ADMINISTRASI SERVER
OLEH : OMAR M. A. A.
TUJUAN
1. Siswa memahami konsep dan cara kerja DNS.
2. Siswa memahami jenis-jenis Name Server.
3. Siswa mampu melakukan instalasi Bind9 pada Debian Server.
4. Siswa mampu melakukan konfigurasi forward zone pada Bind9.
5. Siswa mampu melakukan konfigurasi reverse zone pada Bind9.
6. Siswa mampu melakukan pengujian konfigurasi Bind9.
PRASYARAT PRAKTIKUM
1. Siswa telah memahami perintah dasar Linux.
2. Siswa mampu melakukan setting IP Address pada Debian Server.
DASAR TEORI
Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files
yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini
dikelola secara terpusat dan di setiap lokasi harus di copy versi terbaru dari HOSTS
files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada penambahan 1 komputer di
jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi. Dengan semakin
meluasnya jaringan internet hal ini makin merepotkan, maka akhirnya dibuatlah
sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan
kelebihan unlimited database size dan performace yang baik. DNS adalah sebuah
aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address
atau sebaliknya. Sebagai contoh ketika kita terkoneksi ke Internet dan mengetikkan
nama domain, misalnya: yahoo.com pada web browser maka akan di petakan oleh
DNS server ke sebuah IP Address misalnya 202.68.0.134 yang mana IP Address
tersebut adalah IP Address dari web server yang dimiliki oleh yahoo.com. Jadi, DNS
1
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
dapat di analogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal
berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di
pesawat telepon. Sama persis, host komputer mengirimkan queries berupa nama
komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP address.
Domain Name Sistem (DNS) adalah sebuah aplikasi service di Internet yang
menerjemahkan sebuah domain name ke IP address atau sebaliknya dan salah satu
jenis sistem yang melayani permintaan pemetaan IP address ke FQPN (Fany Qualified
Domain Name) dan dari FQDN ke IP Address. DNS biasanya digunakan pada aplikasi
yang berhubungan ke Internet seperti web browser atau e-mail, Dimana DNS
membantu memetakan hostname sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan
di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet.
DNS bekerja dengan konsep “client-server”. Sebuah komputer yang
menjalankan fungsi server ini disebut DNS server atau name server dan komputer lain
yang meminta penterjemahan hostname ke IP Address disebut sebagai client DNS.
DNS umumnya diterapkan dengan menggunakan server terpusat yang memiliki
wewenang atau otoritas dalam mengelola beberapa nama domain dan mengacu
kepada beberapa domain lainnya yang dikelola server DNS lain. Ketika komputer
client meminta informasi IP Address suatu hostname ke name server, maka
permintaan ini ditujukan ke port 53.
Domain Name System (DNS) adalah distributed database system yang
digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang
mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS memiliki
keunggulan sebagai berikut:
1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP
address sebuah komputer cukup hostname (nama komputer).
2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi hostname tidak berubah.
3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di
Internet maupun di Intranet.
Struktur DNS
Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain
berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
1. Root-Level Domains, domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang
ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki
disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode
dimana lambang untuk root domain adalah (“.”).
2. Top-Level Domains, Pada bagian dibawah ini adalah contoh dari top-level domains:
2
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
3
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Komponen DNS
DNS sebenarnya merupakan suatu sistem server-client, jadi ada suatu
mekanisme dari client untuk meminta informasi dari server yang akan memberikan
informasi yang diminta sang client. Seperti yang disebutkan di atas program pada
server tersebut sering disebut dengan name server. Pada client sering disebut dengan
resolver. DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau
subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif)
yang mempublikasikan informasi tentang domain tersebut dan nama-nama server
dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers, yaitu
server yang ditanyai ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama
domain tertinggi (top-level domain).
4
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Sejarah BIND
BIND merupakan salah satu implementasi dari DNS yang paling banyak
digunakan pada server di Internet. Implementasi DNS pertama adalah JEEVES buatan
Paul Mockapetris. BIND sampai sekarang masih dikoordinasi oleh Internet Software
Consortium (ISC). Program utama dari BIND adalah bernama named yaitu sebuah
daemon yang bila dijalankan akan menunggu koneksi pada port 53 (default). Koneksi
pada port 53 ini adalah koneksi permintaan informasi pemetaan dari nama
domain/mesin ke alamat IP dan sebaliknya.
