ii
iii
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam
penyusunan kurikulum pelatihan Tenaga Kesehatan Haji di Kloter sehingga
kurikulum pelatihan ini selesai disusun sehingga dapat digunakan oleh
penyelenggara pelatihan dalam melaksanakan pelatihan Tenaga Kesehatan
Haji di Kloter. Besar harapan kami agar kurikulum pelatihan ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penyelenggara pelatihan, namun bagi calon
Tenaga Kesehatan Haji di Kloter pada saat melaksanakan fungsinya sebagai
tenaga kesehatan haji mulai dari embarkasi sampai kembali ke debarkasi.
Doddy Izwardy
iv
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENAGA ii
KESEHATAN NOMOR: HK.02.02/F/2918/2022 TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN TENAGA KESEHATAN HAJI KLOTER
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Peran dan Fungsi ……………………………………………………… 2
BAB II KOMPONEN KURIKULUM 3
A. Tujuan …………………………………………………………………… 3
B. Kompetensi ……………………………………………………………… 3
C. Struktur Kurikulum ……………………………………………………… 4
D. Ringkasan Mata Pelatihan ……………………………………………. 6
E. Evaluasi Hasil Belajar …………………………………………………. 15
BAB III Diagram Alur Proses Pelatihan …………………………………... 16
LAMPIRAN
1. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP) ………….. 22
2. Master Jadwal ……………………………………………………………… 52
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Tenaga Kesehatan
Haji (TKH) Kloter yang bekerja dalam tim.
2. FUNGSI
Dalam melaksanakan perannya peserta berfungsi sebagai Tenaga Kesehatan
Haji (TKH) Kloter yang bekerja dalam tim sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Kesehatan Haji di Arab Saudi.
2
BAB II
KOMPONEN KURIKULUM
A. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas sebagai Tenaga
Kesehatan Haji Kloter sesuai peran dan fungsinya.
B. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menerapkan etika pelayanan kesehatan haji.
2. Melakukan manasik kesehatan haji selama di Indonesia, Arab Saudi dan pasca
kepulangan dari Arab Saudi.
3. Melakukan pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.
4. Melakukan pelayanan medik dan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di kloter.
5. Menerapkan kesehatan penerbangan Jemaah haji.
6. Menerapkan komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji.
7. Melakukan pengembangan jejaring kerja pelayanan kesehatan haji secara efektif.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara manual dan elektronik.
9. Melakukan rencana operasi kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter.
3
C. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum pelatihan tenaga kesehatan haji kloter adalah sebagai berikut:
Subtotal 16 35 0 51
4
NO MATERI PELATIHAN ALOKASI WAKTU (JPL)
T P PL TOTAL
III. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2
2. Anti Korupsi 1 0 0 1
Subtotal 1 2 0 3
Total 23 37 0 60
Keterangan:
1. T= Teori, P= Penugasan, PL = Praktik Lapangan
⮚ 1 JPL Teori dan Penugasan = 45 menit, 1 JPL Praktik Lapangan = 60 menit
⮚ JPL Teori dan Penugasan = 45 menit, 1 JPL Praktik Lapangan = 60 menit
2. Mata Pelatihan Inti 4,5,6 dan 7 disampaikan dalam bentuk tim teaching minimal 2
orang
3. *) Alokasi Uji Keterampilan dilaksanakan selama 6 JPL, diambil dari Penugasan pada:
⮚ MPI 1 : Etika Pelayanan Kesehatan Haji :1 JPL
⮚ MPI 4: Pelayanaan Medik dan Asuhan Keperawatan Jemaah haji di Kloter: 3 JPL
⮚ MPI.6: Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan Haji: 1 JPL
⮚ MPI.7 : Pengembangan Jejaring Kerja dalam Pelayanan Kesehatan Haji: 1 JPL
5
D. RINGKASAN MATA PELATIHAN
1. Mata Pelatihan Dasar (MPD)
a. Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan peningkatan mutu tenaga
kesehatan dalam penyelenggaraan pelatihan TKH Kloter
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami
kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengkuti mata pelatihan ini, peserta mampu: menjelaskan
kebijakan peningkatan mutu tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah: kebijakan Peningkatan mutu
tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 1 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.
6
c. Peran dan Tugas TKH Kloter
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang peran TKH kloter, tugas pokok
TKHK Kloter dan alur perjalanan TKH Kloter.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami peran
dan tugas TKH Kloter.
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) peran TKH Kloter
b) tugas pokok TKH Kloter
c) alur perjalanan TKH Kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 3 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika
pelayanan kesehatan
4) Materi pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) Prinsip dasar etika
b) Etika pelayanan kesehatan haji
7
5) Waktu
Alokasi waktu: 4 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 3 jpl, PL: 0 jpl.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan manasik
kesehatan haji di Indonesia, Arab Saudi dan Pasca Kepulangan.
4) Materi pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) Konsep manasik haji
b) Manasik kesehatan haji sebelum pemberangkatan ibadah haji
c) Manasik kesehatan haji saat ibadah haji
d) Manasik kesehatan haji setelah ibadah haji
5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pengendalian dan penanganan Penyakit menular pada Jemaah haji.
8
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: a) Melakukan
identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada jemaah
haji; b) Melakukan pengelolaan kasus suspect dan probable penyakit
menular pada jemaah haji; c) Melakukan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular pada jemaah haji.
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada
jemaah haji
b) Pengelolaan kasus suspect dan probable penyakit menular pada
jemaah haji
c) pencegahan dan pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.
5) Waktu
Alokasi waktu: 4 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) pelayanan medik pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji di
kloter
b) penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter
c) sistem triase/rujukan di kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl.
9
e. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah haji di Kloter
(Perawat)
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan asuhan keperawatan
pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji di kloter, penanganan
kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/ rujukan di kloter.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan pada Jemaah haji di kloter
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Asuhan keperawatan gawat darurat pada kasus yang umum terjadi
pada Jemaah haji di kloter
b) Penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter
c) Sistem triase/ rujukan di kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl.
10
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a. Konsep kesehatan penerbangan;
b. Pelayanan medik kesehatan penerbangan
5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a. Konsep kesehatan penerbangan;
b. Asuhan keperawatan kesehatan penerbangan
5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.
11
teknik mendengar yang baik terhadap Jemaah haji; d) Melakukan umpan
balik secara persuasif pada Jemaah haji ; e) Menerapkan softskill
komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Komunikasi persuasif
b) Sikap positif pada jemaah haji
c) Teknik mendengar yang baik terhadap Jemaah haji
d) Umpan balik secara persuasif pada Jemaah haji
e) Softskill komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan Jemaah
haji di kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pengembangan jejaring kerja dalam pelayanan kesehatan haji.
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan jejaring
kerja pelayanan kesehatan haji; dan b) Menerapkan tim jejaring kerja
pelayanan haji yang efektif;
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) jejaring kerja pelayanan kesehatan haji
b) tim jejaring kerja pelayanan haji yang efektif;
5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) konsep pencatatan pelaporan kegiatan kloter
b) pengisian laporan sesuai format
5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Naskah Induk Rencana Operasi
b) Rencana Operasi
5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl.
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Proses perkenalan
b) Identifikasi harapan pembelajaran
c) Nilai, norma dan kontrol kolektif
d) Organisasi kelas
5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, dengan rincian T: 0 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl
b. Anti Korupsi
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang konsep korupsi, konsep anti korupsi,
upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi, tata cara
pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi, dan gratifikasi
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Anti
Korupsi
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan: a) Konsep
korupsi; b) Konsep anti korupsi; c) Upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi; d) Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran
tindak pidana korupsi; e) Gratifikasi
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Konsep korupsi
b) Konsep anti korupsi
c) Upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi
d) Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi
e) Gratifikasi
14
5) Waktu
Alokasi waktu: 1 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl
15
BAB III
DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN
Pre-test
Pembukaan
Wawasan:
Uji Keterampilan
Penutupan
16
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pre-test
Pelaksanaan pre test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
awal peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.
2. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan dan penjelasan program pelatihan
tenaga kesehatan haji Indonesia
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya
pelatihan tenaga kesehatan haji kloter dan dukungannya terhadap program
penyelenggaraan kesehatan haji.
17
c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah mulai reda karena kelompok
sudah setuju dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi.
Masing-masing peserta mulai menyadari dan muncul rasa mau menerima ide
peserta lainnya. Dalam tahap ini sudah terbentuk norma baru yang disepakati
kelompok. Pelatih berperan membuatkan ide yang telah disepakati menjadi ide
kelompok.
d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi suasana kerjasama yang
harmonis sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama. Pelatih
berperan memandu kelompok agar masing-masing peserta ikut serta aktif
dalam setiap kegiatan kelompok dan tetap menjalankan norma yang telah
disepakati.
Hasil yang didapatkan pada proses pembelajaran:
1) Harapan yang ingin dicapai
2) Kekhawatiran
3) Norma kelas
4) Komitmen
5) Pembentukan tim (organisasi kelas)
4. Pengisian pengetahuan/wawasan
Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter, Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan
Haji, Peran dan Tugas TKH Kloter dan Anti Korupsi sebagai dasar
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
18
teori dilakukan dengan tugas baca kemudian peserta diberi kesempatan untuk
menanyakan hal – hal yang kurang dipahami terkait materi. Pengetahuan dan
keterampilan yang disampaikan meliputi materi:
a. Etika Pelayanan Kesehatan Haji.
b. Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, Arab Saudi, dan Pasca Kepulangan.
c. Pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.
d. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada jemaah haji di kloter.
e. Kesehatan Penerbangan Jemaah haji.
f. Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan Haji.
g. Pengembangan Jejaring Kerja Pelayanan Kesehatan Haji secara efektif.
h. Pencatatan dan Pelaporan secara Manual dan Elektronik.
i. Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter.
6. Evaluasi penyelenggaraan
8. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta
c. Pembagian sertifikat
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta
e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang
f. Pembacaan doa
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 1
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)
22
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPD. 2
Judul Mata Pelatihan : Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji, pelayanan kesehatan haji di
Arab Saudi dan strategi penyelenggaraan kesehatan haji.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji
Waktu : 2 Jpl (T= 2; P= 0; PL=0)
Materi Media
Indikator Hasil Belajar Pokok Metode Referen
dan Alat
si
dan Sub Bantu
Materi
Pokok
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan • Ceramah • Bahan Tayang 1. UU No. 8 Tahun 2019
penyelenggaraan penyelenggaraan interaktif • Modul tentang Penyelengaraan
kesehatan haji : • Komputer/ Ibadah Haji dan Umroh
kesehatan haji 2. UU No. 36 tahun 2009
a. Tujuan Laptop
• LCD tentang kesehatan
b. Profil kesehatan 3. UU No. 36 tahun 2014
Jemaah haji • Flipchart
tentang Tenaga Kesehatan
• Spidol 4. Permenkes No. 62 Tahun
2. Pelayanan kesehatan • ATK 2016 tentang
haji di Arab Saudi Penyelenggaraan
2. Menjelaskan Pelayanan
Kesehatan Haji
kesehatan haji di Arab 5. Permenkes No 15 Tahun
3. Strategi
Saudi 2016 tentang Istitha’ah
penyelenggara
Kesehatan Jamaah Haji
an kesehatan
3. Menjelaskan Strategi 6. Permenkes No 8 Tahun
haji 2018 tentang Rekruitmen
penyelenggaraan
Petugas Kesehatan Haji
kesehatan haji
Indonesia
23
7. Permenkes No 9 Tahun
2021 tentang Petunjuk
Teknis Penyelengaraan
Kesehatan Haji di Arab
Saudi
24
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPD. 3
Judul Mata Pelatihan : Peran dan Tugas TKH Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang peran TKH kloter, tugas pokok TKHK Kloter dan alur
perjalanan TKH Kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami peran dan tugas TKH Kloter
Waktu : 3 Jpl (T=1; P=2; PL=0)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Media dan Alat
Metode Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
Permenkes Nomor 9 Tahun 2021
1. Menjelaskan 1. Peran TKH Kloter: • Ceramah Tanya • Bahan Tayang tentang Petunjuk Teknis
peran TKH Kloter a. Pengertian Jawab
• Modul Penyelenggaraan Kesehatan Haji di
b. Peran • Curah pendapat Arab Saudi
• Komputer/
laptop
• LCD
2. Menjelaskan 2. Tugas pokok TKH Kloter:
tugas pokok TKH a. Tugas TKH Kloter di • Film
Kloter daerah asal Jemaah
sebelum keberangkatan
b. Tugas TKH Kloter di
embarkasi
c. Tugas TKH Kloter di
bandara keberangkatan
dan pesawat terbang
d. Tugas TKH Kloter di
bandara kedatangan Arab
Saudi
e. Tugas TKH Kloter di
25
pemondokan Makkah dan
Madinah
f. Tugas TKH Kloter di
Arofah, Muzdalifah dan
Mina
g. Tugas TKH Kloter di
Bandara kepulangan
h. Tugas TKH Kloter di
debarkasi
26
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 1
Judul Mata Pelatihan : Etika Pelayanan Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang prinsip dasar etika dan etika pelayanan kesehatan haji Hasil Belajar
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika pelayanan kesehatan haji
Hasil belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika pelayanan kesehatan haji
Waktu : 4 Jpl (T= 1 jpl ; P= 3 jpl ; PL= 0 jpl)
28
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 2
Judul Mata Pelatihan : Manasik Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep manasik haji, manasik kesehatan haji sebelum
pemberangkatan ibadah haji, manasik kesehatan haji saat ibadah haji dan manasik
kesehatan haji setelah ibadah haji.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan manasik kesehatan haji di
Indonesia, Arab Saudi dan Pasca Kepulangan.
Waktu : 6 Jpl (T= 2 jpl ; P= 4 jpl ; PL= 0 jpl)
30
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 3
Judul Mata Pelatihan : Pengendalian Penyakit Menular pada Jemaah Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengendalian dan penanganan penyakit menular pada Jemaah
haji, identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada jemaah haji, pengelolaan kasus
suspect dan probable penyakit menular pada Jemaah haji
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengendalian dan penanganan Penyakit
menular pada Jemaah haji.
Waktu : 4 Jpl (T= 2 jpl ; P= 2 jpl ; PL= 0 jpl)
32
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 4 (Dokter)
Judul Mata Pelatihan : Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah Haji di Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik terhadap kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji
di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem triase/rujukan di
kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan medik pada Jemaah haji di kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)
33
2. Melakukan penanganan 2. Penanganan ● Panduan failure. Europian Heart
kegawatdaruratan sesuai kegawatdaruratan sesuai simulasi Journal.
kondisi dan peralatan di kondisi dan peralatan di kloter:
• Soelistijo, S.A et al. 2021.
kloter a. Konsep kegawatdaruratan Pedoman Pengelolaan dan
b. Deteksi dini dan penanganan Pencegahan Diabetes
kegawatdaruratan Mellitus tipe 2 Dewasa di
Indonesia. PB PERKENI.
34
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 4 (Perawat)
Judul Mata Pelatihan : Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah Haji di Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang asuhan keperawatan terhadap kasus yang umum terjadi pada
Jemaah haji di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/rujukan di kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di
kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)
Materi Pokok Media dan Alat Bantu
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok
Setelah mengikuti materi ini, ● Bahan Tayang
peserta mampu: ● Ceramah ● Modul ● Buku Panduan
Pelayanan Medik –
1. Melakukan asuhan 1. Asuhan keperawatan tanya jawab ● Komputer/ Laptop
PAPDI
keperawatan terhadap terhadap kasus yang ● Curah ● LCD
Pendapat ● Papan dan kertas
kasus yang umum umum terjadi pada ● Harrison’s Principles of
terjadi pada Jemaah Jemaah haji di kloter: Simulasi Flipchart Internal Medicine, 17th
haji di kloter a. Hipertensi ● Spidol Edition,
b. Gangguan faal ● ATK
● Lukito, Antonio Anna,
pada geriatric ● Phantom CPR
et.al. 2021. Konsensus
c. Diabetes mellitus ● Daftar obat
Penatalaksanaan
d. Demensia kloter Hipertensi. PERHI –
e. Psikosis akut ● Set Alat bantu Perhimpunan Dokter
f. Penyakit jantung simulasi Hipertensi Indonesia
koroner, Aritmia ● Ceklist simulasi
● Panduan ● McDonagh, Theresa, A.
dan gagal jantung
et al. 2021. ESC
g. PPOK dan Asma simulasi
Guidelines for the
h. Penyakit New diagnosis and treatment
Emerging dan Re of acute and chronic
35
Emerging (Pinere) heart failure. Europian
i. Penyakit/ kondisi Heart Journal.
akibat matra
● Soelistijo, S.A et al.
dehidrasi,
2021. Pedoman
kelelahan, jetlag, Pengelolaan dan
heatstroke, frostbite Pencegahan Diabetes
Mellitus tipe 2 Dewasa di
2. Melakukan penanganan 2. Penanganan Indonesia. PB PERKENI.
kegawatdaruratan sesuai kegawatdaruratan
● Juzar, Dafsah A. et al.
kondisi dan peralatan di sesuai kondisi dan
2018. Pedoman
kloter peralatan di kloter: Tatalaksana Sindrom
a. Konsep Koroner Akut. Edisi ke 4.
kegawatdaruratan Perhimpunan Dokter
b. Deteksi dini dan Spesialis Kardiovaskular
penanganan Indonesia (PERKI)
kegawatdaruratan
● Siswanto, Bambang B.
3. Sistem triase/rujukan di et al. 2020. Pedoman
3. Melakukan sistem Tatalaksana Gagal
kloter:
triase/rujukan di kloter Jantung. Edisi ke 2.
a. Pengertian triase Perhimpunan Dokter
b. Klasifikasi triase Spesialis Kardiovaskular
c. Mekanisme rujukan: Indonesia (PERKI)
1) Rujukan kasus
kegawatdaruratan ● Reddel, Helen, et.al.
2) Identifikasi dan 2022. Pocket Guide for
rujukan pasien safari Asthma Management
wukuf and Prevention. GINA –
3) Identifikasi dan Global Initiative for
rujukan pasien Asthma
Tanazul
● Agusti, Alvar, et.al. 2021.
Pocket Guide to COPD
36
Diagnosis, Management,
and Prevention. GOLD –
Global Initiative for
Chronic Obstructive
Lung Disease.
37
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 5 (Dokter)
Judul Mata Pelatihan : Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik kesehatan penerbangan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan kesehatan penerbangan Jemaah haji
Waktu : 3 JPL (T:1, P: 2, PL:0)
38
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 5 (Perawat)
Judul Mata Pelatihan : Kesehatan Penerbangan Jemaah haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan asuhan keperawatan pada kasus yang umum terjadi pada
Jemaah haji di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/rujukan di kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di
kloter
Waktu : 3 JPL (T:1, P: 2, PL:0)
● Permenkes No 15 tahun
2016 Tentang Isthitaah
Kesehatan Jemaah haji
● Sandrock, J. (1997).
Managing hypovolemia.
Nursing,27(2).32aa
40
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 6
Judul Mata Pelatihan : Komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang komunikasi persuasif, sikap positif pada Jemaah haji, teknik mendengar
yang baik terhadap Jemaah haji, umpan ballik secara persuasif pada Jemaah haji, softskill komunikasi persuasif
dalam pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter.
Hasil Bela jar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan komunikasi persuasif dalam pelayanan
kesehatan haji.
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0)
41
Komunikasi 1. Jakarta:
3. Melakukan teknik 3. Teknik mendengar Yayasan Kampus Tercinta-
mendengar yang baik yang baik terhadap IISIP. 2002.
Jemaah haji 6. Wursanto Ig, Drs. Etika
terhadap Jemaah haji
a. Sepuluh Kaidah Komunikasi Kantor.
Mendengar Efektif Jogjakarta: Kanisius. 1994.
b. Teknik Mendengar 7. Luft, J.; Ingham, H. (1955).
Efektif "The Johari window, a
graphic model of
4. Melakukan umpan balik 4. Umpan balik secara interpersonal awareness".
secara persuasif pada persuasif pada Proceedings of the western
Jemaah haji training laboratory in group
Jemaah haji
a. Teknik memberikan development (Los Angeles:
umpan balik UCLA).
secara efektif 8. Handy, Charles (2000). 21
b. Teknik menerima Ideas for Managers. San
umpan balik secara Francisco: Jossey-Bass.
efektif 9. Gleick, James (2011). The
Information: A History, a
5. Softskill komunikasi Theory, a Flood. Pantheon,
5. Menerapkan softskill
persuasif dalam New York, NY.
komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan 10. http://wantysastro.wordpress
pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter .com/2013/06/01/pengertian-
Jemaah haji di kloter a. Pengertian soft skill komunikasi-verbal-dan-
b. Praktik komunikasi nonverbal-beserta-contoh-
persuasif dan- slogan-produk/ Diunduh
tanggal 23 September 2014
11. Manajemenppm.wordpress.c
om/2013/07/16/menjadi-
pendengar-yang-baik
diunduh tanggal 29
September 2014.
12. http://riswantohidayat.wordpr
ess.com/komunikasi/komuni
42
k asi-verbal/mendengarkan-
efektif/ Diunduh tanggal 29
September 2014.
13. http://dasarilmukomunikasi.wo
rdpress.com/2012/08/03/jen
is-macam-macam-umpan-
balik-feedback-4/ diunduh
tanggal 29 September 2014.
14. Risang Rimbatmaja
http://www.lapangankecil.org
/teknik15_memberi_dan_me
nerima_feedback.html#sthas
h.HE9phPxs.dpuf diunduh
tanggal 29 September 2014.
15. http://finapemalang.blogspot.
com/2015/05/pengembanga
n-soft-skill.html
16. http://www.academia.edu/66
48265/MAKALAH_soft_skill
43
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 7
Judul Mata Pelatihan : Pengembangan jejaring kerja dalam pelayanan kesehatan haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang jejaring kerja pelayanan kesehatan haji dan tim jejaring kerja
Pelayanan haji yang efektif.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengembangan jejaring kerja dalam
pelayanan kesehatan haji.
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0) Penugasan daring 2 JPL (dalam BOR) dan Luring 2 JPL didampingi oleh 3 tim fasilitator
44
g. Purser (koordinator awak
pesawat)
45
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 8
Judul Mata Pelatihan : Pencatatan dan Pelaporan secara manual dan elektronik
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan tugas TKH Kloter di
kloter
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Pencatatan dan Pelaporan manual dan
elektronik dalam pelaksanaan tugas TKH Kloter di kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)
46
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 9
Judul Mata Pelatihan : Rencana Operasi Penyelenggaraan Kesehatan pada masa “critical armina” dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian Jemaah haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang naskah induk rencana operasional penyelenggaraan kesehatan haji dan
rencana operasi kesehatan
tenaga kesehatan haji kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Rencana Operasi Kesehatan Tenaga
Kesehatan Haji Kloter pada Penyelenggaraan Kesehatan Haji Masa “critical armina” dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian Jemaah haji
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0)
Materi Pokok Media
Indikator Hasil Belajar Metode Referen
dan Sub Materi dan Alat
si
Pokok Bantu
48
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter Kesehatan
Nomor : MPP. 1
Judul Mata Pelatihan : Building Learning Commitment (BLC)
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang proses perkenalan, identifikasi harapan pembelajaran,
nilai, norma dan kontrol kolektif, serta organisasi kelas
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun suasana belajar yang
kondusif dan membuat kesepakatan belajar
Waktu : 2 JPL (T=0 jpl; P=2 jpl; PL=0 jpl)
49
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPP. 2
Judul Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep korupsi, konsep anti korupsi, upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi, tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi, dan gratifikasi
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Anti Korupsi
Waktu : 1 JPL (T=1 jpl; P= jpl; PL=0 jpl)
50
a. Upaya pencegahan korupsi
b. Upaya pemberantasan
korupsi
c. Strategi komunikasi
Pemberatasan Korupsi
(PK)
4. Tata cara pelaporan dugaan 4. Tata cara pelaporan dugaan
pelanggaran tindak pidana pelanggaran tindak pidana
korupsi korupsi
a. Laporan
b. Penyelesaian hasil
penanganan pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara penyampaian
e. Tim pengadaan
pengaduan
masyarakat terpadu di
lingkungan
Kemenkes.
f. Pencatatan pengaduan
5. Gratifikasi 5. Gratifikasi
a. Pengertian gratifikasi
b. Aspek hukum
c. Gratifikasi dikatakan
sebagai tindak pidana
korupsi
d. Contoh gratifikasi
e. Sanksi gratifikasi
51
Lampiran 2
MASTER JADWAL
PELATIHAN TENAGA KESEHATAN HAJI KLOTER
SM KLASIKAL Keterangan
HARI WAKTU MATERI FASILITATOR
T P P
07.30 - 08.00 Registrasi Panitia
08.00 - 08.30 Pengarahan Program Ketua
Penyelenggara
08.30 - 09.00 Pembukaan Kepala
BBPK/Bapelkes
09.00 - 09.30 Pre-test
09.30 - 09.45 Istirahat
09.45 - 11.15 BLC 2 Pengendali
Pelatihan
DARING 11.15 - 12.00 Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga 1 Dir Peningkatan
1 Kesehatan dalam Penyelenggaraan Mutu Nakes
Pelatihan TKH Kloter
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 13.45 Anti korupsi 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes
13.45 - 15.15 Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan 2 Kepala Pusat
Haji Kesehatan Haji
15.15 - 16.00 Peran dan Tugas TKH Kloter 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes
52
SM KLASIKAL Keterangan
HARI WAKTU MATERI FASILITATOR
T P P
10.00 – 10.45 Etika Pelayanan Kesehatan Haji 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes
10.45 – 12.15 Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, 2 Fasilitator Pusat
Arab Saudi dan Pasca Kepulangan Kesehatan Haji
12.15 – 13.15 ISHOMA
13.15 - 14.45 Pengendalian Penyakit Menular Pada 2 Fasilitator Dinkes,
Jemaah Haji RS, KKP, WI
14.45 - 15.30 Pengendalian Penyakit Menular Pada 1 Fasilitator Dinkes,
Jemaah Haji RS, KKP, WI
54
SM
HARI WAKTU MATERI KLASIKAL FASILITATOR
T P P KETERANGAN
12.00 - 15.00 Registrasi
LURING
1 Pengendali
15.00 - 17.00
Pengarahan Pembelajaran luring pelatihan
57
Lampiran 3
1. Peserta
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
a. Pre-test untuk penjajakan awal dan Post test untuk mengukur pemahaman
peserta terhadap materi yang diterima.
b. Uji Komprehensif
c. Uji Keterampilan
d. Evaluasi Sikap dan Perilaku
58
2. Pelatih/fasilitator
Untuk evaluasi pelatih, dapat menggunakan form berikut:
FORM EVALUASI PELATIH/FASILITATOR
Nama Pelatihan :
Nama Tenaga Pelatih :
Mata Pelatihan :
Hari / Tanggal :
Waktu/Jampel/Sesi :
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
50 60 70 80 90 100
1 Penguasaan materi
2 Sistematika penyajian
3 Kemampuan menyajikan
4 Ketepatan waktu kehadiran dan menyajikan
5 Penggunaan metode dan sarana pelatihan
6 Sikap dan Perilaku
7 Cara menjawab pertanyaan dari peserta
8 Penggunaan bahasa
9 Pemberian motivasi kepada peserta
10 Pencapaian tujuan pembelajaran
11 Kerapian berpakaian
12 Kerjasama antar tenaga pengajar
Saran-saran:
……………………………………………………………………………………………………
……………..
