Anda di halaman 1dari 11

QADHA DAN QADHAR

Nama : aqillah mardian fadhlurrohman


Kelas : 12 ipa 2
A.PENGERTIAN QADA DAN
QADAR
◦ Dalam Al-Qur’an kata qada berarti hokum atau keputusan (Q.S. An-Nisa’: 65), perintah (Q.S. Al-Isra,: 23),
kehendak (Q.S. Ali Imran: 47), dan mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Al-Fusilat:12)
sedangkan kata Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Q.S Al-Baqarah: 236).ketentuan atau kepastian (Q.S.
Al-Mursalat: 23). ukuran (Q.S. Ar-Ra’d: 17). Dan mengatur serta menentukan sesuatu menurut batas-batasnya
(Q.S fussilat: 10).

◦ Ulama Asy’ariah, yang dipelopori oleh Abu Hasan Al-Asy’ari (wafat di basrah tahun 330 H.), berpendapat bahwa
qada kehendak Allah SWT. Mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan, yang sesuai dengan
apa yang akan diciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai terwujudnya kehendak tersebut. Sedangkan
qadar ialah perwujudan kehendak Allah SWT. Baik mengenai zat-zatnyaataupun sifat-sifatnya.

Rasulullah SAW. Bersabda :

Artinya :“iman itu ialah engkau percaya pada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baik dan buruk”.
◦ Iman kerpada qada dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih popular dengan sebutan iman kepada
takdir. Iman kepada takdir beraerti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti
adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus, hidup dan mati, rezeki dan
jodohseseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Hukum beriman kepada takdir adalah fardu ‘ain. Seseorang yang mengaku Islam, tetapi tidak beriman
pada takdir dapat dianggap murtad. Ayat- ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang iman kepada takdir
cukup banyak antara lain:

◦ Artinya :“apabila Allah hendak menetapan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “jadilah”,
lalu jadilah dia.” (Q.A. Ali Imran, 3: 47)
◦ Artinya :dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (Q.S. Al-Ahzab, 33: 38)

◦ Apakah manusia itu musayyar (diapaksakan oleh kekuatan Allah) atau mukhayyar (diberi kebebasan untuk
menentukan pilihan sendiri)? Tidak benar kalau dikatakan manusia itu mutlak mukhayyar.

Hal-hal yang musayyar misalnya, setiap manusia yang hidup di bumi tubuhnya tidak bisa terbebas dari gaya
tarik bumi, beberapa organ tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat pernapasan, dan peredaran darah
bekerja secara otomatis diluar kesadaran atau perasaan, bahkan ketika manusia tidur sekalipun.

>Hal-hal yang mikhayyar misalnya, manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dan berbuat sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk. Allah SWT. Berfirman :

Artinya :“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kejahatan.” (Q.S. Al-
Balad, 90: 10)
B.TANDA-TANDA KEIMANAN
KEPADA QADA DAN QADAR
◦ Tanda-tanda keimanan kepada qada dan qadar itu antara lain :

◦ 1.menyadari dan meyakini bahwa segala apa ya ng diperoleh dan dialami manusia baik berupa
nikmat ataupun musibah pada hakikatnya merupakan ketentuan dan kehendak Allah SWT,
yang telah tertulis dalam buku induk (Lauh Mahfuz), yang sesuai pula dengan ilmu Allah Yang
Mahaluas lagi Mahasempurna. (lihat Q.S. Az-Zumar, 39:62, Q.S. Yasin, 36: 12 dan Q.S. At-
Talaq, 65:12). Aelain itu orang yang beriman kepada qada dan qadar (takdir), tentu akan
menyadari bahwa nikmat dan musibah itu pada hakekatnya merupakan ujian dari Allah SWT.
(lihat Q.S. Al-Anbiya, 21: 35)

2.orang yang beriman kepada takdir menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang akan
menimpa dirinya, apakah bencana ataukah nikmat, kewajiban manusia ialah berikhtiar dan
bertawakal agar memperoleh nikmat dan terhindar dari bencana.
◦ Berikut ini akan dijelaskan mengenai ikhtiar dan tawakal, sebagai tanda-tanda keimanan kepada qada dan
qadar (takdir).

1.Ikhtiar
Islam melarang setiap pemeluknya untuk menganut fatalisme, yaitu paham atau ajaran yang
mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan
ditentukan oleh nasib. Fatalisme adalah paham yang keliru, menyimpang dari ajaran tentang iman pada
takdir, penghabat kemajuan dan penyebab kemunduran umat.

2.Tawakal
Setiap Muslim/Muslimah yang betul-betul beriman kepada takdir, selain wajib untuk berikhtiar, juga wajib
bertawakal kepada allah SWT dalam hal ini Allah SWT. Berfirman sebagai berikut : “kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekat, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali Imran, 3:159)
◦ Selain itu, Allah SWT juga berfirman :

Artinya :“Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.
Daialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang yang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At-Taubah, 9: 51)

Apakah ya ng dimaksud dengan tawakal kepada Allah? Menurut istilah bahasa, tawakal kepada Allah berarti
brserah diri kepada Allah atau menggantungkan diri kepada Allah SWT. Seda ngkan menurut ajaran Islam, tawakal
pada Allah berarti berserah diri pada qada dan qadar Allah, setelah berusaha (berikhtiar) sekuat mungkin, sesuai
dengan kewajibannya sebagai manusia. Pengertian tawakal tersebut, dapat kita pahami berdasaerkan perisiwa
pada masa Rasulullah SAW berikut :
Pada suatu hari, Rasulullah SAW didatangi oleh salah seorang sahabatnya yang mengendarai seekor unta. Waktu
itu Rasullah SAW bertanya kepada, “apakah kamu dating kesini dengan mengendarai unta?” “betul wahi
Rasulullah,” jawabnya Rasulullah SAW bertanya lagi, “apakah untamu sudah kamu tambatkan?” ia menjawab,
“belum, wahai Rasulullah, karena aku bertawakal kepada Allah.” Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda,
“seharusnya kamu tambatkan dulu untamu, kemudian bertawakallah kamu pada Allah SWT.”
C.HIKMAH BERIMAN KEPADA
QADA DAN QADAR
◦ Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir) yang
tentu mengandung banyak (hikmah), yaitu antara lain :

•menumbuhkan kesadaran bahwa alam senmeta dan segala isinya berjalan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah SWT (sunatullah atau hukum alam). Kesadaran yang demikian dapat
mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih dibidangnya
masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap makhluk Allah
seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil-
hasil penelitiannya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang
lebih tinggi (lihat dan pelajari Q.S. Al-Mujadilah, 58:11!)

•Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan
kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini, bahkan sehelai daun yang
gugur, terjadi dengan sepengetahuan karena kehendak, kekuasaan, dan keadilan Allah SWT.
(lihat dan pelajari Q. S. Al-An’am, 6: 59!).
◦ •Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela. Orang yang
betul-betul beriman kepada takdir (umat Islam yang bertakwa) tentu akan memiliki sikap dan perilaku terpuji
seperti sabar, tawakal, qana’ah, dan optimis dalam hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan
perilaku tercela, seperti : sombong, irihati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa
demikian coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari Q. S. Al-Hadid, 57: 21-24).
◦ Rangkuman

•Iman kepada Qada dan Qadar dalam ungkapan sehari-hari disebut iman kepad takdir, hukum beriman
kepada takdir adalah fardu ‘ain, karena beriman kepada takdir termasuk salah satu rukun iman. Orang yang
mengaku Islam,jika tidak beriman kepada takdir dapat dianggap murtad. Takdir mencakup antara lain :
keberadaan manusia dan proses perkembangan hidupnya, alam semesta dan segala isinya yang berjalan
sesuai dengan unnatullah, dan berbagai bencana yang menimpa umat manusia.

•Manusia dalam hidupnya di dunaia ini tidak mutlak Musayyar dan tidak pula mutlak Mukhayyar, manusia
diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan. Apakah mau memilih jalan lurus (Dinul Islam) yang menuju
syurga, atau jalan sesat yang berakhir di Neraka. Setiap Muslim/Muslimah tentu akan memilih jalan yang
lurus, dengan jalan meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

•Fatalisme merupakan paham yang keliru karena menyimpang dari ajaran tentang iman kepada takdir,
penghambat kemajuan, dan penyebab kemunduran umat. Setiap Muslim/Muslimah diwajibkan berusaha
sekuat tenaga agar dapat mewujudkan cita-citanya serta meningkatkan kualitas hidupnya, disamping itu kita
juga harus bersikap tawakal. Iman kepada takdir mengandung banyak fungsi dan mendatangkan banyak
hikmah. Hikmah-hikmah tersebut akan diraih oleh umat Islam yang betul-betul beriman pada takdir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai