Anda di halaman 1dari 9

TUGAS JARING KONTROL GEODESI

Minggu ke - 4
Topik : Pengolahan Data Jaring Kontrol Vertikal

Disusun oleh:

Kelompok 14

Salzabila Enzal Putri (21/475426/TK/52482)

Nadia Angelina Putri (21/479256/TK/52839)

Sonia Mahiranisa (21/480485/TK/53014)

Naflah Khansa Imtinan (21/482862/TK/53355)

Kelas B

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI


DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2024
DISKUSI M4

1. Bagaimana Tahapan pengolahan data JKV untuk menentukan klasifikasi kelas


dan orde

Tahapan dalam melakukan pengolahan data Jaring Kontrol Vertikal (JKV)


untuk menentukan klasifikasi kelas dan orde yaitu dimulai dengan melakukan
tahapan persiapan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan kontrol kualitas untuk
memastikan tidak adanya kemungkinan kesalahan kasar pada data yang akan
dilakukan pengolahan. Apabila telah disepakati tidak adanya kesalahan kasar,
kemudian dilakukan koreksi orthometrik, hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kelas yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Koreksi ini
dilakukan sebelum hitung perataan guna melakukan kalibrasi apabila terdapat
kesalahan sistematis.

Setelah koreksi ortometrik dilakukan, kemudian melakukan tahapan hitung


perataan (minimal constraint) dengan minimal 1 titik ikat untuk menentukan kelas
dengan melalui tahapan kontrol kualitas hasil hitungan. Selanjutnya hitung perataan

Jaring Kontrol Geodesi | 2


(full constraint) dengan minimal 3 titik ikat kemudian dilakukan kontrol kualitas
untuk klasifikasi orde. Apabila semua telah selesai, maka dilakukan pembuatan
pelaporan hasil pembangunan Jaring Kontrol Vertikal (JKV).

2. Bagaimana persamaan untuk kontrol kualitas hasil pengukuran untuk


memastikan tidak ada kesalahan kasar?

Kesalahan kasar dalam pengukuran merujuk pada kesalahan yang signifikan


atau besar dalam proses pengukuran. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk ketidakakuratan instrumen pengukuran, kesalahan manusia dalam
mengambil atau mencatat data, atau kondisi lingkungan yang tidak terkendali.
Kesalahan kasar dapat mengakibatkan hasil pengukuran yang jauh dari nilai yang
sebenarnya atau nilai yang diharapkan, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam
analisis data atau pengambilan keputusan. Contoh kesalahan kasar yaitu

1. Salah membidik target

2. Kesalahan pembacaan hasil pengukuran

3. Pembacaan target yang salah

Untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan kasar, dilakukan pengukuran


lebih, batas bacaan bawah minimal 30 cm, satu seksi terdiri atas slag genap,
pembacaan alat secara teliti, jika menggunakan automatic level pengamat 1 orang
saja agar interpolasi pembacaannya cenderung sama.
a. Kontrol hasil bacaan benang rambu

BT = (BA + BB)/2

b. Kontrol hasil pembacaan pergi-pulang

ΔH pergi - ΔH pulang = 0

c. Kontrol hasil pengukuran looping

ΣΔH = 0

d. kontrol kualitas 1 seksi

batas jarak setiap slag:

Jaring Kontrol Geodesi | 3


[(Dm – Db) / (Dm + Db)] x 100 % ≤ K %

batas jarak setiap seksi:

[(ΣDm – ΣDb) / (ΣDm + ΣDb)] x 100 % ≤ K %

Keterangan:

Dm: Jarak muka

Db : Jarak belakang

K : batas toleransi setiap kelas

pergi : Σdh = dh1 + dh2 + dh3 + dh4

pulang: Σdh’ = dh1’ + dh2’ + dh3’ + dh4’

dh : beda tinggi tiap slag ;

e. kontrol kualitas 1 trayek

tinggi titik A (pergi) = tinggi titik A (pulang) ± koreksi

menguji batas toleransi M√d, dengan M adalah toleransi sesuai kelas

3. Bagaimana tahapan dan persamaan untuk menghilangkan kesalahan


sistematik/koreksi orthometrik
1. menghitung nilai gayaberat

2. menghitung nilai gayaberat normal γ0 sesuai dengan ellipsoid referensi yang


digunakan
3. menghitung nilai gayaberat menengah di titik A (gA) dan B (gB)

4. menghitung koreksi dinamik beda ukuran tinggi

Jaring Kontrol Geodesi | 4


5. menghitung koreksi dinamik di titik A dan B
6. menghitung koreksi orthometrik beda tinggi ukuran

4. Bagaimana tahapan dan persamaan untuk hitung perataan minimal constraint


sampai menetapkan klasifikasi kelas

Perataan minimal constraint (MMC) adalah teknik yang digunakan dalam


pengukuran untuk menetapkan kelas atau kategori yang homogen atau seragam.
Prosedur ini melibatkan beberapa tahapan, termasuk menentukan jumlah kelas,
menghitung batas kelas, dan menetapkan klasifikasi kelas. Adapun tahapan
perhitungannya yaitu

1) Menentukan jumlah data ukuran, jumlah parameter, dan jumlah


persamaan
2) Menentukan persamaan observasi dan persamaan linearisasi
3) Membentuk matriks penyusunan persamaan model matematis
4) Melakukan perhitungan terhadap persamaan yang ditetapkan
5) Melakukan perhitungan terhadap persamaan model matematis nilai X
6) Melakukan perhitungan terhadap persamaan nilai V
7) Melakukan perhitungan nilai W diikuti dengan perhitungan nilai varian
aposteori untuk pengujian global test
8) Menentukan estimasi elevasi
9) Melakukan kontrol kualitas terhadap data outlier yaitu data kovarian
dibandingkan dengan nilai standar deviasinya untuk dilakukan pengujian
10) Melakukan perhitungan pengukuran terkoreksi, yang digunakan yaitu
koordinat hasil

Jaring Kontrol Geodesi | 5


11) Menentukan klasifikasi kelas dari hasil hitungan yang ditetapkan

Jaring Kontrol Geodesi | 6


5. Bagaimana tahapan dan persamaan untuk hitung perataan Full constraint
sampai menetapkan klasifikasi orde

Perataan full constraint (atau interval constraint) adalah teknik yang digunakan
dalam pengukuran untuk menetapkan kelas atau interval yang homogen atau
seragam, tetapi dengan batasan tambahan bahwa panjang setiap kelas harus
sama. Ini berbeda dari perataan minimal constraint di mana panjang kelas bisa
bervariasi. Adapun tahapan perhitungannya yaitu

1) Menentukan jumlah data ukuran, jumlah parameter, dan jumlah


persamaan
2) Menentukan persamaan observasi
3) Menentukan persamaan linearisasi
4) Membentuk matriks penyusunan persamaan model matematis
5) Melakukan perhitungan terhadap persamaan model matematis nilai X

Jaring Kontrol Geodesi | 7


6) Melakukan perhitungan terhadap persamaan nilai V
7) Melakukan perhitungan nilai W diikuti dengan perhitungan nilai varian
aposteori untuk pengujian global test
8) Melakukan kontrol kualitas terhadap data outlier yaitu data kovarian
dibandingkan dengan nilai standar deviasinya untuk dilakukan pengujian
9) Melakukan perhitungan pengukuran terkoreksi, yang digunakan yaitu
koordinat hasil
10) Menentukan klasifikasi orde dari hasil hitungan yang ditetapkan

Jaring Kontrol Geodesi | 8


Jaring Kontrol Geodesi | 9

Anda mungkin juga menyukai