Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

Program Pemerdayaan Fakir Miskin Menggunakan Dana Infaq Berbasis Masjid


{Masjid al hakim kelurahan 16 ulu kecamatan ulu II ,Palembang)

Di Susun Oleh :

NAMA : DAFFA MUJAHID

NIM : 1920604020

MATA KULIAH : Bimbingan P enyuluhan Ziswaf

PRODI : Manajemen Zakat Dan Wakaf

Dosen Pengampu : Abu Bakar Sidik, S.H.I, M.E.Sy

FAKULTAS .EKONOMI. DAN .BISNIS ISLAM

PROGRAM .STUDI. MANAJEMEN .ZAKAT DAN WAKAF

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH

PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsi ini dengan Judul “Proposal Program Pemerdayaan Fakir
Miskin Menggunakan Dana Infaq Berbasis Masjid” penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, sebagai tugas Proposal mata kuliah Penyuluhan Bimbingan
ziswaf Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islan
UIN Raden Fatah Palembang.

Segala upaya untuk menjadikan Proposal ini mendekati sempurna telah penulis
lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan
baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Adapun terselesaikannya Proposal ini
tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak Tmen mahasiswa Mazawa yang telah
membantu penyusunan Proposal ini.

Palembang, 25 november 2021

Penulis
BAB I

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan pusat kegiatan ibadah bagi para jamaahnya. Di samping


sebagai tempat beribadah, masjid juga merupakan tempat untuk melaksanakan
kegiatan sosial ekonomi, seperti melaksanakan qurban, menyelenggarakan kegiatan
pendidikan dan pembentukan moral keagamaan, serta kegiatan pemberdayaan umat
dalam bidang sosial maupun ekonomi. Menurut Noer dalam Anwar (2014) masjid
dapat difungsikan sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah, maupun ibadah sosial.
Ibadah mahdah adalah ibadah yang langsung kepada Allah SWT, seperti sholat,
mengaji, dan lainnya. Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat
difungsikan untuk mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga
kebersihan dan kesehatan bersama, melaksanakan qurban, dan membantu peningkatan
ekonomi ummat. Jika dilihat dari sejarahnya, pada masa awal perkembangan agama
Islam, yakni pada masa Rasulullah. Masjid merupakan pusat pemerintahan. Tidak
hanya itu, masjid juga sebagai kegiatan pendidikan, kegiatan sosial dan ekonomi.

Masjid memiliki peran untuk mengubah kondisi masyarakat yang kurang berdaya
menjadi berdaya. Masjid yang berdaya merupakan masjid yang dimakmurkan oleh
jamaahnya. Dengan dikaitkannya dua unsur yaitu peran masjd dan pemberdayaan,
maka dapat memberikan sebuah alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan
di tengah masyarakat. Dimana tempat ibadah umat Islam yakni masjid sebagai pranata
keagamaan serta aktivitas pada bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi dapat
bersinergi dan dapat berjalan selaras maka proses pemberdayaan masyarakat berbasis
masjid dapat terwujud.

2. Rumusan Masalah
Masjid belum difungsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW. Pada umumnya masjid difungsikan hanya untuk kegiatan ibadah
ritual sedangkan kegiatan ibadah sosial kemasyarakatan belum banyak diperbuat.
Adapun beberapa pokok permasalahan yang dikemukakan antara lain :

1) Program apa saja program yang dirancanangkan basis masjid al hakim kelurahan
16 ulu kecamatan ulu II ,Palembang
2) Bagaiaman Pengelolaan dana infaq masjidal hakim kelurahan 16 ulu kecamatan
ulu II ,Palembang ?

3) Bagaimana Usaha Memperdayakan ekonomi pada fakir miskin dalam basis


masjid ?

3. Batasan Masalah

Agar dalam isi proposal ini dapat terarah maka peneliti perlu membahas
mengenai basis masjid di indonesia agar jama’ah senang nyaman serta khusuk dalam
melaksanakan ibadah di masjid. Kemudian peran pengurus masjid adanya pembinaan
yang profesional serta bertanggung jawab serta bisa memperdayakan fakir miskin
dalam basis masjid yang nantinya masjid al hakim kelurahan 16 ulu kecamatan ulu
II ,Palembangmenjadi makmur

4. Tujuan dan Kegunaan Proposal

Adapun tujuan dari proposal ini adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Proposal.

a. Untuk Mengetahui Peran Pengurus Dalam Memamurkan Masjid al hakim


kelurahan 16 ulu kecamatan ulu II ,Palembang.

b.mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan penghambat Peran Pengurus dalam


Memperdayakan masyarakat terhadap fakir misikin mengunakan dana infaq
dalam basis masjid.

2) Kegunaan Proposal.

a. Sebagapedoman untuk pengelolaan masjid, terutama Peran Pengurus dalam


pengelolaan dana infaq dalam basis basis masjid.

b. Sebagai bahan pembelajaran dan informasi sehingga dapat digunakan untuk


Manajemen masjid al hakim kelurahan 16 ulu kecamatan ulu II ,Palembang
menjadi makmur.
BAB II
PEMBAHASAN

Kajian Teori Pemerdayaan Ekonomi Umat Dan Pemerdayaan Fakir Miskin


Menggunakan Dana Infaq Basis Masjid

A. Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Bagi masyarakat Indonesia Konsep Pemberdayaan menjadi sangat penting


terutama memberikan perspektif positif terhadap orang miskin, hal ini dikarenakan
jumlah penduduk miskin pada tahun 2002 menc apai 35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa
(43%) di antaranya masuk kategori fakir miskin. Secara keseluruhan, prosentase
penduduk miskin dan fakir miskin terhadap total penduduk Indonesia adalah sekira
17,6 persen dan 7,7 persen. Ini berarti bahwa sec ara rata-rata jika ada 100 orang
Indonesia berkumpul, sebanyak 18 orang diantaranya adalah orang miskin, yang
terdiri dari 10 orang bukan fakir miskin dan 8 orang fakir miskin 15.

Maka tidak heran kenapa konsep pemberdayaan menjadi sangat penting, karena
orang miskin tidak dipandang sebagai orang yang serba kekurangan (misalnya,
kurang makan, kurang pendapatan, kurang sehat, kurang dinamis) dan objek pasif
penerima pelayanan belaka. Melainkan sebagai orang yg memiliki beragam
kemampuan yang dapat di mobilisasi untuk perbaikan hidupnya

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Umat

Ada banyak pengertian tentang pemberdayaan, namun dari segi bahasa,


pemberdayaan berasal dari kata inggris yaitu empowerment, berasal dari kata power
yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan
berasal dari kata latin atau yunani yang berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan
dapat berarti kekuatan dalam diri manusia.

Sedangkan dalam kamus umum bahasaIndonesia pemberdayaan berasal dari kata


daya yang berarti tenaga atau kekuatan, pemberdayaan adalah upaya membangun
sumber daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Juga bisa diartikan
sebagai upaya pendayagunaan pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang
sempurna. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan
bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan sebaik baiknya
dengan hasil yang memuaskan, ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan
memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya

Tujuan dasar pemberdayaan adalah keadilan sosial dengan memberikan


ketentraman kepada masyarakat yang lebih besar serta persamaan politik dan sosial
melalui upaya saling membantu dan belajar melalui pengembangan langkah-langkah
kecil guna tercapainya tujuan yang lebih besar.

2. Pengelolaan Dana infaq Masjid al hakim

a. Essensi dana infaq

Pemanfaatan dan penggunaan dana infak serta shadaqah (selain zakat) terbagi
menjadi dua, yaitu muqayyad (terikat) dan ghair muqayyad (tidak terikat). Untuk
infak terikat, maka harus disalurkan sesuai dengan maksud dan keinginan pemberinya,
misalnya dana tersebut diniatkan untuk membangun masjid, maka harus
diperuntukkan untuk hal tersebut. Sedangkan infak tidak terikat, maka
penggunaannya lebih fleksibel, artinya bisa dialokasikan untuk semua proyek
kebajikan dan kemaslahatan sesuai dengan skala prioritas. Misalnya untuk
pembangunan sarana Balai Warga karena keberadaan sarana tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarkat. Namun intinya dana tersebut bukan dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi.
Beberapa ayat al-Quran dan al-Hadis yang menerangkan tentang infak dan
shadaqah, antara lain adalah:

1) Surat al-Baqarah (2): 195;

‫َ فِي فِ فِي أََأن فُِقوا‬


‫ُِقوا اََ ت لْْق أُ فِ فَِأى فَِ أ ليِفي قُ لْ ُ ق لُْقوا أَاأ لف أ‬
‫ُ لأ فَِت أََأْل ف‬ ‫ ا لَ قُحل ف‬.
‫ِ فُيَأ يق فح ب‬

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

2) Surat al-Baqarah (2): 215;

‫يَ أَا لَيأَأا أَ ىى أَالأ أ لُ أٍِفيَأ ِأ فْ لْ أوا فَ أِي فلَ أَي رلٍ ف مَ لَ َأنِأ لَُ قْ أَا ُق لِ يقُ فُِقوَأ أَاَأا يأ ل‬
‫َِأَقونأَأ‬ ‫ِِفي فِ أَاِ فلَ أَا لَ أُ أ‬
‫ِا فِ ف‬ ‫ُ أ لَِأْقوا أَ أَا اَ ت‬
َ‫َ فْي مْ ِف فِ لأ ِأ فإَت أَي رلٍ فَ ل‬ ‫ أ‬.
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.”

3) Hadis Riwayat Muslim dari Abu Dzar ;

… ‫لَ َ أ أَ ُأال‬ ‫َأي أ‬ ِ‫ص تُِقوَأ أَا َأ قُ لْ لق أََأ أِ ُأ ل‬ ‫َ أُِأِة ُ أ ل‬


‫ِِفي أح رِ ِف قُ ف مِ ِفَت ُ أ ت‬ ‫َ أُِأِة ُ أ لُِف أ‬
‫يٍ رٍ أَ قِ ف مِ أ‬ ‫َ أُِأِة ُأحل فُي أِ رٍ أَ قِ ف مِ أ‬
‫أ‬
ِ‫ُ أ لْ فْيْأ رِ أَ قِ ف م‬ ‫َ أُِأِة‬ ‫َ أُِأِم ِفا لَ أُ لَ قٍ ف‬
‫َِ أََ أ لَ مٍ أ‬ ‫َ أُِأِم قَ لُُ رأٍ َ لأَ أَنأ لْ مي أ‬ ‫ْ فِ أَ فِي أ‬ ‫َ أُِأِم َ أ أْ فِ قِ لْ ِق ل‬
‫… أ‬

“… Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bukankah Allah telah


menjadikan untukmu apa yang dapat engkau sedekahkan (maksudnya bahwa jika
tidak mampu bershadaqah dengan harta), maka membaca tasbih, membaca takbir,
tahmid, tahlil, melakukan kegiatan amar makruf dan nahi munkar, berhubungan
suami istri, adalah shadaqah …”
Dana Infaq pemanfaatan dan penggunaannya, dana infak yang diprogramkan oleh
pengurus masjid, termasuk dalam infak muqayyad, yaitu harus disalurkan sesuai
dengan maksud dan keinginan pemberinya. Oleh karena itu, kembali kepada hukum
asal, masyarakat dipandang men iatkan infak untuk pembangunan masjid dan
sebagian untuk pendidikan ataupun pemerdayaa pendayagunaan kepad masyarakat
fakir miskin.

b. Gambaran anggaran dana infaq / pendapatan kas masjid al hakim

1) Pemasukan dana Infaq masjid al hakim

Perlu diketahui disini bahwa setiap malam saat kultum Tarawih Panitia
Ramadhan mengedarkan kotak infaq. Alhamdulillah sejak 1 Ramadhan
sampai proposal ini dibuat setiap malam infaq mendapat sekitar Rp.175.000,-.
Sehingga diperkirakan sampai akhir Ramadhan akan terkumpul
Rp.5.000.000,- ini akan digunakan untuk modal awal program pemberdayaan
umat dan melengkapi sarana dengan system pendanaan multi year ).
2) Pengeluaran dana infaq masjid al hakim

c. Pemanfaatan Dana infaq masjid al hakim kepada fakir miskin

Pemanfaatan adalah proses dan perbuatan memanfaatan sesuatu. Dalam


pemanfaatan dana shadaqah dan infaq harus ditujukan bagi kemaslahatan umat
manusia dan tetap dalam koridor berjuang dijalan Allah SWT. Sebagaimana yang
telah dituturkan, bahwa agar tercapai sirkulasi kekayaan dan harta, Al Qur’an
menekankan penggunaan harta itu untuk diberikan kepada orang-orang yang miskin
dan fakir, dan orang-orang yang tidak beruntung didalam masyarakat demi
terwujudnya kesejahteraan.

