Anda di halaman 1dari 2

3.

8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Telur


Kualitas telur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik sebelum maupun sesudah oviposisi
telur. Telur saat berada dalam saluran reproduksi indukan selama lebih dari 24 jam pasti mengalami
banyak proses yang natinya akan mempengaruhi kualitas telur tersebut. Beberapa Faktor yang
mempengaruhi kualitas telur sebelum oviposisi diantaranya:
1. faktor genetik
Faktor genetik adalah faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas telur yang mencakup
ukuran dan berat telur, warna dan ketebalan kerabang, adanya noda darah, serta banyaknya
putih telur kental yang berbeda antara tiap kelas, strain, family dan individu ayam (Islam et
al. 2001).
2. Umur dan Berat Induk
Umur dan berat induk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan kualitas
telur. Ayam akan menghasilkan telur dengan berat dan ukuran yang semakin besar sejalan
dengan bertambahnya umur ayam karena semakun meningkat ukuran kuning telur dan lebar
isthmus, begitupun sebaliknya produksi telur akan semakin menurun karena degradasi organ
reproduksi. Ayam petelur berdasarkan beratnya terbagi menjadi tiga tipe, yaitu ayam petelur
tipe besar, sedang, dan kecil. Ayam petelur tipe besar, dan sedang cenderung akan
menghasilkan telur yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan ayam petelur tipe kecil,
namun sebaliknya ayam petelur tipe kecil akan mampu menghasilkan telur yang lebih
banyak dari pada ayam petelur tipe sedang, dan besar (Amrullah, 2002).
3. Penyakit
Beberapa penyakit seperti ND (Newcastle disease) dan infeksi bronkitis pada ayam dapat
menimbulkan abnormalitas pada kulit telur. Penyakit tersebut juga dapat menimbulkan
penurunan kualitas pada putih telur dan kuning telur. Selain itu, Stres atau cekaman juga
merupakan kondisi yang mengganggu kenyamanan ayam sehingga dapat membuat proses
produksi telur menjadi terganggu.
4. Suhu lingkungan Induk
Suhu panas lingkungan juga dapat mempengaruhi kualitas putih telur dan mengurangi
kekuatan maupun ketebalan kulit telur. Hal tersebut terjadi karena penurunan nafsu makan
pada ayam sehingga gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Suhu maksimal lingkungan
diperkenankan mencapai 29 0C (85 0F) (Sudaryani, 2003).
5. Pakan
Kandungan kalsium dan fosfor yang tidak terpenuhi dalam pakan akan mengakibatkan
kerabang yang tipis dan rapuh. Dengan adanya peningkatan terhadap kandungan protein,
asam linoleate, dan sumber energi pada pakan akan meningkatkan ukuran, berat telur, serta
nutrisi yang dibutuhkan dalam telur (Bell dan Weaver, 2002).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas telur sesudah oviposisi diantaranya:
1. Suhu penyimpanan telur
Suhu optimum penyimpanan telur yaitu antara 12-15 0C dan kelembapan 70-80%.
Penyimpanan di bawah atau di atas suhu optimum tersebut akan berpengaruh kurang baik
pada kualitas telur. Penyimpanan telur dalam skala besar baiknya dilakukan di ruang
pendingin seperti ruangan ber-AC.
2. Lama penyimpanan
Salah satu kelemahan pada telur yaitu mudah rusak selama penyimpanan yang disebabkan
oleh adanya mikroorganisme yang mengkontaminasi telur. Semakin lama penyimpanan telur
maka kualitas telur akan mengalami penurunan yang diakibatkan keluarnya gas
karbondioksida (CO2) pada telur.
DAFPUS

Amrullah, I. K. 2002. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.


Bell, D. and W. D.Weaver. 2002. Commercial Chicken Production Meat and
Egg Production.5th Edition. Springer Science and Business Media Inc :
United Stated.
Islam, M.A., S.M. Bulbul, G. Seeland, & A.B.M.M. Islam. 2001. Egg quality of different
chicken genotypes in summer-winter. Pakistan J. Bio. Sci. 4(11):1411-1414.
Rasyaf, M., 1994. Makanan Broiler. Kanisius, Yogyakarta
Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai