Anda di halaman 1dari 6

PENAWARAN KERJASAMA MITRA PENGELOLA ZAKAT (MPZ)

BAGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) / UNIT JASA


KEUANGAN SYARIAH (KJKS)














Informasi :
Imam Baihaqi
Pemimpin Kanal Kemitraan MPZ Dompet Dhuafa
Hp : 08111 922 902
Email : imam@zakat.or.id
Alamat Kantor :
Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa
Jalan Ir. H. Juanda No 50
Ciputat Indah Permai C26
Ciputat Tangerang Selatan 15419
Phone : 021 7416050
Facs : 021 7416070
Pendahuluan
Perkembangan BMT (Baitul Mal Wattamwil) dari waktu ke waktu menunjukkan tren yang positif.
Saat ini jumlah BMT di Indonesia ada sekitar 3.307. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring
dengan bertambahnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan terhadap BMT.
Ada dua bagian dari BMT yang keduanya memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda. Pertama,
baitul maal merupakan lembaga penerima zakat, infak, sadaqoh dan sekaligus menjalankannya
sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Kedua Baitul Tamwil yang merupakan lembaga keuangan
yang berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat terutama masyarakat dengan usaha skala
kecil. Dalam perkembangannya BMT juga diartikan sebagai Balai-usaha Mandiri Terpadu yang
singkatannya juga BMT.
Sebagian besar BMT banyak meletakkan fokus di Baitul Tamwil karena memang sumber keuntungan
terletak di baitul tamwil. Oleh karena itu, potensi pengembangan zakat di sekitar BMT melalui
pengelolaan baitul malnya masih sangat besar bila diberikan tambahan fokus. Baitul mal ini akan
sangat membantu pembiayaan terhadap kaum dhuafa yang tidak mampu meminjam dengan sistem
bagi hasil. Adanya Baitul Mal ini juga akan semakin memperkuat Tamwil dan juga citra BMT sebagai
penolong masyarakat bawah.
Dompet Dhuafa (DD) sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) ingin menghidupkan dan mengembangkan
Baitul Mal di setiap BMT melalui program MPZ (Mitra Pengelola Zakat). Bersama dengan Deputi
Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Dompet Dhuafa akan
bersinergi dengan BMT-BMT membentuk MPZ untuk menghimpun dan menyalurkan dana Zakat,
Infaq, Sedekah (ZIS) demi memaksimalkan potensi zakat yang ada di Indonesia.
Tujuan
Tujuan dari proposal penawaran MPZ ini antara lain :
1. Mengajak BMT untuk menjalin kemitraan sebagai MPZ Dompet Dhuafa
2. Menghidupkan Baitul Mal pada BMT yang saat ini belum banyak digarap potensinya
3. Menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai zakat ke masyarakat yang lebih luas
Pembentukan MPZ KJKS
A. Dasar Pembentukan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) / Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) selain menjalankan
kegiatan pembiayaan atau Tamwil, dapat menjalankan kegiatan mal dan atau kegiatan pengumpulan
dan penyaluran dana zakat, infaq, sodaqoh, dan wakaf. Kegiatan baitul mal (pengelolaan ZIS) oleh
KJKS/UJKS dijabarkan pada Keputusan Menteri Koperasi dan UKM no 91 tahun 2004 tentang
petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah, namun dengan Kepmen
tersebut di atas KJKS belum memiliki dasar hukum yang cukup kuat dan memadahi dalam melakukan
penghimpunan ZIS di masyarakat sekitar KJKS. Berdasarkan UU RI nomor 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di Indonesia terdiri dari 2 macam
yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ dibentuk oleh pemerintah,
sedangkan LAZ didirikan oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah melalui kementerian
agama republik indonesia. Dengan adanya keputusan dirjen Bimas islam dan urusan haji nomor
D/291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat bab IV perihal pembentukan MPZ,
maka KJKS/UJKS dapat bermitra dengan BAZ/LAZ untuk mendirikan MPZ.
B. Prinsip Pembentukan
1. Sinergisitas
Kemitraan yang dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dalam mengangkat ekonomi
umat yang harus dikerjakan bersama-sama baik di tingkat pusat maupun daerah. Diharapkan
memberikan efek penguatan kepada kedua belah pihak maupun kepada kemitraan ini, baik dari
segi pencitraan, sisi fundraising, dan program penyalurannya.
2. Kepercayaan
Kemitraan MPZ dengan LAZ DD dibangun dari fondasi kepercayaan sehingga hubungan
kemitraan dapat berjalan dengan baik dan langgeng. Oleh karena itu, kemitraan MPZ akan
dikawal dengan profesionalisme sehingga dapat dibangun mekanisme kerjasama yang
menjunjung sikap dan kinerja positif.
3. Transparansi
Penguatan akan lebih efektif jika dikembangkan dengan transparansi/keterbukaan karena
transparansi menjadi awal dari proses akuntabilitas MPZ.
4. Saling menguntungkan
a. Legalitas
KJKS tidak perlu mengajukan izin kegiatan pengelolaan zakat ke kementerian agama karena
secara hukum sudah sah bertindak melakukan kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat.
b. Standarisasi kualitas secara manajemen dan syariah
Dengan menjadi MPZ maka operasional telah distandarisasi sesuai prinsip pengelolaan zakat
yang benar sesuai syariat islam, kualitas manajerial MPZ akan semakin meningkat dan
berkembang dengan berbagai program peningkatan capacity building untuk pengelola MPZ
yang diselenggarakan LAZ DD, dan paska pelatihan akan dilakukan sertifikasi MPZ untuk
memastikan bahwa pengelola MPZ telah memiliki kompetensi yang memadahi.
c. Optimalisasi pelayanan
Pelayanan yang diberikan oleh MPZ kepada mustahiq maupun muzakki ke depannya akan
lebih optimal dengan adanya kerjasama dan pendampingan dari LAZ DD.
d. Otonomi pengelolaan
MPZ mempunyai pengelolaan zakat, baik dalam hal pengumpulan maupun penyalurannya.
e. Jaringan LAZ nasional
Dengan bergabung sebagai MPZ, maka baitul mal KJKS memiliki jaringan nasional dan
internasional yang dimiliki oleh LAZ DD.

C. Persyaratan Pembentukan
1. Memiliki legalitas Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
2. KJKS yang memiliki Baitul Mal mengajukan surat permohonan menjadi MPZ
3. KJKS yang belum memiliki Baitul Mal harus membuat berita acara pendirian Baitul Mal dari hasil
rapat anggota luar biasa yang selanjutnya menjadi lampiran untuk surat permohonan menjadi
MPZ
4. Menyiapkan tenaga pengelola MPZ yang di SK kan oleh pengurus KJKS
5. Memiliki perangkat operasional yang dibutuhkan
6. Memiliki gambaran potensi muzakki di daerahnya
7. Mempunyai SDM yang bekerja fulltime dan mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai niat dan motivasi kuat untuk bekerja sebagai amil
b. Mempunyai aqidah lurus
c. Mempunyai integritas dalam hal amanah dan jujur dalam kehidupan sehari-hari
d. Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang fiqih zakat
e. Memiliki pengalaman dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya
f. Memahami dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan operasioanal MPZ
g. Bersedia bekerja full time sebagai pengelola MPZ

D. Penetapan Pembentukan
Setelah persyaratan tersebut di atas dilengkapi, maka selanjutnya akan dilakukan beberapa proses
penetapan MPZ oleh LAZ DD sebagai berikut :
1. LAZ DD menindaklanjuti permohonan tersebut dengan melakukan evaluasi dan seleksi yang
dapat dilakukan baik berdasarkan data maupun kunjungan untuk melakukan pengamatan di
lapangan
2. Berdasarkan hasil evaluasi, apabila KJKS sesuai dengan kriteria maka LAZ DD akan memberikan
surat pengukuhan pembentukan MPZ
3. Untuk mengatur teknis operasional, dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama
operasional antara LAZ DD dan MPZ
4. Alur proses pembentukan MPZ




Lampiran :
1. Foto Kantor
2. FC KTP, FC Ijazah, CV,
Sertifikat Pelatihan
pengurus Baitul Mal
3. Profil BMT
4. FC Anggaran Dasar
5. FC Akta Pendirian
6. Laporan Keuangan 3 bulan
terkahir
7. Surat Izin Domisili BMT

Tugas dan Tanggung Jawab MPZ dan LAZ DD
1. Tugas dan Tanggung Jawab LAZ DD
a. Mengesahkan dan memberhentikan MPZ
b. Menjaga dan melestarikan keberlangsungan MPZ
c. Membantu mensosialisasikan masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq, sedekah, dan
waqaf
d. Menyetujui atau menolak program-program pendayagunaan yang diusulkan MPZ
e. Menyelenggarakan pelatihan pengelolaan ZIS
f. Menerima laporan pelaksanaan MPZ
g. Melakukan audit pelaksanaan MPZ
2. Tugas dan Tanggung Jawab MPZ
a. Bertanggung jawab akan keberlangsungan MPZ
b. Mensosialisasikan, menghimpun, dan mengajak masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq,
sedekah, dan waqaf
c. Menyusun program pendayagunaan yang kemudian diusulkan kepada LAZ DD untuk
mendapatkan persetujuan
d. Membukakan rekening giro pada bank yang ditunjuk oleh LAZ DD atas nama MPZ sebagai
rekening penampungan dana ZIS
e. Mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh LAZ DD dalam rangka peningkatan kemampuan MPZ
f. Melakukan penghimpunan dan penyaluran dana ZIS
g. Memberikan laporan penghimpunan dan pendayagunaan secara menyeluruh kepada LAZ DD
Hak dan kewajiban LAZ DD dan MPZ
1. Hak dan kewajiban MPZ
a. Mengajukan permohonan kerjasama pendirian MPZ kepada LAZ DD secara tertulis
b. Menyepakati dan menandatangani kerjasama pendirian MPZ dengan LAZ DD
c. Menentukan dan mengangkat petugas MPZ dan membentuk struktur organisasi MPZ
d. Menyediakan tempat, perlengkapan, dan peralatan kantor untuk operasional MPZ
e. Memasang papan nama MPZ pada tempat yang mudah dibaca
f. Menerima hak amil atas dana zakat yang dihimpun yang dipergunakan untuk gaji petugas
MPZ, cetak tools marketing, dan biaya operasional
g. Melaporkan kegiatan penghimpunan dan penyaluran ke LAZ
h. Bersama LAZ DD menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS dan dana sosial lainnya
melalui program yang disepakati LAZ DD dengan sistem pengajuan rencana program
anggaran secara berkala
2. Hak dan kewajiban LAZ DD
a. Memberikan dan mensosialisasikan konsep MPZ
b. Melakukan verifikasi berkas pengajuan kerjasama MPZ
c. Menunjuk, mengangkat, dan memberhentikan petugas MPZ dengan terlebih dahulu
memberikan surat pemberitahuan
d. Memberikan pendidikan, pelatihan, dan pembinaan petugas MPZ
e. Memberikan sertifikasi kemitraan bagi MPZ yang telah memenuhi ketentuan LAZ DD
f. Berhak mensosialisasikan perihal zakat, infaq, wakaf, dan program-program pemberdayaan
yang dilakukan MPZ
g. Menyetujui dan memberikan masukan atas program pendayagunaan yang diusulkan oleh
MPZ
h. Melakukan monitoring atas penghimpunan dan penyaluran MPZ
i. Berhak mengakui hasil penghimpunan dan penyaluran ZISWAF oleh MPZ sebagai portofolio
LAZ DD
Organisasi MPZ
1. Organisasi Kerjasama LAZ DD dengan MPZ


2. Struktur Organisasi MPZ



Penutup
Dalam kemitraan antara LAZ DD dengan KJKS sebagai MPZ, maka diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain :
1. Mewujudkan pengelolaan ZIS oleh MPZ yang baik, benar, dan berkembang sesuai dengan
ketentuan syariat islam
2. Meningkatkan peranan dan posisi MPZ dalam mensejahterakan umat melalui pemberdayaan
3. Menggali optimalisasi potensi ZIS untuk pemanfaatan dan pendayagunaan dalam
pemberdayaan usaha mikro di lingkungan KJKS
4. Meningkatkan kepercayaan anggota dan calon anggota dalam pengelolaan zakat oleh MPZ
Perjanjian Kerjasama
Operasional
Pendampingan
dan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai