Di Susun Oleh :
NIM : 1920604020
PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsi ini dengan Judul “Proposal Program Pemerdayaan Fakir
Miskin Menggunakan Dana Infaq Berbasis Masjid” penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, sebagai tugas Proposal mata kuliah Penyuluhan Bimbingan
ziswaf Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islan
UIN Raden Fatah Palembang.
Segala upaya untuk menjadikan Proposal ini mendekati sempurna telah penulis
lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan
baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Adapun terselesaikannya Proposal ini
tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak Tmen mahasiswa Mazawa yang telah
membantu penyusunan Proposal ini.
Penulis
BAB I
A. PENDAHULUAN
Masjid memiliki peran untuk mengubah kondisi masyarakat yang kurang berdaya
menjadi berdaya. Masjid yang berdaya merupakan masjid yang dimakmurkan oleh
jamaahnya. Dengan dikaitkannya dua unsur yaitu peran masjd dan pemberdayaan,
maka dapat memberikan sebuah alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan
di tengah masyarakat. Dimana tempat ibadah umat Islam yakni masjid sebagai pranata
keagamaan serta aktivitas pada bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi dapat
bersinergi dan dapat berjalan selaras maka proses pemberdayaan masyarakat berbasis
masjid dapat terwujud.
2. Rumusan Masalah
Masjid belum difungsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW. Pada umumnya masjid difungsikan hanya untuk kegiatan ibadah
ritual sedangkan kegiatan ibadah sosial kemasyarakatan belum banyak diperbuat.
Adapun beberapa pokok permasalahan yang dikemukakan antara lain :
1) Program apa saja program yang dirancanangkan basis masjid al hakim kelurahan
16 ulu kecamatan ulu II ,Palembang
2) Bagaiaman Pengelolaan dana infaq masjidal hakim kelurahan 16 ulu kecamatan
ulu II ,Palembang ?
3. Batasan Masalah
Agar dalam isi proposal ini dapat terarah maka peneliti perlu membahas
mengenai basis masjid di indonesia agar jama’ah senang nyaman serta khusuk dalam
melaksanakan ibadah di masjid. Kemudian peran pengurus masjid adanya pembinaan
yang profesional serta bertanggung jawab serta bisa memperdayakan fakir miskin
dalam basis masjid yang nantinya masjid al hakim kelurahan 16 ulu kecamatan ulu
II ,Palembangmenjadi makmur
1) Tujuan Proposal.
2) Kegunaan Proposal.
Maka tidak heran kenapa konsep pemberdayaan menjadi sangat penting, karena
orang miskin tidak dipandang sebagai orang yang serba kekurangan (misalnya,
kurang makan, kurang pendapatan, kurang sehat, kurang dinamis) dan objek pasif
penerima pelayanan belaka. Melainkan sebagai orang yg memiliki beragam
kemampuan yang dapat di mobilisasi untuk perbaikan hidupnya
Pemanfaatan dan penggunaan dana infak serta shadaqah (selain zakat) terbagi
menjadi dua, yaitu muqayyad (terikat) dan ghair muqayyad (tidak terikat). Untuk
infak terikat, maka harus disalurkan sesuai dengan maksud dan keinginan pemberinya,
misalnya dana tersebut diniatkan untuk membangun masjid, maka harus
diperuntukkan untuk hal tersebut. Sedangkan infak tidak terikat, maka
penggunaannya lebih fleksibel, artinya bisa dialokasikan untuk semua proyek
kebajikan dan kemaslahatan sesuai dengan skala prioritas. Misalnya untuk
pembangunan sarana Balai Warga karena keberadaan sarana tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarkat. Namun intinya dana tersebut bukan dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi.
Beberapa ayat al-Quran dan al-Hadis yang menerangkan tentang infak dan
shadaqah, antara lain adalah:
يَ أَا لَيأَأا أَ ىى أَالأ أ لُ أٍِفيَأ ِأ فْ لْ أوا فَ أِي فلَ أَي رلٍ ف مَ لَ َأنِأ لَُ قْ أَا ُق لِ يقُ فُِقوَأ أَاَأا يأ ل
َِأَقونأَأ ِِفي فِ أَاِ فلَ أَا لَ أُ أ
ِا فِ ف ُ أ لَِأْقوا أَ أَا اَ ت
ََ فْي مْ ِف فِ لأ ِأ فإَت أَي رلٍ فَ ل أ.
