PENDAHULUAN
Sesuai dengan PMA Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama, pada pasal 227 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
membawahi lima subsatker tingkat eselon II, yakni Sekretariat Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah,
Direktorat Bina Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah, Direktorat Penerangan
Agama Islam, dan Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf. Di tingkat daerah, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam memiliki perpanjangan tangan pada bidang-bidang
(provinsi) dan seksi-seksi (kabupaten/kota).
Salah satu unit kerja yang berada di bawah Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah adalah Subdit Hisab Rukyat dan Syariah. Perubahan PMA No. 10
Tahun 2010 menjadi PMA No. 42 Tahun 2016 kemudian diubah lagi pada PMA No. 72
Tahun 2022 membawa dampak perubahan yang signifikan terutama bagi Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah, khususnya dalam bidang hisab rukyat dan syariah.
Perubahan tersebut berdampak pada perubahan arah kebijakan yang menjadi
produk unggulan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama dalam melakukan misi pembinaan
bagi umat Islam Indonesia. Dengan perubahan ini pula kami merasa perlu adanya panduan
untuk daerah dalam melaksanakan program-program pusat yang dikedaerahkan.
Beberapa program pada Sub Direktorat Hisab Rukyat dan Syariah yang diberikan
panduan sebagai berikut:
Adib