Anda di halaman 1dari 9

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KORPS BRIMOB

PROSEDUR TETAP
No. Pol. : Protap / 01 / IX /2004

Tentang

PENGGUNAAN TAMENG PENYEKAT DALAM TUGAS


PENANGGULANGAN HURU - HARA

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Penanggulangan Huru Hara ( PHH ) merupakan salah satu


kemampuan Brimob Polri perlu terus dilakukan pengkajian
tentang taktik dan teknik seiring dengan dinamika perubahan
tatanan kehidupan sosial masyarakat akhir – akhir ini.
b. Selain taktik dan teknik alsus PHH perlu diadakan penyempurnaan
agar ada keseimbangan hak dan mengurangi peluang untuk
terjadi pelanggaran antara massa dan pasukan PHH.
c. Adapun Alsus yang akan diadakan penyempurnaan adalah
temeng yang diberi nama Tameng Penyekat agar dapat
digunakan secara efektif dan efisien perlu disusun dalam Protap
dalam penggunaan Tameng Penyekat dalam tugas PHH.

2. Dasar

a. Undang – undang No. 8 Th. 1981 tentang Kitab Undang – Undang


Hukum Acara Pidana.
b. Undang-undang No. 9 Th. 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum.
c. Undang-undang No. 2 Th. 2002 tentang Kepolisisan Negara
Republik Indonesia.
d. Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No. Pol. : Juklak / 05 / IV / 1994
tanggal 23 April 1994 tentang penanggulangan huru – hara oleh
Satuan PHH Polri.

/ e. Prosedur …..
2 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004
e. Prosedur Tetap Dankorbrimob No. Pol. : PROTAP / 04 / VI / 1997
tanggal 23 Juni 1997 tentang penggunaan tongkat Polri dalam
tugas penindakan huru hara.

f. Petunjuk Teknis Dankorbrimob No. Pol. : JUKNIS / 11 / VI / 1997


tanggal 23 Juni 1997 tentang penggunaan gas air mata.

3. Maksud dan tujuan. Prosedur Tetap ini dimaksudkan untuk


memberikan pedoman dalam tindakan simpatik terhadap pelaku unjuk
rasa dengan tujuan untuk mewujudkan kesamaan persepsi dan
keseragaman cara bertindak dalam upaya penanggulangan huru-hara
yang mengarah pada tindakan anarkhis.

4. Ruang Lingkup. Ruang lingkup prosedur tetap ini meliputi cara


penggunaan tameng penyekat dalam tugas penanggulangan huru –
hara.

5. Tata Urut :

a. Pendahuluan.
b. Jenis dan spesifikasi Tameng Penyekat.
c. Teknik dan prosedur penggunaan Tameng Penyekat.
d. Administrasi
e. Penutup

JENIS DAN SPESIFIKASI TAMENG

6. Jenis Tameng : TAMENG PENYEKAT.

7. Fungsi.

a. Tameng sebagai sekat gerakan massa antara pasukan PHH


dengan massa.

b. Tameng sebagai batas garis maju pasukan PHH pada saat


berhadapan dengan massa pada formasi bertahan.

8. Kegunaan.

/ 8. Kegunaan …..
3 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004
a. Sebagai pelindung pasukan PHH dari tindakan massa yang
anarkhis

b. Sebagai pertahanan pasukan PHH dari dorongan massa.

c. Sebagai barikade massa agar tidak bergerak maju.

d. Mencegah pasukan PHH melakukan tindakan di luar prosedur /


melanggar hukum dan agar pasukan PHH tetap berada dalam
formasi.

9. Keunggulan.

a. Dapat melindungi anggota dalam jumlah relative banyak


b. Tameng terbuat dari fiber warna hitam
c. Bahan lebih kuat dan tahan lemparan batu

10. Spesifikasi.

a. Tinggi : 160 cm
b. Lebar : 84 cm
c. Bahan : Fiber
d. Berat : 7 kg
e. Warna : Hitam

TEHNIK DAN PROSEDUR PENGGUNAAN TAMENG PENYEKAT

11. Otorisasi perintah dan penggunaan tameng Penyekat dapat diberikan


oleh Komandan Pasukan tingkat kompi keatas.

a. Penggunaan tameng pada tingkat kompi disusun pada formasi


Ton Penyekat.

b. Penggunaan tameng pada tingkat detasemen disusun pada


formasi Ki Penyekat.

c. Penggunaan tameng seram harus dalam ikatan peleton / kompi


dengan formasi yang telah ditentukan.

/ d. Anggota …..
4 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004
d. Anggota tidak dibenarkan melewati formasi Ton / Ki Penyekat
pada saat berhadapan degan massa.

e. Pada formasi Ton / Ki Penyekat anggota harus selalu dalam


keadaan sikap siaga dan waspada.

12. Cara bertindak

a. Peleton / Kompi Penyekat dapat digerakkan apabila massa sudah


melakukan tindakan anarkis

b. Komandan Kompi / Den memberikan aba – aba formasi lintas


ganti kepada Ton / Ki Penyekat kemudian bergeser maju ke
depan.

c. Komandan Kompi / Den adakan persiapan dan menempati di


belakang Ton / Ki Penyekat dengan formasi bersaf dan bertahan.

d. Ton / Ki Penyekat melaksanakan gerakan formasi selanjutnya


berdasarkan perintah dari Komandan Kompi / Den.

13. Susunan Formasi


5 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004

KOMPI PHH DG TON PENYEKAT : 153 ORG

POKKI
TON I DANKI : 1 Org
(33 Org) CARAKA : 1 Org
DRIVER : 1 Org
KESLAP : 1 Org

POK TON PENDESAK


DANTON : 3 Org
BATON : 3 Org
TON II CARAKA : 3 Org
(33 Org)
DANRU : 9 Org
WADANRU : 9 Org
ANGGOTA : 72 Org

TON TINDAK
TON III DANTON : 1 Org
(33 Org) PELEMPAR GAS AIR MATA : 3 Org
TIM PENANGKAP : 6 Org
TIM PEMADAM KEBAKARAN : 6 Org
KESLAP : 3 Org
TON TINDAK TON PENYEKAT
(19 Org) DANTON : 1 Org
ANGGOTA : 30 Org

KETERANGAN :
DANKI
TON PENYEKAT DANTON
(31 Org)

BATON

CARAKA
KESLAP
DRIVER
/KOMPI……….
6 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004

TON TINDAK
(19 Org)

KETERANGAN :
TON PENYEKAT
DANKI (31 Org)
DANTON

BATON

CARAKA
KESLAP

TON PENYEKAT

/KI FORMASI………
7 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004

KI FORMASI BERSAF
( PERSIAPAN LINTAS GANTI DGN TON PENYEKAT )

TON TINDAK

GANJIL KE KIRI GENAP KE KANAN

TON PENYEKAT KETERANGAN :


DANKI
DANTON

BATON
CARAKA
KESLAP
DRIVER

/14. Tehnik………..
8 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004

14. Tehnik penggunaan tameng

a. Sikap sempurna. Tameng dipegang satu orang anggota dalam


keadaan sikap sempurna , kedua tangan memegang pegangan
tameng, tameng berada di depan.
b. Sikap istirahat. Ssaat aba-aba peringatan sikap istirahat tidak
ada gerakan, setelah aba-aba pelaksanaan membuka kaki sebelah
kiri, kedua tangan tetap pada pegangan tameng. Pada saat aba-
aba peringatan sikap siap tidak ada gerakan, setelah aba – aba
pelaksanaan menarik kaki kiri kedalam sikap sempurna.
c. Sikap bertahan. Kaki kanan ditarik ke belakang, kaki kiri
merapat ke tameng membentuk kuda – kuda kiri depan , tangan
tetap pada pegangan tameng, pandangan pada kaca tameng.
d. Penghormatan. Penghormatan dengan menggunakan tameng
penyekat , aba-aba peringatan tidak ada gerakan saat aba-aba
pelaksanaan tameng ditarik di depan dada kurang lebih 15
derajat.
Setelah aba-aba akhir pelaksanaan penghormatan, tameng
didorong ke posisi semula ( tegak lurus ).
e. Dorong jalan. Saat aba-aba dorong tameng diangkat selanjutnya
setelah aba-aba jalan melaksanakan pendorongan 3 langkah
(saat pendorongan kaki belakang di rapatkan pada kaki depan
lalu kaki kiri melangkah ke depan).
d. Dorong maju jalan . Saat aba-aba dorong maju tameng di
angkat, setelah aba-aba jalan melaksanakan pendorongan 10
langkah ( saat pendorongan kaki belakang di rapatkan pada kaki
depan lalu kaki kiri melangkah ke depan ).
e. Tameng di kanan. Saat aba-aba peringatan tameng di angkat
lalu di bawa di sebelah kanan, aba-aba pelaksanaan ( gerak )
tameng di letakkan, tangan kanan memegang pegangan tameng
bagian depan, tangan kiri sikap sempurna.
f. Tameng di kiri. Saat aba-aba peringatan tameng di angkat, lalu
dibawa di sebelah kiri, aba-aba pelaksanaan ( gerak ) tameng di
letakkan, tangan kiri memegang pegangan tameng bagian depan,
tangan kanan sikap sempurna.
g. Formasi pertahanan. Sesuai dengan ancaman tugas di lapangan
(formasi bersaf, formasi paruh lembing, formasi serang kanan
/kiri)

/ h. Persiapan …..
9 PROSEDUR TETAP KORPS BRIMOB
NOPOL : Protap / 01 / IX /2004
TANGGAL : September 2004
h. Persiapan. Sebelum pelaksanaan tugas pasukan bentuk dalam
formasi Banjar Kolone.

ADMINISTRASI

15. Komandan pasukan memeriksa jumlah dan kondisi tameng yang ada
dan peralatan yang lain pada kesatuannya, sebelum dan setelah
melaksanakan tugas, selanjutnya disimpan kembali dalam keadaan
bersih.

16. Setiap kerusakan atau kehilangan tameng dalam pelaksanaan tugas,


harus dilaporkan secara tertulis oleh petugas yang bersangkutan
diketahui oleh Dan Ton nya.

PENUTUP

17. Segenap anggota Brimob Polri wajib memahami dan mematuhi Prosedur
Tetap sebagaimana ditentukan dalam petunjuk ini.

Dikeluarkan di : Kelapadua
Pada tanggal : September 2004

KEPALA KORPS BRIMOB POLRI

Drs. S.Y. WENAS


INSPEKTUR JENDERAL POLSI

Anda mungkin juga menyukai