Anda di halaman 1dari 20

Application Layer a.

DNS (Domain Name System)


Domain Name System (DNS) adalah sistem yang menyimpan informasi tentang nama
host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet.. Selain digunakan di Internet, DNS juga

dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti: 1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer). 2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah. 3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet. 4. Unlimited Database Size, Dibanding HOSTS files, DNS dapat menampung jauh lebih banyak database alamat IP yang tentunya didistribusikan kepada beberapa organisasi yang berwenangdalam penanganan alamat tersebut. 5. Memiliki performance yang baik daripada HOSTS files. DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya. DNS memiliki kelemahan yaitu tidak bisa membuat banyak nama domain.

Hierarkis DNS

Komponen Domain Name System disebut Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama yang terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Root-Level Domains

Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki disebut dengan root domain. Root domain diekspresikan berdasarkan periode dimana lambang untuk root domain adalah (.). 2. Top-Level Domains Pada bagian di bawah ini adalah contoh dari top-level domains:

.edu digunakan untuk lembaga pendidikan (sekolah tinggi maupun universitas). .gov digunakan untuk lembaga pemerintahan versi Amerika Serikat. .com digunakan untuk perusahaan / organisasi komersil. .int digunakan untuk organisasi bersifat internasional. .mil digunakan oleh badan militer Amerika Serikat. .net biasa digunakan oleh layanan ISP (penyedia jasa internet). .org untuk organisasi nonprofit. .info untuk website yang menyajikan informasi praktis. .tv dan .fm untuk website jasa broadcast (stasiun televisi dan radio). .name untuk personal website.

3. Second Level Domains Second-level domains dapat berisi host dan domain lain yang disebut dengan subdomain. Untuk contoh: Domain Bujangan, bujangan.com terdapat komputer (host) seperti server1.bujangan.com juga terdapat komputer (host) seperti client1.training.bujangan.com. 4. Host Names Domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Sebagai contoh, jika terdapat fileserver1.detik.com dimana fileserver1 adalah host name dan detik adalah domain name.

b.

Sejarah DNS

Pada tahun 1970an jaringan ARPAnet hanya terdiri dari beberapa ratus host saja. Pada waktu itu, sebuah file HOSTS.TXT yang berisi tentang semua informasi host-hosts tersebut masih bisa melayani setiap permintaan query dan menerjemahkan nama ke alamat IP (name-to-addressmapping).Pada sistem operasi berbasis UNIX, file /etc/hosts merupakan hasil dari pengolahan file HOSTS.TXT tersebut. File HOSTS.TXT pada waktu itu dikelola oleh Stanford Research Insitute Network Information Center (SRI-NIC) di Menlo Park, California. File tersebut tersebut didistribusikan ke semua host dan penggunanya hanya dengan menggunakan satu buah host (mesin/komputer) saja. Petugas administrasi dari ARPAnetbiasanya mengirimkan email kepada SRI-NIC tentang perubahan (termasuk penambahan maupun pengurangan) tentang informasi suatu host, dan dalam periode tertentu, mereka melakukan transfer file HOSTS.TXT yang paling baru (biasanya diperbaharui sekali dalam seminggu) dengan menggunakan protokol ftp. Seiring dengan berkembangnya jaringan ARPAnetdan penggunaan protokol TCP/IP, ukuran dari file HOSTS.TXT menjadi besar dengan bertambahnya jumlah host yang bergabung dengan jaringan ARPAnet. Kemudian timbul beberapa masalah dengan penggunaan file HOSTS.TXT ini, misalnya :

Trafik dan Beban (Traffic and load)

Beban mesin dan trafik (bandwith) di SRI-NIC dalam mendistribusikan file menjadi lebih berat dan besar

Penamaan yang saling bentrok (name collisions) Pada file HOSTS.TXT tidak diperkenankan adanya dua buah nama host yang sama. Namun pada prakteknya, tidak ada cara untuk mencegah seseorang untuk menambahkan nama yang sama sehingga kemungkinan bisa menjadi bentrok dan pada akhirnya merusak skema yang telah ada

Keaslian (consistency) Mengelola keaslian dan keutuhan sebuah file antar beberapa jaringan yang sedang berkembang pesat merupakan sesuatu hal yang sulit dilakukan

Berangkat dari masalah-masalah tersebut diatas, ARPAnet membentuk suatu sistem alternatif pengganti dari sistem lama yang menggunakan file HOSTS.TXT. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah dalam pengelolaan tabel host yang sangat beraneka ragam dan masih menggunakan metode sentralisasi. Pada sistem yang baru, seorang sistem administrator memungkinkan untuk mengelola data secara loka, namun akan selalu update secara global di internet. Sistem yang menggunakan metode desentralisasi ini diharapkan akan mengurangi beban dan trafik, serta pengelolaan data dan proses update dari sebuah informasi akan menjadi lebih mudah. Paul Mockapertis dari University of Southern California Information Science Institute di Marina del Rey, California, dipilih sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap rancangan, desain, arsitektur dan implementasi dari sistem pengelolaan data host yang baru. Pada tahun 1984 beliau merilis RFC (Request For Comment) 882 dan RFC 883 yang menjelaskan tentang Domain Name System (DNS). Kemudian disusul dengan RFC 1034 dan RFC 1035 yang juga menambahkan tentang masalah kemanan DNS, penerapan (implementasi), pengelolaan (adminstrative),mekanisme pembaharuan data secara dinamis, serta kemanan data dalam sebuah domain dan lain-lainnya.

c. Diagram DNS

ROOT DNS

Inte t rne
DNS Server Lokal
Gambaran kerja: Dimisalkan ada client yang menanyakan "berapa alamat ip dari www.unsri.ac.id ?" Pertanyaan ini dilemparkan ke DNS server lokal. Dengan segera DNS server lokal memeriksa databasenya. Kemudian ternyata www.unsri.ac.id tidak terdapat didalam databasenya. Lalu ia memeriksa cache. Bila ada, jawaban lansung diberikan ke client. Tapi bila tidak ada, maka ia akan mencari jawabannya ke root DNS. Root DNS pasti mempunyai database yang dimaksud dan memberikannya ke DNS server local dan pada akhirnya diberikan ke client tadi.

Client

d.

Record-Record dalam DNS

Beberapa jenis-jenis record yang paling umum di dalam DNS adalah sebagai berikut:

A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).

AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128bit (untuk IPv6).

CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya. Praktek yang paling sering digunakan pada CNAME ini adalah jika anda menginginkan blog dari layanan pihak ketiga (misalnya blog dari layanan blogspot.com) dengan nama domain sendiri. Pada kolom "Alamat" untuk jenis record ini harus diakhiri dengan tanda [.] titik.

MX record atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.

PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain inaddr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.

NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.

SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.

SRV record adalah catatan lokasi secara umum. URL Redirect, merupakan metode standar yang digunakan dalam URL Forwarding (pengalihan URL). Jika ada pengunjung yang masuk ke alamat subdomain anda yang berjenis ini, maka pengunjung tersebut akan dialihkan ke alamat yang anda tentukan pada kolom "Alamat". Bagian pada kolom "Alamat" bisa anda isi dengan halaman web kemana akan diarahkan, dan harus diisi dengan alamat lengkapnya, misalnya "http://www.google.co.id/search?q=url+forwarding&ie=utf-8&hl=id&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a". Kelemahan metode ini adalah pada baris alamat broser ditampilkan alamat tujuannya, pengunjung akan bisa melihat alamat sebenarnya ke mana subdomain anda ini diarahkan.

URL Frame, berfungsi sama seperti URL Redirect, tetapi halaman akan disajikan dengan frame (sering juga disebut URL cloaking) sehingga pada baris alamat browser akan ditampilkan alamat dengan domain anda.

SPF (txt), digunakan untuk mengisi informasi teks pada domain anda. Anda bisa mengisi apa saja dengan record jenis ini. Pada kolom "Alamat" isi teks yang anda inginkan dengan ditutup oleh tanda kutip (") di awal dan di akhirnya. Praktek yang paling sering adalah menggunakan record ini untuk menentukan SPF record atau DomainKeys. Untuk informasi lebih lanjut tentang SPF Record dan cara pengisiannya, anda bisa mengunjungi situs OpenSPF.

Pengeditan record DNS bisa dilakukan dengan mengubah langsung pada datanya (pada record yang ingin anda edit).Sedangkan untuk menghapus DNS record yang sudah anda, hapus saja DNS record yang sudah terisi lalu klik tombol "Simpan".

e. Name Server
Name Server berfungsi untuk menjelaskan server DNS mana saja yang bertanggung jawab untuk suatu nama domain.Terdiri dari 2 jenis name server : Primary name server Primary name server adalah DNS server yang bertanggung jawab atas kinerja domain dan subdomain yang dikelola. Pemegang daftar lengkap dari sebuah domain yang dikelolanya. Server ini memegang otoritas penuh atas domainnya. Misalkan server ns1.itb.ac.id memegang otoritas penuh atas domain *.itb.ac.id. Otoritas penuh di sini berarti server ini yang bertanggung jawab untuk ditanyai nama-nama host berdomain itb.ac.id dan sub-sub domain dibawahnya. Selain itu hanya server ini yang dapat membuat sub-domain di bawah itb.ac.id. Mendapatkan data dengan membaca file di storage . Lebih dikenal dengan File Zone Secondary name server Secondary name server adalah DNS server yang secara hierarki sepadan dengan Primary name server, namun data-data domain dan subdomain diperoleh dengan menyalin dari Primary
8

name server. Server ini adalah backup dari primary server. Sama seperti primary, secondary juga memuat daftar lengkap sebuah domain. Hubungan antara primay dan secondary ini kurang lebih seperti mirror. Bila ada perubahan di primary server, secondary terus mengikutinya secara periodik. Oleh karena itu, secondary memerlukan izin dari primary untuk melakukan sinkronisasi ini. Sinkronisasi ini lazimnya disebut sebagai zona transfer. Secondary diperlukan sebagai backup bila Primary crash atau sibuk dan untuk mempermudah pendelegasian. Perbedaan utama dari primary name server dan secondary name server adalah semua data mengenai domain dan translasi address tersimpan di primary name server, sedangkan secondary name server menggunakan data yang tersimpan di primary name server tersebut Lampiran

Daftar DNS Server Indonesia :


DNS AWARI (Asosiasi Warnet Indonesia) DNS ini Bisa mamblokir situs porno Jadi Dns ini cocok untuk anda pengguna/admin warnet yg memperhatikan keselamatan pelangganya(DNS ini bersifat public)

DNS AWARI: 203.34.118.10(primary1) DNS AWARI: 203.34.118.12(secondary2) Server DNS indosat.net.id termasuk DNS Indosat IM2 202.155.0.10 202.155.0.15 202.155.0.20 202.155.0.25 202.155.46.66 202.155.46.77 202.155.30.227 DNS Telkom.net.id Telkom Speedy
9

202.134.2.5 203.130.196.5 202.134.0.155 202.134.1.10 202.134.0.62 202.159.32.2 202.159.33.2 202.155.30.227 DNS sat.net.id 202.149.82.25 202.149.82.29 DNS cbn.net.id 202.158.40.1 202.158.20.1 DNS indo.net.id 202.159.32.2 202.159.33.2 DNS itb.ac.id 202.249.24.65 167.205.23.1 167.205.22.123 167.205.30.114 DNS ukdw.ac.id 222.124.22.18 Daftar DNS Luar indonesia : DNS Open DNS 208.67.222.222 208.67.220.220
10

