Anda di halaman 1dari 11

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA
--------------------

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA


ANGGOTA KOMITE II DPD RI
PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP SERTA PERUBAHANNYA DALAM UNDANG-
UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2023 TENTANG
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG
CIPTA KERJA MENJADI UNDANG-UNDANG
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMILU SERENTAK
TAHUN 2024
DI DAERAH PEMILIHAN

PROVINSI BANTEN

29-31 JANUARI 2024


A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD,
dan DPRD;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
3. Pasal 177, Pasal 178, dan Pasal 179 Peraturan DPD RINomor 1
Tahun 2022 tentang Tata Tertib DPD RI; dan
4. Peraturan DPD RI Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan DPD RI.

B. PENDAHULUAN
Kehadiran DPD RI dalam struktur ketatanegaraan Indonesia
merupakan cermin prinsip representasi teritorial atau regional (regional
representation). Tugas dan fungsi DPD RI sebagaimana diatur dalam
Pasal 22D UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
MPR, DPR, DPD, dan DPRD adalah pengajuan dan pembahasan RUU;
menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah rancangan
undang-undang yang berasal dari DPR atau Presiden; melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang tertentu; serta
memberikan pertimbangan terhadap RUU APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Pelaksanaan tugas ini
terangkum dalam 3 (tiga) fungsi pokok, yakni legislasi, pengawasan dan
anggaran.

Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI),


sebagai salah satu alat kelengkapan DPD RI, beranggotakan 34 (tiga
puluh empat) orang anggota yang mencerminkan keterwakilan setiap
provinsi, memiliki lingkup tugas terkait pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya. Pelaksanaan lingkup tugas tersebut
meliputi bidang pertanian dan perkebunan; perhubungan; kelautan dan
perikanan; energi sumber daya mineral; kehutanan dan lingkungan

2
hidup; ekonomi kerakyatan; Badan Usaha Milik Negara yang berkaitan
dengan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya;
perindustrian dan perdagangan; pekerjaan umum dan perumahan
rakyat; ketahanan pangan; dan meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Sebagaimana amanat yang diberikan melalui Peraturan Tata Tertib


DPD RI, bahwa dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan,
melakukan kegiatan rapat kerja dengan pemerintah pusat, pimpinan
lembaga non-kementerian, atau pemerintah daerah; rapat dengar
pendapat dengan pejabat pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah; rapat dengar pendapat umum atas permintaan komite atau
permintaan pihak lain; kunjungan kerja; rapat kerja gabungan lintas alat
kelengkapan; dan/atau kunjungan kerja gabungan alat kelengkapan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pada kegiatan Pemilu Serentak Tahun
2024, Komite II memandang perlu melakukan kunjungan kerja ke
daerah pemilihan masing- masing anggota untuk melakukan
pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta

perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang, untuk
mengetahui dan melihat sejauh mana dampak kegiatan Pemilu Serentak
Tahun 2024 terhadaplingkungan hidup.

C. TUJUAN
Tujuan kunjungan kerja pengawasan atas pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi
Undang-Undang dalam rangka pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun
2024, antara lain sebagai berikut:

3
1. mengetahui sejauh mana dampak buruk yang ditimbulkan oleh
kegiatan pelaksanaan Pemilu terhadap pengelolaan lingkungan
hidup;
2. mengetahui seberapa besar penggunaan sumber daya alam untuk
aktivitas Pemilu seperti kampanye dan pengadaan peralatan
kampanye (bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, bambu,
kayu, besi, dan lain-lain);
3. mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat, penyelenggara,
peserta Pemilu, dan Pemerintah Daerah terkait pemasangan Alat
Peraga Kampanye (APK) yang tidak sesuai pada tempatnya;

4. mendapatkan informasi peningkatan jumlah sampah terutama


sampah yang berbahan plastik dan pengelolaannya;
5. memahami sejauh mana pengelolaan lingkungan hidup mampu
berperan untuk menyejahterakan masyarakat dan juga
memajukan pembangunan di daerah; dan
6. memperoleh masukan konkret dan aspirasi masyarakat terkait
kendala, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi sektor
lingkungan hidup.

D. PERMASALAHAN
Terdapat beberapa poin catatan terkait pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta perubahannya
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang dalam rangka pelaksanaan
Pemilu Serentak Tahun 2024 , sebagai berikut:

a. Aktivitas Pemilu seperti kegiatan kampanye meningkatkan


eksploitasi sumber daya alam yakni adanya peningkatan
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang berasal dari fosil.

4
b. Pembuatan Alat Peraga Kampanye (APK) seperti spanduk, baliho,
reklame menggunakan bambu, kayu, besi, dan BBM yang berasal
dari fosil berdampak pada eksploitasi sumber daya alam dan
mengakibatkan deforestasi, degradasi habitat, dan kerugian
biodiversitas.

c. Pemasangan APK oleh para kontestan pemilu pada taman dan


pepohonan menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan.
d. Penggunaan alat pendukung pada acara-acara politik seperti
kegiatan kampanye yang dihadiri oleh ribuan masyarakat
meninggalkan sampah, terutama wadah yang berasal dari produk
plastik yang mengandung aditif berbahaya yang dapat
mengancam kesehatan.
e. World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa 9 dari 10
orang di dunia hidup di lingkungan yang kadar polusi udaranya
melebihi ambang batas. Juga disebutkan bahwa gabungan polusi
luar dan dalam ruangan menyebabkan 6,7 juta kematian di dunia.
Data lain bahkan menyebut angka lebih tinggi lagi. Disebutkan
bahwa di tahun 2019 ada 4,2 juta kematian setiap tahun akibat
polusi udara luar ruangan dan di tahun 2020 ada 3,2 juta orang
yang meninggal akibat polusi udara dalam ruangan.

E. METODE
Kunjungan kerja pengawasan atas pelaksanaan Undang- Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta perubahannya dalam Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi
Undang-Undang dalam rangka pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun
2024 di daerah pemilihan, untuk masa sidang III Tahun Sidang 2023–

2024 dilakukan dengan metode dialog/tanya jawab di Kantor


Pemerintah Daerah antara Anggota Komite II DPD RI dengan pemangku

5
kepentingan, antara lain:

1. Pemerintah Provinsi;

2. Pemerintah Kabupaten/Kota;

3. Pakar/Akademisi bidang lingkungan hidup dan/atau pengelolaan


sampah;

4. Asosiasi, pelaku usaha, dan perseorangan/kelompok yang bergerak


di bidang lingkungan hidup dan/atau pengelolaan sampah; dan

5. Undangan lain yang terkait materi kunjungan kerja.

F. PELAKSANAAN
Kunjungan kerja pengawasan atas pelaksanaan Undang- Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta perubahannya dalam Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi
Undang-Undang dalam rangka pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun
2024 di daerah pemilihan akan dilaksanakan pada tanggal 29-31
Januari 2024.

G. HASIL KUNJUNGAN KERJA


1. Kampanye sesuai jadwal dimulai pada tanggal 28 November 2023 s.d
10 Februari 2024, untuk kegiatan kampanye pertemuam terbatas,
tatap muka, dan kampanye kegiatan lainnya yang tidak melanggar
peraturan perundang-undangan.

2. Kampanye dalam Metode Rapat Umum dari tanggal 21 Januari s.d 10


Februari 2024.
3. Sampai saat ini tidak ada laporan terkait kegiatan kampanye yang
menyimpang/melanggar peraturan

4. KPU Provinsi Banten Menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada


tanggal

5. 27 Juni 2023 sebanyak 8.842.646. (Delapan Juta Delapan Ratus

6
Empat Puluh Dua Ribu Enam Ratus Empat Puluh Enam Pemilih)
didalamnya terdapat Pemilih Potensial Non KTP elektronik
berjumlah 143.512 Pemilih. Pasca ditetapkannya Daftar Pemilih
Tetap (DPT) hingga saat ini tidak ada Laporan temuan data DPT
Bermasalah, KPU Banten mendorong instansi terkait (DP3AAKB)
untuk penyelesaian Potensial KTP elektronik.

6. Prosses verifikasi dan pemutakhirannya dimana pemilih pemula


yang pada tanggal 14 Februari 2024 sudah berusia 17 tahun namun
belum memiliki KTP-elektronik sudah kami masukkan kedalam
daftar pemilih, sehingga mereka dapat menggunakan hak pilihnya
pada saat pemungutan suara.

7. KPU Provinsi Banten telah melakukan sosialisasi tatap muka untuk


meningkatkan pengetahuan pemilih dan kesadaran tentang
pentingnya memilih, mulai dari surat suara, jadwal tahapan, tatacara
mencoblos dan lain sebagainya.

8. Peran Pemerintah daerah sangat mendukung sosialisasi dan


pendidikan pemilih, misalnya kolaborasi iklan layanan masyarakat,
kirab pemilu dan acara sosialisasi tatap muka serta diskusi yang
melibatkan KPU.

7
H. PENUTUP
Hal-hal yang berkembang dalam Kunjungan Kerja ini akan diinventarisir
untuk menjadi masukan bagi Komite II DPD RI.

Demikian laporan ini disusun dengan harapan dapat memberikan


gambaran tentang pelaksanaan kunjungan kerja yang telah
dilaksanakan.

Banten, 02 Februari 2024


KOMITE II DPD RI

Dr. Habib Ali alwi. M.Si

8
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
ANGGOTA KOMITE II DPD RI
DR. HABIB ALI ALWI, M.Si

9
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
ANGGOTA KOMITE II DPD RI
DR. HABIB ALI ALWI, M.Si

10
11

Anda mungkin juga menyukai