Anda di halaman 1dari 5

HASIL EVALUASI USULAN PERUBAHAN METODE KERJA

TEROWONGAN PENGELAK
1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan surat Nomor 029/ABIPRAYA-BUMI KARSA-ISTAKA.KSO/TEK/II/2022 perihal permohonan


perubahan metode kerja, maka konsultan supervisi mengadakan evaluasi terkait perubahan metode kerja

Adapun perubahan yang diusulkan Kontraktor paket-II adalah perubahan metode kerja penggalian
terowongan pengelak.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


• Maksud

Maksud kegiatan adalah membahas dan menanggapi usulan perubahan metode kerja penggalian
terowongan pengelak.

• Tujuan

Tujuan adalah memberikan masukan kepada PPK Bendungan mengenai usulan perubahan metode kerja
penggalian terowongan pengelak

3. STANDAR DAN REFERENSI YANG DIGUNAKAN


a. Data RMR Aktual Lapangan
Berdasarkan hasil pengajuan kontraktor nilai RMR 70 sedangkan data RMR hasil pemantauan tim supervisi
nilai RMR yang didapatkan adalah 65 dan 55 bagian crown (lebar 1-2 meter).

b. SNI 8460 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik


Sesuai dengan tabel jenis pola perkuatan terowongan berdasarkan klasifikasi batuan RMR (Bieniawski,
1989)

c. Metode kerja yang diajukan oleh Kontraktor


Adapun metode kerja yang diajukan yaitu dimulai dengan drilling for blasting, charging, blasting, scalling,
mucking, safety shotcrete, langsung drilling for blasting, charging, blasting, scalling, mucking, safety
shotcrete (berulang 2x blasting), setelahnya baru dilanjutkan dengan pemasangan steel rib, wiremesh,
shotcrete dan rockbolt.

1
4. KAJIAN
a. Berdasarkan hasil mapping

Kegiatan Blasting Outlet Pengelak


(Selasa 15 Februari 2022)
Progress kemajuan : 50 m
Segmen A :
- Fresh - Slightly Weathered
- Space Discontinue : 0.2 - 0.6 (m) (Rapat Sedang)
- RMR : 64
Segmen B :
- Slightly - Moderately Weathered
- Space Discontinue : 0.2 - 0.6 (m) (Rapat Sedang)
- RMR : 55
Mengacu terhadap SNI 8460 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik berdasarkan klasifikasi RMR
batuan bahwa kedua segmen diatas masih dibutuhkan item primary support terowongan untuk
meminimalisir resiko blasting terutama pada segmen B bagian crown lebar 1-1,5 meter.

Gambar 1. Hasil Mapping 15 Februari 2022

b. Hasil Analisis Primary support terowongan

Berdasarkan perhitungan primary support dengan nilai RMR tersebut diatas dengan nilai 55 (Kondisi
kritis) adalah sebagai berikut:

2
Dimensi lubang
Dimensi lubang bukaan
bukaan
Waktu stabil
Waktu stabil tanpa
tanpa penyangga
penyangga akan
akan dikontrol
dikontrol dengan
dengan lebar
lebar bukaan
bukaan
Dengan Nilai
Dengan Nilai RMR
RMR sebesar
sebesar5555

Lebar bukaan
Lebar bukaan maksimum
maksimum == 14 m
14 m
Lebar bukaan
Lebar bukaan minimum
minimum == 2,8 m
2,8 m
Stand up
Stand up time
time == 100 -- 1000
100 1000 Jam
Jam
RMR
RMR == 55
55
Tegangan vertikal
Tegangan vertikal pada
pada lubang
lubang bukaan
bukaan
Densitas batuan (ɣ)
Densitas batuan (ɣ) == 27,26 kN/m3
27,26 kN/m3
Lebar bukaan
Lebar bukaan (B)
(B) == 99 mm
RMR
RMR == 55
55
Tinggi beban
Tinggi beban runtuhan
runtuhan (HP)
(HP) == 100 -RMR
100 -RMR
100 xx B
B
100
== 4,05 m
4,05 m
Tegangan vertikal (σv)
Tegangan vertikal (σv) == HP x
HP x ɣɣ
== 110,40 kN/m2
110,40 kN/m2
Untuk menghitung
Untuk menghitung kelayakan
kelayakan penyangga
penyangga terhadap
terhadap tegangan
tegangan yang
yang diterima
diterima dari
dari atas
atas
Lebar Terowongan
Lebar Terowongan (B) (B) == 99 m m
Tinggi Terowongan
Tinggi Terowongan (Y) (Y) == 99 m m
1. Hbeam
1. Hbeam
Jarak antar
Jarak antar penyangga
penyangga (α) (α) == 1,3 m
1,3 m Jika di
Jika di ambil
ambil
Panjang cap
Panjang cap (Lb)
(Lb) == 99 m
m
bf ==
bf 150 mm
150 mm == 0,15 m
0,15 m
d ==
d 150 mm
150 mm == 0,15 m
0,15 m
H beam
H beam ==
tw ==
tw 77 mm
mm == 0,007 m
0,007 m
tf
tf = = 10
10 mmmm == 0,01
0,01 m m
Modulus plastis
Modulus plastis penampang
penampang (terhadap
(terhadap sumbu sumbu Y) Y) (W)=
(W)= bf xx tf
bf tf (D-tf)+1/4
(D-tf)+1/4 tw
tw (D-2tf)^2
(D-2tf)^2
== 0,004 m3
0,004 m3
Beban seragam
Beban seragam (qt)
(qt) == σv xx α
σv α
== 143,524 kN/m
143,524 kN/m
Bending Momen = 1453,18 Knm
Tegangan pada cap = 327662 kn/m2
Tegangan leleh
Tegangan leleh == 346000 kN/m2
346000 kN/m2
Faktor Keamanan
Faktor Keamanan Hbeam
Hbeam== 1,06
1,06

2. Rockbolt
jarak memanjang rockbolt(c) = 1,3 m
diameter rockbolt (d) = 0,025 m 25 mm
Kuat tarik rockbolt (Rmax) = 223 KN
Jumlah Rockbolt (n) = 7
FK Rocbolt Rmax x n
= B x HP x c x ɣ
= 1,21
Kerapatan rockbolt (D) = n 3
Bxc
= 0,60 buah/m2
Spasi dalam 1 baris (s) = B
n
= 1,29 m
FK Rocbolt Rmax x n
=
B x HP x c x ɣ
= 1,21
Kerapatan rockbolt (D) n
=
Bxc
= 0,60 buah/m2
Spasi dalam 1 baris (s) = B
n
= 1,29 m
3. Shotcrete
Kuat tekan Shotcrete (σb) = 18,68 Mpa
= 18680 Kn/m2
FK Shotcrete = 1,15
σb
Tegangan geser ijin shotcrete (τ) = 0,2 x
FK
= 3249 Kn/m2
Tebal Shotcrete (δ) = 0,343 x σv x B
τ
= 0,10 m
= 10 cm
Berdasarkan perhitungan primary support terowongan konsultan supervisi dan sesuai juga dengan acuan
SNI 8460 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik, maka metode kerja yang diusulkan kontraktor tidak
dapat dilaksanakan.
Namun untuk pelaksanaan blasting dua kali dapat dilaksanakan dengan skema:

Adapun metode kerja yang disarankan sesuai dengan hasil analisis dan SNI 8460-2017 Persyaratan
Perancangan Geoteknik yaitu dimulai dengan drilling for blasting, charging, blasting, scalling, mucking,
mapping RMR, primary shotcrete tebal 5 cm + wiremesh dan 5 rockbolt spasi 1.3 m pada area crown,
kemudian langsung drilling for blasting, charging, blasting, scalling, mucking, primary shotcrete tebal 5 cm
+ wiremesh dan 5 rockbolt spasi 1.3 m pada area crown (berulang 2x blasting), setelahnya baru dilanjutkan
dengan pemasangan steel rib, rockbolt, secondary shotcrete tebal 5 cm (sesuai gambar kerja yang telah
disetujui).

Hal ini hanya berlaku situasional saat ini.Untuk Penanganan berikutnya didasarkan pada hasil mapping
klasifikasi RMR batuan dan harus dilakukan analisis kembali.

4
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Untuk pengajuan pelaksanaan blasting 2 kali dapat dilaksanakan dengan skema: dimulai dengan
drilling for blasting, charging, blasting, scalling, mucking, mapping RMR, primary shotcrete tebal 5 cm
+ wiremesh dan 5 rockbolt spasi 1.3 m pada area crown, kemudian langsung drilling for blasting,
charging, blasting, scalling, mucking, primary shotcrete tebal 5 cm + wiremesh dan 5 rockbolt spasi 1.3
m pada area crown (berulang 2x blasting), setelahnya baru dilanjutkan dengan pemasangan steel rib,
rockbolt, secondary shotcrete tebal 5 cm (sesuai gambar kerja yang telah disetujui).

2. Untuk Pelaksanaan blasting 2 kali pada tahap berikutnya didasarkan pada hasil mapping klasifikasi RMR
batuan dan harus dilakukan analisis kembali.
b. Saran
Untuk pelaksanaan blasting berikutnya dan primary support diperlukan data mapping RMR yang telah
disepakati.

Di Susun Oleh Nama Tanda Tangan


Tenaga Ahli Struktur Ir. Djoko Hanggoro, MM
Tenaga Ahli Geologi Ir. Suprijandanu
Tenaga Ahli Manajemen Ir. Nasrullah Lukman
Konstruksi/Kontrak Spesialis

Disetujui oleh Nama Tanda Tangan


Team Leader Ir. Murdiyono, ST, MT

Anda mungkin juga menyukai