IMAN KEPADA QADA Oleh : Kelompok 4 DAN QADAR ANGGOTA KELOMPOK • Marsis Rilizen • Meilyand Evriyan T. • Muammar Rizki R. • Muhammad Ikhwanusshofa • Muhammad Kemal PENGERTIAN (MENURUT AL- QUR’AN) Qada memiliki beberapa arti : a. Hukum atau keputusan (Q.S. An-Nisa’: 65) b. Perintah (Q.S. Al-Isra’: 23) c. Kehendak (Q.S. Ali Imran: 47) d. Mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Fussilat: 12)
Sedangkan Qadar memiliki arti:
e. Kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Al-Baqarah: 236) f. Ketentuan atau kepastian (Q.S. Al-Mursalat: 23) g. Ukuran (Q.S. Ar-Ra’d: 17) PENGERTIAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR Qadha : Secara etimologi (bahasa) : hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Secara terminologi (istilah) : ketetapan Allah Swt. sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Contoh : 1. Manusia pasti akan mati 2. Adanya laki-laki dan perempuan 3. Adanya siang/sore dan malam Qadar : Secara etimologi (bahasa) : kepastian, peraturan, ukuran. Secara terminologi (istilah) : perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah Swt. terhadap semua makhluk dalam kadar(ukuran) dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Contoh : 1. Manusia akan mati jika jantungnya berhenti berdetak untuk selama-lamanya 2. Manusia merupakan laki-laki jika kelaminnya laki-laki 3. Dikatakan siang/sore jika matahari belum terbenam, dikatakan malam jika matahari terbenam Jadi, Qada merupakan rencana yang ditentukan Allah Swt. yang didalamnya terdapat Iradah-Nya untuk segala makhluk, sedangkan Qadar merupakan cara pelaksanaan dari rencana yang telah ditentukan-Nya. Maka, gabungan antara Qada dan Qadar inilah disebut TAKDIR. Jadi, beriman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah Sw. yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun akan terjadi. DALIL-DALIL TENTANG QADA DAN QADAR A. Dalil Al-Qur’an 1. “ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (Q.S. al- Qamar/54:49) 2. “ Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S. al- Hadid/57:22) 3. “ Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isra’/17:13) 4. Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (Q.S. at-Tagabun/64:11) B. Dalil Hadis Rasulullah 1. “ Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nufthfah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” MACAM-MACAM TAKDIR 1. Takdir Mua’llaq Takdir Mua’llaq merupakan ketentuan Allah Swt. yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Misalnya, seorang siswa berkeinginan ingin masuk ke perguruan tinggi negeri favorit. Untuk menggapai cita-citanya tersebut ia belajar dengan sangat tekun, sehingga cita-citanya pun terwujud. Dalam hal ini Allah Swt. Berfirman : “ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaaan yang ada pada diri sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S ar-Ra’ad/13:11) 2. Takdir Mubram Takdir Mubram merupakan ketentuan Allah Swt. yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contohnya : 1.) Jenis kelamin bayi yang lahir, 2.) Waktu kematian, 3.) Hari Kiamat, 4.)Jodoh Dalam hal ini Allah Swt. Berfirman : “ Katakanlah (Muhammad), “ Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecualu apa yang Allah kehendaki.” Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (Q.S Yunus/10:49) MAKNA BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR Qada dan Qadar atau Takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah”. Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah Swt. yang disampaikan untuk umat manusia melalui para Rasul, yang terdapat dalam Al-Qur’an yang selalu berjalan tetap dan otomatis. Misalnya orang yang berbuat maksiat akan mendapatkan dosa, orang malas belajar pasti kurang pintar, tidak mau bekerja tidak mendapat upah dan miskin, menyentuh api merasakan panas, dll. Berkaitan dengan makna beriman kepada Qada dan Qadar dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. semenjak manusia belum dilahirkan. Maka janganlah sekali-kali menjadikan takdir sebagai alasan untuk berbuat kejahatan dan malas berusaha. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, berdoa dan bertawakal, karena masih terdapat beberapa takdir yang dapat diubah, sebab kesuksesan dan kebahagiaan hidup tidak dapat datang dengan sendirinya. IKHTIAR DAN TAWAKAL DALAM BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR 1. Ikhtiar Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati yang dilandasi dengan niat yang ikhlas serta diiringi dengan doa untuk menggapai tujuan, cita-cita, dan masa depan yang cerah di dunia dan di akhirat. Tetapi terkadang masih terdapat kegagalan dalam suatu usaha yang telah dilakukan, maka dalam kasus yang seperti inilah terdapat “ rahasia Ilahi.“ Meskipun begitu Allah Swt. tidak akan menyia-nyiakan semua usaha dan amal yang telah dilakukan, walaupun gagal. Dalam kasus tersebut setiap manusia dianjurkan untuk bersabar karena Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar dan sangat menyukai orang-orang yang bersabar. Dan juga orang yang sabar tidak akan mudah gelisah, mengeluh, dan berputus asa. TAWAKAL 2. Tawakal Setelah meyakini dan mengimani Qada dan Qadar, lalu diiringi dengan ikhtiar dan doa, maka langkah selanjutnya yaitu Tawakal. Tawakal adalah penyerahan segala sesuatu kepada Allah Swt. dengan syarat telah dilakukannya ikhtiar dan berdoa dan menerima hasilnya dengan ikhlas, bersyukur, dan lapang dada dengan tidak ada rasa menyesal dan mengeluh. Rasulullah saw. pernah mengajarkan cara bertawakal yang benar, yaitu : Ketika Rasulullah saw. Bersama-sama sahabatnya sampai di satu tujuan, ada diantara sahabat yang tidak mengikatkan tali untanya. Nabi menegurnya, “ Ikatlah untamu dan bertawakallah.” (HR Ibnu Hibban). PERILAKU YANG MENCERMINKAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR 1. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa. 2. Selalu bersikap optimis, berikhtiar, dan bertawakal. 3. Selalu berprasangka baik terhadap Allah Swt. dalam segala hal. 4. Selalu menerima dengan rasa syukur, bersabar, dan dengan jiwa yang tenang. 5. Selalu semangat dan tekun bekerja. HIKMAH PENGHAYATAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR 1. Meningkatkan keimanan, kecintaan, kebahagiaan, ketaatan, dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. 2. Semakin termotivasi untuk selalu berikhtiar, berdoa, dan bertawakal kepada Allah Swt. dalam segala hal yang baik. 3. Meyakini bahwa semua takdir Allah Swt. pasti baik. 4. Meningkatkan sifat optimis, rasa syukur, sabar, dll. 5. Menenangkan jiwa dan meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi musibah dan tidak berputus asa dalam mengalami kegagalan. 6. Menyadarkan manusia untuk tidak sombong. THANK YOU