Anda di halaman 1dari 5

Bab III

Hidup Bersama Dalam Keragaman

A. Keragaman Sebagai Anugerah Allah

1. Meskipun terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya, bangsa
Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2. Masyarakat yang struktur penduduknya terdiri dari beragam ettnik, dan


keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan atau subkultur
dari masing-masing etnik. Multikultur di Indonesia yaitu sebagai sarana
alternatif pemecah konflik, multikultuural sangat relevan digunakan
untuk demokrasi yang ada.

3. Kemajemukan adalah satu hal yang niscaya terjadi di tengah


masyarakat, terutama pada zaman modern. Mobilitas masyarakat
yang tinggi menjadikan terciptanya beragam kemajemukan di tengah
masyarakat. Selain tantangan di atas, kemajemukan juga sebenarnya
dapat membantu perkembangan sebuah bangsa termasuk dalam
membangun toleransi dan memberikan sumbangsih dalam
perekonomian negara terkait.
Contoh tantangan masyarakat majemuk adalah sebagai berikut.
 Keragaman dapat memicu terjadinya konflik.
 Pembangunan dapat berjalan lambat karena perdebatan atau
diskusi untuk mengambil kebijakan publik berlangsung lama.

4. Prinsip-prinsip hidup Kristen di tengah masyarakat majemuk, sangat


penting untuk di pahami secara dalam, agar dapat menjalani
kehidupan bermasyarakat secara baik di tengah masyarakat yang
multikultur. Salah satu upayanya adalah mengurang sikap ekslusif
yang cenderung menutup diri dengan lingkungan. Ada kalanya
anggota gereja yang juga anggota masyarakat mengalami masalah
ketika berada dalam lingkungan yang multikultural. Faktornya adalah
kesibukan pada hal-hal yang lebih rohani, dan cenderung lalai
terhadap hal sosial yang sebenarnya wujud nyata dari kehidupan
rohani di dalam hidup bermasyarakat.

5. Mereka masih belum memahami ajaran agamanya atau menyimpang


dari aturan/ajaran agama masing-masing, masyarakat masih
mementingkan diri sendiri atau menganggap agamanya yang paling
benar, masyarakat masih bertindak semaunya tanpa mengikuti kaedah
yang ada.
6. Menunjukkan pengabdian-Nya kepada tujuan Bapa-Nya di sorga serta
keinginan-Nya yang mendalam untuk menuntun orang ini kepada
hidup kekal. Keinginan utama Yesus adalah menyelamatkan yang
terhilang.

7. Bijak, dalam hal yesus tidak membedakan antara seorang samaria dan
Yerusalem.

8. Saling toleransi dengan agama lain, maksudnya memberikan


kebebasan kepada penganut lain untuk memilih dan menjalankan
agama yang di anutnya yang di akui oleh pemerintah.

9. Allah, yang sebagai Bapa memelihara semua orang, menhendaki agar


mereka semua merupakan satu keluarga, dan saling menghadapi
dengan sikap persaudaraan.

10. Agama harus menjadi perekat sosial, yang


berperan untuk menjembatani ketegangan,
menjaga kelangsungan hidup masyarakat ketika
dihadapkan dengan tantangan hidup. Dalam hal ini,
agama berperan untuk menyatukan anggota
masyarakat ditengah kemajemukkan yang ada.
Agama harus meningkatkan rasa toleransi dan
kasih yang tinggi, bukan fanatisme yang
berlebihan yang menganggap apa yang kita punya
adalah baik dan yang lain itu buruk. Karena sikap
ini dapat menimbulkan perpecahan, konflik dan
ketegangan ditengah kemajemukkan.

B. Mengupayakan Perdamaian Dan Persatuan Bangsa

1. Memiliki empati dan tidak memandang rendah suku atau budaya yang
lain. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling
baik. Toleransi atau menerima keragaman suku bangsa dan budaya
yang beragam sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
2. Kompromi. Kompromi (Compromise) adalah bentuk bentuk
penyelesaian konflik di mana pihak-pihak yang terlibat mengurangi
tuntutannya. Misalnya pertikaian antara buruh dan majikan bisa
diselesaikan apabila buruh dinaikkan gajinya sesuai dengan
kemampuan perusahaan. Berikutnya Arbitrasi (arbitration) adalah cara
menyelesaikan konflik melalui pihak ketiga sebagai penengah yang
dipilih oleh kedua pihak yang bertikai. Pihak ketiga memiliki kekuasaan
untuk mengambil keputusan sehingga pihak yang bertikai mematuhi
hasil keputusan pihak ketiga. Contohnya dalam pertandingan sepak
bola keputusan pada wasit yang memimpin pertandingan. Toleransi.
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati pendirian
masing-masing pihak.

3. Bahwa setiap perkelahian yang terjadi antara dua orang harus segera
diselesaikan. Jangan sampai terlarut dalam rasa kesal, saling
memaafkan, dan berubah jauh lebih baik.

4. Orang yang membawa damai adalah orang yang cinta damai,


memelihara damai itu dalam dirinya sendiri dan dengan orang lain. Ia
sabar dan jika diperlukan, menyampaikan kebijaksanaannya untuk
menyebarkan kedamaian hatinya kepada orang lain. Dengan demikian
mereka menjadi serupa dengan “Allah damai sejahtera”.

5. Kita diajak mewarisi dan meniru keluhuran sifat-sifat Allah dalam laku
kehidupan. Allah adalah Sang Maha Pemelihara, maka kita yang
dikaruniai menjadi anak-anak Allah juga diajak nglakoni memelihara
ciptaan.

6. Memaafkan atau mengampuni dosa pada umumnya, dan khususnya


dosa asal, melalui kematian dan kebangkitan Yesus, memungkinkan
terjadinya rekonsiliasi antara Allah dan ciptaan-Nya.

7. Gaudium et Spes art. 78 menyatakan, bahwa suasana damai bukan


merupakan keadaan tanpa perang dan juga bukan usaha untuk
menciptakan keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang saling
berlawanan. Artinya, bahwa perdamaian tidak tercipta karena pihak
yang saling bermusuhan atau bertikai tersebut dapat diredakan. Selain
itu, keadaan damai juga tidak tercipta berkat kekuatan pihak yang
berkuasa. Melainkan, keadaan damai merupakan “hasil karya
keadilan”. Damai adalah buah ketertiban yang telah ditanamkan oleh
Allah sebagai Sang Pencipta kepada semua manusia. Kedamaian ini
harus segera diwujudkan oleh mereka yang haus akan keadilan yang
sempurna. Sebab dalam kenyataannya yang paling mendasar, semua
kesejahteraan umum bangsa manusia berada di bawah hukum yang
kekal.

8. Sebab semakin kesatuan itu, berkat besarnya kekuatan Roh Kudus,


akan bertumbuh dalam kebenaran dan cinta kasih, semakin akan
menjadi pralambang pula bagi kesatuan dan perdamaian bagi seluruh
dunia. Maka dengan berpadu tenaga, dan dalam bentuk-bentuk yang
kian memadai untuk sekarang ini secara efektif mewujudkan tujuan
yang mulia itu, marilah kita berusaha supaya, sementara dari hari ke
hari makin hidup menurut Injil, kita bekerja sama secara persaudaraan,
untuk mengabdikan diri kepada keluarga manusia, yang dalam Kristus
Yesus dipanggil menjadi keluarga anak-anak Allah.

9. Damai merupakan buah hasil tata tertib, yang oleh Sang Pencipta ilahi
ditanamkan dalam masyarakat manusia, dan harus diwujudkan secara
nyata oleh mereka yang haus akan keadilan yang makin sempurna…
Perdamaian itu di dunia tidak dapat dicapai, kalau kesejahteraan orang
secara pribadi tidak dijamin, atau orang-orang tidak penuh
kepercayaan dan dengan rela hati saling berbagi kekayaan jiwa
maupun daya cipta mereka. Kehendak yang kuat untuk menghormati
sesama dan bangsa-bangsa lain serta martabat mereka, begitu pula
kesungguhan menghayati persaudaraan secara nyata mutlak untuk
mewujudkan perdamaian. Demikianlah perdamaian merupakan buah
cinta kasih juga, yang melampaui apa yang dapat dicapai melalui
keadilan. Damai di dunia ini, lahir dari cinta kasih terhadap sesama,
merupakan cermin dan buah damai Kristus, yang berasal dari Allah
Bapa.

10. Ajaran Sosial Gereja GS art. 78 juga meyakini, bahwa damai yang
tercipta di dunia adalah berkat rahmat cinta kasih Allah, yang telah
dicurahkan kepada manusia melalui perantaraan Yesus Kristus,
Putera-Nya. Melalui wafat dan kebangkitan Kristus, mengalirlah buah
perdamaian. Sebab, dengan jalan pengurbanan diri Kristus atas dosa
umat manusia, segala bentuk kebencian dan permusuhan yang ada di
muka bumi ini dilenyapkan. Kristus juga berkenan memberikan buah
Roh cinta kasih kepada semua manusia, demi membangun
perdamaian dunia. Oleh sebab itu, Gereja juga mengharapkan bahwa
umat manusia mampu membangun relasi yang baik dengan Allah
melalui perantaraan Kristus. Relasi ini mengandaikan manusia
berupaya melalui doa, untuk memohonkan rahmat perdamaian dunia.
Melalui doa, manusia mampu menimba rahmat kekuatan dari Allah,
demi membangun perdamaian yang sejati. Sebab, perdamaian yang
sejati bukan semata-mata usaha manusia, melainkan melulu hanya
berkat dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai