Anda di halaman 1dari 21

Administrasi Sistem Jaringan - Instalasi, Konfigurasi, dan Pengujian DNS Server

I. Pendahuluan
A. Definisi Administrasi Sistem Jaringan: Administrasi Sistem Jaringan adalah serangkaian aktivitas
dan proses yang bertujuan untuk mengelola, mengawasi, dan memelihara sistem jaringan komputer
secara efisien dan optimal. Administrasi ini melibatkan pengaturan, konfigurasi, pemantauan, dan
pemecahan masalah berbagai perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
membentuk jaringan komputer. Tujuan utama administrasi sistem jaringan adalah untuk menjamin
ketersediaan, keamanan, dan kinerja jaringan agar dapat beroperasi dengan lancar.
B. Peran DNS Server dalam Jaringan: DNS (Domain Name System) adalah protokol yang memetakan
alamat IP (Internet Protocol) numerik ke dalam nama domain yang lebih mudah diingat oleh manusia,
dan sebaliknya, memetakan nama domain ke dalam alamat IP. DNS berfungsi sebagai buku telepon
(directory) internet yang menghubungkan alamat IP dengan nama domain seperti www.contoh.com.
Peran DNS Server dalam jaringan adalah sebagai penerjemah antara alamat IP dan nama domain. Ketika
pengguna mencoba mengakses sebuah situs web menggunakan nama domain, DNS Server bertugas
untuk menemukan alamat IP yang terkait dengan nama domain tersebut. Jadi, DNS Server
memungkinkan pengguna untuk menggunakan nama domain dalam berkomunikasi di internet tanpa
perlu mengingat alamat IP yang rumit.
C. Tujuan dan Manfaat Materi Administrasi Sistem Jaringan dan DNS Server: Tujuan dari materi
Administrasi Sistem Jaringan dan DNS Server adalah memberikan pemahaman dan keterampilan
kepada peserta didik untuk mengelola dan mengadministrasikan sistem jaringan dengan baik. Beberapa
manfaat dari mempelajari materi ini antara lain:
1. Pemahaman Konsep Jaringan: Peserta didik akan memahami konsep dasar jaringan komputer,
termasuk peran DNS dalam memfasilitasi komunikasi antara perangkat di jaringan.
2. Pengenalan DNS Server: Materi ini akan memberikan gambaran tentang apa itu DNS Server,
bagaimana cara kerjanya, dan peran pentingnya dalam infrastruktur jaringan.
3. Instalasi dan Konfigurasi DNS Server: Peserta didik akan belajar langkah-langkah untuk
menginstalasi dan mengkonfigurasi DNS Server, sehingga dapat mengelola sendiri server DNS
di lingkungan jaringan mereka.
4. Peningkatan Keamanan Jaringan: Dengan memahami DNS Server, peserta didik akan dapat
menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi jaringan dari serangan
seperti DNS spoofing dan cache poisoning.
5. Efisiensi Navigasi Internet: Dengan DNS Server yang dikonfigurasi dengan baik, waktu akses
ke situs web akan lebih cepat karena resolusi nama domain menjadi alamat IP akan berjalan
dengan efisien.
6. Pemecahan Masalah: Peserta didik akan belajar teknik dan alat untuk memecahkan masalah
terkait DNS Server, sehingga dapat dengan cepat menemukan dan mengatasi masalah jika
terjadi.
II. Konsep Dasar DNS (Domain Name System)
A. Pengertian DNS dan Fungsinya:
DNS (Domain Name System) adalah sistem yang digunakan untuk mengonversi nama domain yang
mudah diingat oleh manusia menjadi alamat IP (Internet Protocol) yang dikenali oleh komputer. Sebagai
contoh, saat Anda memasukkan nama domain "www.contoh.com" dalam peramban (browser), DNS
akan menghubungkan nama domain tersebut dengan alamat IP seperti "203.0.113.1". Dengan demikian,
DNS memungkinkan pengguna untuk mengakses situs web tanpa perlu menghafal alamat IP yang
rumit.
Fungsi utama DNS adalah:
1. Resolusi Nama: DNS bertanggung jawab untuk menemukan alamat IP yang terkait dengan
nama domain yang diminta oleh pengguna.
2. Distribusi Trafik: DNS juga digunakan untuk mendistribusikan lalu lintas (trafik) pada situs
web yang mungkin dihosting di beberapa server untuk menghindari beban yang berlebihan pada
satu server.
3. Redundansi dan Ketahanan: DNS juga dapat digunakan untuk memberikan ketahanan
(redundansi) dengan menyediakan beberapa catatan IP untuk satu nama domain, sehingga jika
satu server tidak berfungsi, trafik dapat diarahkan ke server lain yang masih beroperasi.
B. Struktur Hierarki DNS:
DNS memiliki struktur hierarki yang terdiri dari beberapa level atau tingkatan, mulai dari level tertinggi
hingga level terendah. Struktur hierarki DNS adalah sebagai berikut:
1. Root: Level tertinggi dalam struktur DNS. Tidak memiliki nama domain khusus. Representasi
sebagai tanda "." (titik).
2. Top-Level Domain (TLD): Level di bawah root dan merupakan level domain tertinggi. Contoh
TLD termasuk ".com", ".org", ".net", ".edu", dan kode negara seperti ".id" untuk Indonesia.
3. Second-Level Domain (SLD): Level di bawah TLD dan merupakan bagian utama dari sebuah
nama domain. Contoh SLD adalah "contoh" dalam "contoh.com".
4. Subdomain: Level di bawah SLD, dapat memiliki beberapa subdomain. Contoh subdomain
termasuk "www" dalam "www.contoh.com".
Contoh struktur hierarki DNS untuk nama domain "www.contoh.com":
 Root: .
 TLD: .com
 SLD: contoh
 Subdomain: www
C. Proses Resolusi Nama (Name Resolution):
Proses resolusi nama adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh sistem DNS untuk mengonversi
nama domain menjadi alamat IP. Ketika pengguna memasukkan nama domain dalam peramban, proses
resolusi nama terjadi sebagai berikut:
1. Peramban (browser) mengirimkan permintaan ke sistem DNS lokal (seperti yang diberikan oleh
ISP) untuk mencari alamat IP yang terkait dengan nama domain yang diminta.
2. Jika informasi tersebut ada dalam cache DNS lokal, maka alamat IP akan dikembalikan ke
peramban, dan proses selesai.
3. Jika informasi tidak ada di cache DNS lokal, sistem DNS lokal akan mengirimkan permintaan
ke server DNS tingkat atas yang dikenal sebagai root DNS server.
4. Server root DNS akan merespons dengan memberikan informasi tentang server DNS yang
bertanggung jawab atas TLD yang diminta.
5. Sistem DNS lokal kemudian akan menghubungi server DNS TLD yang relevan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai SLD yang diminta.
6. Server DNS TLD akan memberikan informasi tentang server DNS yang berwenang untuk
mengelola subdomain yang diminta.
7. Sistem DNS lokal akan menghubungi server DNS yang berwenang untuk subdomain tertentu
untuk mendapatkan akhirnya alamat IP yang sesuai.
8. Alamat IP tersebut dikirimkan kembali ke peramban, dan proses resolusi nama selesai.
D. Tipe-tipe Rekaman DNS:
Dalam DNS, berbagai tipe rekaman (record types) digunakan untuk menyimpan informasi yang berbeda
terkait dengan nama domain. Beberapa tipe rekaman DNS yang umum digunakan adalah:
1. A (Address) Record: Menghubungkan nama domain dengan alamat IPv4.
2. AAAA (IPv6 Address) Record: Menghubungkan nama domain dengan alamat IPv6.
3. CNAME (Canonical Name) Record: Menciptakan alias untuk nama domain lain (merujuk pada
nama domain lain).
4. MX (Mail Exchanger) Record: Menentukan server email yang bertanggung jawab untuk
menerima email yang ditujukan ke domain.
5. TXT (Text) Record: Digunakan untuk menyimpan teks bebas yang dapat dibaca oleh manusia,
seperti pesan verifikasi atau SPF (Sender Policy Framework).
6. NS (Name Server) Record: Menentukan server DNS yang berwenang untuk zona atau
subdomain tertentu.
Tipe-tipe rekaman DNS lainnya juga ada sesuai dengan kebutuhan dan konfigurasi jaringan yang
spesifik.
III. Persiapan Instalasi DNS Server
A. Menentukan Kebutuhan Sistem:
Sebelum melakukan instalasi DNS Server, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan
kebutuhan sistem dengan baik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Lingkungan Jaringan: Pahami kebutuhan jaringan di mana DNS Server akan
diimplementasikan. Tentukan apakah DNS Server akan digunakan dalam jaringan lokal
(intranet) atau diakses dari internet (public DNS).
2. Skala Jaringan: Tentukan ukuran jaringan yang akan diatur oleh DNS Server. Apakah jaringan
kecil, menengah, atau besar dengan banyak perangkat yang terhubung.
3. Ketersediaan Layanan: Pastikan DNS Server yang akan diinstal diperlengkapi dengan fitur
ketersediaan tinggi (high availability) untuk meminimalkan downtime dan gangguan.
4. Keamanan: Pertimbangkan tingkat keamanan yang dibutuhkan. DNS Server harus dilindungi
dari serangan seperti DNS spoofing, cache poisoning, dan DDoS (Distributed Denial of
Service).
5. Redundansi: Pertimbangkan apakah Anda memerlukan server DNS cadangan (secondary DNS
server) untuk memberikan redundansi dan meningkatkan ketersediaan.
6. Integrasi dengan Layanan Lain: Pastikan DNS Server dapat diintegrasikan dengan layanan lain
dalam jaringan, seperti DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dan Active Directory.
B. Memilih Software DNS Server:
Setelah menentukan kebutuhan sistem, langkah selanjutnya adalah memilih software DNS Server yang
sesuai dengan kebutuhan tersebut. Beberapa software DNS Server populer yang dapat dipertimbangkan
adalah:
1. BIND (Berkeley Internet Name Domain): BIND adalah DNS Server open-source yang sangat
populer dan banyak digunakan di lingkungan Linux dan UNIX.
2. Windows Server DNS: Jika jaringan Anda berjalan di atas sistem operasi Windows, Anda dapat
menggunakan DNS Server yang telah disediakan oleh Windows Server.
3. PowerDNS: PowerDNS adalah DNS Server yang berfokus pada skala besar dan ketersediaan
tinggi, serta memiliki berbagai opsi backend untuk menyimpan data DNS.
4. Unbound: Unbound adalah DNS Server yang dirancang untuk performa tinggi dan keamanan
yang kuat.
5. NSD (Name Server Daemon): NSD adalah DNS Server open-source yang dikembangkan
dengan fokus pada keamanan dan performa.
Pilih software DNS Server yang sesuai dengan sistem operasi yang Anda gunakan dan sesuai dengan
kebutuhan jaringan Anda.
C. Menyiapkan Infrastruktur dan Sumber Daya:
Setelah memilih software DNS Server, langkah selanjutnya adalah menyiapkan infrastruktur dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk instalasi dan operasi DNS Server. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan antara lain:
1. Hardware: Pastikan server yang akan digunakan untuk DNS Server memiliki spesifikasi yang
memadai, terutama jika jaringan memiliki banyak perangkat yang terhubung atau Anda
berencana untuk mengatur DNS Server dalam skala besar.
2. Sistem Operasi: Pastikan sistem operasi yang akan digunakan untuk menginstalasi DNS Server
telah terpasang dan dikonfigurasi dengan baik.
3. Network Connectivity: Pastikan server yang akan menjadi DNS Server terhubung dengan
jaringan yang sesuai dan dapat diakses oleh perangkat lain di jaringan.
4. Konfigurasi Firewall: Pastikan firewall di server telah dikonfigurasi dengan benar untuk
memungkinkan lalu lintas DNS masuk dan keluar.
5. Pengaturan DNS: Pastikan pengaturan DNS pada server telah diatur dengan benar untuk
memastikan DNS Server dapat berfungsi dengan baik.
6. Backup dan Recovery: Persiapkan rencana backup dan pemulihan untuk melindungi
konfigurasi DNS Server dan data DNS yang penting.

IV. Instalasi DNS Server


A. Langkah-langkah Instalasi DNS Server pada Platform CentOS 7, Debian 10, dan Ubuntu:
1. Instalasi DNS Server di CentOS 7 (menggunakan BIND): a. Buka terminal atau SSH ke server
CentOS 7. b. Pastikan sistem telah diperbarui dengan menjalankan perintah:

sudo yum update


c. Instal paket BIND dengan perintah:

sudo yum install bind bind-utils


d. Setelah instalasi selesai, aktifkan dan jalankan layanan BIND:

sudo systemctl enable named sudo systemctl start named


e. Konfigurasi BIND dengan mengedit file /etc/named.conf. Anda dapat menambahkan zone dan
rekaman DNS sesuai kebutuhan.
2. Instalasi DNS Server di Debian 10 (menggunakan BIND9): a. Buka terminal atau SSH ke server
Debian 10. b. Pastikan sistem telah diperbarui dengan menjalankan perintah:
sudo apt update sudo apt upgrade
c. Instal paket BIND9 dengan perintah:

sudo apt install bind9 dnsutils


d. Setelah instalasi selesai, aktifkan dan jalankan layanan BIND9:

sudo systemctl enable bind9 sudo systemctl start bind9


e. Konfigurasi BIND9 dengan mengedit file /etc/bind/named.conf.local untuk menambahkan zone dan
rekaman DNS yang diperlukan.
3. Instalasi DNS Server di Ubuntu (menggunakan BIND9): a. Buka terminal atau SSH ke server
Ubuntu. b. Pastikan sistem telah diperbarui dengan menjalankan perintah:

sudo apt update sudo apt upgrade


c. Instal paket BIND9 dengan perintah:

sudo apt install bind9 dnsutils

d. Setelah instalasi selesai, aktifkan dan jalankan layanan BIND9:

bash
sudo systemctl enable bind9 sudo systemctl start bind9
e. Konfigurasi BIND9 dengan mengedit file /etc/bind/named.conf.local untuk menambahkan zone dan
rekaman DNS yang diperlukan.
B. Verifikasi Instalasi DNS Server:
Setelah melakukan instalasi DNS Server pada platform CentOS 7, Debian 10, atau Ubuntu, Anda dapat
melakukan verifikasi dengan langkah-langkah berikut:
1. Verifikasi Status Layanan DNS Server: Untuk memastikan DNS Server berjalan dengan baik,
periksa status layanan dengan perintah berikut:

sudo systemctl status named # CentOS 7 sudo systemctl status bind9 # Debian 10 dan Ubuntu
Pastikan status layanan menunjukkan "active" atau "running" tanpa ada pesan kesalahan.
2. Pengujian Resolusi DNS: Gunakan perintah nslookup atau dig untuk menguji resolusi nama
domain menjadi alamat IP. Contoh:

nslookup www.google.com dig www.example.com


Pastikan bahwa alamat IP yang dihasilkan adalah benar dan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Pengujian Rekaman DNS: Anda juga dapat menguji rekaman DNS yang telah Anda
konfigurasi. Misalnya, jika Anda telah menambahkan rekaman A atau CNAME, periksa apakah
rekaman tersebut dapat diakses dengan benar menggunakan perintah nslookup atau dig.
4. Pengujian Reverse DNS Lookup: Uji kemampuan DNS Server untuk melakukan reverse DNS
lookup dengan mencoba mengonversi alamat IP menjadi nama domain. Contoh:
nslookup 8.8.8.8 dig -x 8.8.8.8
Pastikan hasilnya adalah nama domain yang relevan.
Jika semua langkah verifikasi berhasil, itu berarti instalasi DNS Server Anda telah berhasil dan
berfungsi dengan baik. Selanjutnya, Anda dapat melanjutkan dengan mengkonfigurasi DNS Zone dan
rekaman DNS sesuai dengan kebutuhan jaringan Anda.
C. Langkah-langkah Instalasi DNS Server pada Platform Debian 10:

Pada platform Debian 10, kita akan menggunakan BIND (Berkeley Internet Name Domain) sebagai
software DNS Server. Berikut adalah langkah-langkah instalasi BIND DNS Server:

Langkah 1: Update Sistem


Pastikan sistem Debian 10 Anda terupdate dengan perintah:

```bash
sudo apt update
sudo apt upgrade
```

Langkah 2: Instalasi BIND DNS Server


Gunakan perintah berikut untuk menginstal BIND DNS Server:

```bash
sudo apt install bind9
```

Selama proses instalasi, Anda akan ditanyakan apakah Anda ingin mengkonfigurasi server sebagai
server terpisah atau server cache lokal. Pilih "No" jika Anda ingin menggunakan server sebagai server
terpisah atau pilih "Yes" jika Anda ingin menggunakan server sebagai cache lokal. Untuk kebanyakan
kasus, Anda dapat memilih "No".

Langkah 3: Konfigurasi BIND DNS Server


Setelah instalasi selesai, Anda dapat mulai mengkonfigurasi BIND DNS Server. Berkas konfigurasi
utama BIND adalah `/etc/bind/named.conf`. Anda dapat mengedit berkas ini dengan menggunakan
editor teks seperti nano atau vim:

```bash
sudo nano /etc/bind/named.conf
```

Contoh konfigurasi BIND dengan zona sederhana seperti berikut:

```plaintext
options {
directory "/var/cache/bind";
allow-query { any; };
recursion yes;
};

zone "contoh.com" {
type master;
file "/etc/bind/zones/db.contoh.com";
};
```

Langkah 4: Buat Berkas Zona


Buat berkas zona yang sesuai dengan konfigurasi yang telah Anda tentukan di langkah sebelumnya.
Berkas zona ini akan berisi catatan DNS untuk nama domain yang akan Anda kelola. Buat berkas zona
baru dengan nama `/etc/bind/zones/db.contoh.com`:

```bash
sudo nano /etc/bind/zones/db.contoh.com
```

Tambahkan catatan DNS dalam berkas zona sesuai kebutuhan Anda. Contoh berkas zona sederhana:

```plaintext
$TTL 1h
@ IN SOA ns1.contoh.com. admin.contoh.com. (
2023073001 ; Serial
1h ; Refresh
15m ; Retry
1w ; Expire
1h ; Negative TTL
)
;
@ IN NS ns1.contoh.com.
@ IN A 203.0.113.1
ns1 IN A 203.0.113.1
www IN A 203.0.113.10
```

Langkah 5: Restart BIND Service


Setelah mengkonfigurasi berkas zona, simpan dan tutup berkas tersebut. Selanjutnya, restart layanan
BIND DNS Server untuk menerapkan konfigurasi yang telah diubah:

```bash
sudo systemctl restart bind9
```

D. Verifikasi Instalasi DNS Server:

Untuk memastikan bahwa instalasi DNS Server berhasil dan berjalan dengan baik, Anda dapat
melakukan beberapa langkah verifikasi:

1. Verifikasi Layanan:
Periksa status layanan BIND DNS Server untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada saat
memulai. Gunakan perintah:

```bash
sudo systemctl status bind9
```

Pastikan status layanan aktif dan berjalan tanpa masalah.


2. Uji Resolusi Nama:
Uji apakah DNS Server Anda dapat melakukan resolusi nama dengan benar. Gunakan perintah
`nslookup` untuk menguji resolusi nama domain:

```bash
nslookup www.contoh.com
```

Pastikan bahwa Anda mendapatkan alamat IP yang benar sebagai respons dari DNS Server.

3. Verifikasi Berkas Zona:


Periksa berkas zona yang telah Anda buat untuk memastikan tidak ada kesalahan sintaks dan catatan
DNS telah ditambahkan dengan benar.

Dengan melakukan langkah-langkah verifikasi di atas, Anda dapat memastikan bahwa instalasi DNS
Server pada platform Debian 10 telah berhasil dan berfungsi dengan baik. Jika terdapat masalah, periksa
kembali konfigurasi Anda dan pastikan Anda mengikuti langkah-langkah dengan benar.

E. Langkah-langkah Instalasi DNS Server pada Platform Ubuntu:

Pada platform Ubuntu, Anda dapat menginstalasi DNS Server menggunakan paket BIND (Berkeley
Internet Name Domain). Berikut adalah langkah-langkah rinci untuk menginstalasi DNS Server (BIND)
pada Ubuntu:

Langkah 1: Update Sistem


Pastikan sistem Ubuntu Anda terbaru dengan menjalankan perintah berikut di terminal:

```
sudo apt update
sudo apt upgrade
```

Langkah 2: Instalasi BIND DNS Server


Jalankan perintah berikut untuk menginstalasi paket BIND DNS Server:

```
sudo apt install bind9
```

Langkah 3: Konfigurasi BIND


Setelah instalasi selesai, Anda akan memiliki beberapa file konfigurasi yang harus diatur.

3.1. Konfigurasi File named.conf.local


Buka file named.conf.local menggunakan editor teks seperti nano atau vim:

```
sudo nano /etc/bind/named.conf.local
```

Tambahkan konfigurasi zona DNS di file ini. Misalnya, jika Anda ingin mengatur zona DNS untuk
domain "contoh.com" dengan alamat IP server DNS adalah "192.168.1.10", tambahkan baris berikut:

```
zone "contoh.com" {
type master;
file "/etc/bind/zones/db.contoh.com";
};
```

3.2. Buat Direktori Zona


Buat direktori "zones" di dalam folder /etc/bind untuk menyimpan file zona:

```
sudo mkdir /etc/bind/zones
```

Langkah 4: Konfigurasi File zona DNS


Buat dan edit file "db.contoh.com" untuk zona DNS yang telah Anda tentukan sebelumnya:

```
sudo nano /etc/bind/zones/db.contoh.com
```

Isikan informasi zona DNS dalam file ini. Berikut adalah contoh konfigurasi untuk zona "contoh.com":

```
;
; BIND data file for contoh.com
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns1.contoh.com. admin.contoh.com. (
3 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns1.contoh.com.
@ IN A 192.168.1.10
ns1 IN A 192.168.1.10
www IN A 192.168.1.20
```

Pastikan untuk mengganti alamat IP dengan alamat IP server DNS Anda dan tambahkan catatan A untuk
host yang diinginkan.

Langkah 5: Restart BIND


Setelah mengatur file zona, restart BIND DNS Server untuk menerapkan perubahan:

```
sudo service bind9 restart
```

F. Verifikasi Instalasi DNS Server:


Untuk memverifikasi bahwa DNS Server telah diinstalasi dan berfungsi dengan baik, Anda dapat
melakukan beberapa langkah berikut:

1. Verifikasi Status Layanan BIND:


Pastikan layanan BIND berjalan dengan benar dengan menjalankan perintah berikut:

```
sudo service bind9 status
```

Jika layanan berjalan, Anda akan melihat pesan yang menyatakan bahwa BIND berjalan.

2. Uji Resolusi Nama (Name Resolution) Lokal:


Uji apakah DNS Server dapat melakukan resolusi nama secara lokal dengan menjalankan perintah
berikut:

```
nslookup contoh.com
```

Jika semuanya berjalan dengan benar, Anda akan melihat alamat IP yang sesuai dengan domain
"contoh.com".

3. Uji Resolusi Nama Eksternal:


Cobalah melakukan resolusi nama domain eksternal yang lebih umum digunakan seperti google.com:

```
nslookup google.com
```

Jika DNS Server Anda terhubung dengan internet dan diatur dengan benar, Anda akan melihat alamat
IP yang sesuai dengan "google.com".

Jika semua langkah di atas berhasil, maka instalasi DNS Server pada platform Ubuntu telah berhasil
dan DNS Server siap digunakan untuk mengelola resolusi nama dalam jaringan Anda.
V. Konfigurasi Awal DNS Server

A. Membuat dan Mengelola DNS Zones:

1. Membuat Forward Lookup Zone:


- Forward Lookup Zone adalah zona DNS yang menghubungkan nama domain dengan alamat IP.
Untuk membuatnya:
a. Buka file konfigurasi BIND (biasanya `/etc/bind/named.conf.local` atau `/etc/named.conf`).
b. Tambahkan blok konfigurasi berikut:

```
zone "contoh.com" {
type master;
file "/etc/bind/zones/db.contoh.com"; // Lokasi file zona forward lookup
};
```
c. Buat file `db.contoh.com` pada direktori `/etc/bind/zones/` dengan rekaman NS, SOA, dan
rekaman A untuk host yang ada dalam zona tersebut.

2. Membuat Reverse Lookup Zone:


- Reverse Lookup Zone adalah zona DNS yang menghubungkan alamat IP dengan nama domain.
Untuk membuatnya:
a. Buka file konfigurasi BIND seperti pada langkah sebelumnya.
b. Tambahkan blok konfigurasi berikut (ganti "10.0.0" dengan subnet jaringan Anda):

```
zone "0.0.10.in-addr.arpa" {
type master;
file "/etc/bind/zones/db.10"; // Lokasi file zona reverse lookup
};
```
c. Buat file `db.10` pada direktori `/etc/bind/zones/` dengan rekaman NS, SOA, dan rekaman PTR
untuk alamat IP dalam zona tersebut.

B. Menambahkan Rekaman DNS:

1. Rekaman A (Address):
- Rekaman A menghubungkan nama host dengan alamat IPv4.
- Untuk menambahkan rekaman A dalam zona forward lookup, tambahkan baris berikut ke dalam file
`db.contoh.com`:

```
host1 IN A 192.168.1.100
```

2. Rekaman AAAA (IPv6 Address):


- Rekaman AAAA menghubungkan nama host dengan alamat IPv6.
- Untuk menambahkan rekaman AAAA dalam zona forward lookup, tambahkan baris berikut ke
dalam file `db.contoh.com`:

```
host2 IN AAAA 2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334
```

3. Rekaman CNAME (Canonical Name):


- Rekaman CNAME menciptakan alias untuk nama host lain.
- Untuk menambahkan rekaman CNAME dalam zona forward lookup, tambahkan baris berikut ke
dalam file `db.contoh.com`:

```
www IN CNAME host1.contoh.com.
```

4. Rekaman MX (Mail Exchanger):


- Rekaman MX menentukan server email yang bertanggung jawab untuk menerima email yang
ditujukan ke domain.
- Untuk menambahkan rekaman MX dalam zona forward lookup, tambahkan baris berikut ke dalam
file `db.contoh.com`:

```
@ IN MX 10 mail.contoh.com.
```

C. Mengatur Forwarders dan Root Hints:

1. Forwarders:
- Forwarders adalah server DNS eksternal yang akan dikonsultasikan oleh DNS Server lokal untuk
melakukan resolusi nama jika DNS Server lokal tidak memiliki informasi yang diminta.
- Untuk mengatur forwarders di BIND, buka file konfigurasi BIND (biasanya
`/etc/bind/named.conf.options`) dan tambahkan baris berikut:

```
forwarders {
8.8.8.8; // Contoh menggunakan Google Public DNS sebagai forwarder
1.1.1.1; // Contoh menggunakan Cloudflare DNS sebagai forwarder
};
```

2. Root Hints:
- Root hints adalah daftar server DNS yang bertindak sebagai server root (titik awal) dalam resolusi
DNS.
- Untuk mengatur root hints di BIND, buka file konfigurasi BIND (biasanya
`/etc/bind/named.conf.options`) dan tambahkan baris berikut:

```
hint {
file "/etc/bind/db.root"; // Lokasi file root hints
};
```

- Unduh file root hints dari sumber terpercaya, seperti IANA (Internet Assigned Numbers Authority),
dan simpan dalam file `/etc/bind/db.root`. Pastikan file tersebut berisi daftar server root DNS yang tepat.

Setelah melakukan konfigurasi DNS Server, pastikan untuk menguji fungsi DNS Server dengan
melakukan resolusi nama dan alamat IP, serta memverifikasi rekaman DNS yang telah Anda tambahkan.
Pastikan juga untuk menguji kemampuan DNS Server untuk melakukan forward dan reverse lookup.
Dengan konfigurasi ini, DNS Server Anda siap untuk melayani permintaan dari perangkat dalam
jaringan Anda.
VI. Konfigurasi Lanjutan DNS Server

A. Konfigurasi DNS Server sebagai Authoritative Name Server:

Sebagai server DNS authoritative (server otoritatif), DNS Server bertanggung jawab untuk memberikan
informasi resmi tentang zona DNS tertentu. Ini berarti bahwa server memiliki informasi lengkap tentang
nama domain dan rekaman DNS yang ada dalam zona yang dikelolanya. Berikut adalah langkah-
langkah untuk mengkonfigurasi DNS Server sebagai authoritative name server:
1. Buat atau edit zona DNS:
- Pastikan Anda telah membuat atau mengedit zona DNS pada file konfigurasi BIND atau konfigurasi
DNS server lainnya sesuai dengan nama domain yang ingin diatur.

2. Tambahkan rekaman NS (Name Server) dan SOA (Start of Authority):


- Rekaman NS mengidentifikasi server DNS yang berwenang untuk zona tertentu. Tambahkan
rekaman NS berikut di dalam file zona DNS:

```
@ IN NS ns1.contoh.com. ; Nama server berwenang
```

- Rekaman SOA adalah rekaman yang mendefinisikan parameter penting zona DNS. Tambahkan
rekaman SOA berikut di dalam file zona DNS:

```
@ IN SOA ns1.contoh.com. ; Nama server berwenang
admin.contoh.com. ; Alamat email administrator
(
2023073001 ; Serial Number
3600 ; Refresh Interval (1 jam)
1800 ; Retry Interval (30 menit)
604800 ; Expiry Interval (1 minggu)
86400 ; Minimum TTL (1 hari)
)
```

3. Tambahkan rekaman lain sesuai kebutuhan:


- Setelah menambahkan rekaman NS dan SOA, Anda dapat menambahkan rekaman DNS lain seperti
A, AAAA, CNAME, MX, dan lain-lain untuk host dan layanan yang ada dalam zona tersebut.

4. Simpan dan lakukan reload konfigurasi:


- Setelah menyelesaikan konfigurasi, simpan file zona DNS dan lakukan reload konfigurasi DNS
Server untuk menerapkan perubahan.

B. Konfigurasi Reverse DNS Lookup:


Konfigurasi Reverse DNS Lookup diperlukan untuk menghubungkan alamat IP dengan nama domain.
Ini berarti mengatur zona DNS reverse lookup untuk subnet jaringan dan menambahkan rekaman PTR
(Pointer) untuk setiap alamat IP dalam zona tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Buat atau edit zona DNS reverse lookup:


- Pastikan Anda telah membuat atau mengedit zona DNS reverse lookup pada file konfigurasi BIND
atau konfigurasi DNS server lainnya sesuai dengan subnet jaringan yang ingin diatur.

2. Tambahkan rekaman PTR (Pointer):


- Tambahkan rekaman PTR berikut di dalam file zona DNS reverse lookup. Ganti "192.168.1.100"
dengan alamat IP dan "host1.contoh.com" dengan nama domain yang sesuai:

```
100 IN PTR host1.contoh.com. ; Nama domain untuk alamat IP 192.168.1.100
```

3. Tambahkan rekaman lain sesuai kebutuhan:


- Seperti pada zona forward lookup, Anda dapat menambahkan rekaman DNS lain seperti NS dan
SOA jika belum ada, serta rekaman lainnya sesuai kebutuhan.

4. Simpan dan lakukan reload konfigurasi:


- Setelah menyelesaikan konfigurasi, simpan file zona DNS reverse lookup dan lakukan reload
konfigurasi DNS Server untuk menerapkan perubahan.

C. Penggunaan DNS Views (jika relevan):

DNS Views memungkinkan Anda untuk menyajikan informasi DNS yang berbeda ke berbagai
kelompok pengguna berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini bermanfaat ketika Anda memiliki beberapa
subnet atau lokasi dengan kebutuhan DNS yang berbeda. Beberapa contoh kriteria yang dapat
digunakan untuk DNS Views adalah alamat IP sumber, subnet, atau permintaan sumber dari jaringan
tertentu.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan DNS Views hanya relevan jika Anda memiliki kebutuhan
khusus dan kompleks dalam mengatur DNS Server. Konfigurasi DNS Views umumnya dilakukan pada
server DNS yang mampu mendukung fitur ini, seperti BIND. Jika Anda tidak memiliki kebutuhan
khusus seperti itu, maka konfigurasi DNS Server tanpa DNS Views sudah mencukupi untuk sebagian
besar jaringan.
Dengan mengatur DNS Server sebagai authoritative name server, mengkonfigurasi reverse DNS
lookup, dan mempertimbangkan penggunaan DNS Views jika relevan, Anda telah melakukan
konfigurasi lanjutan yang akan membantu DNS Server berfungsi dengan lebih baik sesuai dengan
kebutuhan dan kompleksitas jaringan Anda. Pastikan untuk melakukan uji coba dan verifikasi setelah
mengatur semua konfigurasi untuk memastikan semuanya berfungsi dengan benar.

VII. Pengujian Konfigurasi DNS Server

A. Verifikasi Fungsi Forward dan Reverse Lookup:

1. Forward Lookup:
- Pastikan Anda dapat melakukan resolusi nama domain menjadi alamat IP dengan benar
menggunakan DNS Server yang telah Anda konfigurasi.
- Contoh: Ketikkan perintah `nslookup www.contoh.com` atau `dig www.contoh.com` pada terminal
atau command prompt. Pastikan alamat IP yang diberikan oleh DNS Server sesuai dengan yang Anda
harapkan.

2. Reverse Lookup:
- Pastikan Anda dapat melakukan resolusi alamat IP menjadi nama domain dengan benar
menggunakan DNS Server yang telah Anda konfigurasi.
- Contoh: Ketikkan perintah `nslookup 192.168.1.100` atau `dig -x 192.168.1.100` pada terminal atau
command prompt. Pastikan nama domain yang diberikan oleh DNS Server sesuai dengan yang Anda
harapkan.

B. Menggunakan Perintah nslookup dan dig:

1. nslookup:
- nslookup adalah utilitas baris perintah yang digunakan untuk menguji dan mengambil informasi
DNS dari server DNS. Anda dapat menggunakannya untuk melakukan resolusi nama domain dan
alamat IP, melihat informasi tentang rekaman DNS, dan menguji koneksi ke server DNS.
- Contoh:

```
nslookup www.google.com # Melakukan resolusi nama domain
nslookup 8.8.8.8 # Melakukan resolusi alamat IP
```

2. dig:
- dig (Domain Information Groper) adalah utilitas yang lebih canggih untuk melakukan pengujian
DNS. Ini memberikan lebih banyak informasi daripada nslookup dan memungkinkan Anda untuk
menentukan server DNS yang akan dikonsultasikan.
- Contoh:

```
dig www.google.com # Melakukan resolusi nama domain
dig -x 8.8.8.8 # Melakukan resolusi alamat IP
dig @192.168.1.1 www.google.com # Menggunakan server DNS khusus (192.168.1.1) untuk
pengujian
```

C. Memastikan Kesesuaian Hasil Pengujian dengan Ekspektasi:

Setelah melakukan pengujian menggunakan perintah nslookup atau dig, pastikan hasil yang diberikan
oleh DNS Server sesuai dengan ekspektasi Anda. Beberapa hal yang perlu diperiksa adalah:

1. Resolusi Nama Domain: Pastikan alamat IP yang diberikan oleh DNS Server sesuai dengan alamat
IP yang diharapkan dari nama domain yang diuji.

2. Resolusi Alamat IP: Pastikan nama domain yang diberikan oleh DNS Server sesuai dengan nama
domain yang diharapkan dari alamat IP yang diuji.

3. Rekaman DNS: Pastikan rekaman DNS yang ditambahkan dalam konfigurasi DNS Server telah
muncul dalam hasil pengujian.

4. Konsistensi: Pastikan hasil pengujian konsisten setiap kali dilakukan, kecuali ada perubahan
konfigurasi DNS Server.

5. Response Time: Perhatikan waktu respons dari server DNS untuk memastikan performanya sesuai
dengan harapan.

Jika hasil pengujian sesuai dengan ekspektasi dan rekaman DNS yang ditambahkan terlihat dalam hasil
pengujian, maka konfigurasi DNS Server Anda berhasil. Namun, jika ada kesalahan atau hasil yang
tidak sesuai, periksa kembali konfigurasi DNS Server Anda, termasuk rekaman DNS dan pengaturan
forwarders atau root hints jika digunakan, untuk memastikan semuanya telah diatur dengan benar. Uji
kembali dan verifikasi setiap langkah konfigurasi untuk memastikan DNS Server berfungsi dengan baik
dalam jaringan Anda.
VIII. Troubleshooting DNS Server

A. Pemecahan Masalah Umum DNS:


1. Verifikasi Konfigurasi: Periksa kembali konfigurasi DNS Server untuk memastikan tidak ada
kesalahan penulisan atau kesalahan konfigurasi lainnya. Perhatikan dengan cermat rekaman DNS yang
telah Anda tambahkan.

2. Uji Resolusi DNS: Gunakan perintah `nslookup` atau `dig` untuk menguji resolusi DNS dari nama
domain ke alamat IP, dan sebaliknya. Periksa apakah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

3. Forwarders dan Root Hints: Jika Anda menggunakan forwarders atau root hints, pastikan bahwa
mereka berfungsi dengan baik dan dapat diakses oleh DNS Server.

4. Caching: Pastikan bahwa DNS Server Anda mengelola cache dengan benar. Kadang-kadang masalah
dapat terjadi karena cache yang tidak mutakhir.

5. DNS Views: Jika Anda menggunakan DNS Views, periksa apakah pengaturan DNS Views telah
berfungsi sesuai dengan kebutuhan dan apakah ada konflik atau kesalahan dalam konfigurasi.

6. Firewall dan Akses Jaringan: Pastikan bahwa DNS Server dapat berkomunikasi dengan perangkat
lain dalam jaringan dan tidak ada blokir atau pembatasan pada firewall yang dapat menghambat lalu
lintas DNS.

7. Jaringan dan Konektivitas: Pastikan bahwa jaringan di mana DNS Server berjalan berfungsi dengan
baik dan tidak ada masalah dengan konektivitas ke server atau perangkat lain.

B. Logging dan Monitoring DNS Server:

1. Logging: Aktifkan logging pada DNS Server untuk mencatat aktivitas dan peristiwa penting. Melalui
log, Anda dapat melacak permintaan DNS yang masuk, peristiwa kesalahan, dan aktivitas lain yang
terjadi di DNS Server. Hal ini membantu dalam pemecahan masalah dan pemantauan kinerja.

2. Monitoring: Gunakan alat pemantauan khusus atau perangkat pemantauan jaringan untuk memonitor
kinerja DNS Server secara real-time. Dengan memantau DNS Server, Anda dapat mengidentifikasi
bottleneck, lonjakan lalu lintas, dan masalah lain yang mungkin terjadi.

3. Analyzing Log: Rutin periksa dan analisis log DNS untuk mencari indikasi masalah atau aktivitas
yang tidak wajar. Jika ada peringatan atau kesalahan yang tercatat dalam log, tindakan perbaikan dapat
diambil lebih awal sebelum masalah semakin berkembang.

4. Backup Log: Pastikan untuk melakukan backup log secara teratur untuk menjaga integritas data log
dan memastikan Anda memiliki jejak aktivitas DNS Server yang memadai.
5. Kapasitas dan Kinerja: Pantau kapasitas dan kinerja DNS Server Anda. Pastikan server mampu
menangani lalu lintas yang ada dan bersiap menghadapi peningkatan lalu lintas di masa depan.

Dengan melakukan pemecahan masalah secara sistematis dan memantau kinerja DNS Server Anda,
Anda dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul sebelum mereka
menyebabkan dampak yang lebih besar pada kinerja jaringan secara keseluruhan. Selalu periksa log
dan monitor dengan cermat untuk memastikan DNS Server beroperasi dengan lancar dan memberikan
layanan DNS yang andal bagi pengguna jaringan.

Anda mungkin juga menyukai