Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ADMINISTRASI JARINGAN
DOMAIN NAME SYSTEM (DNS)

Ahirullah Bakry
42621028
2B

D4 TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
A. DASAR TEORI
DNS merupakan sistem berbentuk database terdistribusi yang akan
memetakan/mengkonversikan nama host/mesin/domain ke alamat IP (Internet
Protocol) dan sebaliknya dari alamat IP ke nama host yang disebut dengan reverse-
mapping.
Sistem Penamaan Domain adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi
tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar
(distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS
menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi
surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap
domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat
keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas
seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih
memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah
penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail.
DNS menghubungkan kebutuhan ini. Penggunaan nama sebagai pengabstraksi
alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia
mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke jaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di
jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International),
yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada -
sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun
melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host
menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS).
Namun, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok
dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang
hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap
file Hosts. Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang
bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu
tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC
882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update
terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi.
Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti
DNS. Pengelola dari sistem DNS terdiri dari tiga komponen:
a. DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang
membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
b. Recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai
tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada
para resolver tersebut
c. Authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari
recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi
(misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya).
B. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Virtualbox “linux”
3. Jaringan internet

C. HASIL PRAKTIKUM
Melakukan apt-get update terlebih dulu, lalu install bind9 bind9utils bind9-docs serta
install dnsutils.
menginstal paket dnsutils dengan menggunakan perintah apt-get install dnsutils
seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Ini akan mengunduh dan menginstal paket dari
repo Ubuntu default.

masuk ke dalam cd /etc/bin untuk melanjutkan konfigurasi agar data tersimpan di


directory ini. Lalu Cp /etc/bind /home/bind_backup -r “Merupakan perintah untuk
membuat cadangan atau backup pada folder bind9”.
Perintah ls Digunakan untuk memeriksa isi dari directory. Di dalam /etc/bind akan
terdapat file named.conf.local yang berfungsi untuk mendaftarkan domain yang akan
dibuat.
Selanjutnya kita buat file db.ip dengan cara melakukan copy dari file db.127. Copy juga file
db.local dengan nama db.domain.

Setelah 2 file tersebut terbuat kita edit file db.domain terlebih dahulu.

Pada file db.domain replace / ubah localhost menjadi nama domain yang ingin kita buat. Jika
seperti dicontoh ini saya menciba membuat domain untuk ahirullah.net. Pada kasus ini saya
juga akan membuat 2 buah sub domain yaitu nantinya www.ahirullah.net, tmj.ahirullah.net
dan ftp.ahirullah.net. Jangan lupa kita berikan IP Address server DNS kita.
Selanjutnya kita lakukan edit pada file db.ip. Replace / ubah localhost sesuai dengan nama
domain kalian. Ingat pada angka 218 tersebut ganti dengan angka terakhir (host) dari IP
Address Server. Contoh dinisi jika saya menggunakan IP Address 192.168.203.218 sebagai IP
Server DNS maka angka terakhir tersebut adalah 218.

Lanjut pada file named.conf.local kita lakukan pendefinisian zone berdasarkan Nama
Domain yang kita buat beserta IP Address DNS Servernya. Pada bagian 1.1.10.in-
addr.arpa perlu diperhatikan bahwa ini sebenarnya adalah reverse dari IP Address
DNS kita. Jika IP Address DNS Server adalah 192.168.203.218 maka akan direverse
menjadi 203.168.192 ditambah dengan .in-addr.arp. Mengapa angka terakhir dari IP
Address tidak ikut direverse ? Angka terakhir ini sudah ada pada file db.ip.

Langkah terakhir kita harus lakukan restart service BIND 9 agar melakukan load
konfigurasi terbaru. Pastikan service berjalan dengan normal tidak ada error.

Testing

Jika kalian ingin melakukan testing DNS Server pada server DNS tersebut kalian dapat
mengganti sementara resolv dns Server pada file /etc/resolv.conf. Ganti dengan
alamat IP DNS Server. Cara ini bisa dilakukan juga pada client yang menggunakan
distro linux.
Gunakan tools nslookup untuk melakukan pengujian DNS Server.

Pengujian mx record menggunakan tools dig dan nslookup.


D. ANALISA HASIL PRAKTIKUM
Sebelum melakukan konfigurasi linux perlu di update dengan perintah apt-get
update. Install aplikasi dengan perintah apt-get isntall. Kemudian untuk membuat file
digunakan perintah mkdir. Configurasi digunakan perintah pico. Untuk menampilkan
isi direktori ls dan untuk pengetesan digunakan perintah dig. Untuk masuk sebagai
super user digunakan perintah su. Penting juga untuk selalu membackup file sebelum
diconfigurasi dengan perintah Cp /etc/bind /home/bind_backup -r.
Dalam menngetikkan perintah perlu dipastikan bahwa perintahnya sudah betul
dan tidak ada typo. Untuk melakukan konfigurasi harus sesuai dengann letak directory
yang akan dikonfigurasi. Kesalahan IP juga mempengaruhi konfigurasi, baik itu pada
perintah rev dan named.conf. Tidak hanya itu. Salah dalam menginput dan mengganti
localhost dengan nama domainnya kita juga berpengaruh besar. Intinya disini
diperlukan ketelitian dan konsentrasi untuk melakukan konfigurasi
E. KESIMPULAN
DNS merupakan sistem berbentuk database terdistribusi yang akan
memetakan/mengkonversikan nama host/mesin/domain ke alamat IP (Internet
Protocol) dan sebaliknya dari alamat IP ke nama host yang disebut dengan reverse-
mapping.
DNS adalah hasil pengembangan dari metode pencarian host name terhadap IP
address di Internet. Pada DNS client (resolver) mengirimkan ueries ke Name Server
(DNS). Name Server akan menerima permintaan dan memetakan nama komputer ke
IP address Domain Name Space adalah pengelompokan secara hirarki yang terbagi
atas root-level domains, top-level domains, second-level domains, dan host names.
Prinsip dasar cara kerja DNS adalah mencocokkan nama komponen URL dengan
komponen IP Address. Setiap URL dan IP Address memiliki bagian-bagian yang saling
menjelaskan satu dengan yang lain. DNS server adalah bagian penting dari proses
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai