Anda di halaman 1dari 1

Peranan Alat Musik Sasando, Gong dan Tambur

Alat musik gong, tambur dan sasando bisa menghasilkan bunyi/irama yang membangkitkan semangat dan
menggetarkan hati serta membawa hiburan, tetapi sebaliknya bisa juga membuat batin menjadi syahdu.
Menurut suatu penelitian di Amerika (2008), bahwa mendengarkan musik favorit dapat membantu
jantung lebih sehat, karena emosi yang terpicu oleh musik dapat memperlancar fungsi peredaran darah.
Alat musik gong, tambur dan sasando dapat dimainkan pada saat-saat kematian, perkawinan, pesta rumah
baru, hari raya, upacara-upacara adat, dan lain lain. Walaupun alat musik sasando, tambur juga gong
dimanfaatkan untuk mengiringi lagu-lagu gereja, namun masih sangat terbatas.
Telah dikatakan bahwa bunyi musik gong, tambur dan sasando dapat menggugah dan membuat
pendengarnya menjadi terpesona dan syahdu. Bunyi yang membuat pendengar menjadi syahdu ialah
suatu bunyi yang disebut Li Lelendok. Li Lelendok tersebut dibunyikan terutama bila ada kematian dan
terlebih pada saat jenazah mulai diusung untuk dibawa keluar dari rumah menuju kubur. Sesudah itu
diselingi oleh bunyi "Kaka Musu” dll. Oleh karena ketiga alat musik ini (gong, tambur dan sasando) dapat
membuat hati menjadi syahdu dan terpesona maka dalam syair Rote dikatakan, "Moko muna kokonik ma
sandu mana kokoek", artinya alat musik gong bersifat membujuk dan alat musik sasandu biasa merayu,
yang dapat membuat hati menjadi luluh.
Suatu pengalaman nyata dari pengaruh bunyi lagu/musik Li Lelendok adalah sebagai berikut: Pada tahun
2007, dalam suatu acara adat orang Rote, hadir juga beberapa orang dari etnis Timor Timur. Dalam acara
itu waktu bunyi Li Lelendok dimainkan, seorang dari mereka berkata kepada penulis “Bunyi ini bernuansa
kesedihan?!” Penulis jawab, “Memang bunyi ini diutamakan bila ada kematian". Sebaliknya bunyi musik
yang dapat membangkitkan semangat dan kegairahan hidup adalah Kaka Musu, Kaka Filandak, Bobouk,
Taibenuk, Li Ndao, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Sasando pada dasarnya merupakan alat musik keluarga sehingga memiliki beragam teknik penyeteman
sesuai dengan ciri khas dan gaya bermain tiap keluarga. Berkaitan dengan organologi, sasando tradisional
(sasando biola) memiliki delapan bagian utama yaitu: (1) koan (hiasan kepala sasando), (2) kepala sasando,
(3) sekrup pengikat dawai, (4) tabung bambu, (5) dawai, (6) senda, (7) haik, dan (8) bokong sasando. Haik
berperan sebagai resonator sehingga suara dawai yang dipetik dapat terdengar dengan lebih jelas. Sekrup
pengikat dawai bersifat dinamis (dapat diputar) sehingga dapat mengatur kelenturan dari dawai sasando.
Sedangkan, senda berperan dalam penyeteman sasando. Semakin tinggi letak Senda maka suara yang
dihasilkan oleh dawai akan semakin tinggi; begitu pula sebaiknya, semakin rendah letak senda makan
suara yang dihasilkan oleh dawai juga akan semakin rendah.
Tambur adalah jenis alat musik perkusi yang terbuat dari kulit binatang yang direntangkan dan dipasang
pada rangka silinder. Suara dihasilkan dengan cara memukul kulit dengan tongkat khusus. Tambur
digunakan dalam berbagai jenis musik di seluruh dunia, mulai dari musik tradisional hingga musik modern.
Kini alat musik gong, sasando dan Tambur tidak begitu lagi diminati oleh generasi muda. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; berkurangnya minat masyarakat dalam mempergunakan alat-
alat musik tersebut untuk berbagai kegiatan adat, adanya pengaruh alat musik Barat, kurangnya tenaga
trampil untuk melatih generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai