Anda di halaman 1dari 14

KISI KISI MATEMATIKA WAJIB

1. Rumus integral
- Dalam ilmu matematika, integral bisa dinotasikan sebagai berikut: ∫ f(x) = F(x) + C.
Kemudian, karena biasanya anti turunan dari f(x) dinotasikan dengan ∫f(x) dx atau
"integral f(x) terhadap x". Bentuk ∫f(x) dx disebut integral tak tentu dan f(x) di sebut
integran. Dari penjelasan ini maka ∫axndx = an + 1x n+1 + C. Dengan bilangan
rasional dan n ≠ 1. Jika F(x) turunan dari f(x), maka ∫f(x)dx = F(x) + c maka disebut
integral tak tentu, dengan c suatu konstanta sembarang. Rumusnya bisa ditulis:
∫f(x)dx = F(x). Di mana, simbol dalam rumus di atas bisa diartikan sebagai: ∫ =
lambang integral (operasi invers atau operasi anti turunan). f(x) = turunan dari f(x) +
C.

2. Rumus turunan fungsi

Jawab : f(x) = b → f’(x) = 0


Suatu konstanta akan bernilai nol jika diturunkan, contoh f(x) = 15 → f’(x) = 0.

f(x) = bx → f’(x) = b
Jika variabel x diturunkan terhadap x, akan menghasilkan 1. Contoh:

 f(x) = x → f’(x) = 1
 f(x) = 2x → f’(x) = 2
 f(x) = 5x – 3 →f’(x) = 5
3. f(x) = axn → f’(x) = naxn-1
Rumus di atas berlaku untuk turunan fungsi pangkat, ya. Saat menurunkan

suatu fungsi, artinya kamu sedang mencari turunan pangkat dari fungsi tersebut

atau pangkatnya menjadi lebih kecil. Misal, jika variabel x2 diturunkan

terhadap x, maka derajat variabelnya akan berkurang 1 menjadi x. Jika


variabel x3 diturunkan terhadap x, maka derajat variabelnya akan berkurang 1

menjadi x2 dan seterusnya. Perhatikan contoh berikut.

f(x) = 6x4 + 2x3 → f’(x) = (4)(6)x3 + (3)(2)x2

= 24x3 + 6x2

3. rumus matriks

jawab : You are here: Home / rumus matematika / Rumus Matriks Matematika SMA

Rumus Matriks
Matematika SMA
rumus hitung · Jul 24, 2014 · 28 Comments
Matriks Matematika – Berikut ini rumushitung.com sajikan materi rumus matriks
matematika, rangkuman materi, contoh soal dan pembahasannya. Materi ini akan sobat
dapatkan di bangku sekolah SMA kelas 11. Penasaran? Check this out!

Apa itu Matriks?


Pengertian matriks adalah kumpulan bilangan (atau unsur) yang disusun menurut baris dan
kolom tertentu. Bilangan-bilangan yang disusun tersebut dinamakan eleme-elemen atau
komponen-komponen matriks. Nama sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf
kapital. Dalam sebuah matriks ada istilah ordo. Yang dimaksud dengan ordo atau ukuran
matriks adalah banyaknya baris x banyak kolom dalam sebuah matriks.

Contoh
Matriks A di atas terdiri dari 3 baris dan 4 kolom. Sobat bisa mengatakan matriks A berordo
3 x 4 atau bisa sobat hitung tulis A(3×4).

Macam-Macam Matriks
(i) Matriks Nol (O)
Dinamakan matriks nol karena semua elemennya bernilai NOL

(ii) Matriks Bujur Sangkar


Adalah matriks yang banyak barisnya sama dengan banyak kolomnya

Contoh

(iii) Matriks Skalar


Matriks skalar adalah matriks yang elemen-elemen pada lajur diagonalnya bernilai sama.
Simak contoh di bawah ini
(iv) Matriks Identitas
Adalah matriks skalar yang elemen-elemen diagonal utamanya bernilai 1

(v) Matriks Segitiga Atas


Adalah matriks bujur sangakr yang elemen-elemen di bagwah diagonal utamanya (kiri atas ke
kanan bawah) bernilai nol

(vi) Matriks Segitiga Bawah


Kebalikan dari segitiga atas, matriks ini berbentuk bujur sangkar yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya bernilai nol.

(vi) Matriks Diagonal


adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di luar diagonal utama adalah nol
Operasi Pada Matriks
Pada matriks dikenal beberapa jenis operasi seperti penjumlahan, pengurangan,
dan perkalian. Dalam masing-masing operasi tersebut punya karakteristik sendiri-sendiri.
Berikut selengkapnya:

1. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Matriks A dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika dua matriks tersebut berukuran sama.
Hasil penjumlahannya atau penjumlahannya adalah sebuah matriks yang diperoleh dengan
menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen yang seletak.

Jika

A = (aij) m x n dan B = (bij) m x n maka


A + B = (aij) m x n + (bij) m x n = (aij + bij) m x n
A – B = (aij) m x n – (bij) m x n = (aij – bij) m x n

Contoh

2. Perkalian Skalar dengan Matriks

Jika skalara dikalikan dengan matriks maka akan diperoleh sebuah matriks yang elemen-
elemennya merupkan perkalian skalar tersebut dengan setiap elemen matriks.
Jika A = (aij) m x n maka k.A = k(aij) m x n = (kaij) m x n

Contoh

Dari operasi penjumlahan (pengurangan) dan perkalian skalar di atas didapt sfiat sifat
asosiatif perkalian skalar terhadap penjumlahan (pengurangan).

kA = A.k (komutatif perkalian)


k (A + B) = k. A + k. B (asosiatif perkalian terhadap penjumlahan)
k (A – B) = k. A – k. B (asosiatif perkaian terhadap pengurangan)

3. Perkalian Dua Matriks

Matriks A dapat dikalikan dengan Matriks B (A x B) jika banyak kolom A =


banyak bari B. Misal Am x n dan B n x k maka A x B = Cm x k dengan
elemen-elemen C merupakan penjumlahan dari hasil kali elemen bari A
dengan kolom B yang bersesuaian. Mudahnya itu sama kaya bari di kali
kolom. Agar sobat lebih paham silahkan simak contoh berikut:

Transpose Matiks
Transpose dari suatu matriks merupakan pengubahan baris menjadi kolom
dan kolom menjadi baris. Transpos dari matrik A dinotasikan A T. Jadi mirip
transpose yang ada di excel. Jika sebuah matriks berordo 3 x 4 ketika
ditransporse akan menjadi matriks berorde 4 x 3. Simak contoh berikut:
dalam matriks dikenal istilah matriks simetri, yaitu matriks yang ketika
ditranspose sama dengan sebelum ditranspos. Contohnya

Karena A = At maka A disebut matriks simetri.

Determinan Matriks
Setiap matriks bujur sangkar mempunyai nilai determinan. Nilai determinan
dari suatu matriks merupakan suatu skalar. Jika nilai determinan suatu
matriks sama dengan nol, maka matrik tersebut disebut matriks singular.
Matriks singular tidak mempunyai invers/ balikan.

Contohnya
Untuk memahami
rumus determinan matriks berordo 3 x 3 diatas, silahkan simak contoh di
bawah ini:

Determinan dari matriks-matriks khusus

Beberapa matriks termasuk dalam matriks khusus dan punya rumus cepat
determinanya

a. Matriks Diagonal
b. Matriks Segitiga Atas

c. Matriks Segititga Bawah

Invers Matriks
Invers hanya dipunyai oleh matriks yang tidak singuler. Invers matriks A
dinyatakan dengan A-1 dan secara umum dirumuskan
4. rumus penyederhanaan

jawab : Faktor-faktor adalah angka-angka yang dapat digunakan, untuk mengalikan dan
mendapatkan bilangan tertentu. Untuk menyederhanakan pecahan, Anda perlu
menuliskan semua faktor pembilang dan penyebut secara terpisah. Mulailah dari 1 dan
naik ke angka yang lebih besar.

Misalnya, untuk pecahan 24/32: Pembilang (24): 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 Penyebut (32): 1,


2, 4, 8, 16, 32

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah angka terbesar yang bisa membagi habis
kedua faktor. Cari faktor yang sama pada daftar faktor pembilang dan penyebut.
Misalnya, untuk 24/32: FPB dari 24 dan 32 adalah 8, karena 8 adalah angka terbesar
yang dapat membagi habis kedua bilangan.

Setelah menemukan FPB, bagi pembilang dan penyebut dengan angka tersebut untuk
menyederhanakan pecahan. Misalnya, untuk 24/32 maka
24 ÷ 8 = 3 dan 32 ÷ 8 = 4

Hasilnya adalah pecahan yang lebih sederhana: 3/4.

Untuk memastikan bahwa Anda telah menyederhanakan pecahan dengan benar,


kalikan kembali pembilang dan penyebut baru dengan FPB. Hasil perkalian ini harus
sama dengan pecahan awal. Contoh: 3/4 * 8/8 = 24/32

2. Terus Membagi dengan Angka Kecil

Cara ini bergantung pada pemilihan angka kecil yang akan digunakan, untuk membagi
baik pembilang maupun penyebut. Berikut adalah langkah-langkahnya:

a. Anda mulai dengan memilih angka kecil, seperti 2, 3, 4, 5, atau 7, yang akan
digunakan untuk membagi pembilang dan penyebut. Pastikan bahwa pembagian
ini dapat dilakukan tanpa sisa. Misalnya, jika Anda memiliki pecahan 24/32,
karena keduanya adalah angka genap, Anda bisa memilih angka 2.
b. Kemudian, bagi pembilang dan penyebut dengan angka yang Anda pilih.
Hasilnya adalah pembilang dan penyebut baru. Misalnya, untuk 24/32 maka 24 ÷
2 = 12 dan 32 ÷ 2 = 16
c. Pecahan baru adalah 12/16.
d. Jika baik pembilang maupun penyebut masih dapat dibagi dengan angka yang
sama, lanjutkan langkah 2. Terus bagilah dengan angka yang telah Anda pilih.
e. Lanjutkan proses ini hingga baik pembilang maupun penyebut tidak dapat dibagi
lagi dengan angka yang Anda pilih.
f. Sebagai contoh, pada pecahan 3/4, 3 adalah angka prima, yang berarti faktor-
faktor hanya 1 dan 3. 4 tidak dapat dibagi oleh 3, sehingga pecahan tersebut
tidak dapat disederhanakan lagi.

a. Faktor prima dari 24: 2, 2, 2, 3 (karena 2^3 * 3 = 24)


b. Faktor prima dari 60: 2, 2, 3, 5 (karena 2^2 * 3 * 5 = 60)

Tulis Faktorisasi Prima

Tuliskan faktorisasi prima dari pembilang dan penyebut dalam bentuk perkalian.

Contoh: Pembilang (24) = 2 * 2 * 2 * 3 Penyebut (60) = 2 * 2 * 3 * 5

Eliminasi Faktor-faktor yang Sama

Hapus faktor-faktor yang sama dari pembilang dan penyebut pecahan. Ini akan
meninggalkan faktor-faktor yang berbeda yang digunakan dalam penyederhanaan.

Dalam contoh: Pembilang (24) = 2 * 2 * 2 * 3 Penyebut (60) = 2 * 2 * 3 * 5

Kita melihat ada faktor-faktor yang sama, yaitu 2, 2, 3. Faktor-faktor ini dapat dieliminasi.
Bagikan Pembilang dan Penyebut dengan Faktor Bersama

Setelah eliminasi faktor bersama, kita membagi pembilang dan penyebut dengan faktor
bersama yang tersisa.

Dalam contoh:

a. Bagi pembilang (24) dengan faktor bersama (2 * 2 * 3): 24 / (2 * 2 * 3) = 1


b. Bagi penyebut (60) dengan faktor bersama (2 * 2 * 3): 60 / (2 * 2 * 3) = 5
c. Hasilnya adalah pecahan yang disederhanakan, yaitu 1/5.

Akhirnya, pastikan bahwa pecahan yang diperoleh tidak dapat disederhanakan lagi.
Pecahan 1/5 adalah bentuk paling sederhana dari pecahan 24/60 karena 1 dan 5 adalah
bilangan prima, dan tidak ada faktor lain yang dapat membagi keduanya.

5. Rumus mencari akar akar persamaan kuadrat

Jawab : 1. Memfaktorkan

Cara pertama yang dapat dilakukan adalah memfaktorkan. Faktorkan akar


persamaan kuadrat dimulai pada bagian sisi kiri. Tetapkan masing-masing
faktor ke nol dan selesaikan.
Contoh: Carilah akar-akar persamaan kuadrat x^2 - 7x + 10 = 0 dengan
memfaktorkan.
Solusi:

1. Faktorkan hingga didapat (x - 2) (x - 5) = 0.


2. Tetapkan setiap faktor ke nol sehingga didapat:

x - 2 = 0, x - 5 = 0
x = 2, x = 5.

2. Menggunakan Rumus Kuadrat

Menentukan akar persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus dimulai


dari menemukan nilai a, b, dan c dengan membandingkan persamaan yang
diberikan dengan ax^2 + bx + c = 0. Langkah selanjutnya adalah
menggantikan keduanya ke dalam rumus kuadrat dan disederhanakan.
Contoh: Carilah akar-akar persamaan kuadrat x^2 - 7x + 10 = 0
menggunakan rumus kuadrat.
Solusi:
pada soal ditemukan bahwa a = 1, b = -7 dan c = 10 melalui pola ax^2 - bx
+ c = 0. Setelah menemukan a,b, dan c masukkan angka tersebut pada
rumus kuadrat:
x = [-b ± √((b)^2 - 4(a)(c))]/ (2(a))
x = [-(-7) ± √((-7)^2 - 4(1)(10))]/(2(1))
= [ 7 ± √(49 - 40) ] / 2
= [ 7 ± √(9) ] / 2
=[7±3]/2
= (7 + 3) / 2, (7 - 3) / 2
= 10/2, 4/2
= 5, 2
Oleh karena itu, x = 2, x = 5.

3. Membuat Grafik

Cara ketiga yang dapat dilakukan untuk menentukan akar persamaan


kuadrat adalah dengan membuat grafik. Grafik dapat dibuat bagian secara
manual atau menggunakan kalkulator tampilan grafik (GDC).
Contoh: Carilah akar-akar persamaan kuadrat x^2 - 7x + 10 = 0 dengan
membuat grafik.
Solusi:

1. Buat grafik f(x) = x^2 - 7x + 10 baik secara manual maupun


menggunakan kalkulator.
2. Identifikasi titik potong x pada grafik yang tidak lain adalah akar-
akar persamaan kuadrat.

Anda mungkin juga menyukai