Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN

“Konfigurasi DNS Server dan DHCP Server Pada Debian”

Disusun Oleh :

Nama : Anindya Natha Diyanti

Kelas : XII TKJ 3

No Absen : 04

Mata Pelajaran : ASJ

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 BALEENDAH
Jalan R.A.A Wiranata Kusumah No 11, Telp / fax (022) 5940 714
Baleendah Kabupaten Bandung
2022
BAB 1

LANDASAN TEORI

1.1 Domain Name System (DNS) Server

Domain Name System atau yang biasa disingkat dengan DNS adalah

sebuah sistem yang berfungsi menerjemahkan alamat IP ke nama domain atau

sebaliknya, dari nama domain ke alamat IP baik yang terhubung ke internet

atau hanya berada dalam sebuah jaringan lokal (LAN). Jadi, host komputer

mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server yang

kemudian dipetakan ke dalam alamat IP oleh DNS.

Tanpa adanya DNS, untuk mengakses sebuah komputer, sebuah layanan

atau-resource, kita harus mengkasesnya dengan menggunakan IP address,

yang agak sulit untuk diingat. Domain Name System (DNS) berfungsi untuk

memetakan sebuah alamat IP (IP address) ke dalam sistem penamaan atau

domain, serta sebaliknya.

Seperti saat mengakses sebuah website, misalnya www.contoh.com.

Sebenarnya www.contoh.com adalah nama domain dari sebuah server yang

mempunyai IP address 10.10.10.1. Dengan adanya sistem penamaan (Domain

Name System) seperti ini, membuat pengguna lebih mudah untuk mengingat

nama dari sebuah komputer untuk mengaksesnya, atau mengakses sebuah

layanan dan resource.


Domain Name System juga memungkinkan sebuah komputer memiliki

lebih dari satu nama domain. Sebagai contoh domain www.alamat.com adalah

sebuah domain untuk layanan web server atau sebuah website. Sedangkan

komputer tersebut memiliki layanan lainnya, yaitu mail server. Maka DNS

memungkinkan layanan mail server tersebut memiliki nama domain sendiri,

misalnya www.alamatmail.com, atau mail.alamat.com. Pada contoh tersebut,

"mail.alamat.com" disebut sub domain.

1.2 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server

DHCP (merupakan kepanjangan dari Dynamic Host Configuration

Protocol) adalah salah satu protokol pada jaringan komputer yang dapat

memberikan atau meminjamkan IP address terhadap host (komputer klien

yang berada dalam satu jaringan secara otomatis.

Ketika DHCP client pada pihak komputer klien diaktifkan, komputer

klien tersebut akan melakukan request komputer server untuk mendapatkan IP

address dari DHCP Server. Kemudian DHCP Server akan memberikan

jawaban ke komputer klien dengan memberikan IP address yang tersedia pada

pool atau range IP address di DHCP server.

Sehingga dengan mekanisme ini, seorang administrator server tidak perlu

lagi mengatur IP address secara statis atau manual satu persatu pada setiap

komputer klien, agar dapat bisa terhubung dengan komputer server atau

dengan komputer lainnya. Bayangkan jika sebuah jaringan memiliki puluhan

atau ratusan komputer, berapa banyak waktu yang dihemat dengan

menggukan DHCP server.


BAB 2
LANGKAH KERJA
2.1 Konfigurasi IP Address

IP address adalah syarat utama sebuah perangkat atau komputer agar dapat

terhubung dengan perangkat lainnya. Sebelum mulai menginstal dan

mengkonfigurasi Domain Name System (DNS) di Debian, harus terlebih

dahulu mengatur IP address atau Network Interfaces pada komputer tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah mengkonfigurasi IP address pada

Linux/Debian :

1. Untuk mengatur IP address di Linux/Debian, buka file interfaces yang ada

pada direktori /etc/network/. Untuk membuka file konfigurasi IP address

gunakan perintah “mceidt /etc/network/interfaces”.

2. Setelah file terbuka, tambah atau ganti konfigurasi yang ada di bawah

tulisan "iface lo inet loopback" pada file tersebut seperti berikut. (IP

address dapat diganti sesuai keinginan atau kebutuhan)


3. Setelah selesai, simpan konfigurasi dengan menekan F10 kemudian klik

YES.

4. Karena Network Interfaces baru saja dikonfigurasi, mesin perlu untuk me-

restart service networking agar IP address yang baru saja dikonfigurasi

dapat berfungsi. Untuk me-restart service networking, ketikkan perintah

“/etc/init.d/networking restart”.
5. Kemudian kita bisa mengecek apakah konfigurasi Network Interfaces

tersebut apakah sudah sesuai atau tidak dengan mengetikkan perintah

"ifconfig".

2.2 Konfigurasi DNS Server

Bind9 (Barkeley Internet Name Domain versi 9) adalah paket DNS server

yang paling terkenal dan paling umum saat ini.

Untuk menginstal Bind9 atau paket lain pada Debian dapat dilakukan

dengan beberapa cara, seperti menggunakan CD, DVD, Flashdisk, atau

melalui repository.

Agar lebih mudah dalam praktiknya, maka kita akan menggunakan media

instalasi DVD File iso untuk DVD dapat di unduh di situs resmi Debian.

Semua aplikasi yang dibutuhkan, sudah tersedia pada DVD-DVD tersebut

yang tersedia dalam beberapa binary.

1. Paket Bind9 terletak dalam DVD Binary-1. Masukkan DVD Binary-1 dan

ketikkan perintah “apt-cdrom add”.

2. Lalu install DNS server dengan perintah “apt-get install bind9”.


3. Selanjutnya, buat zone domain (Di zone domain kita akan membuat file

forward dan reverse). Untuk membuka file konfigurasi zone domain

masukan perintah “nano /etc/bind/named.conf.default-zones”.

4. kemudian cari script konfigurasi seperti berikut :

zone "localhost" {

type master;

file "db.local";

};

zone "127.in-addr.arpa" {

type master;

file "db.127";

};

5. Kemudian ubah script tersebut hingga menjadi seperti berikut. Lalu,

simpan konfigurasi dengan menekan kombinasi tombol CTRL+O pada

keyboard, kemudian tekan CTRL+X untuk keluar dari editor Nano atau

file tersebut.
zone "anindyanatha.com" {

type master;

file "db.alamat";

};

zone "1.168.192.in-addr.arpa" {

type master;

file "db.ip";

};

6. Kedua file tersebut adalah file baru yang belum memiliki apa-apa.

Duplikat kedua file baru tersebut dari file forward dan reverse default

dengan perintah berikut :

“cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.alamat”

“cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.ip”


7. Selanjutnya, konfigurasi file forward. Forward berfungsi untuk

memetakan atau menerjemahkan nama domain ke dalam alamat IP

address.Konfigurasi forward berada pada file "db.alamat". Untuk

membuka file forward, ketikkan perintah “mcedit /etc/bind/db.alamat”

8. Lalu akan terbuka file forward dengan konfigurasi default-nya. Edit isi file

tersebut hingga menjadi seperti berikut, dan simpan konfigurasi dengan

menekan tombol F10 untuk keluar.

9. Selanjutnya, konfigurasi file reverse. Reverse berfungsi untuk memetakan

atau menerjemahkan IP address ke dalam alamat domain. Konfigurasi

reverse berada pada file "db.ip". Untuk membuka file reverse, ketikkan

perintah “mcedit /etc/bind/db.ip”.


10. Kemudian file tersebut akan terbuka dengan konfigurasi reverse default di

dalamnya. Edit file tersebut hingga menjadi seperti berikut, dan simpan

konfigurasi dengan mrnrkan tombol F10 untuk keluar.

11. Terakhir, tambahkan DNS dan Nameserver di resolv.conf dengan

mengetikkan perintah berikut “mcedit /etc/resolv.conf”.

12. Hapus isi file tersebut dan ganti dengan DNS dan nameserver yang

digunakan seperti berikut, dan simpan konfigurasi dengan menekan

tombol F10 untuk keluar.


13. Restart terlebih dahulu Bind9 agar komputer memulai ulang service-

service dan konfigurasi baru dapat dimuat dan dijalankan oleh komputer.

Ketikkan perintah “/etc/init.d/bind9 restart”.

2.3 Tahap Pengujian DNS Server

Setelah semua konfigurasi DNS telah dilakukan, lakukan test apakah DNS

yang sudah dikonfigurasi berhasil atau tidak dengan menggunakan perintah

nslookup dan kemudian akan keluar seperti pada gambar di bawah. Jika

tulisan yang keluar sama seperti gambar di bawah, berarti instalasi DNS pada

Debian sudah berhasil dan berjalan dengan baik. Ketikkan perintah berikut :

“nslookup 192.168.1.1”

“nslookup anindyanatha.com”
2.4 Konfigurasi DHCP Server

Karena sebelumnya telah melakukan konfigurasi IP address serta

menambahkan domain dan nameserver pada debian ini, maka akan langsung

melanjutkan ke langkah yang berikutnya, yaitu sebagai berikut :

1. Instal paket DHCP server di Debian. Pada Debian, paket untuk

menjalankan DHCP server adalah "isc-dhcp-server". Masukkan DVD-

Binary 2 untuk instalasi DHCP server dan ketikkan perintah berikut agar

daftar paket tersebut ditambahkan : “apt-cdrom add”

2. Kemudian ketik perintah berikut untuk menginstal paket isc-dhcp-server

sebagai DHCP server “ apt-get instal isc-dhcp-server”.

3. Pastikan paket berhasil terinstal. Pada saat instalasi isc-dhcp-server, akan

muncul pesan failed. Tidak perlu khawatir, pesan tersebut terjadi

dikarenakan konfigurasi IP address pada file network interfaces berbeda

dengan konfigurasi IP address default pada konfigurasi DHCP Server.

4. Selanjutnya buka file "dhcpd.conf" yang merupakan konfigurasi utama

DHCP server di Debian, buka file tersebut dengan perintah


“ mcedit /etc/dhcp/dhcpd.conf”

5. Kemudian file tersebut akan terbuka serta berisi banyak script konfigurasi-

konfigurasi DHCP Server. Temukan baris dengan script konfigurasi

seperti berikut.

#A slightly different configuration for an internal subnet.


#subnet 10.5.5.0 netmask 255.255.255.224 (
#range 10.5.5.26 10.5.5.30;
#option domain-name-servers ns1.internal.example.org;
# option domain-name "internal.example.org";
#option routers 10.5.5.1;
# option broadcast-address 10.5.5.1;
# default-lease-time 600; #max-lease-time 7200;
#}

6. Setelah menemukannya, buang semua tanda pagar pada script konfigurasi

tersebut seperti berikut dan konfigurasikan IP address dan jaringan hingga

menjadi seperti berikut serta simpan konfigurasi dengan menekan tombol

F10 untuk keluar.


7. Selanjutnya menentukan kartu jaringan (Network Interfaces Card) mana

yang akan digunakan untuk memberikan layanan DHCP Server. Ketikkan

perintah berikut untuk membuka file tersebut :

“mcedit /etc/default/isc-dhcp-server”

8. Kemudian file tersebut akan terbuka, kemudian cari script dengan tulisan

"INTERFACES” (baris paling bawah). Pilih interfaces yang di gunakan

untuk memberi layanan DHCP Server. Jika hanya punya satu interfaces,

masukkan "eth0" diantara tanda kutip pada script tersebut, seperti ini

berikut serta simpan konfigurasi dengan menekan tombol F10 untuk

keluar.
9. Konfigurasi DHCP server sudah selesai sampai sejauh ini. Kemudian

restart service isc-dhcp-server agar hidupkan ulang dan konfigurasi baru

dapat terbaca dengan memasukkan perintah berikut :

“service isc-dhcp-server restart”

10. Ketika pertama kali service isc-dhcp-server restart, akan keluar

pemberitahuan error, biarkan saja. Cukup lakukan restart tersebut sekali

lagi dengan perintah yang sama seperti di atas.


2.5 Hasil Pengujian DHCP Server

Anda mungkin juga menyukai