Skripsi - Ivansyah - Hafif - Harahap - 11180860000006
Skripsi - Ivansyah - Hafif - Harahap - 11180860000006
DI KABUPATEN ASAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Ivansyah Hafif Harahap 11180860000006
JAKARTA
1444 H / 2023 M
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Jumat 23 September 2022 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
iii
iv
The Potential for Development of Halal Tourism in Improving the Community's
Economy in Asahan District
ABSTRACT
Indonesia has abundant natural and artificial wealth with each region having its own
characteristics, with great potential to be used as tourism. Considering that one of the
benefits of tourism is that it can improve the economy for various lines. The Qur'an also
emphasizes travel advice to increase faith and gratitude. Currently, the concern is
regarding the concept of halal tourism.Including those starting to focus on developing
halal tourism, namely the Asahan Regency.
This research aims to comprehensively analyze the potential for developing halal tourism
in Asahan Regency on community economic growth with a qualitative descriptive
approach. Data is obtained through direct interviews or field research with managers
who are also in charge of halal tourism activities. The method used in this study uses the
SWOT matrix analysis method using the IFAS/EFAS technique. So that the results
obtained in this study indicate that there are positive factors for tourism development on
the economic growth of the people of Asahan Regency. However, from that the manager
and person in charge of halal tourism objects must continue to carry out studies and
development strategies because there is still a need for improvements and development
plans to be able to make this halal tourism better and more attractive. to tourists.
v
Potensi Pengembangan Pariwisata Halal Dalam Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat di Kabupaten Asahan
ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan alam dan buatan yang melimpah dengan setiap wilayah
punya ciri khas tersendiri,sangat potensial dimanfaatkan menjadi pariwisata. Mengingat
salah satu manfaat pariwisata adalah dapat meningkatkan perekonomian untuk berbagai
lini. Al-quran turut menegaskan anjuran berwisata untuk meningkatkan keimanan dan
rasa syukur. Saat ini, yang menjadi perhatian adalah mengenai konsep wisata halal.
Termasuk yang mulai fokus pada pengembangan wisata halal yakni Kabupaten Asahan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif potensi pengembangan
pariwisata halal di Kabupaten Asahan terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang didapatkan melalui wawancara secara
langsung atau penelitian lapangan dengan pihak pengelola sekaligus penanggung jawab
kegiatan wisata halal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis matriks SWOT menggunakan teknik IFAS/EFAS. Sehingga hasil yang
didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan adanya faktor positif pengembangan
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Asahan. Namun dari
itu, para pengelola dan penanggung jawab objek wisata halal harus terus melakukan
kajian dan strategi pengembangan dikarenakan masih diperlukannya perbaikan dan
rencana pengembangan pembangunan untuk bisa membawa wisata halal ini menjadi lebih
baik dan padat minat para wisatawan.
vi
KATA PENGANTAR
vii
mengejar pendidikan. Serta kepada seluruh keluarga besar Ayah dan
Ibu, saya ucapkam terima kasih banyak.
3. K.H. M. Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah meluangkan waktunya ditengah intensitas
kesibukan beliau yang sangat padat, namun terus memantau
perkembangan skripsi penulis yang selalu memberikan arahan dan
bimbingannya selama proses penulisan skripsi ini berjalan hingga
selesai. Saya tentu bangga bisa menjadi mahasiswa bimbingan beliau.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Erika Amelia., SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Nur Hidayah, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan masukan dan motivasi dari sejak awal perkuliahan
hingga akhir masa studi.
8. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu Dr. Yuke Rahmawati,
M.A. selaku kakak senior saya yang telah membantu saya dalam
pengerjaan skripsi ini hingga selesai.
9. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikanbanyak ilmu pengetahuan dan pengalaman serta
pelayanan akademik yang sangat baik dan bermanfaat.
10. Bagi semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, Dinas
Pariwisata Kabupaten Asahan, BKM Masjid Agung Kisaran, dan
seluruh masyarakat Kabupaten Asahan.
11. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang tentunya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu
viii
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Demikian penulis sampaikan, segala kekurangan sangat diharapkan
melalui kritik dan sarannya. Penulis berharap dari adanya skripsi ini bisa
memantik para pembaca untuk menjadi bahan kajian atau penelitian lanjutan yang
lebih baik dan bermanfaat.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................v
1. Pariwisata........................................................................................................ 12
x
C. Kerangka Pemikiran dan Alur Penelitian ..................................................... 44
1. Observasi ........................................................................................................ 47
2. Wawancara ..................................................................................................... 48
3. Dokumentasi................................................................................................... 49
D. Analisis Data............................................................................................... 49
2. Klasifikasi ....................................................................................................... 49
xi
7. Landasan Hukum Destinasi Wisata Halal Kabupaten Asahan......................... 60
Asahan ................................................................................................... 62
2. Klasifikasi Responden................................................................................63
A. Kesimpulan ................................................................................................. 88
B. Saran........................................................................................................... 90
LAMPIRAN ...................................................................................................... 95
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik dari segi adat, budaya, suku, dan bahasa serta kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Sumber daya alam apabila dikelola dengan sangat baik tentu akan
memiliki potensi untuk dikembangkan adalah industri pariwisata. Dalam hal ini
parawisata bukan hanya menjadi tempat untuk hiburan atau bahkan menjadi bahan
belajar, tetapi juga mampu untuk meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu,
pariwisata menjadi satu dari sebagaian sektor usaha yang sangat potensial dalam
mendongkrak perekonomian.
kemajuan teknologi dan globalisasi ini telah menyebabkan kesadaran baru dan
tumbuh dari isu-isu sosial, ekonomi dan lingkungan yang semakin mengglobal.
(Mabrurin, 2019)
1
Gambar 1.1
besar, mengingat populasi muslim yang begitu tinggi di dunia seperti Indonesia
yang merupakan salah satu negara dengan populasi umat muslim terbanyak di
akomodasi, penginapan, konsumsi dan juga pengetahuan bahasa asing yang dapat
memperkuat sumber daya manusia dan alam, seperti keindahan yang berasal dari
sumber daya alam serta benda-benda fisik. Peninggalan sejarah merupakan bagian
dari objek wisata. Pariwisata harus memiliki visi yang jelas dan efektif, sehingga
2
Perkembangan ekonomi syariah di dunia pada beberapa dekade terakhir,
tidak hanya berdampak pada sektor keuangan maupun perbankan syariah. Namun
awalnya lebih merujuk pada perjalanan ibadah haji dan umrah kini mengalami
perubahan paradigma. Tujuan religi dalam wisata syariah tidak lagi menjadi
Posisi ekonomi syariah tahun 2014 yang berada pada rangking ke-9 di
dunia dan pada periode tahun 2020-2021 berada pada posisi ke-4 dunia. Hal ini
tentu menjadi acuan untuk kita perkirakan dengan hasil yang signifikan tersebut, 2
sampai 3 tahun yang akan mendatang Indonesia masuk pada peringkat ke-2 dan
bukan tidak mungkin akan menduduki posisi ke-1 di dunia, dilihat dari
pertumbuhan dan pasarnya yang sangat luas. Kita berharap dengan jumlah
penduduk muslim terbesar yang berjumlah 87% dengan total 207 juta jiwa. Kita
komitmen untuk jadi pusat ekonomi syariah di tahun 2024. (Presiden RI Joko
Widodo dalam Kongres Ekonomi Umat Ke-2 MUI Tahun 2021 di Bengkulu)
saat ini baik dalam lingkup nasional maupun global. Beberapa diantara sektor
ekonomi Islam yang meningkat dan berkembang pesat adalah keuangan syariah,
Bahkan sudah menjadi hal yang biasa, jika semua sektor mulai menggunakan
serta mengunggulkan konsep halal pada produk mereka. Sehingga pariwisata halal
(halal tourism) semakin mendapat perhatian dan merupakan tujuan wisata baru di
dunia.
3
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2018 menjelaskan
beberapa tahun terakhir. Rasanya seperti tahun lalu, pendapatan ekspor turun
tajam. Pariwisata dapat meningkatkan pangsanya dari 10% menjadi 17% dari total
ekspor barang dan jasa Indonesia dan naik dari peringkat lima menjadi peringkat
empat dengan nilai tukar 10 Miliar USD. Dengan kenaikan ini, kita langsung
multiplier effect, kontribusi pariwisata terhadap PDB sekitar 9%. Lapangan kerja
di wilayah juga mencapai 10,18 juta orang, menyumbang 8,9% dari total jumlah
sebagainya. Namun, selama ini wisata halal masih dianggap sebagai wisata
makam (ziarah) atau wisata ke masjid. Pariwisata halal, di sisi lain, memiliki
cakupan yang lebih luas dan tidak dapat dinilai begitu sempit. Wisata halal
mencakup nilai-nilai Islam yang bersumber dari alam, budaya atau seni,
akomodasi, serta restaurant yang mengunggulkan aspek halal dan sehat. Termasuk
tersedianya fasilitas penunjang seperti tempat ibadah yang layak dan baik. Produk
dan jasa pariwisata serta destinasi wisata halal serupa dengan pariwisata pada
umumnya sepanjang tidak bertentangan dengan nilai dan etika syariah. (Mabrurin,
2019)
4
Wisata halal yang selalu memperhatikan nilai-nilai Islam dalam
penyajiannya yang merupakan penegasan dari konsep Islam, dimana nilai halal
dan haram menjadi kriteria utama. Dengan kata lain tidak semua aspek pariwisata
dapat dipisahkan dari sertifikasi halal, yang dimaksud dengan konsep wisata halal,
yaitu kegiatan yang berbasis ibadah dan dakwah, di mana wisatawan muslim
dapat berwisata dan memuji ciptaan Allah SWT, atau yang biasa disebut tafakur
alam. Namun tidak meninggalkan kewajiban sholat lima waktu. Sesuai pada
(Widagdyo, 2015)
untuk umat Islam saja tetapi juga untuk wisatawan umum (non-muslim). Selain
dapat menikmati fasilitas dan pelayanan sesuai syariah, para wisatawan muslim
dengan konsep syariah telah dijamin halal, bersih, dan juga telah memenuhi
standar produk yang dipasarkan. Selama ini, wisata halal banyak dipandang
sebagai wisata religi atau sekedar ziarah ke makam. Padahal ruang lingkup wisata
halal bukan sempit seperti itu, melainkan sangat luas cakupannya. Misal wisata
selain itu tentu segala bentuk kegiatan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
Sholikah, & Rahmanto, 2019) terdapat faktor penting yang wajib diperhatikan
5
fasilitas sesuai dengan kenyamanan para wisatawan berdasarkan standarisasi
ketentuan Islam, dalam konsumsi Islam sangat memperhatikan aspek halal yang
dan akomodasi. Dari sudut pandang Islam, konsumsi yang diminta haruslah
makanan halal yang dijual dengan harga yang wajar dan tidak memberatkan
mencampur perempuan dan laki-laki yang bukan mahram, dan wisatawan akan
dianjurkan untuk menjaga aurat. Tetapi dengan biaya tidak terlalu membebani
atau ramah wisatawan. Sehingga akan menambah daya tarik wisatawan terhadap
wisata halal. Sementara itu, wisatawan juga dihimbau untuk menjaga kebersihan
dan keindahan lokasi wisata sesuai dengan nilai-nilai kebersihan yang diajarkan
Menurut hasil penelitian dari Pew Research Centre (2015) dalam tirto.id
dari tahun 2010 sampai 2050 lebih dari dua kali lipat populasinya dibanding
dengan penganut agama lainnya. Dapat dipastikan bahwa ekonomi global menjadi
salah satu dampak yang timbul dari meningkatnya populasi umat Islam dunia.
perbelanjaan umat islam akan meningkat pesat pada tahun 2021 terutama dibidang
6
Pemerintah juga mulai mengaktifkan wisata halal berbasis masyarakat sebagai
bentuk upaya memaksimalkan kesempatan yang baik ini. Termasuk yang mulai
fokus pada pengembangan wisata halal yakni Kabupaten Asahan yang berada di
Sumatera Utara. Kabupaten Asahan yang saat ini memiliki posisi strategis dalam
kunjungan dari para wisatawan. Berdasarkan hasil yang didapat dari Badan Pusat
Statistika Sumatera Utara jumlah kunjungan wisatawan non lokal yang masuk ke
Sumatera Utara pada tahun 2019 mencapai 16.250 jiwa dan jika dibandingkan
pada tahun 2018 yang berjumlah 14.869 tentu hal ini mengalami hasil yang
Kabupaten Asahan. Jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun non lokal dilansir
wisata Masjid Agung dan Alun-Alun Taman Hutan Kota mencapai 172.570 jiwa
Kabupaten Asahan cukup besar, tentu ini menjadi peluang untuk terus melihat
potensi kegiatan wisata yang ada di Asahan. Oleh karena itu Kabupaten Asahan
adalah sebuah kabupaten di pesisir timur Sumatera Utara seluas 3.732,97 km².
Asahan berbatasan dengan Batu Baru di utara, Labuhan Batu Utara dan Toba
dan selat Malaka di bagian timur. Kabupaten Asahan yang memiliki objek wisata
ramah muslim buatan yang dibuka oleh Pemerintah Asahan dan keluarga H.
7
Achmad Bakrie pada Jumat, 30 Agustus 2019 yakni Masjid Agung yang
bersebelahan dengan Alun-alun dan taman kota, merupakan ikon daerah mahkota
Kabupaten Asahan. Sama halnya seperti, daerah lain yang menjadikan ikon objek
wisata ramah muslim seperti di Aceh yang memiliki Masjid Baiturrahman dan
yang tidak kalah mengambil peran kawasan Sumatera Barat yang memiliki masjid
Raya Sumatera Barat. Namun tentunya ikon masjid Agung di Asahan ini masih
Kabupaten Asahan pada tahun 2021. (BPS Asahan, 2022) Kabupaten Asahan
yang memiliki jumlah penduduk sekitar 777.627 jiwa ini memiliki persentase
perekonomian yang tumbuh sebesar 3,73% pada tahun 2021 hal ini tentu
Kabupaten Asahan pada tahun 2021 mencapai angka sekitar 9,35% pada tahun
sebelumnya yakni 2020 menyentuh angka 9,04% hal ini tentu mengalami
mengalami penurunan pada tahun 2021 yakni berada di angka 6,39% dibanding
tahun sebelumnya pada 2020 yang mencapai angka 7,24%. Tentu jika dinilai dari
dibidang pariwisata halal sangat cocok untuk dikaji sebagai kasus dalam
8
penelitian ini. Mengingat masih sangat dini kawasan pariwisata halal ini sehingga
menjadikan wisata halal lebih ideal. Analisis ini diperuntukkan untuk melihat
potensi yang dimiliki seberepa baik yang sudah dilakukan pemerintah bersama
masyarakat lokal di kawasan Masjid dan Alun-Alun Kota. Dari adanya penelitian
sebagai bahan acuan, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai rujukan kebijakan
masyarakat melalui wisata ramah muslim ini dengan harapan adanya pencapaian
yang baik.
yang sudah terindikasi, adapun tujuan adanya penelitian ini yakni melihat potensi
sekitar lokasi.
B. Identifikasi Masalah
dunia dengan yang berjumlah 237.558 Juta jiwa harus menjadi peluang
9
2. Kurangnya pemanfaatan dari adanya potensi pengembangan pariwisata
pariwisata halal.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
10
2. Untuk menganalisis faktor peluang dan ancaman pariwisata halal
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Penulis
perekonomian masyarakat.
3. Bagi Praktisi
kepada para wistawan, pengelola wisata halal, dan kepada para peneliti
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pariwisata
Pariwisata pada dasarnya berasal dari dua suku kata yakni “pari” dan
wisata berarti perjalanan, bepergian atau tempat yang dikunjungi. Oleh karena itu,
pariwisata kombinasi dua suku kata yakni perjalanan yang dilakukan berulang
dari satu tempat ke tempat lain. Menurut Ekonom Austria Norval, pariwisata
mencakup semua kegiatan yang membawa orang ke dan dari suatu negara, kota
Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi jauh dari rumah atau
sementara pindah atau untuk menemukan dunia lain. Ada beberapa jenis intensif
individu atau kelompok yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain dengan tujuan untuk istirahat dan mencari kenyamanan. Dari sini dapat kita
simpulkan bahwa pariwisata memiliki arti yang lebih luas, yaitu kegiatan yang
pariwisata adalah rangkaian kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
12
dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat setempat, pengusaha, pemerintah
pusat dan daerah. Ini adalah kegiatan lengkap yang terkait dengan pariwisata,
sebagai ekspresi dari kebutuhan masing-masing individu dan setiap negara, tetapi
juga wisatawan dan masyarakat lokal, sesama wisatawan, pemerintah pusat dan
2. Potensi Pariwisata
bentuk permukaan bumi dikarenakan oleh adanya kekuatan internal akibat proses
alam seperti gunung, danau, sungai, dan kenampakan alam lainnya. Struktur
pariwisata potensial juga dapat dibentuk oleh proses yang didorong oleh budaya
manusia.
pendukung, serta faktor lain seperti upah pekerja dan iklim politik. Faktor
a. Objek Wisata
13
Di tempat wisata ini wisatawan dapat melakukan sesuatu yang
souvenir, produk kemasan yang menjadi ciri khas atau icon dari
oleh-oleh.
dll.
14
h. Fasilitas pariwisata seperti kendaraan, agen perjalanan, akomodasi
4. Jenis-Jenis Pariwisata
a. Pariwisata Lokal
Cakupan pariwisata ini relatif kecil dan terbatas pada daerah tertentu,
b. Pariwisata Daerah
c. Pariwisata Regional-Internasional
Pariwisata lintas batas antara dua negara atau lebih dalam suatu
15
d. Pariwisata Internasional
adalah;
negaranya sebagai turis asing. Hal ini tentu akan merugikan negara
perjalanan:
a. Pariwisata Bisnis
b. Pariwisata Liburan
c. Pariwisata Pendidikan
16
Suatu bentuk pariwisata di mana orang melakukan perjalanan untuk
a. Wisata Musiman
b. Wisata Sementara
a. Wisata Budaya
Daya tarik seni dan budaya suatu daerah menentukan jenis wisata
b. Wisata Restoratif
c. Wisata Komersial
d. Wisata Olaharaga
negara.
e. Wisata Politik
17
Jenis wisata ini bertujuan untuk menghadiri acara-acara kenegaraan
f. Wisata Sosial
g. Wisata Religi
produk wisata bagi wisatawan lebih lengkap, tidak lepas dari keramahan dan
peran SDM yang ramah terhadap para wisatawan, komponen produk wisata dibagi
berikut:
18
2) Untuk kegiatan wisata minat tertentu, ketentuan juga harus dibuat
bau dan dalam kondisi kerja yang baik, dan dibersihkan sesering
Selain itu, setiap daerah tujuan wisata pasti memiliki daya tarik lain
sesuai dengan potensinya. Ada dua jenis daya pariwisata, antara lain:
1) Wisata alam, yaitu gunung, pantai, laut, air terjun, dan apapun
kebutuhan pariwisata.
19
Faktor yang memengaruhi kepuasan adalah aksesibilitas, yakni
6. Pariwisata Halal
sehingga memiliki potensi bisnis yang cukup besar sehingga mampu menopang
Menurut Indeks Perjalanan Muslim Global pada 2015 dari Master Card &
Crescent Rating, 108 juta Muslim melakukan perjalanan senilai U$145 Miliar
pada tahun 2014. Tentu saja, angka ini mewakili sekitar 10% dari total ekonomi
pariwisata global. Oleh karena itu, wisatawan muslim akan tumbuh menjadi 150
juta dengan nilai U$200 Miliar pada tahun 2020. Selain itu, penelitian tersebut
juga menjelaskan bahwa penduduk Muslim diperkirakan mencapai 26,5 juta dari
penduduk dunia pada tahun 2030. Mayoritas penduduk Muslim berasal dari
(Crescentrating, 2015).
20
Wisata halal atau yang biasa dikenal dengan wisata syariah, atau dalam
bahasa Inggris disebut halal tourism merupakan wisata yang menekankan pada
aspek syariah atau bertumpu pada ketentuan Islam dalam segala aspek, kegiatan
dan pelaksanaannya. Asal usul istilah wisata halal atau halal tourism berasal dari
motif atau nilai religi yang ada dalam diri seseorang dengan mengunjungi tempat
ibadah, makam atau nilai sejarah religi yang berkaitan dengan agama yang
diyakini masyarakat. Awalnya, wisata ini juga dikenal sebagai wisata religi.
Wisata religi pertama diperkenalkan pada 1967 ketika United Nations World
religi kemudian berkembang pesat karena sirkuit ini tidak terbatas pada agama
tertentu saja. Namun, ada nilai-nilai yang lebih umum dan bermanfaat, seperti
Memang pada dasarnya kata pariwisata halal masih cukup dibilang kurang
dikenal sebab masih banyak kalangan kita yang menyebut wisata religi, padahal
kita tahu kalau wisata religi adalah kegiatan yang mekakukan kunjungan ke
tempat pemakaman dan juga ke tempat ibadah. Padahal kalau kita tahu pariwisata
halal tidak hanya fokus ke objek melainkan perilaku kita untuk melakukan
perjalanan dan fasilitas serta penerapan pendukung lainnya yang bisa menjadi
Sama seperti mayoritas negara-negara Asia dan Eropa yang sudah sedia
menjadi tempat wisata halal dengan memberikan fasilitas pendukung dan paket
wisata bagi wisatawan Muslim. Oleh sebab itu, Indonesia tidak ingin ketinggalan
21
dalam bisnis ini, karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim di
dunia.
a. Konsep Halal
nama-nama seperti halal tourism, wisata Islam, gaya hidup halal, halal travel,
destinasi wisata Muslim. Dalam Pasal 1(2) Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Tahun 2014 tentang pengelolaan hotel berdasar pada hukum
syariah. Kata syariah mengacu pada berbagai prinsip syariah Islam yang diatur
dan disahkan oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Berdasarkan definisi
tersebut, maka definisi wisata syariah adalah kegiatan yang didukung oleh
pemerintah pusat dan daerah dengan berpedoman pada syariah. Banyak yang
jasa pariwisata, objek dan destinasi wisata syariah serupa dengan produk, jasa,
objek, dan destinasi pada umumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai
dianut oleh umat Islam sebagai acuan dasar untuk kegiatan pariwisata konstruksi.
Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan etika syariat yang sejalan dengan konsep
Islam mengenai halal dan haram. Halal berarti diperbolehkan dan haram berarti
dilarang. Konsep halal sendiri dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut
pandang agama dan sudut pandang industri. Pandangan agama melibatkan aturan
makan, khususnya apa yang boleh dimakan oleh umat Islam. Dan secara industri,
22
bagi produsen makanan, konsep ini bisa menjadi peluang bisnis bagi sebagian
nilai intangible. Misalnya, produk makanan dengan label halal pada kemasannya
Syariah
Tabel 2.1
ibadah
menghibur
semata beragama
23
wisata agar tentang lokasi wisatawan dan
kebahagiaan rohani
dalam konteks
Islam
destinasi wisata,
beribadah menjadi
paket hiburan
sertifikasi halal
kawasan
wisata
24
waktu
sama sekali tidak akan menghapus aspek wisata konvensional asalkan tidak
memiliki fokus pada alam, budaya, dan kuliner. Hal ini dapat memberikan efek
yang sangat baik, yakni agar para wisatawan dapat lebih mempelajari dan
mengenal lebih dekat budaya yang dimiliki bangsa dengan melalui industri
pariwisata.
tokoh agama, dengan fokus pada umat beragama (Islam, Hindu, Budha, Kristen,
Pemahaman ini juga menyangkut ziarah. Wisata religi bisa menjadi kegiatan
Wisata halal di sisi lain, adalah kegiatan wisata yang lebih luas dari wisata
berdasarkan prinsip dan nilai syariah. Selain itu, fasilitas yang ditawarkan tidak
dipersempit hanya untuk Muslim, tetapi bersifat umum. Sektor pariwisata halal
bersifat gobal yang mencakup pariwisata budaya, alam, dan tradisional yang
wisata halal adalah masyarakat umum yang ingin menikmati kearifan lokal, bukan
25
Indonesia mempunyai peluang yang sangat akrab sebagai sentra pariwisata
mempunyai alam yang melimpah, membentuk estetika yang luar biasa. Untuk
memprakarsai grand launching wisata halal pada tahun 2013 bekerja sama dengan
Majelis Ulama Indonesia. Tentunya tujuan berdasarkan acara ini merupakan untuk
wisata halal seperti Aceh, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sumatera
dan siap bersaing dengan negara lain. Pemerintah Indonesia wajib memberikan
dukungan penuh. Dukungan ini harus konsisten terus menerus. Jika regulasi
dan layanan yang bisa memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim, misalnya air
minum yang halal dan higienis, makanan minuman yang halal, sarana ibadah yang
26
citra pariwisata. Kemenparekraf dan DSN-MUI karenanya memiliki standar
wisata.
Delapan faktor untuk mengukur wisata halal dalam hal pengelolaan dan
administrasi semua wisatawan yang dapat sebagai suatu ciri tersendiri, yaitu
diantaranya ialah:
Islam.
prinsip Islam.
27
5) Restoran harus memenuhi standar halal internasional.
keamanan.
wisata berbasis halal. Oleh karena itu DSN-MUI memandang perlu menetapkan
fatwa tentang pedoman penyelenggaraan wisata berbasis halal ini, sehingga bisa
pariwisata syariah adalah kegiatan pariwisata yang sesuai dengan prinsip syariah,.
Dimana destinasi wisata syariah berada dalam satu wilayah yang terdapat daya
tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta
Ada beberapa firman Allah SWT yang dijadikan sebagai pedoman dalam
28
Qs. Al-Ankabut ayat 20:
َ ْْف ب َ د َ أ َ الْ َخ ل
ق ِ اْل َ ْر
َ ض ف َ ا نْ ظُ ُر وا كَ ي ْ س ي ُر وا ف ِ ي
ِ ق ُ ْل
Artinya:
bagiNya untuk mengadakan itu pertama kali. Demikian pula, bukan perkara sulit
Allah MahaKuasa atas segala sesuatu; tidak ada sesuatu yang diinginkanNya yang
Saudi Arabia)
Artinya:
29
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah
Tafsir dari ayat di atas adalah “Hanya Allah semata yang menjadikan bumi
mudah dijelajahi dan terbentang untuk kalian, yang kalian bisa tinggal di atasnya.
Dia keluarkan untuk kalian dari bumi. Hanya kepada Allah semata kebangkitan
dari alam kubur untuk perhitungan amal dan pembalasan. Dalam ayat ini
terkandung dorongan mencari rizki dan bekerja. Dan di dalam ayat ini juga
terkandung petunjuk bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang haq, tidak ada
30
Dari beberapa ketentuan fatwa yang dikeluarkan DSN-MUI mengenai
bahwa pariwisata halal ini benar-benar di perhatikan agar bisa bersaing dan
pariwisata halal yang segala aturannya di atur dalam ketentuan umat Muslim tidak
hanya diperuntukkan untuk umat Muslim saja, melainkan untuk umum, hanya saja
ketentuan syariah.
taraf hayati warga sekaligus melestarikan ciri khas lokal, menaikkan taraf
menggunakan daya serap energi kerja besar dan berorientasi pada teknologi
berkelanjutan menuju taraf nilai yang lebih tinggi dengan penggunaan melakukan
31
penyesuaian dan koreksi sinkron output monitoring dan evaluasi serta umpan
pariwisata yang maju dan berkembang baik menurut segi kualitas sarana-
pada masa mendatang. Indonesia menjadi negara yang sedang berkembang pada
pariwisata saat ini tidak hanya untuk meningkatkan sumber devisa negara dan
peluang usaha selain menciptakan banyak lapangan kerja baru untuk mengurangi
32
yang miskin akan kekayaan alam, sehingga cara untuk memajukan suatu daerah
penting. Bahkan sekalipun jikalau suatu daerah memiliki kekayaan sumber daya
alam yang bisa di manfaatkan untuk memajukan suatu daerah dan perekonomian
masyarakat tetap bisa untuk menentukan lokasi industri pariwisata buatan yang
seni dan potensi alam. Pesatnya perkembangan pariwisata juga didorong oleh
Sehingga untuk menerima suatu informasi destinasi wisata lebih gampang didapat
dan demikian juga ketika pemesanan alat transportasi dan akomodasi bisa dipesan
secara online, sebagai akibatnya akses untuk menuju ke lokasi wisata tidak lagi
Oleh karena itu pengembangan potensi wisata harus dilakukan secara arif
keuntungan bagi daerah tersebut saja, melainkan akan memicu terhadap sektor
usaha lainnya. Seperti sektor usaha perhotelan, transportasi dan kuliner. Maka
33
Dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan
pariwsata tentu ada dampak baik dan buruknya atau positif dan negatif.
3) Meningkatkan pendapatan
baru.
2) Timbulnya komersialisasi
6) Pencemaran budaya
Dari penjabaran impak yang diutarakan Spillance, jika suatu wilayah ingin
34
lain, daya tahan akan imbas pariwisata, taraf resistensi komunitas daerah dan lain-
lain.
Perekonomian Masyarakat
semakin pesat. Pada Al-quran, Allah SWT berfirman kepada umat-Nya untuk
melaksanakan bepergian atau travelling hal ini bertujuan supaya umat-Nya selalu
senantiasa bersyukur atas limpahan rezeki di bumi. Wisata halal bisa dipahami
Muslim dan juga tetap bisa untuk berkunjung ke wisata halal tersebut.
wisata. Salah satu halnya adalah semakin baik pengembangan wisata tentu
2010)
35
Dengan memposisikan masyarakat sebagai pemain kunci dalam
sesuai dengan kriteria yang berlaku menurut BPS dengan kriteria sebagai berikut:
banyak orang untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan atas
sejahtera, yang dapat dicapai dengan produksi yang baik dan merata dari semua
modal kecil. Produksi yang baik dan adil dapat menunjang taraf hidup
36
7. Pertumbuhan Ekonomi
sistem ekonomi manapun. Secara menyeluruh, hal ini dapat diasumsikan bahwa
yang lebih besar. Fakta yang terjadi dilapangan dan tidak dapat dibantahkan
yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi
mencakup sisi yang lebih luas untuk pertumbuhan dan kemajuan aspek materil
dan spiritual manusia. Dalam kata lain, tujuan pertumbuhan ekonomi adalah untuk
produk domestik regional bruto di suatu wilayah pada periode tertentu. Kabupaten
Asahan pada periode 2021 memiliki PDRB senilai 27 Milliar yang mengalami
37
peningkatkan dibandingkan pada tahun 2020 senilai 26 Milliar. Selain itu,
2021 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 0,21%. Tentu
B. Penelitian Terdahulu
penelitian ini:
38
Pariwisata analisis terdahulu dengan adanya
Syariah deskriptif terdapat pada pengembangan
Dalam kualitatif, objek penelitian, wisata religi.
Meningkatkan variabel variabel Dampak
Perekonomian pariwisata penelitian pengunjung dan
Masyarakat halal, mencakup pedagang sama
(Studi Pada Pembangunan potensi sama saling
Pariwisata Ekonomi. pengembangan diuntungkan,
Religi di pariwisata halal pedagang ramai,
Makam Gus dan teknik pengunjung merasa
Miek Kab. analisis SWOT. nyaman.
Kediridan Kendalanya jumlah
Mbah Wasiil pengelola sangat
Kota Kediri). minimum.
39
promosi kawasan
wisata.
40
Nouvanda Potensi dan Persamaan Perbedaan pada Hasil penelitian
Hamdan Prospek pada penelitian bahwa diplomasi
Saputra Wisata penelitian ini terdahulu ini publik Indonesia
Syariah terletak pada terdapat pada mempersembahkan
(2019)
Dalam penggunaan tidak tampilan diri
Meningkatkan metode yang menggunakan sebagai destinasi
Ekonomi sama sama variabel wiata syariah
Daerah (Studi menggunakan Pertumbuhan dipercaya berhasil
Kasus : Kota teknik analisis ekonomi, menarik kunjungan
Bandung) deskriptif pendekatan wisatawan asing
kualitatif, analisis SWOT terutama
potensi sebagai penguat wisatawan Muslim
pariwisata dan menggunakan dan menarik
halal. pendekatan investasi, dan
konsep diplomasi perkembangan
publik. wisata syariah juga
mengalami
peningkatan yang
positif, sebagai
akibatnya
kunjungan wisata
dan investasi bisa
dimanfaatkan
untuk menaikkan
perekonomian
wilayah.
41
pengembanga nomi, berkelanjutan,
n, pariwisata pendekatananali peningkatan akses
halal. sis SWOT. melalui kerja sama
dengan
Perhimpunan
Pariwisata Halal
Indonesia (PPHI)
dan Komunitas
Siak Heritage
(SHC).
adanya potensi yang positif bagi daerah yang ingin mengembangkan wisata halal
atau wisata ramah muslim ini. Namun tidak menutup kemungkinan dapat
diperuntukkan bagi wisatawan non muslim dan menjadi suatu hal yang belum
terdapat di Kabupaten Asahan, salah satunya seperti yang ditunjukkan oleh mesjid
daerah di Kabupaten Asahan. Dalam hal ini dari penelitian terdahulu, ada
42
beberapa faktor yang harus dikembangkan dalam pariwisata halal dalam
3. Promotion (Promosi)
43
C. Kerangka Pemikiran dan Alur Penelitian
KABUPATEN ASAHAN
SWOT
Analisis Data
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini menggunakan field research atau penelitian yang terjun langsung ke
data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan yang luas
Berdasarkan pemahaman ini, metode penelitian masuk akal sebagai strategi yang
dikemukakakn oleh Miles dan Huberman (Afrizal, 2014) dalam bahwa analisis
data kualitatif yakni mengenai reduksi data, penyajian data, dan penarikan
signifikan dan tidak penting dari data yang sudah terkumpul. Penyajian data
didefinisikan sebagai interpretasi atau pandangan dari data yang disajikan. Miles
dan Huberman dalam (Afrizal, 2014) membagi analisis data menjadi tiga tahap
45
penarikan kesimpulan.
hasil penelitian. Hasil dari kegiatan yang diperoleh adalah topik atau klarifikasi
baru dari peneliti. Kemudian dilakukan proses penyajian data. Peneliti mencoba
menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif dan kategori. Proses terakhir
menarik kesimpulan dari hasil data. Tiga proses yang baru saja dijelaskan diulangi
nilai-nilai variabel bebas, yaitu satu atau lebih variabel tanpa membandingkan
B. Sumber Data
dari mana data itu dikumpulkan”. Dalam penelitian kualitatif, banyak deskripsi
yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Data berupa informasi atau fakta yang
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber dan para
informan. Menurut (Istijanto, 2013) data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber data primer tentang tempat dan subjek penelitian, yaitu
46
observasi berupa opini masyarakat, memberi informasi wisata halal (halal
tourism) dari Dinas Pariwisata dan Masjid Agung alun-alun Kabupaten Asahan,
observasi tersebut.
2. Data Sekunder
adalah:
1. Observasi
adalah cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang dituju. Hasil
dari observasi tersebut perlu dijelaskan secara akurat, objektif, tepat, teliti,
terperinci dan bermanfaat. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini secara
47
langsung pada Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Asahan dan Pengelola
2. Wawancara
penelitian.
48
3. Dokumentasi
dari dokumen tertulis yang diterbitkan oleh lembaga yang menjadi objek
penelitian, baik berupa tata cara, peraturan, gambar, laporan pekerjaan hanya
D. Analisis Data
dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses untuk memperoleh hasil yang
sesuai dengan data yang diperoleh. Dari penyajian data disusun secara singkat
dalam urutan pembahasan. Tata cara analisis data pada penelitian ini
dokumen, serta studi pustaka melalui sejumlah buku dan referensi yang relevan
dalam penelitian ini, kemudian disimpan dalam lembar kerja yang mudah dibaca,
2. Klasifikasi
3. Analisis SWOT
49
internal dan eksternal atau yang dikenal dengan istilah teknik IFAS dan EFAS
Dalam hal ini, hal yang harus pertama kali diambil oleh pengambil
Thomas L. Wheelen dan David Hunger dalam (Riyanto, 2022) yang mengatakan
buku (Riyanto, 2022) menyampaikan dalam perhitungan bobot dan rating tidak
ada rekomendasi untuk pengisian atau penilaian bobot dan rating. Oleh karena itu
nilai bobot dan rating bisa ditentukan oleh peneliti sendiri atau dengan pihak yang
menentukan nilai rating. Nilai rating menurut Thomas L. Wheelen dalam buku
50
Kemudian dalam hal ini, ketika nilai bobot dan rating dalam masing-
masing aspek sudah diketahui, kalikan nilai bobot dan rating tersebut dan hasil
Skor ini yang kemudian nantinya akan dimasukkan ke dalam diagram matrik
SWOT yang dikembangkan oleh Pearce & Robinson dalam buku (Riyanto, 2022)
masalah. Kemudian, tergantung pada jenis penelitian dan masalahnya, dari situ
51
BAB IV
kawasan pantai timur seluas 3.732,97 km². Kabupaten Asahan berdiri pada
tanggal 15 Maret 1946 dan terletak di utara Kabupaten Batu Bara, selatan
Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Toba Samosir, barat Kabupaten
Simalungun dan timur Selat Malaka. Pada tahun 2021, Kabupaten Asahan
nilai budaya.
52
Di sisi lain, misi Bupati Asahan adalah:
akuntabel.
kemandirian ekonomi
masyarakat.
ekonomis.
masyarakat.
53
l. Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya sebagai sumber
masyarakat Asahan yang sehat, berkualitas dan utuh yang mencintai pariwisata
54
b. Menumbuhkan kualitas dan prestasi pada olahraga, dan ramah
masyarakat.
akuntabel.
Destinasi wisata halal tentunya memiliki berbagai macam bentuk dan jenis
objek wisatanya. Ada yang berbentuk alam, buatan dan budaya. Sebagai bahan
analisa destinasi wisata halal, ada beberapa objek wisata yang ramah muslim
untuk dijadikan bahan analisa. Dalam hal ini provinsi Aceh dan Sumatera Barat
menjadi analisa dari banyaknya objek wisata ramah muslim yang beredar di
Nusantara. Provinsi Aceh yang memiliki destinasi wisata ramah muslim yaitu
Masjid Raya Baiturrahman yang terletak di Banda Aceh salah sat u destinasi
wisata religi favorit wisatawan di Kota Banda Aceh. Masjid bersejarah ini
bukan hanya ikon Serambi Mekkah, tapi juga simbol perjuangan dan
latar belakang sejarah itu, tentu ini masjid ini mengundang banyak perhatian
selama ini ramai dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu tempat wisata yang menjadi
incaran dan paling banyak dikunjungi oleh siapapun yang berkunjung ke Kota
55
Banda Aceh. Masjid ini membuat kagum siapa saja yang pernah singgah disana
dengan bangunan masjid yang kokoh dengan arsitektur indah, ditambah dengan
nyaman dikunjungi dan enak dipandang dan membuat tenahng hati. Banyaknya
fasilitas yang menghiasi masjid Raya Baiturrahman ini seperti parkiran bawah
tanah, toilet, dan tempat wudhu bawah tanah yang langsung tembus ke tangga
masjid, serta dengan lampu-lampu yang indah dinyalakan ketika malam datang.
Masjid Raya Baiturrahman meruapakan suatu simbol utama yang dimiliki oleh
kota Banda Aceh yang tempatnya berada di bagaian sebelah Selatan sungai
Kreung Aceh. Masjid yang memiliki menara setinggi 35 meter dan terdapat ada 7
kubah ini merupakan suatu masjid yang paling banyak dikunjungi oleh setiap
masyarakat.
Dari destinasi wisata ramah muslim lain dapat dilihat bahwasannya objek
wisata tersebut, sudah cukup baik pengelolaannya dan fasilitas. Namun, tentu
pengembangan sarana dan prasarana akan terus dilanjutkan untuk menjadi daya
tarik wisatawan terhadap objek wisata tersebut. Berbeda halnya dengan destinasi
wisata ramah muslim yang ada di Kabupaten Asahan, yakni masjid Agung H.
Achmad Bakrie ini yang baru saja diresmikan beberapa tahun silam, tentu
diperlukannya pengembangan dan evaluasi untuk terus menjadi minat dan daya
Asahan yang cukup dikenal dengan wisata alam seperti kawasan air terjun Sigura-
gura, tentu akan menjadi nilai jual juga ketika para wisatawan berkunjung ke
untuk ke kawasan wisata air terjun tersebut daripada ke kawasan wisata ramah
56
muslim masjid Agung H. Achmad Bakrie.
atas kontribusi dari keluarga besar tokoh nasional yaitu H. Achmad Bakrie atas
gagasan dari Bupati Asahan Alm. H. Taufan Gama Simatupang yang terletak di
Kabupaten Asahan, tepatnya berada di atas tanah seluas empat hektar milik PT.
Bakri Sumatera Plantation (BSP). Saat itu, tanah tersebut merupakan Hak Guna
didanai oleh Pemkab Asahan dari dana APBD (Anggaran Pembangunan Daerah)
yang memakan waktu sekitar empat tahun pembangunannya dari tahun 2011
kawasan disekitarnya yaitu Alun-Alun dan Taman Hutan Kota serta pembangunan
lainnya yang bertujuan untuk menarik para wisatawan lokal maupun wisatawan
dari daerah luar untuk mendukung perekonomian masyarakat agar terbina dengan
baik.
Taman Hutan Kota kini menjadi ikon dari Kabupaten Asahan yang memiliki pusat
wisata yang dikenal cukup luas dan baik. Masjid Agung H. Achmad Bakrie ini
diresmikan pada hari Jum’at tepatnya tanggal 30 Agustus 2019 yang diresmikan
langsung oleh keluarga H. Abu Rizal Bakrie beserta jajaran Pemerintah Daerah.
Masjid Agung H. Achmad Bakrie terletak di lokasi yang sangat strategis di ujung
Jalan Raya Sumatera, berdekatan dengan Kota Kisaran, tepatnya Desa Sidomukti,
57
memiliki lokasi yang strategis harapannya selain menjadi tempat persinggahan
untuk para wisatawan yang melintas tentu juga menjadi tempat bersantai dengan
dilatarbelakangi oleh kawasan masjid yang megah dan indah juga terdapat taman
hutan kota yang sangat luas tentunya sangat cocok untuk para wisatawan yang
hanya singgah atau bertujuan memang untuk menikmati keindahan dari wisata
buatan tersebut. Selain itu, para wisatawan juga dapat sembari menikmati sajian
notabenenya non muslim tetap akan bisa untuk menikmati kawasan masjid juga
alun-alun dan taman hutan kota selagi mematuhi penerapan yang berada di
kawasan itu. Karena pada dasarnya wisata halal ini ditujukan untuk seluruh para
Fasilitas tentunya menjadi daya tarik dari para wisatawan selain objek
yang ada. Oleh sebab itu fasilitas yang berada di kawasan Masjid Agung H.
Achmad Bakrie Alun-Alun dan Taman Hutan Kota ini sudah terbilang baik dan
memadai sesuai dengan kriteria dari adanya kegiatan pariwasata halal. Dimana
fasilitas seperti toilet, keamanan, tempat beribadah, tempat buang sampah, spot
berfoto, transportasi, wahana bermain (tempat rekreasi) dan lain sebagainya ini
sudah memadai. Oleh sebab itu, para masyarakat, wisatawan dan juga pihak
terkait untuk saling menjaga dan memelihara kawasan wisata halal ini dapat terus
supaya semakin banyak fasilitas yang mampu menjadi daya tarik wisatawan luar
58
Dalam beberapa sumber hasil dari Dinas Pariwisata Kabupaten Asahan,
selain destinasi wisata halal masjid Agung H. Achmad Bakrie ini ada beberapa
Tabel 4.1
Destinasi Wisata Kabupaten Asahan dan
Jumlah Kunjungan Periode 2019
No Destinasi Wisata Jumlah Kunjungan
Dilihat dari tabel 4.1, kabupaten Asahan adalah salah satu kabupaten yang
ada di Sumatera Utara yang memiliki berbagai macam objek wisata alam yang
tidak kalah menarik dari wisata buatan masjid Agung dan Alun-Alun Taman
Hutan Kota. Kabupaten Asahan yang dikaruniai cukup banyak air terjun karena
kondisi geografisnya, seperti halnya wisata air terjun Ponot Sigura-gura. Tetapi
tidak dapat berkembang secara optimal. Jika dilihat dari tabel 4.1 tersebut, jumlah
kunjunga wisatawan ke kawasan wisata air terjun masih jauh dari pada kawasan
wisata halal. Oleh karena itu, jika pemerintah melakukan pengembangan terhadap
objek wisata tersebut, maka hal itu dapat menjadi daya tarik wisatawan yang
59
tergolong dibawah rata-rata. Maka, pengembangan objek wisata ini akan sangat
wisata yang ada di kabupaten Asahan yang menjadi daya untuk meningkatkan
kearah yang lebih baik. Namun yang masih terus difokuskan pengembangannya
yakni wisata masjid Agung dan Alun-Alun Taman Hutan Kota karena dilihat dari
data jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2019 cukup banyak dan
Saat ini, yang dijadikan landasan hukum pariwisata halal adalah Undang –
Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Namun, kedua
pelengkap pariwisata halal, karena tidak ada satu pasal pun yang berkaitan dengan
pariwisata halal.
pariwisata yang sesuai dengan prinsip syariah,. Dimana destinasi wisata syariah
berada dalam satu wilayah yang terdapat daya tarik wisata, fasilitas ibadah dan
60
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan
2017-2025.
Tahun 2017-2025.
pada ayat (1) huruf h. DPP Tapanuli Utara, Samosir, Tobasa, Humbang,
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf f, huruf f tentang KSPP Asahan,
61
Peraturan Bupati Asahan (PERBUP) tahun 2022 yang terdapat pada Bab III,
Wisata Religi dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa pada BAB III tentang
Kawasan Wisata Religi yang terdapat pada pasal 5 tentang penetapan kawasan
wisata religi pada huruf ayat (a) Masjid Agung H. Achmad Bakrie dan kawasan
sekitarnya.
muslim di Kabupaten Asahan ini menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu,
payung regulasi tentu akan sangat diperlukan untuk terus mengembangkan suatu
B. Paparan Data
kawasan wisata agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik dari
Dalam hal ini pariwisata halal mendukung nilai-nilai budaya dan islam.
Kegiatan wisata yang maknanya luas dari pada wisata religi ini memiliki
nilai-nilai syariah. Fasilitas yang disediakan juga bukan hanya diperuntukkan oleh
62
umat muslim saja, tetapi juga bersifat umum, sebab segmen wisata halal bersifat
halal yang dapat turut menikmati bukan hanya dari kalangan Muslim saja,
Wisata halal kini sudah menjadi salah satu kegiatan yang dapat
kegiatan wisata halal yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
maupun non Muslim, karena lebih aman dan nyaman, terutama bagi mereka yang
membawa keluarga untuk refreshing atau healing. Oleh sebab itu, ini akan dikaji
lebih mendalam oleh peneliti untuk melihat potensi pengembangan wisata halal
Pariwisata Kabupaten Asahan dan Badan Pengelola Masjid Alun-Alun dan Taman
para pelaku usaha ekonomi, dan juga para pengunjung yang ada di sekitar wisata
63
kawasan Masjid Agung H. Achmad Bakrie Alun-Alun dan Taman Hutan Kota
Kisaran.
Tabel 4.2
jawab)
(Pengelola)
Potensi wisata merupakan suatu perihal dan suatu kejadian yang telah
64
memberikan manfaat dalam membantu upaya pengembangan pariwisata baik
Prospek wisata halal adalah suatu harapan atau kemungkinan adanya peluang
yang muncul dari sebuah kebijakan yang ditetapkan dengan adanya wisata halal di
suatu daerah tertentu sehingga kedepannya mungkin bisa menciptakan suatu efek
tertentu dan sesuai dengan ynag diharapkan oleh pemerintah daerah terkait.
Setiap orang yang datang untuk berwisata ke suatu tempat pasti bertujuan
untuk mencari suatu hal baru ataupun yang berbeda baik itu yang berbeda dengan
yang telah ditemui atau yang sudah pernah dilakukan di tempat yang lain maupun
kehidupan sehari-hari yang dijalani. Setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-
masing, dengan ciri khas masing-masing tersebut menjadi daya tarik tersendiri
bagi pengunjungnya. Ciri khas dapat berupa budaya hingga makanan khas asli
daerah tertentu. Apabila wisatawan merasa ada yang tidak cocok dalam hidangan
khas daerah maka mereka juga bisa mendapatkan hidangan lain yang sekiranya
disukainya, jadi ada pilihan lain yang bisa dipertimbangkan oleh pengunjung.
Sebagai kawasan yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial dan
budaya. Asahan yang dipusatkan di Kota Kisaran menjadi tempat yang central.
Dimana di pusat Kota Kisaran terdapat kawasan masjid Agung H. Achmad Bakrie
berdasarkan adanya kekuatan pada daya tarik situs wisata budaya, serta tempat-
tempat yang memiliki nilai keagamaan yang tinggi dan wisata alam alam yang
65
terbentang luas. Pembangunan sektor pariwisata yang terdapat di Kabupaten
Asahan juga adanya dukungan yaitu berupa anggaran yang diperuntukkan untuk
membantu peningkatan potensi daerah dalam pencapaian target yang ingin dicapai
pada suatu sektor tersebut. Ada tuntutan khusus bagi Pemerintah daerah yaitu agar
dapat menggali dan mengelola potensi yang ada pada pariwisata yang dimiliki
dengan menggunakan jumlah anggaran yang ada sebagai usaha untuk terus
melakukan peningkatan terhadap kualitas objek wisata yang sudah ada atau
menciptakan suatu terobosan baru dengan membuat suatu objek wisata baru
setempat agar menjadi semakin baik. Pengembangan wisata dalam prosesnya baik
wisata halal secara khusus maupun secara umum semua kebutuhan yang berkaitan
dengan kegiatan wisata harus terpenuhi dengan baik, sehingga dengan akses
lengkap yang terpenuhi menjadi tolak ukur tersendiri bagi wisatawan untuk
SH.
66
ada di Asahan dengan kerja sama yang baik. Dengan adanya kegiatan
pariwisata ini para pelaku umkm akan kita berdayakan untuk berjualan
wsiata kuliner khas dari daerah kita, kegiatan ini nantinya akan
bekerjasama dengan pihak pemerintah lainnya. Selain itu kita juga banyak
mengadakan kegiatan-kegiatan seperti senam, car free day di hari-hari
tertentu dan juga kegiatan yang sifatnya mampu menarik para masyarakat
untuk berkumpul di kawasan tersebut, nah sehingga dengan adanya
kegiatan itu akan mampu meningkatkan perekonomian para pelaku umkm
tadi melalui jual beli. Banyak juga dari adanya kawasan wisata halal ini
para pelaku ekonomi itu dia tidak hanya menjual jajanan kuliner tetapi
juga wahana untuk bermain yang sifatnya barang dan jasa. Kawasan
wisata yang kita punya ini juga menyediakan fasilitas pendukung lainnya
yang mampu meningkatkan wisatawan seperti tempat untuk berfoto,
bersantai dengan adanya taman rekreasi untuk masyarakat yang singgah
dari penatnya perjalanan, karenakan kawasan wisata yang kita miliki ini
lokasinya tepat berada di pinggir jalan lintas sumatera, tentu ini menjadi
pendukung dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Hingga saat
ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asahan bekerja sama
dengan pemerintah kabupaten lainnya, sedang mengupayakan agar
terwujudnya destinasi halal yang di anggap dapat memberikan kontribusi
terbaik dan dinilai dapat memberikan peningkatan terhadap ekonomi
masyarakat, dengan cara terus melakukan pengembangan wisata.”
Hal di atas menunjukkan bahwa adanya potensi yang sangat besar yang
dimiliki oleh destinasi wisata ramah muslim ini yang ada di Kabupaten Asahan
menjadi daya tarik, karena dilihat banyaknya destinasi wisata bukan hanya wisata
ramah muslim saja yang bisa dikembangkan dan menarik wisatawan untuk
berkunjung.
67
Sebagai tujuan utama dari adanya kegiatan pariwisata, tentu faktor
utamanya adalah menjadikan objek tersebut menjadi daya tarik yang unggul untuk
memikat para wisatawan. Hasil yang didapatkan peneliti dari wawancara dengan
Taman Hutan Kota selain menjadi sarana ibadah yang nyaman dengan
kelengkapan fasilitas yang tersedia juga merupakan tempat wisata halal yang
sudah meenerapkan konsep sesuai dengan syariat Islam yang berlaku. Sehingga
menjadi sebuah potensi dalam menarik wisatawan dan akan berpengaruh pula
68
dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
menghadirkan wisata halal yang nyaman dan dapat memberikan kesan yang baik
akan lebih menarik untuk dikunjungi. Begitupun destinasi yang ada di Kabupaten
Asahan saat ini, secara umum dapat dilihat bahwa pemerintah Kabupaten Asahan
sektor pariwisata untuk terus berkembang dan manarik perhatian wisatawan untuk
berkunjung.
Dari hasil penelitian dengan pihak Ketua Bidang Pariwisata pada Dinas
“Kawasan wisata rama muslim ini, berada pada lokasi yang sangat
strategis, yang berada dekat di Pusat Kota dan memiliki akses yang
berada di pinggir jalan lintas Sumatera, dimana para wisatawan akan
sangat mudah untuk mendatanginya. Selain itu, untuk menuju ke kawasan
wisata ini bisa ditempuh dengan melalui jalur darat dan udara. Untuk
kondisi jalan yang telah dibangun di sepanjang Provinsi Sumatera Utara
tepatnya Kabupaten Asahan dinilai sangat baik dan nyaman untuk dilalui.
Selaku stakeholder terus melakukan pengembangan baik dari segi fasilitas
dan aksesibilitas karena kita lihat masih banyak terdapat ruang terbuka
yang bisa dimanfaatkan untuk menarik para wistawan dan tentunya juga
agar para wisatawan menjadi nyaman dan tentram ketika berkunjung ke
kawasan wisata tersebut. Kita juga akan terus melakukan pemanfaatan
teknologi selaku media informasi dan promosi. Agar menjadi pemikat dan
69
daya tarik tersindiri bagi para wisatawan untuk berkunjung.”
dan fasilitas yang ada di kawasan wisata ramah muslim ini, dinilai cukup baik.
beberapa tahun yang lalu namun sudah banyak melirik wistawan lokal maupun
non lokal, karena bangunan mega dan akses yang dinilai sangat strategis dan
menyebutkan bahwa:
70
souvenir dan oleh-oleh.”
bahwa masjid Agung H. Achmad Bakrie yang letaknya berada di dekat pusat Kota
Kabupaten Asahan, dengan akses yang dinilai sangat baik, tentu akan menjadi
peluang besar untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk terus
Dilihat dari hasil wawancara dengan pihak wisatawan, bahwa fasilitas dan
akses yang mumpuni, tentu akan sangat menjadi peluang bagi terciptanya
71
wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata tersebut.
Paket wisata halal merupakan suatu bisnis baru sekaligus menjadi jawaban
baru bagi para Muslim dimanapun berada agar tetap bisa bersenang-senang tanpa
melangkahi aturan sesuai Islam yang berlaku. Wisata halal juga melengkapi
sebagai ladang uang syariah yang sudah duluan ada dan mengakar di kalangan
masyarakat Indonesia dan dunia, baik itu berupa industri keuangan syariah,
tempat yang sesuai dengan prosedur syariah dan makanan halal yang tersedia.
Konsumen yang datang tentu bukan hanya untuk orang Islam saja, tapi juga
termasuk untuk Non-Muslim yang ingin menikmati kearifan lokal yang ada
nilai-nilai ke-Islaman.
menyediakan makanan halal dan begitupun hotel yang menempatkan arah kiblat
Maka tidak diherankan lagi bila masih banyak pengelola tempat-tempat wisata
atau penyedia jasa wisata lainnya yang belum terlalu memahami konsep itu dan
bahkan mereka merasa belum siap untuk menerapkannya. Selain itu dari adanya
pengembangan wisata ramah muslim dari objek masjid ini akankah dapat
72
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak Ketua BKM Masjid
sebagai berikut:
mayoritas Islam dan setiap tahun diperkirakan ada kenaikan pertumbuhan jumlah
penduduk Muslim, menjadi salah satu potensi yang sangat mendukung wisata
73
halal terus berkembang dan sangat berpengaruh terhadap meningkatkan
perekonomian masyarakat, tentunya hal ini akan menjadi salah satu penunjang
74
baik sekali, karena kami di fasilitasi ya walau kawasan ini baru di buka
beberapa tahun yang lalu. Walaupun baru dibuka ternyata minat
pengunjung juga menjadi ramai ya, dan kami para pedagang menjadi
lebih diberdayakan. Walau kami di fasilitasi kami juga tetap membayar
distribusi karenakan untuk penggunaan listrik dan air. Tapi dengan
adanya fasilitas ini para pedagang menjadi nyaman.”
Uraian di atas menunjukkan bahwa besarnya pengaruh yang timbul dengan
daerah maupun masyarakat sekitar destinasi wisata, seperti dengan masjid Agung
H. Achmad Bakrie menjadi suatu wadah yang dapat menampung para masyarakat
C. Pembahasan
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki suatu kawasan wisata.
Oleh karena itu, pariwisata merupakan bagian integral dari pendapatan negara.
syariah, baik dari segi jenis fasilitas, objek, makanan dan lain-lain.
Konsep wisata halal yang merupakan realisasi dari konsep Islam di mana
nilai halal dan haram menjadi kriteria utama, artinya semua aspek kepariwisataan
tidak lepas dari kehalalan yang harus menjadi acuan dalam setiap perjalanan
wisata. Konsep wisata halal juga dapat dipahami sebagai kegiatan wisata yang
berlandaskan ibadah dan dakwah di mana wisatawan Muslim dapat berwisata dan
merayakan hasil ciptaan Allah SWT atau yang biasa disebut dengan tafakur alam
sambil tidak melupakan kewajiban ibadah sholat lima waktu dalam sehari, dan
semua ini dimudahkan dengan baik dan jauh dari semua yang telah diarang oleh-
Nya.
75
Pariwisata halal ini berbeda dari kegiatan wisata konvensional, namun hal
ini tak berbeda untuk para wisatawan yang ingin berkunjung. Para wisatawan dari
kalangan yang non muslim juga dapat menikmati dari sajian yang terdapat di
kawasan wisata halal itu, tetapi tetap mengikuti ketentuan syariah yang berlaku di
sektor perekonomian baik skala daerah maupun masyarakat. Oleh karena itu
SWOT.
perkembangan kondisi juga evaluasi masalah, baik proyek maupun bisnis menurut
Teknik ini biasa dipergunakan untuk menilai bisnis dan organisasi guna
terkait sumber daya internal, segala unsur kekuatan yang dimiliki, dan segala
mencapai apa yang direncanakan. Pada sisi lain, perencanaan yang baik juga
76
sangat perlu memerhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi, yaitu
internal.
Taman Hutan Kota terletak di Kabupaten Asahan yang lokasinya berada tepat di
pinggir jalan Lintas Sumatera yang menjadi penghubung Provinsi Sumatera Utara
77
para responden dan mengelompokkan data. Berikut adalah hasil analisis SWOT
Tabel 4.2
Berdasarkan analisa faktor stratetgi internal pada tabel 4.2, maka dapat
berdasarkan pada hasil rekapitulasi jawaban dari para responden dari hasil rating.
Tabel 4.3
78
kawasan wisata
2 daya tarik objek wisata 0,117 7 0,823
3 Kegiatan-kegiatan penunjang 0,088 7 0,617
pariwisata yang banyak
4 ketersediaan fasilitas bagi 0,117 8 0,941
wisatawan
5 akses dan transportasi yang mudah 0,117 7 0,823
bagi wisatawan
SUBTOTAL 0,588 - 4,382
Sumber: Data diolah pada 2023
Pada tabel 4.3 dijelaskan bahwa total nilai untuk Kekuatan (S) sebesar
4,382 yang artinya cukup besar kekuatannya dalam membangun potensi wisata
Kemudian dari sisi kelemahan (W) yang hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 4.4
Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa total nilai untuk kelemahan (W) sebesar
1,205 yang artinya cukup kecil dan nilai kelemahan lebih kecil daripada nilai
79
Kekuatan (S) dalam potensi pengembangan pariwisata halal di Kabupaten
Asahan. Kemudian, untuk total nilai yang dimiliki dari keseluruhan tabel matriks
IFAS yaitu 5,588 yang artinya potensi internal yang dimiliki berpengaruh cukup
Kabupaten Asahan.
Hal yang sama dengan faktor internal, dimana faktor eksternal melakuakan
tersebut menjadi faktor strategi eksternal. Berikut adalah hasil analisis SWOT
Tabel 4.5
80
promosi
6. Terdapat objek wisata lain 2 Ancaman
7. Kurangnya fasilitas pendukung 2 Ancaman
8. Musim yang tidak menentu 4 Ancaman
9. Minimnya marketing online 2 Ancaman
10. Kurangnya kesadaran masyarakat/pengunjung akan 3 Ancaman
pentingnya pelestarian budaya, seni, dan
kesejarahan
Sumber: Data diolah pada 2023
Berdasarkan analisa faktor stratetgi eksternal pada tabel 4.5, maka dapat
pada hasil rekapitulasi jawaban dari para responden dari hasil rating. Setelah
Tabel 4.6
81
Sumber: Data diolah pada 2023
Pada tabel 4.6 dijelaskan bahwa total nilai untuk peluang (O) sebesar
4,554 yang artinya cukup besar peluangnya dalam membangun potensi wisata
sisi ancaman (T) yang hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Pada tabel 4.7 dijelaskan bahwa total nilai untuk Ancaman (T) sebesar
1,108 yang artinya cukup kecil dan nilai ancaman lebih kecil daripada nilai
Peluang (O) dalam pada Objek wisata halal di Kabupaten Asahan. Kemudian,
untuk total nilai yang dimiliki dari tabel matriks EFAS yaitu 5,662 yang artinya
Dari hasil tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan dari masing-masing tabel,
maka dapat diketahui bahwa untuk faktor kekuatan memperoleh nilai skor 4,382
82
dan skor nilai kelemahan yakni 1,205 dengan selisih skor 3,177. Kemudian pada
faktor peluang memperoleh nilai skor 4,554 dan skor nilai ancaman yaitu 1,108
dengan selisih skor sebesar 3,446. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal dan
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Peluang
II.Konservatif I.Agresif
3,446
3,177
Kelemahan Kekuatan
III.Defence IV.Kompetitif
Ancaman
menentu dan sulit diukur. Dalam kondisi ini pariwisata halal harus
Asahan.
83
2. Kuadran II menunjukkan posisi strategi konservatif yang
posisi strategis terhadap peluang dan kekuatan. Dalam kondisi seperti ini strategi
yang sesuai dengan dengan kondisi eksternal dan internal adalah untuk
84
dari kekuatan (S) dan peluang (O). Meskipun begitu objek wisata halal di
Kabupaten Asahan ini memiliki beberapa kelemahan dan ancaman yang cukup,
tetapi objek wisata tersebut dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada
untuk membuat objek wisata tersebut bertahan dan berkembang sehingga dapat
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
menjadi salah satu tujuan utama wisata halal bagi penentuan objek
tujuan wisatawan.
sosial media.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
85
b. Melakukan promosi untuk wisata halal masjid agung demi
3. Strategi ST (Strength-Threats)
kawasan wisata.
4. Strategi WT (Weakness-Threats)
sarana branding dan menumbuhkan image yang baik dari wisata halal
masjid agung.
86
e. Mengajak dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk ikut
Potensi yang dimiliki dari destinasi wisata yang ada di ada Kabupaten
Asahan yaitu Masjid Agung H. Achmad Bakrie Alun-Alun dan Taman Hutan
Kota dapat dikembangkan menjadi wisata halal yang lebih baik lagi sebab
destinasi wisata ini memiliki fasilitas dan objek yang menawarkan keindahan
alamnya. Terdapat fasilitas lengkap untuk para wisatawan yang ingin mampir dari
penatnya perjalanan, atau bahkan para wisatawan yang memang ingin berkunjung
konvensional. Tidak heran jika tidak ada sosialisasi para masyarakat awam dapat
masjid, dan tempat peribadatan umat. Padahal kalau kita ketahui bahwasannya
pariwisata halal lebih dari itu. Maka hal ini sangat perlu agar pemerintah terus
pariwisata halal.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
potensi pariwisata halal yang ada di Kabupaten Asahan ini dapat meningkatkan
yang intens terhadap pelayanan dan fasilitas. Melalui metode deskriptif kualitatif
menunjukkan titik koordinat berada pada titik 3,446 yang artinya juga
pada strategi kekuatan (S) dan peluang (O). Matriks SWOT pada
88
a. Melakukan kerjasama yang baik antar masing-masing pihak
Masjid Agung menjadi salah satu tujuan utama wisata halal bagi
89
B. Saran
wisata baik itu tempat pelaku usaha maupun untuk tempat hiburan yang
dilaksanakan dengan maksimal dan efektif. Hal itu bisa dilakukan dengan
dihadapi.
90
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Utama.
Jurnal
Rineka Cipta.
Asahan.
Chookaew. (2015).
Hamzah, M., & Yudiana, M. (2015). Analisis Komparatif Potensi Industri Halal
91
dalam Wisata Syariah dengan Konvensional.
Ambarrukmo.
mayoritas-di-dunia-cmdV
Kemenparekraf.
Rosdakarya.
2, Pages 195-211.
Pesisr Selatan.
92
Safira, R. E., Sholikah, W., & Rahmanto, D. N. (2019). Promosi Daerah dan E-
Kanisius.
Alfabeta.
Alfabeta.
University Pers.
of Tauhidinomics , 73-80.
Pradnya Paramita.
Website
Web, T. (t.thn.). Tafsir Surat Al-Ankabut ayat 20. Dipetik 12 28, 2022, dari
TafsirWeb: https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html
93
https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html (diakses pada 13 Januari
2023)
2023)
94
LAMPIRAN
objek wisata itu ada pihak kita membuat tempat khusus masyarakat
seperti senam, car free day di hari-hari tertentu dan juga kegiatan
melalui jual beli. Banyak juga dari adanya kawasan wisata halal ini
95
para pelaku ekonomi itu dia tidak hanya menjual jajanan kuliner
tetapi juga wahana untuk bermain yang sifatnya barang dan jasa.
baik dari segi fasilitas dan aksesibilitas karena kita lihat masih
halal masjid agung alun-alun dan taman hutan kota kisaran ini?
Jawaban : Sejauh ini dampaknya kita lihat cukup baik ya, terlebih banyaknya
96
ini, ikut mempromosikan kepada masyarakat luas khususnya di
Selain itu kita juga, memberikan fasilitas kepada para pelaku umkm
tentu memiliki dampak yang baik. Baik itu kepada para pelaku
kepada para pelaku usaha bidang barang dan jasa, seperti wahana
sekitar maupun dari luar daerah. Jadi kita juga nantinya akan terus
Bakrie
97
Jawaban : Sampai dengan hari ini, secara formal kita belum ada kegiatan
berkunjung, karena itu kita lihat para pengunjung masjid per hari
itu berkisar 800 orang lain di hari weekend dan dihari weekend
halal masjid agung alun-alun dan taman hutan kota kisaran ini?
Jawaban : Jadi dengan adanya dampak dari rencana yang akan kita bangun
kedai syariah dan kantin karena para pengunjung itu tentu akan
membeli hasil produk dari adanya kedai syariah itu, seperti yang
98
potensi yang kita miliki di masjid ini, dan kita juga optimis
para pedagang?
Jawaban : Tentu ini sangat berdampak baik sekali, karena kami di fasilitasi ya
walau kawasan ini baru di buka beberapa bulan yang lalu, karena
99
nyaman.
Pertanyaan : Apa yang menjadi harapan para pedagang kedepannya dari adanya
wisata ini ramai dan bisa meningkat daya beli di dagangan kami.
Nama Status
Jawaban : Ya dengan adanya kegiatan wisata ini kita para pedagang menjadi
para pedagang?
Jawaban : Jadi dengan adanya kawasan wisata ini, tentu dampak yang kami
rasakan saat ini sangat baik, para pengunjung juga ramai dan daya
100
pemberdayaan lokasi ini.
Pertanyaan : Apa yang menjadi harapan para pedagang kedepannya dari adanya
Idham Mahasiswa
2. Untuk fasilitas di kawasan wisata ini sudah memadai ya, baik dari segi
4. Untuk wisata halal saya pernah dengar tetapi belum begitu tau sekali.
5. Untuk kegiatan wisata halal yang ada di kawasan wisata ini harapannya
ekonomi masyarakat.
Nama Status
Zidan Mahasiswa
101
2. Fasilitas di kawasan wisata ini kalau saya lihat baik dari segi toilet
umum, tempat bersantai, tempat sampah dan fasilitas lainnya ini sudah
sangat baik dan lengkap ya. Lokasi kawasan wisata ini juga berletak
bisa mampir.
3. Saya sudah pernah dengar wisata halal itu karena pemerintah sering
4. Harapannya untuk kegiatan wisata halal yang ada di kawasan ini, para
pengunjung lebih tertib dan mematuhi aturan yang berlaku, terlebih lagi
di kawasan masjid itu kan itu yang menjadi ikon halal itu ya. Terus
meningkat.
102
5. Lampiran Surat Penelitian BKM Masjid Agung
103
6. Lampiran Surat penelitian Dinas Pariwisata Kabupaten Asahan
104
7. Lampiran Bukti Pelaksanaan Penelitian BKM Masjid Agung Kabupaten
Asahan
105
4. Lampiran Dokumentasi Penelitian Oleh Pihak Dinas Pariwisata
Kabupaten Asahan
106
7. Lampiran Objek Wisata
107