Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM III

AGROEKOLOGI KELOMPOK 7

Nama Anggota Kelompok :


1. Adelia Rada Fasha Alamsyah
2. Aditya Pratama
3. Anastasya Khaulani
4. Azzahra Galih Periwi
5. Muhammad Rafi

a. Identifikasi Komponen Penyusun Agroekosistem


Agroekosistem yang dipilih adalah lingkungan Lahan Pangan

No. Komponen Ekosistem Uraian


1 Kepiting (Yuyu / Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
Keuyeup) perairan air tawar yang termasuk konsumen (Omnivora)
dan termasuk dalam kelompok bentos
2 Burung Layang- Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
Layang darat yang termasuk konsumen (Karnivora), jenis
makanan serangga
3 Burung Pipit Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
darat yang termasuk konsumen (Herbivora), jenis
makanan biji bijian seperti padi dan jagung
4 Keong Sawah Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
perairan air tawar yang termasuk konsumen (Omnivora)
dan termasuk dalam kelompok bentos
5 Capung Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
darat yang termasuk konsumen (Karnivora), jenis
makanan hama tanaman seperti kutu daun dan wereng
6 Ikan Cere / Gupy Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
perairan air tawar yang termasuk konsumen (Omnivora)
dan termasuk ke dalam kelompok nekton
7 Kupu-Kupu Merupakan komponen biotik yang hidup di darat dengan
cara terbang dan termasuk kedalam kelompok
kponsumen (herbivora) jenis makanan nectar dan ada
sebagian yang memakan buah buahan
8 Lebah Merupakan komponen biotik yang hidup di darat dengan
cara terbang dan termasuk kedalam kelompok
kponsumen (herbivora) jenis makanan nectar
9 Semut Merupakan komponen biotik yang hidup berkelompok
dan termasuk kedalam kelompok konsumen (omnivora)
10 Cacing Merupakan komponen biotik yang hidup di dalam tanah
dan termasuk kedalam kelompok decomposer
11 Udang Merupakan komponen biotik yang hidup di ekosistem
perairan air tawar yang termasuk konsumen (Omnivora)
dan termasuk dalam kelompok bentos
12 Kadal Merupakan komponen biotik yang hidup di daratan dan
termasuk kedalam kelompok konsumen
13 Belalang Merupakan komponen biotik yang hidup di darat dan
termasuk kedalam kelompok konsumen (herbivora)
belalang juga termasuk kedalam kelompok hama
tanaman karena memakan daun daun tanaman seperti
daun padi
14 Katak Merupakan hewan amfibi yang termasuk kedalam
kelompok biotik yang hidup di ekosistem air tawar,
termasuk kedalam kelompok konsumen dan kelompok
nekton
15 Padi Merupakan komponen biotik yang hidup di yang
merupakan salah satu salah satu komuditas tanaman
pangan yang termasuk kedalam kelompok produsen
memiliki ciri daun runcing dan akar serabut
16 Kangkung Liar Merupakan komponen biotik yang hidup di air termasuk
kedalam kelompok produsen
17 Jagung Merupakan komponen biotik yang hidup di darat dan
merupakan salah satu tanaman palawija yang umum di
ditanam di Indonesia dan termasuk kedalam kelompok
produsen
18 Bunga Clarysage Merupakan komponen biotik yang hidup di tanah yang
memiliki drainase yang baik dan termasuk kedalam
kelompok tanaman herbal
19 Kremah Air Merupakan komponen biotik yang hidup di darat yang
termasuk kedalam kelompok spesies invasif karena
dampak buruknya terhadap lingkungan
20 Bandotan Merupakan komponen biotik yang hidup di darat yang
termasuk kedalam kelompok tanaman gulma, namun
memiliki berbagai macam manfaat
21 Jelatang Merupakan komponen biotik yang hidup di darat
termasuk kedalam kelompok tanaman gulma dan
berbahaya bagi manusia karena daunnya yang bias
menyebabkan gatal gatal pada kulit apabila tersentuh
22 Ciplukan Merupakan komponen biotik yang hidup di darat
termasuk kedalam kelompok tanaman liar yang bias
hidup dengan kondisi sinar matahari penuh
23 Buntut Tikus / Merupakan komponen biotik yang hidup di daerah
Sangketan pinggir sawah dan ladang, tanaman ini termasuk
kedalam kelompok gul;ma. Meski demikian tanaman ini
bias dijadikan obat tradisional
24 Ki tolod Merupakan komponen biotik yang hidup di pinggir parit
sawah, pinggiran irigasi dan tempat tempat dengan
kelembaban yang cukup, tanaman ini memiliki manfaat
sebagai obat iritasi mata
25 Lumut Air Merupakan komponen biotik yang hidup di air termasuk
kedalam kelompok perifiton, dan digemari para
pemancing karena merupakan salah satu umpan yang
cukup digemari ikan ikan air tawar
26. Tanah Merupakan komponen abiotik yang memiliki peran
sebagai tempat tumbuh tanaman dan berbagai makhluk
hidup hidup
27. Udara Merupakan komponen abiotik yang memiliki peran
dalam proses fotosintesis tanaman dan proses
pernapasan.
28. Air Merupakan komponen abiotik yang berperan sebagai
tempat hidup berbagai makhluk hidup
29. Cahaya Matahari Komponen abiotik yang memiliki peran sebagai sumber
energi utama bagi tanaman dalam melakukan proses
fotosintesis.

Dari tabel di atas setelah melakukan pengamatan di lahan pangan polbangtan bogor
di temukan 29 komponen ekosistem yang dapat dibagi menjadi 2 yaitu biotik dan abiotik.
Dengan adanya 29 komponen tersebut yang saling melengkapi maka terbentuklah suatu
ekosistem
Yang kompleks di lahan pangan polbangtan bogor, namun apabila dilihat dari populasi
katak yang di temui dan tidak ditemukannya ular maupun predator alami lainnya selama
pengamatan maka kami menyimpulkan bahawa rantai makanan telah terputus yang dapat
menyebabkan gangguan pada ekosistem seperti populasi katak yang tak terkendali.

b. Gambar Ekosistem

Gambar 3.1 Macam-Macam Komponen Ekosistem di Lahan Pangan

Pada lahan pangan tersebut terdapat berbagai komponen yang hidup saling
berdampingan.
c. Apakah agroekekosistem yang di tentukan sudah memenuhi prinsip ekologi?
Prinsip-prinsip ekologi yang relevan dengan agroekosistem pada lahan pangan sawah
dapat bervariasi tergantung pada konteks spesifik dan tujuan pengelolaan lahan tersebut.
Namun, secara umum, terdapat beberapa prinsip ekologi yang penting untuk dipertimbangkan
dalam pengelolaan agroekosistem, termasuk:
1. Keanekaragaman Hayati pada lahan pangan sudah memenuhi prinsip ekologi.
Pengelolaan agroekosistem yang efektif harus mempertahankan atau meningkatkan
keanekaragaman hayati. Ini mencakup keanekaragaman tanaman, hewan,
mikroorganisme tanah, dan ekosistem yang terlibat dalam siklus nutrien dan energi.
2. Kestabilan Ekosistem pada lahan pangan sudah terpenuhi karena agroekosistem yang
sehat memiliki kemampuan untuk tetap stabil dalam menghadapi gangguan eksternal
seperti perubahan iklim, penyakit tanaman, atau serangan hama. Pemeliharaan
keanekaragaman hayati dapat membantu dalam menciptakan kestabilan ekosistem.
3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara Berkelanjutan pada lahan pangan belum
sepemuhnya terpenuhi karena Pengelolaan agroekosistem harus mempertimbangkan
keberlanjutan penggunaan sumber daya alam seperti tanah, air, dan energi. Namun,
pada pengamatan yang di lakukan pencemaran lingkungan seperti adanya sampah
plastik yang kurang.
4. Siklus Nutrien yang Seimbang pada lahan pangan juga masih belum cukup terpenuhi
karena sumber daya alam masih tercemar oleh sampah, sedangkan agroekosistem harus
mampu mempertahankan siklus nutrien yang seimbang, termasuk pemulihan dan daur
ulang bahan organik seperti sisa tanaman dan pupuk hijau, untuk memelihara kesuburan
tanah.
5. Interaksi Simbiosis pada lahan pangan prinsip ini terpenuhi dimana dalam prinsip ini
mencakup hubungan simbiosis antara tanaman, hewan, dan mikroorganisme di dalam
agroekosistem. Contohnya adalah hubungan mutualisme antara tanaman dan mikroba
tanah yang membantu dalam penyerapan nutrien.
Penting untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip ini dalam merancang dan mengelola
agroekosistem pada lahan pangan sawah. Dengan memperhatikan aspek ekologi ini, dapat
diharapkan bahwa agroekosistem tersebut dapat berfungsi secara optimal dalam menghasilkan
hasil pertanian yang berkelanjutan sambil mempertahankan keseimbangan lingkungan.

d. Identifikasi fungsi ekosistem berdasarkan urutan fungsi terbesarnya


Agroekosistem yang dipilih adalah lingkungan Lahan Pangan
NO FUNGSI EKOSISTEM KONDISI URAIAN
1. Aliran Energi (Energy Baik Aliran energi di lahan pangan
Circuit) kondisinya baik karena cuacanya
mendukung.
2. Rantai Makanan Baik Rantai makanan yang ada dilahan
(Food Chains) pangan meliputi : padi – tikus – ular –
burung pemangsa
3. Keanekaragaman Baik Keanekaragaman yang ada di lahan
(Diversity) pangan cukup beragam bukan hanya
padi namun juga ada komponen lain
seperti jagung, berbagai macam gulma,
bunga liar, lumut, pohon, belalang,
capung, kupu-kupu, keong, siput,
udang tawar, ikan kecil, dan banyak
lainnya.
4. Nutrisi Hara (Nutriens Baik Unsur hara yang ada di lahan pangan
Cycle) kondisinya baik dan mencukupi
sehingga terlihat dari pertumbuhan
tanaman yang ada di lahan pangan
terlihat segar dan subur.
5. Pengembangan dan Cukup Baik Pertumbuhan padi di lahan pangan
Evolusi (Development cukup baik, hanya saja banyak gulma,
and Evolution) lumut, dan bahkan ada telur keong
pada batang padi.
6. Pengendalian (Control) Kurang Baik Pengendalian hama pengganggu dan
(Cybernetic) gulma di lahan pangan kurang baik.
Tedapat banyak telur keong pada
batang padi, juga banyak burung yang
suka memakan padi, gulma tumbuh di
sekitaran lahan bahkan pada galengan
atau jalanan sawah dipenuhi gulma
bahkan lumut.

e. Kondisi Homeostatisnya Agroekosistem Lahan Pangan Belakang Kampus


Istilah homeostatis berasal dari Bahasa Yunani “homio” yang berarti mirip dengan dan
“statis” yang berarti berdiri diam. Sehingga homeostatis adalah kondisi di mana makhluk hidup
mempertahankan kondisi yang stabil.

Homeostatis (homeo=sama; statis=berdiri) merupakan istilah yang umumnya diterapkan


kepada kecenderungan sistem-sistem biologi untuk bertahan terhadap perubahan-perubahan
dan tetap berada di dalam keadaan keseimbangan. Cannon (1939) menyimpulkan homeostatis
sebagai keseimbangan antara organisme-organisme dan lingkungan yang dapat dipertahankan
oleh faktor-faktor yang tahan terhadap perubahan di dalam sistem sebagai keseluruhan.
Homoestatis memiliki Batasan yang apabila terlampaui akan mengakibatkan kerusakan.

Kondisi homeostatis pada lahan pertanian tergantung pada kondisi lingkungan yang
ditempati. Nah, Homeostasis pada lahan sawah merupakan keseimbangan yang sangat penting
untuk menjaga produktivitas pertanian. Lahan sawah merupakan suatu sistem yang kompleks
di mana berbagai faktor seperti ketersediaan air, nutrisi tanaman, keseimbangan tanah, dan
aktivitas biologis berinteraksi secara dinamis. Salah satu aspek utama dari homeostasis pada
lahan sawah adalah pengaturan air. Air harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman, namun juga harus diatur agar tidak terlalu banyak sehingga dapat
menyebabkan genangan atau kekurangan oksigen di dalam tanah serta jangan sampai terdapat
sampah plastik yang berhamburan sekitaran lahan sawah karena akan sangat berpengaruh
buruk terhadap tanaman padi. Selain itu, keseimbangan nutrisi dalam tanah juga penting untuk
homeostasis lahan sawah. Nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium harus tersedia dalam
jumlah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman padi secara optimal. Kehadiran
organisme tanah seperti bakteri dan cacing juga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan nutrisi dan proses dekomposisi bahan organik.

Faktor lain yang mempengaruhi homeostasis lahan sawah adalah penggunaan pestisida
dan pupuk kimia. Penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
tanah dan menyebabkan kerusakan lingkungan serta menurunkan kualitas tanah dalam jangka
panjang. Dengan memahami dan memperhatikan semua faktor ini, petani dapat bekerja untuk
menjaga homeostasis lahan sawah, memastikan bahwa sistem pertanian mereka berkelanjutan
dan produktif dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai