Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

HASIL PRAKTIK ON THE JOB TRAINING (OJT)


“PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN
WAKAF PRODUKTIF
DI KABUPATEN TEMANGGUNG”

OLEH : MARIA ULFAH


(GARA ZAWA KANKEMENAG KAB. TEMANGGUNG)

PELATIHAN MANAJEMEN WAKAF ANGKATAN II


PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, sujud syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Laporan ini adalah sebagai salah
satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Pelatihan Manajemen Wakaf Angkatan II
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama Republik Indonesia yang dilaksanakan mulai tanggal 18 s.d. 31 Maret 2021. Laporan ini
adalah sebagai wujud kepedulian dan keinginan bahwa wakaf produktif bisa lebih berkembang di
Indonesia, sehingga perekonomian umat Islam bisa maju pesat dengan kreativitas umat Islam
yang mengelola dan mengembangkan wakaf produktif dengan baik dan menghasilkan.

Pelatihan manajemen wakaf ini sangatlah membantu kami yang berada di daerah untuk
melakukan inovasi sebagai bentuk kebijakan positif untuk membangun perkembangan wakaf di
daerah. Meskipun jujur sebenarnya kami merasa sangat terbatas baik secara emosional,
keterbatasan waktu dan tidak maksimalnya pelatihan karena tidak bertemu secara langsung,
belum lagi ditambah kendala internet yang kadang mengganggu kami dalam mengikuti pelatihan
zoom meeting ini. Kondisi pandemi ini memang berimbas secara langsung bagi kami untuk
melakukan sosialisasi secara serentak sebagai tindak lanjut pelatihan ini. Tapi terlepas dari itu
semua, kami yang di daerah tetap mendukung positif kegiatan seperti ini, dan kami secara pribadi
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh narasumber yang sangat luar biasa
mendampingi kami dan memberikan ilmu baru untuk kami di daerah, dan ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada panitia yang sudah menfasilitasi kami dalam mengikuti pelatihan
ini.

Harapan kami semoga kita bisa bertemu langsung dalam keadaan sehat dan bisa bertemu
dengan cerita baru tentang wakaf produktif sebagai program unggulan perubahan ekonomi
masyarakat Islam di daerah masing-masing, aamiin….
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman dan pemberdayaan harta wakaf di kalangan umat Islam telah mengalami
perubahan yang signifikan. Dari waktu ke waktu, pemahaman wakaf produktif pun semakin
berkembang dan komprehensif bertujuan untuk mengembangkan ekonomi, untuk kepentingan
sosial masyarakat. Karena itu, umat Islam telah menemukan wajah ekonomi baru yang muncul
dari wakaf, yaitu dengan cara mendirikan yayasan atau lembaga pengembangan ekonomi
berorientasi pada pelayanan masyarakat. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemberdayaan harta
wakaf produktif untuk meningkatkan ekonomi umat.
Semakin luasnya pemahaman dan pemberdayaan harta wakaf ini menjadi sangat penting,
terutama jika dikaitkan dengan konsep pengembangan pengelolaan dan pengembangan wakaf
produktif. Wakaf produktif diharapkan mampu meningkatkan perekonomian umat secara
keseluruhan. Begitu juga peran pengelola wakaf pun semakin luas, tidak hanya sekedar menjaga
dan melakukan hal yang bersifat rutinitas, melainkan juga mencari inovasi-inovasi baru dalam
rangka mengembangkan dan memberdayakan aset wakaf tersebut. Untuk itu, perlu ada upaya
perbaikan yang bertujuan untuk membenahi manajemen wakaf dan menghilangkan sebab-sebab
keterpurukan manajemen wakaf akibat kurangnya kompetensi nazhir dan sosialisasi.
Wakaf produktif bukanlah hal yang baru, namun pelaksanaan selama ini lebih banyak
pada benda-benda wakaf tak bergerak serta peruntukkannya lebih banyak untuk kepentingan
ibadah mahdhah, seperti masjid, musholla, pesantren, kuburan. Secara ekonomi, wakaf
diharapkan dapat membangun harta produktif melalui kegiatan investasi dan produksi sesuai
dengan perkembangan zaman saat ini, untuk dimanfaatkan hasilnya bagi generasi yang akan
datang.
Kabupaten Temanggung adalah merupakan daerah yang subur, sangat strategis dan
mempunyai keragaman yang luar biasa, masyarakatnya sangat ramah dan mayoritas petani, dari
segi budaya keagamaan masih sangat kental. Dari segi pemberdayaan untuk wakaf produktif
masih sangat minim, karena kurang adanya pendampingan, sosialisasi dan juga pemahaman
tentang wakaf produktif.
B. Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Perlunya pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif khusunya di Kabupaten
Temanggung, sehingga dengan adanya pengelolaan yang jelas dari harta benda wakaf,
nadzir yang kompeten dan amanah diharapkan mampu merubah perekonomian di
Kabupaten Temanggung menjadi lebih baik secara nasional.
2. Menemukan wakaf produktif yang bisa menjadi program wakaf produktif unggulan di
Kabupaten Temanggung, sehingga nadzir sebagai pengelola mempunyai semangat baru
dan mauquf alaih/masyarakat Temanggung secara menyeluruh bisa merasakan adanya
perubahan secara ekonomi dengan wakaf produktif ini.
3. Kompetensi nadzir harus dioptimalkan dengan memaksimalkan peran penyuluh agama
honorer yang ada di Kabupaten Temanggung, untuk membantu pendampingan kepada
nadzir, dan menggali potensi-potensi apa yang bisa dikembangkan sebagai wakaf
produktif dengan adanya manajemen yang lebih profesional.
4. Menumbuhkan kedekatan emosional dan kerjasama solid sehingga ada sinergitas yang
lebih baik lagi antara Kementerian Agama, KUA, Penyuluh Agama, BPN dan BWI
Kabupaten untuk bersama-sama membangun perekonomian umat di Kabupaten
Temanggung.
C. Dasar Hukum
Dasar hukum laporan ini adalah :
1. UU. No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf;
2. PP No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf;
3. PP No. 25 Tahun 2018 tentang perubahan PP No.42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU
No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf;
4. PMA RI No. 4 Tahun 2009 tentang Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang;
5. PMA RI No. 73 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan
Benda Bergerak Selain Uang;
6. Peraturan Menteri Agraria danTata Ruang/Kepala BPN RI No. 2 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Pendaftaran Tanah Wakaf;
7. Keputusan Dirjen Bimis No. DJ.II/420 Tahun 2009 tentang Model, Bentuk dan Spesifikasi
Formulir Wakaf Uang dan Lampirannya;
8. Keputusan Dirjen Bimis No. 800 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan PMA No. 73 Tahun
2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak selain
Uang;
9. Peraturan BWI No. 1 tahun 2008 tentang prosedur penyusunan Rekomendasi terhadap
Permohonan Penukaran/Perubahan Status Harta Benda Wakaf;
10. Peraturan BWI No. 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Penerimaan Wakaf Uang Bagi Nadzir
Badan Wakaf Indonesia;
11. Peraturan BWI No. 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta
Benda wakaf;
12. Peraturan BWI No. 2 Tahun 2012 tentang Perwakilan Badan Wakaf Indonesia.
D. Sistematika Penulisan
1. Halaman Cover;
2. Halaman Kata Pengantar;
3. Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Dasar Hukum
D. Sistematika Penulisan
4. Bab II Pembahasan
A. Laporan Praktik Lapangan tentang Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif
di Kabupaten Temanggung;
B. Permasalahan yang dihadapi dalam Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif
di Kabupaten Temanggung;
C. Rencana Program Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif di Kabupaten
Temanggung;
D. Program Unggulan yang menjadi gagasan pengembangan Wakaf Produktif di
Kabupaten Temanggung.
5. Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
6. Lampiran
BAB II PEMBAHASAN

A. Laporan Praktik Lapangan tentang Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf


Produktif di Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung sangatlah strategis untuk pengembangan wakaf
produktif, hanya saja dalam perkembangannya masih belum maksimal karena baru
sebagian kecil yang memanfaatkan wakaf produktif dan lingkup hasilnya juga masih
terbatas untuk ibadah mahdhah. Contoh wakaf produktif yang ada di Kabupaten
Temanggung :
1. Tepatnya di Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan, ada wakif yang mewakafkan
sebidang sawah dengan luas + 1000 m2 untuk kepentingan masjid. Nadzir mengelola
sawah itu dengan sistem paron ( bagi hasil) dengan pihak ketiga dan menyesuaikan
dengan musim, kadang ditanami padi, kadang tembakau dan juga cabai yang hasilnya
dijual dan digunakan untuk kepentingan kesejahteraan masjid.
2. Desa Mergowati Kecamatan Kedu, ada wakif yang mewakafkan perkebunan hasilnya
dari tanaman kopi dan kelapa yang dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan
masjid.
3. Dusun Grogol Desa Kutoanyar Kecamatan Kedu, ada wakif sawah dan hasilnya
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masjid.
4. Desa Kerokan Kecamatan Kedu juga sama ada sebidang sawah yang diwakafkan dan
hasilnya dimanfaatkan untuk masjid.
5. Dusun Pagersari Desa Gunungsari Kecamatan Bansari ada wakif yang mewakafkan
untuk TPQ dan TPQ tersebut mengelola warung desa untuk kepentingan TPQ.
6. Desa Ketitang Kecamatan Jumo tepatnya di Dusun Sindorejo dan Mangkuyudo, ada
yang mewakafkan sawah juga untuk kesejahteraan masjid.
7. Kelurahan Jurang Kecamatan Temanggung ada juga sebidang sawah dan juga lahan
yang ditanami pohon jati yang hasilnya dikelola takmir untuk kesejahteraan dan
operasional masjid.
Itu adalah wakaf produktif yang sudah berjalan di Kabupaten Temanggung, yang
kategorinya masih sangatlah minim dibandingkan dengan kondisi masyarakat Kabupaten
Temanggung yang sebenarnya sangatlah potensial untuk pengelolaan dan pengembangan
wakaf produktif yang lebih maksimal.
B. Permasalahan yang dihadapi dalam Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
Produktif di Kabupaten Temanggung
Sebagai Kota yang identik dengan pemberdayaan lingkungan hidup yang bersih
dan ramah lingkungan, Kabupaten Temanggung juga mempunyai lahan yang subur baik
untuk pertanian, peternakan dan juga pariwisata. Begitu juga masyarakatnya yang banyak
mempunyai kreativitas seni yang sebenarnya bisa dikembangkan untuk wakaf produktif di
Kabupaten Temanggung. Dan untuk wakaf produktif ini, permasalahan yang sebenarnya
dihadapi adalah :
1. Belum ada kesepahaman dalam hal pemikiran untuk pengembangan wakaf produktif,
baik dari wakif, nadzir ataupun mauquf alaih.
2. Kurangnya sinergitas pemikiran dan sosialisasi dari Kementerian Agama, KUA,
Penyuluh, BWI berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif.
3. Sebagian besar wakaf bentuknya adalah tanah yang untuk ibadah mahdhah, baik
masjid, mushola, TPQ, Pesantren dan semacamnya.
4. Belum adanya pendampingan khusus kepada nadzir untuk pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif yang sudah berjalan di Kabupaten Temanggung.
5. Belum adanya keterbukaan dalam menyampaikan usulan, gagasan atau apapun yang
berkaitan dengan pengembangan wakaf produktif.
6. Nadzir kebanyakan hanya bersifat pasif, sekedar menjaga amanah dari wakif tanpa
berfikir untuk usaha mengembangkannya demi peningkatan perekonomian umat.
C. Rencana Program Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif di Kabupaten
Temanggung
Rencana program pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di Kabupaten
Temanggung adalah :
1. Memaksimalkan peran penyuluh agama Non PNS di bidang wakaf untuk membantu
dalam melakukan pendampingan khusus berkaitan wakaf produktif yang sudah