DNS ScrubIt 67.138.54.100 207.225.209.66 DNS DNSadvantage 156.154.70.1 156.154.71.1 DNS vnsc-pri.sys.gtei.net 4.2.2.1 4.2.2.2 4.2.2.3 4.2.2.4 4.2.2.5 4.2.2.6 Verizon (Reston, VA, US) 151.197.0.38 151.197.0.39 151.202.0.84 151.202.0.85 151.202.0.85 151.203.0.84 151.203.0.85 199.45.32.37 199.45.32.38 199.45.32.40 199.45.32.43 GTE (Irving, TX, US) 192.76.85.133 206.124.64.1
11

One Connect IP (Albuquerque, NM, US) 67.138.54.100 OpenDNS (San Francisco, CA, US) 208.67.222.222 208.67.220.220 Exetel (Sydney, AU) 220.233.167.31 VRx Network Services (New York, NY, US) 199.166.31.3 SpeakEasy (Seattle, WA, US) 66.93.87.2 216.231.41.2 216.254.95.2 64.81.45.2 64.81.111.2 64.81.127.2 64.81.79.2 64.81.159.2 66.92.64.2 66.92.224.2 66.92.159.2 64.81.79.2 64.81.159.2 64.81.127.2 64.81.45.2 216.27.175.2 66.92.159.266.93.87.2 Sprintlink (Overland Park, KS, US)
12

199.2.252.10 204.97.212.10 204.117.214.10 Cisco (San Jose, CA, US) 64.102.255.44 128.107.241.185

Teori bekerja DNS


Para Pemain Inti Pengelola dari sistem DNS terdiri dari tiga komponen:

DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.

recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada para resolver tersebut;

authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya)

Pengertian beberapa bagian dari nama domain Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan titik.

Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level domain org).

Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, dan id.wikipedia.org dapat membentuk subdomain dari domain wikipedia.org. Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63
13

karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktik, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit. Bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IPnya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki nama host "www". DNS memiliki kumpulan hierarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informasi tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain). Sebuah contoh dari teori rekursif DNS Sebuah contoh mungkin dapat memperjelas proses ini. Andaikan ada aplikasi yang memerlukan pencarian alamat IP dari www.wikipedia.org. Aplikasi tersebut bertanya ke DNS recursor lokal.

Sebelum dimulai, recursor harus mengetahui dimana dapat menemukan root nameserver; administrator dari recursive DNS server secara manual mengatur (dan melakukan update secara berkala) sebuah file dengan nama root hints zone (panduan akar DNS) yang menyatakan alamat-alamt IP dari para server tersebut.

Proses dimulai oleh recursor yang bertanya kepada para root server tersebut - misalkan: server dengan alamat IP "198.41.0.4" - pertanyaan "apakah alamat IP dari www.wikipedia.org?"

Root server menjawab dengan sebuah delegasi, arti kasarnya: "Saya tidak tahu alamat IP dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server DNS di 204.74.112.1 memiliki informasi tentang domain org."

Recursor DNS lokal kemudian bertanya kepada server DNS (yaitu: 204.74.112.1) pertanyaan yang sama seperti yang diberikan kepada root server. "apa alamat IP dari
14

www.wikipedia.org?". (umumnya) akan didapatkan jawaban yang sejenis, "saya tidak tahu alamat dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server 207.142.131.234 memiliki informasi dari domain wikipedia.org." Akhirnya, pertanyaan beralih kepada server DNS ketiga (207.142.131.234), yang menjawab dengan alamat IP yang dibutuhkan. Proses ini menggunakan pencarian rekursif (recursion / recursive searching). Pengertian pendaftaran domain dan glue records Membaca contoh di atas, Anda mungkin bertanya: "bagaimana caranya DNS server 204.74.112.1 tahu alamat IP mana yang diberikan untuk domain wikipedia.org?" Pada awal proses, kita mencatat bahwa sebuah DNS recursor memiliki alamat IP dari para root server yang (kuranglebih) didata secara explisit (hard coded). Mirip dengan hal tersebut, server nama (name server) yang otoritatif untuk top-level domain mengalami perubahan yang jarang. Namun, server nama yang memberikan jawaban otorisatif bagi nama domain yang umum mengalami perubahan yang cukup sering. Sebagai bagian dari proses pendaftaran sebuah nama domain (dan beberapa waktu sesudahnya), pendaftar memberikan pendaftaran dengan server nama yang akan mengotorisasikan nama domain tersebut; maka ketika mendaftar wikipedia.org, domain tersebut terhubung dengan server nama gunther.bomis.com dan zwinger.wikipedia.org di pendaftar .org. Kemudian, dari contoh di atas, ketika server dikenali sebagai 204.74.112.1 menerima sebuah permintaan, DNS server memindai daftar domain yang ada, mencari wikipedia.org, dan mengembalikan server nama yang terhubung dengan domain tersebut. Biasanya, server nama muncul berdasarkan urutan nama, selain berdasarkan alamat IP. Hal ini menimbulkan string lain dari permintaan DNS untuk menyelesaikan nama dari server nama; ketika sebuah alamat IP dari server nama mendapatkan sebuah pendaftaran di zona induk, para programmer jaringan komputer menamakannya sebuah glue record.

DNS dalam praktik

15

Ketika sebuah aplikasi (misalkan web broswer), hendak mencari alamat IP dari sebuah nama domain, aplikasi tersebut tidak harus mengikuti seluruh langkah yang disebutkan dalam teori di atas. Kita akan melihat dulu konsep caching, lalu mengertikan operasi DNS di "dunia nyata". Caching dan masa hidup (caching and time to live) Karena jumlah permintaan yang besar dari sistem seperti DNS, perancang DNS menginginkan penyediaan mekanisme yang bisa mengurangi beban dari masing-masing server DNS. Rencana mekanisnya menyarankan bahwa ketika sebuah DNS resolver (klien) menerima sebuah jawaban DNS, informasi tersebut akan di cache untuk jangka waktu tertentu. Sebuah nilai (yang di-set oleh administrator dari server DNS yang memberikan jawaban) menyebutnya sebagai time to live (masa hidup), atau TTL yang mendefinisikan periode tersebut. Saat jawaban masuk ke dalam cache, resolver akan mengacu kepada jawaban yang disimpan di cache tersebut; hanya ketika TTL usai (atau saat administrator mengosongkan jawaban dari memori resolver secara manual) maka resolver menghubungi server DNS untuk informasi yang sama. Waktu propagasi (propagation time) Satu akibat penting dari arsitektur tersebar dan cache adalah perubahan kepada suatu DNS tidak selalu efektif secara langsung dalam skala besar/global. Contoh berikut mungkin akan menjelaskannya: Jika seorang administrator telah mengatur TTL selama 6 jam untuk host www.wikipedia.org, kemudian mengganti alamat IP dari www.wikipedia.org pada pk 12:01, administrator harus mempertimbangkan bahwa ada (paling tidak) satu individu yang menyimpan cache jawaban dengan nilai lama pada pk 12:00 yang tidak akan menghubungi server DNS sampai dengan pk 18:00. Periode antara pk 12:00 dan pk 18:00 dalam contoh ini disebut sebagai waktu propagasi (propagation time), yang bisa didefiniskan sebagai periode waktu yang berawal antara saat terjadi perubahan dari data DNS, dan berakhir sesudah waktu maksimum yang telah ditentukan oleh TTL berlalu. Ini akan mengarahkan kepada pertimbangan logis yang penting ketika membuat perubahan kepada DNS: tidak semua akan melihat hal yang sama seperti yang Anda lihat. RFC1537 dapat membantu penjelasan ini. DNS di dunia nyata

16

Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi. DNS resolver akan selalu memiliki cache yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan. Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Namun jika administrator sistem / pengguna telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS selain yang diberikan secara default oleh ISP misalnya seperti Google Public DNS ataupun OpenDNS, maka DNS resolver akan mengacu ke DNS server yang sudah ditentukan. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut. Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit. Penerapan DNS lainnya Sistem yang dijabarkan di atas memberikan skenario yang disederhanakan. DNS meliputi beberapa fungsi lainnya:

17

Nama host dan alamat IP tidak berarti terhubung secara satu-banding-satu. Banyak nama host yang diwakili melalui alamat IP tunggal: gabungan dengan pengasuhan maya (virtual hosting), hal ini memungkinkan satu komputer untuk malayani beberapa situs web. Selain itu, sebuah nama host dapat mewakili beberapa alamat IP: ini akan membantu toleransi kesalahan (fault tolerance dan penyebaran beban (load distribution), juga membantu suatu situs berpindah dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya secara mudah.

Ada cukup banyak kegunaan DNS selain menerjemahkan nama ke alamat IP. Contoh:, agen pemindahan surat Mail transfer agents(MTA) menggunakan DNS untuk mencari tujuan pengiriman E-mail untuk alamat tertentu. Domain yang menginformasikan pemetaan exchange disediakan melalui rekod MX (MX record) yang meningkatkan lapisan tambahan untuk toleransi kesalahan dan penyebaran beban selain dari fungsi pemetaan nama ke alamat IP.

Kerangka Peraturan Pengiriman (Sender Policy Framework) secara kontroversi menggunakan keuntungan jenis rekod DNS, dikenal sebagai rekod TXT.

Menyediakan keluwesan untuk kegagalan komputer, beberapa server DNS memberikan perlindungan untuk setiap domain. Tepatnya, tigabelas server akar (root servers) digunakan oleh seluruh dunia. Program DNS maupun sistem operasi memiliki alamat IP dari seluruh server ini. Amerika Serikat memiliki, secara angka, semua kecuali tiga dari server akar tersebut. Namun, dikarenakan banyak server akar menerapkan anycast, yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi alamat IP yang sama untuk mengirimkan satu jenis services melalui area geografis yang luas, banyak server yang secara fisik (bukan sekedar angka) terletak di luar Amerika Serikat. DNS menggunanakn TCP dan UDP di port komputer 53 untuk melayani permintaan DNS.

Nyaris semua permintaan DNS berisi permintaan UDP tunggal dari klien yang dikuti oleh jawaban UDP tunggal dari server. Umumnya TCP ikut terlibat hanya ketika ukuran data jawaban melebihi 512 byte, atau untuk pertukaaran zona DNS zone transfer

18

Daftar Pustaka

Indonitahost.2011.Jenis-Jenis Record DNS yang Paling Umum dan Perlu Diketahui. http://indonitahost.com/blog/jenis-jenis-record-dns-yang-paling-umum-dan-perlu-diketahui/ (1412-2011 jam 11.00).

19

Clickers. Kamus DNS Record.http://www.indotopten.com/2010/02/kamus-dns-record.html (14-122011 jam 11.04).

Afifcahya, Pengertian, Fungsi dan Sejarah DNS. 2009. http://afifcahya.blogdetik.com/2009/07/12/pengertian-fungsi-dan-sejarah-dns (13-12-2011 jam 20.21).

Anymous.2009.Domain Name System. http://wacanakomputer.wordpress.com/2009/09/06/domainname-server-dns/ ( Diakses pada tanggal 16 Desember 2011 jam 6.00).

Asfihani.2003.DNS dan Bind. http://www.layangan.com/asfik/writings/dns-bind.html (Diakses pada tanggal 18 Desember 2011 jam 6.24).

20

Anda mungkin juga menyukai