Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PELAKSANAAN TEKNIK JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

DALAM IDENTIFIKASI BAHAYA DITEMPAT KERJA PADA PROSES


PENGGILINGAN KUNYIT
(STUDI KASUS : UD SETYO NUGROHO, WONOGIRI)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:
Enggar Priyambadha
D 600 217 272

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
i
ii
iii
ANALISIS PELAKSANAAN TEKNIK JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
DALAM IDENTIFIKASI BAHAYA DITEMPAT KERJA PADA
PROSES PENGGILINGAN KUNYIT
(STUDI KASUS : UD SETYO NUGROHO, WONOGIRI)

Abstrak

UD Setyo Nugroho adalah UKM yang menjual berbagai macam hasil bumi, salah
satunya adalah hasil bumi kunyit yang dijual dalam bentuk potongan kering
maupun utuhan yang sudah dicuci bersih dari tanah. Kunyit potongan kering
didapatkan melalui proses pemotongan dengan mesin potong kunyit sebelum
dijemur kering. Gagasan dalam menganalisa risiko keselamatan kerja dengan
metode Job Safety Analysis karena ketika menggunakan mesin penggiling kunyit
ada bahaya yang mungkin terjadi di area penggilingan kunyit tersebut dan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja pada proses kerja penggilingan kunyit
seperti tangan terkena pisau potong, vanbelt putus lalu mengenai badan operator,
benda asing yang terpental pisau atau membuat pisau rusak, ukuran hasil potong
tidak sama, dan bahaya lainnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
menggunakan Job Safety Analysis Worksheet terhadap 6 langkah proses kerja
penggilingan kunyit didapatkan pekerjaan tersebut terdapat 2 kategori high risk, 5
kategori moderate risk, dan 3 kategori low risk. Rekomendasi atau usulan
perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau menghindari risiko
kecelakaan kerja di UD Setyo Nugroho adalah rekomendasi engineering control,
administrative control dan APD atau Alat Pelindung Diri.
Kata Kunci: kunyit, job safety analysis, K3

Abstract

UD Setyo Nugroho is an UKM that sells various kinds of agricultural products,


one of which is turmeric which is sold in the form of dry pieces or whole that has
been washed clean from the ground. Dried chopped turmeric is obtained through a
cutting process with a turmeric cutting machine before being dried in the sun. The
idea is to analyze work safety risks using the Job Safety Analysis method because
when using a turmeric grinding machine there are hazards that may occur in the
turmeric milling area and anticipate work accidents in the turmeric milling work
process such as the hand being hit by a cutting knife, the vanbelt breaking then
hitting the operator's body, foreign objects flying off the blade or damaging the
blade, unequal cut sizes, and other hazards. Based on research that has been done
using the Job Safety Analysis Worksheet on the 6 steps of the turmeric milling
work process, it was found that there are 2 high risk categories, 5 moderate risk
categories, and 3 low risk categories. Recommendations or proposed
improvements that can be made to overcome or avoid the risk of work accidents at
UD Setyo Nugroho are recommendations for engineering control, administrative
control and PPE or Personal Protective Equipment.
Keywords: turmeric, job safety analysis, K3

1
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Jawa Tengah bagian selatan yang mayoritas warganya bermata
pencaharian sebagai petani. Salah satu hasil bumi yang ditanam dilahan pertanian
oleh petani di Kabupaten Wonogiri yaitu kunyit. Tanaman kunyit memiliki
banyak manfaat dan kegunaan bagi tubuh manusia yaitu sebagai obat atau jamu
tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh, pencegahan, perawatan serta
pengobatan berbagai jenis penyakit. Kunyit juga digunakan sebagai bumbu,
rempah, bahan pangan, pengawet, pewarna, kosmetik dan bahan baku cat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari, D., (2010),
kecerobohan tenaga kerja menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan di tempat
kerja. Kurangnya kesadaran, pengetahuan, keterampilan tenaga kerja
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, terutama jika dihadapkan dengan teknologi
atau peralatan baru yang tidak sesuai dengan anthropometri tenaga kerja di
Indonesia (tidak ergonomis). Selain itu, perbuatan berbahaya biasanya disebabkan
kurangnya pengetahuan dan keterampilan pekerja terhadap sistem dan standar
pengoperasian suatu peralatan, perlengkapan maupun alat produksi. Bila ini
diabaikan, maka akan menimbulkan potensi kecelakaan dan kesehatan kerja yang
dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Suma’Mur, 1993).
Untuk melakukan pengendalian kecelakaan kerja tersebut perlu dilakukan usaha
untuk mengidentifikasi faktor dan sumber bahaya di tempat kerja. Pengevaluasi
risiko, serta dilakukan pengendalian risiko yang dinamakan JSA atau analisa
keselamatan kerja. Penerapan JSA sebagai upaya untuk memeriksa metode kerja
dan menemukan bahaya dari rancangan mesin, alat, material, lingkungan serta
proses kerja yang diperlukan bagi pekerja di industri untuk mencegah timbulnya
gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Risqa S., 2021).
UD Setyo Nugroho adalah UKM yang menjual berbagai macam hasil
bumi. Salah satu hasil bumi yang dijual adalah kunyit. Kunyit dijual dalam bentuk
potongan kering maupun utuhan yang sudah dicuci bersih. Kunyit potongan
kering didapatkan melalui proses pemotongan dengan mesin potong kunyit
sebelum dijemur kering. Gagasan dalam menganalisis risiko keselamatan kerja

2
menggunakan metode JSA agar saat menggunakan mesin penggiling kunyit yang
terdapat pada UD Setyo Nugroho ini dikarenakan penulis ingin meneliti mengenai
bahaya yang mungkin terjadi di area penggilingan kunyit UD Setyo Nugroho dan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja pada proses kerja penggilingan kunyit
seperti tangan terkena pisau potong, vanbelt putus lalu mengenai badan operator,
benda asing yang terpental pisau atau membuat pisau rusak, ukuran hasil potong
tidak sama, dan bahaya lainnya.

2. METODE
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui risiko cidera dan untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan kerja pada proses penggilingan kunyit di UD Setyo
Nugroho. Prosedur penelitian adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti secara
urut dan sistematis dengan menggunakan metode JSA yang menjadi salah satu
penilaian risiko dan identifikasi bahaya yang pada pelaksanaaannya di tekankan
pada identifikasi bahaya yang mungkin muncul pada tiap-tiap pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja atau suatu metode atau cara/metode yang digunakan untuk
memeriksa/menemukan bahaya sebelum merancang tempat kerja, fasilitas kerja,
mesin yang digunakan, dan pekerjaan. JSA adalah salah satu penilaian risiko dan
identifikasi bahaya yang pada pelaksanaaannya di tekankan pada identifikasi
bahaya yang mungkin muncul pada tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja atau suatu metode atau cara/metode yang digunakan untuk
memeriksa/menemukan bahaya sebelum merancang tempat kerja, fasilitas kerja,
mesin yang digunakan, dan pekerjaan. JSA merupakan metode yang mempelajari
suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang
berhubungan dengan setiap langkah, dan digunakan untuk mengembangkan solusi
yang dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya.
Langkah melakukan JSA adalah sebagai berikut: (Prima, 2008)
1. Memilih pekerjaan yang akan dianalisa
2. Memecah pekerjaan menjadi langkah-langkah aktivitas
3. Mengidentifikasi potensi bahaya pada setiap langkah
4. Menentukan langkah pengamanan untuk mengendalikan bahaya

3
5. Mengkomunikasikan kepada semua pihak yang terlibat

Tabel 1 Keterangan rumus perhitungan Job Safety Analysis Worksheet


SEVERITY Keterangan :
1 2 3 4 5 LOW : Kendalikan dengan proses yang Likelihood/ Peluang (LL)
LIKELIHOOD

5 M M H H H ada/ rutin 5 : Hampir pasti terjadi


4 L M M H H MODERATE: Penjadwalan dan penetapan 4 : Besar kemungkinan terjadi
3 L M M M H tanggung jawab tindakan akan 3 : Dapat terjadi
2 L L M M M ditetapkan 2 : Kecil kemungkinan terjadi
1 L L L L M HIGH : Penanganan dengan penjadwalan 1 : Jarang terjadi
yang secepatnya

kan dengan proses yang Like lihood/ Pe luang (LL) Se ve rity/ Ke parahan/ Akibat
n 5 : Hampir pasti terjadi 1 : Tidak beresiko cedera
walan dan penetapan 4 : Besar kemungkinan terjadi 2 : Cedera ringan
g jawab tindakan akan 3 : Dapat terjadi 3 : Cedera sedang
an 2 : Kecil kemungkinan terjadi 4 : Cacat
anan dengan penjadwalan 1 : Jarang terjadi 5 : Fatal
cepatnya

Rumus perhitungan JSA dengan diketahui rumus sebagai berikut :


1. Likelihood atau peluang di dapatkan niali perhitungan yaitu 5 (hampir pasti
terjadi), 4 (besar kemungkinan terjadi), 3 (dapat terjadi), 2 (kecil kemungkinan
terjadi) dan 1 (jarang terjadi).
2. Severity atau akibat di dapatkan nilai perhitungan yaitu 1 (tidak berisiko
cidera), 2 (cidera ringan), 3 (cidera sedang), 4 (cacat) dan 5 (fatal).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi Penelitian
UD Setyo Nugroho merupakan sebuah usaha yang berlokasi di Girimarto,
Wonogiri, yang bergerak di bidang penjualan hasil bumi, hasil bumi seperti
kunyit, jahe, padi, singkong dan jagung. UD Setyo Nugroho dalam 5 tahun
terakhir ini, terfokus pada produksi pengolahan kunyit dari kunyit mentah hingga
berbentuk bahan jadi seperti bubuk jamu dan kunyit kering cacahan. Didalam
proses produksinya terdapat proses penggilingan kunyit yaitu proses mencacah
kunyit utuh menjadi bentuk cacahan yang kemudian dijemur hingga kering.
Proses tersebut yang akan dianalisis mengenai risiko dan potensi bahaya
kecelakaan kerja menggunakan metode Job Safety Analysis dengan tujuan

4
mengurangi atau menghindari akan terjadinya kecelakaan kerja di UD Setyo
Nugroho.
Job Safety Analysis
Berdasarkan penelitian proses penggilingan kunyit di UD Setyo Nugroho,
didapatkan informasi bahwa dalam proses pekerjaannya memiliki bahaya dan
tingkat risiko yang berbeda-beda di setiap langkah pekerjaannya. Setelah
observasi di area kerja proses penggilingan kunyit di UD Setyo Nugroho
dilakukan wawancara kepada pemilik serta pekerjanya, dan kemudian didapatkan
beberapa poin tahapan kerja yang memiliki risiko bahaya dan kecelakaan kerja
yang bisa terjadi. Hasil dari wawancara tersebut disimpulkan dalam tabel JSA
Worksheet
Berikut adalah hasil penelitian yang dirangkum dalam tabel JSA Worksheet dapat
dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Job Safety Analysis Worksheet sebelum dilakukan pengendalian

Penilaian Risiko
Pengendalian yang Awal
No Tahapan Kerja Bahaya/ Risiko Dampak
telah dilakukan
LL S RR Risk

Menurunkan karung Gerakan


1 nyeri otot Tidak ada 2 2 4 L
berisi kunyit dari mobil berulang
pickup ke gudang
transit posisi tubuh cedera
tidak ada 2 2 4 L
yang salah punggung
luka atau
2 terjepit vanbelt patah tidak ada 4 4 16 H
tulang
Menyiapkan mesin
penggiling
terjepit pisau luka
tidak ada 4 4 16 H
giling sayatan

Gerakan
3 Mengangkat karung nyeri otot Tidak ada 2 2 4 L
berulang
berisi kunyit ke bak
mesin penggiling posisi tubuh cedera
tidak ada 3 2 6 M
yang salah punggung
tongkat kayu untuk
tersayat pisau luka
4 Menggiling kunyit mendorong kunyit ke 3 4 12 M
giling sayatan
dalam lubang potong

5
terkena benda
asing tajam saat
luka
4 memasukkan tidak ada 4 3 12 M
infeksi
kunyit ke hoper
mesin potong

Memasukkan kunyit
posisi tubuh
5 yang sudah tercacah nyeri otot tidak ada 3 2 6 M
yang salah
kedalam karung

luka
telapak kaki
Menjemur cacahan sobek
6 terkena benda tidak ada 3 2 6 M
kunyit di pelataran atau luka
tajam
tusuk

Dilihat dari tabel 2 Job Safety Analysis Worksheet sebelum dilakukan


pengendalian didapatkan 3 risiko Low yaitu disebabkan oleh gerakan berulang dan
posisi tubuh yang salah mengakibatkan nyeri otot dan cedera punggung, 5 risiko
Moderate yaitu disebabkan oleh posisi tubuh yang salah mengakibatkan cedera
punggung, tersayat pisau giling mengakibatkan luka sayatan, terkena benda tajam
mengakibatkan luka infeksi, telapak kaki terkena benda tajam mengakibatkan luka
sobek atau luka tusuk. Dan 2 risiko High yaitu disebabkan oleh terjepit vanbelt
mengakibatkan luka atau patah tulang dan terjepit pisau giling mengakibatkan
luka sayatan. Perhitungan persentase pengendalian risiko sebelum rekomendasi:

Tabel 3 Persentase Sebelum Pengendalian Risiko


Persentase %
low risk before 30
moderate risk before 50
high risk before 20

Hasil perhitungan persentase pengendalian sebelum rekomendasi berdasarkan


penelitian terdapat 6 langkah proses kerja penggilingan kunyit didapatkan 3
kategori low risk, 5 kategori moderate risk dan 2 kategori high risk dari 10
dampak bahaya risiko.
Setelah dilakukan penyusunan JSA Worksheet, langkah selanjutnya adalah
penyusunan usulan perbaikan atau rekomendasi perbaikan/ pengendalian risiko
kecelakaan kerja. Rekomendasi tersebut dimuat dalam JSA Worksheet tabel 4.

6
Tabel 4 Rekomendasi Pengendalian Job Safety Analysis Worksheet

Penilaian Risiko
Pengendalian yang Rekomendasi Penilaian Risiko Akhir
No Tahapan Kerja Bahaya/ Risiko Dampak Awal
telah dilakukan Pengendalian
LL S RR Risk LL S RR Risk

Menurunkan karung Gerakan


1 nyeri otot Tidak ada 2 2 4 L diberi pengarahan cara 1 1 1 L
berisi kunyit dari mobil berulang
mengangkat beban
pickup ke gudang
yang benar
transit posisi tubuh cedera
tidak ada 2 2 4 L 1 1 1 L
yang salah punggung
luka atau memasang penutup
2 terjepit vanbelt patah tidak ada 4 4 16 H pada dinamo dan 2 3 6 M
tulang vanbeltnya
Menyiapkan mesin
penggiling menyiapkan tongkat
terjepit pisau luka atau alat untuk
tidak ada 4 4 16 H 2 3 6 M
giling sayatan mendorong kunyit
masuk lubang potong

Gerakan
3 Mengangkat karung nyeri otot Tidak ada 2 2 4 L diberi pengarahan cara 1 1 1 L
berulang
berisi kunyit ke bak mengangkat beban
mesin penggiling posisi tubuh cedera yang benar
tidak ada 3 2 6 M 1 1 1 L
yang salah punggung
tongkat kayu untuk
tersayat pisau luka Sudah menggunakan
4 Menggiling kunyit mendorong kunyit ke 3 4 12 M 2 2 4 L
giling sayatan tongkat pendorong
dalam lubang potong

7
terkena benda
asing tajam saat
luka Menggunakan sarung
4 memasukkan tidak ada 4 3 12 M 2 2 4 L
infeksi tangan
kunyit ke hoper
mesin potong
menyiapkan sekop dan
Memasukkan kunyit
posisi tubuh sapu untuk
5 yang sudah tercacah nyeri otot tidak ada 3 2 6 M 1 1 1 L
yang salah memasukkan potongan
kedalam karung
kunyit kedalam karung
luka menggunakan alas kaki
telapak kaki
Menjemur cacahan sobek dan alat untuk
6 terkena benda tidak ada 3 2 6 M 2 2 4 L
kunyit di pelataran atau luka meratakan jemuran
tajam
tusuk kunyit

Dilihat dari tabel 4 Job Safety Analysis Worksheet setelah dilakukan pengendalian didapatkan 8 risiko Low dan 2 Risiko Moderate
yaitu untuk risiko Low di berikan pengarahan cara mengangkat beban yang benar, sudah menggunakan tongkat pendorong,
menggunakan sarung tangan, menyiapkan sekop dan sapu untuk memasukan potongan kunyit kedalam karung, menggunakan alas
kaki. Dan untuk 2 risiko moderate yaitu memasang penutup pada dinamo dan vanbelt, menyiapkan tongkat untuk mendorong kunyit
kedalam lubang potong.

8
Persentase pengendalian risiko sebelum dan sesudah rekomendasi:
Tabel 5 Persentase Sebelum dan Sesudah Rekomendasi Pengendalian.
Persentase Before (%) After (%)
Low Risk 30 80
Moderate Risk 50 20
High Risk 20 0

Hasil perhitungan persentase sesudah pengendalian rekomendasi berdasarkan


penelitian terdapat 6 langkah proses kerja penggilingan kunyit didapatkan 8
kategori low risk, 2 kategori moderate risk dan 0 kategori high risk dari 10
dampak bahaya risiko. Hasil analisis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
menggunakan Job Safety Analysis Worksheet terhadap 6 langkah proses kerja
penggilingan kunyit didapatkan pekerjaan tersebut terdapat 2 kategori high risk, 5
kategori moderate risk, dan 3 kategori low risk. Berdasarkan analisis tersebut
dilakukan rencana pengendalian dengan tindakan pencegahan diharapkan risiko
kecelakaan kerja berkurang atau menurun seperti tujuan analisis JSA dilakukan.
Hasil analisis setelah dilakukan tindakan pengendalian didapatkan :
1. Tidak terdapat pekerjaan yang berisiko high risk, dari 20% menjadi 0%.
2. Pekerjaan yang berisiko moderate risk dari 5 pekerjaan menjadi 2 pekerjaan,
yaitu kemungkinan terjepit vanbelt dan terjepit pisau giling. Persentase dari
50% menjadi 20%.
3. Pekerjaan yang tadinya berisiko moderate risk menjadi low risk yaitu
dilakukannya pengarahan mengenai posisi tubuh ketika melakukan pekerjaan
dan penggunaan alat pelindung diri dan alat bantu. Persentase dari 30%
menjadi 80%.

9
Pembahasan Penelitian
Analisis Identifikasi Bahaya Pada Penggilingan Kunyit
Berdasarkan hasil wawancara pada proses pekerjaan penggilingan kunyit,
didapatkan bahwa pekerja tidak mengetahui bahaya yang bisa terjadi saat bekerja
yang bisa terjadi kapan saja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agustina
(2017) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mengenai bahaya sangatlah
penting untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Para pekerja hanya
mengetahui bahaya yang terlihat saja seperti terkena pisau pencacah kunyit tapi
tidak dengan bahaya lain seperti terjepit vanbelt, menginjak benda tajam, dan
cedera karena salah tumpuan saat mengangkat karung berisi kunyit. Oleh karena
itu perlunya edukasi risiko dan bahaya saat dilakukannya pekerjaan penggilingan
kunyit.
Analisis Penilaian Risiko Pada Penggilingan Kunyit
Berdasarkan observasi lapangan dan wawancara dengan pekerja, didapatkan
beberapa bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan kerja meliputi risiko high risk
yaitu bahaya dinamo dan vanbelt yang tidak memiliki penutup dimana hal
tersebut bisa menyebabkan anggota tubuh terjepit vanbelt dan akibat fatal yang
ditimbulkan kecelakaan kerja tersebut bisa menyebabkan luka serius yang butuh
perawatan khusus dan kecacatan. Risiko kedua adalah risiko moderate risk yaitu
bahaya yang dapat menyebabkan luka serius dan perlu perawatan seperti tangan
terluka karena pisau potong, kaki terluka karena menginjak benda tajam, cedera
punggung. Terakhir adalah risiko low risk yaitu risiko yang hanya menyebabkan
luka ringan atau bisa langsung diobati seperti lecet dan nyeri otot.
Rekomendasi Pengendalian Risiko Pada Penggilingan Kunyit
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko, dilakukan analisis
untuk memberikan rekomendasi pengendalian risiko pada proses kerja
penggilingan kunyit sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat menurun
atau berkurang. Dalam penelitian Darmiatun dan Tasrial (2015) menyatakan
bahwa cara terbaik untuk mengendalikan bahaya adalah mengeliminasi. Eliminasi
dapat dilakukan dengan membuat perubahan diproses kerja sehingga tugas-tugas
yang berbahaya tidak lagi dilakukan, atau berbahaya secara fisik dihilangkan.

11
Rekomendasi pengendalian yang diberikan berpedoman pada hierarki
pengendalian risiko, yang merupakan suatu tahapan dasar dalam mengendalikan
risiko dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh peralatan atau pekerjaan
yang bertujuan untuk menghilangkan atau menekan risiko sampai ke tingkat yang
dapat diterima atau ditoleransi.
Pertama adalah rekomendasi pengendalian engineering control atau pengendalian
bahaya menggunakan alat atau memodifikasi suatu proses kerja dengan bantuan
alat sebagai langkah awal dalam pengendalian terhadap potensi bahaya dan risiko
kecelakaan kerja dengan cara menghilangkan hal yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan kerja. Pengendalian ini sesuai dengan penelitian oleh Darmiatun dan
Tasrial (2015) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan pekerja tentang
bagaimana melaksanakan pekerja secara aman sehingga meminimalkan risiko
bahaya yang terjadi. Contohnya seperti penggunaan penutup vanbelt dan tongkat
untuk mendorong kunyit masuk ke penggilingan. Kedua adalah pengendalian
berupa administrative control atau pengendalian bahaya dengan memodifikasi
faktor interaksi antara lingkungan kerja dengan pekerja, contohnya edukasi
mengenai cara mengangkat beban atau benda kerja, edukasi mengenai cara
pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja ringan maupun berat sehingga
pekerja mengetahui cara kerja yang benar dan penanganan kecelakaan kerja
dengan baik sehingga risiko cedera atau luka berat dapat diantisipasi dengan baik.
Rekomendasi terakhir adalah rekomendasi penggunaan APD atau alat pelindung
diri. Rekomendasi ini adalah pengendalian bahaya dengan cara memberikan alat
pelindung diri kepada pekerja seperti sarung tangan dan alas kaki/ sepatu boot.
Setelah ketiga rekomendasi pengendalian tersebut dilaksanakan penilaian risiko
pada setiap langkah kerja penggilingan kunyit di UD Setyo Nugroho diharapkan
mengalami pengurangan atau penurunan sehingga pekerjaan yang dilakukan
aman.

4 PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan Job Safety
Analysis Worksheet terhadap 6 langkah proses kerja penggilingan kunyit
didapatkan pekerjaan tersebut terdapat 2 kategori high risk, 5 kategori moderate

11
risk, dan 3 kategori low risk. Risiko yang termasuk kedalam risiko bahaya tinggi
atau high risk memiliki potensi sebesar 20% dari total bahaya yang teridentifikasi.
Bahaya tersebut adalah bahaya dinamo dan vanbelt yang tidak memiliki penutup
dimana hal tersebut bisa menyebabkan anggota tubuh terjepit vanbelt dan akibat
fatal yang ditimbulkan kecelakaan kerja tersebut bisa menyebabkan luka serius
yang butuh perawatan khusus dan kecacatan.
Rekomendasi atau usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau
menghindari risiko kecelakaan kerja di UD Setyo Nugroho adalah rekomendasi
engineering control, administrative control dan APD atau Alat Pelindung Diri.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Fitri, dkk. 2017 Kajian Implementasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dengan Dukungan Keselamatan Berbasis Prilaku. S.1. : Jurnal
Ilmiah Teknik Industri.
Arif Muhammad, dkk. 2014. Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan
Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain Di
Pertambangan Batubara PT Mifa Bersaudara. Alumni Mahasiswa
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat. USU.
Darmiatun, S., Tasrial. 2015. Prinsip-Prinsip K3LH. Jakarta: Gunung Samudera.
Fauzi, Arizal Said. 2009. Job Safety Analysis sebagai langkah Awal Dalam Upaya
Pencegahan terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja Di Area Attachment
Fabrication PT Sanggar Sarana Baja. Program D III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Kusumasari, Wikaningrum Hikmah. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan
Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada
Karyawan PT Indo Acidatama Tbk. Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Prima, L. (2008). Langkah Melakukan Job Safety Analysis.
Purnamasari, D. 2010. Penerapan Job safety analysis sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja di bagian pickled PT Adi Satria Abadi Yogyakarta.
Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Puspasari, R. 2015. Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dengan Dampak Kecelakaan Kerja Pada Karyawan. Di PT. Pusri (Bagian
Pengantongan Pupuk) Periode Januari 2013-Oktober 2014.
Ramli, Soehatman. 2011. Pedoman praktis Manajemen Risiko dalam Prespektif
K3. Jakarta. Dian Rakyat.
Salami, Siti and Rachmatia, Indah. 2015. Kesehatan dan Keselamatan
Lingkungan Kerja. Yogjakarta. Gadjah Mada University Press.
Soedirman and Suma'mur. 1993. Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes &
Keselamatan Kerja. Jakarta. Erlangga.
Sitorus, Artia Tamado. 2009. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Studi Kasus di Unit Utility PT. Keris

12
Banten. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Tarwaka, PGDip.Sc., M. E. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press
Surakarta.
Wahyudi, Risqa Sarah. 2021. Penerapan Job Safety Analysis Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja Dibagian Produksi Pabrik Pupuk Hakiki
Organik. Farm Tanjung Marowa Sulawesi Utara

13

Anda mungkin juga menyukai