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.”
Perlu diketahui disini bahwa setiap malam saat kultum Tarawih Panitia
Ramadhan mengedarkan kotak infaq. Alhamdulillah sejak 1 Ramadhan
sampai proposal ini dibuat setiap malam infaq mendapat sekitar Rp.175.000,-.
Sehingga diperkirakan sampai akhir Ramadhan akan terkumpul
Rp.5.000.000,- ini akan digunakan untuk modal awal program pemberdayaan
umat dan melengkapi sarana dengan system pendanaan multi year ).
2) Pengeluaran dana infaq masjid al hakim
Bagi kebanyakan Mesjid atau tempat pemakaman yang memiliki sumber dana
dari shadaqah dan infaq, penyaluran dana tersebut banyak didistribusikan secara tunai
kepada muallaf, ghorimin, fakir, miskin, amilin, riqab, sabilillah, dan ibnu sabil.
Tetapi manfaat penyaluran dana secara tunai lebih sedikit dibandingkan dengan dana
yang disalurkan untuk membiayai program pemberdayaan yang banyak berkaitan
dengan program sosial, kemanusiaan, pemodalan usaha produktif, penyuluhan sosial
ekonomi, pembangunan sarana ibadah dan perawatan kesehatan dan sebagainya.
Pemberdayaan masyarakat dijalankan tidak hanya untuk masyarakat yang tidak
memiliki daya terbatas agar dapat dikembangkan untuk mencapai kemandirian.
Sehingga inti pemberdayaan masyarakat adalah :
1) Pengembangan (Enabling)
3) Terciptanya kemandirian
1) Pada prinsipnya sasaran penerima dan shadaqah dan infaq itu sama yaitu dengan
memberikan kepada golongan delapan asnaf (Fakir, Miskin,bMuallaf, Ar-Raqib,
al-Gharimin, Sabilillah dan Ibnu Sabil).
Pengertian Masjid Kata masjid berasal dari bahasa arab, masjid secara
etimologis berarti tempat sujud. Jika dilihat dari segi harfiah, kata pokonya: sujudan,
fi’il madinya sajada. Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim makan.
Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk dari sajada menjadi masjidu,
masjid. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah tempat melakukan ibadah
dalam makna luas.
Dari penjelasan diatas dapat kita ambil garis besarnya bahwa masjid yang
disebut layak dan ideal adalah apabila masjid tersebut telah memenuhi standarisasi
seperti yang telah termaktub diatas. Sekalipun memang tidak dapat dipungkiri masih
banyak masjid di Indonesia yang jauh dari standar diatas, namun bila saja sebuah
masjid hanya memiliki satu ruangan saja yang digunakan untuk tempat beribadah
tanpa ruangan-ruangan pendukung lainnya, maka sah saja bangunan itu disebut
masjid, karena pada hakikatnya masjid adalah tempat beribadah.
Masjid mempunyai fungsi utama sebagai tempat umat muslim bersujud kepada
Allah SWT, seda ngkan bangunan masjid yang didirikan umat muslim bertujuan
untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lainnya yang terkait
dengan kemaslahatan umat serta mempunyai tujuan untuk meningkatkan solidaritas
dan silaturahmi diantara sesama kaum muslim.
Namun apabila kita kaji sec ara lebih dalam, sebenarnya sangat banyak fungsi
masjid yang dapat dikembangkan untuk mengangkat harkat umat islam. Fungsi-fungsi
tersebut antara lain:
1) Masjid merupakan tempat umat muslim beribadah dan mendekatkan diri pada
Allah,
Kemudian masjid al hakim dalam kontek ini tidak sekedar sebagai sarana ibadah
tetapi ia juga merupakan pusat kegiatan masyarakat. Di sini ada hubungan
simbiosis-mutualisme antara masyarakat muslim dan masjid. Masyarakat muslim
menghidupkan masjid dengan sholat berjama’ah. Sementara di sisi lain, masjid
menghidupkan masyarakat muslimdengan menawarkan program-progam
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Program- program masyarakat muslim
aksi-aksi sosial dalam mengatasi problem-problem sosial; kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan masalah kesehatan, dan maslah-masalah sosial lainnya.
Memakmurkan masjid al hakim ini perlu adanya suatu cara untuk mengaktifkan
masjid, maka diperlukan pengelolaan yang baik. Begitu juga pengurus jangan hanya
berpangku tangan tehadap anggota-anggota atau struktur pengurusan masjid, coba kita
kaitkan atau rangkulJama’ah untuk aktif dalam memakmurkan masjid, kemungkinan
jama’ah banyak ide-ide yang bisa kita ambil dan kita analisa serta dilaksanakan yang
nantinya masjid itu akan aktif.
Sekalipun Masjid al hakim menurut anggapan Muslim dewasa ini adalah tempat
sembayang,nyatanya ia tidak menopoli tugas untuk tempat itu. Tempat sembayang
adalah fungsi kedua dari gedung masjid, karena jagat diluar masjid adalah luas sekali
yang yang berfungsi sebagai masjid dan tidakperlu didirikan teelebih dahulu seperti
bangunan Masjid.
BAB II
PROFIL PROPOSAL MASJID AL HAKIM
Dalam upaya untuk memperbesar daya tampung jamaah, maka warga bersepakat
untuk merubah fungsi Mushollah Riyadhul Jannah menjadi sebuah masjid yang luas,
nyaman dan representatif. Keinginan tersebut akhirnya terwujud dengan telah
diwakafkannya sebidang tanah ibu Titis Rachmawaty,SH,MH yang terletak di
Komplek Srimas Buana Rindang seluas 1417m2 untuk dibangun sebuah masjid yang
diberi nama Masjid Al-Hakim.
B. Nama Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Masjid Al Hakim
Komplek Perumahan Srimas Buana Rindang RT. 52 RW. 13 Kelurahan 16 Ulu
Kecamatan Seberang Ulu II Palembang.
D. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan kegiatan meliputi semua aspek proses pembangunan Masjid
Al-Hakim, antara lain:
1) Pembuatan Master Plan dan Desain Masjid al-Hakim oleh Biro Arsitek
2) Land clearing (pembersihan dan penimbunan lahan)
3) Pembangunan bangunan utama Masjid Al-Hakim
4) proses lainnya terkait penyelesaian pembangunan Masjid Al-Hakim
E. Anggaran Biaya
Adapun estimasi keperluan dana yang dibutuhkan berdasarkan owner estimate
adalah sebesar Rp.3.157.600.000,00 (TIGA MILYAR SERATUS LIMA PULUH
TUJUH JUTA ENAM RATUS RIBU RUPIAH) dengan rincian terlampir dalam
proposal ini
F. Sumber Dana
Sumber dana pembangunan Masjid Al-Hakim diharapkan diperoleh dari:
a) Sumbangan swadaya masyarakat.
b) Para donatur.
c) Sumber dana lain yang tidak mengikat.
G. Kepanitian
Susunan kepanitian terlampir dalam proposal ini.
H. Penutup
Drs.H.M.Mardan Abdie, MM
KEPUTUSAN
YAYASAN MASJID AL-HAKIM PALEMBANG
NOMOR: 01/Kpts.YMA/III/2018
Tentang
PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL-HAKIM PALEMBANG
PREODE 2018-2020
Yayasan Masjid Al-Hakim Palembang
Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : Membentuk Panitia Pembangunan Masjid Al-Hakim, yang selanjutnya disebut
sebagai Panitia Pembangunan dengan susunan kepanitiaan dan personalia
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini
Ditetapkan di : Palembang
Pada tanggal : 14 Maret 2018
Ketua Sektretaris
2. Tim Pembangunan
Koordinator Ropa’i
Ketua Sektretaris