Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARATUA
Jl. Poros Tl. Harapan - Payung-Payung Kamp. Tl. Harapan
Kec. Maratua Kode Pos 77381 Email : maratuapuskesmas@gmail.com

NOTULEN

Sidang/Rapat : Sosialisasi penggunaan alat DC shock


Hari/Tanggal : Senin, 06 maret 2023
Waktu panggilan : 10:00 - Selesai
Waktu Sidang/Rapat :
Acara : 1. Pembukaan
2. sosialisasi
3. Penutup
Pimpinan Sidang / Rapat
Ketua : Ns.Suriansyah
Sekretaris : Eva solina, A.md. Kep
Pencatat : Eva solina, A.Md.Kep

Kegiatan Sidang / Rapat : 1.


2. dan seterusnya

1. Kata Pembukaan : Acara dibuka oleh pembawa acara


2. Pembahasan :
 Sosialisasi penggunaan alat DC shock
 Ns.Suriansyah mengatakan AED (automated external defibrillator) adalah sebuah alat
medis yang dapat menganalisis irama jantung secara otomatis dan memberikan
kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika dibutuhkan. Alat ini berfungsi
untuk menolong orang yang mengalami henti jantung.
 Sebagian besar kasus henti jantung terjadi pada orang yang memiliki masalah jantung.
Orang yang mengalami henti jantung harus segera mendapatkan pertolongan sesegera
mungkin agar mampu bertahan hidup.
 Cara Menggunakan AED dengan Benar
 Periksa apakah penderita benar-benar tidak sadar. Jika penderita sudah dewasa, coba
guncangkan tubuhnya atau panggil dengan suara keras. Namun jika penderita adalah anak
kecil, jangan guncangkan tubuhnya, melainkan cukup dicubit saja. Jika penderita sadar atau
dapat merespons, jangan gunakan AED.
 Jika penderita tidak sadar, periksa pernapasan dan denyut nadinya. Apabila penderita tak
bernapas dan denyut nadinya tidak teraba, atau teraba namun tidak teratur, lakukanlah CPR
(cardiopulmonary resuscitation). Kompresi dada dan pemberian napas buatan melalui CPR
dapat memberikan oksigen sementara pada penderita sambil menunggu AED.
 Ketika AED tiba, pastikan tubuh penderita dan kondisi di sekitarnya sudah benar-benar kering.
Lepaskan pakaian dan benda lain yang menempel pada tubuh penderita, seperti koyo atau
kalung.
 Setelah itu, nyalakan alat AED. Alat AED akan memberikan panduan dalam bentuk suara
mengenai langkah demi langkah yang harus Anda lakukan.
 Terdapat dua lempeng elektroda AED yang harus ditempelkan ke dada penderita sesuai posisi
yang tampak pada gambar di AED. Jika kabel lempeng elektroda ini belum tersambung
langsung ke AED, segera sambungkan.
 Setelah elektroda terpasang, hentikan CPR dan tekan tombol ”analisis". Pastikan tidak ada
yang menyentuh tubuh penderita selama AED menganalisis denyut jantungnya. Hal ini untuk
mencegah kesalahan analisis AED.
 Setelah analisis selesai, AED akan menginformasikan kepada penolong apakah penderita perlu
diberi kejutan listrik atau tidak. Jika alat AED menyebutkan bahwa penderita perlu diberi kejut
listrik, pastikan bahwa sudah tidak ada penolong yang menyentuh tubuh penderita sama
sekali, lalu tekan tombol "shock" di AED untuk memberikan kejutan listrik.
 Setelah memberikan kejut listrik, alat AED akan memberikan arahan kepada penolong untuk
memeriksa pernapasan dan denyut nadi penderita. Jika belum kembali, AED akan meminta
penolong untuk melanjutkan CPR. Setelah dua menit, AED akan kembali menganalisis denyut
jantung penderita dan menentukan apakah dibutuhkan kejutan listrik lagi.
 Jika kejutan listrik tidak diperlukan tapi penderita belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran,
terus lakukan CPR sesuai arahan alat AED ,Efektivitas AED dalam Menolong Penderita Henti
Jantung
 Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesalahan mesin AED dalam mendeteksi dan
mengatasi henti jantung sangat kecil, yaitu hanya sekitar 4%. Sebagian besar kesalahan terjadi
karena kelalaian orang yang menggunakan alat AED.
 Contohnya adalah jika pengguna AED tidak sengaja mengabaikan instruksi menekan tombol
kejutan listrik, masih melakukan kompresi dada saat AED menganalisis denyut jantung, atau
salah menekan tombol AED.
 Namun dengan mengetahui cara menggunakan alat AED dengan benar, kesalahan ini dapat
dihindari. Saat ini, AED tetap merupakan langkah termudah untuk menyelamatkan nyawa
orang yang mengalami henti jantung, sebelum bantuan medis tiba.
 Dengan pertolongan yang sigap dan tepat, peluang hidup penderita henti jantung dapat
meningkat dan kemungkinan bisa tertolong. Peluang untuk berhasilnya pertolongan ini akan
semakin tinggi jika AED dan RJP dilakukan sesegera mungkin.
 Sebaliknya, semakin lama penderita dibiarkan tanpa pertolongan, maka semakin kecil
peluangnya untuk bisa selamat dari kondisi berbahaya tersebut.

Penutup : Sosialisasi dilaksanakan di ruang UGD dihadiri perawat puskesmas maratua

Pimpinan Sidang/Rapat
Kepala UPTD Puskesmas
Maratua

Ns. Suriansyah
NIP. 19811212 200501 005

Anda mungkin juga menyukai