RPP DDSR Menerapkan Prinsip Mengarahkan Dalam Penyusunan Unsur-Unsur Rupa Dua Dimensional
RPP DDSR Menerapkan Prinsip Mengarahkan Dalam Penyusunan Unsur-Unsur Rupa Dua Dimensional
A. Tujuan Pembelajaran.
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Dengan literasi dan diskusi, Peserta Didik dapat memahami prinsip balance
2. Dengan literasi dan diskusi, Peserta Didik dapat memahami fungsi balance
B. Langkah-langkah Pembelajaran .
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
1. Guru memberikan salam dan menginstruksikan salah satu siswa untuk mempipin doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi presensi kehadiran siswa.
3. Guru membagi peserta didik kedalam kelompok kerja secara variatif.
4. Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan serta teknik
penilaian yang akan digunakan.
Kegiatan Inti
1. Merumuskan Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran daring atau online di
Pertanyaan Google Classroom atau E-learning.
Peserta Didik secara individu di rumah mengobservasi atau menganalisis lembar
kerja yang ada di Google Classroom.
2. Merencanakan Peserta Didik merencanakan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji tentang prinsip
Penyelidikan mengarahkan dalam penyusunan unsur-unsur rupa dua dimensional
3. Mengumpulkan Peserta Didik mencari informasi atas arahan Guru, menganalisis tentang prinsip
dan mengarahkan dalam penyusunan unsur-unsur rupa dua dimensional
Menganalisis
Data
4. Menarik Peserta Didik menarik simpulan dalam bentuk deskripsi atau video penjelasan dari
Simpulan hasil obsevasri, atau analisis, atau kajian sesuai dengan informasi atau arahan dari
Guru.
5. Aplikasi dan Guru menginformasikan atau mengarahkan tentang cara menggambar dengan
Tindak Lanjut teknik perspektif dan memberikan tutorial tentang teknik tersebut.
Peserta Didik mengobsevasri, atau menganalisis, atau mengkaji prinsip
mengarahkan dalam penyusunan unsur-unsur rupa dua dimensional
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Peserta didik, dengan bimbingan guru, membuat kesimpulan.
2. Guru melakukan refleksi hasil proses belajar yang telah dilaksanakan..
3. Guru memberikan apresiasi kepada seluruh peserta didik yang telah bekerjasama dengan baik dalam
kelompok.
4. Guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketuntasan PBM.
5. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
C. Materi pembelajaran
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai
daya tarik yang sama di setiap sisinya.
Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance
bisa dibuat secara formal/simetris dan dengan informal/asimetris serta keseimbangan radial/memancar.
Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:
• Keseimbangan Sentral (Terpusat)
• Keseimbangan Diagonal
• Keseimbangan Simetris
• Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan Sentral/Radial adalah keseimbangan yang diperlihatkan melalui unsur yang relatif sama dari pusat
hingga ke keseluruhan tepi (kiri-kanan, atas-bawah).
Meskipun hampir mirip dengan keseimbangan simetris, namun kesan yang ditampilkan seperti ada pancaran dari
tengah lingkaran, kesimbangan radial sangat mudah ditangkap mata karena seakan diarahkan fokus ke titik pusat
lingkaran, contoh desain seperti ini
Keseimbangan Diagonal Dalam komposisi diagonal, berbagai elemen dalam gambar diatur berdasarkan garis
diagonal. Komposisi semacam itu dapat menegaskan perspektif, memberikan kesan kedalaman pada gambar, serta
menambah dinamisme.
Keseimbangan Simetris merupakan komponen desain yang tercermin pada garis sumbu atau titik pusat. Dalam hal
ini kita bisa melihat komponen yang sama pada satu sisi, baik sisi kiri dengan kanan, atas dengan bawah serta sisi
diagonal yang diukur dari titik pusat atau garis sumbu.
Selain itu, bentuk simetris lebih mudah dicerna dan dianalisa oleh mata, namun memiliki sifat berwibawa dan
tertata rapi sesuai dengan standar resmi. Bahkan susunannya dibuat dengan ketelitian secara matematis
menggunakan alat desain seperti mistar dan jangka.
Sedangkan kelemahannya terkesan formal, bersifat tradisional dan kuno serta terlihat membosankan. Dari segi
kreatifitas memang sangat terbatas dan miskin gaya dan inovasi sehingga terkesan kaku karena terlalu terpaku pada
aturan keseimbangan. Hal ini menyebabkan bentuk simetris jauh dari kebebasan berekspresi karena obyek desain
tidak bisa mengalir dan seperti diatur sedemikian rupa.
keseimbangan Asimetris tidak memiliki komponen yang tersusun rapi dan seimbang seperti pantulan cermin.
Selain itu bersifat informal, lebih modern, terkesan dinamis, progresif serta memiliki nilai lebih dengan adanya
sesuatu yang berbeda pada obyek. Tentu saja sesuatu yang berbeda akan terlihat lebih menonjol dan sangat
menarik.
Tidak terpaku pada garis sumbu atau titik pusat sehingga terkesan berantakan atau secara acak. Disinilah letak
perbedaan Simetris dan Asimetris yang paling mendasar, yaitu antara obyek yang tertata dengan rapi berdasarkan
aturan keseimbangan dan obyek yang tidak mengikuti pola teratur atau secara sistematika, hanya seperti obyek
abstrak dan tidak terlalu perduli dengan pola keseimbangan.
2. Instrumen Penilaian
a. Soal
1. Apa yang dimaksud keseimbangan simetris?
2. Apa fungsi keseimbangan pada suatu seni rupa dua dimensi?
b. Jawaban
1. Keseimbangan Simetris merupakan komponen desain yang tercermin pada garis sumbu atau titik
pusat
2. Fungsi Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya seni
diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya.
c. Skor penilaian
1) Skor 0- 75.
2) Skor 75-100