Jika sebuah server DNS mempunyai otorisasi terhadap suatu domain maka si
server DNS tersebut akan memberikan informasi mengenai nama-nama
mesin/domain yang berada di bawah domain yang dipegangnya. Misal: server DNS
penulis mempunyai otorisasi terhadap domain indolinux.com, maka ketika ada
sebuah komputer dari Internet ingin mengakses pikachu.indolinux.com, maka sang
komputer itu akan menghubungi server DNS penulis untuk mengetahui informasi
alamat IP dari pikachu.indolinux.com. Sang server DNS akan menjawab
permintaan/query dari komputer peminta tersebut dengan alamat IP yang sesuai
kemudian komputer tersebut dapat mengakses pikachu.indolinux.com melalui alamat
IP yang diberikan oleh name-server tersebut.
SKENARIO
5
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
LANGKAH KERJA
Sebelum anda melaksanakan praktikum, jangan lupa untuk mengambil screenshot
pada setiap langkah yang anda lakukan. Screenshot ini dapat digunakan untuk
membuat laporan praktikum Anda.
A. Persiapan menginstal Bind9
1. First of all, hidupkan dulu VM Anda yang sudah terinstal Debian 7.
2. Once more, pastikan bahwa IP Address pada server dan client sudah terpasang
dengan benar. Untuk memastikan hal ini, cobalah ping dari client ke server dan
sebaliknya.
3. Loginlah sebagai root.
TIPS!!!
Ingat! Dalam mengadministrasi debian berbasis text, kita hanya menggunakan keyboard
untuk berinteraksi dengan debian. So, dalam proses administrasi nanti jangan buru-buru
dan telitilah setiap perintah dan konfigurasi yang Anda gunakan. Karena kesalahan kecil
meskipun satu huruf, satu tanda titik, satu tanda titik koma, dan tanda-tanda lain akan
berpengaruh pada konfigurasi yang Anda lakukan.
6
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
B. Menginstal Bind9
1. Berikut ini adalah perintah untuk menginstal aplikasi Bind9.
#apt-get install bind9
2. Di bawah ini adalah tampilan Debian saat kita ingin menginstal sebuah aplikasi.
Kita akan diberikan informasi mengenai paket-paket (packages) yang akan
diinstal, besarnya paket yang akan didownload (dalam hal ini dari cd instalasi),
dan kapasitas harddisk yang diperlukan untuk melakukan instalasi.
Kita akan ditanyai oleh Debian: “Do you want to continue?”. Jawab saja yes
dengan mengetikkan huruf “y” dan menekan tombol Enter.
7
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
8
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
4. Pada bagian paling bawah file, tambahkan sintak berikut ini. Perhatikan sintak
yang ada di dalam kotak berwarna merah.
9
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
8. Alright, kita akan meng-copy file “db.local” ke lokasi yang sama (yaitu
direktori /etc/bind/) dengan nama “forwardlookupzones.smkbisa”.
#cp db.local forwardlookupzones.smkbisa
Gambar 12: Menduplikasi file db.local untuk file konfigurasi forward lookup zones
9. Seperti biasa, mari kita edit file “forwardlookupzones.smkbisa” menggunakan
text editor nano.
#nano forwardlookupzones.smkbisa
11. Editlah file menjadi seperti di bawah ini. Look at picture below! Khususnya
sintak-sintak dengan bergaris bawah merah dan yang berada di dalam kotak
merah.
12. Simpanlah file dan kemudian keluar dari file (Ctrl + O dan Ctrl + X).
TIPS!!!
One more thing that you should remember! Setiap kita selesai melakukan konfigurasi pada Debian, kita harus
me-reload atau me-restart service yang kita konfigurasi agar konfigurasi yang kita lakukan dapat dibaca oleh
service tersebut.
11
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
14. Jika saat melakukan restart service bind9 Anda mendapat hasil failed (tidak ok
seperti gambar di atas), Anda boleh mencoba mencari kesalahan konfigurasi
pada bagian “I. Troubleshoting” di dalam worksheet ini.
15. Langkah berikutnya yaitu mengisi alamat DNS Server, baik pada server maupun
pada client. Cara mengisi alamat DNS pada client sama seperti biasa,
perhatikan gambar di bawah ini.
16. Untuk mengisi alamat DNS pada Debian, kita perlu meng-edit file konfigurasi
(lagi). File yang harus di-edit adalah “/etc/resolv.conf”.
#nano /etc/resolv.conf
Jika hasil pengujian tidak seperti di atas, bacalah bagian “I. Troubleshoting” di
dalam worksheet ini.
19. Lakukanlah juga pengujian pada client!
D. Membuat Konfigurasi Reverse Lookup Zones
1. Untuk membuat konfigurasi reverse lookup zones pada Debian, kita perlu
mengedit kembali file konfigurasi utama Bind9, yaitu file “named.conf.default-
zones”. Sebelumnya, pastikan dulu bahwa Anda telah masuk ke dalam direktori
“/etc/bind”.
#cd /etc/bind
#nano named.conf.default-zones
Kita akan membuat konfigurasi lebih detail mengenai reverse lookup zones
pada file “reverselookupzones.smkbisa” yang berada pada direktori
“/etc/bind”. Oh iya, angka “192” di atas merupakan oktet pertama dari IP
Address DNS Server (192.168.1.1). Simpan dan keluarlah dari file.
3. Untuk keperluan membuat file konfigurasi reverse lookup zones ini kita dapat
mencontek lagi file konfigurasi yang sudah ada di dalam direktori /etc/bind,
yaitu file “db.127”.
#cp db.127 reverselookupzones.smkbisa
14
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
4. Kita akan mengedit file konfigurasi ini menggunakan text editor nano.
#nano reverselookupzones.smkbisa
16
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa kedua subdomain di arahkan ke alamat
ns.smkbisa.net, sedangkan ns.smkbisa.net pada file konfigurasi forward di
arahkan ke ::1 yang artinya diarahkan ke IP Address 192.168.1.XXX yang oktet
terakhirnya adalah “1” yang artinya sama dengan IP Address DNS Server.
17
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Perhatikanlah sintak yang bergaris bawah merah di atas. Itu adalah oktet
kedua, ketiga, dan keempat dari IP Address yang ingin kita terjemahkan
menjadi pisangkeju.com, namun dengan posisi terbalik. Lalu, dimana oktet
pertamanya? Oktet pertamanya sudah ditempatkan pada file konfigurasi
named.conf.default-zones (lih. Gambar 34).
5. Simpan dan keluarlah dari file konfigurasi. Restart service bind9 dan lakukan
pengujian menggunakan nslookup.
#service bind9 restart
#nslookup 172.16.1.10
20
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
21
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
22
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Jika kesalahan konfigurasi Anda hanya seperti pada gambar di atas, maka
bind9 tetap dapat di restart dan mengeluarkan output “ok”. Sama halnya jika
23
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa setelah sintak zone tidak ada spasi
dan begitu juga setelah sintak file. Hal di atas tidak menjadi masalah.
3. Server di luar jangkauan
24
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
25
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
Jika Anda menemukan tipe kesalahan ini, ada dua hal yang dapat Anda
lakukan, yaitu mengedit kembali file named.conf.default-zones dan
menyesuaikan nama file dengan yang sudah Anda buat di dalam direktori
/etc/bind atau me-rename nama file yang Anda buat dan disesuaikan
dengan yang Anda tulis di dalam file named.conf.default-zones.
b. Kesalahan isi file
Jika tidak ada kesalahan pada nama file, maka kesimpulan terakhir adalah
kesalahan pada isi file. Untuk mendiagnosa tipe kesalahan ini, hal yang
sangat diperlukan adalah ketelitian dan kesabaran.
5. Kehilangan sintak “auto lo”
a. Perhatikan contoh output saat me-restart service bind9 di bawah ini.
26
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
b. Selain itu, gejala lainnya adalah saat Anda me-restart service bind9,
kemudian Anda mendapatkan respon seperti di bawah ini.
Gambar 48.
c. Jika Anda mendapat permasalahan seperti di atas, silakan cek isi file
/etc/network/interfaces.
27
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
d. Jika file konfigurasi interfaces Anda seperti di bawah ini, silakan lengkapi
file konfigurasi Anda menjadi seperti di bawah ini.
28
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
b. Error di atas terjadi karena port 953 yang digunakan oleh bind9 tidak
terbuka. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi port lain yang digunakan
oleh bind9, yaitu port 53.
c. Hal ini dapat kita cek dengan melakukan telnet ke port 953
#telnet localhost 953
30
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
31
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
32
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
4. Alright, cukup sudah teorinya. Sekarang, mari kita lakukan saja :-D
5. Buatlah dua buah server DNS yang saling terkoneksi dan pastikan pada
keduanya sudah terinstal software bind9.
6. Pada Master DNS Server, buatlah konfigurasi DNS Server seperti biasa untuk
zona “smkbisa.net”.
7. Jangan lupa juga untuk mengedit file resolv.conf pada server master yang
isinya diisi IP Address dari DNS Server Master itu sendiri.
34
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
tidak kita definisikan dan kita me-restart atau me-reload service bind9, maka
slave dns server secara otomatis akan menghubungi master dns server untuk
meminta konfigurasi zona smkbisa.net.
Perlu diketahui bahwa sebuah zona dapat memiliki lebih dari satu master.
Tentu saja IP Address Master DNS Server yang diletakkan paling
pertama/paling atas akan mendapat prioritas yang utama. Perhatikan gambar
di bawah ini.
10. Oh iya, pada file resolv.conf milik slave dns server, IP Address server dns yang
ditunjuk adalah IP Address slave dns server sendiri (bukan IP Address master
dns server).
11. Setelah me-restart service bind9 pada slave dns server, lakukanlah pengujian
pada slave dns server.
35
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
12. Mari kita perhatikan kembali isi konfigurasi file forward pada master dns
server.
Pada gambar di atas (dalam kotak warna merah), ada beberapa parameter
konfigurasi yang mungkin tidak pernah kita perhatikan bahkan pedulikan
sebelumnya.
13. Saat proses update, yang pertama kali dicek oleh slave dns server adalah nilai
yang dituliskan pada parameter “Serial”. Jika nilai parameter Serial ini berbeda
dari sebelumnya, maka slave dns server akan mengetahui bahwa ada update
baru pada zona tersebut.
36
ADMINISTRASI SERVER (C3 - 4) TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS XI / SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
14. Sebuah slave dns server akan mencoba mengupdate konfigurasi sebuah zona
secara periodik sesuai dengan nilai yang dituliskan pada parameter “Refresh”,
yang defaultnya adalah 604800 detik / 1 minggu. Jika slave dns server tidak
dapat menghubungi master dns server saat ia ingin melakukan update, maka
slave dns server akan menunggu untuk mencoba mengupdate kembali sesuai
dengan nilai yang dituliskan pada parameter “Retry”, yang defaultnya adalah
86400 detik / 1 hari. Artinya sekali sehari (setiap hari sekali) slave dns server
akan terus menerus menghubungi master dns server. Jika master dns server
masih saja tidak bisa dihubungi hingga waktu yang telah ditentukan pada
parameter “Expire” (defautnya 2419200 / 4 minggu), maka slave dns server
tidak akan melayani permintaan perterjemahan domain ke ip address dari
client lagi untuk zona tersebut.
The more I learn about technology, the more I don’t know – Google CEO
TUGAS
Buatlah laporan (perorangan) untuk instalasi yang anda lakukan. Masukkan
screenshot-screenshot yang anda ambil saat melaksanakan praktikum.
1. Cover
2. Tujuan
3. Langkah kerja
4. Kendala dan Penyelesaian
5. Temuan
DAFTAR PUSTAKA
Aitchison, Ron. 2011. Pro DNS and BIND 10. Apress: New York
Anwar. 2012. Membangun Local DNS Server dengan BIND9
37