1. Meskipun terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya, bangsa
Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
7. Bijak, dalam hal yesus tidak membedakan antara seorang samaria dan
Yerusalem.
1. Memiliki empati dan tidak memandang rendah suku atau budaya yang
lain. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling
baik. Toleransi atau menerima keragaman suku bangsa dan budaya
yang beragam sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
2. Kompromi. Kompromi (Compromise) adalah bentuk bentuk
penyelesaian konflik di mana pihak-pihak yang terlibat mengurangi
tuntutannya. Misalnya pertikaian antara buruh dan majikan bisa
diselesaikan apabila buruh dinaikkan gajinya sesuai dengan
kemampuan perusahaan. Berikutnya Arbitrasi (arbitration) adalah cara
menyelesaikan konflik melalui pihak ketiga sebagai penengah yang
dipilih oleh kedua pihak yang bertikai. Pihak ketiga memiliki kekuasaan
untuk mengambil keputusan sehingga pihak yang bertikai mematuhi
hasil keputusan pihak ketiga. Contohnya dalam pertandingan sepak
bola keputusan pada wasit yang memimpin pertandingan. Toleransi.
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati pendirian
masing-masing pihak.
3. Bahwa setiap perkelahian yang terjadi antara dua orang harus segera
diselesaikan. Jangan sampai terlarut dalam rasa kesal, saling
memaafkan, dan berubah jauh lebih baik.
5. Kita diajak mewarisi dan meniru keluhuran sifat-sifat Allah dalam laku
kehidupan. Allah adalah Sang Maha Pemelihara, maka kita yang
dikaruniai menjadi anak-anak Allah juga diajak nglakoni memelihara
ciptaan.
9. Damai merupakan buah hasil tata tertib, yang oleh Sang Pencipta ilahi
ditanamkan dalam masyarakat manusia, dan harus diwujudkan secara
nyata oleh mereka yang haus akan keadilan yang makin sempurna…
Perdamaian itu di dunia tidak dapat dicapai, kalau kesejahteraan orang
secara pribadi tidak dijamin, atau orang-orang tidak penuh
kepercayaan dan dengan rela hati saling berbagi kekayaan jiwa
maupun daya cipta mereka. Kehendak yang kuat untuk menghormati
sesama dan bangsa-bangsa lain serta martabat mereka, begitu pula
kesungguhan menghayati persaudaraan secara nyata mutlak untuk
mewujudkan perdamaian. Demikianlah perdamaian merupakan buah
cinta kasih juga, yang melampaui apa yang dapat dicapai melalui
keadilan. Damai di dunia ini, lahir dari cinta kasih terhadap sesama,
merupakan cermin dan buah damai Kristus, yang berasal dari Allah
Bapa.
10. Ajaran Sosial Gereja GS art. 78 juga meyakini, bahwa damai yang
tercipta di dunia adalah berkat rahmat cinta kasih Allah, yang telah
dicurahkan kepada manusia melalui perantaraan Yesus Kristus,
Putera-Nya. Melalui wafat dan kebangkitan Kristus, mengalirlah buah
perdamaian. Sebab, dengan jalan pengurbanan diri Kristus atas dosa
umat manusia, segala bentuk kebencian dan permusuhan yang ada di
muka bumi ini dilenyapkan. Kristus juga berkenan memberikan buah
Roh cinta kasih kepada semua manusia, demi membangun
perdamaian dunia. Oleh sebab itu, Gereja juga mengharapkan bahwa
umat manusia mampu membangun relasi yang baik dengan Allah
melalui perantaraan Kristus. Relasi ini mengandaikan manusia
berupaya melalui doa, untuk memohonkan rahmat perdamaian dunia.
Melalui doa, manusia mampu menimba rahmat kekuatan dari Allah,
demi membangun perdamaian yang sejati. Sebab, perdamaian yang
sejati bukan semata-mata usaha manusia, melainkan melulu hanya
berkat dari Allah.