Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN KEGIATAN DAERAH

SUBDIT HISAB RUKYAT DAN SYARIAH


TAHUN 2023

PENDAHULUAN
Sesuai dengan PMA Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama, pada pasal 227 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
membawahi lima subsatker tingkat eselon II, yakni Sekretariat Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah,
Direktorat Bina Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah, Direktorat Penerangan
Agama Islam, dan Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf. Di tingkat daerah, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam memiliki perpanjangan tangan pada bidang-bidang
(provinsi) dan seksi-seksi (kabupaten/kota).
Salah satu unit kerja yang berada di bawah Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah adalah Subdit Hisab Rukyat dan Syariah. Perubahan PMA No. 10
Tahun 2010 menjadi PMA No. 42 Tahun 2016 kemudian diubah lagi pada PMA No. 72
Tahun 2022 membawa dampak perubahan yang signifikan terutama bagi Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah, khususnya dalam bidang hisab rukyat dan syariah.
Perubahan tersebut berdampak pada perubahan arah kebijakan yang menjadi
produk unggulan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama dalam melakukan misi pembinaan
bagi umat Islam Indonesia. Dengan perubahan ini pula kami merasa perlu adanya panduan
untuk daerah dalam melaksanakan program-program pusat yang dikedaerahkan.

Beberapa program pada Sub Direktorat Hisab Rukyat dan Syariah yang diberikan
panduan sebagai berikut:

1. PROGRAM OPERASIONAL POB


a. Program ini dialokasikan anggarannya untuk Operasional Pos Observasi Bulan
(POB) Cibeas Pelabuhan Ratu Sukabumi, Syekh Bela Belu D.I. Yogyakarta, Tgk
Chik Kuta Karang Aceh dan POB non-permanen di Sulawesi Tengah dan
Kalimantan Barat.
b. Tujuan program ini adalah operasional, tenaga honorer, dan pemeliharan gedung
Pos Observasi Bulan (POB).
c. Sasaran program adalah tenaga honorer dan gedung Pos Observasi Bulan (POB).
d. Menggunakan akun perjalanan dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Diberikan transport dan uang saku.
f. Melakukan rapat-rapat terkait kelengkapan bahan/alat pendukung pelaksanaan
rukyat.
g. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan masukan kepada Menteri Agama RI.
dalam membuat kebijakan dalam penentuan awal bulan qamariyah, khususnya
awal Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah.

2. PROGRAM BIMTEK HISAB RUKYAT


a. Program ini dialokasikan anggarannya ke Kantor Wilayah Kementerian Agama.
b. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi hisab
rukyat bagi para pegawai Kementerian Agama, Ormas Islam/lembaga hisab rukyat
dan masyarakat.
c. Sasaran program diutamakan kepada para pegawai teknis Kantor Wilayah
Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan Kantor
Urusan Agam (KUA).
d. Bentuk Kegiatan paket meeting/paket full board 3 hari dan dapat dilaksanakan di
kanwil dan kabupaten/kota.
e. Kepanitiaan dilaksanakan oleh Kabid Urais/Bimas Islam.
f. Narasumber pusat, Narasumber daerah 3 orang (terdiri dari Tim Ahli dan Pejabat
Kementerian Agama) dengan jumlah JPL Dirjen/Direktur/Kasubdit masing-masing
3 jam.
g. Sebelum dilaksanakan kegiatan, diharuskan mengirimkan undangan atau
pemberitahuan kegiatan kepada Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah, melalui Sub Direktorat Hisab Rukyat dan Syariah untuk kebutuhan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Bimtek.
h. Jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan disesuaikan.
i. Materi terdiri dari Kebijakan dan pembinaan teknis hisab rukyat (Perhitungan dan
Pengukuran Arah Kiblat, Waktu Shalat dan Awal Bulan Qamariah dengan Android
dan Teknologi Terkini).
j. Hal-hal yang belum diatur dapat dikonsultasikan kepada Subdit Hisab Rukyat dan
Pembinaan Syari’ah.

3. RUKYATUL HILAL AWAL BULAN KAMARIAH


a. Program ini dialokasikan anggarannya kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama.
b. Tujuan program ini adalah rukyatul hilal awal bulan Kamariah khususnya awal
Ramadan, Syawal dan Zulhijjah.
c. Sasaran program para tenaga ahli hisab rukyat dan pejabat teknis Kemenag.
d. Menggunakan metode Observasi atau pengamatan langsung.
e. Menggunakan akun perjalanan dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Diberikan transport dan uang saku.
g. Melakukan rapat-rapat terkait kelengkapan bahan/alat pendukung.
h. Melaporkan secara tertulis hasil kegiatan ke Subdit Hisab Rukyat dan Syariah.

4. KALIBRASI KIBLAT KANTOR WILAYAH DAN KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN


AGAMA
a. Program ini dialokasikan anggarannya kepada 34 Provinsi dan 514 Kemenag
Kota/Kab.
b. Tujuan program ini adalah terselenggaranya kegiatan verifikasi arah kiblat di
Masjid/Musala.
c. Sasaran program para tenaga ahli hisab rukyat dan Pejabat Teknis Kemenag.
d. Menggunakan metode Verifikasi arah kiblat.
e. Menggunakan akun perjalanan dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Diberikan transport dan uang saku.
g. Melakukan rapat-rapat terkait kelengkapan bahan/alat pendukung.
h. Melaporkan secara tertulis hasil kegiatan ke Subdit Hisab Rukyat dan Syariah.

5. PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SYARI’AH (LAYANAN SYARIAH)


a. Program ini dialokasikan anggarannya ke seluruh provinsi.
b. Tujuan program ini adalah melakukan pembinaan dan penyuluhan.
c. Sasaran program diutamakan kepada para tokoh agama, penyuluh, KUA, Kasi
Binsyar.
d. Bentuk Kegiatan paket meeting/paket full board 2 hari dan dapat dilaksanakan di
daerah kabupaten/kota yang representatif dalam pengembangan syariah.
e. Kepanitiaan dilaksanakan oleh Kabid Urais/bimas Islam masing-masing kanwil.
f. Narasumber pusat 2 orang dan Narasumber daerah 3 orang (terdiri dari MUI dan
Pejabat Kemenag) dengan jumlah JPL Dirjen/Direktur masing-masing 3 jam.
g. Jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan disesuaikan.
h. Materi terdiri dari program pembinaan, dan penyuluhan
i. Dapat dialokasikan pengadaan baju rohaniwan di daerah dengan perbandingan 80%
untuk penyuluhan dan 20% untuk pengadaan baju rohaniwan
j. Hal-hal yang belum diatur dapat dikonsultasikan kepada Subdit Hisab Rukyat dan
Pembinaan Syariah.
6. PENGADAAN TELESKOP
a. Program ini dialokasikan anggarannya untuk Pengadaan Teleskop di provinsi Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
b. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan teknologi hisab rukyat dalam
rukyatul hilal.
c. Sasaran program adalah pengadaan alat hisab rukyat.
d. Menggunakan metode pengadaan sederhana dengan metode penunjukan
langsung dengan memperhatikan prioritas kerja dengan mempertimbangkan
kecukupan dana.

Jakarta, 31 Januari 2023


Direktur Urusan Agama Islam
dan Pembinaan Syariah,

Adib

Anda mungkin juga menyukai