Anda di halaman 1dari 175

i

ii
iii
KATA PENGANTAR

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang


Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang mengamanahkan
penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan pelindungan bagi Jemaah haji dan Jemaah
Umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan
syariat; serta mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Upaya peningkatan berbagai aspek pelayanan secara bertahap terus


dilakukan tidak terkecuali pelayanan kesehatan haji. Untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal pada penyelenggaraan kesehatan haji
diperlukan sumber daya manusia yang mampu melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya, maka diperlukan Tenaga Kesehatan Haji Kloter sebagai
ujung tombak pembinaan, pelayanan dan perlindungan Jemaah haji.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam
penyusunan kurikulum pelatihan Tenaga Kesehatan Haji di Kloter sehingga
kurikulum pelatihan ini selesai disusun sehingga dapat digunakan oleh
penyelenggara pelatihan dalam melaksanakan pelatihan Tenaga Kesehatan
Haji di Kloter. Besar harapan kami agar kurikulum pelatihan ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penyelenggara pelatihan, namun bagi calon
Tenaga Kesehatan Haji di Kloter pada saat melaksanakan fungsinya sebagai
tenaga kesehatan haji mulai dari embarkasi sampai kembali ke debarkasi.

Jakarta, Desember 2022


Direktur Peningkatan Mutu Tenaga
Kesehatan

Doddy Izwardy

iv
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENAGA ii
KESEHATAN NOMOR: HK.02.02/F/2918/2022 TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN TENAGA KESEHATAN HAJI KLOTER
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Peran dan Fungsi ……………………………………………………… 2
BAB II KOMPONEN KURIKULUM 3
A. Tujuan …………………………………………………………………… 3
B. Kompetensi ……………………………………………………………… 3
C. Struktur Kurikulum ……………………………………………………… 4
D. Ringkasan Mata Pelatihan ……………………………………………. 6
E. Evaluasi Hasil Belajar …………………………………………………. 15
BAB III Diagram Alur Proses Pelatihan …………………………………... 16
LAMPIRAN
1. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP) ………….. 22
2. Master Jadwal ……………………………………………………………… 52

3. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar ………………………………………… 57

4. Panduan Penugasan ……………………………………………………… 61

5. Instrumen Evaluasi Fasilitator …………………………………………… 133


6. Instrumen Evaluasi Penyelenggara ……………………………………… 134
7. Ketentuan Pelatihan: 136
- Peserta,
- Pelatih/Fasilitator,
- Penyelenggara dan Tempat Penyelenggaraan,
- Sertifikasi
TIM PENYUSUN …………………………………………………………… 138

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keberhasilan upaya kesehatan ditentukan oleh SDM Kesehatan yang profesional.


Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan SDM
Kesehatan yang profesional adalah melalui pelatihan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah mengamanatkan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan pada jemaah
haji. Sebagai tindak lanjut amanah Undang-Undang tersebut, Kementerian
Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi, yang mengatur
tentang tugas dan fungsi setiap petugas kesehatan dalam melakukan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi Jemaah haji selama berada di Arab
Saudi.
Salah satu bagian dari Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) di Arab Saudi
adalah Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter. Peran Tenaga Kesehatan Haji (TKH)
Kloter sebagai petugas kesehatan yang langsung memberikan pendampingan pada
jemaah haji di kloter menjadi sangat penting dan turut serta menentukan
kesuksesan dalam Pelayanan Kesehatan Haji secara keseluruhan.
Tugas TKH Kloter adalah memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan terhadap jemaah kelompok terbangnya serta tugas-tugas administrasi
sejak di daerah asal Jemaah haji, di asrama embarkasi, selama diperjalanan baik di
pesawat maupun di bus, selama tinggal di Arab Saudi sampai kembali lagi ke
asrama debarkasi.
Agar petugas TKH Kloter dapat menjalankan tugasnya serta mampu mengantisipasi
permasalahan yang mungkin timbul selama bertugas, Direktorat Peningkatan Mutu
Tenaga Kesehatan merancang kurikulum pelatihan dengan melakukan pengkajian
kebutuhan pelatihan yang sudah diamanahkan oleh Permenkes Nomor 3 Tahun
2018 tentang Rekrutmen Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Arab Saudi Bidang
Kesehatan, Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter dan Tenaga Pendukung
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji serta pengalaman para pakar
1
profesional kesehatan dan mereka yang pernah bertugas sebagai TKH Koter.

B. PERAN DAN FUNGSI

1. PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Tenaga Kesehatan
Haji (TKH) Kloter yang bekerja dalam tim.

2. FUNGSI
Dalam melaksanakan perannya peserta berfungsi sebagai Tenaga Kesehatan
Haji (TKH) Kloter yang bekerja dalam tim sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Kesehatan Haji di Arab Saudi.

2
BAB II
KOMPONEN KURIKULUM

A. TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas sebagai Tenaga
Kesehatan Haji Kloter sesuai peran dan fungsinya.

B. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menerapkan etika pelayanan kesehatan haji.
2. Melakukan manasik kesehatan haji selama di Indonesia, Arab Saudi dan pasca
kepulangan dari Arab Saudi.
3. Melakukan pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.
4. Melakukan pelayanan medik dan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di kloter.
5. Menerapkan kesehatan penerbangan Jemaah haji.
6. Menerapkan komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji.
7. Melakukan pengembangan jejaring kerja pelayanan kesehatan haji secara efektif.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara manual dan elektronik.
9. Melakukan rencana operasi kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter.

3
C. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum pelatihan tenaga kesehatan haji kloter adalah sebagai berikut:

NO MATERI PELATIHAN ALOKASI WAKTU (JPL)


T P PL TOTAL
I. MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan
1 0 0 1
TKH Kloter
2. Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
2 0 0 2
3. Peran dan Tugas TKH Kloter
3 0 0 3
Subtotal 6 0 0 6
II. MATA PELATIHAN INTI
1. Etika Pelayanan Kesehatan Haji *) 1 3 0 4
2. Manasik Kesehatan Haji
2 4 0 6
3. Pengendalian Penyakit menular pada jemaah
haji 2 2 0 4
4. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
pada Jemaah haji di kloter *) 2 6 0 8
5. Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
1 2 0 3
6. Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan
2 4 0 6
Kesehatan Haji *)
7. Pengembangan Jejaring Kerja
2 4 0 6
Pelayanan Kesehatan Haji secara efektif *)
8. Pencatatan dan Pelaporan secara Manual dan
2 6 0
Elektronik 8
9. Rencana Operasi Kesehatan Tenaga
Kesehatan Haji (TKH) Kloter 2 4 0 6

Subtotal 16 35 0 51

4
NO MATERI PELATIHAN ALOKASI WAKTU (JPL)
T P PL TOTAL
III. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2
2. Anti Korupsi 1 0 0 1
Subtotal 1 2 0 3
Total 23 37 0 60

Keterangan:
1. T= Teori, P= Penugasan, PL = Praktik Lapangan
⮚ 1 JPL Teori dan Penugasan = 45 menit, 1 JPL Praktik Lapangan = 60 menit
⮚ JPL Teori dan Penugasan = 45 menit, 1 JPL Praktik Lapangan = 60 menit
2. Mata Pelatihan Inti 4,5,6 dan 7 disampaikan dalam bentuk tim teaching minimal 2
orang
3. *) Alokasi Uji Keterampilan dilaksanakan selama 6 JPL, diambil dari Penugasan pada:
⮚ MPI 1 : Etika Pelayanan Kesehatan Haji :1 JPL
⮚ MPI 4: Pelayanaan Medik dan Asuhan Keperawatan Jemaah haji di Kloter: 3 JPL
⮚ MPI.6: Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan Haji: 1 JPL
⮚ MPI.7 : Pengembangan Jejaring Kerja dalam Pelayanan Kesehatan Haji: 1 JPL

5
D. RINGKASAN MATA PELATIHAN
1. Mata Pelatihan Dasar (MPD)
a. Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan peningkatan mutu tenaga
kesehatan dalam penyelenggaraan pelatihan TKH Kloter
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami
kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengkuti mata pelatihan ini, peserta mampu: menjelaskan
kebijakan peningkatan mutu tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan
pelatihan TKH Kloter
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah: kebijakan Peningkatan mutu
tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter
5) Waktu
Alokasi waktu: 1 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.

b. Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan Haji


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan penyelenggaraan
kesehatan haji, manasik kesehatan haji dan rencana operasi kesehatan
haji
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami
kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji.

3) Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan kebijakan
penyelenggaraan kesehatan haji; b) Menjelaskan Manasik kesehatan haji;
c) Menjelaskan rencana operasi kesehatan haji
4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji
b) Manasik kesehatan haji
c) Rencana operasi kesehatan haji

5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.
6
c. Peran dan Tugas TKH Kloter
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang peran TKH kloter, tugas pokok
TKHK Kloter dan alur perjalanan TKH Kloter.

2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami peran
dan tugas TKH Kloter.

3) Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan peran TKH
Kloter; b) Menjelaskan tugas pokok TKH Kloter; c) Menjelaskan alur
perjalanan TKH Kloter.

4) Materi Pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) peran TKH Kloter
b) tugas pokok TKH Kloter
c) alur perjalanan TKH Kloter

5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 3 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl.

2. Mata Pelatihan Inti (MPI)


a. Etika Pelayanan Kesehatan Haji
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang prinsip dasar etika dan etika
pelayanan kesehatan haji

2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika
pelayanan kesehatan

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan prinsip
dasar etika; b) Menerapkan etika pelayanan kesehatan haji

4) Materi pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) Prinsip dasar etika
b) Etika pelayanan kesehatan haji

7
5) Waktu
Alokasi waktu: 4 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 3 jpl, PL: 0 jpl.

b. Manasik Kesehatan Haji


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang konsep manasik haji, manasik
kesehatan haji sebelum pemberangkatan ibadah haji, manasik kesehatan
haji saat ibadah haji dan manasik kesehatan haji setelah ibadah haji.

2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan manasik
kesehatan haji di Indonesia, Arab Saudi dan Pasca Kepulangan.

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: a) Menjelaskan
konsep manasik haji; b) melakukan manasik kesehatan haji sebelum
pemberangkatan ibadah haji; c) Melakukan manasik kesehatan haji saat
ibadah haji; d) Melakukan manasik kesehatan haji setelah ibadah haji.

4) Materi pokok
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:
a) Konsep manasik haji
b) Manasik kesehatan haji sebelum pemberangkatan ibadah haji
c) Manasik kesehatan haji saat ibadah haji
d) Manasik kesehatan haji setelah ibadah haji

5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl.

c. Pengendalian Penyakit Menular pada Jemaah haji


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pengendalian dan penanganan
penyakit menular pada Jemaah haji, identifikasi kasus suspect dan
probable penyakit menular pada jemaah haji, pengelolaan kasus suspect
dan probable penyakit menular pada Jemaah haji.

2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pengendalian dan penanganan Penyakit menular pada Jemaah haji.

8
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: a) Melakukan
identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada jemaah
haji; b) Melakukan pengelolaan kasus suspect dan probable penyakit
menular pada jemaah haji; c) Melakukan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular pada jemaah haji.

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada
jemaah haji
b) Pengelolaan kasus suspect dan probable penyakit menular pada
jemaah haji
c) pencegahan dan pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.

5) Waktu
Alokasi waktu: 4 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.

d. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah haji di Kloter


(Dokter)
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik pada kasus yang
umum terjadi pada Jemaah haji di kloter, penanganan kegawatdaruratan
sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem triase/ rujukan di kloter.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pelayanan medik pada Jemaah haji di kloter
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Melakukan pelayanan
medik pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji di kloter; b)
Melakukan penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan
di kloter; c) Melakukan sistem triase/rujukan di kloter

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) pelayanan medik pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji di
kloter
b) penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter
c) sistem triase/rujukan di kloter

5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl.
9
e. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah haji di Kloter
(Perawat)
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan asuhan keperawatan
pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji di kloter, penanganan
kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/ rujukan di kloter.

2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan pada Jemaah haji di kloter

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Melakukan asuhan
keperawatan gawat darurat pada kasus yang umum terjadi pada Jemaah
haji di kloter; b) Melakukan penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi
dan peralatan di kloter; c) Melakukan sistem triase/rujukan di kloter

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Asuhan keperawatan gawat darurat pada kasus yang umum terjadi
pada Jemaah haji di kloter
b) Penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter
c) Sistem triase/ rujukan di kloter

5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl.

f. Kesehatan Penerbangan Jemaah haji (Dokter)


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik kesehatan
penerbangan.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan
kesehatan penerbangan Jemaah haji

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a. Menjelaskan Konsep
kesehatan penerbangan; dan b. Melakukan pelayanan medik kesehatan
penerbangan (pre, in dan post flight) (dokter)

10
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a. Konsep kesehatan penerbangan;
b. Pelayanan medik kesehatan penerbangan

5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.

g. Kesehatan Penerbangan Jemaah haji (Perawat)


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang asuhan keperawatan kesehatan
penerbangan
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan
kesehatan penerbangan Jemaah haji pada Jemaah haji di kloter

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a. Menjelaskan konsep
kesehatan penerbangan; b. Melakukan asuhan keperawatan kesehatan
penerbangan (pre, in dan post flight) (perawat)

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a. Konsep kesehatan penerbangan;
b. Asuhan keperawatan kesehatan penerbangan

5) Waktu
Alokasi waktu: 3 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl.

h. Komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang komunikasi persuasif, sikap positif
pada Jemaah haji, praktik mendengar yang baik terhadap Jemaah haji,
umpan ballik secara persuasif pada Jemaah haji, softskill komunikasi
persuasif dalam pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter.
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan
komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji.
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan komunikasi
persuasif; b) Menerapkan sikap positif pada jemaah haji; c) Melakukan

11
teknik mendengar yang baik terhadap Jemaah haji; d) Melakukan umpan
balik secara persuasif pada Jemaah haji ; e) Menerapkan softskill
komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Komunikasi persuasif
b) Sikap positif pada jemaah haji
c) Teknik mendengar yang baik terhadap Jemaah haji
d) Umpan balik secara persuasif pada Jemaah haji
e) Softskill komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan Jemaah
haji di kloter

5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl

i. Pengembangan jejaring kerja dalam pelayanan kesehatan haji


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang jejaring kerja pelayanan kesehatan
haji, dan tim jejaring kerja pelayanan haji yang efektif.

2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
pengembangan jejaring kerja dalam pelayanan kesehatan haji.
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan jejaring
kerja pelayanan kesehatan haji; dan b) Menerapkan tim jejaring kerja
pelayanan haji yang efektif;
4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) jejaring kerja pelayanan kesehatan haji
b) tim jejaring kerja pelayanan haji yang efektif;

5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl

j. Pencatatan dan Pelaporan secara manual dan elektronik


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pencatatan dan pelaporan dalam
pelaksanaan tugas TKH Kloter di kloter
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
12
Pencatatan dan Pelaporan manual dan elektronik dalam pelaksanaan
tugas TKH Kloter di kloter.

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan konsep
pencatatan pelaporan kegiatan kloter; b) Melakukan pengisian laporan
sesuai format

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) konsep pencatatan pelaporan kegiatan kloter
b) pengisian laporan sesuai format

5) Waktu
Alokasi waktu: 8 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 6 jpl, PL: 0 jpl

k. Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter


1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang naskah induk rencana operasi, dan
melakukan rencana operasi
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
Rencana Operasi Kesehatan pada jemaah haji

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Menjelaskan Naskah
Induk Rencana Operasi; dan b) Melakukan rencana operasi.

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Naskah Induk Rencana Operasi
b) Rencana Operasi

5) Waktu
Alokasi waktu: 6 Jpl, dengan rincian T: 2 jpl, P: 4 jpl, PL: 0 jpl.

3. Mata Pelatihan Penunjang (MPP)


a. Building Learning Commitment (BLC)
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang proses perkenalan, identifikasi
harapan pembelajaran, nilai, norma dan kontrol kolektif, serta organisasi
kelas.
13
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun
suasana belajar yang kondusif dan membuat kesepakatan belajar

3) Indikator hasil belajar


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a) Mengenal sesama
peserta, fasilitator dan penyelenggara; b) Mengidentifikasi harapan
terhadap pelatihan; c) Membuat kesepakatan nilai, norma dan kontrol
kolektif; d) Membuat kesepakatan organisasi dalam kelas.

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Proses perkenalan
b) Identifikasi harapan pembelajaran
c) Nilai, norma dan kontrol kolektif
d) Organisasi kelas

5) Waktu
Alokasi waktu: 2 Jpl, dengan rincian T: 0 jpl, P: 2 jpl, PL: 0 jpl

b. Anti Korupsi
1) Deskripsi singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang konsep korupsi, konsep anti korupsi,
upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi, tata cara
pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi, dan gratifikasi
2) Hasil belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Anti
Korupsi
3) Indikator hasil belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan: a) Konsep
korupsi; b) Konsep anti korupsi; c) Upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi; d) Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran
tindak pidana korupsi; e) Gratifikasi

4) Materi pokok
Materi pokok mata pelatihan ini adalah:
a) Konsep korupsi
b) Konsep anti korupsi
c) Upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi
d) Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi
e) Gratifikasi
14
5) Waktu
Alokasi waktu: 1 Jpl, dengan rincian T: 1 jpl, P: 0 jpl, PL: 0 jpl

E. EVALUASI HASIL BELAJAR


Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
1. Penjajakan peningkatan kemampuan yang diterima peserta melalui post test.
2. Uji Komprehensif
▪ Uji tulis nilai minimal 75 dengan bobot penilaian 30%
▪ Apabila nilai uji komprehensif kurang dari 75, maka peserta diberi kesempatan
1 (satu) kali untuk remedial dengan menggunakan soal yang sama, nilai akhir
remedial maksimal adalah 75.
▪ Apabila nilai remedial belum mencapai 75, maka peserta diberikan
penugasan oleh penyelenggara pelatihan.
3. Uji Keterampilan
▪ Uji keterampilan/skill dengan metode simulasi, nilai minimal 80 dengan bobot
50%
▪ Apabila nilai uji keterampilan kurang dari 80, maka peserta diberi kesempatan
1 (satu) kali untuk remedial.
4. Evaluasi Sikap dan Perilaku
Penilaian terhadap kedisiplinan, prakarsa dan kerjasama peserta. Penilaian
dilakukan oleh pengendali pelatihan, nilai minimal 80 dengan bobot 20%

15
BAB III
DIAGRAM ALUR PROSES PELATIHAN

Pre-test

Pembukaan

Building Learning Commitment (BLC)


Metode: Games, Diskusi Kelompok

Wawasan:

1. Kebijakan Pengetahuan dan Keterampilan:


Peningkatan Mutu
Tenaga 1. Etika Pelayanan Kesehatan Haji
Kesehatan dalam 2. Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, Arab Saudi
Penyelenggaraan dan Pasca Kepulangan
Pelatihan TKH 3. Pengendalian Penyakit menular pada jemaah haji
4. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada
Kloter jemaah haji di kloter
E 5. Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
2. Kebijakan 6. Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan
V Penyelenggaraan Haji
A Kesehatan Haji 7. Pengembangan Jejaring Kerja Pelayanan
L Kesehatan Haji secara Efektif
U 3. Peran dan tugas 8. Pencatatan dan Pelaporan secara Manual dan
A TKH Kloter Elektronik
9. Rencana Operasional Kesehatan Tenaga
S
4. Anti Korupsi Kesehatan Haji (TKH) Kloter
I
Metode: Metode:
Ceramah tanya jawab
• Ceramah
Bermain peran/ Roleplay
Tanya Jawab
Studi kasus
• Curah Simulasi
Pendapat

Uji Keterampilan

Evaluasi (Post Test & Uji Komprehensif)

Penutupan

16
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pre-test
Pelaksanaan pre test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
awal peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.

2. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan dan penjelasan program pelatihan
tenaga kesehatan haji Indonesia
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya
pelatihan tenaga kesehatan haji kloter dan dukungannya terhadap program
penyelenggaraan kesehatan haji.

3. Membangun komitmen belajar


Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses BLC adalah tujuan
pelatihan, peserta (jumlah dan karakteristik), waktu yang tersedia, sarana dan
prasarana yang tersedia. Proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai bentuk
permainan sesuai dengan tujuan pelatihan. Proses BLC dilakukan dengan alokasi
waktu 2 jpl di dalam kelas (klasikal).

Proses pembelajaran meliputi:


a. Forming
Pada tahap ini setiap peserta masing-masing masih saling observasi dan
memberikan ide ke dalam kelompok. Pelatih berperan memberikan
rangsangan agar setiap peserta berperan serta dan memberikan ide yang
bervariasi.
b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin lama suasanya makin memanas
karena ide yang diberikan mendapatkan tanggapan yang saling
mempertahankan idenya masing-masing. Pelatih berperan memberikan
rangsangan pada peserta yang kurang terlibat agar ikut aktif menanggapi.

17
c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah mulai reda karena kelompok
sudah setuju dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi.
Masing-masing peserta mulai menyadari dan muncul rasa mau menerima ide
peserta lainnya. Dalam tahap ini sudah terbentuk norma baru yang disepakati
kelompok. Pelatih berperan membuatkan ide yang telah disepakati menjadi ide
kelompok.
d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi suasana kerjasama yang
harmonis sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama. Pelatih
berperan memandu kelompok agar masing-masing peserta ikut serta aktif
dalam setiap kegiatan kelompok dan tetap menjalankan norma yang telah
disepakati.
Hasil yang didapatkan pada proses pembelajaran:
1) Harapan yang ingin dicapai
2) Kekhawatiran
3) Norma kelas
4) Komitmen
5) Pembentukan tim (organisasi kelas)

4. Pengisian pengetahuan/wawasan
Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter, Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan
Haji, Peran dan Tugas TKH Kloter dan Anti Korupsi sebagai dasar
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.

5. Pemberian pengetahuan dan keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah
pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu curah pendapat,
ceramah tanya jawab, simulasi dan bermain peran/role play. Khusus pemberian

18
teori dilakukan dengan tugas baca kemudian peserta diberi kesempatan untuk
menanyakan hal – hal yang kurang dipahami terkait materi. Pengetahuan dan
keterampilan yang disampaikan meliputi materi:
a. Etika Pelayanan Kesehatan Haji.
b. Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, Arab Saudi, dan Pasca Kepulangan.
c. Pengendalian penyakit menular pada jemaah haji.
d. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada jemaah haji di kloter.
e. Kesehatan Penerbangan Jemaah haji.
f. Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan Haji.
g. Pengembangan Jejaring Kerja Pelayanan Kesehatan Haji secara efektif.
h. Pencatatan dan Pelaporan secara Manual dan Elektronik.
i. Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter.

Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/fasilitator melakukan


kegiatan refleksi di mana pada kegiatan ini pelatih/fasilitator bertugas untuk
menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan
evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya.

6. Evaluasi penyelenggaraan

● Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap


hari (refleksi) dan terhadap pelatih/fasilitator.
● Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk
menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya.
● Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat pelatih/fasilitator
telah mengakhiri materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan form evaluasi terhadap pelatih/fasilitator.

7. Evaluasi hasil belajar

Dilakukan evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah


didapat peserta melalui post test uji komprehensif, uji keterampilan dan sikap
perilaku. Setelah itu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan yang
dilakukan setelah semua materi disampaikan dan sebelum penutupan. Tujuan
19
evaluasi adalah mendapatkan masukan dari peserta tentang penyelenggaraan
pelatihan yang akan digunakan untuk menyempurnakan penyelenggaraan
pelatihan berikutnya.

8. Penutupan

Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta
c. Pembagian sertifikat
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta
e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang
f. Pembacaan doa

20
LAMPIRAN

21
Lampiran 1
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter


Nomor : MPD. 1
Judul Mata Pelatihan : Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan peningkatan mutu tenaga kesehatan dalam
penyelenggaraan pelatihan TKH kloter
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami tentang Kebijakan Peningkatan
Mutu Tenaga Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan TKH Kloter
Waktu : 1 Jpl (T=1; P=0; PL=0)

Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Media dan


Metode Referensi
Belajar Materi Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
• Peraturan Pemerintah Nomor
1. Menjelaskan 1. Kebijakan Peningkatan Mutu • Ceramah • Bahan 67 Tahun 2019 tentang
Kebijakan Tenaga Kesehatan dalam Tanya Tayang Pengelolaan Tenaga Kesehatan
Peningkatan penyelenggaraan Pelatihan Jawab
• Komputer/ • Permenkes No 5 Tahun 2022
Mutu Tenaga TKH Kloter
laptop tentang Struktur Organisasi dan
Kesehatan dalam
penyelenggaraan • Proyektor/LCD Tata Kerja di lingkungan
Pelatihan TKH • White board Kementerian Kesehatan
Kloter

22
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPD. 2
Judul Mata Pelatihan : Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji, pelayanan kesehatan haji di
Arab Saudi dan strategi penyelenggaraan kesehatan haji.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami kebijakan penyelenggaraan kesehatan haji
Waktu : 2 Jpl (T= 2; P= 0; PL=0)

Materi Media
Indikator Hasil Belajar Pokok Metode Referen
dan Alat
si
dan Sub Bantu
Materi
Pokok
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan kebijakan 1. Kebijakan • Ceramah • Bahan Tayang 1. UU No. 8 Tahun 2019
penyelenggaraan penyelenggaraan interaktif • Modul tentang Penyelengaraan
kesehatan haji : • Komputer/ Ibadah Haji dan Umroh
kesehatan haji 2. UU No. 36 tahun 2009
a. Tujuan Laptop
• LCD tentang kesehatan
b. Profil kesehatan 3. UU No. 36 tahun 2014
Jemaah haji • Flipchart
tentang Tenaga Kesehatan
• Spidol 4. Permenkes No. 62 Tahun
2. Pelayanan kesehatan • ATK 2016 tentang
haji di Arab Saudi Penyelenggaraan
2. Menjelaskan Pelayanan
Kesehatan Haji
kesehatan haji di Arab 5. Permenkes No 15 Tahun
3. Strategi
Saudi 2016 tentang Istitha’ah
penyelenggara
Kesehatan Jamaah Haji
an kesehatan
3. Menjelaskan Strategi 6. Permenkes No 8 Tahun
haji 2018 tentang Rekruitmen
penyelenggaraan
Petugas Kesehatan Haji
kesehatan haji
Indonesia
23
7. Permenkes No 9 Tahun
2021 tentang Petunjuk
Teknis Penyelengaraan
Kesehatan Haji di Arab
Saudi

24
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPD. 3
Judul Mata Pelatihan : Peran dan Tugas TKH Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang peran TKH kloter, tugas pokok TKHK Kloter dan alur
perjalanan TKH Kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami peran dan tugas TKH Kloter
Waktu : 3 Jpl (T=1; P=2; PL=0)

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Media dan Alat
Metode Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
Permenkes Nomor 9 Tahun 2021
1. Menjelaskan 1. Peran TKH Kloter: • Ceramah Tanya • Bahan Tayang tentang Petunjuk Teknis
peran TKH Kloter a. Pengertian Jawab
• Modul Penyelenggaraan Kesehatan Haji di
b. Peran • Curah pendapat Arab Saudi
• Komputer/
laptop
• LCD
2. Menjelaskan 2. Tugas pokok TKH Kloter:
tugas pokok TKH a. Tugas TKH Kloter di • Film
Kloter daerah asal Jemaah
sebelum keberangkatan
b. Tugas TKH Kloter di
embarkasi
c. Tugas TKH Kloter di
bandara keberangkatan
dan pesawat terbang
d. Tugas TKH Kloter di
bandara kedatangan Arab
Saudi
e. Tugas TKH Kloter di
25
pemondokan Makkah dan
Madinah
f. Tugas TKH Kloter di
Arofah, Muzdalifah dan
Mina
g. Tugas TKH Kloter di
Bandara kepulangan
h. Tugas TKH Kloter di
debarkasi

3. Menjelaskan alur 3. Alur perjalanan TKH Kloter:


perjalanan TKH a. Gelombang I
Kloter b. Gelombang II

26
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 1
Judul Mata Pelatihan : Etika Pelayanan Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang prinsip dasar etika dan etika pelayanan kesehatan haji Hasil Belajar
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika pelayanan kesehatan haji
Hasil belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan etika pelayanan kesehatan haji
Waktu : 4 Jpl (T= 1 jpl ; P= 3 jpl ; PL= 0 jpl)

Materi Pokok Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan prinsip
1. Prinsip dasar etika: ● Ceramah ● Bahan Tayang ▪ Permenkes Nomor 3 Tahun
dasar etika
a. Pengertian etika Tanya ● Modul 2018 tentang Rekrutmen
b. Prinsip etika jawab ● Komputer Panitia Penyelenggaraan
c. Etika core value ● Curah / Laptop Ibadah Haji Arab Saudi Bidang
BERAKHLAK Pendapat ● LCD Kesehatan, Tim Kesehatan
● Komputer Haji (TKHI) dan Tenaga
● role play Pendukung Kesehatan dalam
/laptop
2. Menerapkan etika 2. Etika Pelayanan Kesehatan ● Aplikasi zoom Penyelenggaraan Kesehatan
pelayanan Haji: ● Bahan tayang Haji
kesehatan haji a. Kewajiban dan ● panduan role ▪ Permenkes No 9 Tahun 2021
hak petugas play tentang Petunjuk Teknis
kesehatan haji ● ceklist penilaian Penyelengaraan Kesehatan
b. Etika petugas kesehatan role play Haji di Arab Saudi
haji ▪ Keputusan Menteri Kesehatan
c. Etika pelayanan
Nomor
kesehatan haji
HK.01.07/MENKES/1179/2022
tentang Pedoman
27
Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur
Sipil Negara di lingkungan
Kementerian Kesehatan
▪ Surat Edaran Menteri PAN RB
Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Value dan
Employer Branding Aparatur
Sipil Negara.

28
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 2
Judul Mata Pelatihan : Manasik Kesehatan Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep manasik haji, manasik kesehatan haji sebelum
pemberangkatan ibadah haji, manasik kesehatan haji saat ibadah haji dan manasik
kesehatan haji setelah ibadah haji.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan manasik kesehatan haji di
Indonesia, Arab Saudi dan Pasca Kepulangan.
Waktu : 6 Jpl (T= 2 jpl ; P= 4 jpl ; PL= 0 jpl)

Materi pokok dan Sub Materi Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Pokok Bantu

Setelah mengikuti mata


pelatihan ini, peserta dapat:
● Permenkes
1. Menjelaskan konsep manasik 1. Konsep manasik kesehatan haji: ● Curah ● Bahan Nomor 15 Tahun
haji Pendapat Tayang/ Slide 2016 tentang
a. Definisi
● Ceramah ● Modul Istita’ah
b. Penyelenggaraan tanya jawab ● Laptop Kesehatan
● Simulasi Jemaah Haji
c. Tahapan ● LCD
● ATK ● Permenkes
d. Pengembangan Nomor 62 Tahun
● Flipchart
2016 tentang
2. Melakukan manasik kesehatan 2. Manasik kesehatan haji sebelum ● Spidol Penyelenggaraan
haji sebelum pemberangkatan pemberangkatan ibadah haji: ● Panduan
ibadah haji Kesehatan Haji
a. Manasik kesehatan haji simulasi
● Permenkes
dimasa tunggu
Nomor 9 Tahun
b. Manasik kesehatan haji di 2020 tentang
masa keberangkatan Petunjuk Teknis
29
Penyelengaraan
c. Manasik kesehatan haji di
masa embarkasi Kesehatan Haji di
Arab Saudi
3. Melakukan manasik kesehatan 3. Manasik kesehatan haji saat ● Pedoman
haji saat ibadah haji ibadah haji: Manasik
a. Manasik kesehatan haji Kesehatan Haji
selama perjalanan Tahun 2021

b. Manasik kesehatan haji


sebelum ibadah haji

c. Manasik kesehatan haji


saat ibadah haji
d. Manasik kesehatan haji
bagi Jemaah haji resiko
tinggi (risti) kesehatan

4. Manasik kesehatan haji setelah


4. Melakukan manasik kesehatan ibadah haji:
haji setelah ibadah haji
a. Manasik kesehatan haji
setelah ibadah haji
b. Manasik kesehatan haji
setelah tiba di tanah air

30
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 3
Judul Mata Pelatihan : Pengendalian Penyakit Menular pada Jemaah Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pengendalian dan penanganan penyakit menular pada Jemaah
haji, identifikasi kasus suspect dan probable penyakit menular pada jemaah haji, pengelolaan kasus
suspect dan probable penyakit menular pada Jemaah haji
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengendalian dan penanganan Penyakit
menular pada Jemaah haji.
Waktu : 4 Jpl (T= 2 jpl ; P= 2 jpl ; PL= 0 jpl)

Materi pokok dan Sub Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi pokok Bantu

Setelah mengikuti mata


pelatihan ini, peserta dapat: • UU Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Kekarantinaan
1. Melakukan identifikasi
1. Identifikasi kasus ● Curah Pendapat ● Bahan Kesehatan
kasus suspect dan
suspect dan probable ● Ceramah Tayang/ Slide
penyakit menular tanya jawab ● Modul • WHO International Health
probable penyakit
pada jemaah haji ● Studi kasus ● Laptop Regulation, 2015
menular pada jemaah
haji
a. Meningitis ● LCD • Permenkes nomor 45 Tahun
Meningokokus
● Panduan 2014 Tentang
b. Influenza kasus Penyelenggaraan Surveilans
c. Ebola ● Lembar Kesehatan
d. MERS-CoV kasus
e. Covid-19 • Dirjen P2PL Kemenkes,
f. Monkey Pox Pedoman Surveilans dan
Respon Kesiapsiagaan
2. Pengelolaan kasus Menghadapi MERS-CoV, tahun
2. Melakukan pengelolaan
suspect dan probable 2013
kasus suspect dan
31
probable penyakit penyakit menular
menular pada jemaah pada jemaah haji: ● Ditjen P2P Kementerian
haji a. Meningitis Kesehatan RI, Pedoman
Meningokokus
Pencegahan dan Pengendalian
b. Influenza
c. Ebola Coronavirus Disease (Covid-19)
d. MERS-CoV Revisi ke-5, Juli 2020
e. Covid-19
f. Monkey Pox ● Ditjen P2P Kementerian
Kesehatan RI, Pedoman
3. Pencegahan dan
3. Melakukan pencegahan Pencegahan dan Pengendalian
pengendalian
dan pengendalian
penyakit menular Penyakit MonkeyPox, Tahun 2022
penyakit menular pada
pada Jemaah haji:
jemaah haji
● Sjamsuridjal Djauzi, et.al,
a. Karantina dan isolasi
Pedoman Imunisasi Pada Orang
b. Vaksinasi
Dewasa, Satgas Imunisasi Dewasa
c. Prokes
PAPDI, Jakarta, Tahun 2017

● Pusat Kesehatan Haji, Juknis


penatalakasanaan penyakit
paru, tahun 2017
● www.infeksiemerging.kemkes.g
o.id
● www.who.org

32
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 4 (Dokter)
Judul Mata Pelatihan : Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah Haji di Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik terhadap kasus yang umum terjadi pada Jemaah haji
di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem triase/rujukan di
kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan medik pada Jemaah haji di kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)

Materi Pokok Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:

1. Melakukan pelayanan 1. Pelayanan medik terhadap ● Ceramah ● Bahan Tayang


kasus yang umum terjadi tanya jawab ● Modul • Buku Panduan Pelayanan
medik terhadap kasus Medik – PAPDI
yang umum terjadi pada pada Jemaah haji di kloter: ● Curah ● Komputer/
Jemaah haji di kloter a. Hipertensi Pendapat Laptop • Harrison’s Principles of
b. Gangguan faal pada geriatric ● Simulasi ● LCD Internal Medicine, 17th
c. Diabetes mellitus ● Papan dan Edition,
d. Demensia kertas Flipchart
● Spidol
• Lukito, Antonio Anna, et.al.
e. Psikosis akut 2021. Konsensus
f. Penyakit jantung koroner, ● ATK Penatalaksanaan Hipertensi.
Aritmia dan gagal jantung ● Phantom CPR PERHI – Perhimpunan Dokter
g. PPOK dan Asma ● Daftar obat Hipertensi Indonesia
h. Penyakit New Emerging dan kloter
Re Emerging (Pinere) • McDonagh, Theresa, A. et al.
● Set Alat bantu 2021. ESC Guidelines for the
i. Penyakit/ kondisi akibat matra simulasi diagnosis and treatment of
dehidrasi, kelelahan, jetlag, ● Ceklist acute and chronic heart
heatstroke, frostbite simulasi

33
2. Melakukan penanganan 2. Penanganan ● Panduan failure. Europian Heart
kegawatdaruratan sesuai kegawatdaruratan sesuai simulasi Journal.
kondisi dan peralatan di kondisi dan peralatan di kloter:
• Soelistijo, S.A et al. 2021.
kloter a. Konsep kegawatdaruratan Pedoman Pengelolaan dan
b. Deteksi dini dan penanganan Pencegahan Diabetes
kegawatdaruratan Mellitus tipe 2 Dewasa di
Indonesia. PB PERKENI.

3. Melakukan sistem • Juzar, Dafsah A. et al. 2018.


3. Sistem triase/rujukan di kloter:
triase/rujukan di kloter Pedoman Tatalaksana
a. Pengertian triase Sindrom Koroner Akut. Edisi
b. Klasifikasi triase ke 4. Perhimpunan Dokter
c. Mekanisme rujukan: Spesialis Kardiovaskular
1) Rujukan kasus Indonesia (PERKI)
kegawatdaruratan
• Siswanto, Bambang B. et al.
2) Identifikasi dan rujukan 2020. Pedoman Tatalaksana
pasien safari wukuf Gagal Jantung. Edisi ke 2.
3) Identifikasi dan rujukan Perhimpunan Dokter Spesialis
pasien Tanazul Kardiovaskular Indonesia
(PERKI)

• Reddel, Helen, et.al. 2022.


Pocket Guide for Asthma
Management and Prevention.
GINA – Global Initiative for
Asthma

• Agusti, Alvar, et.al. 2021.


Pocket Guide to COPD
Diagnosis, Management, and
Prevention. GOLD – Global
Initiative for Chronic
Obstructive Lung Disease.

34
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 4 (Perawat)
Judul Mata Pelatihan : Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan pada Jemaah Haji di Kloter
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang asuhan keperawatan terhadap kasus yang umum terjadi pada
Jemaah haji di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/rujukan di kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di
kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)
Materi Pokok Media dan Alat Bantu
Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok
Setelah mengikuti materi ini, ● Bahan Tayang
peserta mampu: ● Ceramah ● Modul ● Buku Panduan
Pelayanan Medik –
1. Melakukan asuhan 1. Asuhan keperawatan tanya jawab ● Komputer/ Laptop
PAPDI
keperawatan terhadap terhadap kasus yang ● Curah ● LCD
Pendapat ● Papan dan kertas
kasus yang umum umum terjadi pada ● Harrison’s Principles of
terjadi pada Jemaah Jemaah haji di kloter: Simulasi Flipchart Internal Medicine, 17th
haji di kloter a. Hipertensi ● Spidol Edition,
b. Gangguan faal ● ATK
● Lukito, Antonio Anna,
pada geriatric ● Phantom CPR
et.al. 2021. Konsensus
c. Diabetes mellitus ● Daftar obat
Penatalaksanaan
d. Demensia kloter Hipertensi. PERHI –
e. Psikosis akut ● Set Alat bantu Perhimpunan Dokter
f. Penyakit jantung simulasi Hipertensi Indonesia
koroner, Aritmia ● Ceklist simulasi
● Panduan ● McDonagh, Theresa, A.
dan gagal jantung
et al. 2021. ESC
g. PPOK dan Asma simulasi
Guidelines for the
h. Penyakit New diagnosis and treatment
Emerging dan Re of acute and chronic

35
Emerging (Pinere) heart failure. Europian
i. Penyakit/ kondisi Heart Journal.
akibat matra
● Soelistijo, S.A et al.
dehidrasi,
2021. Pedoman
kelelahan, jetlag, Pengelolaan dan
heatstroke, frostbite Pencegahan Diabetes
Mellitus tipe 2 Dewasa di
2. Melakukan penanganan 2. Penanganan Indonesia. PB PERKENI.
kegawatdaruratan sesuai kegawatdaruratan
● Juzar, Dafsah A. et al.
kondisi dan peralatan di sesuai kondisi dan
2018. Pedoman
kloter peralatan di kloter: Tatalaksana Sindrom
a. Konsep Koroner Akut. Edisi ke 4.
kegawatdaruratan Perhimpunan Dokter
b. Deteksi dini dan Spesialis Kardiovaskular
penanganan Indonesia (PERKI)
kegawatdaruratan
● Siswanto, Bambang B.
3. Sistem triase/rujukan di et al. 2020. Pedoman
3. Melakukan sistem Tatalaksana Gagal
kloter:
triase/rujukan di kloter Jantung. Edisi ke 2.
a. Pengertian triase Perhimpunan Dokter
b. Klasifikasi triase Spesialis Kardiovaskular
c. Mekanisme rujukan: Indonesia (PERKI)
1) Rujukan kasus
kegawatdaruratan ● Reddel, Helen, et.al.
2) Identifikasi dan 2022. Pocket Guide for
rujukan pasien safari Asthma Management
wukuf and Prevention. GINA –
3) Identifikasi dan Global Initiative for
rujukan pasien Asthma
Tanazul
● Agusti, Alvar, et.al. 2021.
Pocket Guide to COPD
36
Diagnosis, Management,
and Prevention. GOLD –
Global Initiative for
Chronic Obstructive
Lung Disease.

37
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 5 (Dokter)
Judul Mata Pelatihan : Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan medik kesehatan penerbangan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan kesehatan penerbangan Jemaah haji
Waktu : 3 JPL (T:1, P: 2, PL:0)

Materi Pokok dan Sub Materi Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Pokok Metode Referensi
Bantu

Setelah mengikuti materi ini,


peserta mampu: ● Air Force Program Directive
48-1, The Flight Medicine
● Ceramah ● Bahan Tayang Program.
1. Menjelaskan Konsep
kesehatan penerbangan
1. Konsep kesehatan tanya jawab ● Modul ● Air Force Program Directive
penerbangan: ● Curah ● Komputer/ 44-1, Medical Operations.
a. Fisiologi penerbangan Pendapat Laptop ● Air Force Instruction 40-
b. Faktor-faktor yang ● Diskusi ● LCD 101, Health Promotion
mempengaruhi kondisi ● Studi kasus ● Flipchart Programs.
● Simulasi ● Air Force Instruction 40-
fisiologi tubuh selama ● Spidol
501, The Air Force Fitness
penerbangan ● ATK Program.
c. Resiko penerbangan ● Panduan diskusi ● Air Force Instruction 41-
● Lembar kasus 106, Medical Readiness
2. Melakukan pelayanan
2. Pelayanan medik kesehatan ● Panduan Planning and Training.
medik kesehatan
penerbangan: simulasi
penerbangan
a. Pre Flight
b. In Flight
c. Post Flight

38
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 5 (Perawat)
Judul Mata Pelatihan : Kesehatan Penerbangan Jemaah haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pelayanan asuhan keperawatan pada kasus yang umum terjadi pada
Jemaah haji di kloter, penanganan kegawatdaruratan sesuai kondisi dan peralatan di kloter, dan sistem
triase/rujukan di kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan asuhan keperawatan pada Jemaah haji di
kloter
Waktu : 3 JPL (T:1, P: 2, PL:0)

Materi Pokok Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok Bantu
● Modul Dikkualsus
Setelah mengikuti materi ini, Kesehatan Penerbangan
peserta mampu: Tentang Aeofisiologi Unit 1-
13 (2017), Markas Besar
1. Menjelaskan Konsep 1. Konsep kesehatan ● Ceramah ● Bahan Tayang Angkatan Udar Lakespra
kesehatan penerbangan penerbangan: tanya jawab ● Modul Saryanto, Jakarta
a. Fisiologi penerbangan ● Curah ● Komputer/
b. Faktor-faktor yang Pendapat Laptop ● PPNI (2018), Standar
mempengaruhi kondisi ● Role play ● LCD Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan
fisiologi tubuh selama ● Flipchart
Indikator Diagnostik, Edisi 1
penerbangan ● Spidol Jakarta: DPP PPNI.
c. Resiko penerbangan ● ATK
● Panduan role ● PPNI (2018), Standar
2. Melakukan asuhan 2. Asuhan keperawatan play Intervensi Keperawatan
kesehatan penerbangan: ● Lembar kasus Indonesia: Definisi dan
keperawatan kesehatan
Tindakan Keperawatan,
penerbangan a. Pre flight
Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI.
b. In Flight
c. Post flight ● PPNI (2018) Standar
39
Luaran Keperawatan
Indonesia: Definisi dan
kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI.

● Permenkes No 15 tahun
2016 Tentang Isthitaah
Kesehatan Jemaah haji
● Sandrock, J. (1997).
Managing hypovolemia.
Nursing,27(2).32aa

● Undang Undang Republik


Indonesia No. 8 Tahun
2014 Tentang
Keperawatan

40
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 6
Judul Mata Pelatihan : Komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang komunikasi persuasif, sikap positif pada Jemaah haji, teknik mendengar
yang baik terhadap Jemaah haji, umpan ballik secara persuasif pada Jemaah haji, softskill komunikasi persuasif
dalam pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter.
Hasil Bela jar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menerapkan komunikasi persuasif dalam pelayanan
kesehatan haji.
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0)

Materi Pokok Media dan Alat Bantu


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
dan Sub Materi Pokok
Setelah mengikuti materi ini, 1. Hardjana AM. komunkasi
peserta mampu: Intrapersonal dan
1. Menjelaskan komunikasi 1. Komunikasi persuasif: • Ceramah ● Bahan Tayang Interpersonal. Jakarta:
persuasif a. Konsep interaktif ● Modul Kanisius. 2001.
komunikasi • Curah ● Komputer/ Laptop 2. Liliwen A. Komunikasi antar
persuasif Pribadi. Bandung: PT. Citra
Pendapat ● LCD
b. Komunikasi verbal Aditya Bakti 1991
• Diskusi ● Flipchart set 3. Jones H, Mann R. Setting
c. Komunikasi non
● ATK the Scene, Workplace
verbal
● Panduan diskusi Communication Skills.
2. Menerapkan sikap positif 2. Sikap positif pada • Simulasi
pada Jemaah haji Jemaah haji: • Role play ● Panduan roleplay Australia: Addison Wesley
● Panduan simulasi Lungman Australia PTY Ltd.
a. Mengenal diri sendiri 1997.
b. Mengenal Jemaah 4. Soehoet AMH, Drs.
haji Pengantar Ilmu Komunikasi.
c. Mengenal pekerjaan Jakarta: yayasan Kampus
sebagai TKH kloter Tercinta-IISIP. 2002.
5. Soehoet AMH, Drs. Teori

41
Komunikasi 1. Jakarta:
3. Melakukan teknik 3. Teknik mendengar Yayasan Kampus Tercinta-
mendengar yang baik yang baik terhadap IISIP. 2002.
Jemaah haji 6. Wursanto Ig, Drs. Etika
terhadap Jemaah haji
a. Sepuluh Kaidah Komunikasi Kantor.
Mendengar Efektif Jogjakarta: Kanisius. 1994.
b. Teknik Mendengar 7. Luft, J.; Ingham, H. (1955).
Efektif "The Johari window, a
graphic model of
4. Melakukan umpan balik 4. Umpan balik secara interpersonal awareness".
secara persuasif pada persuasif pada Proceedings of the western
Jemaah haji training laboratory in group
Jemaah haji
a. Teknik memberikan development (Los Angeles:
umpan balik UCLA).
secara efektif 8. Handy, Charles (2000). 21
b. Teknik menerima Ideas for Managers. San
umpan balik secara Francisco: Jossey-Bass.
efektif 9. Gleick, James (2011). The
Information: A History, a
5. Softskill komunikasi Theory, a Flood. Pantheon,
5. Menerapkan softskill
persuasif dalam New York, NY.
komunikasi persuasif dalam pelayanan kesehatan 10. http://wantysastro.wordpress
pelayanan kesehatan Jemaah haji di kloter .com/2013/06/01/pengertian-
Jemaah haji di kloter a. Pengertian soft skill komunikasi-verbal-dan-
b. Praktik komunikasi nonverbal-beserta-contoh-
persuasif dan- slogan-produk/ Diunduh
tanggal 23 September 2014
11. Manajemenppm.wordpress.c
om/2013/07/16/menjadi-
pendengar-yang-baik
diunduh tanggal 29
September 2014.
12. http://riswantohidayat.wordpr
ess.com/komunikasi/komuni

42
k asi-verbal/mendengarkan-
efektif/ Diunduh tanggal 29
September 2014.
13. http://dasarilmukomunikasi.wo
rdpress.com/2012/08/03/jen
is-macam-macam-umpan-
balik-feedback-4/ diunduh
tanggal 29 September 2014.
14. Risang Rimbatmaja
http://www.lapangankecil.org
/teknik15_memberi_dan_me
nerima_feedback.html#sthas
h.HE9phPxs.dpuf diunduh
tanggal 29 September 2014.
15. http://finapemalang.blogspot.
com/2015/05/pengembanga
n-soft-skill.html
16. http://www.academia.edu/66
48265/MAKALAH_soft_skill

43
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 7
Judul Mata Pelatihan : Pengembangan jejaring kerja dalam pelayanan kesehatan haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang jejaring kerja pelayanan kesehatan haji dan tim jejaring kerja
Pelayanan haji yang efektif.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengembangan jejaring kerja dalam
pelayanan kesehatan haji.
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0) Penugasan daring 2 JPL (dalam BOR) dan Luring 2 JPL didampingi oleh 3 tim fasilitator

Materi Pokok dan Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Sub Materi Pokok Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
• Undang-Undang No 8
1. Menjelaskan jejaring 1. Jejaring kerja pelayanan • Bahan Tayang tahun 2019 Tentang
kerja pelayanan kesehatan haji: • Ceramah • Modul Penyelenggaraan
a. Karu dan Karom tanya • Komputer/ Ibadah Haji dan Umrah
kesehatan haji • Peraturan Menteri
jawab Laptop
b. Petugas haji di kloter
• Curah • LCD Kesehatan No. 15 Tahun
(TPIHI, TPIHI dan 2016 Tentang Istithaah
Pendapat • Flipchart
TKHK) • Diskusi Kesehatan Jemaah Haji;
c. Tenaga Kesehatan Haji • Spidol • LAN - RI 2019 Modul
kelompok
• ATK
Kloter lainnya • Bermain Membangun Tim Efektif
peran • Panduan Pelatihan Kepemimpinan
d. Petugas Haji Daerah
• Games diskusi Pengawas 2019
e. Petugas PPIH Arab
kelompok • LAN - RI 2015 Agenda
Saudi Bidang Kesehatan
• Panduan Membangun Tim Efektif
f. Petugas RSAS bermain Bahan Ajar Diklat
Petugas PPIH Kepemipinan TIngkat III
embarkasi/
debarkasi

44
g. Purser (koordinator awak
pesawat)

2. Menerapkan tim jejaring 2. Tim jejaring kerja


kerja pelayanan haji pelayanan haji yang efektif:
yang Efektif a. Prinsip jejaring kerja
efektif
b. Penyelesaian Konflik
dalam tim jejaring
kerja pelayanan haji
yang efektif
c. Hubungan kerja TKH
Kloter dalam jejaring
kerja pelayanan
kesehatan haji yang
efektif.

45
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 8
Judul Mata Pelatihan : Pencatatan dan Pelaporan secara manual dan elektronik
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan tugas TKH Kloter di
kloter
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Pencatatan dan Pelaporan manual dan
elektronik dalam pelaksanaan tugas TKH Kloter di kloter
Waktu : 8 JPL (T:2, P: 6, PL:0)

Materi Pokok dan Sub Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar materi pokok Metode Referensi
Bantu

Setelah mengikuti materi ini, ● Permenkes Nomor 15


peserta mampu: Tahun 2016 tentang
Istita’ah Kesehatan
1. Konsep ● Ceramah tanya ● Bahan Tayang Jemaah Haji
1. Menjelaskan konsep
pencatatan pelaporan pencatatan jawab ● Modul ● Permenkes Nomor 62
kegiatan kloter pelaporan ● Curah ● Komputer/ Tahun 2016 tentang
kegiatan kloter: Pendapat Laptop Penyelenggaraan
a. Pengertian ● Latihan ● LCD Kesehatan haji
b. Fungsi ● Flipchart
pengisian ● Permenkes Nomor 9
c. Cara laporan manual ● Spidol
Tahun 2020 tentang
● ATK
2. Melakukan pengisian
● Latihan Petunjuk Teknis
2. Pengisian laporan ● Panduan latihan Penyelengaraan
laporan sesuai format pengisian
sesuai format:
laporan ● Aplikasi Tele Kesehatan Haji di Arab
a. Manual petugas Saudi
elektronik
b. elektronik ● Formulir Capor
● Pedoman Manasik
manual
Kesehatan Haji Tahun
2021

46
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPI. 9
Judul Mata Pelatihan : Rencana Operasi Penyelenggaraan Kesehatan pada masa “critical armina” dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian Jemaah haji
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang naskah induk rencana operasional penyelenggaraan kesehatan haji dan
rencana operasi kesehatan
tenaga kesehatan haji kloter.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Rencana Operasi Kesehatan Tenaga
Kesehatan Haji Kloter pada Penyelenggaraan Kesehatan Haji Masa “critical armina” dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian Jemaah haji
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:0)
Materi Pokok Media
Indikator Hasil Belajar Metode Referen
dan Sub Materi dan Alat
si
Pokok Bantu

Setelah mengikuti materi ini, 1. Undang-undang Nomor 36


peserta mampu: Tahun 2009 tentang
Kesehatan
1. Menjelaskan Naskah 1. Naskah Induk Rencana • Ceramah • Bahan Tayang 2. Undang-undang Nomor 36
Induk Rencana
Operasional Penyelenggaraan tanya jawab • Modul Tahun 2014 tentang
Kesehatan Haji • Curah • Komputer/ Tenaga Kesehatan
Operasional 3. Undang-undang Nomor 8
a. Penunjukan Pendapat Laptop
Penyelenggaraan • Brainstorming tahun 2019 tentang
b. Daerah Waktu • LCD
Kesehatan Haji • Roleplay Penyelenggaraan Ibadah
c. Penugasan • Microphone
• Studi kasus Haji dan Umrah
d. Sandi Operasional • Pointer 4. Peraturan Menteri
e. Situasi • Flipchart Set Kesehatan Nomor 15
f. Tugas • Alat Tulis Tahun 2016 tentang
g. Pelaksanaan • Panduan Istithaah Kesehatan
h. Struktur Roleplay Jemaah Haji
5. Peraturan Menteri
Organisasi • Panduan
Kesehatan Nomor 62
i. Administrasi dan simulasi Tahun 2016 tentang
47
Logistik • Ceklist Petunjuk Teknis
j. Anggaran Roleplay Penyelenggaraan
Kesehatan Haji
k. Komando, • Ceklist
6. Peraturan Menteri
Pengendalian dan simulasi Kesehatan Nomor 3
Komunikasi • Lembar Tahun 2018 tentang
l. Penutupan kasus Rekrutmen Penitia
• Lembar Penyelenggaraan Ibadah
m. Gladi Posko
Haji Bidang Kesehatan,
penilaian
Tim Kesehatan Haji
2. Melakukan rencana operasi Indonesia dan Tenaga
2. Rencana operasi kesehatan Pendukung Kesehatan
kesehatan tenaga kesehatan tenaga kesehatan haji kloter:
haji kloter Dalam Penyelenggaraan
a. Konsep Kesehatan Haji
b. Tujuan 7. Peraturan Menteri
c. Sasaran Kesehatan Nomor 9
d. Rencana Tahun 2021 Tentang
e. Instruksi dan Koordinasi Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan
Kesehatan Haji di Arab
Saudi
8. Naskah Induk Rencana
Operasional
Penyelenggaraan
Kesehatan Haji Tahun
2022
9. Rencana Operasi
Kesehatan Tenag
Kesehatan Haji.

48
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter Kesehatan
Nomor : MPP. 1
Judul Mata Pelatihan : Building Learning Commitment (BLC)
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang proses perkenalan, identifikasi harapan pembelajaran,
nilai, norma dan kontrol kolektif, serta organisasi kelas
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun suasana belajar yang
kondusif dan membuat kesepakatan belajar
Waktu : 2 JPL (T=0 jpl; P=2 jpl; PL=0 jpl)

Materi Pokok dan Sub Media dan Alat Bantu


Indikator Hasil Belajar Metode Referensi
Materi Pokok

Setelah mengikuti materi ini,


peserta mampu:

1. Mengenal sesama peserta, ● Permainan ● Modul


1. Proses perkenalan ● Diskusi Kelompok ● Flipchart ● Buku
fasilitator dan penyelenggara
● Ceramah ● Whiteboard Dinamika
2. Mengidentifikasi harapan Tanya jawab ● Spidol Kelompok
2. Identifikasi ● Buku Team Building
terhadap pelatihan ● Panduan
harapan
diskusi
pembelajaran
3. Membuat kesepakatan nilai, kelompok
norma dan kontrol kolektif 3. Nilai, norma dan ● Alat bantu
permainan
kontrol kolektif
4. Membuat kesepakatan
organisasi dalam kelas.
4. Organisasi kelas

49
Nama Pelatihan : Tenaga Kesehatan Haji Kloter
Nomor : MPP. 2
Judul Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang konsep korupsi, konsep anti korupsi, upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi, tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi, dan gratifikasi
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Anti Korupsi
Waktu : 1 JPL (T=1 jpl; P= jpl; PL=0 jpl)

Media dan Alat


Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Referensi
Bantu
Pokok

Setelah mengikuti materi ini, ● Undang-undang Nomor


peserta mampu menjelaskan: 20 Tahun 2001 tentang
1. Konsep korupsi 1. Konsep korupsi Perubahan Atas Undang-
a. Definisi korupsi ● Curah ● Modul
undang Nomor 31 Tahun
b. Ciri-ciri korupsi pendapat ● Bahan tayang 1999 tentang
c. Bentuk/jenis korupsi ● Ceramah ● Komputer Pemberantasan Tindak
d. Tingkatan korupsi Tanya jawab ● Flipchart Pidana Korupsi
e. Faktor penyebab korupsi ● Latihan kasus ● Spidol
● Instruksi Presiden Nomor
f. Dasar hukum tentang ● Pemutaran ● Latihan kasus 1 Tahun 2013
korupsi film ● Film ● Keputusan Menteri
2. Konsep anti korupsi
2. Konsep anti korupsi Kesehatan Nomor
a. Definisi anti korupsi 232/MENKES/SK/VI/2013
b. Nilai-nilai anti korupsi tentang Strategi
c. Prinsip-prinsip anti korupsi Komunikasi Pekerjaan dan
3. Upaya pencegahan Budaya Anti Korupsi
korupsi dan 3. Upaya pencegahan
pemberantasan korupsi korupsi dan
pemberantasan korupsi

50
a. Upaya pencegahan korupsi
b. Upaya pemberantasan
korupsi
c. Strategi komunikasi
Pemberatasan Korupsi
(PK)
4. Tata cara pelaporan dugaan 4. Tata cara pelaporan dugaan
pelanggaran tindak pidana pelanggaran tindak pidana
korupsi korupsi
a. Laporan
b. Penyelesaian hasil
penanganan pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara penyampaian
e. Tim pengadaan
pengaduan
masyarakat terpadu di
lingkungan
Kemenkes.
f. Pencatatan pengaduan
5. Gratifikasi 5. Gratifikasi
a. Pengertian gratifikasi
b. Aspek hukum
c. Gratifikasi dikatakan
sebagai tindak pidana
korupsi
d. Contoh gratifikasi
e. Sanksi gratifikasi

51
Lampiran 2

MASTER JADWAL
PELATIHAN TENAGA KESEHATAN HAJI KLOTER

SM KLASIKAL Keterangan
HARI WAKTU MATERI FASILITATOR
T P P
07.30 - 08.00 Registrasi Panitia
08.00 - 08.30 Pengarahan Program Ketua
Penyelenggara
08.30 - 09.00 Pembukaan Kepala
BBPK/Bapelkes
09.00 - 09.30 Pre-test
09.30 - 09.45 Istirahat
09.45 - 11.15 BLC 2 Pengendali
Pelatihan
DARING 11.15 - 12.00 Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga 1 Dir Peningkatan
1 Kesehatan dalam Penyelenggaraan Mutu Nakes
Pelatihan TKH Kloter
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 13.45 Anti korupsi 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes
13.45 - 15.15 Kebijakan Penyelenggaraan Kesehatan 2 Kepala Pusat
Haji Kesehatan Haji
15.15 - 16.00 Peran dan Tugas TKH Kloter 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes

08.00 - 08.15 Refleksi Pengendali


Pelatihan
DARING 08.15 – 09.45 Peran dan Tugas TKH Kloter 2 Widyaiswara
2 BBPK/Bapelkes
09.45 – 10.00 Istirahat

52
SM KLASIKAL Keterangan
HARI WAKTU MATERI FASILITATOR
T P P
10.00 – 10.45 Etika Pelayanan Kesehatan Haji 1 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes
10.45 – 12.15 Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, 2 Fasilitator Pusat
Arab Saudi dan Pasca Kepulangan Kesehatan Haji
12.15 – 13.15 ISHOMA
13.15 - 14.45 Pengendalian Penyakit Menular Pada 2 Fasilitator Dinkes,
Jemaah Haji RS, KKP, WI
14.45 - 15.30 Pengendalian Penyakit Menular Pada 1 Fasilitator Dinkes,
Jemaah Haji RS, KKP, WI

08.00 - 08.15 Refleksi Pengendali


Pelatihan
08.15 – 09.00 Pengendalian Penyakit Menular Pada 1 Fasilitator Dinkes,
Jemaah Haji RS, KKP, WI
09.00 – 09.45 Pelayanan Medis dan Asuhan 1 Fasilitator Rumah Dibagi Menjadi
Keperawatan Pada Jemaah Haji di Kloter Sakit Kelas Dokter dan
Kelas Perawat
09.45 – 10.00 Istirahat
DARING 10.00 – 10.45 Pelayanan Medis dan Asuhan 1 Fasilitator Rumah Dibagi Menjadi
3 Keperawatan Pada Jemaah Haji di Kloter Sakit Kelas Dokter dan
Kelas Perawat
10.45 -12.15 Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji 1 Fasilitator KKP Dibagi Menjadi
Kelas Dokter dan
Kelas Perawat
12.15 - 13.15 ISHOMA
13.15 – 14.45 Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan 2 Fasilitator BBPK/
Kesehatan Haji Bapelkes

08.00 - 08.15 Refleksi


08.15 – 09.45 Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan 2 Fasilitator BBPK/ Dibagi Menjadi 3
Kesehatan Haji Bapelkes BOR dan
DARING didampingi 3
4 fasilitator
53
SM KLASIKAL Keterangan
HARI WAKTU MATERI FASILITATOR
T P P
09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 12.15 Pengembangan Jejaring Pelayanan 2 1 Widyaiswara Dibagi Menjadi 3
Kesehatan Haji Secara Efektif BBPK/Bapelkes BOR dan
didampingi 3
fasilitator
12.15 – 13.15 ISHOMA
13.15 – 14.00 Pengembangan Jejaring Pelaynan 1 Widyaiswara Dibagi Menjadi 3
Kesehatan Haji Secara Efektif BBPK/Bapelkes BOR dengan
didampingi 3
fasilitator
14.00 - 15.30 Etika Pelayanan Kesehatan Haji 2 Widyaiswara
BBPK/Bapelkes

08.00 - 08.15 Refleksi Pengendali


Pelatihan
08.15 – 09.00 Pencatatan dan Pelaporan Secara 1 Fasilitator Pusat
Manual dan Elektronik Kesehatan Haji
DARING
09.00 – 09.45 Pencatatan dan Pelaporan Secara 1 Fasilitator Pusat
5
Manual dan Elektronik Kesehatan Haji
09.45 – 10.00 Istirahat
10.00 – 11.30 Rencana Operasi Kesehatan TKH Kloter 2 Fasilitator Pusat Rencana Operasi
Kesehatan Haji Kesehatan TKH
Kloter

54
SM
HARI WAKTU MATERI KLASIKAL FASILITATOR
T P P KETERANGAN
12.00 - 15.00 Registrasi
LURING
1 Pengendali
15.00 - 17.00
Pengarahan Pembelajaran luring pelatihan

Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, Fasilitator Pusat


07.30 – 09.45 3
Arab Saudi dan Pasca Kepulangan Kesehatan Haji
09.45 – 10.00 Istirahat
Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, Fasilitator Pusat
10.00 – 10.45 1
Arab Saudi dan Pasca Kepulangan Kesehatan Haji
Pelayanan Medis dan Asuhan Fasilitator
10.45 – 12.15 2
Keperawatan Pada Jemaah Haji di Kloter Rumah Sakit
LURING 12.15 - 13.15 ISHOMA
2 Fasilitator
13.15 – 14.00 Pelayanan Medis dan Asuhan 1
Keperawatan Pada Jemaah Haji di Kloter Rumah Sakit
Komunikasi Persuasif dalam Pelayanan Widyaiswara
14.00 – 14.45 1
Kesehatan Haji BBPK/Bapelkes
14.45 – 15.15 Istirahat
Pengembangan Jejaring Pelaynan Widyaiswara
15.15 - 16.00 1
Kesehatan Haji Secara Efektif BBPK/Bapelkes
16.00 - 17.30 Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji 2 Fasilitator KKP

07.45 - 08.00 Refleksi


Fasilitator Pusat
08.00 - 10.15 3
Rencana Operasi Kesehatan TKH Kloter Kesehatan Haji
10.15 - 10.30 Istirahat
LURING Fasilitator Pusat
3 10.30 – 11.15 1
Rencana Operasi Kesehatan TKH Kloter Kesehatan Haji
Fasilitator Pusat
11.15 – 12.00 Pencatatan dan Pelaporan Secara 1 Kesehatan
Manual dan Elektronik Haji
12.00 - 13.00 ISHOMA
55
SM
HARI WAKTU MATERI KLASIKAL FASILITATOR
T P P KETERANGAN
Fasilitator
13.00 - 15.15 Pencatatan dan Pelaporan Secara 3 Pusat
Manual dan Elektronik Kesehatan Haji
15.15 - 15.45 Istirahat
Fasilitator
15.45 – 17.15 Pencatatan dan Pelaporan Secara 2 Pusat
Manual dan Elektronik Kesehatan Haji
Penjelasan Ujian Panitia

07.45 - 08.00 Refleksi


08.00 - 09.30 Ujian Komprehensif Panitia
09.30 - 09.45 Istirahat
Ujian Keterampilan (Etika Pelayanan
09.45 - 10.30 1 Panitia
Kesehatan Haji)
Ujian keterampilan (Pelayanan Medis
10.30 - 12.00 dan Asuhan Keperawatan Pada Jemaah 2 Panitia
Haji di Kloter)
12.00 - 13.00 Istirahat
LURING Ujian keterampilan (Pelayanan Medis
4 13.00 - 13.45 dan Asuhan Keperawatan Pada Jemaah 1
Haji di Kloter)
Ujian keterampilan (Komunikasi
13.45 - 14.30 Persuasif dalam Pelayanan Kesehatan 1 Panitia
Haji)
Ujian keterampilan (Pengembangan
14.30 - 15.15 Jejaring Pelaynan Kesehatan Haji 1 Panitia
Secara Efektif)
15.15 – 16.00 Post Test & Evaluasi Penyelenggaraan Panitia
16.00 – 16.30 Penutupan

LURING Kepulangan Peserta


5 23 10 27 60
56
Keterangan:
Pelatihan diselenggarakan dengan metode blended learning 10 hari, dengan rincian 5 hari daring dan 5 hari luring/klasikal, termasuk
2 hari registrasi registrasi dan kepulangan peserta.

57
Lampiran 3

Instrumen Evaluasi Hasil Belajar

1. Peserta
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
a. Pre-test untuk penjajakan awal dan Post test untuk mengukur pemahaman
peserta terhadap materi yang diterima.
b. Uji Komprehensif
c. Uji Keterampilan
d. Evaluasi Sikap dan Perilaku

58
2. Pelatih/fasilitator
Untuk evaluasi pelatih, dapat menggunakan form berikut:
FORM EVALUASI PELATIH/FASILITATOR

Nama Pelatihan :
Nama Tenaga Pelatih :
Mata Pelatihan :
Hari / Tanggal :
Waktu/Jampel/Sesi :

Nilai
No Aspek Yang Dinilai
50 60 70 80 90 100
1 Penguasaan materi
2 Sistematika penyajian
3 Kemampuan menyajikan
4 Ketepatan waktu kehadiran dan menyajikan
5 Penggunaan metode dan sarana pelatihan
6 Sikap dan Perilaku
7 Cara menjawab pertanyaan dari peserta
8 Penggunaan bahasa
9 Pemberian motivasi kepada peserta
10 Pencapaian tujuan pembelajaran
11 Kerapian berpakaian
12 Kerjasama antar tenaga pengajar

Saran-saran:
……………………………………………………………………………………………………
……………..
……………………………………………………………………………………………………
……………..

Keterangan:
Tulis nilai yang Saudara berikan pada kolom yang tepat. Misalnya Saudara memberi nilai
67, maka tulis:
50 60 70 80 90 100
67

Rentang nilai dan kualifikasi:


Skor : 92,5 – 100 Dengan pujian
Skor : 85,0 – 92,49 Memuaskan
Skor : 77,5 – 84,99 Baik Sekali
Skor : 70,0 – 77,49 Baik
Skor : di bawah 70 Kurang

59
4. Penyelenggara

EVALUASI PENYELENGGARA PELATIHAN

Petunjuk Umum:
Berikan tanda √ pada kolom berikut ini sesuai dengan penilaian saudara:
Sangat kurang: < 55; kurang: 60 - 65; cukup:70 - 75; baik: 80 - 90; sangat baik:
95 – 100

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
5555 6060 656570707575808085859090959510100
1 Efektifitas
penyelenggaraan
2 Relevansi program
pelatihan dengan
pelaksanaan tugas
3 Persiapan dan
ketersediaan sarana
pelatihan
4 Hubungan peserta dengan
penyelenggara pelatihan
5 Hubungan antar peserta
6 Pelayanan kesekretariatan
7 Kebersihan dan
kenyamanan ruang kelas
8 Kebersihan dan
kenyamanan ruang makan
9 Kebersihan dan
kenyamanan kamar
10 Kebersihan toilet
11 Kebersihan halaman
12 Pelayanan petugas
resepsionis
13 Pelayanan petugas ruang
kelas
14 Pelayanan petugas ruang
makan
15 Pelayanan petugas kamar
16 Pelayanan petugas
keamanan
17 Ketersediaan fasilitas olah
raga, ibadah, kesehatan

Saran/ Komentar Terhadap:

1. Fasilitator:
……………………………………………………………………………………………..…
……
2. Penyelenggara/pelayanan panitia:
……………………………………………………………………………………………..…
……

60
3. Pengendali pelatihan:

………………………………………………………………………….………………………….

4. Sarana dan prasarana:


……………………………………………………………………………………………..…
…….
5. Yang dirasakan menghambat:
………………………………………………………………………………………..………
…….
6. Yang dirasakan membantu:
………………………………………………………………………………………..………
…….
7. Materi yang paling relevan:
………………………………………………………………………………………….………
….
8. Materi yang kurang relevan:
………………………………………………………………..........................………………
….

61
Lampiran 4

PANDUAN SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)


MPI 1. ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

1. Judul Materi : Etika Pelayanan Kesehatan Haji


2. Tujuan Simulasi :
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan etika
pelayanan Kesehatan haji
3. Waktu : 2 JPL (90 menit)
4. Bahan : Lembar kasus, Bahan Tayang (Power Point), Microphone
5. Langkah-langkah :
a. Persiapan (5 menit)
1) Peserta di kelas dibagi dalam 3 kelompok:
a) Kelompok Satu: Studi kasus 1
b) Kelompok Dua : Studi kasus 2
c) Kelompok Tiga: Studi kasus 3
2) Tiap kelompok akan mendapatkan:
▪ Studi kasus role play
▪ ceklist observasi role play terdiri dari ceklist etika dan ceklist core value
berAKHLAK)
3) Tiap kelompok menyiapkan setting, alat tulis, atribut perlengkapan yang akan
digunakan untuk mendukung presentasi role play.

b. Pelaksanaan (75 menit)


1) Tiap kelompok berdiskusi terkait studi kasus yang diterimanya, pembagian
peran dan membuat skenario role play nya dalam bentuk ppt/bahan tayang
selama 15 menit.
2) Tiap kelompok memainkan perannya masing-masing sesuai dengan skenario
dengan prosedur protokol kesehatan (gunakan masker dan jaga jarak) secara
bergantian, masing-masing maksimal selama 15 menit.
3) Kelompok lain memberikan penilaian terhadap kelompok yang sedang
mempresentasikan dengan ceklist yang tersedia. Demikian bergantian
berurutan sesuai kelompok.
4) Setelah semua kelompok mempresentasikan, masing-masing kelompok
memberikan hasil penilaian kelompok lain dan saling menanggapi, waktu
masing-masing 5 menit untuk penilaian.

c. Feedback dan rangkuman dari fasilitator (10 menit)


Fasilitator memberikan feedback hasil presentasi dan hasil penilaian dan
merangkum hasil penugasan.

62
STUDI KASUS 1

TOPIK /MASALAH:
“MENERAPKAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI.”

ALUR CERITA:
KASUS 1
Saat di embarkasi, Petugas TKHI tiba di asrama melaksanakan tugasnya mulai dari
penerimaan Jemaah, memantau kondisi Jemaah selama di pondokan, mengecek
Jemaah sakit di klinik embarkasi, memetakan Jemaah risti dari manifest, hingga
mengawal Jemaah menuju pesawat (Bandara). Saat di bandara, Jemaah menunggu
antrian masuk, petugas TKHI berkordinasi membagi tugas dengan rekan TKHI kloternya.
Jemaah haji semua sudah masuk pesawat. Setelah pesawat take off, dan pramugari
membagikan makanan, petugas pun melaksanakan tugasnya selama di pesawat.
Beberapa jam di pesawat, saat sebagian Jemaah sudah pada beristirahat, pramugari
melaporkan ada Jemaah yang sakit kepala dan mengeluh nyeri ulu hati yang butuh
bantuan. Petugas kesehatan kemudian mendatangangi Jemaah dan memberikan
pelayanan.
Saat landing pun tiba, pesawat telah mendarat di Bandara Arab Saudi, petugas TKHI
mendampingi Jemaah untuk melakukan pengecekan keimigrasian serta memantau
kesehatan Jemaah.
Tugas:

Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan core value BerAKHLAK pada saat di
embarkasi, pesawat dan bandara kemudian Sajikan di depan kelas!

KASUS 2
Jemaah haji tiba di hotel Madinah dan memasukkan barangnya sesuai pembagian
kamar. Namun ada beberapa Jemaah yang bergegas ke Masjid Nabawi. Petugas
kesehatan berbagi tugas melakukan pemantauan kesehatan Jemaah dan memberikan
pelayanan Jemaah sakit.
Setelah 8 hari lebih di Madinah Jemaah haji kloter mulai bersiap untuk menuju ke
Makkah. Saat mau mengambil miqat di Bir Ali, ada Jemaah sakit yang mengeluh sesak
napas. Petugas pun melakukan penanganan terhadap Jemaah.
Setelah perjalanan sekitar 7-8 jam dari Madinah menuju Makkah, Jemaah haji pun tida
di pemondokan (hotel) di Makkah. Setelah meletakkan barang di kamar, Jemaah pun
buru-buru untuk umroh wajib. Petugas kesehatan berbagi tugas memberikan pelayanan
kepada Jemaah haji.
Tugas:
Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan Core Value BerAKHLAK pada saat di
Madinah dan Makkah. kemudian Sajikan di depan kelas!

KASUS 3
Sehari sebelum wukuf, ssat tarwiyah (8 Dzulhijjah), Jemaah haji mulai diberangkatkan
secara taraddudi (berurutan sesuai qur’ah) menuju Arafah. Petugas kesehatan
melakukan tugasnya, memantau dan memberikan pelayanan kesehatan.

63
Saat di Arafah, menjelang wukuf, Jemaah kloter Anda mengeluh pusing dan lemas.
Jemaah tersebut adalah Jemaah risti pada KKHInya. Petugas kesehatan pun
menangani Jemaah.
Selesai prosesi wukuf, petugas melaporkan kondisi kesehatan Jemaah haji dan bersiap
mendampingi Jemaah untuk menuju Muzdalifah dengan mengkondisikan Jemaah untuk
tidak berdesak-desakkan, memantau Jemaah risti.
Setiba di Muzdalifah, petugas terus melakukan pemantauan kondisi Jemaah mengingat
kondisi medan di Muzdalifah dimana Jemaah berada di suatu tempat/padang luas
beratap langit dan diterpa dingin angin malam ditambah lagi kondisi fisik Jemaah yang
sudah mulai Lelah setelah menjalani prosesi haji wukuf di Arafah. Ketika petugas
berkeliling melakukan visitasi Jemaah, didapatkan salah satu Jemaah haji mengeluh
sesak. Dan petugas pun melmberikan pelayanan kepada Jemaah.
Setelah lewat tengah malam Jemaah pun bergerak menuju Mina dan bersiap untuk
melontar jumroh Aqobah. Petugas pun melakukan pemantauan kesehatan Jemaah.
Tugas:

Buat skenario role play berdasarkan studi kasus tersebut diatas. Role play bagaimana
penerapan etika pelayanan kesehatan haji dan Core Value BerAKHLAK pada saat di
arafah, muzdalifah dan Mina, kemudian Sajikan di depan kelas!

64
FORMAT OBSERVASI PENERAPAN ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

Kelompok penilai :

Kelompok yang dinilai:

Penilaian
No Penerapana Etika Catatan Hasil (√)
Pengamatan
1 2 3 4
Etika Petugas terhadap diri sendiri
1 Melaksanakan Peran sebagai TKH Kloter
2 Melaksanakan Tugas-tugas sebagai TKH
Kloter
3 Menerapkan akhlak dan perilaku mulia
4 Memakai pakaian seragam yang sopan
dan sesuai dg syariat Islam
Total: 16
Etika Petugas terhadap sesama Petugas
1 Memperlakukan sesama petugas dengan
baik sebagaimana dirinya ingin
diperlakukan
2 Bekerja sama dengan baik dengan sesama
TKH Kloter
3 Bekerja sama dengan baik dengan petugas
TPHI dan TPIHI
4 Bekerja sama dengan baik dengan TKH
Non kloter seperti petugas di sektor, KKHI
dan petugas lainnya.
5 Menerapkan sopan santun dan akhlak
mulia pada saat berinteraksi dan bekerja
sama
Total: 20
Etika Petugas terhadap Jemaah haji
1 Memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya
2 Menerapkan sopan santun dan akhlak
mulia pada saat berinteraksi dan memberi
pelayanan kepada Jemaah haji
(dhuyufurrahman).
3 Mengutamakan tugasnya dalam melayani
jemaah daripada kepentingan pribadi.
Total: 12
Total Skor: 16+20+12 = 48

65
FORMAT OBSERVASI
PENERAPAN CORE VALUE BerAKHLAK pada Pelayanan Kesehatan haji

Penilaian
No Penerapana Core Values Catatan (√)
BerAKHLAK Hasil Pengamatan
1 2 3 4
BERORIENTASI PELAYANAN
1 Memahami dan memenuhi kebutuhan
jemaah haji (pembinaan, pelayanan &
perlindungan) sesuai dengan lokus
tugas
2 ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan dalam memberikan
pelayanan kesehatan haji
3 melakukan perbaikan tiada henti
dalam memberikan pelayanan kepada
jemaah haji

AKUNTABEL
1 melaksanakan tugas melayani jemaah
haji dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi
2 Menggunakan kekayaan
dan fasilitas/ barang milik negara
secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien
3 Tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatan atau tugas sebagai TKH Kloter
yang diberikan

KOMPETEN
1 meningkatkan kompetensi diri dalam
memberikan layanan kepada jemaah
haji untuk menjawab dinamika dan
tantangan layanan yang selalu berubah
2 membantu rekan petugas sesama TKH
Kloter, petugas kesehatan haji lain,
jemaah haji serta jejaring kerja
pelayanan haji baik di tanah air dan di
Arab Saudi untuk belajar atau
mengembangkan diri
3 melaksanakan tugas sebagai TKH
Kloter dengan kualitas terbaik
HARMONIS

66
Penilaian
No Penerapana Core Values Catatan (√)
BerAKHLAK Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1 menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya dalam setiap pelayanan
haji yang diberikan sejak di tanah air
dan juga di Arab Saudi
2 suka menolong orang lain untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan
haji
3 membangun lingkungan kerja
pelayanan kesehatan haji kloter yang
kondusif
LOYAL
1 memegang teguh
ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia
kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan
yang sah dalam melaksanakan
tugas sebagai TKH Kloter
2 menjaga nama baik pribadi, sesama
petugas, pimpinan, instansi, dan negara
selama bertugas sebagai TKH Kloter
3 menjaga rahasia jabatan dan negara
dalam pelaksanaan tugas sebagai TKH
Kloter
ADAPTIF
1 cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan
2 terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
3 bertindak proaktif dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada jemaah
haji

KOLABORATIF
1 memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi dalam
pelayanan Kesehatan haji
2 terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah dalam
pelayanan Kesehatan haji
3 menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan Bersama
dalam pelayanan Kesehatan haji
Total Skor @3x 4 x 7 = 84

67
PEDOMAN PENILAIAN ROLE PLAY
1. Kelompok lain memberikan penilaian pada FORMAT OBSERVASI
CHECKLIST ROLE PLAY, Untuk etika dan core Values BerAKHLAK
pelayanan Kesehatan haji.
a. Cek list Etika
b. Cek List Core Value BERAKHLAK
2. Pemberian nilai terhadap aspek yang ada dicek list dengan menggunakan
Skala Likert dengan skala 1 sampai dengan 4 diberikan tanda cek (V)
pada:
a. Nilai 1 = Tidak dilakukan
b. Nilai 2 = Jarang dilakukan
c. Nilai 3 = Dilakukan, tapi tidak optimal
d. Nilai 4 = Dilakukan secara Optimal
3. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
4. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian dijumlahkan.
Perhitungan skor akhir: (Jumlah skor diperoleh/ total skor) x 100% = Nilai
Kelompok.

68
PANDUAN PENUGASAN SIMULASI
MPI 2. MANASIK KESEHATAN HAJI DI INDONESIA, SELAMA DI ARAB SAUDI
DAN PASCA KEPULANGAN

1. Judul materi : Manasik Kesehatan Haji di Indonesia, selama di Arab Saudi


dan Pasca Kepulangan
2. Tujuan Simulasi : Peserta mampu melakukan manasik kesehatan haji sebelum
keberangkatan ibadah haji, selama di Arab Saudi dan Pasca
Kepulangan
3. waktu : 4 JPL (180 menit)
4. Bahan : Lembar kasus, Bahan Tayang (Power Point), Microphone
5. Langkah-langkah :
Persiapan Sesi I Manasik Kesehatan Haji sebelum pemberangkatan ibadah haji:
a. Fasilitator membagi dalam 5 kelompok @ 6 orang, dan membagikan kasus (5
menit):
1) Kelompok 1 membahas tentang Manasik kesehatan haji dimasa tunggu
2) Kelompok 2 membahas tentang Manasik kesehatan haji dimasa
keberangkatan
3) Kelompok 3 membahas tentang Manasik kesehatan haji dimasa Embarkasi
4) Kelompok 4 membahas tentang Manasik kesehatan haji saat ibadah haji
5) Kelompok 5 membahas tentang Manasik kesehatan haji setelah ibadah haji

b. Pelaksanaan
1) Peserta melakukan diskusi kelompok (25 menit)
2) Peserta memaparkan dan mensimulasikan kasus berdasarkan hasil diskusi
(25 menit)
3) Fasilitator memberikan umpan balik dan melakukan pembahasan terhadap
simulasi kasus yang telah dilakukan (30 menit)

Pedoman Penilaian Simulasi


1. Kelompok lain memberikan penilaian pada FORMAT CHECKLIST PENILAIAN
SIMULASI
2. Pemberian nilai (skor) hasil pengamatan kelompok lain terhadap skenario dan
peragaan peserta pelatihan pada praktik pelatihan ini dilakukan dengan
menggunakan skala 1 smapai dengan 3.
3. Kelompok lain akan mengamati aspek-aspek positif/kelebihan dan aspek-aspek
negatif/kekurangan pada simulasi yang sedang diperagakan dan memberikan
penilaian.
4. Ada 4 aspek yang dilakukan pengamatan dan penilaian, yaitu:
a. Sistematika
b. Penggunaan Bahasa
c. Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
d. Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan.
Setiap aspek skor 1-3
5. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek
6. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
7. Nilai Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-
rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian.
8. Kelompok lain memberikan tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang
ditampilkan oleh peserta pelatihan dengan kriteria berikut:
a. Skor 3: Simulasi yang disajikan sistematis dan lengkap
b. Skor 2: Simulasi yang disajikan sistematis, tapi tidak lengkap atau sebaliknya
c. Skor 1: Simulasi yang disajikan tidak sistematis dan tidak lengkap.
69
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI
MPI 2. MANASIK KESEHATAN HAJI DI INDONESIA, SELAMA DI ARAB SAUDI
DAN PASCA KEPULANGAN

Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor


1 Sistematika Simulasi yang disajikan sistematis dan 3
lengkap
Simulasi yang disajikan tidak sistematis tapi 2
lengkap atau sebaliknya
Simulasi disajikan secara tidak sistematis 1
dan tidak lengkap
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit 2
dipahami/membingungkan
Bahasa yang digunakan sulit dipahami 1
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian materi pembinaan kesehatan 3
kejelasan artikulasi haji disajikan dengan intonasi yang tepat
dan artikulasi/lafal yang jelas
Penyampaian materi pembinaan kesehatan 2
haji disajikan dengan intonasi yang kurang
tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi pembinaan kesehatan 1
haji disajikan dengan intonasi yang tidak
tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan baik
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi 2
atau sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Sangat kurang mampu mempertahankan 1
dan menanggapi pertanyaan
Manasik kesehatan haji dimasa tunggu:
Setelah calon petugas kesehatan haji kloter terpilih dan ditetapkan sebagai peserta latih
oleh Pusat Kesehatan Haji, maka calon TKH diwajibkan untuk terlibat dalam manasik
kesehatan haji dimasa tunggu, yaitu terdapat pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
haji dimasa tunggu. Pada pemeriksaan kesehatan tahap pertama didapatkan seorang
jemaah haji pria berusia 66 tahun dengan hasil pemeriksaan memiliki penyakit hipertensi
grade II terkontrol, DM Type II terkontrol, dan PPOK Grade II. Saat melakukan
pengukuran kebugaran di puskesmas didapatkan hasil pengukuran kebugaran jemaah
tersebut kurang, serta terdapat keluhan dyspepsia dan myalgia. Simulasikan apa yang
harus anda lakukan sebagai calon TKH dalam memberikan pembinaan kesehatan
kepada calon jemaah haji tersebut dimasa tunggu.
Simulasikan skenario kasus tersebut!

70
Manasik Kesehatan Haji Dimasa Keberangkatan:
Kasus 1

Seorang Jemaah haji wanita berumur 65 tahun datang ke puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan. Hasil pemeriksaan didapatkan Hipertensi
Grade 1 terkontrol, DM Type 1 terkontrol dan arthritis genu dextra et sinistra.
Sebagai calon Tim Kesehatan Haji Kloter, simulasikan apa yang akan anda lakukan
terkait hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, dan pembinaan yang akan anda lakukan
sampai jemaah haji tersebut berangkat ke Arab Saudi.

Kasus 2

Seorang Jemaah haji perempuan berusia 35 tahun datang ke puskesmas untuk


melakukan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan. Hasil pemeriksaan
didapatkan sedang hamil 28 minggu.
Sebagai calon Tim Kesehatan Haji Kloter, apa yang akan anda lakukan terkait hasil
pemeriksaan kesehatan kasus di atas. Apakah dilakukan pembinaan dan vaksinasi
kepada jemaah haji tersebut. Simulasikan skenario kasus tersebut
Kasus 3

Seorang Jemaah haji pria berusia 65 tahun datang ke puskesmas untuk


melakukan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan. Hasil pemeriksaan
didapatkan diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV.
Sebagai calon Tim Kesehatan Haji Kloter, simulasikan apa yang akan anda lakukan
terkait hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, dan apakah dilakukan pembinaan kepada
jemaah haji pada kasus di atas.
Kasus 4

Seorang Jemaah haji pria berusia 55 tahun datang ke puskesmas untuk


melakukan pemeriksaan kesehatan masa keberangkatan. Hasil pemeriksaan
didapatkan diagnosis TB Paru Duplex, Hipertensi Grade II, dan DM Type I terkontrol.
Sebagai calon Tim Kesehatan Haji Kloter, simulasikan apa yang akan anda lakukan
terkait hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, dan pembinaan yang akan anda lakukan
sampai jemaah haji tersebut berangkat ke Arab Saudi.

Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji:


Kasus 1
Seorang jemaah haji pria berusia 58 tahun asal Embarkasi SOC 36 dengan riwayat
Hipertensi Grade II terkontrol, DM Tipe II Terkontrol dan PPOK derajat II, berangkat ke
Arab Saudi pada Gelombang 1, pada saat 4 jam setelah pesawat take off jemaah tersebut
mengeluh telinga kanan terasa penuh dan perut kembung, mual dan muntah, disertai
dengan kaki yang bengkak.
Sebagai Tim Kesehatan Haji Kloter yang mendampingi SOC 36 simulasikan yang harus
anda lakukan dalam menghadapi kasus tersebut.

71
Kasus 2
Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI, TPIHI
dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan manifest
didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK. Berdasarkan
laporan selama penyelenggaraan ibadah haji, diketahui 10 hari menjelang Armuzna,
beberapa jemaah yang terkonfirmasi risti dengan komorbid dilaporkan diajak oleh
pembimbing KBIH mengikuti city tour, lalu diajak untuk melaksanakan ibadah umrah
sunah berkali-kali sehingga mengeluh kelelahan.

Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter SOC 30, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
agar jemaah tetap dalam kondisi optimal saat pelaksanaan ibadah haji.

Kasus 3
Pada Kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH. Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah
jemaah risti dengan komorbid DM, PJK, HT, senility dan PPOK sebanyak 75%. Jemaah
sangat antusias dalam menjalankan ibadah Arbain disertai kegiatan city tour sekitar
madinah. Pada hari ke lima banyak jemaah resti tersebut yang mengeluh kelelahan.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter SUB 55, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk mempersiapkan jemaah Haji SUB 55 dalam perjalanan menuju Mekkah dengan
perjalananan kurang lebih 8 jam dan persiapan umrah wajib serta menjaga agar jemaah
tetap dalam kondisi optimal sampai pelaksanaan ibadah haji.

Kasus 4
Jemaah Haji Wanita berusia 65 tahun berasal dari kloter MES 12 saat di Wukuf Arafah
menolak untuk minum, dengan alasan takut sering ke WC untuk buang air kecil, karena
antrian yang Panjang di WC di Arafah, sementara suhu di Arafah saat wukuf
menunjukkan angka 44°C.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter MES 12, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama wukuf di
Arafah dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian prosesi Ibadah Haji.

Kasus 5
Jemaah haji pria berusia 67 tahun asal Embarkasi JKS 26 dengan riwayat DM Type II
terkontrol dan dyspepsia. Pada saat Mabit di Mina, jemaah haji tersebut ingin segera
menyelesaikan rukun haji dan melontar jumrah Aqobah agar bisa segera tahalul awal
sehingga bisa terbebas dari kewajiban membayar Dam karena melanggar larangan
ihram. Keinginan ini berpotensi menyebabkan jemaah haji melanggar waktu larangan
melontar jumrah. Situasi di Mina, telah padat oleh jemaah yang akan menjalani mabit di
Mina. Diberlakukan jadwal melontar jumrah bagi jemaah haji berdasar asal Negara.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di Kloter JKS 26 simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama Mabit di
Mina dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian prosesi Ibadah Haji.

Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji:


Kasus 1
Jemaah haji Wanita berusia 58 tahun asal Embarkasi JKG 06 dengan riwayat dyspepsia,
DM Type II terkontrol dan Hipertensi Grade II terkontrol. Telah menyelesaikan ibadah haji
dan akan Kembali ke tanah air, di Bandara KAAIA Jeddah mengeluh demam, pusing,
mual dan muntah.

72
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter JKG 06, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama perjalanan
di pesawat saat kepulangan ke tanah air.

Kasus 2
Jemaah haji pria berusia 67 tahun asal Embarkasi JKS 52 dengan riwayat PPOK derajat
II, DM Type II terkontrol dan Hipertensi Grade II terkontrol. Telah menyelesaikan
rangkaian ibadah haji, saat ini akan melanjutkan perjalanan menuju Madinah untuk
melaksanakan Ibadah Arbain dan Ziarah di Madinah.
Sebagai Tim Kesehatan Haji di kloter MES 12, simulasikan apa yang akan Anda lakukan
untuk menjaga agar jemaah haji tersebut tetap terjaga kesehatannya selama di Madinah
dan kepulangan ke tanah air.

73
LEMBAR PENUGASAN PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
MPI 3. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PADA JEMAAH HAJI

1. Judul Materi : Pengendalian Penyakit Menular pada Jemaah Haji


2. Tujuan : Peserta mampu melakukan pengendalian penyakit
menular pada Jemaah haji
3. Waktu : 2 JPL (90 menit)
4. Bahan : a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan
b. Sjamsuridjal Djauzi, et.al, Pedoman Imunisasi Pada
Orang Dewasa, Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI,
Jakarta, Tahun 2017
c. Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan RI, Pedoman
Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi
MERS CoV, Tahun 2013
d. Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (Covid-19) Revisi ke-5, Juli 2020
e. Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
MonkeyPox, Tahun 2022
f. Pusat Kesehatan Haji, Juknis Penatalaksanaan
Penyakit Paru, Tahun 2017
g. International Health Regulation (IHR) 2005
h. www.infeksiemerging.kemkes.go.id
i. www.who.org

5. Langkah- :
langkah
a. Persiapan diskusi kelompok (5 menit)
1) Para fasilitator memberikan penjelasan tentang penugasan dalam
kelompok bersama;

2) Peserta dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari


dokter dan perawat

3) Menyiapkan alat tulis dan bahan diskusi untuk setiap kelompok;

4) Masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris, penyaji dan


penanggap saat diskusi panel;

5) Membuat kesepakatan tentang waktu diskusi dan pemaparan hasil


Diskusi.
74
b. Pelaksanaan dsikusi kelompok (30 menit)
1) Peserta mengidentifikasi masalah dalam kasus yang diberikan;

2) Mendiskusikan kasus dengan seluruh kemungkinan yang ada dan


pemecahannya;

3) Setiap anggota kelompok harus aktif memberikan masukan dan


pemecahan masalah;

4) Setiap kelompok memanfaatkan waktu yang tersedia untuk


berdiskusi dan menggali semua informasi;

5) Hasil diskusi dibuat dan dipaparkan dalam powerpoint;

6) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan dilakukan


secara panel (15 menit x 3 kelompok = 45 menit);

7) Fasilitator menguatkan, merangkum dan menyimpulkan hasil


diskusi kelompok (10 menit).

75
KASUS MPI 3:

1. Seorang jemaah haji Kloter 3 JKG menghubungi petugas kesehatan karena


mengalami gangguan kesehatan yaitu demam, mata berair, bersin dan batuk.
Jemaah juga bercerita bahwa 3 hari yang lalu melakukan shalat di Masjidil Haram
bersama rombongannya. jemaah tersebut shalat bersebelahan dengan jemaah dari
negara lain yang batuk dan pilek serta tidak menggunakan masker.

Tugas:

Bagaimana langkah dari petugas kesehatan untuk mengidentifikasi gangguan


kesehatan yang terjadi dan bagaimana mengendalikan serta menanganinya?

2. Salah seorang jemaah mengeluh leher agak kaku setelah beberapa hari menderita
demam, keluhan lainnya juga ada batuk dan nyeri otot. Dalam kesehariannya jemaah
tersebut jarang sekali menggunakan masker dan menurut cerita dari teman
sekamarnya bahwa jemaah sering sekali mudah tersinggung jika ditegur oleh
temannya.

Tugas:

Apa langkah yang dilakukan dan apa saja yang dapat diidentifikasi dari kasus
tersebut?

3. Dua dari lima jemaah yang tinggal dalam kamar yang sama mengalami keluhan batuk
dan sesak nafas. Setelah dilakukan investigasi diketahui bahwa rombongan kedua
jemaah tersebut bepergian wisata ke Hudaibiyah yang terkenal dengan peternakan
unta. Hampir semua jemaah tidak menerapkan protocol kesehatan yang ketat.

Tugas:

Bagaimana petugas kesehatan menyikapi hal tersebut? Hal apa yang harus dilakukan
oleh petugas kesehatan untuk identifikasi, kendali dan penanganannya?

76
PENILAIAN KELOMPOK PENYAJI DAN KELOMPOK PENAGGAP BERDASARKAN
KASUS

A. Cara Penyampaian Hasil Diskusi


Metode Penyampaian Catatan Kelompok ….
1) Bahasa
2) Gestur Tubuh
3) Gaya penyampaian
4) Penampilan
5) Gerak Tubuh saat penyampaian

B. Isi Materi Hasil Diskusi


Materi Penyuluhan Catatan Kelompok ….
1) Kesesuaian judul materi dengan isi
2) Bobot Isi Materi
3) Pemahaman isi materi
4) Sistimatis/kerangka materi
5) Bahasa materi

C. Kelompok Penanggap
Jemaah haji Catatan Kelompok ….
1) Bersikap Positif
2) Memberikan informasi
3) Mendengar efektif
4) Menerima umpan balik
5) Memberikan umpan balik

77
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK DAN SIMULASI
MPI 4. PELAYANAN MEDIK DAN ASUHAN KEPERAWATAN JEMAAH HAJI
DI KLOTER

1. Judul Materi : Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan Jemaah Haji


di Kloter
2. Tujuan : Peserta mampu melakukan Pelayanan Medik dan Asuhan
Keperawatan pada Jemaah Haji di Kloter
3. Waktu : 3 JPL (135 menit)
4. Bahan : 1. Lembar kasus
2. Alat kesehatan dan obat: Tensi meter, stateskop,
termometer, oxymetri, glucotest, infus set, cairan infus
RL 500 ml, NaCl 0,9 % 500 ml, Dextrose 5 %,
Dextrose 40 %, spuite 3 cc, spuite 5 cc, phantom
pasang infus, panthom RJP, kateter, popok dewasa,
dexametason ampul, furosemid ampul, amlodipin 5
mg, ISDN 5 mg, aspilet 80 mg, Clopidogrel 75 mg,
salbutamol 4 mg, aminopilin tablet, ambroksol tablet,
Paracetamol 500 mg tablet.
5. Langkah2 :
a. Peserta dibagi menjadi 10 tim yang terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat selama
5 menit
b. Masing-masing tim diberikan 1 kasus dari 11 kasus yang umum terjadi untuk
didiskusikan dalam waktu 15 menit
c. Masing-masing tim mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi kasus
secara bergantian masing-masing selama @10 menit (total 100 menit)
d. Fasilitator memberikan umpan balik dan kesimpulan hasil diskusi kasus
seluruh tim selama 15 menit.

78
LEMBAR KASUS MPI 4:

1. Jemaah bernama Ny. U, berumur 55 tahun dari SOC 05 saat menunggu antrian
naik bis di Bandara AMMA Madinah merasakan sakit kepala, pusing berputar,
nyeri daerah tengkuk kepala, dari hasil pemeriksaan TD: 210/100 mmHg,
frekwensi napas: 26x/menit, Nadi: 85x/menit, Suhu: 36 oC. Sakit kepala yang
dirasakan semakin berat kemudian terjadi penurunan kesadaran, lemas pada
ekstremitas dekstra, nafas ngorok lidah jatuh. Berdasarkan data siskohatkes
jemaah mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, jemaah tidak kontrol
teratur ke petugas kesehatan.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

2. Seorang jemaah perempuan berusia 60 tahun asal LOP 30, mengeluh sesak
setelah menyelesaikan umroh. Sejak 3 hari yang lalu kedua tungkai tampak
bengkak. Jemaah tersebut memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan
memiliki Riwayat serangan jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu tubuh
36,5 C, frekuensi pernafasan 28 x/mnt. Ditemukan Ronkhi basah halus di basal
paru.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

3. Seorang jemaah laki-laki usia 56 thn berasal dari kloter JKG 05 ditemukan
tergeletak lemah di WC 9 basement 3 masjid Nabawi, jemaah tampak kesakitan
jemaah memegang dadanya dan menyatakan bahwa dadanya seperti terhimpit
benda berat. Jemaah tampak berkeringat sehingga membasahi seluruh bajunya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/110 mmHg, Nadi 110 x/menit, RR 22
x/menit. Jemaah mempunyai Riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!
C. Apa yang akan dilakukan oleh tim jika ternyata TD 90/60 mmHg?

4. Saat anda sedang melakukan visitasi di pemondokan ditemukan seorang jemaah


laki-laki berusia 60 tahun dari Kloter SUB 03 mengalami penurunan kesadaran,
nafas cepat dan dangkal mulut bau keton. Dari hasil pemeriksaan fisik TD 90/60,
Nadi 120x/mt, RR: 35X/mt suhu 39 °C. Acral dingin, turgor > 3 detik, terdapat ulkus
pada tungkai kanan. Data dari siskohatkes didapatkan pasien riwayat DM dan
Hipertensi.
A. Apakah diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

79
5. Seorang jemaah laki-laki umur 64 tahun SUB 07 sepulang dari Masjidil Haram
dilaporkan teman sekamarnya tampak jemaah sesak nafas, batuk berdahak.
Jemaah setiap hari menjalankan ibadah umroh. Riwayat perokok berat. Riwayat
sesak hilang timbul sejak di tanah air dan biasanya memakai inhaler untuk
menghilangkan sesak. Pada pemeriksaan fisik TD 130/70 mmHg, Nadi 98x/menit,
RR 28 x/menit. Suara paru ronchi +/+, wheezing +/+.
A. Apa diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

6. Jemaah haji bernama Tn. M, berumur: 56 Tahun, pada saat mabit di Musdalifah
ditemukan pukul 01.00 WAS dengan keluhan kurang lebih 2 jam sesak berat,
lemas, gelisah. Sebelum ditemukan petugas, Jemaah telah diberikan obat
salbutamol oleh keluarga karena sesak nafas bertambah. Tingkat kesadaran:
compos mentis, TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 29 x/menit, Suhu:
36,8°C, nafas cepat dan dangkal, bunyi nafas wheezing.
A. Apa diagnosis kerja kasus di atas?
B. Simulasikan penangan kasus di atas!

7. Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak
lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin,
nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi
jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya.
Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54
mg/dl.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

8. Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah
selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu
cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa,
disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan
dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80,
nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Lakukan simulasi penanganan pada kasus di atas!

80
9. Saat visitasi di hotel petugas dilaporkan ada seorang Jemaah haji Tn A, 28 thn
asal kloter UPG 25 yang tampak bicara sendiri, tertawa sendiri, dan merasa
dibicarakan oleh orang lain. Kadang – kadang memukul dan mengejar Jemaah
lain yang ada disebelahnya, dan mengancam akan membunuh ibunya yang juga
ikut sebagai jemaah haji dalam satu kloter. Menurut informasi dari ibunya TN A
sering mendapat perlakuan bully oleh temen – teman sekantor dan lingkungan
rumahnya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi 98 x/menit,
RR 24 x menit.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

10. Seorang jemaah Tn. N umur 48 tahun asal JKS 07 datang ke dokter kloter di hotel
Makkah dengan keluhan sesak nafas disertai demam tinggi sejak tadi malam,
pegal-pegal, nyeri sendi, pilek, batuk, nyeri menelan dan lemas. Riwayat penyakit
lainnya disangkal. Dari pemeriksaan fisik GCS E4, V5, M6, TD 110/80 mmHg,
Nadi: 100x/menit, RR: 28 x/menit, Suhu: 38,8°C, Saturasi O2 92 % room air.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

11. Seorang jemaah laki – laki berumur 56 tahun dari Kloter JKS 20, ketika pulang dari
sholat Jumat di pelataran Masjidil Nabawi tiba–tiba jatuh pingsan di lobi hotel.
Menurut informasi jemaah lain, jemaah tersebut sejak jam 9.00 WAS sudah berada
di pelataran masjid karena mengantri untuk sholat Jumat, pada saat itu suhu di
pelataran Masjidil Nabawi 45° C udaranya sangat panas dan berdebu. Jemaah
merasa kelelahan, sakit kepala, kulit kering dan panas. Dari hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 X per menit, suhu tubuh 39° C, frekwensi
nafas 28 x/menit, saturasi O2 94 %.
A. Apakah diagnosis kerja pada kasus di atas?
B. Simulasikan penanganan kasus di atas!

81
LEMBAR PENUGASAN PANDUAN ROLE PLAY
MPI 5. KESEHATAN PENERBANGAN JEMAAH HAJI
1. Judul Materi : Kesehatan Penerbangan Jemaah Haji
2. Tujuan : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan
kesehatan penerbangan Jemaah haji
3. Waktu : 2 JPL (90 menit)
4. Bahan : a. Bahan tayang
b. Modul
c. Komputer/laptop
d. LCD
e. Flipchart set
f. Lembar kasus
5. Langkah- :
langkah
a. Persiapan role play (5 menit)
1) Peserta dibagi dalam 3 kelompok (terdiri dari dokter dan perawat secara
proporsional) dengan kasus yang berbeda. Untuk pemilihan kasus dilakukan
secara acak, untuk dilakukan role play secara urut dari pre-in-post flight
2) Setiap kelompok mendiskusikan kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario bermain peran sesuai dengan hasil diskusi kasus
masing-masing
3) Menyiapkan alat tulis dan bahan untuk persiapan bermain peran
4) Kelompok yang belum tampil, diberikan tugas sebagai observer untuk
mengamati hal hal yang harus dilakukan oleh peserta yang bermain peran.
b. Pelaksanaan (85 menit)
1) Setiap kelompok membuat skenario role play sesuai kasus masing-masing
(15 menit)
2) Setiap kelompok memainkan peran sesuai skenarionya (masing-masing
maksimal 15 menit)
3) Kelompok observer memberikan hasil pengamatan berupa tanggapan,
saran, masukan terhadap kelompok yang sedang memainkan peran
(maksimal 5 menit)
4) Fasilitator menguatkan, merangkum dan menyimpulkan dari bermain peran
(10 menit).

PEDOMAN PENILAIAN BERMAIN PERAN


1. Kelompok lain (observer) memberikan penilaian pada FORMAT
OBSERVASI CHECKLIST ROLE PLAY.
2. Kelompok lain (observer) akan mengamati dan mencatat tindakan yang
dilakukan oleh kelompok yang bermain peran.
3. Pemberian check list hasil pengamatan kelompok lain terhadap tindakan
yang dilakukan/tidak dilakukan oleh kelompok yang bermain peran

82
LEMBAR KASUS
1. Kasus pre-flight (Fraktur tertutup 1/3 distal tungkai dextra)
Saat proses boarding di SG 1 Asrama Haji Pondok Gede, seorang Jemaah haji
bernama Ny M (55 tahun) kloter 5 JKG terlihat agak kesulitan dalam berjalan
karena mempunyai berat badan berlebih. Setiba di Bandara Soekarno Hatta dan
Jemaah satu persatu mulai turun dari bus, Ny M berteriak kesakitan karena
terjatuh saat menuruni tangga bus. Petugas kesehatan segera menghampiri Ny M
dan melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data sebagai
berikut: Tungkai kanan bawah teraba nyeri dan tampak mulai oedema. TD: 150/90
mmHg, nadi 120xmnt, Saturasi 98%.

Perankan kasus diatas sesuai dengan perannya masing-masing!

FORMAT OBSERVASI ROLE PLAY (PREFLIGHT)


a. Untuk fasilitator

No Kegiatan Hasil Keterangan


Pengamatan
Ya Tidak
1 Scan barcode
e-KKJH
2 Kolaborasi pemberian therapi
analgetik
3 Koordinasi dengan KKP
4 Identifikasi nyeri
5 Imobilisasi
6 Evakuai dan Rujukan

b. Untuk Observer

No Kegiatan Hasil Pengamatan Keterangan


Ya Tidak
1
2
3
4
5
2. Kasus In-flight (Hipoxia)
Jemaah bernama Tn R, berumur 61 tahun dari SUB 22 saat petugas sedang
melakukan visitasi jemaah risti di pesawat setelah 4 jam perjalanan. Seorang ibu
menghampiri petugas dan mengatakan kalo ada jemaah yang tiba-tiba sesak
nafas. Petugas segera menghampiri jemaah tersebut. Tn R tampak sesak.
Pernafasan cuping dan dan bernafas menggunakan otot bantu nafas. Tn R
mempunyai riwayat DM. TD: 120/90 mmHg, Pernafasan 26 x/mnt, Saturasi
oksigen 90%, hasil GDS: 150 mg/dL,

Perankan kasus diatas sesuai dengan perannya masing-masing!

83
FORMAT OBSERVASI ROLE PLAY (IN FLIGHT)

a. Untuk fasilitator

No Kegiatan Hasil Keterangan


Pengamatan
Ya Tidak
1 Scan barcode e-KKJH (bila ada koneksi
internet/mengecek premanifest yang sudah
dilengkapi ICD X yang diberikan oleh PPIH
embarkasi
2 Evakuasi ke tempat yang lebih nyaman

3 Koordinasi dengan purser


4 Monitor saturasi oksigen
5 Auskultasi bunyi nafas
6 Monitor pola nafas
7 Pemberian oksigen
8 Pengecekan GDS
9 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
10 Dokumentasi hasil pemantauan

b. Untuk Observer
No Kegiatan Hasil Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
1
2
3
4
5

3. Kasus post flight (DVT)


Saat pesawat baru mendarat di Bandara King Abdul Azis dan jemaah bersiap
masuk ke Bus masing masing menuju hotel. jemaah bernama Tn J (65 tahun)
mengeluh nyeri pada tungkai kirinya. Selama di pesawat jemaah kurang banyak
gerak. Saat pemeriksaan didapatkan data: TD 160/90 mmHg, tampak kemerahan,
oedema pada tungkai kiri bawah dan teraba hangat. Adanya riwayat stroke non
hemoragik, hipertensi, DM didapatkan dari e-KKJH.

Perankan kasus diatas sesuai dengan perannya masing-masing!

84
FORMAT OBSERVASI ROLE PLAY (POST FLIGHT)

a. Untuk Fasilitator

No Kegiatan Hasil Pengamatan Keterangan


Ya Tidak
1 Scan barcode
e-KKJH
2 Check sirkulasi perifer
3 Kolaborasi pemberian therapi
4 Identifikasi factor resiko
5 Pengecekan GDS
6 Monitor KU dan TD
7 Pemberian oksigen
8 Rujuk

b. Untuk Observer

No Kegiatan Hasil Pengamatan Keterangan


Ya Tidak
1
2
3
4
5

85
PANDUAN PENUGASAN
MPI 6. KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HAJI

1. Judul Materi : Komunikasi Persuasif dalam pelayanan kesehatan haji


2. Tujuan : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
menerapkan komunikasi persuasif dalam pelayanan
kesehatan haji
3. Waktu : 4 JPL (180 menit)
4. Bahan : a. Bahan tayang
b. Modul
c. Komputer/laptop
d. Flipchart set
e. Panduan diskusi
f. Panduan rolepaly
g. Panduan simulasi
5. Langkah-langkah :

POKOK BAHASAN 1. KOMUNIKASI PERSUASIF


Peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok menentukan ketua
dan sekretaris kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan tentang:
1. Konsep komunikasi persuasif
2. Komunikasi verbal
3. Komunikasi non verbal

❖ Waktu diskusi selama 15 menit, pemaparan 5 menit dan klarifikasi oleh fasilitator
10 menit. (30 menit)

POKOK BAHASAN 2. SIKAP POSITIF PADA JEMAAH HAJI


Peserta diminta untuk berpasang-pasangan. Masing-masing pasangan
mensimulasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengenal diri sendiri
2. Mengenal Jemaah haji
3. Mengenal pekerjaan sebagai TKH kloter
Masing-masing pasangan melakukan simulasi dengan menggunakan formulir simulasi
yang sudah disediakan.
Isi Formulir biru dibawah ini dan setelah diisi berikan ke pada masing-masing teman
anda (2 orang atau lebih), minta tuliskan 5 hal yang baik dan 5 hal yang buruk tentang
diri anda seperti pada kolom di bawah ini:

1. Mengenal Diri Sendiri


NAMA: ……………………………………………………….

N Hal-hal baik dari Anda Hal-hal buruk dari Anda


o
1. …………………………………… ……………………………………………
…… …….
2. …………………………………… ……………………………………………
…… …….
3. …………………………………… ……………………………………………

86
…… …….
4. …………………………………… ……………………………………………
…… …….
5. …………………………………… ……………………………………………
…… …….

Kemudian kumpulkan hasil yang anda buat dengan yang teman-teman anda buat dan
tuangkan pada tabel berikut ini:

HASIL Anda Menurut Menurut JUMLAH JUMLAH


KESAN sendiri teman anda teman anda YANG TAMBAHAN
(2a) (2b) (2c) SAMA
Hal yang …………… …………… …………… ………….. …………..
baik tentang …………… …………… ……………
anda
Hal yang …………… …………… …………… ………….. …………..
buruk …………… …………… ……………
tentang
anda

2. Mengenal Jemaah haji

NAMA KLOTER : …………………………………..


Jumlah Jemaah : …………………………… orang
Jumlah Regu : …………………………………………………………………..
Jumlah : …………………………………………………………………..
Rombongan
Jumlah KBIH : …………………………………………………………………..
Siapa :

Bagaimana :

Mengapa :

Alasan :

3. Mengenal pekerjaan sebagai TKH Kloter

Apa motivasi anda menjadi seorang petugas TKH?


………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
87
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Apakah motivasi tersebut sesuai dengan harapan sebenarnya menjadi seorang


petugas TKH?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Mengapa?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Menurut anda TKH adalah:


………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Apa saja tugas-tugas TKH yang akan anda kerjakan:


………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Betulkah hal-hal yang anda tuliskan tadi merupakan tugas seorang TKH? Apakah
anda yakin?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Renungkan lagi seberapa berat tugas seorang TKH? Tuliskan apa yang akan
anda renungkan?
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Alasan apa anda ingin menjadi seorang TKH?


………………………………………………………………………………………………
88
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

Apakah anda siap menjadi petugas TKH yang baik?


Apakah anda yakin? Alasan:
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………………
……………

❖ Waktu persiapan 10 menit, pemaparan simulasi 10 menit serta klarifikasi oleh


fasilitator 10 menit (30 menit)

POKOK BAHASAN 3. TEKNIK MENDENGAR YANG BAIK TERHADAP JEMAAH


HAJI

Peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, masing-masing kelompok memainkan peran


kasus-kasus sebagai berikut:

Untuk kelompok 1 memainkan peran kasus1.


Kasus 1
Saat masih di tanah air, salah satu KBIH di wilayah tempat kerja kami dikabupaten
bogor akan mengadakan manasik haji, setelah pendekatan dengan ketua KBIH
sebelum nya kami diminta untuk memberi pembinaan kepada Jemaah haji yang akan
berangkat tahun ini, apa saja yang akan disiapkan terkait pembinaan kesehatan
tersebut.

Untuk kelompok 2 memainkan peran kasus 2.


Kasus 2
Kloter JKS 5 gelombang 1 setibanya di Madinah, setelah semua Jamaah mendapatkan
kamar dan istirahat, di sela-sela waktu sholat arbain, petugas kloter akan mengadakan
rapat bersama karu dan karom untuk kegiatan selama di Madinah dan persiapan ke
Makkah, petugas TKH KLOTER diberi kesempatan untuk menyampaikan beberapa hal
terkait kesehatan yang perlu Jamaah ketahui selama di Madinah.

Untuk kelompok 3 memainkan peran kasus 3.


Kasus 3.
Salah satu Jamaah kloter JKG 20 bernama Tuan X, usia 68 tahun , baru beberapa hari
di Madinah karena perbedaan suhu dan cita rasa makanan dari daerah asalnya beliau
sudah tidak mau makan, sedangkan beliau tetap ingin sholat arbain, pada saat petugas
TKH KLOTER visitasi di dapati beliau sudah mulai lemas karena tidak mau makan,
bagaimana cara berkonunikasi dengan Tuan X agar mau makan kembali.

Untuk kelompok 4 memainkan peran kasus 4.


Kasus 4
Seminggu lagi seluruh jamah haji akan melaksanakan Armuzna (Arafah, Muzdalifah
dan mina) semua petugas kloter sudah bersiap-siap melakukan pertemuan dengan
Jamaah nya baik mengenai manasik dan apa saya yang harus disiapkan Jamaah
mengenai kesehatan nya. Petugas TKH KLOTER Kloter LOP 3 akan mengadakan
89
penyuluhan kesehatan tentang pesiapan Armuza, materi apa yang harus disampaikan.

Untuk kelompok 5 memainkan peran kasus 5.


Kasus 5
Jemaah haji kloter SUB 12 bernama Ny.T, berusia 57 tahun, datang ke pos kesehatan
kloter dengan keluhan pusing sejak kemaren, mual dan agak demam, setelah dicek di
KKJH ternyata ada Riwayat hipertensi, dan selama di Arab tidak minum obat
hipertensinya karena tidak ada keluhan. Apa yang harus dilakukan TKH kloter dan
informasi apa saja yang harus disampaikan.

❖ Waktu persiapan 10 menit, pemaparan roleplay 10 menit klarifikasi oleh


fasilitator 10 menit. (30 menit)

POKOK BAHASAN 4. UMPAN BALIK SECARA PERSUASIF PADA JEMAAH HAJI


Peserta diminta untuk berpasang-pasangan. Masing-masing pasangan
mensimulasikan umpan balik secara persuasif dari cerita di bawah ini:

Cerita 1:
Suatu ketika, Heru menunaikah thawaf. Ia mengumandangkan kalimat talbiyah
bersama jutaan jemaah lain dari penjuru dunia. “Labbaik allahuma labbaik,’ aku datang
memenuhi seruan-Mu, ya Allah, aku datang….”
Lantai Masjidil Haram tampak sejuk di kaki Heru. Ya, lantai itu sudah diinjak oleh
berpuluh bahkan beratus juta jemaah haji sejak dahulu kala. Lantai itu merekam
keshalehan dan niat baik manusia yang ingin dekat dengan Tuhannya. Heru kini
menjejak lantai masjid suci itu mengelilingi satu bangunan suci yang menjadi
pemersatu umat Islam dunia dari segala zaman, yakni Ka’bah.
Sedang asyik dan khusyuk melangkahkan kaki mengelilingi Ka’bah, tiba-tiba Heru
merasakan nyeri luar biasa di kakinya. Ia berteriak tertahan. Rasa sakit itu seperti
menyengat dan membuatnya langsung terpincang-pincang dan tak mampu lagi berdiri
dengan benar. Heru begitu terkejut karena merasakan ada cairan lengket dari telapak
kakinya. Rupanya kakinya sudah berlumuran darah yang mengalir dan membasahi
lantai Masjidil Haram di dekat Ka’bah.
Kakinya yang semula sehat dan baik-baik saja itu rupanya kini sudah terluka dengan
luka sayatan. Bentuknnya memanjang seperti membelah telapak kakinya menjadi dua.
Luka sayatan itu mirip dengan luka sayatan pisau yang tajam. Heru terduduk pucat, tak
mengerti apa yang menimpanya itu. Sungguh tak mungkin ada pisau atau silet
tergeletak di lantai masjid yang kemudian ia injak hingga membuat kakinya tersayat
demikian rupa. Juga tak ada batu kerikil tajam atau pecahan kaca yang menancap di
kakinya. Lagipula sungguh tak mungkin benda-benda itu ada di lantai masjid yang
selalu dijaga dan dirawat dengan sangat baik itu.
Dengan nanar, Heru menatap lelehan darahnya di lantai. Ia beringsut lemas tak
mengerti kenapa itu semua terjadi. Orang-orang yang ada di sekitarnya juga seperti tak
terlalu memperhatikannya, mereka tetap berjalan memutar menunaikan thawaf. Heru
menarik dalam-dalam nafasnya. Dalam kebingungan dan kepanikannya, ia berujar
pelan menyebut nama Allah. “Saya pasrah, ya Allah, saya pasrah atas apa yang
Engkau timpakan padaku, aku berserah diri kepada-Mu,” ujar Heru lirih sambil
menahan sakit.
Saat itulah, tiba-tiba, ada seorang kakek yang menghampirinya. Kakek itu
memperhatikan luka Heru yang kini sudah terduduk lemas. Sesaat kemudian, kakek
itu menyerahkan sebuah botol air kepadanya.
“Ini air zam-zam. Usaplah luka di kakimu ini dengan air ini, insya Allah, Allah akan
memberi kesembuhan,” ujar kakek itu pelan.
Heru kemudian menerima botol tersebut. Dengan air yang ada di dalamnya Heru
mengusap luka di telapak kakinya. Rasa sejuk hadir saat air tersebut menyentuh
90
lukanya. Heru kemudian kembali membasuh luka tersebut sambil mengurut-urut
telapak kakinya itu. Perlahan rasa sakitnya mereda, bahkan sesaat kemudian luka
sayatan itu seperti merapat dan darah tak lagi mengalir dari luka itu. Sejurus kemudian,
kaki Heru seperti sembuh total. Dan darah yang tadi berceceran di lantai tak tampak
lagi seperti hilang entah kemana.
Dengan luapan gembira, Heru mengucap tahmid berulang kali. Sungguh kejadian itu
seperti merasuk dalam dirinya. Ia tak mengerti, tapi nyata dan menyentuh kalbunya
untuk lebih dekat menyebut nama Allah. Saat itulah Heru tersadar akan kakek yang
tadi menolongnya dan menyerahkan botol air zam-zam untuk mengobati lukanya. Tapi
kakek itu ternyata sudah tak ada lagi di hadapannya.

Cerita 2:
Namanya Muamma. Juragan kapal asal Sumenep, Madura. Kulitnya gelap, berpeci
putih, dan masih mengenakan kain ihram.
"Alhamdulillah saya ketemu sampeyan di sini. Saya sudah muter-muter nyari teman
seperti sampeyan tapi tidak ketemu," kata Muamma saat bertemu di pelataran pintu
King Abdul Aziz Masjidil Haram, Sabtu (28/9) menjelang Maghrib.
Muamma tiba di Masjidil Haram sejak Rabu (25/9). Namun ketika ditemui di halaman
depan Zamzam Tower itu, Muamma masih mengenakan kain ihram. Dia mengaku baru
saja melaksanakan tawaf sunah.
"Saya sudah berputar-putar, tapi tidak kelihatan orang- orang yang berpakaian seperti
Bapak," kata Muamma.
Saya bertiga memang berniat ke Masjidil Haram sore itu untuk membantu jemaah yang
lepas dari rombongan. Sebagai petugas haji, kami diwajibkan mengenakan baju
seragam warna biru dan bercelana hitam dengan dilengkapi kartu identitas petugas.
"Bapak sebelumnya sudah ketemu saya ya. Sudah dua kali berarti Bapak kesasar,"
kata Kasi Keamanan Daerah Kerja Makkah Asep Abdullah kepada Muamma.
Sekalian membantu jemaah yang kesasar, kami juga hendak melihat kantor baru
Sektor Khusus. Anggota sektor ini terdiri dari TNI/Polri dan tenaga musiman yang
punya tugas khusus membantu jemaah yang terpisah dari rombongan maupun yang
kehilangan barang dan uang.
"Semua pintu sama di sini, atapnya juga sama. Bingung saya," kata Muamma dengan
logat khas daerahnya. Pria sepuh berusia 60-an tahun ini berangkat dari pemondokan
di daerah Mahbas Jin sejak pukul 02.00 dini hari.
Saat bertemu kami senja hari itu, tak tampak kelelahan di raut wajah pria beristri dua
dengan empat anak ini. Tetap senyum dan sesekali bercanda tentang keinginannya
yang belum kesampaian mendapatkan obat penambah tenaga.
Cerita 3:
Pas adzan Ashar, kemarin, di Sektor 2 wilayah Mahbas Jin, Selamet bin Ranawijaya
tiba dari Jeddah. Bukan untuk melaksanakan umrah dia tiba di Makkah, karena ternyata
Selamet sudah menunaikan tawaf.
"Setelah tawaf lima putaran, saya terlepas dari rombongan," kata kakek berusia 70
tahun asal Labuan Batu Sumatra Utara.
Karena terpisah dari rombongan, kakek yang tampak tegar saat ditemui itu berinisiatif
mencegat taksi. Kepada sopir taksi, Selamet meminta diantar ke asrama haji.
Terjadilah kesepakatan, Selamet mesti membayar 15 riyal, harga yang normal. "Di
Jeddah ada asrama haji kan?" katanya kepada sang sopir, mengisahkan.
Beruntung, sang sopir menurunkan Selamet yang menjual 18 ekor sapi untuk biaya
pergi haji ini di pasar dan kemudian ditemukan oleh warga Indonesia yang bermukim
di Jeddah.

91
Umpan Perihal Jumlah Sesuai dengan isi pembicaraan/tidak

balik

Verbal …………………… ……… …………………………………………………

….. … …..

…………………… …………………………………………………

….. …..

…………………… …………………………………………………

….. …..

Non …………………… ……… …………………………………………………

verbal ….. … …..

…………………… …………………………………………………

….. …..

…………………… …………………………………………………

….. …..

❖ Waktu persiapan 10 menit, pemaparan simulasi 10 menit serta klarifikasi oleh


fasilitator 10 menit (30 menit).

POKOK BAHASAN 5. SOFT SKILL KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM


PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH HAJI DI KLOTER

Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok mensimulasikan kasus berikut:


Di dalam pesawat, ada seorang calon jama’ah haji terlihat cemas, gelisah dan selalu
mondar mandir, sehingga perilakunya mengganggu calon jama’ah haji lainnya.
Temennya sudah mencoba menenangkan jama’ah dan mencari penyebab dari
permasalahannya tersebut dengan berbagai macam cara pendekatan dan komunikasi,
namun tidak berhasil bahkan kena marah. Petugas TKH mencoba mengadakan
pendekatan terhadap jama’ah untuk mencari tahu permasalahan yang dialami oleh
jama’ah tersebut.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh TKH kloter didapatkan bahwa
keluhan dirasakan semenjak masih berada di tanah air. Munculnya keluhan tersebut
disebabkan karena suaminya saat ini dalam keadaan kritis, dirawat di rumah sakit.
Dari kasus tersebut diatas, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh TKH
kloter? Bagaimana pendekatan TKH melalui komunikasi persuasif sebagai problem
solving terhadap masalah tersebut?
❖ Waktu persiapan 10 menit, pemaparan simulasi 10 menit klarifikasi oleh
fasilitator 10 menit.(30 menit)

92
PANDUAN BERMAIN PERAN/ROLE PLAY DAN GAME
MPI 7. PENGEMBANGAN JEJARING KERJA PELAYANAN KESEHATAN HAJI
SECARA EFEKTIF

1. Judul Materi : Pengembangan Jejaring Kerja Pelayanan Kesehatan Haji


Secara Efektif
2. Tujuan : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
menerapkan pengembangan jejaring kerja pelayanan kesehatan
haji secara efektif.
3. Waktu : 3 JPL (135 Menit) secara daring dan luring.dengan didampingi oleh
3 orang fasilitator
4. Bahan : a. Panduan penugasan

b. Cek list Observasi


c. Bahan simulasi game/permainan yang terpilih.
d. Flipchart dan alat tulis kantor.

5. Langkah-langkah :
a. Persiapan (5 menit)
1) Peserta dibagi dalam 3 kelompok (setiap kelompok terdiri dokter dan perawat secara
proporsional).
a) Kelompok satu : studi kasus 1
b) Kelompok dua : studi kasus 2
c) Kelompok tiga : studi kasus 3

2) Tiap kelompok akan mendapatkan:


a) Studi Kasus role play
b) ceklist observasi role play terdiri dari ceklist pengembangan jejaring kerja yang
efektif penyelesaian konflik
c) Alat dan Bahan Simulasi Permainan.
3) Tiap Kelompok menyiapkan setting, alat tulis, atribut perlengkapan yang akan
digunakan untuk mendukung presentasi role play
4) Tiap kelompok menyiapkan anggota untuk terlibat dalam bermain peran dan 2
orang pengamat (observer) bagi penyajian kelompok lainnya.

b. Pelaksanaan studi kasus role play (85 menit)


1) Tiap Kelompok berdiskusi terkait studi kasus yang diterimanya, pembagian peran dan
membuat skenario role playnya dalam bentuk ppt/bahan tayaang selama 15 menit.
2) Tiap kelompok menyajikan hasil diskusi kasus dan memainkan perannya masing-
masing sesuai dengan skenario hasil diskusi kelompok secara bergantian, masing-
masing maksimal selama 15 menit
Catatan:
i. Pelaksanaan luring senantiasa patuhi prosedur protokol kesehatan (gunakan
masker dan jaga jarak)
ii. Pelaksanaan daring peserta melakukan rename sesuai perannya dan bila perlu
menggunakan atribut sederhana yang bisa di baca seluruh peserta. Misalnya
Topi/baliho dada dari kertas.
3) Kelompok yang tidak tampil melakukan pengamatan memberikan penilaian terhadap
kelompok yang sedang mempresentasikan dengan cek list yang tersedia. Demikian
bergantian berurutan sesuai kelompok.
4) Setiap kelompok setelah menyajikan bermain peran akan mendapatkan umpan balik
positif dari hasil penilaian kelompok pengamat. Alokasi waktu tanggapan masing -
masing 5 menit.
5) Fasilitator memberikan feedback hasil presentasi dan hasil penilaian dan merangkum
hasil penugasan: 10 menit
93
c. Pelaksanaan simulasi game (45 menit)
1) Tiap Kelompok mendapatkan 1 panduan bermain game
2) Waktu diskusi 5 menit dan waktu melakukan permainan 30 menit yang
dilaksanakan secara bersamaan.
3) Fasilitator melakukan pendampingan di kelompok masing-masing.
4) Pada akhir sesi fasilitator memberikan umpan balik dan penguatan saat
bermain simulasi game: 10 menit.

94
KASUS MPI. 7

KASUS 1:

Kloter 96 JKG sedang mempersiapkan kegiatan puncak haji. Beberapa Kelompok Regu pada
Karom 7 jutstru bertambah semangat untuk melakukan ibadah sunnah dan city tour sekitar
kebun korma. Petugas TKH Kloter sedang melakukan visitasi di kamar jemaah di maktab dan
menjumpai jemaah risti sedang mempersiapkan ikut kegiatan city tour sekaligus umroh sunnah
yang ke 15 dalam kelompok regu tersebut. Jemaah Risti 67 tahun di lakukan pemeriksaan TD
170/100 saat ditanyakan mengeluh sedikit pusing namun tetap bersikeras ikut kegiatan umroh
tersebut. Petugas TKH Kloter menyarankan tunda kegiatan karena puncak haji tinggal
beberapa hari. Yang menarik Ketua regunya menyarankan nenek sebaiknya ikut kegiatan
umroh sunnah, karena sayang kesempatan untuk ibadah umrohnya. Respon Karom cenderung
membiarkan kondisi tersebut. Hal ini menimbulkan sedikit ketegangan antara TKH Kloter, Karu,
Karom dan jemaah tersebut sehingga sedikit menimbulkan suasana ribut di
maktab.Pembimbing Ibadah Haji dan Ketua Kloter akhirnya datang untuk melihat situasi di
maktab tersebut.
Tugas kasus 1:
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran dan gaya penyelesaian konflik dari masing masing dari komponen yang ada dalam
kasus
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.

KASUS 2.

Kloter 3 LOP merupakan gelombang 1 sedang berada di Madinah. Kegiatan jemaah adalah
melaksanakan sholat berjemaah di masjid Nabawi dan city tour di sekitar kota
Madinah. Seorang jemaah melaporkan kepada Ketua Rombongan bahwa teman sekamarnya
wanita 60 tahun tampak lemah dan diam sejak tadi pagi. Pada malam sebelumnya kelompok
tersebut melakukan city tour di Madinah, dan jemaah tersebut sering mengeluh lemas, gemetar
dan pusing berputar. Petugas PPIH Kloter melakukan visitasi ke kamar tersebut untuk
melakukan pemeriksaan kondisi jemaah tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan jemaah
sudah wafat. Petugas PPIH Kloter bersama tim dan ketua kloter melakukan pelayanan
kesehatan haji dengan mengembangkan jejaring keja yang ada di kloter tersebut.
Tugas kasus 2
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran komponen jejaring kerja yang ada dalam kasus tersebut.
95
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.

KASUS 3.

Kloter 58 SUB sedang melakukan persiapan thawaf wada menjelang kepulangan ke tanah air.
Terdapat 1 orang jemaah haji usia 56 tahun yang sedang di rawat KKHI karena mengalami
kecelakaan sehingga harus operasi. Jemaah tersebut merupakan anggota dari Rombongan 7,
dimana terdapat istri dari jemaah yang sakit. Melihat kondisi yang swaminya istri bersikeras
ingin menemani swaminya dan tidak mau ikut pemulangan kloternya. Karu dan Karom sedikit
kebingungan melihat kondisi tersebut dan meminta saran saran dari petugas kloter.
Tugas kasus 3
1. Diskusikan yaitu:
▪ Peran komponen jejaring kerja yang ada dalam kasus tersebut.
▪ Solusi yang terbaik dari kasus
▪ Skenario dan bermain peran dari kasus.
2. Sajikan bermain peran sesuai skenario yang telah disusun.

96
FORMAT OBSERVASI PENERAPAN
PENGEMBANGAN JEJARING KERJA
DALAM PELAYANAN KESEHATAN HAJI YANG EFEKTIF

Kelompok penilai :

Kelompok yang dinilai :

Berikan tanda Centang sesuai kolom yang tersedia dan berikan keterangan sesuai kondisi yang diamati
oleh petugas observer.

No Unsur Jejaring Kerja. Kasus I Kasus 2 Kasus 3 Keterangan

1. Karu dan Karom

2. Petugas haji di kloter:


• TPHI
• TPIHI
• TKHK

3. Tenaga Kesehatan Haji Kloter Lainnya

4 Petugas Haji Daerah

5 Petugas PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan

6 Petugas RSAS

Petugas PPIH Embarkasi/Debarkasi

7 Purser (koordinator awak pesawat)

Pelaksanaan Prinsip Jejaring Kerja

97
No Uraian Kasus I Kasus 2 Kasus 3 Keterangan
Hasil
Pengamatan

1 Valid Information:

Adanya Informasi pelayanan kesehatan haji yang


terpercaya untuk menjadi acuan pengambilan
keputusan tim

2 Choice: Setiap anggota tim memiliki pilihan yang dapat


dipertanggung jawabkan

3 Trust: Terdapat budaya saling percaya dan saling


mempercayai dalam pengembangan jejaring kerja.

4 Openness: Keterbukaan antar anggota tim jejaring


kerja sehingga menimbulkan saling peduli dan
kerjasama dalam jejaring kerja.

5 Responsibility: Kejelasan tanggung jawab dari


masing-masing unsur tim jejaring kerja.

6. Involvement: Keterlibatan anggota / unsur tim jejaring


kerja pada seluruh proses kegiatan tim. Meliputi
kegiatan dari hulu sampai hilir yaitu perencanaan
sampai evaluasi.

Gaya Tanggapan Seseorang Terhadap Konflik Yang


Terjadi Dalam Tim Kerjanya

No Keterangan kasus I Kasus 2 Kasus 3 Keterangan


Unsur
Jejaring
Kerja

1 Menghindar.

- Menyangkal permasalahan

- Tidak mau berkonfontrosi

2 Mengakomodasi

- Kooperatif kadangkala mengorbankan keinginan pribadi

- Bersikap menyetujui dan tidak agresif

98
3 Menang /Kalah

- Konfrontatif, menuntut dan agresif

- Harus menang dengan apapun caranya

4 Kompromi

- Pencapaian sasaran utama dengan memelihara


hubungan baik

- Agresif namun Kooperatif

5 Penyelesaian Masalah (Kolaborasi Win- Win)

- Adanya sikap saling mendukung antara kedua pihak

- Tegas dan Kooperatif

99
PETUNJUK PERMAINAN GAME

1. Fasilitator dan Penyelenggara disilahkan memilih salah satu permainan tersebut di


bawah.
2. Permainan dilaksanakan oleh masing -masing kelompok dengan pendampingan dari
1 Fasilitator.
3. Kelompok melaksanakan permainan dalam waktu 30 menit dan mendiskusikan
hasilnya
4. Fasilitator memberikan penguatan dan umpan balik dari hasil permainan 15 menit
5. Fasilitator menutup sesi pembelajaran pengembangan jejaring kerja

PERMAINAN 1. SALING TOLERAN


Deskripsi :

Dalam membangun sebuah team diperlukan banyak kondisi tertentu diantaranya


adanya saling memiliki rasa toleransi di antara anggota team. Latihan ini akan
menunjukkan betapa pentingnya saling toleransi terhadap sesama anggota team
untuk mencapai tujuan bersama tanpa menyalahkan dan menyamaratakan
kemampuan anggota dalam menghadapi permasalahan. Dengan adanya saling
toleransi, maka akan dapat dicapai kesepahaman, keserasian dan banyak hal
yang membuat soliditas team dalam bekerja sama.
Proses :
a. Fasilitator meminta 4 (empat ) orang peserta maju ke depan berdiri 2 sejajar
saling berhadapan dengan jarak antar individu sekitar 1 – 1,5 meter
b. Diberikan lembar soal yang berbeda : Soal A untuk peserta pertama, soal B
untuk peserta kedua, soal C untuk peserta ketiga dan Soal D untuk peserta
keempat. Soal harus diselesaikan dalam waktu 1 (satu) menit tanpa alat hitung
(calculator)

c. Setelah waktunya habis di tanyakan “Apakah sudah selesai?” dan yang sudah
selesai diminta oleh fasilitator

d. Beri tambahan waktu untuk menyelesaikan, sampai yang bersangkutan


menyerah

Soal yang harus dikerjakan:

Soal B : Orang Kedua

1X5:7=.....

100
3X7:6=.....

4X3:2=.....

2X5:4=.....

5X1:2=.....

Soal C : Orang Ketiga

1 :5X7=.....

3 :7X6=.....

4 :3X2=.....

2 :5X4=.....

5 :1X2=.....

Soal D : Orang Keempat

0,1 :5X7=.....

0,3 :7X6=.....

0,4:3X2=.....

0,2:5X4=.....

0,5 :1X2=.....

Pembahasan & Refleksi


a. Peserta pertama yang mengerjakan soal paling mudah/ soal A (cepat selesai)
diminta
memberikan berkomentar: “MENGAPA MEREKA LAMA SEKALI
MENYELESAIKAN SOAL?” (terutama peserta ke empat yang telah
mengerjakan soal type D)

b. Tanyakan pada peserta: Apa makna pembelajaran Latihan ini dan


bagaimana aplikasinya di tempat tugas?

101
Makna Pembelajaran
▪ Tim Efektif dalam jalinan jejaring kerja petugas pendamping kloter jemaah haji
harus saling memahami kesulitan sifat dan karakter pekerjaan tiap anggota,
dilarang menyamaratakan persoalan yang dihadapi sesama anggota tim.

▪ Perlu disadari dengan seksama bahwa dalam jalinan jejaring team kerja terdiri
dari beberapa latar belakang pendidikan, budaya kerja dan profesi yang
berbeda, untuk itu dialog tugas harus senantiasa dikedepankan.

▪ Jejaring team kerja team pendamping kloter jemaah haji yang solid akan
membudayakan rasa saling toleransi dan saling membantu menyelesaikan
masalah agar tujuan bersama dapat tercapai dengan cepat, yakni menghantar
jemaah haji menjadi haji yang mabrur.

