Judul :
LIT
SINOPSIS si LIT :
Di tengah kesemrawutan hukum Di REPUBLIK JOMBROT , Lit, pemimpin non-formal dari
kaum terpelajar miskin, menantang kekuasaan semena-mena sistem pendidikan yang mahal dan
mencekik rakyat, juga melawan polisi dan hamba-hamba hukum yang justru mempermainkan
hukum.
Tokoh-tokoh :
Lit………………………………19 tahun.
Musik gemrenggeng aneh, penuh suara kucing,lalat, ayam dan suara desah orang bermain sex.
Juga bicara berebut rokok.
Lampu yang gelap tiba-tiba menyorot terfokus pada seorang remaja berseragam SMU yang belel
dan ditulisi macam2 juga bertambal-tambal, pokoknya amburadul, rambutnya awut-awutan.
LIT :
Kenapa seluruh pelajaran budi pekerti yang diajarkan sejak SD sampai SLTA tidak berlaku di
kehidupan nyata ?
( hening …3 menit )
Kenapa seluruh ajaran Kitab Suci dan teladan para nabi menjadi NOL dalam perjalanan hidup di
REPUBLIK JOMBROT ini ?
Syair :
Telinganya congekan
Penuh cureg ambune badheg…baunya nggak ketulungaaaannnn….
Lit membantah :
Tapi kenapa di Malaysia,Brunei,Singapura, Thailand, bahkan di Srilangka yang negara miskin
aja SEKOLAH BISA GRATIS !!!! ?????
BP 3 membisiki : wssswssswsss….
KS : Oooo yayaya….pemerintah negara-negara asing itu kan memberi subsidi terhadap dunia pendidikan,
goblok !
Lha ya toh….orang tua kalian bayar tarif listrik yang terus naik, nggak pernah protes.
( Ayo penonton, kalian kan rakyat yang baik…kalau aku habis omong kalian bilang : bayaaar
aja….ayo mulai…)
Lhoooo…………….
Pokoknya kami sampai heran, ortu kalian itu manusia apa mayat hidup ?
Naah, sudah ortu kalian kayak mayat hidup dan penurut kayak kerbau dongok…
eeh,kalian anak-anaknya malah sok jadi PEMBERONTAK….
Lit :
Karena kami tidak mau seperti orang tua kami yang bodoh dan
jahiliyah !!!!!
BP 3 : waah,waah…Pak,anak-anak ini ngomongnya sudah keblinger ini pak, sudah bernada kiri !
Ini sudah subversib pak, berarti sudah masalah serius ini pak…
Mudah-mudahan bisa ditindas lebih kejam dari yang di Makassar itu pak.
BP 3 : Kata siapa ? Wong polisi itu ya preman kok, bedanya Cuma pakai seragam yang dibeli dari uang
rakyat.
BP 3 : Lho ya Pak KS toh, orang Bapak adalah kepala sekolah, yang punya wewenang kok….
KS : halaaahhhhhh….kamu juga nggak papa toh, soalnya kamu lebih pandai bicara….otakmu lebih kancil.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak aja.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak aja.
KS : Kamu aja.
BP 3 : Bapak.
KS : Kamu.
BP 3 : Bapak.
KS : Kamu.
BP 3 : Bapak kamu.
KS : Bapakku ? Bapakku sudah almarhum jeee…lho ini yok opo sih, kok mbanyol kayak Srimulat aja….tak
antemi lho koen…
BP 3 : lho kehidupan kita ini memang panggung komedi pak, apalagi di Republik Silit ini…malah lebih
lucu dari Srilmulat lho, makanya Srimulat di THR itu bangkrut pak, kalah lucu dari kehidupan sehari-hari
pakk…
KS : Sudah-sudah….katamu ini masalah gawat, makanya jangan guyon ae…ayo cepat lapor polisi !!!
KS : hmmm….aku takut dimintai bayaran eee…soalnya kata orang, kalau lapor polisi kehilangan anjing, kita
malah dimintai ongkos sebasar kambing…lho lak rugi reek…
Lha ini bukan soal anjing, ini soal subversi, kita bisa dimintai ongkos berjuta-juta toh ??
BP 3 : Lhaaaaa,bapak ini….kita ini orang kaya, lembaga kaya….wong kita korupsi gedhe-gedhean kok takut
dipalak polisi sejuta dua juta….
BP 3 : halaaah paak, jaman sekarang korupsi itu dilakukan dari presiden sampai tukang cat, jangan
takuuut….lembaga komisi pemberantas korupsi aja nggak pernah ngapa-ngapain……malah kerjanya juga
korupsi kok.
PG : Ooooo…itu tadi…ituuu tutup pak, lha pagere dikunci e pak, digembok pak.
PG : tahu dari mana ? wong kami nggak ngomong apa-apa sama mereka kok…
PG : Lha iya toh pak…kan peraturannya begitu, kalau mau demo, harus lapor polisi dulu….
KS : Ya itu, kalian dibujuki polisi…ya polisinya sudah nelpon Kepala Dinas Pendidikan, Ndul.
PG : Waah busuk sekali kelakuan orang pinter itu ya, ulahnya Cuma minteri rakyat, bukan membangun dan
memakmurkan rakyat….
KS : Lho, baru tahu toh ? Waaah….guuuoooblok, makanya kok dalam pemilu ini kalian pilih lagi partaipartai
busuk…dasar rakyat guuuuooobbloookkkkk kelas berrraat !!!!
Suk-suk-suk-busssssssssssssssssssuuuuuuuuuuuuuuuuuuukkk….
Ini negeri busuk
Telurnya busuk-busuk
Tomatnya busuk-busuk
Katesnya busuk-busuk
Mangganya busuk-busuk
Dagingnya busuk-busuk
Rotinya busuk-busuk
Airnya busuk-busuk
Susunya busuk-busuk
Suk-suk-suk bussssssssssssssssuuuuuuuuuuukkkkkkkkk
Presiden busuk-busuk
Menteri busuk-busuk
Dirjennya busuk-busuk
Irjennya busuk-busuk
Stafnya busuk-busuk
Satpamnya Busuk-busuk
Polisi busuk-busuk
Tentara Busuk-busuk
Kyai busuk-busuk
Gurunya busuk-busuk
Pedagang busuk-busuk
Pedaging busuk-busuk
Wis jangan pringisan…lho kan aku sendiri ya yang pringisan….yaaakkk hush !!!.lhaaaa iniiii (
menunjuk-mengenali-Kelompok Gelandangan )
Ini…musuh besarku ini…kalian ini bisanya Cuma mengganggu kedamaian masyarakat saja
too…bikin rusuh,bikin sampah….lha kalian ini sudah sering kuusir, tak garuk, tak giepuki…lha
kok masih berani unjuk rasa !
Gak kapok-kapok ya kalian…. ????
Lit : Pak, dadi opooooooooooo koen iku, eta-ete…petentengan kayak wong penting aja.
Kamu itu preman bayaran tahu, kalian lebih sampah dari para gelandangan yang kalian anggap sampah itu.
Rumah kalian,rumah petak di pingiran kota toooh,sewanya Cuma Rp 100.000,- sebulan toh ?
Lihat saat ini isteri kalian belum masak nasi toh…anak kalian kelaparan,tidak bisa sekolah, semua karena
Tapi kalian malah menjadi kaki tangan orang-orang busuk itu, dan malah memukuli
sesama rakyat kecil yang tertindas. Kalian itu laksana ANJING, tahu !
Kok tega kalian memukuli sesama rakyat, merobohkan rumah-rumah gubug rakyat, apa
kalian nggak bisa membayangkan kalau itu menimpa rumah dan keluarga kalian
sendiri ?
Pemilu itu kan sarana yang demokratis dan merupakan kesempatan untuk memilih
pemimpin yang baik dan menendang pemimpin yang busuk.
Eee lha kok rakyat malah memenangkan partai-partai busuk, dan menelantarkan partai-
partai yang ingin menyelamatkan rakyat.
Itu semua karena rakyat bodoh ! Bodoh terus karena tidak pernah dididik ! Karena
sekolah bayarnya mahal ! Padahal seharusnya gratis !!!!
( tiba-tiba semua mengeluarkan buku UUD 45 dari sakunya---ya sudah dipersiapkan toooh… )
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
ahlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa…
KS : Oooo jadi aku ini badak yooo….wis rek, gini aja, aku sekarang sadar, tobat, pokoknya seperti drama-
drama itu lho, orang yang salah akhirnya tobat, sadar….minta maaf…dan sekarang saya putuskan kalian semua
boleh sekolah gratis, anak-anak !
KS marah kepada BP 3.
KS : Memang kamu ini kok yang bikin masalah. Kamu ini lembaga ekstra ! Tidak resmi,tidak formal,kamu ini
calo! Rente !
Semua mengeroyok BP 3 dan memassa sampai hancur berdarah-darah, bajunya sobek parah.
Tramtib : Gak isok…gak isok…ini dia biangnya sehingga rakyat kecil tidak bisa menikmati
pendidikan ! Ayo bakar !
Semua menari kesurupan diiringi musik disko seram….suara mereka fals mirip hantu haus
darah….
Lirik :
Musik berhenti.
Rakyat teriak-teriak tak terkendali.
Tramtib : Yooo gak isoookkk….revolusi berarti cabut sampai akar-akarnya ! Ayoooo serbuuu !!!!
Muncul petugas pemadam kebakaran menyemprotkan selang air kemana-mana tapi malah lebih
banyak ke arah penonton, bukan ke arah gedung yang terbakar.
Para gepeng dihasut tramtib untuk memassa petugas kebakaran. Para petugas pemadam
kebakaran malah digebuki dan dibunuh.
Kopol : He…kamu ini menyalahi prosedur…waah, bisa dicopot aku nanti….diaamput kamu ini
Dul !
Kopol : Enak aja sorry,sorry, ingat kasus Makassar….waaah aku dipecat nanti Dul gara-gara
kamu.
Dul : Sorrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyy….pak.
Karena pemerintah menelantarkan rakyat, lalu rakyat yang putus asa bunuh diri, setahun
ada sekitar 30 orang…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuu
Lalu yang nekad menjadi copet, maling, garong, rampok, mereka sudah membunuh
korban sekitar 170 orang setahun…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaahuuu
Lalu para garong yang digerebeg polisi lalu lari dan ditembak, jumlah yang mati sekitar
200 orang setahun…lhooo….aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuuu
Menurut data CDC dan AGI, 2 juta nyawa bayi di Republik Jombrot ini dibunuh per
tahun di meja aborsi
Data yang dikutip koran MERDEKA baru-baru ini, setiap jam ada 2 ibu meninggal
karena melahirkan lantaran kemiskinan dan buruknya fasilitas di Republik Gombal ini
Lalu data ELSAM mencatat 65 buruh TKI mati setiap tahun di Singapura, karena negeri
ini nggak bisa ngasih makan, karena duit negara sudah digarong para pemimpin
Data dari Depkes RI mencatat 35 orang mati per tahun karena HIV AIDS
Belum lagi yang mati karena berbagai macam penyakit, kecelakaan lalu lintas, kapal laut
dan udara, belum yang mati-mati karena 1001 macam bencana alam yang terjadi tiap hari
karena alam lingkungan dirusak….wooooooo nggak karu-karuan jumlah orang mati di
Negeri Gombal Mukiyo ini…Tapi kok ya jumlah penduduk tetap berjubeeeeel aja…
Makanya aku tinggal melanjutkan upaya PENCIUTAN PENDUDUK hehehehe
Komandan Polisi : Sok tahu kamu Dul, daripada sok pinter dan lebih pinter dari aku,
mendingan kamu tak tembak aja duluan !
Lit : Ini apa-apaan ? Apa tidak ada hukum di negeri ini ? Kok main bunuh semaunya ????
Komandan Polisi : hahahaha….hukum ? hukum di Republik Jombrot ini hanya berupa tulisan di
buku-buku dan pidato para pejabat di televisi….pelaksanaannya Nol
Besaaar !!!
Lit : Tunggu ! Anda polisi!anda penegak hukum, jangan justru malah menghancurkan hukum
!
Kom-pol : He ! Kamu tidak tahu atau pura-pura bodoh ? Pelanggar hukum di Republik ini justru
polisi, presiden dan para pejabat !
Coba kamu baca lagi kitab UUD 45 ! Berapa pasal yang dilanggar mereka ?
Siswa dan gepeng : Waaah, taek koen iki, sudah perang aja….serbuuuuu !!!!!!!!
Perang ramai.
Semua saling bunuh. Polisi lawan massa.
Semua mati, tinggal Lit yang hidup meski luka parah.
Dengan tertatih-tatih menahan luka, Lit menggugat negeri Gombal ini dengan puisi
protes :
Viddy AD Daery=============================viddyad2@yahoo.com
( fotokopi identitas akan dikirim menyusul, mungkin via pos )
Viddy AD Daery atau Drs.Anuf Chafiddi lahir di Lamongan 28 Desember 1961 adalah penyair,
cerpenis, novelis, kolumnis dan budayawan.
Sewaktu masih kuliah di FISIP UNAIR Surabaya, sudah menghasilkan puisi masterpiece
“Surabaya mari Bicara Empat mata” yang sempat menjadi maskot DKS dan HUT Kotamadya
Surabaya di zaman Walikota Poernomo Kasidi.
Setelah lulus sarjana sosiologi tahun 1987 , lalu menjadi koresponden Jawa Pos sambil
mengelola toko emas di Lamongan.
Tahun 1991 hijrah ke Jakarta karena bekerja di TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ), mula-mula
sebagai redaktur features SERBANEKA.
Tahun 1993-2001 menjadi produser eksekutif. Produknya yang terkenal antara lain : Lenong
Bocah, Patrio Ngelaba, Telenovela Dimana Cinta Kutitipkan. Lalu keluar dari TPI dan
mendirikan jaringan production house sambil menjadi budayawan yang banyak diundang
ceramah budaya Indonesia oleh negara-negara Asia Tenggara.
Novelnya “Sungai Bening” diterbitkan oleh PT Grasindo Jakarta, dan cukup laku di pasaran.
Sejak remaja/mahasiswa sampai kini aktif ikut lomba kreatif dan cukup banyak menyabet juara
di bidang penulisan puisi, cerpen dan produksi acara televisi.
E-mailnya : viddyad2@yahoo.com.