Anda di halaman 1dari 18

TUJUAN MEMPELAJARI PERBANDINGAN MAZHAB

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Perbandingan Mazhab Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Bone

Oleh:

KELOMPOK II

SARMILA REZKI AMALIA


NIM. 862082021028

A INDRIANI
NIM. 862082021034

NUR RAHMANIAR
NIM.862082021046

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT

AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta

kita yaitu Nabi Muhammad saw. yang membawa manusia dari jaman kegelapan kepada

zaman yang terang benderang penuh dengan berbagai ilmu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Perbandingan Mazhab Program Studi Pendidikan Agama Islam. Selain

itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Watampone, 17 Maret 2024

Penyusun

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 4
A. Tujuan Mempelajari Perbandingan Mazhab 4

B. Manfaat Mempelajari Perbandingan Mazhab 9

BAB III PENUTUP 13


A. Simpulan 13

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, banyak terdapat fenomena atau aktivitas yang hukumnya

diperdebatkan oleh para ulama, seperti shalat pada masa pandemic. Apakah shalat

berjamaah boleh dijarakkan? Sementara seharunsya saf harus lurus dan dirapatkan.

Apakah boleh hidung tidak menyentuh sajadah secara langsung karena menggunakan

masker? Sementara hidung itu harus menyentuh sajadah saat shalat(Syandri& Fadhlan
Akbar, 2020). Dalam mengambil hukum, haruslah merujuk kepada Al-Qur’an dan

Sunnah. Namun untuk memecahkan masalah kontemporer, maka diperlukan berbagai

pendapat dari para ulama yaitu imam mazhab. Oleh karena itu, perlu mengetahui terlebih

dahulu pendapat mazhab dari masing-masing imam mazhab tersebut agar tidak terjadi

fanatik atau perbedaan pendapat (ikhitilaf) yang nantinya akan menyebabkan perpecahan.

Mempelajari perbandingan mazhab memiliki tujuan dan manfaat yang penting

dalam pemahaman dan praktek kehidupan beragama. Salah satu tujuan utama adalah

untuk memahami berbagai pendapat dan dalil yang digunakan oleh para imam mujtahid.

Melalui fikih perbandingan, kita dapat mengumpulkan dan membandingkan berbagai


pendapat dan dalil, sehingga bisa memunculkan pendapat mana yang paling kuat di

antara pendapat yang ada.

Selain itu, mempelajari perbandingan mazhab membantu dalam memahami


dinamika sosial dan politik di dalam komunitas keagamaan. Perbedaan mazhab

seringkali menjadi sumber diskusi, konflik, atau bahkan pemisahan di antara penganut

agama. Dengan memahami akar perbedaan dan persamaan antara mazhab, kita dapat

mengurangi ketegangan dan mempromosikan dialog antar

1
2

agama yang harmonis. Ini penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan

damai di mana keberagaman dihargai dan dihormati.

Sejalan dengan hal itu, mempelajari perbandingan mazhab juga membantu dalam

memperkuat toleransi antaragama. Dengan mengeksplorasi persamaan dan perbedaan

antara mazhab-mazhab, kita dapat memperluas perspektif kita tentang agama secara

keseluruhan. Hal ini memungkinkan terciptanya ruang untuk penghargaan terhadap

keragaman keyakinan dan praktik keagamaan, serta mendorong pengembangan sikap

saling menghormati di antara komunitas keagamaan yang berbeda. Studi perbandingan

mazhab dapat membantu dalam mengenali akar sejarah dan evolusi aliran-aliran

keagamaan. Dengan menyelidiki asal-usul, doktrin, dan praktik-praktik yang berbeda di

antara mazhab-mazhab, kita dapat melacak perjalanan dan transformasi keagamaan dari

masa ke masa. Hal ini memberikan landasan penting bagi pemahaman yang lebih baik

tentang agama dalam konteks historis, serta dampaknya terhadap budaya, politik, dan
masyarakat.

Dalam mempelajari perbandingan mazhab ini, merupakan suatu studi yang

membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan perbandingan mazhab. Dengan
mempelajari telaah perbandingan mazhab dengan baik dan benar, maka nantinya akan

menjadikan para pembacanya paham terhadap berbagai pendapat imam mazhab dan

dapat mengikuti sertamenghargai setiap mazhab yang diikuti oleh orang lain. Secara

garis besar, studi ini membahas pengertian perbandingan mazhab, tujuan dan manfaat

perbandingan mazhab, pembagian mazhab secara umum, ruang lingkup perbandingan

mazhab, dan ketentuan mempelajari perbandingan mazhab.

Studi ini bertujuan agar mahasiswa atau pun khalayak umum dapat memahami

dengan baik terkait perbandingan mazhab agar tidak keliru dalam merujuk kepada imam

mazhab yang nantinya akan menimbulkan perdebatan dan perpecahan. Dengan


3

mempelajari perbandingan mazhab ini diharapkan nantinya tidak ada lagi yang terlalu

fanatik dengan mazhab yang diikutinya serta lebih bisa menghargai dari perbedaan

pendapat yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tujuan dari mempelajari perbandingan mazhab ?

2. Bagaimama manfaat mempelajari perbandingan mazhab ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tujuan mempelajari perbandingan mazhab.

2. Untuk mengetahui apa saja manfaat mempelajari perbandingan mazhab.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Mempelajari perbandingan Mazhab

Perbandingan mazhab atau dalam bahasa Arab disebut Muqaranah al-mazahib

berasal dari dua sub kata, yaitu kata muqaranah dan mazahib. Secara etimologi

muqaranah seperti dalam kamus munjid karangan Luis Ma’luf adalah berasal dari kata

: ‫ قارن – يقارن – مقارنة‬yang artinya mengumpulkan, membandingkan antara dua perkara

atau lebih (Sapiudin Shidiq, 2020).


Secara terminologi, jumhur ulama fikih berpendapat bahwa perbandingan

mazhab adalah mengumpulkan pendapat para imam mujtahid dengan dali-dalilnya

berdasarkan suautu masalah yang diperselisihkan, kemudian membandingkan dalil-

dalil tersebut antara pendapat yang satu dengan lainnya agar setelah didiskusikan

tampaklah pendapat mana yang lebih kuat dalilnya (Huzaimah Tahido Yanggo, 2003).

Sejalan dengan hal tersebut, Syekh Abdul Sami’ Ahmad Imam Ismail al-Maliki

mendefinisikan perbandingan mazhab yakni mengumpulkan pendapat ulama yang

diperselisihkan tentang hukum syara’ pada satu masalah yang bersifat cabang (furu’)

dengan dalil-dalil dan membandingkan sebagian dalil dengan yang lainnya kemduian
mendiskusikan secara ilmiah agar setelah itu tampak pendapat yang lebih kuat dalilnya

dan lebih dekat jalannya dengan kaidah syari’at sehingga itulah pendapat yang unggul

(Sami’Ahmad, 2012).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perbandingan mazhab

merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, sebab harus mengerahkan seluruh

kemampuan untuk melakukan berbagai tahapan-tahapan penyeleksian sebelum

menetapkan suatu hukum dari suatu peemasalahan yang muncul.

4
5

Mempelajari perbandingan mazhab sangatlah luas manfaatnya sebab

perbandingan yang dilakukan merupakan perbandingan lintas mazhab, tidak ada lagi

keterikatan pada satu paham, netralitas benar-benar diuji dalam hal ini sehingga

keputusan yang diambil benar-benar objektif berdasarkan kenyataan dan bukan

rekayasa hukum. Tujuan dari muqaranah atau perbandingan bukanlah setelah kita

membandingkan sebuah dalil atau hukum, lantas kita jadikan untuk saling melemahkan

atau menjatuhkan pendapat satu dengan lainnya, karena fungsi perbandingan juga

untuk mempererat atau mendekatkan mazhab-mazhab itu sendiri.

