LP3A Music School
LP3A Music School
Disusun oleh :
1. Tegar Bungara Gusti H. 21020120120004
2. Ariette Kaletta 21020120130089
3. Annisa Nur Afifah 21020120130092
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.T.
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.3 Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 5
i
2.3.1 Kebutuhan Sekolah Musik .......................................................................................... 6
ii
3.6.1 Program Ruang Sekolah Musik .................................................................................35
3.6.5 Total Program Ruang Sekolah Musik dan Toko Alat Musik .......................................39
BAB IV ......................................................................................................................................40
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia memiliki kecerdasan yang beragam, yaitu kecerdasan akademik dan non-
akademik. Namun, sering kali hanya kecerdasan akademik yang diperhatikan untuk
dikembangkan. Kecerdasan non-akademik, seperti di bidang seni, kurang mendapat perhatian
sehingga banyak manusia dengan talenta seni hanya bisa memendam bakatnya dan tidak
mengembangkannya. Potensi inilah yang sebaiknya digali agar segala aspek kecerdasan dapat
berkembang dengan baik dan turut berkontribusi memajukan negeri dengan prestasi-prestasi
yang membanggakan.
Salah satu bidang seni yang banyak digemari adalah seni musik. Menurut Banoe (2003:
288), musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam
pola–pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. Pada dasarnya, musik tidak terkait
dengan usia. Anak-anak maupun orang dewasa dapat mempelajari, bermain, maupun menikmati
musik. Orang yang memiliki minat dan bakat di bidang musik harus diwadahi dengan baik dengan
sarana dan prasarana yang mumpuni. Dengan demikian, kemampuan khusus tersebut bisa terus
berkembang hingga menyebarkan manfaat yang baik bagi lingkungan.
Musik merupakan bahasa universal yang dapat menjadi sarana komunikasi dan
pemersatu antarmanusia. Musik dipercaya mampu mempengaruhi semangat dan emosi dan
menjadi perantara manusia untuk menyalurkan energi. Berbagai manfaat musik yang dapat
dirasakan yaitu sebagai seni, hiburan, pekerjaan, biomedis, dan peningkatan kecerdasan. Seiring
berjalannya waktu, bidang musik terus berkembang, khususnya di Indonesia, banyak musisi yang
mengembangkan ide kreatifnya menjadi karya yang dapat dinikmati masyarakat hingga lingkup
internasional.
Jalur yang dapat ditempuh untuk mempelajari musik adalah melalui jalur formal seperti
mengikuti Sekolah Menengah Musik dan pendidikan tinggi jurusan musik, atau jalur non formal
seperti kursus-kursus yang diadakan secara privat maupun kelompok. Fasilitas pendidikan musik
di Kota Semarang sudah cukup banyak, khususnya untuk sektor pendidikan nonformal. Sebagai
daerah permukiman dan perdagangan, Kecamatan Banyumanik memiliki potensi yang baik untuk
melakukan kegiatan pendidikan dan jual-beli peralatan hobi, khususnya seni musik.
Terdapat beberapa toko alat musik di Semarang yang hanya menawarkan produk tertentu
seperti gitar dan aksesorisnya seperti Toko Gubuk Musik dan Semarang Music Point 2. Dengan
adanya toko alat musik di Semarang yang lengkap, menjual berbagai produk alat musik yang
1
beragam seperti gitar, biola, piano, dan alat musik tiup, dapat membantu musisi-musisi lokal
dalam mendukung kebutuhannya untuk bermusik.
Apabila fasilitas toko musik ini dikolaborasikan dengan fasilitas sekolah musik yang
dilengkapi dengan ruang berekspresi dalam bidang musik, maka akan tersedianya sebuah
fasilitas yang dapat memenuhi segala aspek kebutuhan manusia yang memiliki minat di bidang
musik, khususnya di Kota Semarang.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk
mengembangkan potensi diri di luar akademik, khususnya musik. Selain itu, tempat ini juga
menjadi tempat pemasaran alat musik yang mendukung kebutuhan musisi.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah dapat tersusunnya sistem atau langkah-langkah
panduan dalam merancang Sekolah Musik dan Toko Alat Musik di Kecamatan Banyumanik
yang berupa landasan program perencanaan dan perancangan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Subjektif
1.3.2 Objektif
Ruang Lingkup substansial melingkupi setiap hal yang berkaitan dengan perencanaan
dan perancangan fasilitas perdagangan dan jasa khususnya dalam bidang musik di Kota
Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
2
1.4.2 Spasial
3
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dan penyusunan LP3A ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup,
metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi mengenai literatur tentang tinjauan sekolah musik dan toko alat musik,
fungsi dan kebutuhannya, serta beberapa referensi atau preseden dari sekolah musik dan
toko alat musik.
BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membahas tentang pendekatan aspek fungsional, meliputi pelaku kegiatan,
aktivitas kegiatan, pendekatan kapasitas pengguna dan pengelola, pendekatan
kebutuhan ruang, hubungan antar ruang, studi besaran ruang, serta rumusan program
ruang. pembahasan dilanjut dengan pendekatan aspek kontekstual, meliputi pemilihan
lokasi site, dan beberapa alternatif site yang tempatnya sudah ditentukan.
BAB IV ANALISIS TAPAK
Berisi tentang konsep pada bangunan yang akan di desain, program ruang yang
sudah ditentukan dan lahan terpilih.
BAB V KESIMPULAN
Membahas tentang kesimpulan, batasan dan anggapan dari tinjauan teori, hasil
studi banding dan data yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai tinjauan atau studi pustaka yang meliputi pengertian
sekolah musik dan toko musik, fungsi sekolah musik dan toko musik, kebutuhan sekolah musik
dan toko musik, persyaratan sekolah musik dan toko musik, serta studi banding yang dilakukan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sekolah musik dan toko musik yang sudah ada.
2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Sekolah Musik
Menurut KBBI, sekolah merupakan bangunan atau lembaga yang ditujukan untuk
kegiatan belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Menurut
UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 10 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sekolah
merupakan suatu lembaga pendidikan yang sifatnya bisa formal, non formal, serta
informal yang pendiriannya dilakukan oleh negara atau juga swasta dengan tujuan utama
untuk memberikan pengajaran dan bimbingan yang diberikan oleh para pendidik atau
guru.
Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur
pokok yang ada dalam musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu
serta ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1988:1).
5
dengan fungsi usaha yang digunakan untuk menjual alat/instrumen musik yang dapat
menghasilkan nada dan suara yang dapat digunakan menyusun sebuah irama dan lagu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bangunan sekolah musik dan toko alat
musik merupakan suatu fasilitas yang mewadahi kegiatan belajar-mengajar serta
pemenuhan kebutuhan bermusik dalam satu kawasan yang terpadu dan tertata.
2.2 Fungsi
2.2.1 Fungsi Sekolah Musik
Menurut beberapa pakar pendidikan seni, terdapat beberapa manfaat dari belajar
seni, yaitu: dapat meningkatkan daya kreativitas anak (Dewey:, Read: 1970, Ross: 1978),
dapat membantu pertumbuhan mental anak melalui penyaluran ekspresi dan kreativitas
(Lowenfeld: 1982), dapat membantu perkembangan kepribadian dan pembinaan estetika
anak (Wickiser: 1974), dan lain sebagainya.
Fungsi toko alat musik adalah tempat untuk menjual atau membeli alat/instrumen
musik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akademis, non akademis, hobi,
maupun alat untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dalam konteks pengintegrasian tempat
kursus musik dengan toko alat musik ini berarti toko alat musik memiliki fungsi untuk
menjual alat/instrumen musik kepada staff pengajar, murid, maupun masyarakat umum
untuk mendukung berjalannya kegiatan belajar-mengajar tanpa harus meninggalkan
kawasan sekolah musik.
2.3 Kebutuhan
2.3.1 Kebutuhan Sekolah Musik
Kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah musik adalah ruang, papan tulis, alat
musik, dan internet.
a. Ruang
Ruang utama yang wajib dimiliki sekolah musik adalah ruang kelas. Selain itu, ada
pula beberapa ruang penunjang yang sebaiknya dimiliki sekolah musik untuk menunjang
6
seluruh aktivitas pengguna sekolah musik, antara lain: lobi, resepsionis, ruang tunggu,
toilet.
b. Papan Tulis
c. Alat Musik
Alat musik wajib disediakan di setiap ruang kelas untuk menunjang kegiatan
belajar murid. Alat musik yang disediakan biasanya merupakan alat musik yang umum
digunakan seperti, gitar klasik, gitar elektrik, piano klasik, piano elektrik, keyboard, drum,
dan biola.
d. Internet
Kebutuhan toko alat musik adalah tempat display, counter kasir, check sound
area, gudang, sistem keamanan, dan peralatan/instrumen musik.
a. Tempat display
7
c. Gudang
Gudang berfungsi untuk menyimpan stok alat musik
d. Sistem Keamanan
- CCTV
- APAR
- Metal curtain door
- Alarm pencurian dan kebakaran
e. Peralatan/instrumen musik :
- Drum
- Piano
- Keyboard
- Gitar
- Cello
- Biola
2.4 Persyaratan
2.4.1 Persyaratan Sekolah Musik
a. Arsitektur Bangunan
8
c. Ruang
Sebuah sekolah musik memiliki beberapa ruang yang dapat digolongkan menjadi
dua macam (TIME-SAVER Standards for Building Types Braundy, 1955;115).
Penggolongan ini dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu area yang bersifat pengajaran area
yang bersifat tambahan. Area yang bersifat pengajaran biasanya terdiri dari Practice
Room, Regular Classroom, Studio, Recital Hall, dan Combination Room. Practice Room
merupakan suatu ruang yang digunakan sebagai area pengajaran atau pembelajaran alat
musik, jumlah ruang disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan luasan ruangnya
disesuaikan dengan jumlah siswa. Studio merupakan ruang yang digunakan secara privat
ataupun grup untuk berlatih musik. Recital Hall merupakan ruang yang digunakan untuk
pertunjukan musik. Combination Room merupakan ruang gabungan yang digunakan
untuk beberapa kegiatan campuran.
Sebagai ruang pendukung fasilitas sekolah musik, ruang auditorium harus
memenuhi kebutuhan penonton maupun penampilnya. Untuk mendapatkan ruang
auditorium yang nyaman, menurut Ernst Neufert dalam bukunya yang berjudul Architect’s
Data, beberapa pilihan yang dapat dipenuhi agar seluruh penonton dari segala tempat
duduk adalah sebagai berikut.
● Sudut pandang yang baik tanpa menggerakan kepala tetapi dengan sedikit
pergerakan mata sampai sudut 30 derajat.
● Sudut pandang yang baik dengan sedikit pergerakan kepala tetapi dengan sedikit
pergerakan mata sampai sudut 60 derajat.
● Sudut yang dapat dilihat tanpa pergerakan kepala mencapai 110 derajat terhadap
seluruh ruang.
● Pergerakan penuh pada kepala dan bahu dapat melihat sekitar dengan sudut 360
derajat.
9
Berdasarkan hal-hal tersebut, diperlukan sudut elevasi pada tempat duduk di
dalam ruang auditorium yang dipengaruhi dari garis sudut pandang penonton agar ruang
yang tersedia dapat digunakan secara maksimal. Persyaratan terkait keamanan dan
kenyamanan sirkulasi di dalam ruang auditorium terdapat pada perbedaan ketinggian
pijakan lantai koridor tempat duduk. Perbedaan tinggi pijakan harus berkisar antara 10–
19 cm dengan lebar minimum 26 cm dan keberadaan tempat duduk harus sama
ketinggiannya pada pijakan di koridor sebelahnya. Penggunaan material dan ketinggian
plafon bangunan juga harus diperhatikan agar dapat memantulkan suara dengan baik
agar kenyamanan akustik ruang dapat dirasakan.
d. Pencahayaan
Ada pula beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam mendesain ruang kelas
yang ada di sekolah musik, seperti pencahayaan. Pencahayaan yang diperlukan untuk
ruang kelas adalah pencahayaan yang sinarnya merata di semua sudut ruangan dengan
sinar berwarna putih netral atau putih hangat. Selain itu, penataan lampu pada ruang
kelas sebaiknya tidak berada tepat di atas maupun di belakang pengguna karena akan
menghasilkan glare atau silau pada mata dan mengganggu penglihatan pengguna
dengan bayangannya sendiri.
e. Akustik
Suara yang ditimbulkan dari dalam ruang kelas sebaiknya tidak keluar ruang
karena dapat mengganggu kenyamanan aktivitas yang berada di luar ruang kelas.
Sebaliknya, suara dari luar ruang kelas tidak masuk ke dalam ruang kelas. Berikut adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan ruang dalam menurut
Satwiko (2004):
● Mengusahakan peredaman sumber kebisingan.
● Mengisolasi sumber kebisingan atau memakai penghalang bunyi
● Mengelompokkan ruang yang cenderung bising, menempatkan ruang-ruang yang
tidak terlalu perlu ketenangan sebagai pelindung ruang-ruang yang memerlukan
ketenangan.
● Meletakkan sumber-sumber bising pada bagian bangunan yang masih (misalnya
basement)
● Mengurangi kebisingan akibat bunyi injak dengan bahan-bahan yang lentur
● Mengurangi kebisingan pada ruang bising dengan bahan peredam
● Mengurangi kebisingan dengan memutuskan jalan perambatan bunyi melalui
struktur bangunan (dengan memisahkan bangunan)
10
Berdasarkan cara-cara di atas, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan kebisingan yang ada di sekolah musik adalah menambahkan panel
peredam di dinding dan lantai ruang kelas, serta mengelompokkan kelompok alat musik
dengan tingkat kebisingan yang tinggi di daerah yang terpisah. Namun, berbeda dengan
ruang kelas, ruang auditorium membutuhkan panel-panel yang dapat memantulkan suara
dengan baik.
Dalam merancang sebuah toko alat musik, perlu memperhatikan beberapa aspek
seperti penghawaan, pencahayaan, tata letak, dan sebagainya.
a. Toko alat musik menyimpan berbagai macam alat musik dengan jumlah yang
banyak, oleh karena itu keawetan dan kualitas alat-alat musik tersebut harus
diperhatikan dengan menghindari adanya area atau ruangan yang lembab.
Ruangan sebaiknya dibuat tertutup atau menghindari open space dengan
pencahayaan yang cukup untuk menjaga kualitas alat musik di dalam toko.
b. Area Display memiliki sistem display yang fleksibel dengan rak yang banyak dan
terdapat area untuk mencoba alat musik. Selain itu, syarat lain area display adalah
memiliki suasana yang teratur, rapi dan tertata, elegan, dan kekinian. Area display
sebaiknya terbuka tanpa banyak sekat pemisah.
c. Toko alat musik sebaiknya menggunakan pencahayaan buatan pada semua
area terutama pada area display yang membutuhkan pencahayaan buatan
khusus.
d. Sistem penghawaan menggunakan penghawaan buatan berupa AC, dimana hal
ini akan lebih nyaman bagi pengunjung. Penghawaan alami dapat digunakan
namun tetap sesuai dengan kebutuhan.
11
Gambar 2. 2 Lobby Halmahera Music School
Sumber: Dokumentasi Penulis
Halmahera Music School memiliki lebih dari 1000 siswa, 50 guru, dan 20 staff.
Untuk mendukung aktivitas belajar-mengajar, di dalam bangunan ini terdapat ruang lobby,
ruang guru, kantin, toilet, mushola, dan 41 ruang kelas dengan berbagai kapasitas siswa.
Ruang-ruang kelas yang terletak di lantai 1 lebih ditujukan untuk kelas-kelas kelompok
untuk anak-anak, dan seluruh ruang kelas di lantai 2 merupakan untuk kelas-kelas privat.
Penamaan ruang kelas pun mengikuti fungsi dari ruang tersebut, seperti ruang kursus
kelompok anak-anak diberi nama-nama karakter fiksi seperti Moana, Snoopy, dan
karakter lainnya. Ruang privat piano klasik lantai 1 menggunakan nama-nama musisi
klasik seperti Schumann, Rachmaninoff, Chopin, dan musisi lainnya sebagai nama ruang.
Kemudian, seluruh ruang kursus privat lantai 2 menggunakan nama-nama musisi pop
masa kini seperti Bruno Mars, Adele, Taylor Swift untuk penamaan ruangnya.
Penggunaan nama-nama ruang kelas yang unik ini memudahkan pengunjung untuk
mencari ruang kelas yang dituju.
12
Gambar 2. 3 Ruang Kelas Halmahera Music School
Sumber: Dokumentasi Penulis
Fasilitas yang terdapat di masing-masing ruang kelas adalah kursi untuk pengajar
dan siswa, alat musik berupa keyboard atau piano untuk setiap ruang kelas, dan drum
untuk kelas drum. Ruang-ruang ini membutuhkan syarat kedap suara agar tidak
mengganggu aktivitas ruang-ruang lainnya. Oleh karena itu, setiap kelas memiliki panel
peredam yang diletakan di dinding dan menggunakan karpet untuk lantainya. Alat musik
drum merupakan alat musik yang menghasilkan suara paling keras sehingga peletakan
ruang kursus drum dipisahkan dari ruang kursus lainnya. Selain itu, ruang kursus drum
memiliki 2 pintu untuk masing masing ruangnya dengan material pintu yang lebih berat
untuk membantu meredam kebisingan yang dihasilkan.
Starmoon Music School merupakan sekolah musik yang terletak di Ruko Taman
Setiabudi, Jl. Sukun Raya, Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sekolah musik ini sudah berdiri sejak tahun 2018 dengan jumlah siswa aktif sebanyak 50
orang, 10 orang guru, dan 1 orang staf sebagai admin. Starmoon Music School
memfasilitasi kursus musik piano, keyboard, gitar, bass, vokal, drum, dan biola.
14
Bangunan Starmoon Music School adalah bangunan 3 lantai dengan ruang yang
tersedia adalah lobby, ruang tunggu, toilet, dan ruang-ruang kelas. Setiap divisi alat musik
memiliki ruangannya masing masing dengan total ruang kelas sebanyak 10 ruangan yang
berada di lantai 2 dan 3. Peletakan ruang-ruang kelas yang berada di lantai 2 dan 3
menyebabkan keluhan beberapa siswa khususnya untuk siswa yang sudah berusia lanjut
karena sudah tidak terlalu kuat untuk naik tangga.
Ruang kursus yang ada di Starmoon Music School memiliki kapasitas ruang yang
beragam, ruang kursus untuk instrumen merupakan ruang yang ditujukan untuk kursus
privat dan ruang vokal dapat digunakan untuk kelompok karena ruang yang lebih luas.
Setiap ruang kursus instrumen memiliki fasilitas 2 kursi, 1 keyboard atau digital piano, dan
1 stand book dengan besar ruangan sekitar 1,5 m x 2 m dan 3 m x 3 m untuk ruang vokal.
Tidak ada keluhan mengenai luas ruang kursus yang terbatas. Namun, kondisi ruang yang
cenderung gelap membuat siswa menjadi lebih sulit berkonsentrasi saat belajar.
Semarang Music Point 2 merupakan sebuah toko alat musik yang terletak di Jl Jati
Raya Utama II No.08, Padangsari, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Toko musik ini menawarkan produk berupa gitar, ukulele, cajon, amplifier, dan aksesoris
musik. Produk-produk yang dijual di Semarang Music Point 2 merupakan produk lokal dari
Semarang sehingga harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, berkisar antara
Rp190.000–Rp1.000.000.
Pengunjung toko musik ini memiliki rentang usia yang luas, yaitu pelajar hingga
orang dewasa. Kebiasaan yang dilakukan pengunjung ketika mengunjungi toko adalah
15
berdiskusi dengan penjual mengenai rekomendasi produk sesuai kebutuhan dan
anggaran, kemudian pengunjung dapat mencoba langsung produk-produk yang ada
sebelum memutuskan untuk bertransaksi. Tidak sedikit pengunjung yang datang hanya
untuk survey produk terlebih dahulu. Oleh karena itu, produk-produk yang ditampilkan
harus tertata dengan rapi dan menarik agar kegiatan jual-beli dapat berjalan dengan baik.
Gubuk Musik merupakan sebuah toko alat musik yang terletak di Jl. Fatmawati
No.100, Kedungmundu, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Toko ini
menawarkan berbagai produk gitar, ukulele, cajon, ketipung, tamborin, harmonica, dan
aksesoris musik. Produk-produk alat musik yang ditawarkan merupakan produk lokal dari
Solo, Boyolali, dan Bandung dengan harga yang berkisar antara Rp185.000–
Rp1.300.000. Pelanggan dari toko ini mayoritas adalah pelajar SMP karena adanya
dorongan dari pemerintah untuk siswa sekolah menengah mempelajari musik.
Kondisi bangunan yang tidak terlalu besar, berukuran sekitar 3 meter x 4,5 meter,
membuat toko tidak terlalu banyak memiliki stok produk. Ruangan Toko Gubuk Musik
terasa terang karena menggunakan kaca transparan untuk bagian depannya dan panas
karena tidak terdapat alat pengkondisian udara di dalamnya.
16
2.5.5 Tohogakuen School of Music/Nikken Sekkei, Jepang
17
Tohogakuen School of Music merupakan tempat belajar musik yang terdapat di
Tokyo, Jepang. Berbeda dengan sekolah musik pada umumnya, peletakan ruang-ruang
kursus tidak berada pada sebuah lorong panjang, tetapi memiliki koneksi satu sama lain
sehingga pengguna ruang tidak terasa dalam sebuah ruang yang tertutup. Kondisi ruang
yang terbuka membuat para siswa bebas menggunakan ruang selain ruang kelas untuk
belajar musik. Namun, permasalahan kebisingan tetap dapat dirasakan karena kurangnya
sekat antar ruang.
Berikut adalah kesimpulan dari studi preseden yang sudah dilakukan berupa kelebihan
dan kekurangan objek-objek bangunan terkait.
4 Alur sirkulasi yang tidak terlalu sempit Keberadaan ruang yang kurang mudah
diakses untuk kalangan usia tertentu
5 Tampilan produk toko yang tertata rapi Keberadaan titik buta pada bangunan
sesuai dengan jenis instrumen
18
BAB III
PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai pendekatan perencanaan dan perancangan
arsitektur yang meliputi pelaku dan kegiatan, analisis sirkulasi pengguna, kebutuhan ruang,
pendekatan kapasitas ruang, dan persyaratan ruang.
Belajar-
Ruang Kelas Semi publik
mengajar
Ruang
Pengajar dan
Utama Pementasan Konser/Pertunju Publik
Murid
kan
Latihan dan
Studio Musik Privat
rekaman musik
Memimpin
Ruang Kepala
Kepala pengelola pengelolaan Privat
Pengelola
sekolah
Bekerja dan
Pengajar Ruang Guru Semi publik
istirahat
Bekerja dan
Cleaning service penyimpanan Ruang Janitor Privat
alat
19
Pengawasan Ruang
Satpam Privat
CCTV Monitoring
Pengawasan
Satpam Pos Satpam Publik
kawasan
Area penitipan
Ruang Parkir Publik
kendaraan
Tempat
Area penitipan
Penitipan Publik
Pengelola, barang
Barang
Pengajar, dan
Murid
Membaca Perpustakaan Publik
Taman/Open
Area bersantai Publik
space
Menaruh dan
memamerkan Ruang Display Publik
Pengelola dan alat musik
Utama
Pengunjung
Bertransaksi Kasir Publik
20
Pengelola dan Pengetesan dan Check and
Publik
Pengunjung tuning alat musik Service Area
b. Pengelola
c. Pengajar
21
d. Pengunjung
STANDAR
KAPA LUAS BESAR
ITEMS PxL SUMBER
P (m) L (m) SITAS RUANG RUANG
(m2)
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,45 0,45 0,2025 3 0,6075 (Halaman 12) 1,5 m x 2 m
1,7263
22
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,45 0,45 0,2025 8 1,62 (Halaman 12)
5,5792
148
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,42 0,42 0,1764 3 0,5292 (Halaman 12)
5,55
23
RUANG KEPALA PENGELOLA
Time Saver Standards
Meja 1,2 0,6 0,72 1 0,72 (Halaman 42)
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,65 0,65 0,4225 1 0,4225 (Halaman 12)
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Lemari 1,2 0,6 0,72 1 0,72 (Halaman 12)
1,8625
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,65 0,65 0,4225 10 4,225 (Halaman 12)
12,865
6,26
24
RUANG JANITOR
Free space 0 0 0 0 0 Asumsi
0
SIRKULASI 30% 0
1,565
1,565
25
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,65 0,65 0,4225 8 3,38 (Halaman 12)
8,18
2,058
2,058
Neufert. Architects'
Data-Third Edition
Kursi 0,65 0,65 0,4225 20 8,45 (Halaman 12)
19,25 5mx5m
26
SIRKULASI 30% 5,775
STANDAR
KAPASI LUAS BESAR
ITEMS PxL SUMBER
P (m) L (m) TAS RUANG RUANG
(m2)
RUANG DISPLAY
3,69 2 m x 2,5 m
27
SIRKULASI 30% 1,107
Neufert. Architects'
0,422 Data-Third Edition
Kursi 0,65 0,65 5 1 0,4225 (Halaman 12)
1,6225
Free space 0 0 0 0 0
0
SIRKULASI 30% 0
1,372
28
3.3.3 Kebutuhan Ruang Parkir
Tabel 3. 5 Analisis Kebutuhan Ruang Parkir
Standar
Kapasi Luas Besar
Kendaraan Sumber
tas Ruang Ruang
PxL
P (m) L (m)
(m2)
238
Motor 2 0,7 1,4 170
605,5
29
Pintu depan/belakang • Pengunjung tempat olahraga, pusat
terbuka hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan
penuh 75 cm. eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop. II
10 4 Studi 1 40
Lobby
Banding
2 8 Studi 1 16
Ruang Janitor
Banding
31
2 8 Studi 1 16
Ruang Monitoring
Banding
1 6 Studi 1 6
Pos Satpam
Banding
32
2. Penunjang Check and 2 8 Studi 1 16
Service Area Banding
Ruang ✓ - ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Konser/Pertu
njukan
33
Lobby ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - ✓ Tertutup
Ruang ✓ - ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Monitoring
Tempat ✓ - ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Penitipan
Barang
Perpustakaan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Tertutup
Taman/Open ✓ ✓ ✓ ✓ - - ✓ Terbuka
space
Kantin ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Musholla ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - Tertutup
34
3.5.2 Persyaratan Ruang Toko Alat Musik
Tabel 3. 9 Persyaratan Ruang Toko Alat Musik
Ruang ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Display
Ruang ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - Tertutup
Pengelola
Gudang ✓ - ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Toilet ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - - Tertutup
Berikut adalah program ruang sekolah musik yang didapat dari analisis kebutuhan
ruang pengguna dan perabot.
Tabel 3. 10 Program Ruang Sekolah Musik
Lantai 1
35
Kantin 1 55 55
Lift Pengunjung 1 6,4 6,4
Lift Barang 1 12,5 12,5
Jumlah Luasan dalam m2 249
Sirkulasi 30% 75
Total 324
Lantai 2
36
Sirkulasi 30% 165
Total 714
Lantai 4
Lantai 1 324
Lantai 2 727
Lantai 3 714
Lantai 4 812
37
3.6.3 Program Ruang Toko Alat Musik
Berikut adalah program ruang toko musik yang didapat dari analisis kebutuhan
ruang pengguna dan perabot.
Tabel 3. 12 Program Ruang Toko Alat Musik
38
3.6.5 Total Program Ruang Sekolah Musik dan Toko Alat Musik
Tabel 3. 14 Total Program Ruang Sekolah Musik dan Toko Alat Musik
39
BAB IV
TINJAUAN LOKASI
Bab ini akan membahas mengenai lokasi tapak yang dipilih dengan meninjau secara
geografis, kondisi iklim dan fisik, demografi, kebijakan tata ruang, dan perkembangan sekolah
musik dan toko musik di daerah tersebut.
4.1 Tinjauan Umum
4.1.1 Tinjauan Geografis
Kota Semarang terletak antara garis 6o50’ – 7o10’ LS dan garis 109o35’ – 110o50’
BT. Berikut adalah batas-batas wilayah Kota Semarang.
● Sebelah barat: Kabupaten Kendal
● Sebelah timur: Kabupaten Demak
● Sebelah selatan: Kabupaten Semarang
● Sebelah utara: Laut Jawa.
Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348 meter di atas
garis pantai. Terletak di bagian Selatan Kota Semarang, Kecamatan Banyumanik sering
disebut sebagai daerah Semarang Atas dan merupakan bagian daerah perbukitan.
Berikut adalah batas-batas wilayah Kecamatan Banyumanik.
● Sebelah Utara: Kecamatan Candisari
● Sebelah Timur: Tembalang
● Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang
● Sebelah Barat: Kecamatan Gunungpati
4.1.2 Kondisi Iklim dan Fisik Wilayah
Kota Semarang memiliki kondisi iklim tropis dengan cuaca panas terik yang cukup
panjang. Suhu rata-rata di kota ini berkisar antara 24oC–33oC. Kecamatan Banyumanik
memiliki suhu rata-rata sekitar 20oC–30oC sehingga suhu di daerah tersebut tergolong
lebih dingin dibandingkan suhu rata-rata Kota Semarang. Berikut adalah diagram iklim di
Kota Semarang.
40
Gambar 4. 1 Diagram Iklim Kota Semarang
Sumber: weatherspark.id
Kota Semarang merupakan salah satu kota yang paling berkembang di Pulau
Jawa. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang, jumlah penduduk di Kota Semarang
adalah 1,6 juta jiwa per tahun 2021. Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan
kawasan pendidikan Kota Semarang, yaitu Kecamatan Tembalang, Kecamatan
Banyumanik memiliki banyak penduduk sementara yang merupakan mahasiswa. Daerah
yang memiliki akses baik untuk ke berbagai area ke kecamatan sekitar adalah Jl. Durian
Raya. Sebagai jalan utama yang memiliki mobilitas cukup tinggi, daerah Jl. Durian Raya
umumnya digunakan untuk sektor usaha dan jalan-jalan di sekitarnya merupakan daerah
permukiman.
41
4.2 Kebijakan Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang No. 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031, lokasi tapak yang terletak di Jl. Durian
Raya, Kecamatan Banyumanik, Semarang, termasuk dalam kategori BWK VII dengan regulasi
sebagai berikut:
● KDB : 40 %
● KLB : 1,6 dan maksimal 4 lantai
● GSB : 23 Meter
● KDH : Minimal 15 %
4.3 Penentuan Lokasi
4.3.1 Tegar Bungara Gusti Hidayatullah - 21020120120004
Tapak berlokasi di Jl. Durian Raya, Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, dengan luas lahan sebesar 2.002 m2.
● Luas : 2.002 m2
● GSB : 23 m
● KLB : 1,6 dan maksimal 4 lantai
● KDB : 60%
42
Sumber GSB : Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
Sumber KDB : Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
Tapak berlokasi di Jl. Durian Raya, Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, dengan luas lahan sebesar 2.000 m2.
● Panjang: 40 m
● Lebar: 50 m
● Luas: 2.000 m2
● GSB: 23 m
● KLB: 1,6 dan maksimal 4 lantai
43
● KDB: 60%
Sumber GSB: Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
Sumber KDB : Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
Berikut adalah batasan-batasan tapak:
● Utara: Jl. Durian Raya
● Selatan: Lahan kosong
● Timur: Bengkel
● Barat: Usaha makanan
Tapak ini terletak di kawasan permukiman warga. bagian utara tapak menghadap ke Jalan
Durian Raya sedangkan bagian selatan tapak menghadap ke lahan kosong. Bagian barat tapak
berbatasan dengan fasilitas umum.
Letak : Jl. Durian Raya, Srondol Wetan, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah
Luas : 2.000 m2
GSB : 23 m
KLB : 1,6 dan maksimal 4 lantai
KDB : 60%
44
Sumber GSB : Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
Sumber KDB: Peraturan Daerah Kota Semarang No. 12 Tahun 2004 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VII (Kecamatan
Banyumanik).
45
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Rifai, I. (2018). Penyelenggaraan Program Kursus Musik (Studi Pada Lembaga
Lily’S Music School Semarang). Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus),
3(1). https://doi.org/10.30870/e-plus.v3i1.3514
Akhir, T., & Musik, K. (n.d.). LP3A Tugas Akhir Kursus Musik Modern di Semarang. 1–7.
ARIANTO, R., Hanum, M., & Drastiani, R. (2018). Perencanaan Dan Perancangan Sekolah
Tinggi Musik Di Palembang. 11–20.
https://repository.unsri.ac.id/8086/1/RAMA_23201_03061381320024_0014055703_0
0_front_ref.pdf
Chiara, Joseph, dan John Hancock. 1973. Time-Saver Standards for Building Types. Mc
Graw Hill.
Dwi astorini, I. (2016). Penyelenggaraan Program Kursus Musik (Studi Pada Lkp Lily’S
Music School Semarang). Jurnal Seni Musik.
Rajasa, M. S., Kusumowidagdo, A., & Wardhani, D. K. (2018). Perancangan Arsitektur Dan
Interior Toko Fashion Retail “ Today ’ S Patch ” Di Surabaya. Jurnal Kreasi, 3(2), 137–
160.
Wahyudi, M. C., Nuradhi, M., & Rahadiyanti, M. (2018). Perancangan Showroom Maestro
Musik Di Surabaya. Aksen, 3(1), 31–63. https://doi.org/10.37715/aksen.v3i1.663
46