Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok 4

PENELITIAN AGAMA DAN PENELITIAN KEAGAMAAN SERTA


PENGERTIAN KONSTRUKSI TEORI PENELITIAN AGAMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam

Dosen Pembina: Maimunah M.HI

Disusun oleh:

MUHAMMAD MAJIDI HADI A


NIM. 140 211 0439
NOR HIDAYAH
NIM. 140 211 0438

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYAH
TAHUN 1435 H / 2014 M

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Penelitian Agama
dan Keagamaan serta Kontruksi Teori Penelitian Keagamaan”. Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliahMetodologi Studi Islami .

Tidak lupa pula, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah


tersebut. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikian makalah di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penyusun dan
bagi pembaca pada umumnya.Mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini jika
masih terdapat kekurangan. Akhir kata sebelum dan sesudahnya penyusun ucapkan
terima kasih.

Palangka Raya, 29 September 2014

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................
....... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................
1
B. Rumusan Masala...................................................................................................
1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................
1
D. Batasan Masalah....................................................................................................
2
E. Metode Penulisan..................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Agama................................................................................


2
B. Pengertian Penelitian Keagamaan.........................................................................
4
C. Perbedaan Penelitian Agama dan Keagamaan......................................................
5
D. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Keagamaan..............................................
6

BAB III PENUTUP

iii
iv

A. Kesimpulan............................................................................................................
8
B. Saran......................................................................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebenarnya penelitian agama sudah dilakukan beberapa abad 1970-an yang lalu,
namun hasil penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum
dijadikan sebagai ilmu. Orang berkata: kenapa agama yang sudah begitu mapan mau
diteliti,karena Agama adalah wahyu. Sikap serupa juga terjadi di Barat, orang Eropa
menolak adanya kemungkinan meneliti agama. Sebab, antara ilmu dan nilai, antara ilmu
dan agama (kepercayaaan), tidak bisa disinkronkan. Namun,setelah bertambahnya gejala-
gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dan agama
mempunyai dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-
gejala agama tersebut.

Perkembangan penelitian agama pada saat ini sangatlah pesat, dewasa ini
penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan penelitian agama dalam
konteks penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai penelitian agama dan penelitian
keagamaan dan konstruksi teori penelitian keagamaan, dari beberapa penjelasan singkat
tersebut maka pemakalah perlu mengkaji secara rinci terhadap penjelasan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka muncul beberapa pertanyaan, yaitu:

1. Apa pengertian penelitian agama?


2. Apa pengertian penelitian keagamaan?
3. Bagaimana perbedaan antara penelitian agama dan penelitian keagamaan?
4. Apa pengertian konstruksi teori penelitian keagamaan?

C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui pengertian penelitian agama.
2. Agar dapat mengetahui pengertian penelitian keagamaan.
3. Agar dapat mengetahui perbedaan antara penelitian agama dan
penelitian keagamaan.
4. Agar dapat mengetahui pengertian konstruksi teori penelitian keagamaan.

1
2

D. Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya materi maupun hal-hal yang berhubungan dengan


rumusan masalah diatas, maka penyusun membatasi pembahasan ini sesuai yang terdapat
dalam rumusan masalah. Mengenai hal lain yang tidak memiliki hubungan dengan hal-hal
yang tercantum pada rumusan masalah diatas tidak penyusun uraikan pada makalah ini.

E. Metode Penulisan
Adapun metode yang penyusun gunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah berdasarkan metode telaah perpustakaan dengan menggunakan buku
perpustakaan sebagai bahan referensi, metode pencarian melalui internet dan
kemudian penyusun mengelola kembali menjadi satu kesatuan materi yang valid
sehingga menghasilkan komponen pembahasan yang lebih sederhana untuk di
pelajari lebih lanjut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Agama

Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari


suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti
upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. 1

Adapun agama secara etimologi dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan
“ad-din’’ dalam bahasa Arab dan dalam bahasa Inggris “religion” yakni agama berasal
dari bahasa Sanskerta yang berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun
temurun, sedangkan kata “ad-din” menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan,
patuh,utang, dan kebiasaan.2

Maka, dapat disimpulkan penelitian agama adalah sebuah usaha untuk mengkaji
pokok ajaran, sejarah perkembangan, dan tingkah laku orang yang beragama menurut
pandangan agama itu sendiri. Sehingga tidak mungkin penelitian agama terhadap suatu
agama tertentu itu, dilakukan oleh orang yang tidak mengerti agama itu sendiri.

Dalam pandangan Juhaya S. Praja, penelitian agama adalah penelitian tentang


asal-usul agama, dan pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut
terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, jelas Juhaya, terdapat
dua bidang penelitian agama, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin


ilmu tafsir dan ilmu hadis.
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkandung dalam
sumber ajaran agama itu, yakni ushul al-fiqh yang merupakan
metodologi ilmu agama. Penelitian dalam bidang ini telah melahirkan
filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf, dan fikih.3

1
Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Posdakarya, 1999,
h. 55.
2
Didiek Ahmad Supadie dkk, Pengantar Studi Islam, Jakarta:RajaGrafindo Persada,
2011, h. 35.
3
Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam,... h. 61.

3
4

Penelitian agama dapat berupa penelitian naskah primer yang berupa penelitian
kitab suci. Penelitian ini biasanya bermaksud meneliti kitab suci mengenai suatu tema
tertentu, umpamanya mengenai sifat Tuhan, masalah takdir, lingkungan hidup, atau
keluarga berencana. Penelitian naskah primer ini berguna bagi kegiatan keagamaan
seperti dakwah, namun kurang efektif sebagai penelitian yang bersifat akademik. 4

Dalam sebuah tulisannya Jacques Waardenburg menyatakan bahwa terdapat tiga


ruang lingkup penelitian agama:

Pertama, penelitian normatif tentang Islam, yang umumnya dikerjakan oleh


kaum muslim sendiri untuk menemukan kebenaran religius, meliputi studi-studi: tafsir,
hadis, fikih, dan kalam. Kedua, penelitian non-normatif tentang Islam, biasanya
dilakukan di universitas-universitas dan meliputi apa yang dianggap kaum muslim
sebagai agama yang benar, maupun yang hidup, yakni ekspresi-ekspresi religius kaum
muslim yang faktual. Lingkup yang kedua ini baik dilakukan oleh kaum muslim, maupun
non muslim. Ketiga, penelitian non-normatif mengenai aspek-aspek kebudayaan dan
masyarakat muslim, dalam pengertian yang lebih luas: meliputi telaah Islam melalui
sejarah dan sastra atau antropologi budaya dan sosiologi serta tidak sespesifik bertitik
tolak dari sudut agama.5

B. Pengertian Penelitian Keagamaan

Penelitian keagamaan menurut Juhaya adalah penelitian hidup keagamaan, yaitu


penelitian terhadap praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara
individual dan kolektif. Berdasarkan batasan tersebut, penelitian hidup keagamaan
meliputi hal-hal berikut:

1. Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan


atas agama yang dianutnya.
2. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya
maupun yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu
agama.

4
DedenRidwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Bandung: Yayasan Nuansa
Cendekia, 2001, h. 80.
5
Muhammad Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2002, h. 7-8.
5

3. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budaya
masyarakat beragama.
Setiap tradisi agama-agama memiliki beberapa praktik keagamaan yang
dilakukan oleh para pemeluknya yang dapat dijadikan objek penelitian
keagamaan, seperti ibadah yang teratur, berdoa, persembahan, dan seterusnya.
Praktik-praktik ini biasanya juga disebut sebagai ritual-ritual keagamaan.6
Orang mengatakan, bahwa semua penelitian yang dilakukan terhadap
suatu objek keagamaan mengimplikasikan kajian simbolisme keagamaan.
Bagaimanapun juga, dalam istilah kita sekarang ini dalam lmu agama, termasuk
“simbol” secara umum digunakan merujuk kepada fakta-fakta keagamaan yang
simbolismenya adalah nampak dan ekspisit. Orang mengatakan, misalnya, tentang
roda sebagai simbol sistem tata surya7
C. Perbedaan Penelitian Agama dan Penelitian Keagamaan

Seorang guru besar antropologi di New York bernama Middleton berkata:


“Penelitian agama (research on religion) berbeda dengan penelitian keagamaan
(religious research), karena penelitian agama lebih menekankan kepada materi agama,
sehingga sasarannya adalah tiga elemen pusat, yakni ritus, mitos, dan magik sedangkan
penelitian keagamaan lebih menekankan agama sebagai sistem keagamaan”.
Penelitian agama dan penelitian keagamaan letak perbedaannya ada dua pokok:
Penelitian agama dapat dikaji dari beberapa sudut pandang yakni: teologis,
historis, komparatif, dan psikologis yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin.
Sementara sistem penelitian keagamaan adalah sistem sosiologis,yakni suatu aspek
orgnisasi sosial,dan hanya dapat dikaji secara tepat, jika karakteristik itu dapat diterima
sebagai dasar berpedoman yang sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial. 8
Penelitian untuk agama sendiri masih bersifat ambigu, disisi lain penelitian
agama adalah cara untuk mencari kebeneran agama dan juga merupakan cara untuk
memahami realitas empiris. Yang pertama agama adalah sesuatu yang yang diyakini dan
dihayati, sedangkan yang kedua menyangkut agama sebagai subjek materi penelitian.

6
Zakiyuddin Baidhawy, Ruang Lingkup Objek Kajian Studi Islam, Yogyakarta: Insan
Madani, 2011, h. 28.
7
Mircea Alidea dkk, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, h. 182.
8
Muhammad Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2002, h . 8.
6

M.Atho Mudzhar menginformasikan bahwa sampai sekarang, istilah penelitian


agama dengan penelitian keagamaan belum diberi batas yang tegas. Kedua penelitian
tersebut memiliki makna yang sama. Namun untuk memberi kejelasan M.Atho Mudzahir
mengutip pendapat Middleton, guru besar antropologi di New York University yang
berpendapat bahwa penelitian agama (research on religion) berbeda dengan penelitian
keagamaan (religius research) karena penelitian agama lebih terfokus kepada agama
sebagai doktrin, pintu bagi pengembangan yang sudah ada yang pernah merintisnya yang
objeknya adalah substansi agama Islam: kalam,fikih,akhlak,dan tasawuf. Adapun
penelitian keagamaan berfokus kepada agama sebagai gejala sosial,kita tidak perlu
membuat metodologi penelitian tersendiri.9

D. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Keagamaan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta


Mengartikan konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan – bangunan
(jembatan dan sebagainya); dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di
kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat, cara-cara, dan
aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.10

Sebagaimana telah disinggung di atas, penelitian keagamaan merupakan


penelitian yang objek kajiannya adalah agama sebagai produk interaksi sosial. Metode
yang digunakan adalah metode-metode penelitian sosial pada umumnya.

Berkenaan dengan hal itu, kita pun tidak perlu menyusun teori penelitian
tersendiri, tetapi cukup meminjam teori ilmu-ilmu sosial yang sudah ada. Salah satu
contoh teori yang digunakan dalam penelitian keagamaan yang akan diungkpkan di sini
adalah penelitian Hj. Ummu Salamah dalam menyelesaikan program doktornya di
program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung (1998). 11

Judul disertasi Hj. Ummu Salamah adalah “Tradisi Tarekat dan Dampak
Konsistensi Aktualisasinya terhadap Perilaku Sosial Penganut Tarekat (Studi Kasus

9
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam,....... h. 59.
10
Anonim, http://www.wordpress.com/2009/05/22/penelitian-agama-dan-penelitian-
keagamaan, diakses pada tanggal 19 september 2014, pukul 20.43 WIB.
11
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam,....... h. 63.
7

Tarekat Tijaniyah di Kabupaten Garut, Jawa Barat: dalam Perspektif perubahan sosial)”.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitiannya adalah sebagi berikut. 12

1. Teori perubahan sosial.


2. Teori struktural-fungsional.
3. Teori antropologi dan sosiologi agama.
4. Teori budaya dan tafsir budaya simbolik.
5. Teori pertukaran sosial.
6. Teori sikap.

Dengan demikian, penelitian di atas meminjam teori-teori yang dibangun dalam


ilmu-ilmu sosial. Ia disebut penelitian keagamaan (religius reseach) dalam pandangan
Midletton atau penelitian hidup agama dalam pandangan Juhaya S. Praja, karena
objeknya adalah perilaku Tarekat Tijaniyah.

12
Ibid
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam pandangan Juhaya S. Praja, penelitian agama adalah penelitian
tentang asal-usul agama, dan pemikiran serta pemahaman penganut
ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung di
dalamnya.manusia secara individual dan kolektif.
2. Penelitian keagamaan menurut Juhaya adalah penelitian hidup
keagamaan, yaitu penelitian terhadap praktik-praktik ajaran agama
yang dilakukan oleh penelitian agama adalah sebuah usaha untuk
mengkaji pokok ajaran, sejarah perkembangan, dan tingkah laku orang
yang beragama menurut pandangan agama itu sendiri. Sehingga tidak
mungkin penelitian agama terhadap suatu agama tertentu itu,
dilakukan oleh orang yang tidak mengerti agama itu sendiri.
3. Seorang guru besar antropologi di New York bernama Middleton
berkata: “Penelitian agama (research on religion) berbeda dengan
penelitian keagamaan (religious research), karena penelitian agama
lebih menekankan kepada materi agama, sehingga sasarannya adalah
tiga elemen pusat, yakni ritus, mitos, dan magik sedangkan penelitian
keagamaan lebih menekankan agama sebagai sistem keagamaan”.
4. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta
Mengartikan konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan –
bangunan (jembatan dan sebagainya); dan dapat pula berarti susunan
dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori
berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan
sesuatu. Penelitian keagamaan merupakan penelitian yang objek
kajiannya adalah agama sebagai produk interaksi sosial.

8
9

B. Saran
Makalah ini hanyalah tulisan sederhana yang memerlukan pembaharuan atau
perbaikan serta kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat menjadi landasan untuk kita semua agar dapat memperdalam pengetahuan kita
semua tentang penelitian agama dan keagamaan serta konstruksi teori penelitian
keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Muhammad Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada,


2002.

Alidea, Mircea dkk, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

Baidhawy, Zakiyuddin, Ruang Lingkup Objek Kajian Studi Islam, Yogyakarta: Insan
Madani, 2011.

Hakim, Atang Abd, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Posdakarya, 1999.

Ridwan, Deden, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Bandung: Yayasan Nuansa
Cendekia, 2001.

Supadie, Didiek Ahmad dkk, Pengantar Studi Islam, Jakarta:RajaGrafindo Persada,


2011.

B. Internet

Anonim, http://www.wordpress.com/2009/05/22/penelitian-agama-dan-penelitian-
keagamaan.

10

Anda mungkin juga menyukai