……………………………………………………………………………………………………
……………..
Keterangan:
Tulis nilai yang Saudara berikan pada kolom yang tepat. Misalnya Saudara memberi nilai
67, maka tulis:
50 60 70 80 90 100
67
59
4. Penyelenggara
Petunjuk Umum:
Berikan tanda √ pada kolom berikut ini sesuai dengan penilaian saudara:
Sangat kurang: < 55; kurang: 60 - 65; cukup:70 - 75; baik: 80 - 90; sangat baik:
95 – 100
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
5555 6060 656570707575808085859090959510100
1 Efektifitas
penyelenggaraan
2 Relevansi program
pelatihan dengan
pelaksanaan tugas
3 Persiapan dan
ketersediaan sarana
pelatihan
4 Hubungan peserta dengan
penyelenggara pelatihan
5 Hubungan antar peserta
6 Pelayanan kesekretariatan
7 Kebersihan dan
kenyamanan ruang kelas
8 Kebersihan dan
kenyamanan ruang makan
9 Kebersihan dan
kenyamanan kamar
10 Kebersihan toilet
11 Kebersihan halaman
12 Pelayanan petugas
resepsionis
13 Pelayanan petugas ruang
kelas
14 Pelayanan petugas ruang
makan
15 Pelayanan petugas kamar
16 Pelayanan petugas
keamanan
17 Ketersediaan fasilitas olah
raga, ibadah, kesehatan
1. Fasilitator:
……………………………………………………………………………………………..…
……
2. Penyelenggara/pelayanan panitia:
……………………………………………………………………………………………..…
……
60
3. Pengendali pelatihan:
………………………………………………………………………….………………………….
61
Lampiran 4
62
STUDI KASUS 1
TOPIK /MASALAH:
“MENERAPKAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI.”
ALUR CERITA:
KASUS 1
Saat di embarkasi, Petugas TKHI tiba di asrama melaksanakan tugasnya mulai dari
penerimaan Jemaah, memantau kondisi Jemaah selama di pondokan, mengecek
Jemaah sakit di klinik embarkasi, memetakan Jemaah risti dari manifest, hingga
mengawal Jemaah menuju pesawat (Bandara). Saat di bandara, Jemaah menunggu
antrian masuk, petugas TKHI berkordinasi membagi tugas dengan rekan TKHI kloternya.
Jemaah haji semua sudah masuk pesawat. Setelah pesawat take off, dan pramugari
membagikan makanan, petugas pun melaksanakan tugasnya selama di pesawat.
Beberapa jam di pesawat, saat sebagian Jemaah sudah pada beristirahat, pramugari
melaporkan ada Jemaah yang sakit kepala dan mengeluh nyeri ulu hati yang butuh
bantuan. Petugas kesehatan kemudian mendatangangi Jemaah dan memberikan
pelayanan.
Saat landing pun tiba, pesawat telah mendarat di Bandara Arab Saudi, petugas TKHI
mendampingi Jemaah untuk melakukan pengecekan keimigrasian serta memantau
kesehatan Jemaah.
Tugas:
Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan core value BerAKHLAK pada saat di
embarkasi, pesawat dan bandara kemudian Sajikan di depan kelas!
KASUS 2
Jemaah haji tiba di hotel Madinah dan memasukkan barangnya sesuai pembagian
kamar. Namun ada beberapa Jemaah yang bergegas ke Masjid Nabawi. Petugas
kesehatan berbagi tugas melakukan pemantauan kesehatan Jemaah dan memberikan
pelayanan Jemaah sakit.
Setelah 8 hari lebih di Madinah Jemaah haji kloter mulai bersiap untuk menuju ke
Makkah. Saat mau mengambil miqat di Bir Ali, ada Jemaah sakit yang mengeluh sesak
napas. Petugas pun melakukan penanganan terhadap Jemaah.
Setelah perjalanan sekitar 7-8 jam dari Madinah menuju Makkah, Jemaah haji pun tida
di pemondokan (hotel) di Makkah. Setelah meletakkan barang di kamar, Jemaah pun
buru-buru untuk umroh wajib. Petugas kesehatan berbagi tugas memberikan pelayanan
kepada Jemaah haji.
Tugas:
Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan Core Value BerAKHLAK pada saat di
Madinah dan Makkah. kemudian Sajikan di depan kelas!
KASUS 3
Sehari sebelum wukuf, ssat tarwiyah (8 Dzulhijjah), Jemaah haji mulai diberangkatkan
secara taraddudi (berurutan sesuai qur’ah) menuju Arafah. Petugas kesehatan
melakukan tugasnya, memantau dan memberikan pelayanan kesehatan.
63
Saat di Arafah, menjelang wukuf, Jemaah kloter Anda mengeluh pusing dan lemas.
Jemaah tersebut adalah Jemaah risti pada KKHInya. Petugas kesehatan pun
menangani Jemaah.
Selesai prosesi wukuf, petugas melaporkan kondisi kesehatan Jemaah haji dan bersiap
mendampingi Jemaah untuk menuju Muzdalifah dengan mengkondisikan Jemaah untuk
tidak berdesak-desakkan, memantau Jemaah risti.
Setiba di Muzdalifah, petugas terus melakukan pemantauan kondisi Jemaah mengingat
kondisi medan di Muzdalifah dimana Jemaah berada di suatu tempat/padang luas
beratap langit dan diterpa dingin angin malam ditambah lagi kondisi fisik Jemaah yang
sudah mulai Lelah setelah menjalani prosesi haji wukuf di Arafah. Ketika petugas
berkeliling melakukan visitasi Jemaah, didapatkan salah satu Jemaah haji mengeluh
sesak. Dan petugas pun melmberikan pelayanan kepada Jemaah.
Setelah lewat tengah malam Jemaah pun bergerak menuju Mina dan bersiap untuk
melontar jumroh Aqobah. Petugas pun melakukan pemantauan kesehatan Jemaah.
Tugas:
Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan Core Value BerAKHLAK pada saat di
arafah, muzdalifah dan Mina, kemudian Sajikan di depan kelas!
64
FORMAT OBSERVASI PENERAPAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI
Kelompok penilai :
Penilaian
No Penerapana Etika Catatan Hasil (√)
Pengamatan
1 2 3 4
Etika Petugas terhadap diri sendiri
1 Melaksanakan Peran sebagai TKH Kloter
2 Melaksanakan Tugas-tugas sebagai TKH
Kloter
3 Menerapkan akhlak dan perilaku mulia
4 Memakai pakaian seragam yang sopan
dan sesuai dg syariat Islam
Total: 16
Etika Petugas terhadap sesama Petugas
1 Memperlakukan sesama petugas dengan
baik sebagaimana dirinya ingin
diperlakukan
2 Bekerja sama dengan baik dengan sesama
TKH Kloter
3 Bekerja sama dengan baik dengan petugas
TPHI dan TPIHI
4 Bekerja sama dengan baik dengan TKH
Non kloter seperti petugas di sektor, KKHI
dan petugas lainnya.
5 Menerapkan sopan santun dan akhlak
mulia pada saat berinteraksi dan bekerja
sama
Total: 20
Etika Petugas terhadap Jemaah haji
1 Memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya
2 Menerapkan sopan santun dan akhlak
mulia pada saat berinteraksi dan memberi
pelayanan kepada Jemaah haji
(dhuyufurrahman).
3 Mengutamakan tugasnya dalam melayani
jemaah daripada kepentingan pribadi.
Total: 12
Total Skor: 16+20+12 = 48
65
FORMAT OBSERVASI
PENERAPAN CORE VALUE BerAKHLAK pada Pelayanan Kesehatan haji
Penilaian
No Penerapana Core Values Catatan (√)
BerAKHLAK Hasil Pengamatan
1 2 3 4
BERORIENTASI PELAYANAN
1 Memahami dan memenuhi kebutuhan
jemaah haji (pembinaan, pelayanan &
perlindungan) sesuai dengan lokus
tugas
2 ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan dalam memberikan
pelayanan kesehatan haji
3 melakukan perbaikan tiada henti
dalam memberikan pelayanan kepada
jemaah haji
AKUNTABEL
1 melaksanakan tugas melayani jemaah
haji dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi
2 Menggunakan kekayaan
dan fasilitas/ barang milik negara
secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien
3 Tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatan atau tugas sebagai TKH Kloter
yang diberikan
KOMPETEN
1 meningkatkan kompetensi diri dalam
memberikan layanan kepada jemaah
haji untuk menjawab dinamika dan
tantangan layanan yang selalu berubah
2 membantu rekan petugas sesama TKH
Kloter, petugas kesehatan haji lain,
jemaah haji serta jejaring kerja
pelayanan haji baik di tanah air dan di
Arab Saudi untuk belajar atau
mengembangkan diri
3 melaksanakan tugas sebagai TKH
Kloter dengan kualitas terbaik
HARMONIS
66
Penilaian
No Penerapana Core Values Catatan (√)
BerAKHLAK Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1 menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya dalam setiap pelayanan
haji yang diberikan sejak di tanah air
dan juga di Arab Saudi
2 suka menolong orang lain untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan
haji
3 membangun lingkungan kerja
pelayanan kesehatan haji kloter yang
kondusif
LOYAL
1 memegang teguh
ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia
kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan
yang sah dalam melaksanakan
tugas sebagai TKH Kloter
2 menjaga nama baik pribadi, sesama
petugas, pimpinan, instansi, dan negara
selama bertugas sebagai TKH Kloter
3 menjaga rahasia jabatan dan negara
dalam pelaksanaan tugas sebagai TKH
Kloter
ADAPTIF
1 cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan
2 terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
3 bertindak proaktif dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada jemaah
haji
KOLABORATIF
1 memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi dalam
pelayanan Kesehatan haji
2 terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah dalam
pelayanan Kesehatan haji
3 menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan Bersama
dalam pelayanan Kesehatan haji
Total Skor @3x 4 x 7 = 84
67
PEDOMAN PENILAIAN ROLE PLAY
1. Kelompok lain memberikan penilaian pada FORMAT OBSERVASI
CHECKLIST ROLE PLAY, Untuk etika dan core Values BerAKHLAK
pelayanan Kesehatan haji.
a. Cek list Etika
b. Cek List Core Value BERAKHLAK
2. Pemberian nilai terhadap aspek yang ada dicek list dengan menggunakan
Skala Likert dengan skala 1 sampai dengan 4 diberikan tanda cek (V)
pada:
a. Nilai 1 = Tidak dilakukan
b. Nilai 2 = Jarang dilakukan
c. Nilai 3 = Dilakukan, tapi tidak optimal
d. Nilai 4 = Dilakukan secara Optimal
3. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
4. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian dijumlahkan.
Perhitungan skor akhir: (Jumlah skor diperoleh/ total skor) x 100% = Nilai
Kelompok.
68
PANDUAN PENUGASAN SIMULASI
MPI 2. MANASIK KESEHATAN HAJI DI INDONESIA, SELAMA DI ARAB SAUDI
DAN PASCA KEPULANGAN
b. Pelaksanaan
1) Peserta melakukan diskusi kelompok (25 menit)
2) Peserta memaparkan dan mensimulasikan kasus berdasarkan hasil diskusi
(25 menit)
3) Fasilitator memberikan umpan balik dan melakukan pembahasan terhadap
simulasi kasus yang telah dilakukan (30 menit)
Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :
70
Manasik Kesehatan Haji Dimasa Keberangkatan:
Kasus 1
Seorang Jemaah haji wanita berumur 65 tahun datang ke puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan. Hasil pemeriksaan didapatkan Hipertensi
Grade 1 terkontrol, DM Type 1 terkontrol dan arthritis genu dextra et sinistra.
Sebagai calon Tim Kesehatan Haji Kloter, simulasikan apa yang akan anda lakukan
terkait hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, dan pembinaan yang akan anda lakukan
sampai jemaah haji tersebut berangkat ke Arab Saudi.
Kasus 2
71
Kasus 2
Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI, TPIHI
dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan manifest
didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK. Berdasarkan
laporan selama penyelenggaraan ibadah haji, diketahui 10 hari menjelang Armuzna,
beberapa jemaah yang terkonfirmasi risti dengan komorbid dilaporkan diajak oleh
pembimbing KBIH mengikuti city tour, lalu diajak untuk melaksanakan ibadah umrah
sunah berkali-kali sehingga mengeluh kelelahan.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter SOC 30, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
agar jemaah tetap dalam kondisi optimal saat pelaksanaan ibadah haji.
Kasus 3
Pada Kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH. Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah
jemaah risti dengan komorbid DM, PJK, HT, senility dan PPOK sebanyak 75%. Jemaah
sangat antusias dalam menjalankan ibadah Arbain disertai kegiatan city tour sekitar
madinah. Pada hari ke lima banyak jemaah resti tersebut yang mengeluh kelelahan.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter SUB 55, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk mempersiapkan jemaah Haji SUB 55 dalam perjalanan menuju Mekkah dengan
perjalananan kurang lebih 8 jam dan persiapan umrah wajib serta menjaga agar jemaah
tetap dalam kondisi optimal sampai pelaksanaan ibadah haji.
Kasus 4
Jemaah Haji Wanita berusia 65 tahun berasal dari kloter MES 12 saat di Wukuf Arafah
menolak untuk minum, dengan alasan takut sering ke WC untuk buang air kecil, karena
antrian yang Panjang di WC di Arafah, sementara suhu di Arafah saat wukuf
menunjukkan angka 44°C.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter MES 12, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama wukuf di
Arafah dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian prosesi Ibadah Haji.
Kasus 5
Jemaah haji pria berusia 67 tahun asal Embarkasi JKS 26 dengan riwayat DM Type II
terkontrol dan dyspepsia. Pada saat Mabit di Mina, jemaah haji tersebut ingin segera
menyelesaikan rukun haji dan melontar jumrah Aqobah agar bisa segera tahalul awal
sehingga bisa terbebas dari kewajiban membayar Dam karena melanggar larangan
ihram. Keinginan ini berpotensi menyebabkan jemaah haji melanggar waktu larangan
melontar jumrah. Situasi di Mina, telah padat oleh jemaah yang akan menjalani mabit di
Mina. Diberlakukan jadwal melontar jumrah bagi jemaah haji berdasar asal Negara.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di Kloter JKS 26 simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama Mabit di
Mina dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian prosesi Ibadah Haji.
72
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter JKG 06, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama perjalanan
di pesawat saat kepulangan ke tanah air.
Kasus 2
Jemaah haji pria berusia 67 tahun asal Embarkasi JKS 52 dengan riwayat PPOK derajat
II, DM Type II terkontrol dan Hipertensi Grade II terkontrol. Telah menyelesaikan
rangkaian ibadah haji, saat ini akan melanjutkan perjalanan menuju Madinah untuk
melaksanakan Ibadah Arbain dan Ziarah di Madinah.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter MES 12, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama di Madinah
dan kepulangan ke tanah air.
73
LEMBAR PENUGASAN PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
MPI 3. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PADA JEMAAH HAJI
5. Langkah- :
langkah
a. Persiapan diskusi kelompok (5 menit)
1) Para fasilitator memberikan penjelasan tentang penugasan dalam
kelompok bersama;
75
KASUS MPI 3:
Tugas:
2. Salah seorang jemaah mengeluh leher agak kaku setelah beberapa hari menderita
demam, keluhan lainnya juga ada batuk dan nyeri otot. Dalam kesehariannya jemaah
tersebut jarang sekali menggunakan masker dan menurut cerita dari teman
sekamarnya bahwa jemaah sering sekali mudah tersinggung jika ditegur oleh
temannya.
Tugas:
Apa langkah yang dilakukan dan apa saja yang dapat diidentifikasi dari kasus
tersebut?
3. Dua dari lima jemaah yang tinggal dalam kamar yang sama mengalami keluhan batuk
dan sesak nafas. Setelah dilakukan investigasi diketahui bahwa rombongan kedua
jemaah tersebut bepergian wisata ke Hudaibiyah yang terkenal dengan peternakan
unta. Hampir semua jemaah tidak menerapkan protocol kesehatan yang ketat.
Tugas:
Bagaimana petugas kesehatan menyikapi hal tersebut? Hal apa yang harus dilakukan
oleh petugas kesehatan untuk identifikasi, kendali dan penanganannya?
76
PENILAIAN KELOMPOK PENYAJI DAN KELOMPOK PENAGGAP BERDASARKAN
KASUS
C. Kelompok Penanggap
Jemaah haji Catatan Kelompok ….
1) Bersikap Positif
2) Memberikan informasi
3) Mendengar efektif
4) Menerima umpan balik
5) Memberikan umpan balik
77
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK DAN SIMULASI
MPI 4. PELAYANAN MEDIK DAN ASUHAN KEPERAWATAN JEMAAH HAJI
DI KLOTER
78
LEMBAR KASUS MPI 4:
1. Jemaah bernama Ny. U, berumur 55 tahun dari SOC 05 saat menunggu antrian
naik bis di Bandara AMMA Madinah merasakan sakit kepala, pusing berputar,
nyeri daerah tengkuk kepala, dari hasil pemeriksaan TD: 210/100 mmHg,
frekwensi napas: 26x/menit, Nadi: 85x/menit, Suhu: 36 oC. Sakit kepala yang
dirasakan semakin berat kemudian terjadi penurunan kesadaran, lemas pada
ekstremitas dekstra, nafas ngorok lidah jatuh. Berdasarkan data siskohatkes
jemaah mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, jemaah tidak kontrol
teratur ke petugas kesehatan.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
2. Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak
setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak
bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan
memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh
36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal
paru.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
3. Seorang jemaah laki-laki usia 56 thn berasal dari kloter JKG 05 ditemukan
tergeletak lemah di WC 9 basement 3 masjid Nabawi, jemaah tampak kesakitan
jemaah memegang dadanya dan menyatakan bahwa dadanya seperti terhimpit
benda berat. Jemaah tampak berkeringat sehingga membasahi seluruh bajunya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/110 mmHg, Nadi 110 x/menit, RR 22
x/menit. Jemaah mempunyai Riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
C. Apa yang akan dilakukan oleh tim jika ternyata TD 90/60 mmHg?
79
5. Seorang jemaah laki-laki umur 64 tahun SUB 07 sepulang dari Masjidil Haram
dilaporkan teman sekamarnya tampak jemaah sesak nafas, batuk berdahak.
Jemaah setiap hari menjalankan ibadah umroh. Riwayat perokok berat. Riwayat
sesak hilang timbul sejak di tanah air dan biasanya memakai inhaler untuk
menghilangkan sesak. Pada pemeriksaan fisik TD 130/70 mmHg, Nadi 98x/menit,
RR 28 x/menit. Suara paru ronchi +/+, wheezing +/+.
A. Apa diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
6. Jemaah haji bernama Tn. M, berumur: 56 Tahun, pada saat mabit di Musdalifah
ditemukan pukul 01.00 WAS dengan keluhan kurang lebih 2 jam sesak berat,
lemas, gelisah. Sebelum ditemukan petugas, Jemaah telah diberikan obat
salbutamol oleh keluarga karena sesak nafas bertambah. Tingkat kesadaran:
compos mentis, TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 29 x/menit, Suhu:
36,8°C, nafas cepat dan dangkal, bunyi nafas wheezing.
A. Apa diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penangan kasus di atas!
7. Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak
lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin,
nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi
jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya.
Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54
mg/dl.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
8. Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah
selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu
cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa,
disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan
dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80,
nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Lakukan simulasi penanganan pada kasus di atas!
80
9. Saat visitasi di hotel petugas dilaporkan ada seorang Jemaah haji Tn A, 28 thn
asal kloter UPG 25 yang tampak bicara sendiri, tertawa sendiri, dan merasa
dibicarakan oleh orang lain. Kadang – kadang memukul dan mengejar Jemaah
lain yang ada disebelahnya, dan mengancam akan membunuh ibunya yang juga
ikut sebagai jemaah haji dalam satu kloter. Menurut informasi dari ibunya TN A
sering mendapat perlakuan bully oleh temen – teman sekantor dan lingkungan
rumahnya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi 98 x/menit,
RR 24 x menit.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
10. Seorang jemaah Tn. N umur 48 tahun asal JKS 07 datang ke dokter kloter di hotel
Makkah dengan keluhan sesak nafas disertai demam tinggi sejak tadi malam,
pegal-pegal, nyeri sendi, pilek, batuk, nyeri menelan dan lemas. Riwayat penyakit
lainnya disangkal. Dari pemeriksaan fisik GCS E4, V5, M6, TD 110/80 mmHg,
Nadi: 100x/menit, RR: 28 x/menit, Suhu: 38,8°C, Saturasi O2 92 % room air.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
11. Seorang jemaah laki – laki berumur 56 tahun dari Kloter JKS 20, ketika pulang dari
sholat Jumat di pelataran Masjidil Nabawi tiba–tiba jatuh pingsan di lobi hotel.
Menurut informasi jemaah lain, jemaah tersebut sejak jam 9.00 WAS sudah berada
di pelataran masjid karena mengantri untuk sholat Jumat, pada saat itu suhu di
pelataran Masjidil Nabawi 45° C udaranya sangat panas dan berdebu. Jemaah
merasa kelelahan, sakit kepala, kulit kering dan panas. Dari hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 X per menit, suhu tubuh 39° C, frekwensi
nafas 28 x/menit, saturasi O2 94 %.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
81
LEMBAR PENUGASAN PANDUAN ROLE PLAY
MPI 5. KESEHATAN PENERBANGAN JEMAAH HAJI
1. Judul Materi : Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
2. Tujuan : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan
kesehatan penerbangan Jemaah haji
3. Waktu : 2 JPL (90 menit)
4. Bahan : a. Bahan tayang
b. Modul
c. Komputer/laptop
d. LCD
e. Flipchart set
f. Lembar kasus
5. Langkah- :
langkah
a. Persiapan role play (5 menit)
1) Peserta dibagi dalam 3 kelompok (terdiri dari dokter dan perawat secara
proporsional) dengan kasus yang berbeda. Untuk pemilihan kasus dilakukan
secara acak, untuk dilakukan role play secara urut dari pre-in-post flight
2) Setiap kelompok mendiskusikan kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario bermain peran sesuai dengan hasil diskusi kasus
masing-masing
3) Menyiapkan alat tulis dan bahan untuk persiapan bermain peran
4) Kelompok yang belum tampil, diberikan tugas sebagai observer untuk
mengamati hal hal yang harus dilakukan oleh peserta yang bermain peran.
b. Pelaksanaan (85 menit)
1) Setiap kelompok membuat skenario role play sesuai kasus masing-masing
(15 menit)
2) Setiap kelompok memainkan peran sesuai skenarionya (masing-masing
maksimal 15 menit)
3) Kelompok observer memberikan hasil pengamatan berupa tanggapan,
saran, masukan terhadap kelompok yang sedang memainkan peran
(maksimal 5 menit)
4) Fasilitator menguatkan, merangkum dan menyimpulkan dari bermain peran
(10 menit).
82
LEMBAR KASUS
1. Kasus pre-flight (Fraktur tertutup 1/3 distal tungkai dextra)
Saat proses boarding di SG 1 Asrama Haji Pondok Gede, seorang Jemaah haji
bernama Ny M (55 tahun) kloter 5 JKG terlihat agak kesulitan dalam berjalan
karena mempunyai berat badan berlebih. Setiba di Bandara Soekarno Hatta dan
Jemaah satu persatu mulai turun dari bus, Ny M berteriak kesakitan karena
terjatuh saat menuruni tangga bus. Petugas kesehatan segera menghampiri Ny M
dan melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data sebagai
berikut: Tungkai kanan bawah teraba nyeri dan tampak mulai oedema. TD: 150/90
mmHg, nadi 120xmnt, Saturasi 98%.
b. Untuk Observer
83
FORMAT OBSERVASI ROLE PLAY (IN FLIGHT)
a. Untuk fasilitator
b. Untuk Observer
No Kegiatan Hasil Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
1
2
3
4
5
84
FORMAT OBSERVASI ROLE PLAY (POST FLIGHT)
a. Untuk Fasilitator
b. Untuk Observer
85
PANDUAN PENUGASAN
MPI 6. KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HAJI
❖ Waktu diskusi selama 15 menit, pemaparan 5 menit dan klarifikasi oleh fasilitator
10 menit. (30 menit)
86
…… …….
4. …………………………………… ……………………………………………
…… …….
5. …………………………………… ……………………………………………
…… …….
Kemudian kumpulkan hasil yang anda buat dengan yang teman-teman anda buat dan
tuangkan pada tabel berikut ini:
Bagaimana :
Mengapa :
Alasan :
Mengapa?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
Betulkah hal-hal yang anda tuliskan tadi merupakan tugas seorang TKH? Apakah
anda yakin?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
Renungkan lagi seberapa berat tugas seorang TKH? Tuliskan apa yang akan
anda renungkan?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
Cerita 1:
Suatu ketika, Heru menunaikah thawaf. Ia mengumandangkan kalimat talbiyah
bersama jutaan jemaah lain dari penjuru dunia. “Labbaik allahuma labbaik,’ aku datang
memenuhi seruan-Mu, ya Allah, aku datang….”
Lantai Masjidil Haram tampak sejuk di kaki Heru. Ya, lantai itu sudah diinjak oleh
berpuluh bahkan beratus juta jemaah haji sejak dahulu kala. Lantai itu merekam
keshalehan dan niat baik manusia yang ingin dekat dengan Tuhannya. Heru kini
menjejak lantai masjid suci itu mengelilingi satu bangunan suci yang menjadi
pemersatu umat Islam dunia dari segala zaman, yakni Ka’bah.
Sedang asyik dan khusyuk melangkahkan kaki mengelilingi Ka’bah, tiba-tiba Heru
merasakan nyeri luar biasa di kakinya. Ia berteriak tertahan. Rasa sakit itu seperti
menyengat dan membuatnya langsung terpincang-pincang dan tak mampu lagi berdiri
dengan benar. Heru begitu terkejut karena merasakan ada cairan lengket dari telapak
kakinya. Rupanya kakinya sudah berlumuran darah yang mengalir dan membasahi
lantai Masjidil Haram di dekat Ka’bah.
Kakinya yang semula sehat dan baik-baik saja itu rupanya kini sudah terluka dengan
luka sayatan. Bentuknnya memanjang seperti membelah telapak kakinya menjadi dua.
Luka sayatan itu mirip dengan luka sayatan pisau yang tajam. Heru terduduk pucat, tak
mengerti apa yang menimpanya itu. Sungguh tak mungkin ada pisau atau silet
tergeletak di lantai masjid yang kemudian ia injak hingga membuat kakinya tersayat
demikian rupa. Juga tak ada batu kerikil tajam atau pecahan kaca yang menancap di
kakinya. Lagipula sungguh tak mungkin benda-benda itu ada di lantai masjid yang
selalu dijaga dan dirawat dengan sangat baik itu.
Dengan nanar, Heru menatap lelehan darahnya di lantai. Ia beringsut lemas tak
mengerti kenapa itu semua terjadi. Orang-orang yang ada di sekitarnya juga seperti tak
terlalu memperhatikannya, mereka tetap berjalan memutar menunaikan thawaf. Heru
menarik dalam-dalam nafasnya. Dalam kebingungan dan kepanikannya, ia berujar
pelan menyebut nama Allah. “Saya pasrah, ya Allah, saya pasrah atas apa yang
Engkau timpakan padaku, aku berserah diri kepada-Mu,” ujar Heru lirih sambil
menahan sakit.
Saat itulah, tiba-tiba, ada seorang kakek yang menghampirinya. Kakek itu
memperhatikan luka Heru yang kini sudah terduduk lemas. Sesaat kemudian, kakek
itu menyerahkan sebuah botol air kepadanya.
“Ini air zam-zam. Usaplah luka di kakimu ini dengan air ini, insya Allah, Allah akan
memberi kesembuhan,” ujar kakek itu pelan.
Heru kemudian menerima botol tersebut. Dengan air yang ada di dalamnya Heru
mengusap luka di telapak kakinya. Rasa sejuk hadir saat air tersebut menyentuh
90
lukanya. Heru kemudian kembali membasuh luka tersebut sambil mengurut-urut
telapak kakinya itu. Perlahan rasa sakitnya mereda, bahkan sesaat kemudian luka
sayatan itu seperti merapat dan darah tak lagi mengalir dari luka itu. Sejurus kemudian,
kaki Heru seperti sembuh total. Dan darah yang tadi berceceran di lantai tak tampak
lagi seperti hilang entah kemana.
Dengan luapan gembira, Heru mengucap tahmid berulang kali. Sungguh kejadian itu
seperti merasuk dalam dirinya. Ia tak mengerti, tapi nyata dan menyentuh kalbunya
untuk lebih dekat menyebut nama Allah. Saat itulah Heru tersadar akan kakek yang
tadi menolongnya dan menyerahkan botol air zam-zam untuk mengobati lukanya. Tapi
kakek itu ternyata sudah tak ada lagi di hadapannya.
Cerita 2:
Namanya Muamma. Juragan kapal asal Sumenep, Madura. Kulitnya gelap, berpeci
putih, dan masih mengenakan kain ihram.
"Alhamdulillah saya ketemu sampeyan di sini. Saya sudah muter-muter nyari teman
seperti sampeyan tapi tidak ketemu," kata Muamma saat bertemu di pelataran pintu
King Abdul Aziz Masjidil Haram, Sabtu (28/9) menjelang Maghrib.
Muamma tiba di Masjidil Haram sejak Rabu (25/9). Namun ketika ditemui di halaman
depan Zamzam Tower itu, Muamma masih mengenakan kain ihram. Dia mengaku baru
saja melaksanakan tawaf sunah.
"Saya sudah berputar-putar, tapi tidak kelihatan orang- orang yang berpakaian seperti
Bapak," kata Muamma.
Saya bertiga memang berniat ke Masjidil Haram sore itu untuk membantu jemaah yang
lepas dari rombongan. Sebagai petugas haji, kami diwajibkan mengenakan baju
seragam warna biru dan bercelana hitam dengan dilengkapi kartu identitas petugas.
"Bapak sebelumnya sudah ketemu saya ya. Sudah dua kali berarti Bapak kesasar,"
kata Kasi Keamanan Daerah Kerja Makkah Asep Abdullah kepada Muamma.
Sekalian membantu jemaah yang kesasar, kami juga hendak melihat kantor baru
Sektor Khusus. Anggota sektor ini terdiri dari TNI/Polri dan tenaga musiman yang
punya tugas khusus membantu jemaah yang terpisah dari rombongan maupun yang
kehilangan barang dan uang.
"Semua pintu sama di sini, atapnya juga sama. Bingung saya," kata Muamma dengan
logat khas daerahnya. Pria sepuh berusia 60-an tahun ini berangkat dari pemondokan
di daerah Mahbas Jin sejak pukul 02.00 dini hari.
Saat bertemu kami senja hari itu, tak tampak kelelahan di raut wajah pria beristri dua
dengan empat anak ini. Tetap senyum dan sesekali bercanda tentang keinginannya
yang belum kesampaian mendapatkan obat penambah tenaga.
Cerita 3:
Pas adzan Ashar, kemarin, di Sektor 2 wilayah Mahbas Jin, Selamet bin Ranawijaya
tiba dari Jeddah. Bukan untuk melaksanakan umrah dia tiba di Makkah, karena ternyata
Selamet sudah menunaikan tawaf.
"Setelah tawaf lima putaran, saya terlepas dari rombongan," kata kakek berusia 70
tahun asal Labuan Batu Sumatra Utara.
Karena terpisah dari rombongan, kakek yang tampak tegar saat ditemui itu berinisiatif
mencegat taksi. Kepada sopir taksi, Selamet meminta diantar ke asrama haji.
Terjadilah kesepakatan, Selamet mesti membayar 15 riyal, harga yang normal. "Di
Jeddah ada asrama haji kan?" katanya kepada sang sopir, mengisahkan.
Beruntung, sang sopir menurunkan Selamet yang menjual 18 ekor sapi untuk biaya
pergi haji ini di pasar dan kemudian ditemukan oleh warga Indonesia yang bermukim
di Jeddah.
91
Umpan Perihal Jumlah Sesuai dengan isi pembicaraan/tidak
balik
….. … …..
…………………… …………………………………………………
….. …..
…………………… …………………………………………………
….. …..
…………………… …………………………………………………
….. …..
…………………… …………………………………………………
….. …..
92
PANDUAN BERMAIN PERAN/ROLE PLAY DAN GAME
MPI 7. PENGEMBANGAN JEJARING KERJA PELAYANAN KESEHATAN HAJI
SECARA EFEKTIF
5. Langkah-langkah :
a. Persiapan (5 menit)
1) Peserta dibagi dalam 3 kelompok (setiap kelompok terdiri dokter dan perawat secara
proporsional).
a) Kelompok satu : studi kasus 1
b) Kelompok dua : studi kasus 2
c) Kelompok tiga : studi kasus 3
94
KASUS MPI. 7
KASUS 1:
Kloter 96 JKG sedang mempersiapkan kegiatan puncak haji. Beberapa Kelompok Regu pada
Karom 7 jutstru bertambah semangat untuk melakukan ibadah sunnah dan city tour sekitar
kebun korma. Petugas TKH Kloter sedang melakukan visitasi di kamar jemaah di maktab dan
menjumpai jemaah risti sedang mempersiapkan ikut kegiatan city tour sekaligus umroh sunnah
yang ke 15 dalam kelompok regu tersebut. Jemaah Risti 67 tahun di lakukan pemeriksaan TD
170/100 saat ditanyakan mengeluh sedikit pusing namun tetap bersikeras ikut kegiatan umroh
tersebut. Petugas TKH Kloter menyarankan tunda kegiatan karena puncak haji tinggal
beberapa hari. Yang menarik Ketua regunya menyarankan nenek sebaiknya ikut kegiatan
umroh sunnah, karena sayang kesempatan untuk ibadah umrohnya. Respon Karom cenderung
membiarkan kondisi tersebut. Hal ini menimbulkan sedikit ketegangan antara TKH Kloter, Karu,
Karom dan jemaah tersebut sehingga sedikit menimbulkan suasana ribut di
maktab.Pembimbing Ibadah Haji dan Ketua Kloter akhirnya datang untuk melihat situasi di
maktab tersebut.
Tugas kasus 1:
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran dan gaya penyelesaian konflik dari masing masing dari komponen yang ada dalam
kasus
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.
KASUS 2.
Kloter 3 LOP merupakan gelombang 1 sedang berada di Madinah. Kegiatan jemaah adalah
melaksanakan sholat berjemaah di masjid Nabawi dan city tour di sekitar kota
Madinah. Seorang jemaah melaporkan kepada Ketua Rombongan bahwa teman sekamarnya
wanita 60 tahun tampak lemah dan diam sejak tadi pagi. Pada malam sebelumnya kelompok
tersebut melakukan city tour di Madinah, dan jemaah tersebut sering mengeluh lemas, gemetar
dan pusing berputar. Petugas PPIH Kloter melakukan visitasi ke kamar tersebut untuk
melakukan pemeriksaan kondisi jemaah tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan jemaah
sudah wafat. Petugas PPIH Kloter bersama tim dan ketua kloter melakukan pelayanan
kesehatan haji dengan mengembangkan jejaring keja yang ada di kloter tersebut.
Tugas kasus 2
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran komponen jejaring kerja yang ada dalam kasus tersebut.
95
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.
KASUS 3.
Kloter 58 SUB sedang melakukan persiapan thawaf wada menjelang kepulangan ke tanah air.
Terdapat 1 orang jemaah haji usia 56 tahun yang sedang di rawat KKHI karena mengalami
kecelakaan sehingga harus operasi. Jemaah tersebut merupakan anggota dari Rombongan 7,
dimana terdapat istri dari jemaah yang sakit. Melihat kondisi yang swaminya istri bersikeras
ingin menemani swaminya dan tidak mau ikut pemulangan kloternya. Karu dan Karom sedikit
kebingungan melihat kondisi tersebut dan meminta saran saran dari petugas kloter.
Tugas kasus 3
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran komponen jejaring kerja yang ada dalam kasus tersebut.
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.
96
FORMAT OBSERVASI PENERAPAN
PENGEMBANGAN JEJARING KERJA
DALAM PELAYANAN KESEHATAN HAJI YANG EFEKTIF
Kelompok penilai :
Berikan tanda Centang sesuai kolom yang tersedia dan berikan keterangan sesuai kondisi yang diamati
oleh petugas observer.
6 Petugas RSAS
97
No Uraian Kasus I Kasus 2 Kasus 3 Keterangan
Hasil
Pengamatan
1 Valid Information:
1 Menghindar.
- Menyangkal permasalahan
2 Mengakomodasi
98
3 Menang /Kalah
4 Kompromi
99
PETUNJUK PERMAINAN GAME
c. Setelah waktunya habis di tanyakan “Apakah sudah selesai?” dan yang sudah
selesai diminta oleh fasilitator
1X5:7=.....
100
3X7:6=.....
4X3:2=.....
2X5:4=.....
5X1:2=.....
1 :5X7=.....
3 :7X6=.....
4 :3X2=.....
2 :5X4=.....
5 :1X2=.....
0,1 :5X7=.....
0,3 :7X6=.....
0,4:3X2=.....
0,2:5X4=.....
0,5 :1X2=.....
101
Makna Pembelajaran
▪ Tim Efektif dalam jalinan jejaring kerja petugas pendamping kloter jemaah haji
harus saling memahami kesulitan sifat dan karakter pekerjaan tiap anggota,
dilarang menyamaratakan persoalan yang dihadapi sesama anggota tim.
▪ Perlu disadari dengan seksama bahwa dalam jalinan jejaring team kerja terdiri
dari beberapa latar belakang pendidikan, budaya kerja dan profesi yang
berbeda, untuk itu dialog tugas harus senantiasa dikedepankan.
▪ Jejaring team kerja team pendamping kloter jemaah haji yang solid akan
membudayakan rasa saling toleransi dan saling membantu menyelesaikan
masalah agar tujuan bersama dapat tercapai dengan cepat, yakni menghantar
jemaah haji menjadi haji yang mabrur.
Proses:
a. Fasilitator meminta2 pasang (empat orang ) peserta maju ke depan untuk duduk
di lantai saling beradu punggung (bersentuhan) dan tangan saling mengait ke
belakang.
c. Kunci sukses pasangan akan berdiri dengan cepat dan sempurna jika :
▪ Saat saling mendorong punggung dalam waktu yang bersamaan
102
Pembahasan & Refleksi
a. Tanyakan pada kedua pasangan tersebut: Mengapa dapat berdiri bersama?
b. Bagaimana rasanya dapat berdiri? Bandingkan antara berdiri sendiri
(menggunakan energi sendiri) dan berdiri dengan cara mendorong punggung
pasangan (menggunakan energi bersama/ sinergi)
c. Tanyakan pada peserta apa makna Latihan yang baru saja dilakukan?
Makna Pembelajaran
▪ Bekerja dengan menggunakan jalinan jejaring team akan (1) saling
menguntungkan, (2) mempercepat pencapaian tujuan bersama dan (3) lebih
efisien (hemat sumber daya) dan efektif (bersinergi).
▪ Sukses tupoksi pihak yang satu merupakan bagian dari sukses tupoksi pihak
lain.
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata pada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid. Informasi
yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi karena sebagai
bahan pengambilan keputusan tim untuk melangkah pada step berikutnya.
Informasi yang tidak valid (asumsi) akan menyesatkan dan mengurangi tingkat
kepercayaan individu pada tim.
Pada Latihan ini peserta akan dihadapkan pada situasi yang harus memilih dan
biasanya peserta akan cenderung berargumentasi menggunakan “asumsi” seperti
biasanya. Padahal ketika mereka mengerjakan Latihan ini rata-rata di benak
mereka sudah terlintas untuk memberikan “jawaban yang sebenarnya”, namun
karena mereka takut dianggap “tidak mampu”, maka yang terjadi mereka
menggunakan analisis “asumsi”. Hasil akhir dari analisis yang menggunakan
asumsi ini sebenarnya akan “menyesatkan” jika digunakan sebagai dasar
komitmen, karena semuanya serba kira-kira.
Proses:
a. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
103
d. Kalimat yang diterima oleh orang terakhir dicek kesesuaiannya dengan kalimat
pertama kali yang disampaikan oleh trainer.
c. Apakah yang kita pikirkan sudah MENDEKATI atau sudah SESUAI dengan
kenyataan?
