PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PLHUT
KEMENTERIAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kementerian Agama Republik Indonesia yang merupakan salah satu instansi pemerintahan
memiliki tugas dan kewenangan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang
perhajian terus mengupayakan tercapainya pelayanan yang maksimal meskipun sarana dan
prasarana pelayanan masih belum maksimal. Kepentingan masyarakat untuk dilayani dengan
baik merupakan tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap ASN, maka dari itu diperlukan
suatu upaya konkrit untuk mendukung terlaksananya pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
di bidang perhajian dan umrah haruslah mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan
masyarakat. Dimana saat ini aturan tentang Sistem Pendaftaran Haji yang terbaru melalui PMA
No. 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler telah mampu
memangkas birokrasi dan mewujudkan efisiensi dan efektifitas pelayanan. Namun faktor
kenyamanan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masih belum maksimal. Maka dari itu
diperlukan langkag-langkah yang kongrit, salah satunya adalah dengan membangun suatu
gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu.
Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) merupakan suatu
upaya untuk menciptakan pelayanan efisien, efektif, serta menjamin keamanan, dan kenyamanan
masyarakat yang dilayani. Konsep ini sebenarnya bukanlah hal baru dalam sistem pelayanan,
namun telah dipergunakan oleh beberapa instansi pemerintah demi menjamin kualitas pelayanan.
Maka dari itu, seyogyanyalah Kementerian Agama RI untuk melakukan langkah- langkah
perbaikan layanan bukan hanya melalui produk hukum namun juga ketersediaan sarana dan
prasarana dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji. Selain itu dengan adanya gedung
tersebut, diharapkan mampu memberikan penerimaan negara melalui pemanfaatan ruang publik
oleh pihak-pihak swasta. Semisal dengan pihak perbankan syariah, saat calon jemaah haji
1
melakukan proses pendaftaran, alangkah efektifnya apabila jemaah menjalani proses
pendaftaran pada satu tempat layanan yang sama. Membuka tabungan, menyetor setoran awal
biaya. penyelenggaraan ibadah haji, dan melakukan pendaftaran haji pada gedung yang sama.
Sehingga calon jemaah tidak perlu harus berpindah-pindah tempat saat proses pendaftaran haji.
Begitu pula saat jemaah akan memilih penyelenggara ibadah haji khusus/umrah, disediakan
ruang untuk penerimaan pendaftaran haji khusus/umrah yang akan dilayani langsung oleh
penyelenggara ibadah haji khusus/penyelenggaran perjalanan ibadah umrah. Dengan adanya
gedung PLHT tersebut akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan efek
positif terhadap persepsi masyarakat terhadap pelayanan Kementerian Agama RI
3. Sasaran
a. Melaksanakan program Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat tahun anggaran 2022
yaitu Pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Umroh Terpadu ( PLHUT ).
b. Perwujudan suatu upaya dalam hal penyelengaraan haji dan umroh untuk menciptakan pelayanan
yang efisien, efektif, serta menjamin keamanan, dan kenyamanan masyarakat.
c. Diharapkan mampu memberikan penerimaan negara melalui pemanfaatan ruang publik oleh
pihak-pihak swasta.
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan terletak di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat.
2
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: SBSN yang tersedia dalam daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(SBSN) Tahun Anggaran 2022
B. DATA PENUNJANG
7. Data Dasar
7.1 Data lokasi Kanto Kementerian Kabupaten Kotawaringin Barat
7.2 Data perencanaan Teknis
8. Standar Teknis
8.1 Spesifikasi dan gambar teknis pekerjaan sesuai dengan Desain Prototipe bangunan tipe B2.
9. Referensi Hukum
9.1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah.
C. RUANG LINGKUP
10. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan PLHUT Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat ini
adalah :
10.1 Melakukan koordinasi dengan pihak pengelola khususnya dengan Pihak dari Kantor Kementerian Agama
Kab. Kotawaringin Barat.
10.2 Membuat rancangan kerja/metode pelaksanaan yang sesuai dengan pekerjaan, agar pekerjaan yang
dilaksanakan hasilnya memuaskan
10.3 Melaksanakan rancang bangun pekerjaan fisik berupa bangunan-bangunan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan.
10.4 Mengkaji dan menyusun kembali rencana detail yang meliputi :
a. Gambar site plan
b. Gambar – gambar detail konstruksi, shopdrawing dan asbuilt drawing ukuran Kertas A4/F4
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
10.5 Penandatangan Kontrak antara penyedia jasa dengan Kuasa Pengguna Anggaran, setelah ada jaminan
Pelaksanaan yang diberikan oleh penyedia jasa kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk nilai.
3
10.6 Pelaksanaan fisik pemeliharaan jalan sesuai dengan dokumen kontrak
10.8 Spesifikasi teknis pekerjaan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang direncanakan.
a) PEKERJAAN PERSIAPAN
b) PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
c) PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
d) PEKERJAAN DINDING
e) PEKERJAAN LANTAI
f) PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP
g) PEKERJAAN PLAFON
h) PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU JENDELA VENTILASI
i) PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
j) PEKERJAAN INSTALASI AIR, dan SEPTICTANK
k) PEKERJAAN PENGECATAN
10.9 Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan adalah :Rp. 2.193.080.000, - ( Dua Milyar Seratus Sembilan
Puluh Tiga Juta Delapan Puluh Ribu Rupiah )
4
11. Keluaran
11.1 Gedung PLHUT Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat
12. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas Dari Pejabat Pembuat Komitmen
12.1 Kuasa Pengguna Anggaran tidak menyiapkan peralatan, material dan fasilitas untuk pelaksanaan
pekerjaan.
13.2 Material bahan bangunan disediakan oleh penyedia jasa dengan jumlah dan jenis disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu:
a) Alat bantu
b) Besi beton
c) Kawat beton
d) Papan/kayu bekisting
e) Papan/kayu Ulin Klas A
f) Batu Belah
g) Batu pecah 1-2 cm
h) Pasir
i) Semen @50 kg
j) Paku paku dll
k) Skrup baja ringan
l) Skrup atap genteng metal
m) Kanal C.75.75 ( Rangka Atap Baja ringan )
n) Baja Berat WF, dan CNP
o) Atap Genteng metal berpasir , ex. zigzag
p) Kusen Alumunium tipe protec
q) Semigranit 60x60cm glossy
r) Keramik 25x25cm dan 25x50cm
s) Gypsum 9mm
t) Kalsiboard 3,5mm dan Kalsiplank 8mm lebar 30cm
5
u) Hollow plafond 20.40.mm
v) Beton Ready Mix K-225
16. Personil
Untuk dapat melaksanakan kegiatan fisik yang sesuai dengan ruang lingkup di atas, dibutuhkan:
1. Pelaksana lapangan, untuk membuat metode kerja, mengatur jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
mengawasai pekerjaan di lapangan. Mempunyai pendidikan minimal SMK/SMK dan mempunyai
sertifikat Ketrampilan (SKT) Pelaksana Bangunan gedung/Pekerjaan Gedung(TA022) atau Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Perumahaan dan Gedung (TA.020) berpengalaman minimal 2 tahun pada
pekerjaan Bangunan Gedung..
2. Petugas K3/Ahli Muda K3 Pendidikan Minimal SLTA mempunyai Sertifikat K3 Konstruksi/Sertifikat
Pelatihan K3 Konstruksi, berperan sebagai penyusun program K3 serta penerapannya dalam
konstruksi. Tugas dan tanggung jawab adalah:
a. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
b. Melakukan Sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan
instruksikerja K3
6
c. Melakukan penanganan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.
d. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi.
