukung produksinya,
seperti percetakan Sukun Druck dan pembuatan filter rokok CV. Buana Mahayasa Sakti. Dengan
demikian, bahan filternya dapat diperoleh dari produk perusahaannya sendiri untuk
kepentingan produksi filter rokok.
Sejak saat itu, perusahaan rokok kretek PR Sukun berkembang pesat seiring tanggapan atas
permintaan pasar yang meningkat. Hal ini memberi perusahaan kesempatan yang bagus untuk
meningkatkan volume produksinya. Dengan masalah pemasaran yang semakin kompleks,
program pemasaran tidak lagi dapat dilakukan secara ringkas. Sistem desentralisasi dimulai
dengan pembentukan Pusat Penyalur Rokok PR Sukun yang kemudian menjadi perwakilan.
Perwakilan ini berlokasi di Surabaya, Bali, Jogyakarta, Semarang, dll.

Pabrik Rokok
Perkembangan industri rokok belakangan ini semakin baik, dengan masuknya beberapa
perusahaan di pasar modal. Maka dari itu banyak para investor yang ingin menginvestasikan
dananya di industri ini. Sub sektor perusahaan rokok merupakan sektor penting dalam pasar

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
modal Indonesia. Analisis dari Bahana Securities menunjukkan bahwa perusahan sub sektor
rokok menunjukkan kinerja yang baik. Selain memiliki kapitalisasi pasar yang relatif cukup
besar serta likuiditas perdagangan yang baik, para investor juga mengenal dengan sangat baik
tentang industri rokok (media ekonomi, Vol.10 No. 1, April 2004:21-37).
Terdapat dua macam industri rokok di indonesia, yaitu industri besar dan industri kecil.
Perusahaan besar yang tergabung dalam industri rokok pastinya telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Beberapa di antaranya adalah PT. Bentoel Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, dan PT.
HM Sampoerna Tbk. Kalangan menengah ke bawah biasanya menjadi konsumen industri rokok
kecil. Sebenarnya, terdapat beberapa problem yang terjadi pada industri rokok besar dan kecil.
Pada industri rokok besar permasalahan muncul dari kesulitan untuk mendapatkan bahan baku
tembakau yang digunakan untuk memproduksi rokok agar menjadi rokok yang memiliki
kualitas yang baik serta menghasilkan kuantitas produksi yang besar. Permasalahan tersebut
dapat mempengaruhi kinerja pada laba, total asset, dan sales. Sedangkan permasalahan dari
industri rokok kecil yang muncul adalah permodalan, baik pada saat awal penanaman ataupun
sampai dengan pasca panen. Selain itu, banyak masalah yang dihadapinya. Salah satunya adalah
Fluktasi, Dimana hal ini berpengaruh pada meningkatnya harga, biaya bahan baku (benih,
pestisida, dan pupuk), biaya penjualan hasil produksi, persaingan antar petani tembakau besar
dan kecil, kurangnya teknologi, dan kesulitan mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang peneliti gunakan untuk membuat artikel ini adalah metode wawancara
terstruktur, yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan secara sistematis sebagai pedoman.
Dengan metode ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap
muka maupun online dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber yang peneliti
pilih. Setelah itu dibuatkan transkip wawancara sebagai bukti bahwa data yang kita peroleh
benar-benar kongkret dan sesuai dengan realita narasumber. Dari transkip wawancara tersebut,
peneliti membuatnya menjadi paragraf ilmiah di setiap satu wawancara narasumber dengan
tujuan untuk mendapatkan sebuah data yang bertujuan untuk kelancaran jalannya artikel ini.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
1. Ibu Armnina Yusuf Wartono selaku pemilik dari PT. Sukun Wartono mengatakan bahwa
untuk perkembangan pabrik rokok Sukun relative stabil dari masa ke masa. Pabrik ini
mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 dan 2012, Dimana pada saat
itu pabrik Sukun dapat meraup keuntungan yang sangat tinggi dari tahun-tahun
sebelumnya. Dampaknya mengarah ke penyumbangan cukai yang sangat besar, yaitu

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
15 |

kisaran Rp 18.780.000.000.00.- hingga Rp 19.100.000.00- yang mengalahkan industri


rokok lainnya. PT. Sukun Wartono Indonesia juga disebutkan mengalami permintaan
pasar yang cukup besar, data ini didapat dari feedback di laman web resmi PT. Sukun
Wartono Indonesia maupun dari distributor mereka. Selain itu, dampak berkembang
pesatnya PT. Sukun Wartono juga dirasakan oleh Sebagian besar masyarakat Kota
Kudus. Beliau mengatakan bahwa dengan pesatnya perkembangan industri pabrik rokok
Sukun dapat membuka banyak lapangan pekerjaan bagi Masyarakat sekitar. Hal ini
disebabkan karena PT. Sukun Wartono Indonesia sendiri tidak hanya berkecimpung di
industri rokok saja, melainkan mereka juga mempunyai industri percetakan dan pabrik
kertas sehingga prospek kerja di Perusahaan ini terbilang sangat luas. Hingga kini, PT.
Sukun Wartono Indonesia telah mempunyai 7000 karyawan aktif di berbagai bidang
tersebut.
2. Ahmad Agil selaku konsumen mengatakan bahwa perkembangan pabrik rokok Sukun
saat ini sedang naik daun. Hal ini terjadi dikarenakan peminat dari produk ini bertambah
banyak seiring berjalannya waktu, beliau sendiri pun juga penikmat dari produk ini.
beliau juga mengatakan bahwa dengan majunya perkembangan dari industri rokok
Sukun ini dapat memberikan lapangan pekerjaan yang terbilang banyak bagi Masyarakat
sekitar disebabkan banyaknya peminat dari produk Sukun ini.
3. Bapak Ngatman selaku pedagang kelontong di kota Kudus menjelaskan bahwa
perkembangan rokok Sukun ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Beliau juga
mengatakan bahwa perubahan sosial yang terjadi akibat perkembangan industri rokok
sukun ini adalah banyaknya orang yang mengkonsumsi rokok Sukun ini. Selain itu,
dampaknya di kehidupan bermasyarakat adalah kenaikan harga pada produk Sukun ini
tidak mempengaruhi kuantitas peminat, karena produk rokok ini terbilang banyak
digandrungi oleh Masyarakat dari berbagai kalangan, sehingga walaupun harga produk
naik, namun penggemar dari produk ini tidak berkurang.
4. Bapak Sutrisno selaku konsumen sekaligus pengamat industri rokok Sukun di Kudus
mengatakan bahwa perkembangan industri rokok Sukun dari tahun ke tahun sangat luar
biasa. Hal ini dikarenakan produk ini mempunyai rasa yang menurut beliau tidak bisa
didapatkan pada produk rokok lainnya. Untuk perkembangan produk Sukun sendiri,
menurut beliau semakin meningkat tiap tahunnya, hal ini dikarenakan banyaknya teman
beliau yang semula mengonsumsi produk rokok lain beralih ke produk Sukun ini. Selain
itu, beliau mengatakan bahwa semakin meningkatnya penjualan rokok sukun maka
semakin banyak juga lapangan pekerjaan yang tersedia dan hal ini pun menjadi salah
satu tonggak meningkatnya ekonomi Masyarakat di sekitar Kudus. Fakta di lapangan

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
sekarang menurut beliau adalah banyaknya pegawai rokok Sukun yang menggunakan
motor Yamaha NMAX dan Honda PCX atau biasa mereka sebut “Motor Kapal” yang mana
kedua jenis motor itu termasuk kategori motor mahal yang biasa digunakan kalangan
menengah ke atas sehingga dampak dari berkembangnya industri rokok Sukun ini dapat
meningkatkan ekonomi Masyarakat secara signifikan.
5. Ilham Priambudi selaku konsumen mengatakan bahwa perkembangan industri rokok
Sukun di Kudus terjadi peningkatan peminat. Hal ini terlihat dari paparan beliau yang
beberapa kali kehabisan stok rokok Sukun di warung langganannya sehingga beliau mau
tidak mau harus berpindah ke warung lain untuk mendapatkan produk Sukun ini. Beliau
juga mengatakan bahwa ekonomi keluarganya meningkat semenjak ibunya bekerja di
PT. Sukun Wartono Indonesia. Perubahan ekonomi keluarga beliau sangatlah terasa,
karena dulunya adalah keluarga yang kurang berada, sekarang kehidupan beliau
menjadi lebih baik lagi, baik dari segi material maupun finansial.
6. Rasya Arelia Adyatma selaku konsumen memaparkan bahwa perkembangan industri
rokok Sukun sendiri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan
keluarga beliau dekat dengan keluarga pemilik industri Sukun itu sendiri, jadi beliau
tahu sedikit banyak tentang internal dari industri rokok Sukun itu sendiri. Beliau juga
mengatakan juga bahwa saat ini PT. Sukun Wartono Indonesia telah membuka lowongan
pekerjaan yang sangat banyak dilihat dari pesatnya perkembangan dari Perusahaan ini
pastinya juga membutuhkan karyawan yang jumlahnya tidak sedikit. Menurut beliau,
perubahan sosial yang sangat dirasakan adalah di bidang ekonomi yang terbilang
meningkat secara drastis akibat perkembangan industri rokok Sukun yang begitu pesat.
Hal ini tentunya juga dapat menjadi salah satu sebab meningkatnya kesejahteraan
Masyarakat Kudus itu sendiri.
7. Muhammad Ali Sodikin selaku konsumen mengatakan bahwa perkembangan industri
rokok Sukun dari tahun ke tahun penjualannya semakin meningkat. Hal ini dilihat dari
paparan beliau yang sering kehabisan stok rokok Sukun di warung langganannya.
Artinya, peminat dari produk Sukun ini juga bertambah banyak seiring berjalannya
waktu. Beliau juga mengatak bahwa perubahan sosial yang dirasakan adalah di sektor
ekonomi, semakin meningkatnya peminat dari produk ini membuat kesejahteraan para
karyawan yang berada di Perusahaan ini pun meningkat. Saking meningkatnya
permintaan produk ini, ada beberapa karyawan di PT. Sukun Wartono Indonesia yang
melakukan kerja lembur, salah satunya adalah ibu beliau. Hal ini bertujuan untuk
memenuhi permintaan pasar akan produk rokok Sukun yang kian hari kian meningkat.

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
17 |

8. Bapak Karmunji selaku distributor mengatakan bahwa perkembangan industri rokok


Sukun dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang signifikan. Menurut beliau,
penjualan produk sukun tergolong laris, karena harganya yang terjangkau untuk
berbagai kalangan. Untuk perubahan sosial sendiri, menurut beliau berada di sektor
permintaan yang semakin meningkat, hal ini ditandai dengan Sebagian Masyarakat yang
melakukan pembelian produk Sukun dengan partai besar, karena disana apabila ada
orang hajatan biasanya ada yang menyumbang satu slop rokok Sukun untuk keperluan
konsumsi tamu dan penyelenggara acara. Jadi, setiap beliau mendistribusikan produk-
produk rokok ke berbagai warung, beliau pasti melebihkan stok rokok Sukun
dikarenakan banyaknya permintaan pasar.
9. Bagas Gustava selaku pedagang warung kelontong mengatakan bahwa perkembangan
industri rokok Sukun dari tahun ke tahun mengalami permintaan pasar yang cukup
banyak. Sehingga para penjual juga harus rajin me-restock produk rokok terkhusus
Sukun ini dikarenakan peminat produk ini begitu banyak. Menurut beliau, perubahan
sosial yang terjadi itu di sektor ekonomi. Dampak dari meningkatnya permintaan pasar
terhadap produk rokok Sukun ini dapat menguntungkan berbagai pihak, salah satunya
adalah pedagang kelontong yang mana hal ini dapat menjadi salah satu penggerak
ekonomi masyarakat. Selain itu, beliau menjelaskan bahwa banyak lapangan pekerjaan
yang tersedia dari adanya Perusahaan ini seperti distributor, pembuat kretek, pedagang
kelontong, dan lain sebagainya.
10. Firmanto Dhimas Adiputro selaku pedagang warung kelontong mengatakan bahwa
perkembangan industri rokok Sukun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
terbilang drastis. Menurut beliau hal ini terjadi dikarenakan cita rasa yang diberikan
oleh produk rokok Sukun ini mempunyai ciri khas tersendiri yang membuat produk ini
mempunyai banyak peminat di berbagai kalangan. Terkait perubahan social di
Masyarakat sendiri, beliau mengatakan bahwa dari pengakuan beberapa pegawai di PT.
Sukun Wartono Indonesia, mereka menjadi kurang bersosialisasi dengan Masyarakat
sekitar dikarenakan mereka sering lembur tugas dan lain sebagainya. Dan sebagai
pedagang, beliau mengaku senang karena walaupun harga dari produk Sukun sendiri
dinaikkan dengan harga yang cenderung lebih tinggi dari yang lain, Sukun masih banyak
yang peminatnya. Bahkan beliau juga mengaku bahwa sering kehabisan stok dari produk
Sukun ini akibat permintaan pasar yang cukup tinggi.
Pembahasan
Rokok merupakan salah satu industri besar di Indonesia dikarenakan orang yang
mengonsumsi rokok di Indonesia tergolong sangat tinggi dan stok tembakau yang melimpah.

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
Rokok sendiri merupakan campuran tembakau dan cengkeh yang dibungkus menggunakan
kertas. Rokok pun sangat mudah ditemukan dan dijangkau oleh beberapa kalangan. Salah
satunya yaitu PT. Sukun Wartono industri rokok yang berada di kota Kudus.
Pada dasar nya perkembangan penjualan rokok sukun dikota kudus dari tahun ke tahun
sangat meningkat, memberi perubahan maupun dampak yang positif bagi Masyarakat kudus.
Perubahan yang terjadi di Masyarakat kota kudus ialah didalam bidang lowongan pekerjaan dan
ekonomi, meningkat nya permintaan dari Masyarakat tentu nya memberi dampak positif bagi
para buruh rokok yang Dimana mereka mendapatkan bonus dan beberapa tunjangan dari
perusahaan rokok sukun.
Banyaknya permintaan dari produk Sukun sendiri didasari oleh tingginya minat Masyarakat
terhadap produk ini. Terlihat dari beberapa narasumber yang peneliti wawancarai, mereka
hampir selalu memberikan tanggapan positif terkait produk rokok Sukun ini

Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diketahui bagaimana pengaruh atau dampak industri
rokok yang dari PT. Sukun Wartono Indonesia yang berada di kota Kudus. Hasil laporan ini juga
didukung oleh hasil wawancara dengan anak dari owner PT. Sukun Wartono, oleh karna itu
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Produk PT. Sukun Wartono Indonesia merupakan produk rokok yang disukai
Masyarakat baik dari kalangan anak muda sampai yang tuadengan berbagai Produk
yang ditawarkan dan harga yang ekonomis dan terjangkau bagi semua kalangan.
2. Dalam penjualan dan pemasaran produk rokok PT. Sukun Wartono Indonesia diketahui
cukup memberikan dampak yang positif di Masyarakat, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya peminatan dari Masyarakat terhadap produk rokok PT. Sukun Wartono
Indonesia. Dan juga adanya PT. Sukun Wartono dapat memberikan lowongan
pekerjaaan bagi masyarakat sekitar kota Kudus atau pun dari luar kota Kudus.
b. Saran
1. PT. Sukun Wartono Indonesia harus terus mempertahankan kualitas produk rokok yang
dihasilkan agar kepuasan dari konsumen terus terjaga sehingga seiring bejalanya waktu
PT. Sukun Wartono selalu mengalami peningkatan.
2. PT. Sukun Wartono Indonesia perlu meningkatkan strategi pemasaran rokok sukun
dengan meningkatkan sumber daya manusia yang professional, terutama masyarakat
sekitar agar dapat membantu memperbaiki ekonomi mereka. PT. Sukun Wartono juga

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)
19 |

perlu melakukan sosialisasi ke berbagai toko-toko dan masyarakat untuk mengetahui


keinginan Masyarakat sehingga dapat meningkatkan industri produk rokok.

Daftar Pustaka (Cambria, Bold, 11pt)


Identitas Kabupaten Kudus diakses pada tanggal 13 Desember 2023 dari
http://kuduskab.go.id/page/profil_kabupaten_ kudus
Sekilas PR Sukun. 2019. Diakses Pada tanggal 13 Desember 2023 dari
https://sukunsigaret.com/id/sekilas-prsukun/
Erik Aditia Ismaya, Irfai Fathurohman, dan Deka Setiawan. 2017. Makna dan Nilai Buka Luwur
Sunan Kudus (Sumbang Pemikiran Mewujudkan Visi Kampus Kebudayaan). Hal 45
Said, Nur. 2013. Filosofi Menara Kudus (Pesan Damai Untuk Dunia). Hal 19
Sekilas PR Sukun. 2019. Diakses pada 14 Desember 2023 dari
https://sukunsigaret.com/id/sekilas-pr-sukun/

Analisis Penjualan Rokok Sukun di Daerah Kudus (Studi pada Owner PT. Sukun Wartono Indonesia,
Distributor, Pedagang, dan Masyarakat Sekitar)

Anda mungkin juga menyukai