PERMAINAN 2. SUKSES BERSAMA


Deskripsi:

Pengembangan team jejaring kerja memerlukan prinsip adanya kesamaan tujuan


dan saling menguntungkan sehingga hasil yang akan dicapai lebih efisien dan
efekif karena adanya proses sinergisme.

Latihan ini akan menunjukkan betapa pentingnya saling memberikan dorongan


untuk bersinergi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebaliknya jika tidak
saling memberikan dorongan dalam arti jalinan jejaringnya kurang adekuat, maka
yang didapat hanyalah individu-individu yang mengejar tujuan masing-masing.
Jika hal ini yang terjadi maka pencapaian tujuan sulit untuk dicapai bahkan energi
yang dikeluarkan lebih besar karena tidak terjadi sinergisme.

Proses:
a. Fasilitator meminta2 pasang (empat orang ) peserta maju ke depan untuk duduk
di lantai saling beradu punggung (bersentuhan) dan tangan saling mengait ke
belakang.

b. Selanjutnya dengan hitungan ketiga dari fasilitator pasangan tersebut berusaha


berdiri dengan jalan saling mendorong punggung pasangan yang ada di
belakangnya sehingga dapat berdiri bersama.

c. Kunci sukses pasangan akan berdiri dengan cepat dan sempurna jika :
▪ Saat saling mendorong punggung dalam waktu yang bersamaan

▪ Kekuatan mendorong punggung harus memperhitungkan kekuatan


pasangan yang ada di belakangnya (tergantung berat badan dan tinggi
badan)

▪ Tidak berusaha berdiri sendiri meninggalkan punggung dan menarik tangan


pasangan yang ada di belakangnya

102
Pembahasan & Refleksi
a. Tanyakan pada kedua pasangan tersebut: Mengapa dapat berdiri bersama?
b. Bagaimana rasanya dapat berdiri? Bandingkan antara berdiri sendiri
(menggunakan energi sendiri) dan berdiri dengan cara mendorong punggung
pasangan (menggunakan energi bersama/ sinergi)

c. Tanyakan pada peserta apa makna Latihan yang baru saja dilakukan?

Makna Pembelajaran
▪ Bekerja dengan menggunakan jalinan jejaring team akan (1) saling
menguntungkan, (2) mempercepat pencapaian tujuan bersama dan (3) lebih
efisien (hemat sumber daya) dan efektif (bersinergi).

▪ Kepentingan organisasi besar (seluruh petugas kloter) saling


ketergantungan, jadi semuanya harus dianggap PENTING

▪ Sukses tupoksi pihak yang satu merupakan bagian dari sukses tupoksi pihak
lain.

PERMAINAN 3. INFORMASI YANG VALID (VALID INFORMATION)


Deskripsi:

Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata pada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid. Informasi
yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi karena sebagai
bahan pengambilan keputusan tim untuk melangkah pada step berikutnya.
Informasi yang tidak valid (asumsi) akan menyesatkan dan mengurangi tingkat
kepercayaan individu pada tim.

Pada Latihan ini peserta akan dihadapkan pada situasi yang harus memilih dan
biasanya peserta akan cenderung berargumentasi menggunakan “asumsi” seperti
biasanya. Padahal ketika mereka mengerjakan Latihan ini rata-rata di benak
mereka sudah terlintas untuk memberikan “jawaban yang sebenarnya”, namun
karena mereka takut dianggap “tidak mampu”, maka yang terjadi mereka
menggunakan analisis “asumsi”. Hasil akhir dari analisis yang menggunakan
asumsi ini sebenarnya akan “menyesatkan” jika digunakan sebagai dasar
komitmen, karena semuanya serba kira-kira.

Proses:
a. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.

b. Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta


membelakangi trainer, kecuali yang peserta berada di urutan pertama.

c. Trainer memberikan 1 bh kalimat pada peserta di baris pertama yang harus di


sampaikan kepada peserta dibaris kedua, selanjutnya dari orang kedua ke
orang ketiga dan seterusnya sampai pada peserta terakhir.

103
d. Kalimat yang diterima oleh orang terakhir dicek kesesuaiannya dengan kalimat
pertama kali yang disampaikan oleh trainer.

e. Waktu mengerjakan maksimal 5 menit, setelah selesai dikumpulkan.

Pembahasan & Refleksi


a. Tanyakan pada peserta: mengapa jawabannya bervariasi? dan mana jawaban
yang:
▪ Tidak benar dan tidak valid (jawaban asumsi)

▪ Benar tetapi tidak valid (jawaban aman)


▪ Benar dan valid (jawaban jujur)

b. Tanyakan pada peserta pemberi jawaban masing-masing: apa alasan mereka


menjawab seperti itu

c. Apakah yang kita pikirkan sudah MENDEKATI atau sudah SESUAI dengan
kenyataan?

d. Mengapa kita cenderung menggunakan ASUMSI? → yang lebih sering


menyesatkan

e. Mengapa kita harus TERPAKSA MENJAWAB padahal informasinya tidak valid


→ SUMBER KONFLIK, karena penerima informasi merasa dibohongi

f. Segera delete ‘memory file’ yang sering menghasilkan/menggunakan ASUMSI


(malas berpikir analitis)

Makna Pembelajaran

Dalam membangun komitmen team jejaring membutuhkan POLA PIKIR IDEAL


dalam memberikan dan menyediakan INFORMASI YANG VALID:

1. Informasi diragukan kebenarannya


2. Informasi tidak lengkap/kurang
3. Informasi dari sumber yang tidak jelas
4. Informasi membingungkan
5. Informasi sulit diperoleh/hanya dikuasai pihak tertentu/ disembunyikan
6. Informasi yang terlambat/ kedaluwarsa

104
PERMAINAN 4. TERSEDIA PILIHAN (CHOICE)

Deskripsi:

Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harus tersedia pilihan-pilihan bagi anggota team. Jika team dalam
berkomitmen tidak punya pilihan-pilihan sesuai dengan alasan mengapa ia harus
memilih, maka ia akan rendah dalam berkomitmen. Hal ini mudah dipahami
karena disamping ia menjadi anggota dalam team jejaring kerja, sebenarnya yang
bersangkutan juga mempunyai tugas dan fungsi pada induk organisasi/
instansinya sendiri.
Pada Latihan ini peserta akan berlatih bagaimana menghargai pilihan-pilihan mitra
jejaring yang berbeda dengan pilihannya selama alasan pilihan itu dapat diterima
dan memberikan nilai positif terhadap perwujudan tercapainya tujuan bersama.
Peserta juga akan mendapat pengalaman nyata bagaimana menyetujui sebuah
pilihan orang lain tetapi tidak harus merubah pilihan sendiri, penghargaan
terhadap keaneka-ragaman pilihan menjadi kunci sukses rasa komitmen terhadap
team jejaring kerja.

Proses:

1. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang


ketua kelompok.
2. Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta
menghadap kearah trainer,
3. Didepan setiap kelompok disediakan 1 buah papan flipchart yang
membelakangi peserta.
4. Setiap peserta hanya diminta untuk menorehkan 1 buah tarikan garis di
papan flipchart yang telah disediakan, dan diikuti oleh peserta
dibelakangnya secara berurutan.
5. Trainer memberikan instruksi untuk menggambar seekor gajah.
6. Waktu yang diberikan kepada setiap kelompok maksimal 3 menit.
7. Setelah selesai waktunya di lihat hasil menggambarnya
mana yang menyerupai / miirip dengan gajah
8. Trainer merefleksikan hasil dari game “elephant painting” ini.

105
Pembahasan & Refleksi
a. Lakukan pembahasan mulai dari kelompok satu dan apa alasan yang
mendasari peserta menggambar seperti itu. Tanyakan pada peserta yang lain
apakah mereka SETUJU dengan alasan/ latar belakang yang diungkapkan?
Apakah alasan/ latar belakang yang diungkapkan sudah sesuai dengan
pendapat kelompok?

b. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!

Makna Pembelajaran
▪ Semua serba keharusan [paksaan]
▪ Tidak tersedia alternatif pilihan
▪ Segala sesuatu ditetapkan oleh pihak lain
▪ Tidak bekerja sesuai dengan bakat dan minat
▪ Sulit mengembangkan potensi diri
▪ Semua serba kaku tanpa fleksibilitas
▪ Keseragaman menjadi tujuan utama
▪ Tidak mampu menerima perbedaan
▪ Kreativitas tidak diberi peluang berkembang
▪ Pengawasan menjadi metoda utama
▪ Melakukan kesalahan sangat ditakuti. Dalam membangun komitmen team
jejaring membutuhkan POLA PIKIR IDEAL dalam menyediakan ruang
pilihan sesuai dengan alasannya untuk berbeda pendapat sepanjang
alasannya dapat diterima oleh semua anggota team jejaring.
▪ Kalau mau merubah pilihannya adakan DIALOGUE yang mengarah pada
perubahan
▪ ‘memory file’ yg memuat alasan pilihan dimilikinya.

PERMAINAN 5. SALING PERCAYA DAN MEMPERCAYAI (TRUST)

Deskripsi:
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harus terjadi “budaya saling mempercayai dan dapat dipercaya”. Budaya ini
perlu ditumbuhkan karena jika tidak, maka komitmen yang di bangun hanya tumbuh
sebatas ucapan saja, karena sebenarnya suasana yang dominan hanya rasa saling
curiga terhadap setiap langkah kegiatan dari team.

Pada Latihan ini peserta akan mendapat pengalaman nyata betapa sulitnya secara
ikhlas mempercayai orang lain. Walupun di mulut terucap “percaya” tetapi
kenyataanya masih terbersit pada pikiran apakah teman saya ini dapat dipercaya?
dan apakah ia tidak akan mencelakakan saya? Disisi lain peserta juga mendapat
pengalaman bagaimana rasanya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh
teman, mungkin muncul rasa kekhawatiran “apakah saya mampu menerima
kepercayaan teman saya ini?”. Dengan demikian ia akan mempersiapkan diri
berusaha memenuhi harapan teman yang telah mempercayai itu.

Jika budaya saling percaya dan dapat dipercaya ini tumbuh, maka rasa komitmen
menjadi kebutuhan dalam menjalin jejaring kerja team.
106
Proses:
a. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b. Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta
menghadap kearah trainer,
c. Diantara setiap peserta disiapkan 1 buah balon yang dijepit antara punggung
dan dada peserta.
d. Setiap kelompok diminta untuk berjalan dari garis start ke garis finish, dengan
balon tetap terus berada diantara punggung dan dada peserta , tidak boleh
jatuh.
e. Trainer menambahkan tali sebagai rintangan dalam perjalanan dari garis start
ke garis finish.
f. Trainer merefleksikan hasil dari game “CONNECTING BALLOON” ini.

Pembahasan & Refleksi


a. Berkembangnya kebiasaan saling menuduh dan memfitnah. Segera “delete”
di file memori pikiran kita apa saja yang menimbulkan “curiga/ su’udzon” pada
mitra kerja, gantikan dengan file “semua petugas dalam jejaring kerja adalah
saya dapat dipercaya dan kitapun harus dapat dipercaya.

b. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!

Makna Pembelajaran
Pola pikir yang dibangun adalah semua pekerjaan dapat dilakukan dengan ikhlas
karena apa yang dipikirkan: Percaya bahwa teman yang menerima tidak akan
mengkhianatinya (dapat dipercaya). Sedangkan pihak yang menerimapun percaya
bahwa ia mampu menahan balon di punggungnya. Walupun usaha berat ia akan
berusaha agar balon tidak jatuh, untuk membuktikan bahwa ia layak dipercaya.

Saling percaya dan mempercayai syarat mutlak tumbuhnya komitmen:

a. Semua pihak saling tidak mempercayai


b. Semua pihak tidak dapat dipercaya
c. Berkembangnya suasana saling curiga
d. Semua tidak menghargai kepercayaan yang diberikan oleh orang lain
e. Kejujuran bukan lagi merupakan nilai bersama yang dijunjung tinggi

PERMAIANN 6. SALING KETEREBUKAAN (OPENNESS)

Deskripsi:

Salah satu syarat yang untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja
secara nyata pada proses kerja jejaring harus terjadi kesediaan hati yang tulus
untuk saling membuka diri tentang siapa diri kita, apa saja yang kita mampu
kerjakan/ tidak mampu kerjakan, sumber daya apa saja yang kita miliki dan
bersedia di kritisi jika yang kita lakukan kurang berkenan dimata mitra jejaring.

107
Pada Latihan ini peserta akan mendapat pengalaman nyata tentang bagaimana
rasanya saling terbuka tentang sumber daya yang dimilikinya untuk diserahkan
kepada orang lain demi tercapainya/ terselesaikannya pekerjaan orang lain itu.
Hal yang sama juga dirasakannya, bahwa ia juga mengharapkan orang lain mau
terbuka terutama masalah sumber daya yang dilikinya untuk diminta guna
menyelesaikan pekerjaannya. Dengan Latihan ini peserta juga akan merasakan
betapa rumit dan sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika diantara mitra jejaring
tidak bersedia saling terbuka satu sama lainnya, khususnya tentang ketersediaan
sumber daya. Jika suasana saling keterbukaan secara ikhlas ini telah terjadi,
maka rasa komitmen untuk saling bekerjasama menjadi sebuah kebutuhan
bersama.

Proses:

a. Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang


ketua kelompok.
b. Masing-masing kelompok berdiri melingkar.
c. Setiap orang mengangkat tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya
menjabat tangan kanan teman yang ada di depannya. Setelah itu tangan
kirinya menjabat tangan kiri teman yang ada didepannya namun bukan
dengan orang yang sama.
d. Jabatan tangan tidak boleh lepas tetap terus berhubungan kalau untuk
mengendorkan supaya tidak sakit boleh memperbaiki jabatan tangannya
namun nanti berjabatan tangan kembali.
e. Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk dapat menguraikan
tangan-tangan yang berbelit tersebut
f. Trainer merefleksikan hasil dari game “BENANG KUSUT” ini.

Pembahasan & Refleksi


Temukan dan delete ‘file’ kita yang memuat faktor-faktor yang menyebabkan tidak
mudah terbuka dengan mitra jejaring → percayalah kita akan mendapat banyak
manfaat jika kita mulai dulu terbuka.
Bagaimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!.

Makna Pembelajaran:

Pola pikir yang dibangun adalah menawarkan diri untuk membantu pekerjaan mitra
kerja melalui pemberian sumber daya yang dimiliki dan mencari bantuan sumber
daya dari mitra lain yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Jika pola pikir yang digunakan tidak mau saling terbuka tentang sumberdaya yang
dimiliki, maka seluruh kelompok tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya.

Pada Jejaring Kerja Petugas haji ikhlas berbagi dalam keterbukaan sumberdaya,
kemampuan dan lain-lain menjadi syarat mutlak membangun komitmen, dengan
pemaknaan sebagai berikut:

108
a) Tidak ada suasana saling memberi / menerima
b) Tidak ada suasana saling peduli & menolong
c) Tidak ada toleransi, merasa diri paling mampu/ benar
d) Tidak mampu mengakui kelebihan pihak lain
e) Tidak mau mengakui kelemahan diri sendiri
f) Tidak siap untuk selalu belajar dan berubah

PERMAINAN 7. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)

Deskripsi:

Pemberian tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh
mitra jejaring merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen
tim jejaring kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah
dipahami karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring
kerja “hanya sebagai pelengkap saja”, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi
secara penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Latihan ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnyamembagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.

Proses:
a) Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b) Masing-masing kelompok ½ nya berdiri dibelakang garis start dan ½ nya lagi
dibelakang garis finish.

c) Setiap orang dengan sendok dimulut mulai memindahkan bola pingpong,


kelereng dan bola bekel dari garis start ke garis finish.
d) Setiap orang tidak boleh menggunakan tangannya selama permainan ini.

e) Dan semua peserta telah berganti tempat dari posisi start ke posisi finish

f) Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk


memainkan games ini dengan jujur

g) Trainer merefleksikan hasil dari game “CHANGING BALL” ini.

109
Pembahasan & Refleksi
1. Temukan dan delete ‘file’ kita yang memuat faktor-faktor yang menyebabkan
tidak mudah terbuka dengan mitra jejaring è percayalah kita akan mendapat
banyak manfaat jika kita mulai dulu terbuka.
2. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya?Berikan contoh!.

Makna Pembelajaran:

Pola pikir yang dikembangkan dalam Latihan ini adalah pembagian tanggung jawab
dan delegasi wewenang pada setiap anggota team jejaring kerja untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai pembagian tugas yang telah disepakati. Untuk
membangun komitmen salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah “diberi
wewenang/ tanggung jawab” dan “mampu mempertanggung jawabkan” hasil
kerjanya.

Jika seseorang tidak diberikan wewenang/ tugas yang jelas dan dimintai
pertanggung jawabannya, maka ia sebagai anggota team jejaring kerja sulit untuk
berkomitmen optimal. Makna pembelajatrannya adalah sebagai berikut:
a) Tidak diberi tanggung jawab sama sekali
b) Tanggung jawab yang diterimanya tidak jelas
c) Tidak diberi wewenang sesuai tanggung jawab
d) Tidak dimintai pertanggungjawaban kerja
e) Tidak ditentukan ukuran keberhasilan kinerja
f) Tidak dikembangkan budaya tanggung jawab
g) Tanggung jawab hanya kewajiban pemimpin
h) Tidak ada perhargaan terhadap hasil tanggung jawab seseorang

PERMAINAN 8. KETERLIBATAN (INVOLVEMENT)

Deskripsi:

Pelibatan total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada derajat
komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan anggota tim
jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang dilakukan oleh yang
bersangkutan. Pada Latihan ini akan memberikan pengalaman belajar tentang
bagaimana sulitnya mencapai tujuan jika ada beberapa pihak tidak melibatkan diri
secara “penuh”. Atau dengan kata lain hanya hadir secara fisik tetapi tidak
berkontribusi terhadap penyelesaian pekerjaan, bahkan cenderung merepotkan.

Proses:
a) Peserta dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua
kelompok.
b) Masing-masing kelompok berdiri berjajar menjadi 3 jejer, semua peserta berdiri
berpasang-pasangan
c) Setiap orang mengangkat tangannya dan menahan bambu / paralon dengan jari
telunjuk tangan kiri dan kanan, tanpa mengaitkannya.
110
d) Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk menurunkan bambu / paralon
tersebut mulai dari setinggi dada peserta yang paling pendek ke dasar lantai
secara perlahan-lahan tanpa ada suara
e) Trainer merefleksikan hasil dari game “BAMBU GILA” ini.
f) Waktu untuk menyelesaikan tugas ini 20 menit, dan jika waktu telah habis sukses
ataupun gagal, maka diulang lagi dengan kondisi seluruh mata peserta terbuka.
g) Berapa menit tugas dapat diselesaikan?

Pembahasan & Refleksi


a. Apa makna pembelajaran pada Latihan ini?
b. Temukan dan delete ‘file’ kita yang memuat faktor-faktor yang menyebabkan
tidak mudah terbuka dengan mitra jejaring percayalah kita akan mendapat
banyak manfaat jika kita mulai dulu terbuka.
c. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya? Berikan contoh!.

Makna Pembelajaran:

Salah satu syarat terakhir dari komitmen adalah “keterlibatan penuh” dengan kata
lain secara fisik hadir dan berkontribusi sesuai peran dan tugasnya masing-masing.
Pola pikir yang dipraktikkan dalam Latihan ini adalah akan sulit untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika
mitra kerja yang hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak
berkontribusi secara nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika seluruh
mitra team jejaring kerja hadir secara fisik dan berkontribusi penuh (involvement),
maka penyelesaian tugas menjadi mudah dan dapat mencapai tujuan dengan
cepat.

Makna pembelajarannya adalah sebagai berikut:


a) Keputusan ditentukan oleh pemimpin sendiri
b) Tidak semua tahapan proses melibatkan anggota tim
c) Anggota tim hanya dilibatkan dalam pelaksanaan saja
d) Tidak dikembangkan budaya partisipatif
e) Banyak anggota tim hanya menunggu secara pasif
f) Anggota tim tidak diberi peluang untuk sumbang saran (buah pikiran)

PERMAINAN 9 PENYELESAIAN KONFLIK

Deskripsi:

Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
111
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.

Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “win-win”
solution.

Proses
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelompok secara bebas dan mengambil
posisi duduk berkelompok.

b. Diberikan tugas untuk berdiskusi selama 20 menit tentang:


▪ Hal-hal apa saja dalam bertugas melayani jemaah haji team jejaring
kerja (TKH KLOTER, TPHI, TPIH dan Ketua Rombongan) yang
diperkirakan dapat menimbulkan konlik

▪ Mencari akar penyebab konflik yang terjadi di atas

▪ Bagaimana cara menyelesaikan konflik di atas

c. Setelah selesai dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain tetapi


tidak disanggah, hanya boleh minta klarifikasi saja.

Pembahasan & Refleksi


Melalui curah pendapat lakukan pembahasan dan refleksi tentang “gaya”
kelompok dalam merespon konflik. (menghindar, mengakomodasi, menang-
kalah, kompromi, atau penyelesaian kolaborasi “win-win”)

Makna Pembelajaran

Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-
respon tersebut antara lain: (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer
negatif, (3) penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun
terkadang ada pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal
ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.

PERMAINAN 10 PENGURAIAN TANGAN KUSUT


(PENYELESAIAN KONFLIK)

Deskripsi:
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
112
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “meng-
akomodasi”

Proses

a) Pilih 8 atau 10 orang anggota kelompok untuk melakukan simulasi


b) Anggota kelompok berdiri melingkar saling berhadapan, dan berhitung 1-8 atau 1-
10
c) Tangan anggota dibuat kusut dengan cara angkat tangan kanan dan bersalaman
dengan orang yang tepat di depannya (1 +5, 2+6, 3+7, 4+8, 5+10)
d) Tangan kiri bersalaman juga bukan dengan orang yang sama dengan tangan
kanan dengan posisi dibawah tangan kanan
e) Urai tangan kusut tersebut menjadi 1 atau 2 lingkaran tanpa putus (boleh
memperbaiki posisi salaman untuk kenyamanan)
f) Diperbolehkan mengulangi kegiatan bila gagal, sampai bias mengurai tangan
kusut.
g) Waktu penyelesaian tugas 20 menit, terhitung sejak membaca
perintah sampai mengisi lembar tugas. Kalau gagal, ulangi terus
sampai berhasil

113
Pembahasan & Refleksi
a) Apa makna pembelajaran pada Latihan ini?
b) Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi nantinya?
Berikan contoh!.

Makna Pembelajaran:
Gaya penyelesaian konflik di antaranya Bersikap menyetujui dan tidak agresif,
Kooperatif bahkan terkadang dengan mengorbankan keinginan priadi. Pola pikir
yang menjadi landasan pengembangan jejarring kerja akan membentuk seseorang
dalam gaya tanggapan terhadap konflik. Latihan ini adalah akan sulit untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika
mitra kerja yang hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak
berkontribusi secara nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika seluruh
mitra team jejaring kerja hadir dan berkenan untuk saling menahan ego dengan niat
tulus berkorban demi pencapaian bersama.

PERMAINAN 11. BAMBU GILA


(PENYELESAIAN KONFLIK)

Tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh mitra jejaring
merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring
kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah
dipahami karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring
kerja “hanya sebagai pelengkap saja”, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi
secara penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Latihan ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnya membagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.

Deskripsi:
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKH KLOTER dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi
haji yang mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan
Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu
memahami bahwa konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan dan tidak memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik
bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada Latihan ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “meng-
akomodasi”

114
Proses
a) Setiap kelompok terdiri dari 5 orang yang akan bermain secara bersamaan antar
2 kelompok.
b) Tugas Kelompok kecil adalah secara bersamaan menurunkan
bambu/stick/paralon dengan tangan dari atas/depan dada sampai lantai/tanah
secara bersamaan, terdapat 2 cara permainan:

1) Cara Pertama (Tanpa Bicara/Komunikasi)

a) Semua anggota kelompok berdiri saling berhadapan, kedua tangan


seperti pistol dan ibu jari dijepit oleh jari tengah, manis dan kelingking.
b) Simpan paralon di atas jari telunjuk seluruh anggota (di depan dada
peserta yang paling pendek
c) Turunkan secara bersamaan sampai paralon menyentuh lantai/tanah
tanpa jatuh dan telunjuk terus menempel pada paralon.
d) Peserta harus jujur dengan menempelkan telunjuk pada paralon,
apabila tidak menempel maka didiskulafikasikan
e) Semua anggota kelompok tidak boleh bicara secara verbal.
f) Dilaksanakan dalam waktu 10 menit

2) Cara Kedua (Dengan Bicara/Komunikasi).

a) Tunjuk seorang “Leader” untuk mempimpin simulasi


b) Semua anggota kelompok berdiri saling berhadapan, kedua tangan
c) Dilaksanakan dalam waktu 10 menit

Pembahasan & Refleksi


a) Apa makna pembelajaran pada Latihan ini?
b) Bagaimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya?Berikan contoh!.

Makna Pembelajaran

Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-
respon tersebut antara lain: (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer negatif,
(3) penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun terkadang
ada pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal ini yang terjadi
maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.

115
PANDUAN PENUGASAN
MPI 8. PENCATATAN DAN PELAPORAN MANUAL DAN
ELEKTRONIK

1. Judul Materi : Pencatatan dan pelaporan manual dan elektronik


2. Tujuan : Setelah melakukan penugasan ini peserta dapat
melaksanakan pencatatan pelaporan manual dan elektronik
3. Waktu : 6 JPL (270 menit)
4. Bahan : a. Formulir manual:
Jurnal Layanan Kloter, formulir rujukan, formulir kebutuhan
obat, alkes dan BMHP, COD, Autopsi Verbal (AV)

b. Aplikasi android:
TeleJemaah dan TelePetugas

c. Soal kasus
d. Laptop, internet dan google drive
5. Langkah-langkah :
a. Persiapan:
1) Fasilitator membagi peserta menjadi dalam kelompok @ 3 orang setiap
kelompoknya terdiri dari 1 Dokter dan 2 perawat. (5 menit)
2) Fasilitator memberikan soal kasus, dan memberi penjelasan pelaksanaan
latihan. (10 Menit)

b. Pelaksanaan:
1) Peserta melakukan diskusi dalam kelompok terkait pencatatan pelaporan manual
dan elektronik untuk kasus terkait. (30 menit)
2) Peserta mengisi/mengerjakan pencatatan pelaporan manual dan elektronik. (120
menit)
3) Formulir manual yg telah diisi difoto dan diupload ke google drive. (5 menit)
4) Kelompok menyampaikan hasil penugasan. (@5menit x 10=50 menit)
5) Fasilitator melakukan pembahasan dan umpan balik. (35 menit)
6) Fasilitator menyimpulkan hasil pembelajaran (15 menit)

116
Bahan penugasan:
a. Formulir manual:

1. Jurnal Layanan Kloter

2. Formulir kebutuhan obat

117
3. Formulir rujukan

118
119
4. COD

120
5. AV

121
b. Aplikasi android:

1. Telepetugas

2. Telejemaah

122
c. Soal Kasus

Seorang jemaah dengan no porsi 1000581772 mengeluh sakit kepala, pusing


dan jantung berdebar datang kepada petugas kloter pada pukul 07.00 WAS di
salah satu Hotel Sektor 1 Makkah, Maktab 35, mutawwif Adila dengan alamat
Azziziah Zanubiah.
Setelah tiga hari kemudian pukul 13.00 WAS jemaah tersebut datang kembali
dengan keluhan yang sama.
Setelah dua hari setelahnya pukul 09.00 WAS jemaah datang kembali dengan
keluhan yang sama namun kondisinya mengalami pemburukan. Berdasarkan
penilaian kondisinya, jemaah tersebut harus dirujuk ke KKHI Makkah.
Setelah merujuk jemaah, stok obat yang telah diberikan kepada jemaah
tersebut sudah habis, sehingga perlu untuk mengamprah obat kembali.
Tiga hari kemudian jemaah mengalami kondisi buruk dan harus dirujuk ke RS
An-Noer.
Setelah empat hari jemaah dirujuk balik ke KKHI Makkah karena keadaannya
sudah membaik. Dan berdasarkan penilaian dokter DPJP, hari itu juga jemaah
dinyatakan sehat dan dikembalikan ke kloter.
Sebagai bentuk pengawasan terhadap jemaah tersebut petugas melakukan
visitasi dan kontrol tanda vitalnya serta melakukan hygiene sanitasi secara
rutin.
Empat hari kemudian jemaah haji melakukan umroh sunnah bersama
rombongannya. Saat pulang ke pondokan jemaah mengalami sesak kemudian
pingsan. Rekan satu kamar mengakses telejemaah dan menekan tombol
bantuan. Petugas menanggapi berdasarkan data yang masuk ke telepetugas.
Saat petugas tiba jemaah sudah dalam kondisi kritis, petugas melakukan
pertolongan pertama dengan RJP sambil menghubungi petugas sektor untuk
emergency response.
Setelah 30 menit berselang petugas sektor datang untuk memberikan
pertolongan namun jemaah sudah meninggal.
Berdasarkan penelusuran data jemaah diperoleh informasi jemaah berangkat
ke tanah suci pada tanggal 4 juni 2022.

Buatlah pencatatan pelaporan manual dan elektronik dari kasus


tersebut!

123
PENUGASAN MATA PELATIHAN INTI 9 (MPI. 9)
PANDUAN SKENARIO BERMAIN SIMULASI
RENCANA OPERASI KESEHATAN TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

1. Judul Materi : Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter
2. Waktu : 2 JP (90 Menit)
3. Tujuan : Setelah melakukan simulasi ini peserta mampu melakukan rencana
Operasi
4. Bahan :
a. Bahan Tayang
b. Modul
c. Komputer/ Laptop
d. LCD
e. Panduan simulasi
f. Ceklist simulasi
g. Lembar kasus
h. Flip Chart set
i. Alat tulis

5. Langkah-langkah :
a. Persiapan :
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang
2. Masing-masing kelompok menentukan ketua
3. Tiap Kelompok akan diberikan sebuah kasus yang dibagi menjadi periode Pra
Armuzna, Armuzna dan Pasca Armuzna, untuk diperagakan dalam bentuk simulasi.
4. Fasilitator mengundi kelompok yang mengerjakan soal masing-masing periode
5. Tiap kelompok diberikan ceklist observasi simulasi
6. Masing -masing mendiskusikan terkait kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario simulasi yang berisi siapa yang akan menyampaikan
simulasi, dan apa yang akan dilakukan sesuai dengan studi kasus masing-masing.
7. Menyiapkan setting, dan atribut perlengkapan yang akan digunakan oleh masing-
masing kelompok untuk simulasi
8. Menyiapkan alat tulis untuk tiap kelompok.
9. Hasil skenario disimulasikan di kelas .
10. Kelompok yang belum tampil diberikan tugas, satu kelompok melakukan
pengamatan tentang hal-hal positif, dan satu kelompok lagi melakukan pengamatan
tentang hal-hal negative yang dilakukan kelompok yang sedang tampil. Hasil
pengamatan disampaikan dalam bentuk tanggapan maupun pertanyaan simulasi
kelompok yang tampil setelah simulasi yang dilakukan kelompok yang sedang tampil
selesai.
11. Fasilitator memberikan umpan balik dan pembulatan terkait hasil simulasi para
kelompok

124
b. Kegiatan Fasilitator :
1. Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok (10 orang). Waktu membagi peserta 5
menit
2. Fasilitator menyampaikan penugasan kelompok yang dibagi menjadi periode Pra
Armuzna, Armuzna dan Pasca Armuzna, dimana setiap kelompok akan diberikan
kasus. Peserta akan berdiskusi terkait kasus tersebut.. Hasil diskusi dituangkan dalam
simulasi yang akan dipresentasikan di kelas. Peserta dapat membuat outline atau
point-point yang akan disimulasi . Waktu Diskusi 30 menit
3. Fasilitator memandu peserta untuk mensimulasikan hasil diskusi masing-masing
kelompok 10 menit.
4. Fasilitator melakukan penilaian berdasarkan checklist pemantauan kegiatan sesuai
periode.
5. Fasilitator mempersilahkan kelompok lain menanggapi simulasi kelompok yang
tampil. (5 menit)
6. Fasilitator memberikan umpan balik terkait hasil simulasi para kelompok (15 menit)

c. Kegiatan Peserta :
1. Peserta membagi dalam 3 kelompok dalam waktu 5 menit
2. Peserta melakukan diskusi terkait studi kasus yang diberikan sesuai dengan periode
yang ditugaskan. Membuat outline/point-point yang akan akan disimulasikan.
Membagi tugas untuk simulasi dalam waktu 30 menit
3. Peserta memainkan simulasi dalam waktu masing-masing 10 menit.
4. Kelompok lain yang tidak bermain mengamati dan memberikan penilaian terhadap
kelompok yang sedang bermain peran. Satu kelompok mengamati dan memberikan
penilaian tentang kelebihan/hal-hal positif dari simulasi yang sedang diperagakan, dan
satu kelompok lagi memberikan penilaian tentang kekurangan/hal-hal negative dari
simulasi yang sedang diperagakan
5. Peserta menyampaikan penilaian hasil pengamatan sesuai tugas yang diberikan
terkait simulasi kelompok lain setelah simulasi selesai masing-masing diberikan
waktu 5 menit.
6. Peserta menyimak dan mencatat terkait dengan masukkan fasiltator dalam waktu 10
menit.

125
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok @ 10 orang 5 Menit
per kelompoknya, didalam kelompok ditunjuk ketua
Fasilitator membagikan kasus ( terlampir)

2. Peserta diskusi didalam kelompoknya 30


Menit
3. Peserta mempresentasikan hasil diskusi @ 10 Menit 30
Menit
4. Tanggapan kelompok pengamat @ 5 Menit 15
5. Pembahasan dan umpan balik oleh fasilitator 10 Menit 10
Menit
Total Waktu 90
Menit

6. Pedoman Penilaian Simulasi oleh Peserta:


a. Kelompok lain memberikan penilaian pada FORMAT CHECKLIST
PENILAIAN SIMULASI.
b. Pemberian nilai (skor) hasil pengamatan kelompok lain terhadap scenario
dan peragaan peserta pelatihan pada praktek pelatihan ini dilakukan
dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 3.
c. Kelompok lain akan mengamati aspek-aspek positif/kelebihan dan aspek-
aspek negative/kekurangan pada simulasi yang sedang diperagakan dan
memberikan penilaian.
d. Ada 4 aspek yang dilakukan pengamatan dan penilaian yaitu:
1) Sistematika
2) Penggunaan bahasa
3) Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau
sanggahan
Setiap aspek diberikan skor 1 - 3,.
e. Kriteria skor sebagai berikut:
1) Sistematika :
a) Skor 3 = Simulasi yang disajikan sistematis dan lengkap
b) Skor 2 = Simulasi yang disajikan sistematis tapi tidak lengkap
atau sebaliknya
c) Skor 1 = Simulasi yang disajikan tidak sistematis dan tidak lengkap

126
2) Penggunaan Bahasa :
a) Skor 3 = Bahasa yang digunakan mudah dipahami
b) Skor 2 = Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami/membingungkan
c) Skor 1 = Bahasa yang digunakan sulit dipahami
3) Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi :
a) Skor 3 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
b) Skor 2 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang
jelas
c) Skor 1 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau
Sanggahan :
a) Skor 3 = Mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan baik
b) Skor 2 = Mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
c) Skor 1 = Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan
f. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
g. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan.
h. Nilai Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian.
i. Kriteria Penilaian:
1) 12 – 9 : Baik (B)
2) 8 – 7 : Cukup (C)
3) 4 – 6 : Kurang (K)

127
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK PESERTA)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1 Sistematika Simulasi yang disajikan sistematis dan 3
lengkap
Simulasi yang disajikan tidak sistematis 2
tepi lengkap atau sebaliknya
Simulasi disajikan secara tidak sistematis 1
dan tidak lengkap
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit 2
dipahami/membingungkan
Bahasa yang digunakan sulit dipahami 1
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian materi pembinaan 3
kejelasan artikulasi kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
Penyampaian materi pembinaan 2
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang
kurang jelas
Penyampaian materi pembinaan 1
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang
tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan baik
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi 2
atau sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Sangat kurang mampu mempertahankan 1
dan menanggapi pertanyaan

Soal Studi Kasus:


1. Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI, TPIHI dan
TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan manivest didapatkan
sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK. KBIH dan beberapa Jemaah haji
regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada di Arab Saudi, diantaranya
melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di Madinah dan menargetkan minimal

128
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandiri.
Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke
Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan
Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa
penyelenggaraan operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan
pencapaian angka kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan
angka kesakitan Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari
tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

2. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas haji
TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah jemaah
resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH dan beberapa Jemaah
haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada di Arab Saudi, diantaranya
melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di Madinah dan menargetkan minimal
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandir. Saat berada di
Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis
di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk
membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan
operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka
kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan
Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

3. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas haji
TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan jumlah jemaah
resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH dan beberapa Jemaah
haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada di Arab Saudi, diantaranya

129
melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di Madinah dan menargetkan minimal
5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum
berangkat ke Mekkah sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid
Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen
coklat, kebun kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada
di Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad melaksanakan
Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang dicontohkan Rosulullah dan
melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode Armuzna secara mandir. Saat berada di
Mekkah mereka merencanakan untuk mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis
di Jeddah dan tidak lupa berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk
membeli oleh-oleh. Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan
operasional kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka
kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan
Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter UPG 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan

130
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

PRA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Embarkasi/Pra 1. Identifikasi, catat, kenali dan monitor untuk


Flight mengetahui data pra manifest
2. Pemeriksaan/Cek vital sign untuk memastikan laik
terbang bagi jemaah risti (vital sign dan kesadaran
dalam batas normal).
3. Edukasi kesehatan (dengan konten PHBS saat
asrama haji, PHBS selama penerbangan, Protokol
Kesehatan dan Alat Pelindung Diri)
4. Identifikasi jemaah dengan faktor resiko kesehatan
penerbangan dan kenali.
5. Cek kelengkapan dokumen jemaah yaitu aplikasi
peduli lindungi, tawakkalna dan e-HAC
Penerbangan / 1. Cek Obat Emergency yang disediakan di kabin
In Flight pesawat.
2. Mapping tempat duduk Jamaah Risti.
3. Labelling tempat duduk jamaah risti dengan
sticker merah dan mudah terpantau.
4. Pimpin peregangan setiap 4 jam.
5. Cek kondisi semua jamaah setiap 4 jam sekali dan
tiap jam pada jemaah yang diberi label.
6. Laporan bila jemaah yang memerlukan kursi roda
atau tandu sebelumnya lapor pada kru kabin.
7. Membuat COD (Certificate of Death) dan Autopsi
Verbal (AV) Jemaah meninggal (bila ada).
8. Laporan pelayanan kesehatan Jemaah haji
kedalam buku kloter dan SISKOHATKES mobile.
Post Flight 1. Pengawasan jemaah yang tidak sakit tanpa
(Bandara keluhan dan jemaah dengan labelling sesuai
Madinah atau kondisi. Pastikan kondisi umum seluruh jamaah
Bandara dapat turun dengan baik.
Jeddah) 2. Monitoring akhir persiapan evakuasi untuk jamaah
dengan kondisi kesehatan tidak stabil/memburuk
selama inflight.
3. Serah terima jamaah evakuasi dengan petugas
medis bandara Arab Saudi.
4. Pendampingan jamaah haji masuk imigrasi sampai
perjalanan ke hotel.
Madinah dan Bukti upaya peningkatkan kesehatan jemaah :

131
Makkah 1. Melakukan edukasi kesehatan dengan konten
manasik kesehatan saat ibadah haji (APD, PHBS,
Protokol Kesehatan, mencegah kelelahan,
mencegah eksaserbasi penyakit kronis, penyakit
akibat cuaca, penyakit menular)
2. Melakukan kegiatan senam peregangan secara
rutin minimal 30 menit/hari atau 150 menit/ minggu
3. Berdayakan jemaah haji dalam menjaga kesehatan
(agent kesehatan) di lingkungannya

Bukti upaya menurunnya angka kesakitan rawat jalan


1. Adanya pos pelayanan kesehatan 24 Jam
2. Optimalisasi penggunaan Tele-jemaah
3. Ada Usulan daftar kebutuhan obat dan ajukan ke
Sektor atau Depo obat KKHI
4. Melakukan Emergency Respon (TRIASE),
Merah→RSAS,
Kuning → KKHI,
Hijau → Hotel berkoordinasi dengan EMT dan
KKHI
5. Identifikasi kasus terbanyak kunjungan sakit di
posko kesehatan:
a. Siapkan logistik obat dan alat kesehatan untuk
Armuzna sesuai dengan hasil identifikasi
kasus
b. Bawa obat-obatan emergency secukupnya
Bukti adanya upaya penurunan angka rujukan
1. Ada kerja bersama Tim Kloter (TPHI, TPIHI dan
TKH Kloter) identifikasi jemaah haji dengan
kondisi risiko tinggi (risti kardiovaskuler dan
respirasi yang belum terkontrol) sedini mungkin.
Lakukan pemeriksaan fisik pada jemaah haji yang
memiliki risiko CV dan respiratori, dan beri
penanda pada kamar, lantai, teman sekamar
Jemaah risti
2. Ada kesepakatan bersama TPHI, TPIHI, Karu, dan
Karom. Batasi semua aktivitas jemaah haji yang
risti
3. Melakukan visitasi kepada seluruh Jemaah
terutama Jemaah Risti
4. Melakukan skrining berkala kloter di Pos
Kesehatan atau di kamar Jemaah setiap minggu
kepada jemaah haji yang risti
5. Melakukan skrining khusus kepada jemaah haji
yang risti sebelum melakukan kegiatan ibadah
sunnah
6. Ada daftar tilik skrining individual terhadap kondisi
kesehatan jemaah haji untuk melakukan kegiatan
ibadah sunnah (terlampir)

132
7. Ada kegiatan ibadah sunnah untuk jemaah risti
kardiovaskuler dan respirasi yang belum terkontrol
dibatasi. Misalnya berdasarkan hasil skrining dan
indikasi medis jemaah haji risti kardiovaskuler dan
respirasi yang tidak terkontrol dapat melakukan
ibadah sunnah 1 kali dengan didampingi oleh
minimal 1 orang tenaga medis yang bertanggung
jawab.
8. Melakukan rehabilitasi dan pastikan jemaah
cedera dan post rawat tidak bertambah parah
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit menular
1. Pastikan jemaah telah melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
2. Melakukan pengawasan makanan catering saat
dibagikan dan ingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan
3. Ada monitoring trend kasus kunjungan sakit di
Posko Kesehatan Kloter. Lakukan skrining jemaah
haji secara massif di kloter pada saat angka
kunjungan sakit meningkat >20% dari total
jemaah haji kloter, atau ditemukan kasus penyakit
menular yang berpotensi wabah
Bukti ada penatalaksanaan outbreak/KLB
1. Laporan kejadian kepada Tim Surveilans
2. Ambil sampel makanan yang dicurigai sebagai
penyebab
3. Beri pengobatan sesuai gejala atau siapkan
rujukan evakuasi
4. Laporan bila temukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan treatment
Pencatatan dan pelaporan
1. Optimalisasi penggunaan Tele-Petugas
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan melalui
Siskohatkes Mobile secara realtime dan manual
setiap hari.
3. Membuat COD (Dokter) dan AV (Perawat) jika
ada kasus kematian di hotel, perjalanan dan
RSAS

133
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

ARMUZNA
LOKASI/KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Meningkatkan 1. Melakukan edukasi kesehatan dengan


kesehatan jemaah: konten manasik kesehatan saat ibadah
haji (APD, PHBS, protokol kesehatan),
2. Mencegah dehidrasi dengan gerakan
minum air (yang berisi oralit) bersama
3. Mencegah kelelahan dengan
menyesuaikan aktivitas dengan kondisi
tubuh.
4. Cegah heat exhaustion, heatstroke
dengan menghimbau menghindari
sengatan matahari secra langsung.
5. Mencegah eksaserbasi penyakit kronis
dengan pengawasan minum obat.
6. Mencegah penyakit menular dengan
pengawasan disiplin penggunaan APD

Menurunkan angka 1. Buka pos pelayanan kesehatan 24 Jam.


kesakitan rawat 2. Usulan daftar kebutuhan obat dan ajukan
jalan atau Pos Kesehatan Mina bila diperlukan.
3. Melakukan Emergency Respon
(TRIASE),
Merah→RSAS,
Kuning→ Pos Kesehatan Arafah dan
Mina,
Hijau → Tenda berkoordinasi dengan
EMT

Menurunkan angka 1. Monitoring berkala (tanda vital dan


rujukan keluhan) jemaah risti dan jemaah pasca
rawat Inap yang perlu perhatian khusus.
2. Pastikan jemaah haji risti mendapatkan
prioritas (tempat istirahat, makanan, air
minum) selama di tenda Arafah dan Mina.
3. Melakukan skrining kepada semua
jemaah haji terutama yang risti sebelum
melakukan kegiatan ibadah dan
didampingi oleh minimal 1 orang tenaga
kesehatan.

134
4. Jemaah risti dibadalkan saat melontar
jumrah.
5. Mentaati jadwal pelaksanaan melontar
jumrah dan thawaf ifadah sesuai aturan
Pemerintah Arab Saudi.
Tindakan 1. Pastikan jemaah melakukan protokol
pencegahan kesehatan dan menggunakan APD.
penyakit menular 2. Melakukan pengawasan makanan
catering saat dibagikan
3. Mengingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan.
Penatalaksanaan 1. Laporan kejadian kepada Surveilans.
Outbreak/KLB 2. Ambil sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab.
3. Pengobatan sesuai gejala atau siapkan
rujukan evakuasi.
4. Jika ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan
treatment.
Pencatatan dan 1. Optimalisasi penggunaan Tele-Petugas.
pelaporan 2. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile secara
realtime paling lambat jam 16.00 WAS.
3. Membuat COD (Dokter) dan AV (Perawat)
jika ada kasus kematian (Triase Hitam) di
tenda, perjalanan dan RSAS

135
CHECKLIST PENILAIAN SIMULASI (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

PASCA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Mekkah dan Bukti peningkatan Kesehatan jamaah


Madinah 1. Melakukan edukasi kesehatan dengan
konten manasik kesehatan saat ibadah
haji (APD, PHBS, protokol kesehatan)
2. Mencegah kelelahandengan
menyesuaikan aktivitas dengan kondisi
fisik.
3. Mencegah exacerbasi penyakit kronis
dengan pengawasan minum obat.
4. Mencegah dehidrasi dengan gerakan
minum air Oralit bersama minimal 3 kali
sehari
5. Melakukan kegiatan senam peregangan
secara rutin minimal 30 menit/hari atau
150 menit/ minggu.

Bukti menurunnya angka kesakitan rawat jalan


1. Melakukan pemeriksaan fisik ulang pada
jemaah haji yang memiliki risiko tinggi,
dan monitoring (tanda vital dan keluhan)
pada jemaah haji yang sakit setelah
periode Armuzna
2. Melakukan visitasi setiap hari
3. Melakukan skrining di Pos Kesehatan
atau di kamar jemaah 2 kali setiap
minggu kepada jemaah haji yang risti
Bukti menurunnya angka rujukan
1. Himbauan penyesuaian aktivitas ibadah
dengan kondisi fisik untuk jemaah haji
yang risti
2. Melakukan Emergency Respon
(TRIASE),
Merah → RSAS,
Kuning→KKHI,
Hijau→ Hotel, berkoordinasi dengan
EMT dan KKHI
3. Melakukan rehabilitasi dan pastikan
jemaah cedera dan post rawat tidak
bertambah parah

136
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit
menular
1. Pastikan jemaah melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
2. Melakukan pengawasan makanan
catering saat dibagikan
3. Mengingatkan jemaah untuk makan
sesuai jam yang ditentukan
Bukti ada penatalaksanaan outbreak KLB
1. Laporan kejadian kepada Surveilans
2. Ambil sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab
3. (3) Pemberian pengobatan sesuai
gejala atau siapkan rujukan evakuasiBila
ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing dan
treatment
Bukti pencatatan dan Pelaporan
1. Kepastian jamaah yang ditanazulkan oleh
KKHI terpenuhi persyaratan bekerjasama
dengan TPHI dan TPIHI.
2. Optimalisasi penggunaan Tele-jemaah,
Tele-Petugas dan Siskohatkes Mobile
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile
4. Adanya COD (Dokter) dan AV (Perawat)
jika ada kasus kematian di hotel,
perjalanan dan RSAS
5. Serah terima jemaah tanazul
6. Laporan jumlah jemaah sakit dan yang
membutuhkan alat bantu kepada PPIH
Debarkasi sebelum penerbangan pulang
Debarkasi 1. Monitoring kondisi umum jemaah risti.
2. Edukasi jemaah risti untuk melanjutkan
kontrol ke RS
3. Informasikan jemaah untuk mengembalikan
K3JH 2 minggu setelah kedatangan
4. Informasikan jemaah untuk tes PCR dan
karantina kesehatan atau sesuai ketentuan
yang berlaku

137
PENUGASAN MATA PELATIHAN INTI 9 (MPI.9)
PANDUAN SKENARIO BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

1. Judul Materi : Rencana Operasi Kesehatan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter
2. Waktu : 2 JP (90 Menit)
3. Tujuan : Setelah mengikuti role play peserta mampu menjelaskan Naskah
Induk Rencana Operasi dan menjelaskan Gladi Posko Rencana
Operasi
4. Bahan :
a. Bahan Tayang
b. Modul
c. Komputer/ Laptop
d. LCD
e. Panduan Role Play
f. Ceklist Role Play
g. Lembar kasus
h. Flip Chart set
i. Alat tulis

5. Langkah – Langkah :
a. Persiapan :
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang.
2. Masing-masing kelompok menentukan ketua.
3. Tiap kelompok diberikan sebuah kasus yang berbeda, untuk diperagakan
dalam bentuk role play.
4. Tiap kelompok diberikan ceklist observasi role play.
5. Masing -masing mendiskusikan terkait kasus yang diterima. Hasil diskusi
dituangkan dalam skenario role play yang berisi siapa yang akan
menyampaikan skenario role play, dan apa yang akan dilakukan sesuai
dengan studi kasus masing-masing.
6. Menyiapkan setting, dan atribut perlengkapan yang akan digunakan oleh
masing-masing kelompok untuk role play
7. Menyiapkan alat tulis untuk tiap kelompok.
8. Hasil skenario role play diperagkan di kelas.
9. Kelompok yang belum tampil diberikan tugas, satu kelompok melakukan
pengamatan tentang hal-hal positif, dan satu kelompok lagi melakukan
pengamatan tentang hal-hal negative yang dilakukan kelompok yang sedang
tampil. Hasil pengamatan disampaikan dalam bentuk tanggapan maupun
pertanyaan padai kelompok yang tampil setelah role play yang dilakukan
kelompok yang sedang tampil selesai.

138
10. Fasilitator memberikan umpan balik dan pembulatan terkait hasil role play
para kelompok.

b. Kegiatan fasilitator :

1. Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok (10 orang). Waktu membagi


peserta 5 menit.
2. Fasilitator menyampaikan penugasan kelompok dibagi menjadi periode Pra
Armuzna, Armuzna dan Pasca Armuzna, dimana setiap kelompok akan
diberikan kasus. Peserta akan berdiskusi terkait kasus tersebut. Hasil diskusi
dituangkan dalam bentuk role play yang akan diperagakan di kelas. Peserta
dapat membuat outline atau point-point yang akan diperagakan . Waktu diskusi
30 menit
3. Fasilitator memandu peserta untuk memperagakan role play hasil diskusi
masing-masing kelompok 10 menit.
4. Fasilitator mempersilahkan kelompok lain menanggapi role play kelompok
yang tampil. (5 menit)
5. Fasilitator memberikan umpan balik terkait role play para kelompok (15 menit)

c. Kegiatan peserta :
1. Peserta membagi dalam 3 kelompok dalam waktu 5 menit.
2. Peserta melakukan diskusi terkait studi kasus yang diberikan. Membuat
outline/point-point yang akan akan diperagakan dalam role play. Membagi
tugas untuk role play dalam waktu 30 menit
3. Peserta memperagakan role play dalam waktu masing-masing 10 menit.
4. Kelompok lain yang tidak bermain mengamati dan memberikan penilaian terhadap
kelompok yang sedang bermain peran. Satu kelompok mengamati dan
memberikan penilaian tentang kelebihan/hal-hal positif dari simulasi yang sedang
diperagakan, dan satu kelompok lagi memberikan penilaian tentang
kekurangan/hal-hal negative dari simulasi yang sedang diperagakan
5. Peserta menyampaikan penilaian hasil pengamatan sesuai tugas yang diberikan
terkait role play kelompok lain setelah role play selesai masing-masing diberikan
waktu 5 menit.
6. Peserta menyimak dan mencatat terkait dengan masukkan fasiltator dalam
waktu 10 menit.

139
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok @ 10 5 Menit
orang per kelompoknya, didalam kelompok ditunjuk
ketua
Fasilitator membagikan kasus ( terlampir)
2. Peserta diskusi didalam kelompoknya 30
Menit
3. Peserta mempresentasikan hasil diskusi @ 10 Menit 30
Menit
4. Tanggapan kelompok pengamat @ 5 Menit 15
5. Pembahasan dan umpan balik oleh fasilitator 10 Menit 10
Menit
Total Waktu 90
Menit

6. Pedoman Penilaian Bermain Peran (Role Play)


j. Kelompok lain memberikan penilaian pada FORMAT OBSERVASI
CHECKLIST ROLE PLAY.
k. Pemberian nilai (skor) hasil pengamatan kelompok lain terhadap
scenario dan peragaan peserta pelatihan pada praktek pelatihan ini
dilakukan dengan menggunakan Skala Likert dengan skala 1 sampai
dengan 3.
l. Kelompok lain akan mengamati aspek-aspek positif/kelebihan dan
aspek-aspek negative/kekurangan pada role play yang sedang
diperagakan dan memberikan penilaian.
m. Ada 4 aspek yang dilakukan pengamatan dan penilaian yaitu:
1) Sistematika
2) Penggunaan bahasa
3) Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan
atau sanggahan
Setiap aspek skor 1 - 3,.
n. Kriteria skor sebagai berikut:
1) Sistematika
1. Skor 3 = Simulasi yang disajikan sistematis dan lengkap
2. Skor 2 = Simulasi yang disajikan sistematis tapi tidak lengkap
atau sebaliknya

140
3. Skor 1 = Simulasi yang disajikan tidak sistematis dan tidak
lengkap
2) Penggunaan Bahasa
1. Skor 3 = Bahasa yang digunakan mudah dipahami
2. Skor 2 = Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami/
membingungkan
3. Skor 1 = Bahasa yang digunakan sulit dipahami
3) Ketepatan Intonasi dan kejelasan artikulasi
1. Skor 3 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
2. Skor 2 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang
kurang jelas
3. Skor 1 = Penyampaian materi pembinaan kesehatan haji disajikan
dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang
tidak jelas
4) Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan datau
sanggahan:
1. Skor 3 = Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/
sanggahan dengan baik
2. Skor 2 = Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/
sanggahan dengan cukup baik
3. Skor 1 = Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan
o. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
p. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian
direratakan.
q. Nilai Sangat Baik (SB), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan
kriteria penilaian.
r. Kriteria Penilaian:
1) 12 – 9 : Baik (B)
2) 8 – 7 : Cukup (C)
3) 4 – 6 : Kurang (K)

141
CHECKLIST PENILAIAN ROLE PLAY (UNTUK PESERTA)
RENCANA OPERASI TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

Nama Peserta :
Kelompok :
Fasilitator :

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor


1 Sistematika Role play yang disajikan sistematis dan 3
lengkap
Role play yang disajikan tidak sistematis 2
tepi lengkap atau sebaliknya
Role play disajikan secara tidak sistematis 1
dan tidak lengkap
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit 2
dipahami/membingungkan
Bahasa yang digunakan sulit dipahami 1
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian materi pembinaan 3
kejelasan artikulasi kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
Penyampaian materi pembinaan 2
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang
kurang jelas
Penyampaian materi pembinaan 1
kesehatan haji disajikan dengan intonasi
yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang
tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan baik
menanggapi pertanyaan Mampu mempertahankan dan menanggapi 2
atau sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Sangat kurang mampu mempertahankan 1
dan menanggapi pertanyaan

142
Soal Studi Kasus UNTUK PESERTA:
4. Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI,
TPIHI dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan
manivest didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK.
KBIH dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama
berada di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat
berada di Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan
melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah
sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud,
Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun
kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di
Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali
sebelum Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandiri. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan menjadi
8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan.
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah seorang
Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya mengeluh
nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat.
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah melaksanakan
umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang tidak termasuk
risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati jemaahnya
untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf langsung
beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina pembimbing
ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar jamarat agar
bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa langsung tahalul

143
Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

5. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan

144
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut
tercapai? Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

6. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

145
Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.

Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional


kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka
kematian Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka
kesakitan Jemaah haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari
tahun sebelumnya. Sebagai TKH Kloter UPG 30 apa yang akan anda lakukan agar
tujuan tersebut tercapai? Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan

146
Soal Studi Kasus UNTUK FASILITATOR:
1. Pada kloter SOC 30 dengan jumlah jemaah 320 orang, disertai petugas haji TPHI,
TPIHI dan TKH. Terdiri dari jemaah 4 KBIH dan jemaah haji regular. Berdasarkan
manivest didapatkan sebanyak 60% resti dengan komorbid DM, PJK, HT, PPOK.
KBIH dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama
berada di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat
berada di Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan
melaksanakan kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah
sebagai tanda perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud,
Matiqobaidlo, percetakan Al-Qur’an, Musium Al-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun
kurma dan wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di
Makkah mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali
sebelum Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandiri. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan menjadi
8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah seorang
Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya mengeluh
nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak teratur, akral
dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan jika peserta
melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah melaksanakan
umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang tidak termasuk
risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati jemaahnya

147
untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf langsung
beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina pembimbing
ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar jamarat agar
bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa langsung tahalul
Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SOC 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

2. Pada kloter SUB 55 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan

148
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak
teratur, akral dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan
jika peserta melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah
haji seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebagai TKH Kloter SUB 55 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut
tercapai? Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan.

3. Pada kloter UPG 30 gelombang 1 dengan jumlah jemaah 450 orang, disertai petugas
haji TPHI, TPIHI dan TKH . Terdiri dari 3 KBIH. Berdasarkan manifest didapatkan
jumlah jemaah resti dengan komorbid DM, PJK, HT, dan PPOK sebanyak 75%. KBIH
dan beberapa Jemaah haji regular telah menyusun rencana kegiatan selama berada
di Arab Saudi, diantaranya melaksanakan Arbain dengan sempurna saat berada di
Madinah dan menargetkan minimal 5 kali bisa masuk Raudloh dan melaksanakan
kegiatan mengelilingi Masjid Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah sebagai tanda
perpisahan. Mereka juga akan berziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud, Matiqobaidlo,
percetakan Al-Qur’an, MusiumAl-Qur’an, Pabrik permen coklat, kebun kurma dan

149
wilayah Badar untuk napak tilas sejarah perang Badar. Saat berada di Makkah
mereka memiliki target umrah sunnah minimal 10 kali yaitu minimal 7 kali sebelum
Armuzna dan minimal 3 kali pasca Armuzna. Mereka juga telah bertekad
melaksanakan Tarwiyah agar benar-benar dapat meniru ritual Ibadah Haji yang
dicontohkan Rosulullah dan melaksanakan rukun dan wajib haji selama periode
Armuzna secara mandir. Saat berada di Mekkah mereka merencanakan untuk
mengunjungi Tan’im, berkunjung ke Balad dan Cornis di Jeddah dan tidak lupa
berkunjung ke pusat perbelanjaan Kakiyah dan Ja’fariyah untuk membeli oleh-oleh.

Dalam perjalanannya saat tiba di embarkasi 10 orang Jemaah dari KBIH K mengeluh
kelelahan pada pemeriksaan didapatkan 5 orang dengan hipertensi ringan, 3 orang
hipertensi berat dengan keluhan nyeri dada dan 2 orang anemia berat dengan Hb
rata-rata 8 gr%. Saat menjelang keberangkatan dari 10 orang yang mengalami
gangguan kesehatan 8 orang mengalami perbaikan sedangkan 2 orang yang
mengalami anemi pada pemeriksaan ulang ternyata Hb mengalami kenaikan
menjadi 8,5 gr%.
Saat berada di pesawat salah seorang Jemaah KBIH K yang sebelumnya mengalami
hipertensi berat dan nyeri dada, mengeluh nyeri dadanya kambuh, dan gelisah.
Dilaporkan juga ada Jemaah dari KBIH B tiba-tiba merasa lemas dan hampir pingsan
(DIketahui GDS 38 gr/dl “disebutkan jika peserta mengatakan memeriksa
GDS”).
Tiba di bandara Arab Saudi setelah keluar dari peroses Imigrasi tiba-tiba salah
seorang Jemaah dari KBIH I tidak sadarkan diri. Yang bersangkutan sebelumnya
mengeluh nyeri dada terasa seperti ditekan benda berat (Nadi 100 x/menit tidak
teratur, akral dingin berkeringat, GDS 98 gr%, Suhu tubuh Normal “disebutkan
jika peserta melakukan pemeriksaan tersebut’).
Selama menunggu Armuzna Jemaah KBIH K, B, I dan H rata-rata telah
melaksanakan umrah sunnah sebanyak 10 kali. Lebih dari 10 jemaah tersebut yang
tidak termasuk risti dirujuk ke KKHI karena mengalami gangguan kesehatan
Saat menjelang wukuf pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H menyemangati
jemaahnya untuk melakukan tarwiyah, juga menyemangati untuk sesekali wukuf
langsung beratap langit dengan alasan agar lebih khidmat. Saat berada di Mina
pembimbing ibadah KBIH K, B, I dan H mengajak Jemaah untuk segera melontar
jamarat agar bisa segera tahalul awal dan dilanjutkan Thawaf Ifadah supaya bisa
langsung tahalul Tsani. Kondisi sebagian besar Jemaah KBIH tersebut kelelahan.
Setelah Armuzna sambil menunggu jadwal kepulangan pembimbing KBIH-KBIH
tersebut mengajak jemaahnya untuk piknik ke Jeddah bahkan ada yang sampai
Thoif. Selain itu pembimbing KBIH tersebut selalu mengajak Jemaah memanfaatkan
waktu untuk umrah sunnah mumpung ada di Arab Saudi.

150
Buku Induk Rencana Operasi menyatakan bahwa penyelenggaraan operasional
kesehatan haji tahun ini adalah untuk mempertahankan pencapaian angka kematian
Jemaah kurang dari 1‰ atau bahkan lebih rendah lagi dan angka kesakitan Jemaah haji
seperti tahun sebelumnya atau bahkan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sebagai
TKH Kloter UPG 30 apa yang akan anda lakukan agar tujuan tersebut tercapai?
Simulasikan sesuai dengan periode yang ditugaskan

151
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

PRA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Embarkasi/Pra Flight 4. Berkoordinasi dengan KKP Embarkasi


untuk mendapatkan data pra manifest.
5. Berkoordinasi dengan KKP untuk
memastikan laik terbang bagi jemaah
risti (vital sign dan kesadaran dalam
batas normal).
6. Berkoordinasi dengan PPIH kemenag
atau yang berwenang jika ada Jemaah
yang tidak laik terbang agar
mengalihkan keberangkatannya pada
kloter berikutnya kloter / menunda.
7. Bekerjasama dengan Tim Promkes
Embarkasi dan KKP untuk memberikan
Edukasi tentang kesehatan
penerbangan
Penerbangan / In 1. Koordinasi dengan purser (kru kabin
Flight yang bertanggung jawab).
2. Koordinasi denan perangkat kloter
untuk Mapping penempatan Jamaah
Risti pada tempat yang memudahkan
untuk pengawasan.
3. Koordinasi dengn Karom dan Karu
untuk melakukan labelling tempat duduk
jamaah risti dengan sticker merah agar
mudah terpantau.
4. Koordinasi dengan perangkat Kloter
untuk pengawasan Jemaah haji yang
mengalami gangguan kesehatan
selama penerbangan
Post Flight 1. Kerjasama dengan Tim Mobile
(Bandara Madinah Bandara/Tim Kesehatan Bandara untuk
atau Bandara pertolongan jemaah yang mengalami
gangguan kesehatan.
Jeddah)
2. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
informasi kondisi cuaca di Arab Saudi
dan untuk edukasi Tips sehat selama
beribadah Haji.
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk pengamatan dan pengawasan
penyakit di kloter.
4. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan dan
pengendalian keracunan makanan
Madinah dan Bukti peningkatkan kesehatan jemaah :
Mekkah 1. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
melakukan edukasi kesehatan
152
2. Kerjasama dengan perangkat Kloter
untuk melakukan kegiatan senam
peregangan secara rutin minimal 30
menit/hari atau 150 menit/ minggu
3. Libatkan jemaah haji dalam menjaga
kesehatan (agent kesehatan) di
lingkungannya

Bukti menurunnya angka kesakitan rawat


jalan
1. Pos pelayanan kesehatan 24 Jam
2. Kerjasama dengan perangkat Kloter
untuk penyesuaian aktivitas ibadah
Jemaah haji risti
3. Kejasama dengan Tim Logistik dan
Perbekes untuk pemenuhan
kebutuhan obat dan perbekes
4. Kerjasama dengan EMT untuk
melakukan Emergency Respon
(TRIASE),
5. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan
keracunan makanan
Bukti adanya penurunan angka rujukan
1. Kerja bersama Tim Kloter (TPHI,
TPIHI dan TKH Kloter) untuk
identifikasi jemaah haji dengan kondisi
risiko tinggi (risti kardiovaskuler dan
respirasi yang belum terkontrol) yang
mengalami gangguan kesehatan
sedini mungkin.
2. Membuat kesepakatan bersama
TPHI, TPIHI, Karu, dan Karom untuk
menyesuaikan semua aktivitas
jemaah haji yang risti dengan kondisi
fisik agar tidak kelelahan.
3. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk Edukasi kesehatan
4. Kerjasama dengan EMT untuk
penanganan Jemaah haji yang
mengalami gangguan kesehatan.
5. Kerjasama dengan Tim Logistik dan
perbekes untuk penyediaan obat dan
perbekes
6. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan
keracunan makanan.
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit
menular
1. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk Edukasi protokol kesehatan dan
menggunakan APD
2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk melakukan
pengawasan makanan catering

153
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk monitoring trend kasus
kunjungan sakit di Posko Kesehatan
Kloter.
Bukti ada penatalaksanaan outbreak/KLB
1. Laporan kejadian kepada Tim
Surveilans
2. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk pengambilan sampel makanan
yang dicurigai sebagai penyebab
3. Kerjasama dengan EMT untuk
memberikan pengobatan sesuai
gejala atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT bila
temukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing
dan treatment
Pencatatan dan pelaporan
1. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk optimalisasi penggunaan Tele-
Petugas
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan
melalui Siskohatkes Mobile secara
realtime dan manual setiap hari
3. Membuat COD (Dokter) dan AV
(Perawat) jika ada kasus kematian di
hotel, perjalanan dan RSAS

154
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

ARMUZNA
LOKASI/KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Meningkatkan 1. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk


kesehatan jemaah: melakukan edukasi kesehatan,
2. Kerjasama dengan perangkat kloter untuk
mencegah dehidrasi dengan gerakan
minum air (berisi Oralit) bersama tiap 2
jam
3. Kerjasama dengan perangkat Kloter
untuk mencegah kelelahan dengan
banyak beristirahat.
4. Kerjasama dengan perangkat kloter untuk
mencegah heat exhaustion, heatstroke
5. Kerjasama dengan perangkat kloter untuk
mencegah eksaserbasi penyakit kronis
dengan pengawasan keteraturan minum
obat
6. Kerjasama dengan Tim Sanitasi untuk
pencegahan penyakit menular.

Menurunkan angka 1. Buka pos pelayanan kesehatan 24 Jam,


kesakitan rawat dan kerjasama dengan EMT untuk
jalan melakukan pertolongan pada Jemaah
yang mengalami kegawatdaruratan.
2. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
melakukan edukasi agar tetap sehat
selama di Armuzna
3. Kerjasama dengan Tim Logistik dan
Perbekes untuk pemenuhan kebutuhan
obat dan perbekes.
4. Kerjasama dengan EMT untuk
melakukan Emergency Response

Menurunkan angka 1. Monitoring berkala (tanda vital dan


rujukan keluhan) jemaah risti dan jemaah pasca
rawat Inap yang perlu perhatian khusus
dan kerjasama dengan EMT jika terjadi
kasus Emergensi
2. Kerjasama dengan perangkat kloter untuk
memastikan jemaah haji risti
mendapatkan prioritas (tempat istirahat,
makanan, air minum) selama di tenda
Arafah dan Mina
3. Kerjasama dengan perangkat kloter untuk
pengawasan semua jemaah haji terutama
yang risti sebelum melakukan kegiatan
ibadah dan didampingi oleh minimal 1
orang tenaga kesehatan.

155
4. Kerjasama dengan tim Surveilans untuk
mengetahui trend penyakit
5. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan
keracunan makanan dan penyakut
menular
Tindakan 1. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
pencegahan Edukasi pada Jemaah agar melakukan
penyakit menular protokol kesehatan dan menggunakan
APD
2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk melakukan
pengawasan makanan catering
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans untuk
mengetahui tren penyakit.
Penatalaksanaan 1. Laporan kejadian kepada Surveilans
Outbreak/KLB 2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pengambilan sampel
makanan yang dicurigai sebagai
penyebab.
3. Kerjasama dengan EMT untuk
melakukan pengobatan sesuai gejala
atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT jika ditemukan
jemaah dengan suspek COVID-19, untuk
melakukan testing, tracing dan treatment
Pencatatan dan 1. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
pelaporan untuk optimalisasi penggunaan Tele-
Petugas
2. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan melalui Siskohatkes Mobile
secara realtime paling lambat jam 16.00
WAS
3. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk pembuatan COD (Dokter) dan AV
(Perawat) jika ada kasus kematian
(Triase Hitam) di tenda, perjalanan dan
RSAS

156
CHECKLIST PENILAIAN ROLEPLAY (UNTUK FASILITATOR)
RENCANA OPERASIONAL TENAGA KESEHATAN HAJI (TKH) KLOTER

PASCA ARMUZNA
LOKASI ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1 2 3 JUMLAH

Mekkah dan Bukti peningkatan Kesehatan jamaah


Madinah 1. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk Edukasi kesehatan
2. Kerjasama dengan perangkkat kloter
untuk mencegah kelelahan dengan
menyesuaikan aktivitas dengan
kemampuan fisik.
3. Kerjasama dengan perangkat Kloter
untuk mencegah exacerbasi penyakit
kronis dengan pengawasan
keteraturan minum obat.
4. Kerjasama dengan perangkat kloter
untuk melakukan kegiatan senam
peregangan secara rutin minimal 30
menit/hari atau 150 menit/ minggu.

Bukti menurunnya angka kesakitan rawat


jalan
1. Melakukan pemeriksaan fisik ulang
pada jemaah haji yang memiliki risiko
tinggi, dan monitoring (tanda vital dan
keluhan) pada jemaah haji yang sakit
setelah periode Armuzna dan
kerjasama dengan EMT untuk
penanganan kasus gawat darurat
2. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk edukasi mencegah kelelahan.
3. Kerjasama dengan Tim Surveilans
untuk mengetahui tren masalah
kesehatan
4. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pencegahan
penyakit menular dan mencegah
kasus keracunan makanan
Bukti menurunnya angka rujukan
1. Kerjasama dengan perangkat kloter
untuk penesuaian aktivitas jemaah
haji terutama Jemaah haji risti dengan
kegiatan ibadah sunnah agar tdak
kelelahan
2. Kerjasama dengan EMT untuk
elakukan Emergency Respon
(TRIASE),
3. Melakukan rehabilitasi dan pastikan
jemaah cedera dan post rawat tidak
bertambah parah serta kerjasama
dengan EMT jika Jemaah post rawat
mengalami penurunan kondisi.

157
Bukti ada tindakan pencegahan penyakit
menular
1. Kerjasama dengan Tim Promkes
untuk Edukasi jemaah agar disiplin
melakukan protokol kesehatan dan
menggunakan APD
2. Kerjasama dengan perangkat kloter
untuk pengawasan Jemaah agar
disiplin melakukan protokol
kesehatan dan menggunakan APD
3. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk melakukan
pengawasan makanan catering
Bukti ada penatalaksanaan outbreak KLB
1. Laporan kejadian kepada Surveilans
2. Kerjasama dengan Tim Sanitasi and
Food Security untuk pengambilan
sampel makanan yang dicurigai
sebagai penyebab
3. Kerjasama dengan EMT untuk
pemberian pengobatan sesuai gejala
atau siapkan rujukan evakuasi
4. Kerjasama dengan EMT bila
ditemukan jemaah dengan suspek
COVID-19, lakukan testing, tracing
dan treatment
Bukti pencatatan dan Pelaporan
1. Kerjasama dengan KKHI untuk
kepastian jamaah yang ditanazulkan
oleh KKHI
2. Kerjasama dengan TPHI dan TPIHI
agar Jemaah yang akan di
tanazulkan terpenuhi persyaratan.
3. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
untuk optimalisasi penggunaan Tele-
jemaah, Tele-Petugas dan
Siskohatkes Mobile
4. Kerjasama dengan Tim Siskohatkes
dan Tim Surveilans untuk pembuatan
COD (Dokter) dan AV (Perawat) jika
ada kasus kematian di hotel,
perjalanan dan RSAS
5. Kerjasama dengan TMB/TKB untuk
serah terima jemaah tanazul
6. Kerjasama dengan TMB/TKB jika
terdapat jemaah sakit dan yang
membutuhkan alat bantu.
7. Kerjasama dengan PPIH Debarkasi
sebelum penerbangan pulang jika
terdapat Jemaah haji sakit atau yang
membutuhkan alat bantu.
Debarkasi 1. Kerjasama dengan PPIH Debarkasi
untuk monitoring kondisi umum jemaah
risti

158
2. Kerjasama dengan Tim Promkes
Debarkasi untuk Edukasi jemaah risti
agar melanjutkan kontrol ke RS.
3. Kerjasama dengan Tim Promkes untuk
memberikan informasi pada jemaah
agar mengembalikan K3JH 2 minggu
setelah kedatangan
4. Kerjasama dengan Tim Promkes
Embarkasi untuk memberikasn
informasi kepada jemaah agar
melaksanakan tes PCR dan karantina
kesehatan atau sesuai ketentuan yang
berlaku

159
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK (SOFTSKILL) PESERTA PELATIHAN
TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS

NAMA : ................................................................

KELAS : .................................................................

No. Absen : ..................................................................

1 2 3 4
PENILAIAN
<60 60-75 75-89 90-100

ETIKA

1. Membangun kebersamaan.

2 Menerima kesepakatan meskipun berbeda ide

3 Kehandalan menyelesaikan masalah

(NILAI ETIKA adalah Total Nilai /3)

KOMUNIKASI 1 2 3 4

<60 60-75 75-89 90-100

1 Kontribusi dalam kerja tim

2 Kemampuan mendengar/pendapat orang lain

3 Kemampuan mempengaruhi

4 Kemampuan memotivasi

(NILAI KOMUNIKASI adalah Total Nilai /4)

160
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK (SOFT SKILL) PESERTA PELATIHAN
TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS

PENILAIAN 1 2 3 4
Pengembangan Jejaring Kerja < 60 60-75 75 - 89 90 -100
Pelayanan Kesehatan Haji
Secara Efektif
1 Pemahaman Peran
dari Komponen
Jejaring Kerja
2 Prinsip jejaring Kerja
yang Efektif
3 Penyelesaian konflik
dalam tim jejaring
kerja pelayanan haji
yang efektif

4 Hubungan kerja TKH


Kloter dalam jejaring
kerja pelayanan
kesehatan haji yang
efektif

Nilai Jejaring Total /4

Keterangan:
4 (90 – 100) : Sangat Baik
3 (75 – 89) : Baik
2 (60 – 74) : Cukup
1 (< 60) : Kurang

Tempat,tanggal,bulan,tahun
Fasilitator,

Nama: …………………..
NIP: ……………………..

161
FORM PENILAIAN UJIAN PRAKTIK PESERTA
PELATIHAN TKH KLOTER MELALUI STUDI KASUS

NAMA : …………………………………………………….
KELAS : …………………………………………………….
NO ABSEN : …………………………………………………….

NO VARIABEL PENILAIAN 1 2 3 4

<60 60-75 75-89 90-100

1 Persiapan alat sesuai perlengkapan di kloter

2 Deteksi dini kegawatdaruratan sesuai kasus


pada jemaah haji ( initial asesment : Airway,
Breathing, Circulasi, Disability, Eksposure)

3 Melakukan triage

4 Penatalaksanaan asuhan medis / keperawatan

5 Penatalaksanaan kegawatdaruratan sesuai


kasus pada jemaah haji ( BHD)

( Danger - Respon - Call For Help

Circulasi – Airway – Breathing)

6 Melakukan sistem rujukan

7 Pendokumentasian

162
Tempat,tanggal,bulan,tahun
Fasilitator,
Keterangan:
4 (90 – 100) : Sangat Baik
3 (75 – 89) : Baik
2 (60 – 74) : Cukup
1 (< 60) : Kurang
Nama…………………..
NIP……………………..

163
Lampiran 5

EVALUASI PENILAIAN FASILITATOR/TENAGA PENGAJAR


Nama Diklat :
Pelatihan Nama Tenaga Pengajar:
Mata Diklat :
Hari / Tanggal :
Waktu/Jampel/Sesi :

Nilai
No Aspek Yang Dinilai
50 60 70 80 90 100
1 Penguasaan materi
2 Sistematika penyajian
3 Kemampuan menyajikan
4 Ketepatan waktu kehadiran dan
menyajikan
5 Penggunaan metode dan sarana Diklat
6 Sikap dan Perilaku
7 Cara menjawab pertanyaan dari peserta
8 Penggunaan bahasa
9 Pemberian motivasi kepada peserta
10 Pencapaian tujuan pembelajaran
11 Kerapian berpakaian
12 Kerjasama antar tenaga pengajar

Saran-saran :

Keterangan :
Tulis nilai yang Saudara berikan pada kolom yang
tepat Misalnya Saudara memberi nilai 67, maka
tulis:

50 60 70 80 90 100
67

Rentang nilai dan kualifikasi:


Skor : 92,5 – 100 Dengan
pujian
Skor : 85,0 – 92,49 Memuaskan
Skor : 77,5 – 84,99 Baik Sekali
Skor : 70,0 – 77,49 Baik
Skor : di bawah 70 Kurang

164
Lampiran 6

EVALUASI PENYELENGGARAAN
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 70 75 80 85 90 95 100
55 60 65

1 Efektifitas penyelenggaraan
Relevansi program diklat
2
dengan pelaksanaan tugas
Persiapan dan ketersediaan
3
sarana diklat
Hubungan peserta dengan
4
penyelenggara pelatihan
5 Hubungan antar peserta

6 Pelayanan kesekretariatan
Kebersihan dan
7
kenyamanan ruang kelas
Kebersihan dan
8
kenyamanan ruang makan
Kebersihan dan
9
kenyamanan kamar
10 Kebersihan toilet

11 Kebersihan halaman
Pelayanan petugas
12
resepsionis
Pelayanan petugas ruang
13
kelas
Pelayanan petugas ruang
14
makan
15 Pelayanan petugas kamar
Pelayanan petugas
16
keamanan
Ketersediaan fasilitas olah
17
raga, ibadah, kesehatan

Keterangan: Sangat kurang: < 55; kurang: 60 - 65; cukup:70 - 75; baik: 80 - 90; sangat baik: 95 - 100

165
Saran/ Komentar Terhadap:

1. Fasilitator:

2. Penyelenggara/pelayanan panitia:

3. Master of Training (MOT):

4. Sarana dan prasarana:

5. Yang dirasakan menghambat:

6. Yang dirasakan membantu:

7. Materi yang paling relevan:

8. Materi yang kurang relevan:

166
Lampiran 7

KETENTUAN PELATIHAN

A. Peserta
Kriteria:
1. Dokter dan perawat yang lolos seleksi calon petugas kesehatan haji
2. Mampu mengoperasionalkan teknologi informasi sesuai kebutuhan
pelatihan
3. Mendapatkan penugasan dari pimpinan untuk mengikuti pelatihan
4. Bersedia mengikuti pelatihan sampai dengan selesai

Efektifitas:
Jumlah peserta maksimal 30 orang/kelas

B. Pelatih/Fasilitator
Kriteria:

1. Pendidikan minimal S1
2. Menguasai materi/ substansi yang akan disampaikan
3. Telah mengikuti pelatihan Widyaiswara Dasar/ Tenaga Pelatih Program
Kesehatan (TPPK)/ Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK)
4. Telah mengikuti workshop fasilitator pelatihan kesehatan haji/ TOT
kesehatan haji/pelatihan kesehatan haji
5. Tim penyusun kurikulum pelatihan TKH Kloter
6. Mampu mengoperasionalkan teknologi informasi sesuai kebutuhan
pelatihan
7. Memahami kurikulum pelatihan
8. Diutamakan pernah menjadi petugas kesehatan haji
9. Diutamakan telah mengikuti penguatan kompetensi SDM dalam
penyelenggaraan pelatihan bidang kesehatan (haji)

167
C. Penyelenggara dan Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter diselenggarakan oleh
BBPK/Bapelkes/ Bapelkesda di 13 (tiga belas) embarkasi.

D. Sertifikasi
Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan kehadiran minimal
100% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran (Jpl) yaitu 60 JPL akan
mendapatkan sertifikat pelatihan yang diterbitkan oleh
BBPK/Bapelkes/Bapelkesda dengan nomor sertifikat diberikan oleh
Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu). Sertifikat
ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang dan Ketua Penyelenggara.

168
TIM PENYUSUN
Penasehat
Doddy Izwardy
(Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan)

Penanggungjawab
Roostiati Sutrisno Wanda, SKM, MKM

Sekretaris
R. R. Kuswardhani, SH, M. AP

Tim Penyusun
Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan:
1. Ns. Dian Pancaningrum, S. Kep, M. Kep
2. Esti Rachmawati, SKM, MKM
3. Dyas Nurika Prastiwi, S.Pd
4. Farhan Yugarpaksi, S. Pd

Pusat Kesehatan Haji:


1. dr. Edi Supriyatna, MKKK
2. dr. Karmidjono Pontjo Widianto, MPH
3. dr. Ade Irma Rosiani, MKM
4. Andry Novianto, S. Kom
5. Arif Budianto, S. Kom

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta:


1. dr. Dhanita Amir, M. Kes (BBPK Jakarta)
2. dr. Dwidea Yuliana (BBPK Jakarta)

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto:


1. dr. Yan Bani Luza, MKM
2. dr. Aisyah, MKM
3. Nina Hernawati, S. Kep. Ns, MKKK
4. Ahsanul Mar’ah, S. Kep. Ners, MH

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar:


1. dr. Erwinsyah, MH
2. Irwan, SKM, M. Tr. Adm. Kes

Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang:


1. dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK
2. dr. Arum Wiratri, MPH

169
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang:
1. Asih Kunwahyuningsih
2. dr. Nine Luthansa, MPH
3. Wardoyo, S. Pd, M. Kes

Balai Pelatihan Kesehatan Mataram:


1. Lalu Muhammad H. Siswanto
2. Ari Kusmiantini, S. Kep. Ns

RSUPN Fatmawati:
1. dr. Jerry Nasarudin Pattimura, Sp. PD
2. dr. Yenni Hartuti, MARS

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno Hatta:


1. dr. Tunggul Birowo, MH
2. dr. Arni Sulistia
3. Nurhamida, SKM

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Surabaya:


1. dr. Mochamad Gesta Robi Farmawan

Editor
Hilman Farras, S. Kom

170

Anda mungkin juga menyukai