D. LAPORAN
17. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
1 Tahap mobilisasi dan demobilisasi personil inti, dan peralatan
2 Tahap Persiapan di lokasi ( pembongkaran dan merapikan sisa bongkaran ) , bowplank
3 Tahap Pelaksanaan Fisik
18. Laporan
Penyedia jasa membuat laporan tingkat kemajuan pekerjaan yang disusun ke dalam :
18.1 Laporan Harian
18.2 Laporan Mingguan
18.3 Laporan Bulanan
18.4 Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto pada saat pelaksanaan dan foto selesai
pelaksanaan 100 %
7
SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM PUSAT LAYANAN HAJI DAN UMROH TERPADU
YANG PROFESIONAL MELAYANI
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PLHUT KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT
PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 2
SITUASI DAN UKURAN
2.1. Situasi
2.1.1. Pekerjaan Pembangunan PLHUT Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat , akan
dilaksanakan di atas tanah Pemerintah Kabupaten Kotawaringin barat.
2.1.2. Kondisi tanah bangunan dimana bangunan akan didirikan adalah lahan terbuka bebas dari tanaman-
tanaman keras.
2.1.3. Kontraktor wajib meneliti situasi medan, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
2.1.4. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim.
8
2.2. Ukuran
2.2.1. Ukuran-ukuran situasi yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-ukuran
untuk baja yang dinyatakan dalam mm.
2.2.2. Titik duga tembok (dasar tembok) ditentukan ± 0,00 sesuai bangunan yang telah dibangun
sebelumnya.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Pembersihan Lokasi.
Pembersihan lokasi meliputi pembongkaran bangunan atau struktur lainnya dan pohon-pohon serta semak-
semak yang terdapat pada lokasi harus ditebang dan dibersihkan sampai akar-akarnya disingkirkan dari lokasi
pekerjaan. Pemotongan pohon-pohon dan Pembersihan lokasi pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Ahli.
Kontraktor diwajibkan membuat papan Nama Proyek yang terbuat dari spanduk, dipasang rapih dan terlihat
jelas.
Kontraktor diwajibkan melakukan Pengukuran Persiapan Lokasi dengan Instrumen Waterpass atupun
Theodolite, termasuk dalam pekerjaan pengukuran persiapan ini adalah :
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN PLESTERAN
9
4.2.2 Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung di
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi persyaratan NI 3 PUBB 1970.
4.2.3 Air,
Air kerja yang digunakan untuk adukan dan plesteran adalah air dari PDAM / air bersih setempat.
4.2.4 Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum belah
menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan bahan-bahan PUBI 1970
4.3 Persyaratan
4.3.1 Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin pengaduk di atas
alas dari papan sehingga campuran benar tercampur, baru kemudian diaduk dengan air hingga merata
dalam warna dan konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus dibuang. Melunakkan adukan
yang telah mengeras tidak diperbolehkan.
4.3.2 Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan digunakan terlebih dahulu
diayak lewat ayakan dengan diameter lobang sebesar 10 mm.
4.3.3 Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti proporsi campuran seperti tersebut di bawah ini:
Perbandingan Penggunaan
4.4.1 Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horizontal. Setiap 8 (delapan) baris bata harus dipasang angker besi terhadap kolom beton.
Pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
4.4.2 Sebelum dinding dipelester harus dikamprot dulu dengan campuran 1 Pc : 4 Ps dengan
ketebalan ± 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik. Kelembaban pelesteraan harus
dijaga sehingga pengeringan bidang pelesteraan stabil dan kemudian diperhalus dengan acian
semen.
4.4.3 Pasangan bata yang sudah selesai dipasang harus terus menerus dibasahi selama 14 hari.
4.4.4 Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/aferking permukaan beton perlu dikasarkan/
dikemprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan lebih kurang 3 mm
untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
4.4.5 Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, siar-siarnya harus
dikeruk agar permukaannya menjadi kasar. Pekerjaan plesteran ini harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus
diulangi dan diperbaiki.
4.4.6 Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama diproses pengeringan
plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu
cepat selama 7 hari.
4.4.7 Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar dahulu,
kemudian disiram/dibasahi dengan air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.
4.4.8 Dinding di toilet / wc yang finishing nya menggunakan keramik 25x50 cm setinggi 280cm dari lantai
keramik, permukaan keramik dibuat rata dengan dinding plester acian. Pertemuan antara dinding
plester acian dengan keramik dibuat tali air, atau nat selebar 3- 5mm.
10
PASAL 5
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pekerjaan Rangka Atap bangunan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang ada dan
dipersyaratkan sebagai berikut,
Batang baja harus dilapisi cat meni besi terlebih dahulu.
Pekerjaan untuk rangka kuda-kuda (Rafter) menggunakan baja WF200.100.5,5.8 sedangkan untuk
setengah kuda-kuda dan kuda-kuda jurai menggunakan baja WF150.75.5.7
Pekerjaan gording menggunakan baja CNP.150.50.20.2,3
Pekerjaanan rangka kasau dan reng menggunakan baja ringan dengan jarak antara kasau maksimal
80cm dan harus sesuai dengan gambar teknis dan petunjuk direksi.
Rangka Baja Ringan harus terbuat dari baja dengan unsur paduan (untuk pelindung korosi) sekurang-
kurangya 55% Almunium, 43,5% Zinc dan 1,5% silicon (Zincalume – AZ 100) yang mempunyai fungsi
sebagai pelindung terhadap karat,
Berat per meter panjang : ±0,87 kg/m
Material memiliki sertifikat standart produk SNI dan memiliki hasil uji dari laboratorium serta bergaransi
resmi dari pabrikan
Disamping itu material juga harus memiliki garansi konstruksi minimal 10 tahun.
Pekerjaan penutup atap menggunakan Atap genteng metal minimal tebal 0.3mm dengan jumlah daun
atap menyesuaikan kebutuhan dan pelaksanaan harus sesuai dengan gambar teknis dan petunjuk
direksi
Pekerjaan Listplank menggunakan Nusaplank atau setara nya dengan ukuran ( p x l x t) 300cm x 20cm
x0.8 cm
Cara Pelaksanaan :
Pemasangan Penutup atap harus benar-benar rapi dan mengikuti petunjuk (manual/spesification) yang
dikeluarkan oleh produsen
Pemasangan harus dilakukan oleh tenag ahli yang khusus untuk pekerkerjaan ini dan dilakukan dengan
penuh ketelitian
Saat pemasangan , arah pemasangan harus berlawanan dengan arah angin.
Pada saat pemasangan, untuk menginjak bahan atap diatas tumpukan gording harus menggunakan alas,
sehingga bentuk lembaran atap tidak rusak/retak.
Cara Penyimpanan
Tumpukan atap harus disimpan dalam keadaan kering dan tidak langsung berhubungan dengan tanah,
tergenang air atau kotoran
Apabila disimpan di tempat terbuka, dan harus ditumpuk secara miring untuk menghindari genangan air,
dan harus ditutup terpal atau plastik.
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
11
6.1.2 Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan
pembetonan, yaitu seperti :
Pekerjaan kayu, tembok dan logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya dengan
pekerjaan beton.
6.2. Persyaratan
6.2.1. Standar
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan:
a. NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB
b. NI 3/1071 PBI, kecuali ditentukan lain.
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar
dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton akan ditolak, kecuali dilaksanakan dengan
standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan dan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara
pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas secara keseluruhan.
12
Batang tulangan besi beton dari baja lunak dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan grade
yang dipergunakan adalah ST.37 dengan kategori U.24.
b. Toleransi
Dalam penggunaan batang tulangan besi beton diberikan toleransi sebagai berikut :
1. Untuk Ø tulangan ≤ 16 mm toleransi sebesar 2,5%.
2. Untuk Ø tulangan > 16 mm tanpa toleransi.
c. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan
ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus
tepat, dengan penahan-penahan jarak beton yang telah disetujui Ahli/Konsultan Pengawas.
6.4.6. Cetakan (bekesting)
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu kelas III (kayu lokal) yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta.
Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik . Tebal papan tergantung dari
kualitas dan jarak rangka penguat cetak tersebut. Tebal papan minimal 2 cm.
b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
d. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran.
e. Steiger / Perancah
Steiger cetakan minimal dari kayu dolken dan tidak diperkenankan memakai bambu.
13
6.6. Syarat-Syarat Pelaksanaan
6.6.1. Syarat-syarat cetakan untuk beton
a. Cetakan (bekesting) harus bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan PBI.
c. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan rupanya dengan permukaan
yang berdekatan.
6.6.2. Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Pemborong harus memberitahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
6.6.3. Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetak harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan
Konsultan Pengawas.
PASAL 7
PEKERJAAN LANTAI
Meliputi pengadaan dan pemasangan untuk lantai seperti yang tertera atau disebutkan dalam gambar
persyaratan.
Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan pelapis
lantai.
Persyaratan dan Bahan-Bahan
Sebelum bahan untuk pekerjaan lantai didatangkan ke site, contoh-contoh semua bahan
yang akan digunakan harus diajukan untuk dimintakan persetujuan dari
Perencana/Konsultan Pengawas.
Jenis lantai untuk bangunan ini antara lain :
Rabat beton, K-100 (camp. 1Pc:3Psr:6krl ) untuk selasar keliling bangunan, lantai
yang digunakan adalah Lantai Rabat beton, dengan campuran/komposisi
1Pc:3Psr:6krl dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan di gambar atau kontrak.
Untuk menghasilkan lantai yang baik dan rapi maka permukaan harus diberi acian
semen.
Semigranit tile 60x60cm jenis glossy untuk lantai interior lantai 1 dan lantai 2.
Semigranit tile 60x60cm jenis kasar/dopp untuk lantai teras, jalur ramp, dan tangga
Keramik 25x25cm kasar ( merk setara Platinum KW I ) untuk di lantai toilet/wc.
Sedangkan dinding toilet / wc menggunakan keramik 25x50cm motif ( merk setara
Platinum KW I ).
Sebelum keramik/tile, dasar lantai harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu
dengan plesteran lantai tebal minimal 3cm. Setelah selesai, lantai keramik harus kuat
/kokoh dan bersih dari sisa-sisa kotoran semen.
14
PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN
15
Permukaan bidang dinding dengan plesteran sebelumnya harus dibersihkan . kemudian
di cat dasar 1 ( satu ) kali, selewat minimum 12 jam lapisan cat berikutnya dapat
dilaksanakan setelah lapisan pertama.dan dicat finishing paling sedikit 2 (dua) kali
dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
8.4.3. Cat Kilat
Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk dari pabriknya atau sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas
atau digosok dengan batu kambang kemudian dibersihkan dari semua kotoran. Setelah
diberi cat dasar, lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak dan cat-cat lain harus
didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat hingga permukaannya
menjadi rata dan halus/licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali.
PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA
16
b. Accessories :
Rangka penguat profil : Steel tube 40 × 40 mm.
Glassing bead : Neoprane.
Weather strip : Vinyl.
Screw assembled : Stainless Steel.
Bahan pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis zinc 20 micron.
Sekrup-sekrup, engsel-engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan
pabrik pembuat alumunium.
Model pembukaan jendela dan bovenlicht adalah Projectecd System (dengan
menggunakan tuas laying).
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan, alumunium dan kaca,
contoh-contoh konstruksi (mock-up) dan membuat shop drawing yang menggambarkan detail
hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran, konstruksi dan pemasangan
semua komponen, lengkap dengan ukuran-ukuran- nya.
8. Syarat-syarat pelaksanaan :
Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium profil beserta kaca harus
dilaksanakan oleh ahlinya.
Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan
tembok dan memberitahukan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas seandainya
permukaan-permukaan yang bersangkutandalam keadaan tidak memungkinkan untuk
mendapatkan pembetulan-pembetulan.
Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. d. Ukuran
lapangan yang berbeda dengan shop drawings harus dikoreksi / diselesaikan bersama dengan
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan kepastian.
Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan. Bahan yang
dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran
ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan
kemudian dikerjakan secara maksimal dengan mesin potong, mesin punch, drill, sehingga hasil yang
telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan mastic dan pada
bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan caulking.
Pemasangan kusen aluminium kebangunan harus dengan angkur yang kuat.
Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “seal” yang elastis, terutama
untuk jendela-jendela luar.
Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan “seal” yang berupa
alur karet.
Kaca yang harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah-tengah dengan hati-hati
sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
Sebelum pemasangan kaca semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga
tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat, misalnya ; dengan clear vinyl protective
coating.
Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak
membekas pada kaca setelah dibersihkan.
Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda cat atau percikan las.
Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, demikian
juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup-
sekrup pengaku.
17
Sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan.
Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menahan kurang
sempurnanya pasangan seal keliling.
Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin, bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk memudah- kan
penggantian.
Pada bagian bawah jendela dilengkapi / diisi oleh bahan poly-urethane (tahan api)
sebagai peredam panas / suara.
Hal pemasangan dibuat oleh fabricator aluminium yang disetujui
o Pekerjaan daun pintu ruang Arsip/Dokumen menggunakan pintu panil bahan teakwood
o Untuk Pintu Masuk Utama menggunakan Pintu Tempered kaca 12mm ( relokasi dari kantor lama )
yang ukurannya disesuaikan dengan gambar rencana.
o Pekerjaan daun pintu kaca rayben 5 mm dengan ukuran daun pintu diseuaikan dengan gambar
rencana
o Pemasangan kaca tidak boleh terlalu rapat kemudian didempul agar tidak bergeser.
o Semua ukuran dan pemasangan pada pekerjaan ini harus sesuai dengan gambar teknis dan petunjuk
direksi.
PASAL 10
PEKERJAAAN INSTALASI AIR DAN LISTRIK
1. Pekerjaan instalasi air dikerjaan harus terpasang dengan rapi, kuat dan tidak ada kebocoran.
2. Pipa-pipa yang digunakan harus sesuai dengan ukuran dan ketebalan yaitu :
Untuk pipa air bersih menggunakan pipa PVC AW dia. 1 inc untuk pipa distribusi utama.
Untuk pipa pembagi air bersih menggunakan pipa PVC AW dia. 1/2 inc
Untuk pipa air bekas air hujan menggunakan pipa PVC AW 2.5 inc yang ditanam didalam
tiang ( untuk pembuangan di atap dag beton ).
Untuk pipa air bekas kamar mandi dan washtafel menggunakan Pipa PVC AW dia 2.5’ .
Untuk pipa air kotor klosed menggunakan Pipa PVC AW dia. 4’.
3. Semua pipa menggunakan Pipa PVC standar SNI .
4. Pekerjaan Instalasi Listrik, dilaksanakan oleh instalatir-instalatir yang dirokemendasikan oleh
Pihak PLN ( terdaftar dalam AKLI ).
5. Kabel –kabel listrik menggunakan kabel min. NYM 2x1,5mm untuk kabel instalasi lampu di
jalur atas plafond,dan untuk jalur stop kontak menggunakan kabel min. NYM 3x2,5mm
6. Semua sambungan – sambungan / cabangang-cabangan jalur listrik harus aman dan
tersambung rapi sesuai dengan standar PLN.
18
PASAL 12
PEMBERSIHAN AKHIR
Kontraktor diwajibkan memelihara kebersihan selesai pekerjaan baik berupa sampah-sampah, gundukan tanah
maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan lain sebagainya.
Pembersihan dan kebersihan bangunan setelah proyek selesai sampai dengan penyerahan kedua, menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 13
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini pada penjelasan kerja ternyata diperlukan akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Kerja.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan dibicarakan dan diatur
oleh Konsultan Ahli dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Pemberi Tugas.
19