Anda di halaman 1dari 2

REKOMENDASI RAPAT KERJA NASIONAL

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF


JAKARTA, 13 S.D 16 MARET 2024

A. Struktur Tata Laksana


1. Melakukan pemetaan tugas dan fungsi antara regulator (Kementerian Agama)
dan operator (BAZNAS dan BWI) dalam tata kelola zakat dan wakaf
2. Perubahan nomenklatur Penyelenggara Zakat dan Wakaf (PZW) pada
Kementerian Agama Kabupaten/Kota dari eselon IV/b menjadi eselon IV a;
3. Langkah-langkah menuju perubahan nomenklatur kelas jabatan PZW
menjadi eselon IV a sebagai berikut:
a. Melakukan reformulasi tugas dan fungsi jabatan PZW dalam tata kelola
zakat dan wakaf
b. Memetakan peran dan fungsi tata kelola zakat dan wakaf dalam
pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sesuai Reformasi Birokrasi
Tematik Pengentasan Kemiskinan.
c. Memetakan beban kerja PZW
d. Menyusun naskah akademik Perubahan nomenklatur kelas jabatan PZW
4. Penguatan peran Kementerian Agama dalam pemilihan Anggota BAZNAS
Provinsi dan Kab/Kota;
5. Mengusulkan jenis jabatan fungsional tertentu yang khas di Kementerian
Agama khususnya bidang zakat wakaf seperti Pengelola Zakat Wakaf dengan
jenjang Ahli Pertama, Muda, Madya dan Utama dengan Kementerian Agama
sebagai pembinanya;
6. Perlunya distingsi pengawasan antara Inspektorat Jenderal atau
Ditjen Bimas Islam dalam tata kelola zakat dan wakaf;

B. Penguatan Regulasi
1. Melakukan pemetaan kekosongan regulasi wakaf, selanjutnya penyusunan
Peraturan Menteri Agama tentang mekanisme pengawasan dan pelaporan
pengelolaan aset wakaf kepada Menteri Agama;
2. Melakukan penyusunan omnibuslaw peraturan perwakafan untuk
meningkatkan akselerasi tata kelola wakaf;
3. Melakukan kolaborasi dengan BI, OJK, BWI dan para pihak dalam
merespon perkembangan digital perwakafan dan pengelolaan
pengembangan harta benda wakaf;
4. Melakukan kajian atas kebutuhan PMA yang mengatur prosedur dan
mekanisme pengelolaan aset wakaf terdampak masalah hukum;
5. Menerbitkan peraturan (PMA/KMA) yang mengatur prosedur pengelolaan
dan pengembangan wakaf secara produktif.
6. Perlu adanya struktur dan infrastruktur regulasi agar bisa bersinergi
maksimal antara Kemenag, BAZNAS, BWI, LAZ, dan Nazhir;
7. Percepatan finalisasi Draf RPMA LAZ terkait kegiatan pembinaan,
pengawasan kelembagaan dan pertanggungjawaban, perizinan, dan
pendayagunaan.

C. Akselerasi Kebijakan Zakat dan Wakaf


1. Dalam rangka meningkatkan kendali program prioritas zakat dan wakaf,
perlu dilakukan pelaporan capaian program triwulan Kanwil Kemenag
Provinsi kepada Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf;
2. Perubahan dan revisi program zakat dan wakaf pada Kemenag
Kabupaten/Kota dan Provinsi harus melalui persetujuan Direktur
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf;
3. Untuk meningkatkan kapasitas dan target literasi zakat dan wakaf, perlu
dilakukan terobosan metode literasi melalui MOOC dan media lainnya.

D. Kolaborasi dan Kemitraan


1. Dalam rangka percepatan sertifikasi wakaf, perlu dilakukan terobosan
berikut:
a) Kementerian Agama di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi
mengintensifkan koordinasi dan komunikasi dengan BPN setempat
dalam menangani hambatan-hambatan sertifikasi wakaf;
b) Berkoordinasi dengan Ormas Islam, DMI, Pesantren dan lembaga
keagamaan Islam lainnya untuk menyiapkan data tanah wakaf yang
akan diajukan ke BPN;
2. Dalam rangka mendukung Project Management Unit (PMU) diperlukan
dukungan kolaborasi dan kemitraan stakeholder zakat wakaf;
3. Menyiapkan task force kolaborasi Kementerian Agama, BI dan OJK dalam
optimalisasi pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf seperti
pengembangan produk pada CWLS dan CWLD.
4. Delivery program terkait zakat dan wakaf yang sistematis dan terstruktur
oleh stakeholder di daerah.

Anda mungkin juga menyukai