Anda di halaman 1dari 2

Sejak dahulu kala sampai sekarang kehidupan didunia ini saling

menyeimbangkan. Contohnya ada baik dan ada buruk, ada yang saleh dan ada yang
toleh. Allah menciptakan dan memilihnya tidak ada pilihan bagi manusia. Sebagaimana
firmannya dalam QS. Al-Qasas:68;

)٦۸( ‫َو َرُّبَك ْخَيُلُك َم ا َيَش آَء َوْخَيَتاُر َم ا َك اَن ُهَلُم اِخْلَيَرُة ُس ْبحَن اِهلل َو َتعلى َعَّم ا ُيْش ِرُك ْو َن‬
“Dan tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang dia kehendaki. Bagi mereka
manusia tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dia dari apa yang mereka
persekutukan”. (QS. Al-Qasas: 68)
Pada masa kejayaan Islam misalnya sebutlah pada zaman Abbasiyyah ketika itu Islam
sedang berada dimasa emasnya. Teknologi maju, ilmu pengetahuan melesat tinggi,
lingkungan aman dan tentram, dll. Sehingga kebaikan tersebar luas. Akan tetapi
walaupun kebaikan tersebar luas bukan berarti keburukan tidak ada, namun kebaikan
yang lebih mendominasi pada saat itu. Pada zaman sekarang sebaliknya, Islam sedang
berada dititik terendahnya karena keburukan lebih mendominasi pada zaman sekarang,
walaupun teknologi lebih maju pada zaman ini. Namun kemaksiatan dimana-mana
sehingga keburukan merajalela.
Akan tetapi itu semua tergantung kepada diri individual seorang muslim
akankah ia memilih jalan kebaikan ataukah sebaliknya memilih jalan keburukan.
Meskipun Allahlah yang memilih, tetapi manusia bisa menentukan kemana ia akan
menempuh jalannya. Karena sejatinya Allah telah memberikan dua petunjuk kepada
manusia yaitu kebajikan dan kejahatan, maka manusia tinggal menentukan kemana ia
akan menempuh jalannya. Sebagaimana Firmannya QS. Al-Balad:10;

)١۰( ‫َوَه َد ْينُه الَّنْج َد ْيِن‬


“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)”.
Dari ayat ini sudah jelas Allah SWT. memberikan dua jalan atau petunjuk kepada
manusia, yaitu kebaikan dan keburukan. Nah tinggal manusianya saja yang menentukan
kemana ia akan menempuh jalan tersebut. Walaupun Allah yang menakdirkan akan
tetapi manusia itu sendiri yang menentukan tujuan kemana ia akan berlayar.
Mari flashback ke sejarah, pada abad ke-15 terlahir dua orang yang sama-sama
berdarah bangsawan. yang satu terkenal dengan kebaikannya dan yang satu lagi terkenal
dengan kebengisannya, mereka adalah Muhammad Al-Fatih dan Vlad Dracula. Dua
orang ini memiliki idiologi yang sangat bersebrangan, namun mereka memiliki tekad
dan cita-cita yang kuat. Dan cita-cita mereka berasal dari pondasi didikan kedua orang
tuanya, kebaikan Muhammad Al-Fatih dan kebengisan Vlad Dracula secara tidak
langsung berasal dari apa yang mereka lihat dari kedua orang tuanya. Muhammad Al-
Fatih sendiri memiliki cita-cita ingin mewujudkan bisyarah Rasulullah SAW yaitu
menaklukan Konstantinopel sedangkan Vlad dracula dengan latar belakang dan keadaan
yang ia hadapi, dia ingin memiliki kekuatan besar yang kelak akan membalaskan
dendamnya.
Dua orang yang sama-sama pernah di didik di sekolah militer Utsmani ini
memiliki tujuan yang sangat bersebrangan, mereka memilih jalan yang berbeda. Namun
walaupun begitu, mereka menempuh cita-citanya dengan terus bekerja keras dengan
penuh tekad yang kuat, belajar dengan fokus, terutama Muhammad Al-Fatih rela
mengorbankan jiwanya demi menggapai cita-citanya mewujudkan bisyarah Rasulullah
SAW. Sebaliknya dengan Vlad Dracula, ia mengorbankan jiwanya kepada iblis meminta
pertolongannya, sehingga ia menempuh jalan kejahatan demi ambisi yang ia inginkan
yaitu kekuatan besar. Dan pada akhirnya dengan semua pengorbanannya cita-cita
mereka teraminkan, walaupun Vlad Dracula dengan semua kebengisannya, ia binasa
dan ditaklukan oleh rivalnya Muhammad Al-Fatih. Karena kejahatan dengan ijin Allah
pasti akan dikalahkan oleh kebaikan.
Dari kisah sejarah ini dapat diambil hikmah, bahwa tujuan itu manusia sendiri
yang menentukan kemana mereka akan menempuh, kebaiakankah atau keburukan. Dan
yang pasti ridho Allah itu bersama orang-orang yang berbuat baik, Jangan sampai
seseorang menempuh jalan yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT. Karena kebaikan akan
menghantarkan kepada kesenangan dan kebahagiaan sedangkan keburukan akan
menghantarkan kepada kebinasaan. Seperti halnya Vlad Dracula ia binasa karena
memilih jalan kejahatan untuk menggapai ambisi yang ia idamkan, rela mengorbankan
jiwanya kepada setan demi kekuatan yang tidak terkalahkan.

Anda mungkin juga menyukai