Makna Pembelajaran
104
PERMAINAN 4. TERSEDIA PILIHAN (CHOICE)
Deskripsi:
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harus tersedia pilihan-pilihan bagi anggota team. Jika team dalam
berkomitmen tidak punya pilihan-pilihan sesuai dengan alasan mengapa ia harus
memilih, maka ia akan rendah dalam berkomitmen. Hal ini mudah dipahami
karena disamping ia menjadi anggota dalam team jejaring kerja, sebenarnya yang
bersangkutan juga mempunyai tugas dan fungsi pada induk organisasi/
instansinya sendiri.
Pada Latihan ini peserta akan berlatih bagaimana menghargai pilihan-pilihan mitra
jejaring yang berbeda dengan pilihannya selama alasan pilihan itu dapat diterima
dan memberikan nilai positif terhadap perwujudan tercapainya tujuan bersama.
Peserta juga akan mendapat pengalaman nyata bagaimana menyetujui sebuah
pilihan orang lain tetapi tidak harus merubah pilihan sendiri, penghargaan
terhadap keaneka-ragaman pilihan menjadi kunci sukses rasa komitmen terhadap
team jejaring kerja.
Proses:
105
Pembahasan & Refleksi
a. Lakukan pembahasan mulai dari kelompok satu dan apa alasan yang
mendasari peserta menggambar seperti itu. Tanyakan pada peserta yang lain
apakah mereka SETUJU dengan alasan/ latar belakang yang diungkapkan?
Apakah alasan/ latar belakang yang diungkapkan sudah sesuai dengan
pendapat kelompok?
b. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!
Makna Pembelajaran
▪ Semua serba keharusan [paksaan]
▪ Tidak tersedia alternatif pilihan
▪ Segala sesuatu ditetapkan oleh pihak lain
▪ Tidak bekerja sesuai dengan bakat dan minat
▪ Sulit mengembangkan potensi diri
▪ Semua serba kaku tanpa fleksibilitas
▪ Keseragaman menjadi tujuan utama
▪ Tidak mampu menerima perbedaan
▪ Kreativitas tidak diberi peluang berkembang
▪ Pengawasan menjadi metoda utama
▪ Melakukan kesalahan sangat ditakuti. Dalam membangun komitmen team
jejaring membutuhkan POLA PIKIR IDEAL dalam menyediakan ruang
pilihan sesuai dengan alasannya untuk berbeda pendapat sepanjang
alasannya dapat diterima oleh semua anggota team jejaring.
▪ Kalau mau merubah pilihannya adakan DIALOGUE yang mengarah pada
perubahan
▪ ‘memory file’ yg memuat alasan pilihan dimilikinya.
Deskripsi:
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harus terjadi “budaya saling mempercayai dan dapat dipercaya”. Budaya ini
perlu ditumbuhkan karena jika tidak, maka komitmen yang di bangun hanya tumbuh
sebatas ucapan saja, karena sebenarnya suasana yang dominan hanya rasa saling
curiga terhadap setiap langkah kegiatan dari team.
Pada Latihan ini peserta akan mendapat pengalaman nyata betapa sulitnya secara
ikhlas mempercayai orang lain. Walupun di mulut terucap “percaya” tetapi
kenyataanya masih terbersit pada pikiran apakah teman saya ini dapat dipercaya?
dan apakah ia tidak akan mencelakakan saya? Disisi lain peserta juga mendapat
pengalaman bagaimana rasanya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh
teman, mungkin muncul rasa kekhawatiran “apakah saya mampu menerima
kepercayaan teman saya ini?”. Dengan demikian ia akan mempersiapkan diri
berusaha memenuhi harapan teman yang telah mempercayai itu.
Jika budaya saling percaya dan dapat dipercaya ini tumbuh, maka rasa komitmen
menjadi kebutuhan dalam menjalin jejaring kerja team.
106
Proses:
a. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b. Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta
menghadap kearah trainer,
c. Diantara setiap peserta disiapkan 1 buah balon yang dijepit antara punggung
dan dada peserta.
d. Setiap kelompok diminta untuk berjalan dari garis start ke garis finish, dengan
balon tetap terus berada diantara punggung dan dada peserta , tidak boleh
jatuh.
e. Trainer menambahkan tali sebagai rintangan dalam perjalanan dari garis start
ke garis finish.
f. Trainer merefleksikan hasil dari game “CONNECTING BALLOON” ini.
b. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!
Makna Pembelajaran
Pola pikir yang dibangun adalah semua pekerjaan dapat dilakukan dengan ikhlas
karena apa yang dipikirkan: Percaya bahwa teman yang menerima tidak akan
mengkhianatinya (dapat dipercaya). Sedangkan pihak yang menerimapun percaya
bahwa ia mampu menahan balon di punggungnya. Walupun usaha berat ia akan
berusaha agar balon tidak jatuh, untuk membuktikan bahwa ia layak dipercaya.
Deskripsi:
Salah satu syarat yang untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja
secara nyata pada proses kerja jejaring harus terjadi kesediaan hati yang tulus
untuk saling membuka diri tentang siapa diri kita, apa saja yang kita mampu
kerjakan/ tidak mampu kerjakan, sumber daya apa saja yang kita miliki dan
bersedia di kritisi jika yang kita lakukan kurang berkenan dimata mitra jejaring.
107
Pada Latihan ini peserta akan mendapat pengalaman nyata tentang bagaimana
rasanya saling terbuka tentang sumber daya yang dimilikinya untuk diserahkan
kepada orang lain demi tercapainya/ terselesaikannya pekerjaan orang lain itu.
Hal yang sama juga dirasakannya, bahwa ia juga mengharapkan orang lain mau
terbuka terutama masalah sumber daya yang dilikinya untuk diminta guna
menyelesaikan pekerjaannya. Dengan Latihan ini peserta juga akan merasakan
betapa rumit dan sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika diantara mitra jejaring
tidak bersedia saling terbuka satu sama lainnya, khususnya tentang ketersediaan
sumber daya. Jika suasana saling keterbukaan secara ikhlas ini telah terjadi,
maka rasa komitmen untuk saling bekerjasama menjadi sebuah kebutuhan
bersama.
Proses:
Makna Pembelajaran:
Pola pikir yang dibangun adalah menawarkan diri untuk membantu pekerjaan mitra
kerja melalui pemberian sumber daya yang dimiliki dan mencari bantuan sumber
daya dari mitra lain yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Jika pola pikir yang digunakan tidak mau saling terbuka tentang sumberdaya yang
dimiliki, maka seluruh kelompok tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pada Jejaring Kerja Petugas haji ikhlas berbagi dalam keterbukaan sumberdaya,
kemampuan dan lain-lain menjadi syarat mutlak membangun komitmen, dengan
pemaknaan sebagai berikut:
108
a) Tidak ada suasana saling memberi / menerima
b) Tidak ada suasana saling peduli & menolong
c) Tidak ada toleransi, merasa diri paling mampu/ benar
d) Tidak mampu mengakui kelebihan pihak lain
e) Tidak mau mengakui kelemahan diri sendiri
f) Tidak siap untuk selalu belajar dan berubah
Deskripsi:
Pemberian tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh
mitra jejaring merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen
tim jejaring kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah
dipahami karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring
kerja “hanya sebagai pelengkap saja”, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi
secara penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Latihan ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnyamembagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.
Proses:
a) Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b) Masing-masing kelompok ½ nya berdiri dibelakang garis start dan ½ nya lagi
dibelakang garis finish.
e) Dan semua peserta telah berganti tempat dari posisi start ke posisi finish
109
Pembahasan & Refleksi
1. Temukan dan delete ‘file’ kita yang memuat faktor-faktor yang menyebabkan
tidak mudah terbuka dengan mitra jejaring è percayalah kita akan mendapat
banyak manfaat jika kita mulai dulu terbuka.
2. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya?Berikan contoh!.
Makna Pembelajaran:
Pola pikir yang dikembangkan dalam Latihan ini adalah pembagian tanggung jawab
dan delegasi wewenang pada setiap anggota team jejaring kerja untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai pembagian tugas yang telah disepakati. Untuk
membangun komitmen salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah “diberi
wewenang/ tanggung jawab” dan “mampu mempertanggung jawabkan” hasil
kerjanya.
Jika seseorang tidak diberikan wewenang/ tugas yang jelas dan dimintai
pertanggung jawabannya, maka ia sebagai anggota team jejaring kerja sulit untuk
berkomitmen optimal. Makna pembelajatrannya adalah sebagai berikut:
a) Tidak diberi tanggung jawab sama sekali
b) Tanggung jawab yang diterimanya tidak jelas
c) Tidak diberi wewenang sesuai tanggung jawab
d) Tidak dimintai pertanggungjawaban kerja
e) Tidak ditentukan ukuran keberhasilan kinerja
f) Tidak dikembangkan budaya tanggung jawab
g) Tanggung jawab hanya kewajiban pemimpin
h) Tidak ada perhargaan terhadap hasil tanggung jawab seseorang
Deskripsi:
Pelibatan total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada derajat
komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan anggota tim
jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang dilakukan oleh yang
bersangkutan. Pada Latihan ini akan memberikan pengalaman belajar tentang
bagaimana sulitnya mencapai tujuan jika ada beberapa pihak tidak melibatkan diri
secara “penuh”. Atau dengan kata lain hanya hadir secara fisik tetapi tidak
berkontribusi terhadap penyelesaian pekerjaan, bahkan cenderung merepotkan.
Proses:
a) Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b) Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta berdiri
berpasang-pasangan
c) Setiap orang mengangkat tangannya dan menahan bambu / paralon dengan jari
telunjuk tangan kiri dan kanan, tanpa mengaitkannya.
110
d) Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk menurunkan bambu / paralon
tersebut mulai dari setinggi dada peserta yang paling pendek ke dasar lantai
secara perlahan-lahan tanpa ada suara
e) Trainer merefleksikan hasil dari game “BAMBU GILA” ini.
f) Waktu untuk menyelesaikan tugas ini 20 menit, dan jika waktu telah habis sukses
ataupun gagal, maka diulang lagi dengan kondisi seluruh mata peserta terbuka.
g) Berapa menit tugas dapat diselesaikan?
Makna Pembelajaran:
Salah satu syarat terakhir dari komitmen adalah “keterlibatan penuh” dengan kata
lain secara fisik hadir dan berkontribusi sesuai peran dan tugasnya masing-masing.
Pola pikir yang dipraktikkan dalam Latihan ini adalah akan sulit untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika
mitra kerja yang hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak
berkontribusi secara nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika seluruh
mitra team jejaring kerja hadir secara fisik dan berkontribusi penuh (involvement),
maka penyelesaian tugas menjadi mudah dan dapat mencapai tujuan dengan
cepat.
Deskripsi:
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
111
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “win-win”
solution.
Proses
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelompok secara bebas dan mengambil
posisi duduk berkelompok.
Makna Pembelajaran
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-
respon tersebut antara lain: (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer
negatif, (3) penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun
terkadang ada pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal
ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.
Deskripsi:
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
112
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “meng-
akomodasi”
Proses
113
Pembahasan & Refleksi
a) Apa makna pembelajaran pada Latihan ini?
b) Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!.
Makna Pembelajaran:
Gaya penyelesaian konflik di antaranya Bersikap menyetujui dan tidak agresif,
Kooperatif bahkan terkadang dengan mengorbankan keinginan priadi. Pola pikir
yang menjadi landasan pengembangan jejarring kerja akan membentuk seseorang
dalam gaya tanggapan terhadap konflik. Latihan ini adalah akan sulit untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika
mitra kerja yang hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak
berkontribusi secara nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika seluruh
mitra team jejaring kerja hadir dan berkenan untuk saling menahan ego dengan niat
tulus berkorban demi pencapaian bersama.
Tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh mitra jejaring
merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring
kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah
dipahami karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring
kerja “hanya sebagai pelengkap saja”, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi
secara penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Latihan ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnya membagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.
Deskripsi:
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “meng-
akomodasi”
114
Proses
a) Setiap kelompok terdiri dari 5 orang yang akan bermain secara bersamaan antar
2 kelompok.
b) Tugas Kelompok kecil adalah secara bersamaan menurunkan
bambu/stick/paralon dengan tangan dari atas/depan dada sampai lantai/tanah
secara bersamaan, terdapat 2 cara permainan:
Makna Pembelajaran
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-
respon tersebut antara lain: (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer negatif,
(3) penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun terkadang
ada pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal ini yang terjadi
maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.
115
PANDUAN PENUGASAN
MPI 8. PENCATATAN DAN PELAPORAN MANUAL DAN
ELEKTRONIK
b. Aplikasi android:
TeleJemaah dan TelePetugas
c. Soal kasus
d. Laptop, internet dan google drive
5. Langkah-langkah :
a. Persiapan:
1) Fasilitator membagi peserta menjadi dalam kelompok @ 3 orang setiap
kelompoknya terdiri dari 1 Dokter dan 2 perawat. (5 menit)
2) Fasilitator memberikan soal kasus, dan memberi penjelasan pelaksanaan
latihan. (10 Menit)
b. Pelaksanaan:
1) Peserta melakukan diskusi dalam kelompok terkait pencatatan pelaporan manual
dan elektronik untuk kasus terkait. (30 menit)
2) Peserta mengisi/mengerjakan pencatatan pelaporan manual dan elektronik. (120
menit)
3) Formulir manual yg telah diisi difoto dan diupload ke google drive. (5 menit)
4) Kelompok menyampaikan hasil penugasan. (@5menit x 10=50 menit)
5) Fasilitator melakukan pembahasan dan umpan balik. (35 menit)
6) Fasilitator menyimpulkan hasil pembelajaran (15 menit)
116
Bahan penugasan:
a. Formulir manual:
117
3. Formulir rujukan
118
119
4. COD
120
5. AV
121
b. Aplikasi android:
1. Telepetugas
2. Telejemaah
122
c. Soal Kasus
123
PENUGASAN MATA PELATIHAN INTI 9 (MPI. 9)
PANDUAN SKENARIO BERMAIN SIMULASI
RENCANA OPERASI KESEHATAN TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
1. Judul Materi : Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter
2. Waktu : 2 JP (90 Menit)
3. Tujuan : Setelah melakukan simulasi ini peserta mampu melakukan rencana
Operasi
4. Bahan :
a. Bahan Tayang
b. Modul
c. Komputer/ Laptop
d. LCD
e. Panduan simulasi
f. Ceklist simulasi
g. Lembar kasus
h. Flip Chart set
i. Alat tulis
5. Langkah-langkah :
a. Persiapan :
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang
2. Masing-masing kelompok menentukan ketua
3. Tiap Kelompok akan diberikan sebuah kasus yang dibagi menjadi periode Pra
Armuzna, Armuzna dan Pasca Armuzna, untuk diperagakan dalam bentuk simulasi.
4. Fasilitator mengundi kelompok yang mengerjakan soal masing-masing periode
5. Tiap kelompok diberikan ceklist observasi simulasi
6. Masing -masing mendiskusikan terkait kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario simulasi yang berisi siapa yang akan menyampaikan
simulasi, dan apa yang akan dilakukan sesuai dengan studi kasus masing-masing.
7. Menyiapkan setting, dan atribut perlengkapan yang akan digunakan oleh masing-
masing kelompok untuk simulasi
8. Menyiapkan alat tulis untuk tiap kelompok.
9. Hasil skenario disimulasikan di kelas .
10. Kelompok yang belum tampil diberikan tugas, satu kelompok melakukan
pengamatan tentang hal-hal positif, dan satu kelompok lagi melakukan pengamatan
tentang hal-hal negative yang dilakukan kelompok yang sedang tampil. Hasil
pengamatan disampaikan dalam bentuk tanggapan maupun pertanyaan simulasi
kelompok yang tampil setelah simulasi yang dilakukan kelompok yang sedang tampil
selesai.
11. Fasilitator memberikan umpan balik dan pembulatan terkait hasil simulasi para
kelompok
124
b. Kegiatan Fasilitator :
1. Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok (10 orang). Waktu membagi peserta 5
menit
2. Fasilitator menyampaikan penugasan kelompok yang dibagi menjadi periode Pra
Armuzna, Armuzna dan Pasca Armuzna, dimana setiap kelompok akan diberikan
kasus. Peserta akan berdiskusi terkait kasus tersebut.. Hasil diskusi dituangkan dalam
simulasi yang akan dipresentasikan di kelas. Peserta dapat membuat outline atau
point-point yang akan disimulasi . Waktu Diskusi 30 menit
3. Fasilitator memandu peserta untuk mensimulasikan hasil diskusi masing-masing
kelompok 10 menit.
4. Fasilitator melakukan penilaian berdasarkan checklist pemantauan kegiatan sesuai
periode.
5. Fasilitator mempersilahkan kelompok lain menanggapi simulasi kelompok yang
tampil. (5 menit)
6. Fasilitator memberikan umpan balik terkait hasil simulasi para kelompok (15 menit)
c. Kegiatan Peserta :
1. Peserta membagi dalam 3 kelompok dalam waktu 5 menit
2. Peserta melakukan diskusi terkait studi kasus yang diberikan sesuai dengan periode
yang ditugaskan. Membuat outline/point-point yang akan akan disimulasikan.
Membagi tugas untuk simulasi dalam waktu 30 menit
3. Peserta memainkan simulasi dalam waktu masing-masing 10 menit.
4. Kelompok lain yang tidak bermain mengamati dan memberikan penilaian terhadap
kelompok yang sedang bermain peran. Satu kelompok mengamati dan memberikan
penilaian tentang kelebihan/hal-hal positif dari simulasi yang sedang diperagakan, dan
satu kelompok lagi memberikan penilaian tentang kekurangan/hal-hal negative dari
simulasi yang sedang diperagakan
5. Peserta menyampaikan penilaian hasil pengamatan sesuai tugas yang diberikan
terkait simulasi kelompok lain setelah simulasi selesai masing-masing diberikan
waktu 5 menit.
6. Peserta menyimak dan mencatat terkait dengan masukkan fasiltator dalam waktu 10
menit.
125
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok @ 10 orang 5 Menit
per kelompoknya, didalam kelompok ditunjuk ketua
Fasilitator membagikan kasus ( terlampir)
126
2) Penggunaan Bahasa :
a) Skor 3 = Bahasa yang digunakan mudah dipahami
b) Skor 2 = Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami/membingungkan
c) Skor 1 = Bahasa yang digunakan sulit dipahami
3) Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi :
a) Skor 3 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
b) Skor 2 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang
jelas
c) Skor 1 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau
Sanggahan :
a) Skor 3 = Mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan baik
b) Skor 2 = Mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
c) Skor 1 = Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan
f. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
g. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan.
h. Nilai Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian.
i. Kriteria Penilaian:
1) 12 – 9 : Baik (B)
2) 8 – 7 : Cukup (C)
3) 4 – 6 : Kurang (K)
127
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK PESERTA)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1 Sistematika Simulasi yang disajikan sistematis dan 3
lengkap
Simulasi yang disajikan tidak sistematis 2
tepi lengkap atau sebaliknya
Simulasi disajikan secara tidak sistematis 1
dan tidak lengkap
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit 2
dipahami/membingungkan
Bahasa yang digunakan sulit dipahami 1
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian materi pembinaan 3
kejelasan artikulasi kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
Penyampaian materi pembinaan 2
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang
kurang jelas
Penyampaian materi pembinaan 1
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang
tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan baik
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi 2
atau sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Sangat kurang mampu mempertahankan 1
dan menanggapi pertanyaan
128
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandiri.
Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke
Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan
Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa
penyelenggaraan operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan
pencapaian angka kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan
angka kesakitan Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari
tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
2. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas haji
TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah jemaah
resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH dan beberapa Jemaah
haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada di Arab Saudi, diantaranya
melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di Madinah dan menargetkan minimal
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandir. Saat berada di
Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis
di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk
membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan
operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka
kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan
Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
3. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas haji
TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah jemaah
resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH dan beberapa Jemaah
haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada di Arab Saudi, diantaranya
129
melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di Madinah dan menargetkan minimal
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandir. Saat berada di
Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis
di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk
membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan
operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka
kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan
Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter UPG 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan
130
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
PRA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
131
Makkah 1. Melakukan edukasi kesehatan dengan konten
manasik kesehatan saat ibadah haji (APD, PHBS,
Protokol Kesehatan, mencegah kelelahan,
mencegah eksaserbasi penyakit kronis, penyakit
akibat cuaca, penyakit menular)
2. Melakukan kegiatan senam peregangan secara
rutin minimal 30 menit/hari atau 150 menit/ minggu
3. Berdayakan jemaah haji dalam menjaga kesehatan
(agent kesehatan) di lingkungannya
132
7. Ada kegiatan ibadah sunnah untuk jemaah risti
kardiovaskuler dan respirasi yang belum terkontrol
dibatasi. Misalnya berdasarkan hasil skrining dan
indikasi medis jemaah haji risti kardiovaskuler dan
respirasi yang tidak terkontrol dapat melakukan
ibadah sunnah 1 kali dengan didampingi oleh
minimal 1 orang tenaga medis yang bertanggung
jawab.
8. Melakukan rehabilitasi dan pastikan jemaah
cedera dan post rawat tidak bertambah parah
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit menular
1. Pastikan jemaah telah melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
2. Melakukan pengawasan makanan catering saat
dibagikan dan ingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan
3. Ada monitoring trend kasus kunjungan sakit di
Posko Kesehatan Kloter. Lakukan skrining jemaah
haji secara massif di kloter pada saat angka
kunjungan sakit meningkat >20% dari total
jemaah haji kloter, atau ditemukan kasus penyakit
menular yang berpotensi wabah
Bukti ada penatalaksanaan outbreak/KLB
1. Laporan kejadian kepada Tim Surveilans
2. Ambil sampel makanan yang dicurigai sebagai
penyebab
3. Beri pengobatan sesuai gejala atau siapkan
rujukan evakuasi
4. Laporan bila temukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan treatment
Pencatatan dan pelaporan
1. Optimalisasi penggunaan Tele-Petugas
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan melalui
Siskohatkes Mobile secara realtime dan manual
setiap hari.
3. Membuat COD (Dokter) dan AV (Perawat) jika
ada kasus kematian di hotel, perjalanan dan
RSAS
133
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
ARMUZNA
LOKASI/KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
134
4. Jemaah risti dibadalkan saat melontar
jumrah.
5. Mentaati jadwal pelaksanaan melontar
jumrah dan thawaf ifadah sesuai aturan
Pemerintah Arab Saudi.
Tindakan 1. Pastikan jemaah melakukan protokol
pencegahan kesehatan dan menggunakan APD.
penyakit menular 2. Melakukan pengawasan makanan
catering saat dibagikan
3. Mengingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan.
Penatalaksanaan 1. Laporan kejadian kepada Surveilans.
Outbreak/KLB 2. Ambil sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab.
3. Pengobatan sesuai gejala atau siapkan
rujukan evakuasi.
4. Jika ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan
treatment.
Pencatatan dan 1. Optimalisasi penggunaan Tele-Petugas.
pelaporan 2. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile secara
realtime paling lambat jam 16.00 WAS.
3. Membuat COD (Dokter) dan AV (Perawat)
jika ada kasus kematian (Triase Hitam) di
tenda, perjalanan dan RSAS
135
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
PASCA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
136
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit
menular
1. Pastikan jemaah melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
2. Melakukan pengawasan makanan
catering saat dibagikan
3. Mengingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan
Bukti ada penatalaksanaan outbreak KLB
1. Laporan kejadian kepada Surveilans
2. Ambil sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab
3. (3) Pemberian pengobatan sesuai
gejala atau siapkan rujukan evakuasiBila
ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan
treatment
Bukti pencatatan dan Pelaporan
1. Kepastian jamaah yang ditanazulkan oleh
KKHI terpenuhi persyaratan bekerjasama
dengan TPHI dan TPIHI.
2. Optimalisasi penggunaan Tele-jemaah,
Tele-Petugas dan Siskohatkes Mobile
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile
4. Adanya COD (Dokter) dan AV (Perawat)
jika ada kasus kematian di hotel,
perjalanan dan RSAS
5. Serah terima jemaah tanazul
6. Laporan jumlah jemaah sakit dan yang
membutuhkan alat bantu kepada PPIH
Debarkasi sebelum penerbangan pulang
Debarkasi 1. Monitoring kondisi umum jemaah risti.
2. Edukasi jemaah risti untuk melanjutkan
kontrol ke RS
3. Informasikan jemaah untuk mengembalikan
K3JH 2 minggu setelah kedatangan
4. Informasikan jemaah untuk tes PCR dan
karantina kesehatan atau sesuai ketentuan
yang berlaku
137
PENUGASAN MATA PELATIHAN INTI 9 (MPI.9)
PANDUAN SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
1. Judul Materi : Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter
2. Waktu : 2 JP (90 Menit)
3. Tujuan : Setelah mengikuti role play peserta mampu menjelaskan Naskah
Induk Rencana Operasi dan menjelaskan Gladi Posko Rencana
Operasi
4. Bahan :
a. Bahan Tayang
b. Modul
c. Komputer/ Laptop
d. LCD
e. Panduan Role Play
f. Ceklist Role Play
g. Lembar kasus
h. Flip Chart set
i. Alat tulis
5. Langkah – Langkah :
a. Persiapan :
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang.
2. Masing-masing kelompok menentukan ketua.
3. Tiap kelompok diberikan sebuah kasus yang berbeda, untuk diperagakan
dalam bentuk role play.
4. Tiap kelompok diberikan ceklist observasi role play.
5. Masing -masing mendiskusikan terkait kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario role play yang berisi siapa yang akan
menyampaikan skenario role play, dan apa yang akan dilakukan sesuai
dengan studi kasus masing-masing.
6. Menyiapkan setting, dan atribut perlengkapan yang akan digunakan oleh
masing-masing kelompok untuk role play
7. Menyiapkan alat tulis untuk tiap kelompok.
8. Hasil skenario role play diperagkan di kelas.
9. Kelompok yang belum tampil diberikan tugas, satu kelompok melakukan
pengamatan tentang hal-hal positif, dan satu kelompok lagi melakukan
pengamatan tentang hal-hal negative yang dilakukan kelompok yang sedang
tampil. Hasil pengamatan disampaikan dalam bentuk tanggapan maupun
pertanyaan padai kelompok yang tampil setelah role play yang dilakukan
kelompok yang sedang tampil selesai.
138
10. Fasilitator memberikan umpan balik dan pembulatan terkait hasil role play
para kelompok.
b. Kegiatan fasilitator :
c. Kegiatan peserta :
1. Peserta membagi dalam 3 kelompok dalam waktu 5 menit.
2. Peserta melakukan diskusi terkait studi kasus yang diberikan. Membuat
outline/point-point yang akan akan diperagakan dalam role play. Membagi
tugas untuk role play dalam waktu 30 menit
3. Peserta memperagakan role play dalam waktu masing-masing 10 menit.
4. Kelompok lain yang tidak bermain mengamati dan memberikan penilaian terhadap
kelompok yang sedang bermain peran. Satu kelompok mengamati dan
memberikan penilaian tentang kelebihan/hal-hal positif dari simulasi yang sedang
diperagakan, dan satu kelompok lagi memberikan penilaian tentang
kekurangan/hal-hal negative dari simulasi yang sedang diperagakan
5. Peserta menyampaikan penilaian hasil pengamatan sesuai tugas yang diberikan
terkait role play kelompok lain setelah role play selesai masing-masing diberikan
waktu 5 menit.
6. Peserta menyimak dan mencatat terkait dengan masukkan fasiltator dalam
waktu 10 menit.
139
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok @ 10 5 Menit
orang per kelompoknya, didalam kelompok ditunjuk
ketua
Fasilitator membagikan kasus ( terlampir)
2. Peserta diskusi didalam kelompoknya 30
Menit
3. Peserta mempresentasikan hasil diskusi @ 10 Menit 30
Menit
4. Tanggapan kelompok pengamat @ 5 Menit 15
5. Pembahasan dan umpan balik oleh fasilitator 10 Menit 10
Menit
Total Waktu 90
Menit
140
3. Skor 1 = Simulasi yang disajikan tidak sistematis dan tidak
lengkap
2) Penggunaan Bahasa
1. Skor 3 = Bahasa yang digunakan mudah dipahami
2. Skor 2 = Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami/
membingungkan
3. Skor 1 = Bahasa yang digunakan sulit dipahami
3) Ketepatan Intonasi dan kejelasan artikulasi
1. Skor 3 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
2. Skor 2 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang
kurang jelas
3. Skor 1 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang
tidak jelas
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan datau
sanggahan:
1. Skor 3 = Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/
sanggahan dengan baik
2. Skor 2 = Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/
sanggahan dengan cukup baik
3. Skor 1 = Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan
o. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
p. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian
direratakan.
q. Nilai Sangat Baik (SB), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan
kriteria penilaian.
r. Kriteria Penilaian:
1) 12 – 9 : Baik (B)
2) 8 – 7 : Cukup (C)
3) 4 – 6 : Kurang (K)
141
CHECKLIST PENILAIAN ROLE PLAY (UNTUK PESERTA)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :
142
Soal Studi Kasus UNTUK PESERTA:
4. Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI,
TPIHI dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan
manivest didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK.
KBIH dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama
berada di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat
berada di Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan
melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah
sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud,
Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun
kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di
Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali
sebelum Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandiri. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan menjadi
8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan.
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah seorang
Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya mengeluh
nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat.
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah melaksanakan
umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang tidak termasuk
risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati jemaahnya
untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf langsung
beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina pembimbing
ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar jamarat agar
bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa langsung tahalul
143
Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
5. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
144
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut
tercapai? Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
6. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
145
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
146
Soal Studi Kasus UNTUK FASILITATOR:
1. Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI,
TPIHI dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan
manivest didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK.
KBIH dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama
berada di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat
berada di Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan
melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah
sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud,
Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun
kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di
Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali
sebelum Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandiri. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan menjadi
8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah seorang
Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya mengeluh
nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak teratur, akral
dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan jika peserta
melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah melaksanakan
umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang tidak termasuk
risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati jemaahnya
147
untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf langsung
beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina pembimbing
ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar jamarat agar
bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa langsung tahalul
Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
2. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
148
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak
teratur, akral dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan
jika peserta melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut
tercapai? Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.
3. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
149
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak
teratur, akral dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan
jika peserta melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
150
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah haji
seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sebagai
TKH Kloter UPG 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan
151
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
PRA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
153
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk monitoring trend kasus
kunjungan sakit di Posko Kesehatan
Kloter.
Bukti ada penatalaksanaan outbreak/KLB
1. Laporan kejadian kepada Tim
Surveilans
2. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk pengambilan sampel makanan
yang dicurigai sebagai penyebab
3. Kerjasama dengan EMT untuk
memberikan pengobatan sesuai
gejala atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT bila
temukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing
dan treatment
Pencatatan dan pelaporan
1. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk optimalisasi penggunaan Tele-
Petugas
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile secara
realtime dan manual setiap hari
3. Membuat COD (Dokter) dan AV
(Perawat) jika ada kasus kematian di
hotel, perjalanan dan RSAS
154
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
ARMUZNA
LOKASI/KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
155
4. Kerjasama dengan tim Surveilans untuk
mengetahui trend penyakit
5. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan
keracunan makanan dan penyakut
menular
Tindakan 1. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
pencegahan Edukasi pada Jemaah agar melakukan
penyakit menular protokol kesehatan dan menggunakan
APD
2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk melakukan
pengawasan makanan catering
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans untuk
mengetahui tren penyakit.
Penatalaksanaan 1. Laporan kejadian kepada Surveilans
Outbreak/KLB 2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pengambilan sampel
makanan yang dicurigai sebagai
penyebab.
3. Kerjasama dengan EMT untuk
melakukan pengobatan sesuai gejala
atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT jika ditemukan
jemaah dengan suspek COVID-19, untuk
melakukan testing, tracing dan treatment
Pencatatan dan 1. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
pelaporan untuk optimalisasi penggunaan Tele-
Petugas
2. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan melalui Siskohatkes Mobile
secara realtime paling lambat jam 16.00
WAS
3. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk pembuatan COD (Dokter) dan AV
(Perawat) jika ada kasus kematian
(Triase Hitam) di tenda, perjalanan dan
RSAS
156
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER
PASCA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 JUMLAH
157
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit
menular
1. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk Edukasi jemaah agar disiplin
melakukan protokol kesehatan dan
menggunakan APD
2. Kerjasama dengan perangkat kloter
untuk pengawasan Jemaah agar
disiplin melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
3. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk melakukan
pengawasan makanan catering
Bukti ada penatalaksanaan outbreak KLB
1. Laporan kejadian kepada Surveilans
2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pengambilan
sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab
3. Kerjasama dengan EMT untuk
pemberian pengobatan sesuai gejala
atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT bila
ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing
dan treatment
Bukti pencatatan dan Pelaporan
1. Kerjasama dengan KKHI untuk
kepastian jamaah yang ditanazulkan
oleh KKHI
2. Kerjasama dengan TPHI dan TPIHI
agar Jemaah yang akan di
tanazulkan terpenuhi persyaratan.
3. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk optimalisasi penggunaan Tele-
jemaah, Tele-Petugas dan
Siskohatkes Mobile
4. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
dan Tim Surveilans untuk pembuatan
COD (Dokter) dan AV (Perawat) jika
ada kasus kematian di hotel,
perjalanan dan RSAS
5. Kerjasama dengan TMB/TKB untuk
serah terima jemaah tanazul
6. Kerjasama dengan TMB/TKB jika
terdapat jemaah sakit dan yang
membutuhkan alat bantu.
7. Kerjasama dengan PPIH Debarkasi
sebelum penerbangan pulang jika
terdapat Jemaah haji sakit atau yang
membutuhkan alat bantu.
Debarkasi 1. Kerjasama dengan PPIH Debarkasi
untuk monitoring kondisi umum jemaah
risti
158
2. Kerjasama dengan Tim Promkes
Debarkasi untuk Edukasi jemaah risti
agar melanjutkan kontrol ke RS.
3. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
memberikan informasi pada jemaah
agar mengembalikan K3JH 2 minggu
setelah kedatangan
4. Kerjasama dengan Tim Promkes
Embarkasi untuk memberikasn
informasi kepada jemaah agar
melaksanakan tes PCR dan karantina
kesehatan atau sesuai ketentuan yang
berlaku
159
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK (SOFTSKILL) PESERTA PELATIHAN
TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS
NAMA : ................................................................
KELAS : .................................................................
1 2 3 4
PENILAIAN
<60 60-75 75-89 90-100
ETIKA
1. Membangun kebersamaan.
KOMUNIKASI 1 2 3 4
3 Kemampuan mempengaruhi
4 Kemampuan memotivasi
160
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK (SOFT SKILL) PESERTA PELATIHAN
TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS
PENILAIAN 1 2 3 4
Pengembangan Jejaring Kerja < 60 60-75 75 - 89 90 -100
Pelayanan Kesehatan Haji
Secara Efektif
1 Pemahaman Peran
dari Komponen
Jejaring Kerja
2 Prinsip jejaring Kerja
yang Efektif
3 Penyelesaian konflik
dalam tim jejaring
kerja pelayanan haji
yang efektif
Keterangan:
4 (90 – 100) : Sangat Baik
3 (75 – 89) : Baik
2 (60 – 74) : Cukup
1 (< 60) : Kurang
Tempat,tanggal,bulan,tahun
Fasilitator,
Nama: …………………..
NIP: ……………………..
161
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK PESERTA
PELATIHAN TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS
NAMA : …………………………………………………….
KELAS : …………………………………………………….
NO ABSEN : …………………………………………………….
NO VARIABEL PENILAIAN 1 2 3 4
3 Melakukan triage
7 Pendokumentasian
162
Tempat,tanggal,bulan,tahun
Fasilitator,
Keterangan:
4 (90 – 100) : Sangat Baik
3 (75 – 89) : Baik
2 (60 – 74) : Cukup
1 (< 60) : Kurang
Nama…………………..
NIP……………………..
163
Lampiran 5
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
50 60 70 80 90 100
1 Penguasaan materi
2 Sistematika penyajian
3 Kemampuan menyajikan
4 Ketepatan waktu kehadiran dan
menyajikan
5 Penggunaan metode dan sarana Diklat
6 Sikap dan Perilaku
7 Cara menjawab pertanyaan dari peserta
8 Penggunaan bahasa
9 Pemberian motivasi kepada peserta
10 Pencapaian tujuan pembelajaran
11 Kerapian berpakaian
12 Kerjasama antar tenaga pengajar
Saran-saran :
Keterangan :
Tulis nilai yang Saudara berikan pada kolom yang
tepat Misalnya Saudara memberi nilai 67, maka
tulis:
50 60 70 80 90 100
67
164
Lampiran 6
EVALUASI PENYELENGGARAAN
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 70 75 80 85 90 95 100
55 60 65
1 Efektifitas penyelenggaraan
Relevansi program diklat
2
dengan pelaksanaan tugas
Persiapan dan ketersediaan
3
sarana diklat
Hubungan peserta dengan
4
penyelenggara pelatihan
5 Hubungan antar peserta
6 Pelayanan kesekretariatan
Kebersihan dan
7
kenyamanan ruang kelas
Kebersihan dan
8
kenyamanan ruang makan
Kebersihan dan
9
kenyamanan kamar
10 Kebersihan toilet
11 Kebersihan halaman
Pelayanan petugas
12
resepsionis
Pelayanan petugas ruang
13
kelas
Pelayanan petugas ruang
14
makan
15 Pelayanan petugas kamar
Pelayanan petugas
16
keamanan
Ketersediaan fasilitas olah
17
raga, ibadah, kesehatan
Keterangan: Sangat kurang: < 55; kurang: 60 - 65; cukup:70 - 75; baik: 80 - 90; sangat baik: 95 - 100
165
Saran/ Komentar Terhadap:
1. Fasilitator:
2. Penyelenggara/pelayanan panitia:
166
Lampiran 7
KETENTUAN PELATIHAN
A. Peserta
Kriteria:
1. Dokter dan perawat yang lolos seleksi calon petugas kesehatan haji
2. Mampu mengoperasionalkan teknologi informasi sesuai kebutuhan
pelatihan
3. Mendapatkan penugasan dari pimpinan untuk mengikuti pelatihan
4. Bersedia mengikuti pelatihan sampai dengan selesai
Efektifitas:
Jumlah peserta maksimal 30 orang/kelas
B. Pelatih/Fasilitator
Kriteria:
1. Pendidikan minimal S1
2. Menguasai materi/ substansi yang akan disampaikan
3. Telah mengikuti pelatihan Widyaiswara Dasar/ Tenaga Pelatih Program
Kesehatan (TPPK)/ Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK)
4. Telah mengikuti workshop fasilitator pelatihan kesehatan haji/ TOT
kesehatan haji/pelatihan kesehatan haji
5. Tim penyusun kurikulum pelatihan TKH Kloter
6. Mampu mengoperasionalkan teknologi informasi sesuai kebutuhan
pelatihan
7. Memahami kurikulum pelatihan
8. Diutamakan pernah menjadi petugas kesehatan haji
9. Diutamakan telah mengikuti penguatan kompetensi SDM dalam
penyelenggaraan pelatihan bidang kesehatan (haji)
167
C. Penyelenggara dan Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter diselenggarakan oleh
BBPK/Bapelkes/ Bapelkesda di 13 (tiga belas) embarkasi.
D. Sertifikasi
Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan kehadiran minimal
100% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran (Jpl) yaitu 60 JPL akan
mendapatkan sertifikat pelatihan yang diterbitkan oleh
BBPK/Bapelkes/Bapelkesda dengan nomor sertifikat diberikan oleh
Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu). Sertifikat
ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang dan Ketua Penyelenggara.
168
TIM PENYUSUN
Penasehat
Doddy Izwardy
(Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan)
Penanggungjawab
Roostiati Sutrisno Wanda, SKM, MKM
Sekretaris
R. R. Kuswardhani, SH, M. AP
Tim Penyusun
Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan:
1. Ns. Dian Pancaningrum, S. Kep, M. Kep
2. Esti Rachmawati, SKM, MKM
3. Dyas Nurika Prastiwi, S.Pd
4. Farhan Yugarpaksi, S. Pd
169
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang:
1. Asih Kunwahyuningsih
2. dr. Nine Luthansa, MPH
3. Wardoyo, S. Pd, M. Kes
RSUPN Fatmawati:
1. dr. Jerry Nasarudin Pattimura, Sp. PD
2. dr. Yenni Hartuti, MARS
Editor
Hilman Farras, S. Kom
170