berjalan ataupun yang tertarik untuk ikut dalam pengembangan wakaf produktif.
2. Melakukan pendekatan secara emosional dan juga sinergitas antara Kementerian
Agama, KUA, Penyuluh dan juga BWI.
3. Melakukan MOU dengan BPN agar ada kesinambungan positif apabila ada wakif
yang ingin membuat sertifikat untuk wakaf produktif.
4. Menyamakan persepsi antara wakif, nadzir ataupun mauquf alaih dengan melakukan
sosialisasi intens, terutama yang wakaf produktifnya sudah berjalan.
5. Melakukan pelatihan yang bersifat training of trainer kepada nadzir, sehingga nadzir
yang sudah berkompeten dan mempunyai potensial tinggi dalam pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif, bisa memberikan contoh kepada nadzir lainnya untuk
melakukan hal yang sama dan lebih lagi dalam pengembangan wakaf produktif.
6. Memberikan sosialisai kepada calon wakif agar bisa berwakaf untuk mengembangkan
perekonomian Islam, khusunya di Kabupaten Temanggung denganwakaf produktif
yaitu wakaf uang.
D. Program Unggulan yang menjadi gagasan pengembangan Wakaf Produktif di
Kabupaten Temanggung
Program unggulan yang menjadi gagasan pengembangan wakaf produktif di
Kabupaten Temanggung adalah dengan memaksimalkan potensi daerah sebagai ciri khas
pengembangan wakaf produktif di Kabupaten Temanggung :
1. Memaksimalkan hasil dari lahan pertanian, baik sawah maupun perkebunan dengan
dikelola dengan baik dan produktif untuk menghasilkan produk pertanian yang
berkualitas dan bisa dimanfaatkan untuk orang banyak baik di daerah, secara nasional
bahkan internasional. Contoh : ekspor beras, ekspor kopi ataupun ekspor tembakau.
2. Membuat wakaf produktif baru, dari peternakan, dengan pemeliharaan dan
pengembangbiakan hewan ternak, sebagai usaha pemenuhan bahan pangan
masyarakat berupa daging, ataupun memanfaatkan kulit hewan untuk kerajinan tangan
di Kabupaten Temanggung. Orientasi hasil adalah untuk bisa dimanfaatkan orang
banyak dan bisa menjadi sumber perekonomian daerah.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pemahaman kami secara pribadi, permaslahan yang paling mendasar dari
pengembangan wakaf produktif adalah manajemen yang profesional dan transparan.
Pengelolaan secara profesional menempati posisi penting dalam pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif dan sangat menentukan agar wakaf itu lebih bermanfaat
atau tidak tergantung pada kepiawaian pengelolaannya, bagus atau buruk. Jika
pengelolaan wakaf selama ini hanya dikelola seadanya dengan menggunakan manajemen
kepercayaan dan sentralisme kepemimpinan yang mengesampingkan pengawasan, maka
dalam pengelolaan wakaf secara modern harus menonjolkan sistem manajemen yang
lebih professional. Dan asas profesionalitas manajemen seharusnya dijadikan semangat
pengelolaan wakaf dalam rangka mengambil kemanfaatan yang lebih luas dan lebih nyata
untuk kepentingan masyarakat banyak.
B. Rekomendasi
1. Kementerian Agama baik di tingkat Pusat, Kanwil maupun Kanbupaten Kota harus
mempunyai sinergitas dan kedekatan emosional dalam membangun wakaf produktif
untuk kepentingan perekonomian Islam di Indonesia.
2. KUA sebagai PPAIW harus selektif dalam proses pembuatan AIW, untuk lebih
mengedepankan kepada nadzir yang professional dalam mengembangkan dan
menjaga amanahnya.
3. Penyuluh Agama Fungsional dan juga honorer di bidang wakaf wajib untuk ikut serta
dalam mensosialisasikan dan melakukan pendampingan khusus kepada nadzir.
4. Badan Wakaf Indonesia diharapkan mampu sebagai solusi dalam penertiban aset
wakaf serta mendorong pengembangan wakaf produktif di Kabupaten Temanggung.
5. Kompetensi nadzir sangatlah dibutuhkan, untuk itu perlu adanya TOT agar nazhir bisa
bekerja profesional dan kreatif mengembangkan wakaf produktif.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai