Anda di halaman 1dari 8

Cara Konfigurasi DNS Server Dengan

Bind9 Di Debian
Maret 12, 2020

Kali ini kita akan mencoba konfigurasi DNS server dengan Bind9 di Debian. Karena kita
tahu layanan DNS berguna untuk menerjemahkan IP address sebuah komputer menjadi nama
domain atau proses sebaliknya, yaitu mengkonversi nama domain komputer menjadi sebuah
alamat IP address. Untuk melayani setiap permintaan dari klien berupa query nama komputer
atau nama domain diperlukan sebuah server yang disebut dengan DNS Server.

Baca Juga: Apa Itu DNS Server Dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Supaya memahami dalam membuat DNS server dalam jaringan, perhatikan ketentuan
berikut.

 IP address : 192.168.10.2/24
 Hostname : Debian-Server
 OS : Debian 10
 Aplikasi server : Bind9
 Domain :
o 1. debianserver.com : 192.168.10.2
o 2. www.debianserver.com : 192.168.10.2
o 3. mail.debianserver.com : 192.168.10.3
o 4. ftp.debianserver.com : 192.168.10.4
Konfigurasi DNS Server Dengan Bind9
1. Install paket bind9 yang tersedia di repositori dasar. Kalian dapat menggunakan perintah.

~#apt-get install bind9

2. Karena disini kalian menggunakan satu komputer server dengan tiga IP address yang
berbeda, kalian harus mengatur IP address pada server. Edit file interfaces debian
menggunakan perintah ini.

~#nano /etc/network/interfaces

Kemudian edit file tersebut seperti dalam contoh konfigurasi berikut (nama interface
sesuaikan dengan komputer kalian)

# The loopback network interface


auto lo
iface lo inet loopback

#The primary network interface


allow-hotplug ens33
auto ens33 inet static
iface ens33 inet static
address 192.168.10.2/24
gateway 192.168.10.1
dns-server 8.8.8.8

allow-hotplug ens33:1
auto ens33:1 inet static
iface ens33 inet static
address 192.168.10.3/24

allow-hotplug ens33:2
auto ens33:2 inet static
iface ens33 inet static
address 192.168.10.4/24

3. Keluar dan simpan file konfigurasi tersebut, restart layanan jaringan dengan perintah.

~#/etc/init.d/networking restart

4. Periksa IP address mesin apakah sudah memiliki tiga IP address berbeda dengan perintah

~#ip add

5. Masuk ke direktori bind dengan menggunakan perintah.

~#cd /etc/bind

6. Lakukan konfigurasi file zone DNS dengan mengedit file named.conf.local . Tetapi copy
terlebih dahulu salinan dari file ini dengan menggunakan perintah.
~#cp named.conf.local /root

Kemudian edit filenya.

~#nano named.conf.local

7. Dalam named.conf kalian mendeskripsikan file zona dan IP dengan nama file db.for dan
db.rev . Kalian tidak perlu membuatnya dari awal, cukup melakukan penyalinan file template
db yang tersedia dalam direktori bind.

~#cp db.local db.for


~#cp db.127 db.rev

8. Edit file db.for dan sesuaikan isinya seperti dalam contoh berikut.

~#nano db.for

9. Lakukan pemeriksaan zona debianserver.com yang telah dideskripsikan dalam file db.for

~#named-checkzone debianserver.com db.for


10. Selanjutnya, edit dan sesuaikan isi file db.rev seperti berikut.

~#nano db.rev

11. Periksa zona 10.168.192.in-addr.arpa dalam file db.rev, apakah sudah bekerja dengan
baik.

~#named-checkzone debianserver.com 10.168.192.in.addr.arpa db.rev

12. Supaya server DNS hanya mendukung penggunaan alokasi IPv4, kalian harus mengubah
baris kode OPTIONS=”-u bind -4″ dalam file /etc/default/bind9.

~#nano /etc/default/bind9

13. Keluar dan simpan file BIND9, kemudian restart layanan BIND9.

~#/etc/init.d/bind9 restart

14. Cek status layanan BIND9 telah berjalan dengan baik atau belum.

~#/etc/init.d/bind9 status
15. Jika konfigurasi file BIND9 tidak mengalami masalah dan status layanan juga telah
bekerja dengan baik, tahap awal adalah melakukan pengaturan pada file /etc/resolv.conf
dengan mengubah atau menambahkan baris kode nameserver 192.168.10.2. Restart servis
jaringan kemudian periksa apakah layanan DNS server pada IP 192.168.10.2 telah berjalan
dengan normal.

16. Secara default aplikasi nslookup dan dig dalam Debian belum tersedia. Kalian harus
menginstall aplikasi dnsutils terlebih dahulu.

~#apt-get install dnsutils

17. Jalankan aplikasi nslookup dengan memeriksa bahwa DNS telah dikonfigurasi dengan
baik.

~#nslookup
Jika kalian membangun sebuah DNS server pada jaringan lokal kemidan dijalankan acuan
bagi setiap komputer klien ketika mencari dan mengirim query nama domain di internet, akan
sering mengalami kegagalan. Hal itu disebabkan belum dikonfigurasi sistem forwarding
dalam DNS server.

Mengapa forwarding dalam DNS server perlu diaktifkan? Tujuannya adalah mengatur DNS
server dapat mengubah arah pencarion jika ada query nama domain dan klien yang tidak
ditemukan dalam server.

Sebagai contoh klien menanyakan domain forum.detik.com pada server DNS


debianserver.com, maka pertama kali server melakukan pencarian pada dirinya sendiri. Jika
ternyata tidak ditemukan, akan dilemparkan pada alamat DNS server lainnya. Di sinilah
peran teknik forwarding dibutuhkan. Untuk mengkonfigurasinya ikuti langkah berikut ini.

18. Edit file named.conf.options.

~#nano /etc/bind/named.conf.options

Sesuaikan baris kode dalam file tersebut seperti berikut.


Baris kode forwarders{8.8.8.8}; memberikan pengaturan pada DNS server agar
melemparkan pencarioan pada mesin DNS server Google dengan IP address 8.8.8.8 jika
query domain dari klien tidak digunakan.

19. Lakukanlah pengujian konfigurasi tersebut dan restart DNS server.

~#named-checkconf
~#/etc/init.d/bind9 restart

20. Periksa kembali apakah layanan BIND9 telah berjalan dengan baik atau belum.

~#/etc/init.d/bind9 status

21. Lakukan pengujian forwarding dalam DNS server, apakah telah berjalan dengan tools dig

~#dig google.com

Dalam DNS server juga mengenal istilah cache atau yang disebut dengan DNS cache atau
DNS resolver cache. Tujuannya adalah merekam dan menyimpan data mesin yang pernah
diakses oleh komputer klien yang berupa IP address dari domain yang diminta oleh
pengguna.

Peran cache ini sangat penting untuk meningkatkan performa pencarian domain yang di-
request klien, karena DNS cache yang akan dicari pertama kali oleh mesin DNS server. Pada
sistem operasi Debian, fitur DNS cache server otomatis disertakan dan berjalan bersamaan
dengan terpasangnya aplikasi BIND9.

22. Untuk melakukan generate cache yang telah dijalankan dalam BIND, gunakan perintah
berikut.
~#rndc dumpdb

23. Informasi tentang konten dalam file DNS cache dapat dilihat pada file
/var/cache/bind/named_dump.db

~#less /var/cache/bind/named_dump.db

Baca Juga: Cara Membuat Web Server Dengan Apache Di Debian

24. Tahap terakhir adalah melakukan pengujian DNS server pada sisi komputer klien.
Lakukan konfigurasi IP address pada komputer klien dengan ketentuan sebagai berikut.

 IP address : 192.168.10.10
 Subnet mask : 255.255.255.0
 Gateway : 192.168.10.1
 Preferred DNS Server : 192.168.10.2

25. Jalankan command prompt, kemudian tes DNS dengan utility nslookup seperti pada
contoh gambar berikut.

Sekian artikel Cara Konfigurasi DNS Server Dengan Bind9 Di Debian. Nantikan artikel
selanjutnya dan jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian. Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai