Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas ridho dan
perkenan-NYA, kami dapat menyelesaikan penyusunan Profil UPTD Puskesmas Padangsari
tahun 2021. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh Karyawan UPTD
Puskesmas Padangsari dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Profil
Kesehatan Tahun 2021 ini.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Padangsari kami susun sebagi sumber informasi
atas Profil Kesehatan Penduduk di wilayah kerja kami, sekaligus monitoring terhadap capaian
kinerja yang telah kami lakukan di tahun 2021.
Tentunya dalam penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2021 ini tak luput dari kesalahan
dan kekeliruan, oleh karenanya kami membuka diri untuk saran dan kritik dari berbagai pihak
yang akan disampaikan kepada kami. Hal ini akan kami gunakan sebagai evaluasi dalam
menjalankan kinerja kami sebagai pelayan masyarakat di bidang kesehatan.
Besar harapan kami bahwa apa yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk kami dan umumnya untuk masyarakat.
ii
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
DAFTAR ISI
iii
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
iv
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
BAB I DEMOGRAFI
A. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari pada akhir tahun
2021 adalah sebanyak 31.064 orang, yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 15.423
orang dan penduduk perempuan sebanyak 15.641 orang. Rincian jumlah penduduk per
kelurahan adalah sebagai berikut :
Komposisi penduduk menurut golongan umur di wilayah kerja Puskesmas Padangsari adalah
sebagai berikut :
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO RASIO JENIS
(TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
KELAMIN
1 0-4 925 754 1.679 122,68
2 5-9 1.020 1.016 2.036 100,39
3 10 - 14 1.179 1.108 2.287 106,41
4 15 - 19 1.173 998 2.171 117,54
5 20 - 24 1.169 1.081 2.250 108,14
6 25 - 29 1.144 1.113 2.257 102,79
7 30 - 34 1.077 1.109 2.186 97,11
8 35 - 39 1.148 1.257 2.405 91,33
9 40 - 44 1.404 1.386 2.790 101,30
10 45 - 49 1.176 1.229 2.405 95,69
11 50 - 54 1.103 1.138 2.241 96,92
12 55 - 59 843 955 1.798 88,27
13 60 - 64 732 875 1.607 83,66
14 65 - 69 607 695 1.302 87,34
1
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Menurut kelompok umur, komposisi penduduk terbanyak ada di usia 40 – 44 tahun. Jumlah
penduduk usia Produktif 15 – 64 tahun sebesar 22.110 jiwa atau 71,18 % dari total penduduk.
B. KEADAAN EKONOMI
JUMLAH PENDUDUK
NO MATA PENCAHARIAN TOTAL
PADANGSARI PEDALANGAN JABUNGAN
1 BELUM/TIDAK BEKERJA 3.000 2.857 1.189 7.046
2 PELAJAR/MAHASISWA 2.597 2.807 580 5.984
3 GURU 165 110 16 291
4 DOSEN 78 81 11 170
5 PENELITI - 1 1 2
6 DOKTER 44 88 2 134
7 PERAWAT 53 21 12 86
8 BIDAN 7 3 1 11
9 APOTEKER 1 3 - 4
10 USTADZ/MUBALIGH - 1 - 1
11 PASTOR 4 - - 4
12 PENDETA 3 6 - 9
13 BIARAWATI 6 - - 6
14 PEGAWAI NEGERI SIPIL 724 655 55 1.434
15 KEPOLISIAN RI 77 103 8 188
16 TENTARA NASIONAL INDONESIA 65 38 8 111
17 ANGGOTA DPRD 1 - - 1
18 PENGACARA 1 3 - 4
19 PETANI/PEKEBUN 8 16 75 99
20 BURUH TANI /PERKEBUNAN 53 145 430 628
21 NELAYAN/PERIKANAN 9 10 1 20
22 PEDAGANG 13 46 10 69
23 TUKANG BATU - 2 1 3
24 TUKANG CUKUR 1 1 - 2
25 TUKANG JAHIT - 2 - 2
2
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari berprofesi sebagai
Karyawan dan Mahasiswa / Pelajar, hal ini memungkinkan adanya tingkat mobilitas penduduk
yang tinggi. Selain itu penduduk yang tidak bekerja dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga
juga banyak, sehingga memungkinkan mobilitas internal yang tinggi juga. Bila dihubungkan
dengan padatnya jumlah penduduk maka resiko berkembangnya penyakit menular di wilayah
kerja kami sangatlah tinggi.
Selain itu bila dihubungkan dengan pola hidup keseharian yang modern dan tidak
sehat, maka potensi berkembangnya penyakit tidak menular juga sangat tinggi. Pada daerah
dengan model seperti ini, maka Upaya Promotif dan Preventif harus terus ditingkatkan, dengan
didukung oleh pemberdayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melalui penguatan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat.
Mengingat jenis – jenis pekerjaanya seperti dipaparkan dalam table diatas, maka dapat
disimpulkan keadaan ekonomi di wilayah kerja kami, rata – rata adalah menengah keatas. Hal
ini menjadi keuntungan tersendiri, karena dengan tingkat Pendidikan dan ekonomi yang bagus,
maka akan lebih mudah untuk melaksanakan dan membudayakan upaya Promotif dan Preventif
di masyarakat.
3
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
C. KEADAAN PENDIDIKAN
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR
1 12.299 12.763 25.062
15 TAHUN KE ATAS
PENDUDUK BERUMUR
2 15 TAHUN KE ATAS 12.035 12.451 24.486 97,85 97,56 97,70
YANG MELEK HURUF
PERSENTASE
PENDIDIKAN
3
TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
Belum Tamat
2.045 2.202 4.247 16,63 17,25 16,95
SD/Sederajat
Akademi/Diploma III/S.
794 1.000 1.794 6,46 7,84 7,16
Muda
Dengan banyaknya jumlah penduduk yang melek huruf, maka upaya Promosi Kesehatan
dengan Media Tulis dan Media Sosial akan lebih mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi tetap
memerlukan dukungan dan kesadaran dari masyarakatnya juga agar menimbulkan dampak
yang signifikan. Sarana Pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari
adalah sebagai berikut :
4
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Banyaknya jumlah Sarana Pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari
memerlukan perhatian khusus dan kerjasama yang baik dengan pihak UPTD Pendidikan
Kecamatan Pedurungan. Hal ini untuk menunjang agar program – program kesehatan yang
berkaitan dengan siswa dan sekolah agar dapat berjalan dengan baik.
5
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
6
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Menurut Peraturan Walikota Semarang Nomor 62 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Kota Semarang, wilayah kerja Puskesmas Padangsari
meliputi 3 kelurahan dengan luas total 7,11 Km2. Wilayah tersebut terdiri dari 3 kelurahan,
yaitu : Kelurahan Padangsari (luas wilayah 1,25 Km2), Kelurahan Pedalangan (luas wilayah
2,42 Km2), dan Kelurahan Jabungan (luas wilayah 3,44 Km2). Dari empat kelurahan ini yang
memiliki wilayah yang terluas adalah Kelurahan Jabungan dan yang terkecil adalah Kelurahan
Padangsari. Batas wilayah administratif Puskesmas Padangsari adalah sebagai berikut:
7
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang nomor 72 tahun 2019, Puskesmas adalah
unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas Kesehatan. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui
Sekretaris. Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh pejabat fungsional tenaga
kesehatan yang diberikan tugas tambahan.
Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kota berdasarkan kategori, upaya
kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud, paling
sedikit terdiri atas Kepala Puskesmas, Pelaksana Tata Usaha, Penanggung jawab UKM dan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
dan Penanggungjawab jaringan, pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan. Pelaksana Tata Usaha merupakan jabatan non struktural yang di jabat oleh seorang
Pejabat Pelaksana sebagai tugas tambahan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas.
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan pejabat fungsional
dalam lingkup Puskesmas wajib menerapkan prinsip - prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi
dan simplifikasi secara vertikal dan horisontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun
antar perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar
pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing. Dalam melaksanakan program dan
kegiatan setiap pimpinan unit organisasi wajib menyusun dan menerapkan Standar Pelayanan
dan Standar Operasional Prosedur. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas, yaitu:
Penanggung jawab program dan kegiatan sebagaimana dimaksud, ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas yang dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah tanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) terdiri dari Program – Program UKM Esensial
dan UKM Pengembangan. Yang termasuk Program UKM Esensial adalah :
8
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
9
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
10
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
11
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
12
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Untuk pelaksanaan tugas tersebut,
Puskesmas mempunyai fungsi :
a. perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. pendisitribusian tugas kepada bawahan;
c. pemberian petunjuk kepada bawahan;
d. penyeliaan tugas bawahan dalam lingkung tanggungjawabnya;
e. pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;
f. pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lain terkait atas persetujuan
pimpinan;
g. pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana Puskesmas;
h. pelaksanaan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
i. pelaksanaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
j. pelaksanaan identifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
k. pelaksanaan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat;
l. pelaksanaan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
m. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
n. pelaksanaan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan khusus melalui kegiatan upaya kesehatan mata, jiwa dan
kesehatan lain;
o. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit;
p. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
q. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat;
r. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
s. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi;
t. pelaksanaan rekam medis;
u. pelaksanaan kegiatan perawatan inap karena diperlukan penanganan lanjut guna
percepatan penyembuhan penyakit;
v. mengoordinasikan dan pelaksanaan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di wilayah kerjanya;
13
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
w. pelaksanaan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan,
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan mulut;
x. pelaksanaan pemerliharaan prasarana dan sarana Puskesmas;
y. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelayanan, pembinaan
dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah
kerjanya;
z. pelaksanaan ketatausahaan Puskesmas diwilayah kerjanya;
aa. pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pelayanan data dan informasi di Puskesmas
diwilayah kerjanya;
bb. pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan di Puskesmas
diwilayah kerjanya;
cc. pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup tanggungjawabnya;
dd. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;
ee. pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan ; dan
ff. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
Dalam menjalankan tugasnya, agar semua koordinasi program dan kegiatan dapat berjalan
dengan baik, maka UPTD Puskesmas Padangsari telah menyusun Struktur Organisasi yang
bertanggungjawab atas terlaksananya program dan kegiatan, sebagai berikut :
14
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
15
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Nilai
No Jenis Variabel
Hasil
1 2 7
A. Manajemen Umum Puskemas 9
1 Mempunyai Rencana Lima Tahunan 10
Ada RUK, disusun berdasarkan Rencana Lima Tahunan dan melalui analisis situasi dan perumusan
2 10
masalah
3 menyusun RPK secara terinci dan lengkap 10
4 melaksanakan mini lokakarya bulanan 4
5 melaksanakan mini lokakarya tribulanan 10
membuat Penilaian Kinerja di tahun sebelumnya, mengirimkan ke dinas kesehatan kota dan
6 10
mendapat feedback dari dinas kesehatan kota
16
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
17
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
c. SPP/SPM/SP2D/ BLUD 10
d. Surat Pernyataan tanggung jawab mutlak 10
e. Laporan belanja BLUD bulanan 10
f. Laporan realisasi anggaran (LRA) BLUD 10
g. Laporan perubahan SAL 10
h. Neraca 10
i. Laporan Operasional BLUD ( LO) 10
j. Laporan Arus Kas (LAK) 10
k. Laporan perubahan Ekuitas ( LPE) 10
l. CaLK 10
F. Manajemen Mutu 10
1. Kalibrasi alat kesehatan 10
2. Audit Intenal 10
3. Survei Pelanggan 10
4. Rapat tinjauan manajemen 10
18
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
I. Inovasi Puskesmas 7
1 Inovasi yang dilakukan Puskesmas
Cakupan Hasil Kinerja Manajemen Puskesmas yang diraih UPTD Puskesmas Padangsari
adalah 9,38 (Baik).
Banyaknya jumlah Sarana Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari dapat dianggap
sebagai dua sisi mata uang, sisi baiknya berarti Pelayanan dan Program Kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Padangsari akan berjalan dengan baik bila didukung dengan koordinasi yang
baik pula. Di lain pihak, banyaknya Sarana Kesehatan ini juga menjadi Kompetitor apabila
dipandang dari segi bisnis. Puskesmas Padangsari dituntut untuk terus memperbaiki kualitas
pelayanannya agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Dengan diberikannya peringkat
Akreditasi Madya oleh Komite Akreditasi FKTP terhadap pelayanan Puskesmas Padangsari,
maka kami diharapkan mampu mendukung dan mengimplementasikan hal tersebut.
19
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di sekitarnya, terutama dalam bidang kesehatan Ibu,
Anak dan Usia Lanjut. Puskesmas sebagai Pembina Posyandu harus bisa memberdayakan
partisipasi masyarakat ini sehingga program – program kesehatan yang dijalankan oleh
Puskesmas dapat berjalan dengan baik. Puskesmas perlu mendorong agar semua Posyandu
yang ada dapat berjalan dengan baik dan menjadi Posyandu Mandiri.
20
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
21
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Kompleks Rumah Dinas di Jl. Meranti Raya no. 305 – 307 Kelurahan Padangsari,
memiliki Sarana yang terdiri dari :
1. Griya Pelayanan Terpadu Kesehatan Masyarakat
2. Rumah Dinas
3. Kantong Parkir
Berikut ini adalah Denah Ruangan UPTD Puskesmas Padangsari yang berada di Jalan
Meranti Raya, Nomor 389, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik :
22
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Sebagai gambaran, gedung induk UPTD Puskesmas Padangsari yang beralamat di Jalan Meranti Raya No. 389, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik,
mempunyai denah bangunan sebagai berikut :
23
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
UPTD Puskesmas Padangsari telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah
oleh Walikota Semarang, dengan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang nomor 445
/ 1171 tentang Penetapan Puskesmas Kota Semarang sebagai Puskesmas yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
24
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
KEADAAN
NO JENIS TENAGA KEBUTUHAN KEKURANGAN
SEKARANG
1 Kepala Puskesmas 1 1 0
2 Kepala Tata Usaha 1 1 0
3 Dokter Umum 2 4 2
4 Dokter Gigi 1 2 1
5 Perawat 6 9 3
6 Perawat Gigi 2 4 2
7 Bidan 4 8 4
8 Tenaga Gizi 1 3 2
9 Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 2 1
10 Tenaga Epidemologi 1 3 2
11 Tenaga Promosi Kesehatan 1 2 1
12 Apoteker 1 2 1
13 Tenaga Teknis Kefarmasian 2 3 1
14 Ahli Teknologi Laboratorium Medis 3 4 1
15 Tenaga Rekam Medis 0 1 1
16 Tenaga Administrasi & Loket 6 6 0
17 Tenaga Akuntan 1 1 0
18 Tenaga Sopir 1 1 0
19 Tenaga Kebersihan 2 3 1
20 Penjaga Malam 1 2 1
TOTAL 38 62 24
Kebutuhan diatas telah diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tenaga yang telah dipersyaratkan
didalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, serta jumlah masyarakat yang dilayani oleh Puskesmas. Pemenuhan kebutuhan
tambahan tenaga tersebut telah diusulkan ke Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas
25
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Kesehatan. Dan telah ditindaklanjuti dengan proses perekrutan tenaga Calon Aparatur Sipil
Negara (CASN) yang sedang berlangsung, dimulai sejak akhir tahun 2021. Dalam susunan
Formasi perekrutan CASN oleh Pemerintah Kota Semarang ini, UPTD Puskesmas Padangsari
direncanakan akan menerima sekitar 18 orang CASN.
26
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
4. Bidan
Sesuai dengan Keputusan Menteri kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III tahun 2007
Tentang Standart Profesi Bidan. Bidan adalah Seorang perempuan yang Lulus dari
pendidikan bidan yang di akui oleh Pemerintah dan organisasi profesi di wilayah
Negara Republik Indonesia serta memiliki Kompetensi dan Kwalifikasi untuk di
register, sertifikat dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
Kebidanan. Bidan di akui sebagai Tenaga Profesional yang bertanggung jawab dan
akutabel, yang bekerja sebagai mantra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama hamil. Masa kehamilan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir
dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komlikasi pada ibu dan anak, akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
Jumlah bidan di UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021 tercatat sebanyak 4 orang.
Terdiri atas Bidan PNS 4 Orang.
5. Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesehatan Masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia yang
sangat penting peranya dalam pembangunan kesehatan. Dalam Sistim Kesehatan
Nasional (SKN) Pembangunan kesehatan dengan paradikma sehat merupakan upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran
yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif. Menurut peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 yang dimaksud
dengan tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan, entomkolog
kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan
sanitarian. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di UPTD Puskesmas Padangsari
tahun 2021 ada 1 orang Epidemolog dan 1 orang Tenaga Promosi Kesehatan.
6. Kesehatan Lingkungan
Tenaga kesehatan Lingkungan terdiri dari Sarjana (SKM) atau D-III Kesling / AMKL.
Tenaga kesehatan Lingkungan adalah tenaga yang melakukan pekerjaan masalah
kesehatan lingkungan yang terdiri dari Tenaga Ahli Kesehatan lingkungan. Tenaga
ahli Kesehatan lingkungan adalah sarjana Kesehatan yang telah lulus dan telah
mengucapkan sumpah jabatan. Tenaga Ahli Madya Kesehatan Lingkungan (AMKL)
adalah tenaga yang lulusan dari sekolah kesehatan lingkungan yang DIII. Jumlah
tenaga Kesehatan Lingkungan di UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021 ada 1 orang
PNS.
27
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
7. Laboratorium
Tenaga Laboratorium terdiri dari Lulusa D-III Analis. Analis adalah suatu pekerjaan
di bidang Laboratorium yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, memiliki
Kompetensi yang diperoleh melalui Pendidikan yang berjenjang, mempunyai kode
etik dan bersifat melayani. Analis adalah profesi khusus, orang yang mengabdikan diri
dibidang Laboratorium serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
suatu pendidikan khususnya di bidang laboratorium. Pendidikan Analis dapat
ditempuh melalui jalur akademi Madya / Diploma. Jumlah Tenaga Analis di UPTD
Puskesmas Padangsari tahun 2021 ada 3 orang. Terdiri dari tenaga Analis PNS 2 Orang
dan tenaga Non PNS/BLUD 1 orang.
8. Gizi
Tenaga Nutrisionis terdiri dari Lulusan DIV/S1 Gizi, D-III Gizi, atau D-I Gizi.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/menkes/SK/III/2007 tentang
Standart Profesi Gizi yang dimaksud dengan Profesi Nutrisionisi adalah suatu
pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, memiliki
Kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, mempunyai kode
etik dan bersifat melayani. Ahli Gizi adalah profesi khusus, orang yang mengabdikan
diri dibidang gizi memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui suatu pendidikan
khususnya di bidang gizi. Pendidikan Gizi dapat ditempuh melalui jalur akademi Strata
I dan Diploma. Jumlah Tenaga Nutrionis di UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021
ada 1 orang PNS.
9. Apoteker
Tenaga kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-I Farmasi, D-III Farmasi dan Asisten
Apoteker.Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang pekerja
Kefarmasian, yang dimaksud dengan tenaga kefarmasian adalah tenaga yang
melakuakn pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian. Apoteker adalah sarjana Farmasi yag telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Tenaga teknis kefarmasian adalah
tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri
dari sarjana farmasi, ahli madya Farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah
farmasi/asisten apoteker. Jumlah tenaga Kefarmasian di UPTD Puskesmas Padangsari
tahun 2021 ada 3 orang, yang terdiri dari 1 Apoteker dan 2 Tenaga Teknis
Kefarmasian.
28
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
29
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021
URAIAN
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI
PENDAPATAN 982.471.329 1.057.297.430 1.460.531.588 1.618.778.712 1.938.873.050
BLUD 1.119.963.875 1.494.000.000 1.379.000.000 1.619.000.000 1.938.787.000
PENGELUARAN 785.251.356 1.284.908.905 1.317.227.605 1.569.812.996 1.914.647.151
BOK 307.400.000 307.400.000 307.400.000 307.400.000 442.000.000 442.000.000 415.320.000 415.320.000 415.320.000 398.785.575
JUMLAH 1.582.133.875 1.240.561.677 1.878.225.000 1.662.559.826 1.914.571.589 1.852.799.194 2.034.320.000 1.985.132.996 2.354.107.000 2.313.432.726
2.000.000.000
1.800.000.000
1.600.000.000
1.400.000.000
1.200.000.000
Rupiah
1.000.000.000
800.000.000
600.000.000
400.000.000
200.000.000
-
2017 2018 2019 2020 2021
PAGU ANGGARAN 982.471.329 1.057.297.430 1.460.531.588 1.618.778.712 1.938.873.050
REALISASI PENDAPATAN 982.471.329 1.057.297.430 1.460.531.588 1.618.778.712 1.938.873.050
REALISASI PENGELUARAN 785.251.356 1.284.908.905 1.317.227.605 1.569.812.996 1.914.647.151
30
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
450.000.000
400.000.000
350.000.000
300.000.000
Rupiah
250.000.000
200.000.000
150.000.000
100.000.000
50.000.000
-
2017 2018 2019 2020 2021
PAGU ANGGARAN 307.400.000 307.400.000 442.000.000 415.320.000 415.320.000
REALISASI ANGGARAN 307.400.000 307.400.000 442.000.000 415.320.000 398.785.726
160.000.000
140.000.000
120.000.000
100.000.000
Rupiah
80.000.000
60.000.000
40.000.000
20.000.000
-
2017 2018 2019 2020 2021
PAGU ANGGARAN 154.770.000 76.825.000 93.571.589 0 0
REALISASI ANGGARAN 147.910.321 70.250.921 93.571.589 0 0
31
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
32
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Jumlah kepesertaan jaminan kesehatan diwilayah UPTD Puskesmas Padangsari dapat dilihat
pada tabel berikut:
1 2 3 4
NON PBI
Jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional di UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021
sebesar 17.295 jiwa atau 34,0 % dari total jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Padangsari, sisanya menjadi peserta di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang lain yang ada
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari.
33
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Berdasarkan perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang baru, Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Semarang Tahun 2021 ini mencapai
77,51 tahun. Umur Harapan Hidup di Kota Semarang dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :
77,6
77,5 77,51
77,4
77,34
77,3
77,23 77,25
77,2 77,2 77,21 77,21
77,17 77,17 77,18 77,18 77,18
77,1
77
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
TAHUN
34
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Salah satu indikator utama yang menjadi sasaran prioritas Program KIA adalah penurunan Angka
Kematian (Mortalitas) Ibu, Bayi dan Balita. Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematian pada suatu masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat
tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik
secara tidak langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
Profil Kesehatan Ibu dan Anak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari adalah sebagai berikut :
Jumlah kematian Ibu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari adalah sebanyak 1 orang Ibu Bersalin dengan kelompok umur 20 – 34 tahun.
Jumlah ini sama sejak tahun 2019 dan 2020 yang juga sebanyak 1 orang Ibu. Kinerja ini perlu lebih ditingkatkan agar nantinya tidak terjadi lagi kematian
Ibu, dengan cara meningkatkan Kinerja Kesehatan Ibu dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan Lintas Sektor dalam upaya peningkatannya
35
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 0 1 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 0 0 0 0
Penyebab Kematian Ibu yang terbanyak adalah Hipertensi dalam Kehamilan. Beberapa faktor penyebab Kematian dalam Kehamilan ini adalah :
kelebihan berat badan atau obesitas, kurang gerak atau jarang olahraga, merokok, kebiasaan minum alkohol berlebihan, Hamil anak pertama, memiliki
keluarga dengan riwayat hipertensi kehamilan, Hamil bayi kembar, Hamil di usia 35 tahun ke atas, Hamil dengan inseminasi buatan, mengidap diabetes
atau penyakit autoimun tertentu, serta Pola Makan tidak sehat dengan tinggi garam, lemak, dan gula. Atas dasar itu maka perlunya Pendidikan Kesehatan
Reproduksi dan Kehamilan perlu dilakukan lebih awal dalam Kelas Calon Pengantin atau Kelas Ibu Hamil, sehingga tidak terjadi kasus – kasus resiko
tinggi dalam Kehamilan.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 329 329 100,0 271 82,4 261 261 100,0 261 100,0 271 103,8 271 103,8 271 103,8 261 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 329 329 100,0 271 82,4 261 261 100,0 261 100,0 271 103,8 271 103,8 271 103,8 261 100,0
36
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Kunjungan K4 adalah kunjungan pemeriksaan antenatal yang dilakukan paling sedikit 4 kali oleh Ibu Hamil selama masa kehamilan dengan distribusi
kontak sebagai berikut : minimal 1 kali pada trimester I (K1) pada usia kehamilan 1-12minggu, minimal 1 kali pada trimester II (K2) pada usia kehamilan
13-24 minggu, serta minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4) pada usia kehamilan > 24 minggu. Cakupan pelayanan K4 di UPTD Puskesmas
Padangsari hanya 82,4 %, hal ini mengindikasikan ada Ibu Hamil yang tidak rutin memeriksakan kehamilannya, atau kemungkinan periksa di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang lain. Hal ini perlu terus dikomunikasikan kepada Ibu Hamil agar dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 329 70 21,3 105 31,9 54 16,4 8 2,4 3 0,9 174 52,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 329 70 21,28 105 31,91 54 16,41 8 2,43 3 0,91 174 52,89
37
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Seperti dapat dalam Tabel diatas, cakupan Imunisasi Td di UPTD Puskesmas Padangsari masih kurang, ada kemungkinan Ibu Hamil melakukan
Imunisasi Td di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lain. Walaupun demikian kiranya masih perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang lebih massif
kepada ibu hamil tentang Imunisasi Td ini
Imunisasi Td pada Wanita Usia Subur ini biasanya diberikan kepada calon pengantin sebagai syarat pernikahan di KUA / Catatan Sipil. Sayangnya
ternyata masih banyak calon pengantin yang belum mengetahui tentang pentingnya Imunisasi Td ini, sehingga Imunisasi Td nya seringkali tidak lengkap
sesuai jadwal.
38
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil masih kurang dari 100%, beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah : Ibu
Hamil kurang suka rasa dan aroma dari TTD, Ibu Hamil mendapatkan TTD dari Fasyankes lain, serta kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang
pentingnya TTD.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 3.539 616 19,0 1.608 49,5 249 7,7 441 13,6 10 0,3 187 5,8 129 4,0 3.250 91,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.539 616 19,0 1.608 49,6 249 7,7 441 13,6 10 0,3 187 5,8 129 4,0 3.240 91,6
Akseptor KB Aktif di UPTD Puskesmas Padangsari sudah mencapai 91,6 % dari total jumlah Pasangan Usia subur. Metoda KB yang paling banyak
digunakan adalah KB Suntik, selanjutnya Kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, KB Pil, MOW, Implan dan yang paling sedikit adalah MOP.
Sosialisasi Program KB ini masih perlu untuk dilaksanakan secara massif, demi kesejahteraan keluarga, bangsa dan negara.
39
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 261 0 0,0 30 60,0 0 0,0 5 10,0 0 0,0 3 6,0 12 24,0 50 19,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 261 0 0,0 30 60,0 0 0,0 5 10,0 0 0,0 3 6,0 12 24,0 50 19,2
Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang perencanaan kehamilan dan Program Keluarga Berencana masih kurang, terbukti dari cakupan Peserta
KB Pasca Salin yang masih rendah. Faktor yang mempengaruhi dari kesadaran menggunakan KB Pasca Salin ini juga banyak dipengaruhi dari kultur
sosial budaya dan agama di masyarakat.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 329 66 0 0,0 135 118 253 20 18 38 22 108,6 15 84,7 37 97,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 329 66 0 0,0 135 118 253 20 18 38 22 108,6 15 84,7 37 97,5
40
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Penanganan Kasus Komplikasi Kebidanan di UPTD Puskesmas Padangsari tidak ada, hal ini dimungkinkan karena di sekitar Puskesmas terdapat 4
Rumah Sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh, sehingga pasien dengan komplikasi kebidanan akan lebih memilih langsung ke Rumah Sakit. Untuk
penanganan komplikasi Neonatal, Sebagian besar sudah tertangani, sebanyak 97,5 %. Kebanyakan komplikasi pada Neonatal ini terjadi setelah Ibu
Nifas dan Neonatal Kembali ke rumah, sehingga sempat terdeteksi oleh kader Kesehatan maupun Puskesmas.
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 21,7 40,7 30,7
Jumlah kelahiran bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari dalam kurun waktu tahun 2021 cukup besar, sebanyak 261 bayi. Jenis kelamin
laki – laki lebih banyak disbanding perempuan. Sayang angka kematiannya saat dilahirkan masih cukup besar, yaitu 30,7 per seribu kelahiran. Perlu
penanganan yang komprehensif dan Kerjasama dari berbagai pihak, agar angka kematian bayi ini dapat ditekan. Perlu adanya edukasi sejak dini pada
Remaja Putri dan Calon Pengantin, agar Kesehatan Ibu dan Bayi selama 1000 hari kehidupan pertama dapat terjaga dan tidak beresiko.
41
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
JUMLAH KEMATIAN
1 BANYUMANIK PADANGSARI 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 1,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0,0
Jumlah kematian bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari dalam kurun waktu tahun 2021 masih ada sebanyak 2 bayi. Jumlah kematiannya
lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian bayi saat persalinan.
42
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59
HARI) BULAN) BULAN)
KELAI
KECAM PUSKE TETANU KELAI LAI KELAI NAN LAI LAI
NO
ATAN SMAS BB ASFI S SEP NAN N- PNEUM DIA MAL TETA NAN SALU N- PNEUM DIA MAL CAM DEM DIFT N-
LR KSIA NEONAT SIS BAWA LAI ONIA RE ARIA NUS SARA RAN LAI ONIA RE ARIA PAK AM ERI LAI
ORUM AN N F CERN N N
A
BANYU PADAN
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MANIK GSARI
JUMLA
H
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(KAB/K
OTA)
43
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 135 118 253 135 100,0 118 100,0 253 100,0 2 1,5 3 2,5 5 2,0
JUMLAH
135 118 253 135 100,0 118 100,0 253 100,0 2 1,5 3 2,5 5 2,0
(KAB/KOTA)
Dengan masih banyaknya kasus Bayi Berat Badan Lahir Rendah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari, maka upaya penanggulangan
permasalahan gizi sejak anak dan remaja sangat perlu untuk dilaksanakan secara komprehensif.
JUMLAH LAHIR KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*
1 BANYUMANIK PADANGSARI 135 118 253 134 99,3 116 98,3 250 98,8 134 99,3 116 98,3 250 98,8
JUMLAH
135 118 253 134 99,3 116 98,3 250 98,8 134 99,3 116 98,3 250 98,8
(KAB/KOTA)
Kategori Neonatal adalah dari sejak bayi baru lahir sampai dengan umur 28 hari. Kunjungan Nenonatal Lengkap di UPTD Puskesmas Padangsari sudah
cukup bagus, sebesar 98,8 % dari target kunjungan. Kedepan cakupan kunjungan ini masih perlu dioptimalkan dengan cara lebih menggencarkan
sosialisasi dan edukasi pada Ibu Hamil.
44
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama
menyusui Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan
pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari
satu jam maka dianggap belum sempurna dan tidak melakukan IMD.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,
vitamin, dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk
mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna
kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin,
protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih putih. Selain
mengandung zat makanan, ASI juga mengandung enzim tertentu yang berfungsi sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di usus
sehingga membantu sistem pencernaan bayi.
45
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Manfaat ASI Eksklusif Untuk Bayi adalah mencegah dari terserang Penyakit, serta membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi. Hal tersebut
dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang bayi tentu saja sama sekali belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya,
selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik
bayi selama ke depannya.
Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu adalah untuk mengatasi rasa trauma setelah melahirkan, sekaligus bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu. Pasca
melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome, terlebih lagi hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan
tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan
ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya. Selain itu ASI Eksklusif bisa juga mencegah kanker payudara.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 135 118 253 135 100,0 118 100,0 253 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 135 118 253 135 100,0 118 100,0 253 100,0
Kategori Bayi adalah semenjak lahir sampai dengan umur 1 tahun. Cakupan Pelayanan Kesehatan pada bayi di UPTD Puskesmas Padangsari sudah
bagus sebesar 100 % terlayani.
46
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Semua kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari telah berstatus UCI (Universal Child Immunization).
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR
BCG
HIDUP < 24 Jam 1 - 7 Hari
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 BANYUMANIK PADANGSARI 138 123 261 144 104,3 147 119,5 291 111,5 13 9,4 13 10,6 26 10,0 152 110,1 172 139,8 324 124,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 138 123 261 144 104,3 147 119,5 291 111,5 13 9,4 13 10,6 26 10,0 152 110,1 172 139,8 324 124,1
Pelayanan Imunisasi Hepatitis B0 merupakan pelayanan pemberian Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B, yaitu infeksi
hati yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin adalah vaksin untuk
47
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
mencegah TBC atau tuberkulosis. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Vaksin BCG merupakan salah satu jenis vaksinasi
yang wajib diberikan kepada anak. Cakupan Imunisasi HB0 dan BCG di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari sudah melebihi 100%.
19. Cakupan Imunisasi DPT – HB – Hib 3, Polio 4, Campak / MR, dan Imunisasi Dasar Lengkap
Pentabio adalah jenis vaksin yang mengandung DTP-HB-Hib. Vaksinasi Pentabio biasa digunakan pada anak-anak demi mencegah penyakit difteri,
tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B secara simultan. Penggunaan dosis pertama dapat dimulai di usia
6 minggu, serta 2 dosis berikutnya diberikan dengan jarak 4 minggu. Vaksin booster diberikan pada usia 18 bulan.
Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis atau polio. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan
vaksin polio sebagai salah satu jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak. Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu oral polio vaccine (OPV)
dan inactivated polio vaccine (IPV). OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan, sedangkan IPV menggunakan virus yang sudah tidak aktif.
Di Indonesia jenis OPV yang digunakan adalah jenis bOPV, yaitu jenis vaksin polio oral bivalen.
Vaksin MR atau Measles and Rubella vaccine adalah vaksin untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak Jerman). Campak dan rubella
disebabkan infeksi virus yang berbeda, tetapi sama-sama bisa menular melalui udara yang terkontaminasi virus. Vaksin MR merupakan salah satu jenis
vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4*
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P
1 BANYUMANIK PADANGSARI 145 175 320 148 102,1 160 91,4 308 96,3 148 102,1 160 91,4 308 96,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 145 175 320 148 102,1 160 91,4 308 96,3 148 102,1 160 91,4 308 96,3
48
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P
1 BANYUMANIK PADANGSARI 145 175 320 150 103,4 161 92,0 311 97,2 151 104,1 159 90,9 310 96,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 145 175 320 150 103,4 161 92,0 311 97,2 151 104,1 159 90,9 310 96,9
20. Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT – HB – Hib 4 dan Campak / MR – 2 pada Anak Usia BADUTA
BADUTA DIIMUNISASI
1 BANYUMANIK PADANGSARI 165 190 355 135 81,8 157 82,6 292 82,3 142 86,1 154 81,1 296 83,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 165 190 355 135 81,8 157 82,6 292 82,3 142 86,1 154 81,1 296 83,4
Seperti terlihat pada table diatas, masih diperlukan usaha yang lebih, untuk meningkatkan Cakupan Imunisasi DPT – HB – HiB, Polio, serta Measless
– Rubella di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari.
49
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
1 BANYUMANIK PADANGSARI 307 307 100,0 1.060 1.060 100,0 1.367 1.367 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 307 307 100,0 1.060 1.060 100,0 1.367 1.367 100,0
Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin A. Pada kedua bulan ini dilakukan pembagian suplementasi vitamin A Kapsul biru (dosis 100.000
IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Vitamin A kapsul merah juga diberikan kepada
ibu yang dalam masa nifas. Vitamin A/retinol terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi juga
integritas sel epitel pelapis tubuh. Vitamin A juga dapat mencegah rabun senja, xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan serta mencegah anemia
pada ibu nifas. Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak menjadi rentan terkena penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak
dan diare. Cakupan pemberian Vitamin A di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari sudah melebihi 100 %.
50
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 604 466 1.070 648 107,3 506 108,6 1.154 107,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 604 466 1.070 648 107,3 506 109 1.154 107,9
Kategori Balita adalah anak yang umurnya 12 sampai dengan 59 bulan. Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Padangsari sudah melebihi 100 %.
23. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Cakupan Pelayanan Kesehatan Peserta Didik SD / MI, SMP / MTs, SMA / MA serta Usia Pendidikan
Dasar
1 BANYUMANIK PADANGSARI 546 546 100,0 297 297 100,0 396 396 100,0 1.239,0 1.239,0 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 546 546 100,0 297 297 100,0 396 396 100,0 1.239 1.239 100,0
51
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
SEKOLAH
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar pada Anak usia Pendidikan Dasar (Kelas 1 SD / MI, Kelas 7 SMP / MTs, serta kelas 10 SMA / MA) sudah 100%.
Cakupan Sekolah yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari yang telah mendapatkan Pelayanan Kesehatan juga sudah mencapai 100%.
52
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
JUMLAH MURID
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN JUMLAH SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA
% % SD/MI
SD/MI SIKAT GIGI MASSAL MENDAPAT YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P %
1 BANYUMANIK PADANGSARI 11 11 100,0 11 100,0 1.964 1.850 3.814 1.964 100,0 1.850 100,0 3.814 100,0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 11 11 100,0 11 100,0 1.964 1.850 3.814 1.964 100,0 1.850 100,0 3.814 100,0
L P L+P L % P % L+P %
1 BANYUMANIK PADANGSARI 775 796 1.571 569 73.5 676 84,9 1.245 79,2
JUMLAH (KAB/ KOTA) 775 796 1.571 569 73,4 676 84,9 1.245 79,2
53
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
1 BANYUMANIK PADANGSARI 719 598 1.317 299 239 538 41,6 40,0 40,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 719 598 1.317 299 239 538 41,6 40,0 40,9
Jumlah bayi yang bersedia dating ke Posyandu dan ditimbang cakupannya masih 40,9 %. Masih perlu upaya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya
pemantauan tumbuh kembang pada Balita ke Masyarakat. Peran stakeholder dan lintas sector terkait sangatlah besar dalam mendukung upaya ini.
54
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
JUMLAH BALITA BALITA GIZI KURANG JUMLAH BALITA BALITA PENDEK JUMLAH BALITA BALITA KURUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS 0-59 BULAN YANG (BB/U) 0-59 BULAN YANG DIUKUR (TB/U) 0-59 BULAN YANG (BB/TB)
1 BANYUMANIK PADANGSARI 10.237 10.266 20.503 4.730 46,2 6.303 61,4 11.033 53,8 101 42,8 135 57,2 236 2,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 10.237 10.266 20.503 4.730 46,20 6.303 61,40 11.033 53,81 101 42,80 135 57,20 236 2,14
55
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Jumlah masyarakat usia produktif yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan di UPTD Puskesmas Padangsari sebesar 53,8 %. Walaupun masih
ada kemungkinan sisanya telah melakukan skrining Kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan yang lain, sekiranya masih perlu dilakukan sosialisasi
dan edukasi pentingnya Skrining Kesehatan yang lebih masif di masyarakat untuk menekan angka kejadian Penyakit Tidak Menular.
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR
L P L+P L % P % L+P %
1 BANYUMANIK PADANGSARI 2.091 2.457 4.548 2.692 128,7 3.706 150,8 6.398 140,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.091 2.457 4.548 2.692 128,7 3.706 150,8 6.398 140,7
Tingkat kesadaran masyarakat usia lanjut dalam melakukan skrining Kesehatan lebih tinggi daripada masyarakat usia produktif. Terbukti capaiannya
bisa melebihi 100 %. Hal ini mungkin disebabkan karena masyarakat usia lanjut sudah menderita beberapa penyakit dan mempunyai waktu luang lebih.
Kegiatan pemeriksaan masyarakat usia lanjut di UPTD Puskesmas Padangsari seperti Program Prolanis dan Lansia Ceria selalu mendapat respon positif
dari masyarakat usia lanjut, sehingga perlu terus dikembangkan agar upaya promotive dan preventif Penyakit Tidak Menular dapat berhasil dengan
baik.
56
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
57
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Case Notification Rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah
tertentu. Angka penemuan kasus atau CDR (Case Detection Rate) adalah proporsi jumlah pasien baru TB BTA positif yang diperkirakan dalam satu
wilayah tersebut. Penemuan kasus TB atau CDR marupakan cara yang digunakan untuk penilaian kemajuan penanggulangan TB dengan target nasional
minimal 70%.
Faktor – faktor yang berpengaruh bermakna dengan penemuan penderita TB paru adalah penjaringan suspek TB, pelayanan KIE TB dan pelatihan
DOTS. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap penemuan penderita TB paru adalah penjaringan suspek TB. Perlu peningkatan intensitas
program penjaringan suspek TB dengan memperhatikan riwayat kontak serumah dan pola pencarian pengobatan penderita TB paru, peningkatan
pelayanan KIE tentang TB paru oleh petugas TB kepada masyarakat dan meningkatkan pelayanan TB berbasis masyarakat, peningkatan jumlah petugas
kesehatan yang terlatih sesuai dengan kebutuhan program DOTS dan perluasan pelatihan DOTS yang berjenjang dan berkesinambungan meliputi
seluruh petugas pelayanan kesehatan pemerintah/swasta. Selain itu, dengan memperkuat monitoring, surveilans dan pemanfaatan informasi data sesuai
pola pencarian pengobatan penderita TB paru serta evaluasi kinerja P2TB dengan strategi DOTS agar akurasi data angka penemuan penderita TB paru
dapat ditingkatkan sesuai dengan target global (70%).
58
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
dan dilaporkan. Pasien Tuberkulosis meninggal adalah jumlah Pasien Tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan
tuberkulosis.
JUMLAH KASUS TUBERKULOSIS JUMLAH SEMUA KASUS ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS
JUMLAH KEMATIAN
PARU TERKONFIRMASI TUBERKULOSIS RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
SELAMA PENGOBATAN
BAKTERIOLOGIS YANG TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI +
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
TERDAFTAR DAN DIOBATI*) DIOBATI*) PEREMPUAN
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
59
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
penderita. Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum pneumonia bakteri pada anak-anak. Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah
penyebab paling umum kedua pneumonia bakteri. Virus lain yang menyebabkan pneumonia adalah respiratory syncytial virus.
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.240 668 668 100,0 45 28 11 1 1 29 12 41 91,1 346 281 627
60
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang
bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
HIV
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0
5 25 - 49 TAHUN 1 0 1 100,0
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 1
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 100,0
61
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 1 0 1 1 0 1
Proporsi terbesar penderita HIV berada pada kelompok umur 25 – 49 tahun. Pada tahun 2021 tidak ada kasus kematian akibat AIDS di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Padangsari.
62
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
DIARE
1 BANYUMANIK PADANGSARI 31.064 825 204 545 66,1 104 51,0 545 100,0 104 100,0 104 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 31.064 825 204 545 66,1 104 51,0 545 100,0 104 100,0 104 100,0
Tingginya angka kesakitan Diare (270 per 1.000 penduduk), dan masih kurangnya capaian pelayanan Kesehatan untuk penderita diare (66,1 %) di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari, memerlukan perhatian khusus lebih lanjut. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Wabah (SKDR) perlu
dioptimalkan agar penyebaran penyakit dapat dicegah seminimal mungkin.
63
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan
cairan dari saluran pernapasan (droplet), yaitu ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau bersin. Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang
menyebabkan kematian. Namun, penyakit ini berisiko menyebabkan cacat. Akibatnya, penderita kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat
berdampak pada kondisi psikologisnya.
KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
1 BANYUMANIK PADANGSARI 0 0 0 2 0 2 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE) PER 100.000 PENDUDUK 13,0 0,0 6,4
8. Jumlah Kasus Baru Kusta dengan Cacat Tingkat 0, Cacat Tingkat 2, dan Penderita Kusta Anak < 15 Tahun
Cacat kusta terjadi akibat gangguan pada fungsi saraf pada mata, tangan, atau kaki. Gangguan yang terjadi bisa ringan hingga berat. Umumnya cacat
kusta berat terjadi akibat kerusakan akut pada fungsi saraf yang dapat memengaruhi organ lainnya. Berdasarkan Pedoman Nasional Program
Pengendalian Penyakit Kusta yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Nasional, cacat akibat kusta terbagi menjadi cacat primer dan cacat
sekunder.
Cacat primer adalah jenis cacat kusta yang disebabkan langsung oleh infeksi bakteri M. leprae dalam tubuh. Misalnya saja, mati rasa, claw hand (tangan
dan jari-jari membengkok), dan kulit kering. Pada cacat primer, bercak kulit yang mirip panu biasanya akan terus bertambah dalam waktu yang relatif
64
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
singkat. Bercak kusta juga lama-lama meradang dan membengkak. Kondisi ini seringkali disertai dengan gejala demam. Orang yang mengalami kusta
juga biasanya mengalami kelemahan otot dan sensasi kulit mati rasa (kebas/baal) dalam enam bulan terakhir semenjak paparan infeksi awal. Selain itu,
bisul akibat kusta kadang bisa pecah dan berkembang menjadi borok. Bila Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera kunjungi dokter untuk
mendapatkan perawatan terbaik guna mencegah keparahan gejala dan kondisi.
Cacat sekunder adalah perkembangan dari cacat primer, terutama yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Misalnya bisul ulkus (luka terbuka di kulit,
alias borok), dan keterbatasan gerak sendi sebagai akibat kerusakan fungsional pada persendian dan jaringan lunak di sekitar area yang terpengaruh.
Kecacatan kusta pada tahap ini terjadi melalui dua proses, yaitu adanya aliran langsung bakteri M.leprae ke susunan saraf tepi dan organ tertentu, serta
melalui reaksi kusta.
Jika bakteri sudah masuk ke dalam saraf, maka fungsi saraf akan berkurang bahkan hilang. Secara umum, saraf berfungsi sebagai sensorik, motorik,
dan otonom. Kelainan yang terjadi akibat kusta bisa menimbulkan gangguan pada masing-masing saraf atau kombinasi di antara ketiganya.
Menurut WHO, cacat pada kusta dibagi menjadi tiga tingkat yakni tingkat 0,1, dan 2. Cacat tingkat 0 berarti tidak dijumpai adanya cacat. Cacat tingkat
1 berarti adanya cacat yang disebabkan oleh kerusakan saraf sensoris. Cacat tingkat 2 berarti adanya cacat atau kerusakan yang terlihat.
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
CACAT TINGKAT CACAT TINGKAT PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN DENGAN CACAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS ANAK
PENDERITA 0 2 TINGKAT 2
<15 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
65
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
KASUS TERDAFTAR
1 BANYUMANIK PADANGSARI 0 0 0 2 0 2 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2
10. Jumlah Penderita Kusta selesai Berobat (Release From Treatment / RFT)
Orang yang telah terdiagnosis dengan kusta biasanya akan diberikan kombinasi antibiotik (MDT/Multi Drugs Therapy) sebagai langkah pengobatan
selama enam bulan sampai dua tahun. Prinsip MDT diyakini dapat memperpendek masa pengobatan, memutuskan mata rantai penularan kusta, dan
mencegah terjadinya cacat sebelum pengobatan. Menggunakan antibiotik secara bersamaan dalam satu waktu juga ditujukan agar bakteri tidak kebal
terhadap obat-obatan yang diberikan sehingga penyakit kusta akan cepat disembuhkan.
66
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 16,7
67
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
PD3I yang menjadi program prioritas pemerintah Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu imunisasi dasar dan imunisasi lain. Imunisasi dasar
ditujukan terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B. Sedangkan imunisasi lain sampai saat ini ditujukan
terhadap meningitis meningokokus, Yellow fever, Rabies. Penentuan prioritas PD3I yang ditanggulangi melalui pemberian imunisasi dasar berdasarkan
pertimbangan beban penyakit dan kemampuan keuangan Negara.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa / Kelurahan yang Ditangani < 24 JAM
Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut Wabah, adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
68
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
69
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 2.160 2.750 4.910 2.016 93,3 2.907 105,7 4.923 100,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.160 2.750 4.910 2.016 93,3 2.907 105,7 4.923 100,3
70
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
berbeda tes, namun akurasinya sama. Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum, baru glukosa bisa diketahui. Jika
nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L) maka seseorang terkena Diabetes.
6. Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (SADANIS)
Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Laporan hasil konsultasi WHO
menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 % dan spesifitas sekitar 64-98 %. Clinical breast
examination atau pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dilakukan oleh dokter, bidan, atau petugas kesehatan lain yang terlatih. Pemeriksaan
umumnya memerlukan waktu 5─10 menit per payudara.
71
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
NO KECAMATAN PUSKESMAS
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
SASARAN ODGJ BERAT
JUMLAH %
72
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Kemudian, ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang itu dan menyebabkan infeksi. Setelah seseorang
sembuh dari penyakit ini, ia akan memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksinya, tetapi tidak terhadap tiga jenis virus
demam berdarah lainnya. Ini berarti kamu bisa dapat terinfeksi lagi di masa depan oleh salah satu dari tiga jenis virus lainnya. Risiko kamu terkena
penyakit ini dengan tingkat yang parah akan meningkat jika kamu terkena demam berdarah untuk kedua, ketiga atau keempat kalinya.
73
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
MALARIA
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
1 BANYUMANIK PADANGSARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
74
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan Bahagia. Profil
Kesehatan Lingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021, adalah sebagai berikut :
75
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
2. JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT)
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain : tidak mencemari sumber air minum,
letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum; tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus; cukup
luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya; mudah dibersihkan dan aman penggunannya; dilengkapi
dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna; cukup penerangan; lantai kedap air; Ventilasi cukup baik; serta tersedia air dan alat
pembersih. Seluruh keluarga (100 %) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari telah mendapatkan akses terhadap Jamban Sehat.
76
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga agar tidak mencemari Lingkungan. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari, dari 3 kelurahan, baru 2
kelurahan yang sudah deklarasi STBM, yaitu Kelurahan Padangsari dan Kelurahan Jabungan. Untuk Kelurahan Pedalangan belum melakukan deklarasi
STBM, dikarenakan masih ada satu wilayah RW yang saluran limbah rumah tangga dan jambannya dialirkan ke sungai yang berada di belakang
rumahnya karena tidak memiliki Septictank. Perlu adanya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi hal ini untuk membuat Septictank pribadi atau
komunal. Rencananya di tahun 2022 masalah tersebut akan diatasi oleh Dinas Permukiman Kota Semarang.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 11 3 5 1 0 53 1 74
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 3 5 1 0 53 1 74
77
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
1 BANYUMANIK PADANGSARI 11 100,0 3 100,0 5 100,0 1 100,0 0 0,0 53 100,0 0 0,0 73 98,65
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 100,0 3 100,0 5 100,0 1 100,0 0 0,0 53 100,0 0 0,0 73 98,65
Dari 74 Tempat – Tempat Umum di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari yang dilakukan Inspeksi Sanitasi, sebanyak 73 Tempat – Tempat
Umum sudah memenuhi Syarat Kesehatan. Satu tempat yang belum memenuhi Syarat Kesehatan adalah Pasar Damar yang berada di wilayah Kelurahan
Padangsari. Pasar ini berdiri sejak tahun 80 – an dan belum pernah dipugar secara total, sehingga banyak sarana prasarana yang sudah rusak dan tidak
memenuhi persyaratan Sanitasi / Kesehatan Lingkungan.
1 BANYUMANIK PADANGSARI 6 16 16 19 57
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 16 16 19 57
78
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Dari 57 Tempat Pengolahan Makanan yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padangsari, terdapat 55 tempat yang sudah memenuhi syarat
Sanitasi / Kesehatan Lingkungan. Ada dua tempat yang belum memenuhi syarat yaitu 1 Depot Air Minum dan 1 Kantin. Kepada yang bersangkutan
telah diberikan pengarahan, dan menyatakan sanggup untuk memperbaiki yang menjadi kekurangannya
79
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
A. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu
populasi dan pada kurun waktu tertentu. Menurut hasil rekapitulasi laporan kunjungan pasien
di UPTD Puskesmas Padangsari, 10 Besar Penyakit terbanyak yang ditangani pada tahun 2021
adalah sebagai berikut :
80
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
Dari tabel diatas terlihat bahwa penyakit tidak menular yang berupa Hipertensi dan
Diabetes Mellitus, masih menempati tempat teratas sebagai penyakit terbanyak yang diderita
masyarakat. Hal ini menunjukkan perubahan dari 10 Besar Penyakit di tahun sebelumnya yang
masih didominasi oleh Penyakit Menular. Oleh karenanya upaya promotif dan preventif melalui
penerapan pola hidup sehat dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat perlu untuk lebih
disosialisasikan pada masyarakat secara masif dan terus – menerus.
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
2017 2018 2019 2020 2021
Baru 10.303 12.180 15.872 11.463 15.551
Lama 17.826 20.810 28.692 26.764 31.033
TOTAL 28.129 32.990 44.564 38.227 46.584
Dalam lima tahun terakhir, kunjungan Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Padangsari mengalami
peningkatan yang cukup banyak, kecuali di tahun 2020 yang mengalami sedikit penurunan saat
81
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
diawal Pandemi Covid – 19 dimana pada saat itu masyarakat tidak berani keluar rumah bila
tidak terpaksa.
Disatu sisi, peningkatan jumlah kunjungan pasien ini mungkin menunjukkan
peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan UPTD Puskesmas Padangsari seiring
dengan upaya perbaikan mutu layanan yang terus ditingkatkan. Akan tetapi disisi lain
peningkatan layanan Upaya Kesehatan Perseorangan ini dapat mengurangi fokus layanan
Upaya Kesehatan Masyarakat, dimana khitah sebenarnya dari Puskesmas adalah peningkatan
Upaya Promotif dan Preventif di Masyarakat. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian serius
dari UPTD Puskesmas Padangsari.
Jumlah Kunjungan pasien Gawat Darurat di UPTD Puskesmas Padangsari selama tiga
tahun terakhir, dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 adalah sebagai berikut :
30
25
20
15
10
5
0
2019 2020 2021
Ditangani 40 38 32
Dirujuk 13 11 2
Seiring dengan penambahan jumlah Rumah Sakit di sekitar wilayah kerja UPTD
Puskesmas Padangsari, sangat berpengaruh kepada kunjungan Gawat Darurat yang dalam tiga
tahun terakhir ini menunjukkan penurunan. Penambahan jumlah Rumah Sakit ini perlu disikapi
dengan baik, kerjasama yang bagus dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan disekitar wilayah
kerja akan dapat meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat dengan lebih optimal.
82
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
BAB IX PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Padangsari tahun 2021 yang telah
disampaikan diatas, masih ditemukan beberapa capaian program dan kegiatan yang masih
dibawah target, sebagian besar diakibatkan oleh masih adanya pengaruh situasi Pandemi,
kurangnya pengetahuan dan edukasi ke masyarakat, serta belum optimalnya Kerjasama lintas
sector dan lintas program. Dari hasil tersebut perlu ditentukan prioritas masalah dan juga
alternatif pemecahan masalahnya yang menjadi dasar untuk penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan tahun 2023.
Berdasarkan masalah – masalah yang telah ditemukan, dan juga telah disahkannya
Dokumen Pelaksanaan Anggaran UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2022, maka selanjutnya
perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2022 berdasarkan Rencana Usulan
Kegiatan tahun 2022 yang telah dibuat pada awal tahun 2021;
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2023 berdasarkan analisis masalah yang
telah dijabarkan diatas;
3. Melaksanakan program dan kegiatan yang telah disusun sesuai Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Tahun 2022;
4. Melakukan koordinasi Lintas Sektoral untuk Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2023
yang akan dibuat di awal tahun 2022;
5. Melakukan Lokakarya Mini Puskesmas setiap bulan dan setiap tiga bulan sebagai
Monitoring dan Evaluasi kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2022.
6. Melaporkan hasil capaian Kinerja Puskesmas tahun 2022 pada akhir tahun kepada
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
83
Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021
C. PENUTUP
Demikian Profil UPTD Puskesmas Padangsari Tahun 2021 ini kami susun, semoga
dapat menjadi bahan Informasi serta Monitoring dan Evaluasi bagi semua pihak, terhadap
Kegiatan UPTD Puskesmas Padangsari yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 2021.
Besar harapan kami terhadap adanya kritik dan saran terhadap pelaksanaan kegiatan di UPTD
Puskesmas Padangsari tahun 2021. Kritik dan Saran dapat disampaikan secara langsung lewat
email puskesmas_tlogosarikulon@yahoo.com atau nomor telepon 085741997990.
Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penulisan Profil UPTD Puskesmas
Padangsari tahun 2021 ini. Billahi Taufiq Wal Hidayah
84
PUSKESMAS
TLOGOSARI KULON
(D’Masiv – 2009)