d. Program Pemerdayaan dana infaq masjid al hakim

Bagi kebanyakan Mesjid atau tempat pemakaman yang memiliki sumber dana
dari shadaqah dan infaq, penyaluran dana tersebut banyak didistribusikan secara tunai
kepada muallaf, ghorimin, fakir, miskin, amilin, riqab, sabilillah, dan ibnu sabil.
Tetapi manfaat penyaluran dana secara tunai lebih sedikit dibandingkan dengan dana
yang disalurkan untuk membiayai program pemberdayaan yang banyak berkaitan
dengan program sosial, kemanusiaan, pemodalan usaha produktif, penyuluhan sosial
ekonomi, pembangunan sarana ibadah dan perawatan kesehatan dan sebagainya.
Pemberdayaan masyarakat dijalankan tidak hanya untuk masyarakat yang tidak
memiliki daya terbatas agar dapat dikembangkan untuk mencapai kemandirian.
Sehingga inti pemberdayaan masyarakat adalah :

1) Pengembangan (Enabling)

2) Mempercepat potensi atau daya (Empowering)

3) Terciptanya kemandirian

e. Sasaran Pemanfaatan Dana Shadaqah dan Infaq

Sasaran pemanfaatan dana shadaqah dan infaq secara umum dilakukan :

1) Pada prinsipnya sasaran penerima dan shadaqah dan infaq itu sama yaitu dengan
memberikan kepada golongan delapan asnaf (Fakir, Miskin,bMuallaf, Ar-Raqib,
al-Gharimin, Sabilillah dan Ibnu Sabil).

2) Sasaran pemanfaatan bisa dalam bentuk kemanusiaan yaitu dengan memberikan


sumbangan kepada orang yang membutuhkan seperti orang terkena bencana
kebakaran, banjir, sakit dan lain-lain.

3) Pemanfaatan dalam bentu pendidikan yaitu dengan memberikan sumbangan dana


pendidikan kepada anak-anak yang kurangn mampu agar dapat bersekolah dan
mengaji.

4) Pemanfaatanya dalam bentuk kesehatan yaitu memberikan pengobatan gratis


kepada masyarakat yangg kurang mampu.

3. Masjid dan Ruang Lingkupnya

Pengertian Masjid Kata masjid berasal dari bahasa arab, masjid secara
etimologis berarti tempat sujud. Jika dilihat dari segi harfiah, kata pokonya: sujudan,
fi’il madinya sajada. Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga terjadilah isim makan.
Isim makan ini menyebabkan perubahan bentuk dari sajada menjadi masjidu,
masjid. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah tempat melakukan ibadah
dalam makna luas.

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil garis besarnya bahwa masjid yang
disebut layak dan ideal adalah apabila masjid tersebut telah memenuhi standarisasi
seperti yang telah termaktub diatas. Sekalipun memang tidak dapat dipungkiri masih
banyak masjid di Indonesia yang jauh dari standar diatas, namun bila saja sebuah
masjid hanya memiliki satu ruangan saja yang digunakan untuk tempat beribadah
tanpa ruangan-ruangan pendukung lainnya, maka sah saja bangunan itu disebut
masjid, karena pada hakikatnya masjid adalah tempat beribadah.

a. Fungsi dan Tujuan Didirikannya Masjid

Masjid mempunyai fungsi utama sebagai tempat umat muslim bersujud kepada
Allah SWT, seda ngkan bangunan masjid yang didirikan umat muslim bertujuan
untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lainnya yang terkait
dengan kemaslahatan umat serta mempunyai tujuan untuk meningkatkan solidaritas
dan silaturahmi diantara sesama kaum muslim.

Namun apabila kita kaji sec ara lebih dalam, sebenarnya sangat banyak fungsi
masjid yang dapat dikembangkan untuk mengangkat harkat umat islam. Fungsi-fungsi
tersebut antara lain:

1) Masjid merupakan tempat umat muslim beribadah dan mendekatkan diri pada
Allah,

2) Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri,


menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman
batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta
kebutuhan pribadi,

3) Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan


persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat,Masjid adalah tempat kaum
muslimin berkosultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan
pertolongan,

4) Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan


kegotongroyongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama,

5) Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan


kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin,

6) Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin


umat,
7) Masjid tempat pengumpulan dana infaq, menyimpan dan menyalurkannya,

8) Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.

Kemudian masjid al hakim dalam kontek ini tidak sekedar sebagai sarana ibadah
tetapi ia juga merupakan pusat kegiatan masyarakat. Di sini ada hubungan
simbiosis-mutualisme antara masyarakat muslim dan masjid. Masyarakat muslim
menghidupkan masjid dengan sholat berjama’ah. Sementara di sisi lain, masjid
menghidupkan masyarakat muslimdengan menawarkan program-progam
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Program- program masyarakat muslim
aksi-aksi sosial dalam mengatasi problem-problem sosial; kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan masalah kesehatan, dan maslah-masalah sosial lainnya.

Memakmurkan masjid al hakim ini perlu adanya suatu cara untuk mengaktifkan
masjid, maka diperlukan pengelolaan yang baik. Begitu juga pengurus jangan hanya
berpangku tangan tehadap anggota-anggota atau struktur pengurusan masjid, coba kita
kaitkan atau rangkulJama’ah untuk aktif dalam memakmurkan masjid, kemungkinan
jama’ah banyak ide-ide yang bisa kita ambil dan kita analisa serta dilaksanakan yang
nantinya masjid itu akan aktif.

Sekalipun Masjid al hakim menurut anggapan Muslim dewasa ini adalah tempat
sembayang,nyatanya ia tidak menopoli tugas untuk tempat itu. Tempat sembayang
adalah fungsi kedua dari gedung masjid, karena jagat diluar masjid adalah luas sekali
yang yang berfungsi sebagai masjid dan tidakperlu didirikan teelebih dahulu seperti
bangunan Masjid.
BAB II
PROFIL PROPOSAL MASJID AL HAKIM

A. Profil masjid Al-Hakim Kelurahan 16 Ulu Kecamatan ulu II, Palembang


Keberadaan Masjid adalah sebagai tempat ibadah, yaitu tempat sujud dan munajat
kepada Allah SWT. Oleh karena itu masjid adalah suci dan mulia serta selalu
dihormatinya, dipelihara dan dijaga oleh pengurus serta jama’ahnya. Masjid juga
memiliki fungsi sebagai tempat beramal kebajikan seperti Tawasul, Pengajian,
Tadarus Al-Qur’an di bulan Ramadhan, dan untuk tempat pendidikan pada anak-anak
terutama pendalaman baca tulis Al-Qur’an dan lain sebagainya. Keberadaan masjid di
lingkungan warga Komplek Perumahan Srimas Kelurahan 16 Ulu Palembang dan
sekitarnya selama ini diwujudkan dalam bentuk Musholla yang diberi nama Riyadhul
Jannah dengan ukuran 10 X 10m sesuai dengan ukuran lahan wakaf yang tersedia
sehingga daya tampungnya tidak dapat ditingkatkan lagi untuk menyesuaikan dengan
pertambahan jamaah yang ada.

