1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar melalui kajian referensi, diskusi dan praktik di Lab. Komputer
diharapkan siswa dapat :
1) Menjelaskan konsep DNS Server
2) Menentukan cara konfigurasi DNS Server
3) Melakukan konfigurasi DNS Server
4) Menguji hasil konfigurasi DNS Server
2. Pengantar
Setiap situs web (website) tentu memiliki pengalamat IP (IP address), sehingga untuk mengakses
atau mengunjungi sebuah website melalui koneksi internet, seorang user atau pengunjung harus
mengetikkan IP address website yang ingin dikunjungi tersebut. Cara ini tentu saja cukup
merepotkan, sebab pengunjung perlu mempunyai daftar lengkap IP Address website yang ingin
dikunjungi bahkan harus menghafalkan IP address serta memasukkannya secara manual.
Seperti halnya, seseorang atau sebuah kantor yang memiliki telephone, tentu memiliki nomor
kontak atau nomor telepon, misalnya kantor sekolah kita SMK Kanisius Bharata nomor teleponnya
0271-495584. Jika ada sekolah lain ingin menghubungi sekolah kita menggunakan telephone meja,
mereka harus memasukkan nomor 0271-495584 melalui tombol di pesawat telephone-nya, tidak
mungkin bisa menghubungi melalui telephone kalau mereka tidak mengetahui nomor telephone
sekolah kita.
Berbeda halnya dengan HP (Handphone) yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang bisa
mengkonversi atau mengubah nomor HP yang terdiri deretan angka-angka menjadi format huruf
serta menyimpannya dalam phonebook’s, sehingga apabila ingin menghubungi seseorang melalui
HP tidak perlu mengetikkan nomor HP orang tersebut, tetapi cukup menggunakan namanya tanpa
harus hapal nomor kontaknya, karena orang tentu lebih mudah mengingat-ingat nama daripada
mengingat nomor HP.
Contoh : Nomor HP P.List adalah 081 2297 xxxx jika nomor tersebut sudah anda simpan dalam
phonebook’s maka saat anda mau menghubungi tentu tidak akan mengetikan nomornya
karena tidak hapal, tentu anda menggunakan nama P.List yang ada di phonebook’s HP.
Demikian juga, misalnya anda ingin mengakses Google, anda tidak perlu menuliskan 172.217.0.142
ke dalam address bar, anda cukup memasukkan domain-nya saja, yaitu : www.google.com
Itulah gambaran sederhana tentang Domain Name System yang disingkat DNS.
Page 1
Domain Name System (DNS) merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk mengelola
penamaan suatu komputer ataupun sumber daya di jaringan yang disusun secara hirarki dan
terdistribusi.
Secara praktis, DNS digunakan untuk mengaitkan antara alamat IP suatu server dengan nama
domain dalam format FQDN (Fully Qualified Domain Name). FQDN disini merupakan nama domain
lengkap untuk suatu komputer dalam jaringan, mulai dari nama host untuk komputer itu, organisasi
atau perusahaan tempat komputer itu berada, hingga top-level domain (TLD).
Melalui penamaan ini memungkinkan user untuk mengetahui alamat IP dari suatu domain.
Demikian juga sebaliknya, apabila ingin mengetahui apakah suatu alamat IP memiliki nama dapat
juga dicek melalui server.
Proses mencari IP dari nama domain ini dikenal dengan istilah forward domain, untuk proses
sebaliknya disebut dengan nama reverse domain.
Komputer server yang menjalankan layanan ini dikenal dengan nama server DNS atau name server.
Misalnya, nama domain www.google.com dikaitkan dengan alamat IP 117.102.117.241. Dari kaitan
ini, maka dengan mengakses nama domain www.google.com oleh server DNS akan dihubungkan ke
server google dengan alamat IP-nya.
BIND (Berkeley Internet Naming Daemon) merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh
server-server UNIX/Linux. Saat ini BIND telah dialihkan pengembangannya ke Internet Systems
Consortium (ISC).
4. File HOST
Sebelum ada server DNS, sebuah komputer dapat terhubung ke komputer lain melalui nama adalah
dengan menggunakan file HOSTS. Dimana melalui file ini sebuah nama dapat diberikan ke suatu
komputer di jaringan.
Secara prinsip baik server DNS maupun file HOSTS memiliki fungsi yang sama. Bedanya file HOSTS
tersimpan dan hanya berlaku bagi komputer yang menggunakan file tersebut, penamaan yang telah
dibuat tidak berlaku bagi komputer lainnya. Sedangkan dengan server DNS setiap komputer yang
dalam jaringan tersebut dapat menggunakan server DNS tersebut untuk menterjemahkan nama
domain menjadi IP address-nya.
Dalam penerapannya sebuah sistem komputer sebelum menghubungi name server akan membaca
file HOSTS ini terlebih dahulu, apabila ada entri pemetaan nama domain yang dicari di file ini, maka
alamat IP-nya yang akan digunakan.
WHOIS adalah layanan di jaringan internet yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi detil
tentang suatu domain. Setiap domain yang ada biasanya didaftarkan pada lebih dari satu server
DNS, yang pertama sebagai server primer, yang kedua sebagai backup.
5. Fungsi DNS
Tiga fungsi utama DNS adalah :
1) Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain;
2) Meminta informasi URL sebuah website berdasarkan IP Address yang dimasukkan;
3) Mencari server yang tepat untuk mengirimkan email.
Itulah ketiga fungsi DNS yang bekerja secara otomatis ketika pengguna sedang mengakses internet
6. Kelebihan DNS
Berikut ini adalah beberapa manfaat penggunaan DNS dalam aktivitas berinternet:
1) Lebih Mudah untuk Berinternet.
Dibanding mengingat deretan angka IP address, tentu akan lebih nyaman untuk mengingat
nama website. Hadirnya DNS telah berhasil menjembatani komunikasi antara pengguna
internet dengan komputer.
Page 2
2) Lebih Konsisten dalam Penggunaan.
User bisa menggunakan nama DNS yang sama meskipun ada perubahan pada IP Address yang
digunakan. Dengan demikian, akses pengunjung ke salah satu website tetap bisa dilakukan
meskipun telah terjadi penggantian IP Address.
3) Lebih Mudah Dikonfigurasi.
Saat terjadi kendala pada IP Address yang digunakan, user bisa mengganti dengan IP yang
berbeda dengan mudah. Cukup dengan melakukan update data pencocokan DNS dengan IP
Address.
4) Lebih Aman.
Ketika menggunakan sistem DNS, semua aktivitas transfer data online akan melalui server DNS
yang terjaga keamanannya. Sistem tersebut akan mencegah upaya peretasan yang coba
dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab, sehingga website akan menjadi lebih aman.
7. Bagian-Bagian DNS
Prinsip dasar cara kerja DNS adalah dengan cara mencocokkan nama komponen URL dengan
komponen IP Address. Setiap URL dan IP Address memiliki bagian-bagian yang saling menjelaskan
satu dengan yang lain.
Jika sulit membayangkan teknisnya, bisa diibaratkan seperti kegiatan mencari buku di perpustakaan
Ketika seorang pengunjung mencari buku di perpustakaan, biasanya pengunjung akan diberi kode
yang menjelaskan letak buku tersebut.
Kode buku perpustakaan tersebut dinamai Dewey Decimal System (DDS). Biasanya terdiri atas kode
topik buku, kode nama belakang penulis, dan kode tahun buku diterbitkan.
Prinsipnya sama dengan yang diterapkan dalam DNS. Untuk memahaminya, perlu mengetahui
bagian-bagian URL yang tersusun dalam hierarki DNS. Sama seperti kode buku perpustakaan,
setiap bagiannya menjelaskan bagian domain. Berikut penjelasan lengkap bagian-bagiannya :
1) Root-Level Domain merupakan bagian tertinggi dari hirarki DNS. Biasanya berupa tanda
titik/dot (.) di bagian paling belakang atau paling kanan dari sebuah URL.
2) Top-Level Domain (TLD) adalah ekstensi yang berada di kiri Root Level Domain, misalnya
.com, .org, .net, .id, .uk, .gov. Pemilihan ekstensi ini sesuai dengan tujuan website.
TLD dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
ccTLD (Country Code Top Level Domains). Merupakan ekstensi yang menjelaskan asal
negara dari pemilik situs. Misalnya, akhiran .id untuk website Indonesia, .au untuk Australia,
.uk untuk Inggris, dan sebagainya
gTLD atau Generic Top Level Domains. Biasanya menjelaskan sifat institusi dari pemilik web.
website untuk tujuan komersial memiliki ekstensi .com sedangkan .edu untuk institusi
pendidikan dan .gov untuk lembaga pemerintahan, dan sebagainya
Premium TLD. Ekstensi yang menggambarkan website lebih spesifik, contohnya .site, .travel,
.doctor, dll.
Page 3
Apabila pengguna ingin membuat toko online maka lebih cocok menggunakan .com sedangkan
untuk sekolah di Indonesia menggunakan .sch.id. Untuk perguruan tinggi di Indonesia .ac.id,
Kantor dan instansi pemerintah menggunakan .gov, dll.
Faktanya, di dunia ini ada ratusan ekstensi Top Level Domain (TLD). Tiap jenis ekstensi domain
memiliki harga yang berbeda-beda.
3) Second Level Domain (SLD)
Nama domain diapit oleh third level domain dan top level domain, misalnya: www.google.com
maka SLD atau second level domain-nya adalah: google
Second level domain juga berfungsi sebagai nama domain yang didaftarkan, bisa berupa nama,
merek atau nama perusahaan. Pengguna tidak boleh sembarangan dalam memilih second level
domain, karena second level domain inilah yang akan diingat-ingat oleh pengunjung website.
4) Third Level Domain
Third Level Domain letaknya berada di paling kiri, jika sebuah domain memiliki subdomain
fungsinya untuk membagi halaman website sesuai tujuannya, seperti blog, order, course, dll.
Contoh: course.niagahoster.co.id, maka third level domain atau subdomainnya adalah course,
yang berada dalam domain niagahoster.
5) Hostname atau bisa disebut juga dengan scheme.
Ini merupakan bagian yang mengawali sebuah URL. Bagian ini menunjukkan sebuah
fungsi dari sebuah website atau halamannya. Contoh yang paling banyak digunakan
adalah HTTPS singkatan dari Hypertext Transfer Protocol Secure
Page 4
3) Root Name Server
Katakanlah informasi yang dicari tak bisa ditemukan di ISP. Maka kemudian, sistem akan
mencari informasi yang dibutuhkan ke root name server.
Root name server merupakan semacam database yang menjawab pertanyaan soal nama
domain dan IP Address. Server ini tidak memiliki jawaban tepat untuk informasi yang dicari.
Akan tetapi, server ini bisa meneruskan permintaan informasi ke pihak yang lebih mengetahui.
Di dunia ini, terdapat 13 root server yang bekerja. Root server tersebut diurutkan secara
alfabetis mulai dari A sampai M.
Root server semacam ini dikelola organisasi seperti Internet Systems Consortium, Verisign,
ICANN, the University of Maryland, and the U.S. Army Research Lab.
9. Macam-Macam DNS
Informasi yang diminta user dalam sistem DNS disebut dengan DNS record. Ada beberapa jenis
informasi yang bisa diminta dalam sistem DNS. Berikut adalah 10 DNS record yang paling sering
dijumpai:
1) A Record atau Address record ─ menyimpan informasi soal hostname, time to live (TTL), dan
IPv4 Address.
2) AAA Record ─ menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan IPv6 address.
3) MX Record ─ merekam server SMTP yang khusus digunakan untuk saling berkirim email di
suatu domain.
4) CNAME Record ─ digunakan untuk me-redirect domain atau subdomain ke sebuah IP Address.
Lewat fungsi satu ini, user tak perlu memperbarui DNS record.
5) NS Record ─ merujuk subdomain pada authoritative name server yang diinginkan. Record ini
berguna jika subdomain di web hosting berbeda dengan domain.
6) PTR Record ─ memberikan izin pada DNS resolver untuk menyediakan informasi soal IP Address
dan menampilkan hostname (reverse DNS lookup).
7) CERT Record ─ menyimpan sertifikat enkripsi atau sertifikat keamanan.
8) SRV Record ─ menyimpan informasi terkait lokasi komunikasi, semacam Priority, Name, Weight,
Port, Points, dan TTL
9) TXT Record ─ membawa dan menyalurkan data yang hanya bisa dibaca oleh mesin.
10) SOA Record ─ bagian yang muncul di awal dokumen DNS zone. Bagian yang sama juga
merujuk pada Authoritative Name Server serta informasi lengkap sebuah domain.
Page 5
10. Kesimpulan
Sudah paham kan, apa itu DNS ?
Secara sedehana dan singkat dapat dikatakan bahwa DNS adalah sistem yang memudahkan user
dalam melakukan browsing di internet. Pengguna tidak perlu mengingat alamat website dalam
bentuk deretan angka-angka, pengunjung cukup menuliskan nama domain yang ingin dikunjungi,
DNS akan menerjemahkannya ke alamat IP tujuan.
Bagaimana DNS dan internet bekerja ?
Server DNS dalam implementasinya memerlukan program client yang dapat menghubungkan setiap
komputer user dengan server DNS. Program ini dikenal dengan nama resolver. Resolver digunakan
oleh program aplikasi yang terinstall di komputer user, seperti web browser dan mail client.
Secara sederhana dan singkat urutan kerja Server DNS dalam melayani permintaan sebagai berikut:
1) Mencari alamat host pada file HOSTS, bila ada berikan alamatnya dan proses selesai.
2) Mencari pada data cache yang dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan
sebelumnya, bila ada dalam data cache, berikan hasilnya dan selesai.
3) Mencari pada alamat Server DNS pertama yang telah ditentukan oleh user.
Server DNS yang ditunjuk akan mencari nama domain pada cache-nya.
Apabila tidak ketemu, pencarian dilakukan dengan melihat file database domain (zones)
yang dimiliki oleh server.
Apabila tidak menemukan, server ini akan menghubungi Server DNS lain yang sudah
dikaitkan dengan server ini. Jika ketemu simpan dalam cache dan berikan hasilnya.
4) Apabila pada Server DNS pertama tidak ditemukan pencarian dilanjutkan pada Server DNS
kedua dan seterusnya dengan proses yang sama seperti di atas.
Proses pencarian domain pada server DNS meliputi dua proses yakni secara iteratif pada client-
server dan rekursif pada komunikasi antar server DNS.
Semua proses di atas bisa berjalan dalam waktu yang sangat singkat, hanya sepersekian milidetik
sehingga tahapan-tahapan dikerjakan oleh komputer dengan sangat cepat.
~~~~~ Yang berhasil adalah mereka yang tekun berdoa dan mau belajar selagi yang lain masih tertidur ~~~~~
Page 6