Mencermati substansinya, dalam melakukan perbandingan mazhab

merupakan hal yang sangat penting walaupun hanya dapat dilakukan oleh orang-orang

tertentu dengan argumen, sebab terdapat tujuan dalam melakukan perbandingan

mazhab tersebut. Adapun beberapa tujuan mempelajari perbandingan mazhab

diantaranya;
1. Menghapus Pandangan yang Sempit dalam Pengamalan Hukum

Kemunculan berbagai mazhab yang berakar dari perbedaan cara istinbath

yang menghasilkan keragaman produk hukum merupakan hal yang tidak


terbantahkan. Maka, hal yanh menyulitkan bagi seseorang yang bersifat ekslusif,

akan menutup diri dan bertahan pada satu pandangan mazhab saja. Sikap tersebut

hendaknya dihindari dan beralih untuk berusaha dan membandingkan berbagai teori

atau metode di kalangan para ulama mazhab. Dengan perbandingan mazhab tersebut,

diharapkan akan diketahui dinamika dan keluasan cara istimbath hukum di kalangan

mazhab yang kemduian dapat dipilih metode mana yang lebih tepat dalam

penerapannya. Cara seperti ini, diharapkan akan menghasilkan hujjah yang kuat dan

meyakinkan untuk kemudian dijadikan sebagai dasar dalam mengamalkan hukum

agama.
6

Sebagaimana Allah Swt., berfirman dalam Qur’an Surah Yusuf (12) ayat

108;

َ‫ّللا َو َم ْۤا اَنَ ۡا ِمنَ ا ْل ُمش ِْر ِك ْي ن‬


ِ ٰ َ‫سب ْٰح ن‬ ِ ٰ ‫سبِ ْي ِل ْۤ ْي اَ ْدع ْۤ ُْوا اِلَى‬
ُ ‫ّللا ۗ ع َٰلى بَ ِص ي َْر ٍة اَنَ ۡا َو َم ِن اتَّبَعَنِ ْي ۗ َو‬ َ ‫قُ ْل ٰهذ ِٖه‬
Terjemahnya;
“ Katakanlah ( Muhammad), “ Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak
termasuk orang-orang musyrik”(RI, 2004).
2. Menghindari Sikap Taklid dan Menumbuhkan Sikap Saling Menghargai

Sikap taklid yang dimaksud disini ialah sikap mengambil pendapat orang

lain tanpa mengetahui dalilnya (Wahibah Zuhali, 1986). Sebagian ulama berpendapat

bahwa bersikap bertaklid itu haram kepada salah satu mazhab bahkan wajib bagi

mukallaf untuk berusaha berijtihad. Namun, disisi lain sebagian ulama membolehkan

bahkan mewajibkan bertaklid bagi orang awam yang dipastikan tidak mampu untuk

berijtihad (Wahibah Zuhali, 1986).


Walaupun terdapat pendapat yang membolehkan, namun berusaha untuk

menjauhkan diri dari sikap taklid jauh lebih baik.. sebab, taklid disinyalir dapat

membawa efek yang negative diantaranya akan menjadikan pendapat mazhab uyang
hanya merupakan “pendapat” bisa sampai menhyamai nash bahkan melebihi nash

sebagai sumber utama hukum Islam. Selain itu, sikap taklid juga dapat menutup diri

bahkan cenderung dapat menyalahkan pendapat orang lain. Maka, dengan

melakukan perbandingan antara mazhab yang satu dengan yang lain, dapat

membentuk sikap menghormati dan keterbukaan dalam melihat perbedaan yang

terjadi serta membebaskan diri dari fanatik mazhab.


Dengan meneladani sikap tersebut pada hakikatnya telah meneladani sikap

para ulama mazhab yang saling menghormati terhadap setiap perbedaan hukum dari
7

hasil ijtihad masing-masing. Sebagaimana Allah Swt mengaskan dalam Qur’an

Surah al-Maidah (5) ayat 104;

‫علَ ْي ِه ٰابَا ٓ َءنَ ا ۗ ا َ َولَ ْو كَا‬ ْ ‫س ْو ِل قَا لُ ْوا َح‬


َ ‫سبُنَ ا َما َو َج ْدنَ ا‬ ُ ٰ ‫َواِ ذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم تَعَ ا لَ ْوا ا ِٰلى َم ْۤا ا َ ْن َز َل‬
َّ ‫ّللا َواِ لَى‬
ُ ‫الر‬
َ َ‫نَ ٰابَا ٓ ُؤ ُه ْم ََل يَ ْعلَ ُم ْون‬
َ‫شيْـئ ًـا َّو ََل يَ ْهتَد ُْو ن‬
Terjemahnya:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan
Allah dan (mengikuti) Rasul." Mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang
kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya)." Apakah (mereka akan
mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?"(RI, 2004).
3. Mengetahui Dasar-dasar dan Kaidah kaidah Yang Digunakan Oleh Mujtahid dan

Ijtihadnya

Dengan bekal pilmu pengetahuan tersebut, maka akan terbangun kecermatan

dalam meneliti dalil-dalil dan cara istimbath hukum hingga fatwa yang dikeluarkan

tidak keluar dari dalil. Atas kesadaran itu, maka dapat dikatakan bahwa hampir

semua kejadian dapat ditetapkan hukumnya secara benar. Terlepas dari hal tersebut,
akan banyak rasa ketenangan dalam jiwa dalam konteks pengamalan hukum

(Syaikhun& Norwili, 2019).

4. Mencari Kebenaran dan Kemudahan

Inti dari mempelajari perbandingan mazhab adalah untuk mencari

pembenaran dan kelemahan. Kebenarana akan diperoleh melalui kajian dengan

menguji kehujjahan teori landasan hukum yang digunakan oleh berbagai mazhab.

Hal ini diperkuat oleh Mahmud Syaitut dan Ali Sayis yang menyatakan bahwa tujuan

melakukan perbandingan mazhab itu untuk mengetahui cara atau metode para ulama

dalam melakukan ijtihad dan memilih suatu ketentuan hukum yang dapat
menentramkan jiwa (Syekh Mahmud Syaitut, n.d.).

Dengan statemen terakhir ini, hendaknya perbedaan tidak membawa

perpecahan apalagi permusuhan yang terkadang masih terjadi dikalangan


8

masyarakat. Perbedaan hendaknya dimanfaatkan untuk menemukan sutau kebenaran

dan kemudahan. Dengan itu, akan terjadi keluasan dan keluwesan dalam memilah

dan memilih alternatif hukum dan menyelesaikan berbagai persoalan terlebih di

zaman kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin kompleks.

Untuk mengatasi kompleksitas tersebut tampaknya mustahil hanya dengan

berpegang pada satu pendapat mazhab saja. Hal ini akan mendatangkan kesulitan dan

kesempitan bagi bagi manusia dalam beragama. Padahal hukum agama diturunkan

berdasar kepada prinsip-prinsip kemudiahan bukan kesulitan. Sebagaimana dalam

firman Allah Swt; (Sapiudin Shidiq, 2021).

ٍ ‫س َو بَيِ ٰن‬
‫ت ِمنَ ا ْل ُه ٰدى َوا ْلفُ ْرقَا ِن ۗ فَ َم ْن ش َِه َد ِم ْن ُك ُم‬ ِ ‫شه ُْر َر َمضَا نَ الَّ ِذ ْۤ ْي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ا ْلقُ ْر ٰا نُ ُهدًى ِللنَّا‬
َ

ُ ِ‫ک ُم ا ْليُس َْر َو ََل ُي ِر ْي ُد ب‬


‫ک ُم‬ ُ ِ‫ّللا ب‬ َ ‫ص ْمهُ ۗ َو َم ْن کَانَ َم ِر ْيضًا ا َ ْو ع َٰلى‬
ُ ٰ ‫سفَ ٍر فَ ِع َّد ٌة ِم ْن اَيَّا ٍم ا ُ َخ َر ۗ ُي ِر ْي ُد‬ ُ ‫شه َْر فَ ْليَـ‬
َّ ‫ال‬

ُ َّ‫ّللا ع َٰلى َما َه ٰدٮ ُك ْم َولَعَل‬


ْ َ ‫ک ْم ت‬
َ‫شك ُُر ْو ن‬ َ ٰ ‫ا ْلعُس َْر ۗ َو ِلتُک ِْملُوا ا ْل ِع َّد َة َو ِلتُکَبِ ُروا‬
Terjemahnya;
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia
tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu
bersyukur." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185) (RI, 2004).
Adapun sumber yang menjelaskan bahwa terdapat dua tujuan yang ingin

dicapai dalam mempelajari perbandingan mazhab anatara lain;

1. Tujuan Praktis, yakni tujuan yang bisa dirasakan baik oleh muqarin atau

masyarakat secara umum.

a. Untuk menimbulkan rasa saling menghormati atau sikap saling toleransi


dengan berbeda pendapat.
9

b. Dapat mendekatkan berbagai mazhab di satu pihak, sehingga perpecahan

umat dapat disatukan kembali atau jurang perbedaan dapat diperkecil.

c. Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa perbedaan adalah

sunnatulahyabg tidak bisa kita hindari.

d. Dapat menimbulkan rasa puas dan senang dalam mengamalkan suatu hukum

sebagai hasil dari berbagai pendapat imam mazhab.

e. Dapat menentramkan jiwa sebab membandingkan adalah jalan yang mudah

untuk mengetahui cara-cara para ulama dalam menentukan hukum.

2. Tujuan Akademik, yakni sebagai tujan yang sarat dengan unsur-unsur ilmiah,

paling tidak ada tujuan besar, diantaranya;

a. Untuk mengetahui pendapat, konsep, teori, dasar, kaidah, metode, tekhnik

maupun pendekatan yang digunakan oleh tiap-tiap ulama mazhab fiqh dalam

menggali hukum Islam dan menetapkan hukumnya.


b. Untuk mengetahui betapa luasnya pembahasan ilmu fiqh dan betapa kayanya

khazanah hukum Islam yang diwariskan oleh para ulama mazhab, hampur

tidak bisa diihindari secara langsung ataupun tidak langsung terkait konsep
perbandingan mazhab.

c. Untuk perguruan tinggi, adalah mencetak sarjana muslim yang berwawasan

luas, toleran serta mampu menghargai berbagai pendapat yang muncul dan

berkembang dalam hukum Islam (Aidil Susandi, 2023).

B. Manfaat Mempelajari Perbandingan Mazhab

Mempelajari perbandingan mazhab bukanlah hal yang sia-sia. Banyak

manfaat yang dapat diperoleh untuk diri pelakunya secara khusus dan untuk
kehidupan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dimaksud:
10

1. Orang yang mempelajarinya akan menguasai banyak masalah yang

diperselisihkan hukumnya oleh para ulama. Hal itu memungkinkan baginya

untuk menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi dengan memilih dan

memfatwakan pendapat ulama yang sejalan dengan lingkungan dan kebutuhan.

masyarakat tanpa mendatangkan kesulitan dan kesusahan serta dimungkinkan

mereka dapat keluar dari kesulitan terlebih dari kondisi kegentingan (darurat).

Apa yang difatwakan tersebut berdasar kepada dalil yang diunggulkan dari hasil

perbandingan. Dengan memahami yang demikian, maka terpeliharalah dia dari

agamanya dan lepaslah dia dari statis dan taklid, sebagaimana dalam Al-Qur’an

surah al-Maidah (5) ayat 104;

ٓ ‫علَ ْي ِه ٰابَا ٓ َءنَ ا ۗ ا َ َولَ ْو كَا نَ ٰابَا‬ ْ ‫س ْو ِل قَا لُ ْوا َح‬


َ ‫سبُنَ ا َما َو َج ْدنَ ا‬ ُ ٰ ‫َواِ ذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم تَعَ ا لَ ْوا ا ِٰلى َم ْۤا ا َ ْن َز َل‬
َّ ‫ّللا َواِ لَى‬
ُ ‫الر‬
َ َ‫ُؤ ُه ْم ََل يَ ْعلَ ُم ْون‬
َ‫شيْـئ ًـا َّو ََل يَ ْه تَد ُْو ن‬

Terjemahnya:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (mengikuti) apa yang
diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul." Mereka menjawab, "Cukuplah bagi
kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya)." Apakah
(mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?"(RI,
2004).
2. Mengetahui pendapat ulama mujtahid yang diperselisihkan dan dalil-dalilnya yang
diperbandingkan. Kemudian berpegang kepada dalil yang didasari oleh metode

istimbath hukum. Pengetahuan yang didasari atas keyakinan agama itu

menjadikan dirinya keluar dari kelompok manusia yang taqlid murni (muqallid)
yang tercela (Sapiudin Shidiq, 2021).

3. Dapat mengetahui bahwa sebahagian dalil itu ada yang disandarkan kepada Al-

Qur’an dan al-Hadis dan ada yang disandarkan kepada selainnya dari Qiyas, atau
11

kaidah umum atau yang khusus pada Mazhab tertentu, tetapi bukan pada Mazhab

yang lain.

4. Dapat mengetahui dasar-dasar dan kaidah yang dipergunakan oleh masing-masing

Imam Mazhab dalam menetapkan hukum dari dalilnya. Tujuan yang demikian itu

untuk mengetahui pendapat yang kuat, karena disandarkan kepada dalil yang kuat,

sehingga tenanglah hati, karena jelas baginya ukuran kesungguhan para Imam

Mujtahid dalam menetapkan hukum dari dalil, maka diharapkan ia mampu untuk

menghormati para Imam Mazhab secara bersamaan, tanpa mengistimewakan

antara satu dengan yang lainnya, karena iamengetahui cara Istimbath hukum dari

dalil oleh setiap Imam Mazhab.

5. Dapat mengetahui bahwa kebanyakan yang disebut pada kitab fikih adalah

masalah-masalah Ijtihad yang diambil dari pendapat Fuqaha atau Illat Qiyas,

maka ia diharapkan mampu menghormati setiap Imam mazhab secara bersamaan,


tanpa mengistimewakan antara satu dengan yang lainnya, untuk menghormati

ilmu dan kemerdekaan berpendapat (Maradingin, 2020).

6. Dengan memperhatikan landasan berfikir para Imam Mazhab, orang yang


melakukan studi banding Mazhab dapat mengetahui, bahwa dasar-dasar mereka

pada hakikatnya tidak keluar dari nas al-Qur'an dan Sunnah dengan perbedaan

interprestasi. Dengan pemahaman ini muncul keyakinan dari muqarin tanpa ragu

terhadap kemurnian dan keterbebasan hukum Islam dan para fuqahanya dari

sumber hukum selain Islam.

7. Akan terbaca kesungguhan para mujtahid dalam istimbath hukum. Diketahui pula

bahwa istimbath mereka sekali-kali tidak akan keluar dari dalil syariah. Atas dasar

itu maka akan terbentuk sikap saling menghormati secara wajar tanpa berlebihan

dan menghindari sikap fanatik. Sikap ini sekaligus meniru keteladanan imam
12

mujtahid terdahulu yang selalu menghormati perbedaan yang terjadi di antara

mereka.

8. Dapat mengamalkan hukum dari pendapat Imam yang telah diyakini kuat dalilnya.

Mengamalkan hukum yang kuat dalilnya adalah wajib dan tidak boleh berpaling

dari padanya, karena tujuan dari ilmu adalah untuk di amalkan (Abdus Sami’

Ahmad Imam, n.d.).


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Perbandingan mazhab adalah suatu studi yang mempelajari terkait

perbandingan antara berbagai pendapat dari imam mazhab. Dengan mempelajari

perbandingan mazhab, maka akan dapat mengetahui masing-masing pendapat dari

imam mazhab agar bisa diikuti dan dijadikan pedoman hukum dalam masalah

kontemporer setelah Al-Qur’an dan Hadits.


Mempelajari perbandingan mazhab sangatlah luas manfaatnya sebab

perbandingan yang dilakukan merupakan perbandingan lintas mazhab, tidak ada lagi

keterikatan pada satu paham, netralitas benar-benar diuji dalam hal ini sehingga

keputusan yang diambil benar-benar objektif berdasarkan kenyataan dan bukan

rekayasa hukum. Tujuan dari muqaranah atau perbandingan bukanlah setelah kita

membandingkan sebuah dalil atau hukum, lantas kita jadikan untuk saling melemahkan

atau menjatuhkan pendapat satu dengan lainnya, karena fungsi perbandingan juga

untuk mempererat atau mendekatkan mazhab-mazhab itu sendiri.

Adapun tujuan dari mempelajari perbandingan mazhab antara lain: menghapus


pandangan yang sempit dalam pengamalan hukum, menghindari sikap taklid dan

menumbuhkan sikap saling menghargai, mengetahui dasar-dasar dan kaidah kaidah

yang digunakan oleh mujtahid dan ijtihadnya dan mencari kebenaran dan kemudahan.

13
14

Mempelajari perbandingan mazhab bukanlah hal yang sia-sia. Banyak

manfaat yang dapat diperoleh untuk diri pelakunya secara khusus dan untuk kehidupan

masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dimaksud: orang yang

mempelajarinya akan menguasai banyak masalah yang diperselisihkan hukumnya oleh

para ulama, mengetahui pendapat ulama mujtahid yang diperselisihkan dan dalil-

dalilnya yang diperbandingkan, dapat mengetahui bahwa sebahagian dalil itu ada yang

disandarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadis dan ada yang disandarkan kepada

selainnya dari Qiyas, atau kaidah umum atau yang khusus pada Mazhab tertentu, tetapi

bukan pada Mazhab yang lain, serta dapat mengamalkan hukum dari pendapat Imam

yang telah diyakini kuat dalilnya.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca akan kami nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abdus Sami’ Ahmad Imam. (n.d.). Kitab Mujaz Fil-Fiqh Al-Islamiy Al-Muqarin.

Aidil Susandi. (2023). Perbandingan Mazhab Ushul Fikih.

Huzaimah Tahido Yanggo. (2003). Pengantar Perbandingan Mazhab.

Maradingin. (2020). Pengantar Perbandingan Mazhab.

RI, D. A. (2004). Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Sami’Ahmad, S. A. (2012). Minhaj al-Thalib fi al-Muqaranati; Baina al-Mazahib.

Sapiudin Shidiq. (2020). Studi Awal Perbandingan mazhab Dalam Fikih.

Sapiudin Shidiq. (2021). Studi Awal Perbandingan Mazhab dalam Fikih.

Syaikhun& Norwili. (2019). Perbandingan Mazhab Fiqh.


Syandri& Fadhlan Akbar. (2020). Penggunaan Masker Penutup Wajah Saat Sholat.

Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar’i, Vol.3, h.126.

Syekh Mahmud Syaitut, D. (n.d.). Muqaranatu al-Mazahib.


Wahibah Zuhali. (1986). Ushul Fiqh al-Islami.

15

Anda mungkin juga menyukai