NOMOR … TAHUN ….
TENTANG
TENAGA KERJA ALIH DAYA
Mengingat . . .
SK No 132894 A
-2-
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945;
2. Pasal 28D ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta
Kerja;
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima Upah atau imbalan dalam bentuk lain.
2. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang menjalankan suatu Perusahaan
milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan
Perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang berada di Indonesia mewakili
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
3. Hubungan Kerja adalah hubungan antara Pengusaha
dengan Pekerja/Buruh berdasarkan Perjanjian Kerja, yang
mempunyai unsur pekerjaan, Upah, dan perintah.
4.Perjanjian . . .
SK No 011024 A
-3-
4. Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara Pekerja/Buruh
dengan Pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
5. Perusahaan adalah:
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan,
atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang mempekerjakan Pekerja/Buruh
dengan membayar Upah atau imbalan dalam bentuk
lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain
dengan membayar Upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
6. Upah adalah hak Pekerja/Buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
Pengusaha atau pemberi kerja kepada Pekerja/Buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
Perjanjian Kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi Pekerja/Buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
7. Waktu Kerja Lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7
(tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan
dan/atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
pemerintah.
8. Upah Kerja Lembur adalah Upah yang dibayarkan oleh
Pengusaha kepada Pekerja/Buruh yang melaksanakan
pekerjaan dalam Waktu Kerja Lembur.
9.Peraturan . . .
SK No 011024 A
-4-
9. Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat
secara tertulis oleh Pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja dan tata tertib Perusahaan.
10. Perusahaan Alih Daya adalah badan usaha berbentuk
badan hukum yang memenuhi syarat untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu berdasarkan perjanjian
yang disepakati dengan Perusahaan pemberi pekerjaan.
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Presiden ini diselenggarakan berdasarkan asas:
a. pemerataan hak;
b. kepastian hukum;
c. kemudahan berusaha;
d. kebersamaan; dan
e. kemandirian
(2) Selain berdasarkan asas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyelenggaraan Alih Daya dilaksanakan
berdasarkan asas lain sesuai dengan bidang hukum yang
diatur dalam undang-undang yang bersangkutan.
Pasal 3
Peraturan Presiden ini dibentuk dengan tujuan untuk:
a. menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan
memberikan kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan terhadap perusahaan alih daya sebagai
upaya untuk dapat menyerap tenaga kerja Indonesia yang
seluas-luasnya dengan tetap memperhatikan
keseimbangan dan kemajuan antar daerah dalam
kesatuan ekonomi nasional;
b.menjamin . . .
SK No 011024 A
-5-
b. menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan,
serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja; dan
c. melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
berkaitan dengan keberpihakan, penguatan, dan
perlindungan bagi tenaga kerja alih daya.
Pasal 4
Pasal 5
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi
bidang hukum yang diatur dalam undang-undang terkait.
BAB III
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ALIH DAYA
Pasal 6
(1) Perusahaan Alih Daya harus berbentuk badan hukum
dan wajib memenuhi perizinan berusaha, norma, standar,
prosedur, dan kriteria perizinan berusaha yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat
(2) Perlindungan pekerja/buruh, upah dan kesejahteraan,
syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul
dilaksanakan sekurang-kurangnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan menjadi
tanggung jawab perusahaan alih daya, diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian
Kerja Bersama.
3.Perlindungan . . .
SK No 011024 A
-6-
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN
Pasal 7
5.Jika . . .
SK No 011024 A
-7-
(5) Jika ada situasi di mana jumlah gaji dan tunjangan yang
diterima tidak sesuai dengan kontrak kerja yang
disepakati, maka kontrak kerja dianggap batal demi
hukum.
(6) Dan perusahaan bertanggung jawab dalam kelalaian
kontrak kerja yang tidak sesuai kesepakatan antara
perusahaan dan pekerja/buruh.
Pasal 8
BAB IV
PERJANJIAN KERJA
Pasal 9
(1) Perjanjian kerja dibuat atas dasar:
a. kesepakatan kedua belah pihak;
b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan
hukum;
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d.pekerjaan . . .
SK No 011024 A
-8-
Pasal 10 . . .
SK No 011024 A
-9-
Pasal 10
(1) Perjanjian kerja harus jelas aturan hukum yang mengatur
kedua belah pihak.
(2) Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud dalam angka 1
harus dibuat secara jelas dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh para pihak,
(3) Apabila pekerja bekerja sama dengan pihak ketiga dalam
suatu usaha dan/ atau suatu pelayanan yang membuat
pekerja mengikatkan diri pada pihak ketiga, pekerja wajib
menerima hak-hak dari perusahaan yang membuat
perjanjian pekerja dengan pekerja
(4) Pekerja tetap mendapatkan perlindungan baik secara
lingkungan sosial maupun secara hukum di tempat
pekerja ditempatkan untuk bekerja
Pasal 11
Masa Kerja Alih Daya
Pasal 12 . . .
SK No 011024 A
-10-
Pasal 12
Jaminan Keselamatan Kerja (K3)
Pasal 13
Tanggung Jawab Perusahaan Alih Daya
SK No 011024 A
-11-
salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja yang disepakati.
(5) Perusahaan alih daya wajib membayar uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja (UPMK) dan uang
penggantian hak (UPH). Pengaturan mengenai uang
pesangon ini dikembalikan lagi kepada pihak perusahaan.
BAB V
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA
Pasal 14
Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, berakhir
disebabkan karena:
a. masa berlaku perjanjian yang kadaluarsa;
b. adanya pemutusan perjanjian dari salah satu pihak;
c. terjadinya wanprestasi dari salah satu pihak;
d. adanya keadaan memaksa sehingga dibatalkannya
perjanjian; atau
e. salah satu pihak meninggal dunia.
f. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 15
Pasal 16 . . .
SK No 011024 A
-12-
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
SK No 011024 A
-13-
uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja
(UPMK) dan uang penggantian hak (UPH).
(2) Namun, hak-hak yang diterima besarannya berbeda-beda
tergantung alasan berakhirnya hubungan kerja.
Pasal 20
PERPANJANGAN KONTRAK KERJA
Pasal 21
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara RePublik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2024
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
SK No 011024 A
-14-
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
SK No 011024 A
SK No 011024 A