KLP 2 Tujuan Mempelajari Perbandingan Mazhab
KLP 2 Tujuan Mempelajari Perbandingan Mazhab
Oleh:
KELOMPOK II
A INDRIANI
NIM. 862082021034
NUR RAHMANIAR
NIM.862082021046
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad saw. yang membawa manusia dari jaman kegelapan kepada
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Perbandingan Mazhab Program Studi Pendidikan Agama Islam. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Penyusun
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Tujuan Mempelajari Perbandingan Mazhab 4
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, banyak terdapat fenomena atau aktivitas yang hukumnya
diperdebatkan oleh para ulama, seperti shalat pada masa pandemic. Apakah shalat
berjamaah boleh dijarakkan? Sementara seharunsya saf harus lurus dan dirapatkan.
Apakah boleh hidung tidak menyentuh sajadah secara langsung karena menggunakan
masker? Sementara hidung itu harus menyentuh sajadah saat shalat(Syandri& Fadhlan
Akbar, 2020). Dalam mengambil hukum, haruslah merujuk kepada Al-Qur’an dan
pendapat dari para ulama yaitu imam mazhab. Oleh karena itu, perlu mengetahui terlebih
dahulu pendapat mazhab dari masing-masing imam mazhab tersebut agar tidak terjadi
fanatik atau perbedaan pendapat (ikhitilaf) yang nantinya akan menyebabkan perpecahan.
dalam pemahaman dan praktek kehidupan beragama. Salah satu tujuan utama adalah
untuk memahami berbagai pendapat dan dalil yang digunakan oleh para imam mujtahid.
seringkali menjadi sumber diskusi, konflik, atau bahkan pemisahan di antara penganut
agama. Dengan memahami akar perbedaan dan persamaan antara mazhab, kita dapat
1
2
agama yang harmonis. Ini penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan
Sejalan dengan hal itu, mempelajari perbandingan mazhab juga membantu dalam
antara mazhab-mazhab, kita dapat memperluas perspektif kita tentang agama secara
mazhab dapat membantu dalam mengenali akar sejarah dan evolusi aliran-aliran
antara mazhab-mazhab, kita dapat melacak perjalanan dan transformasi keagamaan dari
masa ke masa. Hal ini memberikan landasan penting bagi pemahaman yang lebih baik
tentang agama dalam konteks historis, serta dampaknya terhadap budaya, politik, dan
masyarakat.
membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan perbandingan mazhab. Dengan
mempelajari telaah perbandingan mazhab dengan baik dan benar, maka nantinya akan
menjadikan para pembacanya paham terhadap berbagai pendapat imam mazhab dan
dapat mengikuti sertamenghargai setiap mazhab yang diikuti oleh orang lain. Secara
garis besar, studi ini membahas pengertian perbandingan mazhab, tujuan dan manfaat
Studi ini bertujuan agar mahasiswa atau pun khalayak umum dapat memahami
dengan baik terkait perbandingan mazhab agar tidak keliru dalam merujuk kepada imam
mempelajari perbandingan mazhab ini diharapkan nantinya tidak ada lagi yang terlalu
fanatik dengan mazhab yang diikutinya serta lebih bisa menghargai dari perbedaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
berasal dari dua sub kata, yaitu kata muqaranah dan mazahib. Secara etimologi
muqaranah seperti dalam kamus munjid karangan Luis Ma’luf adalah berasal dari kata
dalil tersebut antara pendapat yang satu dengan lainnya agar setelah didiskusikan
tampaklah pendapat mana yang lebih kuat dalilnya (Huzaimah Tahido Yanggo, 2003).
Sejalan dengan hal tersebut, Syekh Abdul Sami’ Ahmad Imam Ismail al-Maliki
diperselisihkan tentang hukum syara’ pada satu masalah yang bersifat cabang (furu’)
dengan dalil-dalil dan membandingkan sebagian dalil dengan yang lainnya kemduian
mendiskusikan secara ilmiah agar setelah itu tampak pendapat yang lebih kuat dalilnya
dan lebih dekat jalannya dengan kaidah syari’at sehingga itulah pendapat yang unggul
(Sami’Ahmad, 2012).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perbandingan mazhab
merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, sebab harus mengerahkan seluruh
4
5
perbandingan yang dilakukan merupakan perbandingan lintas mazhab, tidak ada lagi
keterikatan pada satu paham, netralitas benar-benar diuji dalam hal ini sehingga
rekayasa hukum. Tujuan dari muqaranah atau perbandingan bukanlah setelah kita
membandingkan sebuah dalil atau hukum, lantas kita jadikan untuk saling melemahkan
atau menjatuhkan pendapat satu dengan lainnya, karena fungsi perbandingan juga
merupakan hal yang sangat penting walaupun hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
diantaranya;
1. Menghapus Pandangan yang Sempit dalam Pengamalan Hukum
akan menutup diri dan bertahan pada satu pandangan mazhab saja. Sikap tersebut
hendaknya dihindari dan beralih untuk berusaha dan membandingkan berbagai teori
atau metode di kalangan para ulama mazhab. Dengan perbandingan mazhab tersebut,
diharapkan akan diketahui dinamika dan keluasan cara istimbath hukum di kalangan
mazhab yang kemduian dapat dipilih metode mana yang lebih tepat dalam
penerapannya. Cara seperti ini, diharapkan akan menghasilkan hujjah yang kuat dan
agama.
6
Sebagaimana Allah Swt., berfirman dalam Qur’an Surah Yusuf (12) ayat
108;
Sikap taklid yang dimaksud disini ialah sikap mengambil pendapat orang
lain tanpa mengetahui dalilnya (Wahibah Zuhali, 1986). Sebagian ulama berpendapat
bahwa bersikap bertaklid itu haram kepada salah satu mazhab bahkan wajib bagi
mukallaf untuk berusaha berijtihad. Namun, disisi lain sebagian ulama membolehkan
bahkan mewajibkan bertaklid bagi orang awam yang dipastikan tidak mampu untuk
menjauhkan diri dari sikap taklid jauh lebih baik.. sebab, taklid disinyalir dapat
membawa efek yang negative diantaranya akan menjadikan pendapat mazhab uyang
hanya merupakan “pendapat” bisa sampai menhyamai nash bahkan melebihi nash
sebagai sumber utama hukum Islam. Selain itu, sikap taklid juga dapat menutup diri
melakukan perbandingan antara mazhab yang satu dengan yang lain, dapat
para ulama mazhab yang saling menghormati terhadap setiap perbedaan hukum dari
7
Ijtihadnya
dalam meneliti dalil-dalil dan cara istimbath hukum hingga fatwa yang dikeluarkan
tidak keluar dari dalil. Atas kesadaran itu, maka dapat dikatakan bahwa hampir
semua kejadian dapat ditetapkan hukumnya secara benar. Terlepas dari hal tersebut,
akan banyak rasa ketenangan dalam jiwa dalam konteks pengamalan hukum
menguji kehujjahan teori landasan hukum yang digunakan oleh berbagai mazhab.
Hal ini diperkuat oleh Mahmud Syaitut dan Ali Sayis yang menyatakan bahwa tujuan
melakukan perbandingan mazhab itu untuk mengetahui cara atau metode para ulama
dalam melakukan ijtihad dan memilih suatu ketentuan hukum yang dapat
menentramkan jiwa (Syekh Mahmud Syaitut, n.d.).
dan kemudahan. Dengan itu, akan terjadi keluasan dan keluwesan dalam memilah
berpegang pada satu pendapat mazhab saja. Hal ini akan mendatangkan kesulitan dan
kesempitan bagi bagi manusia dalam beragama. Padahal hukum agama diturunkan
ٍ س َو بَيِ ٰن
ت ِمنَ ا ْل ُه ٰدى َوا ْلفُ ْرقَا ِن ۗ فَ َم ْن ش َِه َد ِم ْن ُك ُم ِ شه ُْر َر َمضَا نَ الَّ ِذ ْۤ ْي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ا ْلقُ ْر ٰا نُ ُهدًى ِللنَّا
َ
1. Tujuan Praktis, yakni tujuan yang bisa dirasakan baik oleh muqarin atau
d. Dapat menimbulkan rasa puas dan senang dalam mengamalkan suatu hukum
2. Tujuan Akademik, yakni sebagai tujan yang sarat dengan unsur-unsur ilmiah,
maupun pendekatan yang digunakan oleh tiap-tiap ulama mazhab fiqh dalam
khazanah hukum Islam yang diwariskan oleh para ulama mazhab, hampur
tidak bisa diihindari secara langsung ataupun tidak langsung terkait konsep
perbandingan mazhab.
luas, toleran serta mampu menghargai berbagai pendapat yang muncul dan
manfaat yang dapat diperoleh untuk diri pelakunya secara khusus dan untuk
kehidupan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dimaksud:
10
mereka dapat keluar dari kesulitan terlebih dari kondisi kegentingan (darurat).
Apa yang difatwakan tersebut berdasar kepada dalil yang diunggulkan dari hasil
agamanya dan lepaslah dia dari statis dan taklid, sebagaimana dalam Al-Qur’an
Terjemahnya:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (mengikuti) apa yang
diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul." Mereka menjawab, "Cukuplah bagi
kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya)." Apakah
(mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?"(RI,
2004).
2. Mengetahui pendapat ulama mujtahid yang diperselisihkan dan dalil-dalilnya yang
diperbandingkan. Kemudian berpegang kepada dalil yang didasari oleh metode
menjadikan dirinya keluar dari kelompok manusia yang taqlid murni (muqallid)
yang tercela (Sapiudin Shidiq, 2021).
3. Dapat mengetahui bahwa sebahagian dalil itu ada yang disandarkan kepada Al-
Qur’an dan al-Hadis dan ada yang disandarkan kepada selainnya dari Qiyas, atau
11
kaidah umum atau yang khusus pada Mazhab tertentu, tetapi bukan pada Mazhab
yang lain.
Imam Mazhab dalam menetapkan hukum dari dalilnya. Tujuan yang demikian itu
untuk mengetahui pendapat yang kuat, karena disandarkan kepada dalil yang kuat,
sehingga tenanglah hati, karena jelas baginya ukuran kesungguhan para Imam
Mujtahid dalam menetapkan hukum dari dalil, maka diharapkan ia mampu untuk
antara satu dengan yang lainnya, karena iamengetahui cara Istimbath hukum dari
5. Dapat mengetahui bahwa kebanyakan yang disebut pada kitab fikih adalah
masalah-masalah Ijtihad yang diambil dari pendapat Fuqaha atau Illat Qiyas,
pada hakikatnya tidak keluar dari nas al-Qur'an dan Sunnah dengan perbedaan
interprestasi. Dengan pemahaman ini muncul keyakinan dari muqarin tanpa ragu
terhadap kemurnian dan keterbebasan hukum Islam dan para fuqahanya dari
7. Akan terbaca kesungguhan para mujtahid dalam istimbath hukum. Diketahui pula
bahwa istimbath mereka sekali-kali tidak akan keluar dari dalil syariah. Atas dasar
itu maka akan terbentuk sikap saling menghormati secara wajar tanpa berlebihan
dan menghindari sikap fanatik. Sikap ini sekaligus meniru keteladanan imam
12
mereka.
8. Dapat mengamalkan hukum dari pendapat Imam yang telah diyakini kuat dalilnya.
Mengamalkan hukum yang kuat dalilnya adalah wajib dan tidak boleh berpaling
dari padanya, karena tujuan dari ilmu adalah untuk di amalkan (Abdus Sami’
PENUTUP
A. Simpulan
imam mazhab agar bisa diikuti dan dijadikan pedoman hukum dalam masalah
perbandingan yang dilakukan merupakan perbandingan lintas mazhab, tidak ada lagi
keterikatan pada satu paham, netralitas benar-benar diuji dalam hal ini sehingga
rekayasa hukum. Tujuan dari muqaranah atau perbandingan bukanlah setelah kita
membandingkan sebuah dalil atau hukum, lantas kita jadikan untuk saling melemahkan
atau menjatuhkan pendapat satu dengan lainnya, karena fungsi perbandingan juga
yang digunakan oleh mujtahid dan ijtihadnya dan mencari kebenaran dan kemudahan.
13
14
manfaat yang dapat diperoleh untuk diri pelakunya secara khusus dan untuk kehidupan
masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dimaksud: orang yang
para ulama, mengetahui pendapat ulama mujtahid yang diperselisihkan dan dalil-
dalilnya yang diperbandingkan, dapat mengetahui bahwa sebahagian dalil itu ada yang
disandarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadis dan ada yang disandarkan kepada
selainnya dari Qiyas, atau kaidah umum atau yang khusus pada Mazhab tertentu, tetapi
bukan pada Mazhab yang lain, serta dapat mengamalkan hukum dari pendapat Imam
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdus Sami’ Ahmad Imam. (n.d.). Kitab Mujaz Fil-Fiqh Al-Islamiy Al-Muqarin.
15