Dalam upaya untuk memperbesar daya tampung jamaah, maka warga bersepakat
untuk merubah fungsi Mushollah Riyadhul Jannah menjadi sebuah masjid yang luas,
nyaman dan representatif. Keinginan tersebut akhirnya terwujud dengan telah
diwakafkannya sebidang tanah ibu Titis Rachmawaty,SH,MH yang terletak di
Komplek Srimas Buana Rindang seluas 1417m2 untuk dibangun sebuah masjid yang
diberi nama Masjid Al-Hakim.
B. Nama Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Masjid Al Hakim
Komplek Perumahan Srimas Buana Rindang RT. 52 RW. 13 Kelurahan 16 Ulu
Kecamatan Seberang Ulu II Palembang.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud Dibangunnya Masjid Al Hakim Komplek Perumahan Srimas Buana
Rindang RT.52 RW. 13 Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II Palembang
adalah:
a) Memberikan kenyaman sarana beribadah bagi warga muslim Komplek
Srimas Buana Rindang.
b) Memiliki sarana ibadah khususnya masjid yang layak dan memenuhi standar,
khususnya pelaksanaan shalat berjamaah.
c) Mendorong sikap gemar berinfaq dan sodaqoh melalui pembangunan masjid.
Tujuan pembangunan Masjid Al-Hakim, yaitu:
a) Terpenuhinya daya tampung jamaah yang akan melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT terutama sholat Jum’at dan sholat lima waktu berjamaah serta
sholat jum’at , sholat Ied dan sebagainya.
b) Tersedianya sarana pembinaan kerohanian masyarakat sebagai hamba Allah
yang mencintai dan memakmurkan masjid.

D. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan kegiatan meliputi semua aspek proses pembangunan Masjid
Al-Hakim, antara lain:
1) Pembuatan Master Plan dan Desain Masjid al-Hakim oleh Biro Arsitek
2) Land clearing (pembersihan dan penimbunan lahan)
3) Pembangunan bangunan utama Masjid Al-Hakim
4) proses lainnya terkait penyelesaian pembangunan Masjid Al-Hakim

E. Anggaran Biaya
Adapun estimasi keperluan dana yang dibutuhkan berdasarkan owner estimate
adalah sebesar Rp.3.157.600.000,00 (TIGA MILYAR SERATUS LIMA PULUH
TUJUH JUTA ENAM RATUS RIBU RUPIAH) dengan rincian terlampir dalam
proposal ini
F. Sumber Dana
Sumber dana pembangunan Masjid Al-Hakim diharapkan diperoleh dari:
a) Sumbangan swadaya masyarakat.
b) Para donatur.
c) Sumber dana lain yang tidak mengikat.

G. Kepanitian
Susunan kepanitian terlampir dalam proposal ini.
H. Penutup

Demikian proposal pembangunan Masjid Al-Hakim ini disampaikan dengan


harapan semoga terwujudnya Masjid Al-Hakim yang dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT bagi umat Islam, khususnya
masyarakat Komplek Srimas Buana Rindang dan sekitarnya. Tentunya kami berharap,
partisipasi nyata berupa dukungan moril dan materil sebagai salah satu waqaf, infaq
dan sodaqoh jariyah bagi Bapak dan Ibu. Kami berdo’a, semoga keikhlasan Bapak
dan Ibu menjadi jalan menuju ketaqwaan dan Insya Allah Bapak dan Ibu termasuk
golongan orang-orang yang sesuai dengan hadits Rasuallah SAW, yaitu orang-orang
yang akan dibangunkan sebuah istana di surgaNya Allah, karena telah membangun
rumah Allah di muka bumi. Amiin Yaa Rabbal’alamin.

PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL-HAKIM


KOMPLEK SRIMAS BUANA RINDANG

Ketua Panitia Sekretaris

Abd. Karim Jaelani, S.Pd. Sudiarto, S.Pd


Mengetahui,
Ketua Yayasan Masjid Al-Hakim,

Drs.H.M.Mardan Abdie, MM
KEPUTUSAN
YAYASAN MASJID AL-HAKIM PALEMBANG
NOMOR: 01/Kpts.YMA/III/2018
Tentang
PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL-HAKIM PALEMBANG
PREODE 2018-2020
Yayasan Masjid Al-Hakim Palembang

Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pelaksanaan pembangunan Masjid Al-Hakim,


maka dipandang perlu dibentuk susunan kepanitiaan pembangunan masjid
dengan surat keputusan.
b. bahwa mereka yang namanya tercantum dalam lampiran surat keputusan ini
dinilai mampu dan amanah dalam melaksanakan tugas kepanitiaan
Mengingat : a. Pasal 3 ayat 3 point a. Anggaran Dasar Yayasan Masjid Al-Hakim
Palembang
b. Pasal 19 ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Yayasan Masjid Al-Hakim
Palembang
c. Keputusan rapat pembentukan panitia pembangunan Masjid Al-Hakim
Rt.52 Kelurahan 16 Ulu Palembang yang dilaksanakan di Musholla
Riyadhul Jannah tanggal 13 Maret 2018.

Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : Membentuk Panitia Pembangunan Masjid Al-Hakim, yang selanjutnya disebut
sebagai Panitia Pembangunan dengan susunan kepanitiaan dan personalia
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini

Kedua : Panitia mempunyai tugas menyelenggarakan pembangunan Masjid Al-Hakim


meliputi kegiatan kegiatan pematangan lahan, perencanaan pembangunan,
penggalangan dana, pelaksanaan pembangunan termasuk kepengawasannya serta
melakukan hal-hal lain yang diperlukan dalam proses pembangunan masjid.

Ketiga : Panitia pembangunan mempunyai kewajiban memberikan laporan tertulis secara


berkala mengenai perkembangan pambangunan dan laporan keuangan kepada
Badan Pengurus Yayasan Masjid, serta menyerahkan hasil pembangunan masjid
dan hal-hal lain yang menyangkut/terkait dengan pembangunan masjid setelah
selesai.
Kempat : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan masa akhir
jabatan hingga tanggal 14 Maret 2020 ketentuan apabila dikemudian hari tarnyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di : Palembang
Pada tanggal : 14 Maret 2018

Ketua Sektretaris

Drs. H.M.Mardan Abdie,MM H.Syahril Rizal, ST. MM


Lampiran 1 : Keputusan Badan Pengurus Yayasan Masjid Al-Hakim Palembang
Nomor : 01/Kpts.YMA/III/2018
Tanggal : 14 Maret 2018
Tentang : Susunan Panitia Pembangunan Masjid Al-Hakim Komplek Srimas Palembang

SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL-HAKIM


KOMPLEK SRIMAS BUANA RINDANG PALEMBANG TAHUN 2018-2020

Pelindung : Lurah K elurahan 1 6 Ulu Palembang


Pembina : 1.Badan Pengurus Yayasan Masjid Al-Hakim Palembang
2.Ketua Rukun Tetangga (RT)52 RW21 Kelurahan 16 UluPalembang
Penasehat : 1.Drs.Asyari Koto
2.H.M.Taufik
Ketua : Abdul Karim Zaelani, S.Pd. M.Pd
Wakil ketua : Drs.H.Edy Mulyadi
Sekretaris : Sudiarto, S.Pd
Wakil Sekretaris : Didi Rahmani
Bendahara : Mahirdin

1. Tim Penggalangan Dana

Koordinator Restu Anda

anggota 1. H.Rizal Pahlevi, SE 10. Nopriadi 19.Agustian Amarulah.ST


2. Ir.Samuel 11. .Sudarnoto, ST 20.Taqrim Ibadi. M.Kom
3. Ir.H.Zulkifli Idris, M.Sc 12. Dini Kesuma, M. 21.Rohimin
4. Suwito 13. Teguh Narimo . 22.M.Arif
5. H.Budiman 14. Akhirudin 23.Amat Tohari
6. H.Ryan Hidayat, S.Sos 15. Yulian Mirza 24.H.Iskandar Sbastian
7. Solahudin Deny Sirait 16. Hifzon,S.Pd.SH 25.Masri Herlendi
8. Amiruzzaman.S.Pd 17. Rahmad 26.Ahmad Fahrul (Mamat)
9. Abdul Miat, S.Pd 18. Ngalim

2. Tim Pembangunan

koordinator Yudhi Darmansah. ST

anggota 1.Amran. S.Pd. M.Si 6.Sudi Suwanto.Am.Pd 11.Edo Moh.Yusuf


2.Ir.Al Kuzairi 7.Taufik Syahril. Sm.Hk 12.Iwan Anwar
3.Andi Wijaya 8.Johan 13.Alfarizi
4.Ridwan 9.Sabeki 14.Haidar
5.Sukrisna 10.Asnawi
3. Tim Keamanan

Koordinator Ropa’i

anggota 1.Rudi 2.Yazid 3.Sudirman


4.M.Natsir

Yayasan Masjid Al-Hakim Palembang

Ketua Sektretaris

Drs. H.M.Mardan Abdie,MM H.Syahril Rizal, ST. MM


Foto dokumentasi masjid al hakim

Anda mungkin juga menyukai