Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KONSTRUKSI TEORI PENELITIAN AGAMA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi


Studi Islam

Dosen Pengampu : Aris Stianto,S.H, M.H.

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Shamil Hekmatyar (2231811007)


Siregar
2. Mastini ( 2231811083)
3. friska Nazawatul Adella (2231811085)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

2023

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah Metodologi Studi Islam dengan judul “KONTRUKSI TEORI
PENELITIAN AGAMA”.

Dalam penyelesaian pembuatan tugas ini penulis mendapat


banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan pihak lain yang telah
membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

Tugas yang dikerjakan oleh penulis ini bukanlah karya yang


sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar penulis dapat menyempurnakan tugas ini di
kemudian hari. Semoga tugas ini dapat memberikan banyak manfaat
bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya. Terima Kasih.

Samarinda, 1 November 2023

Kelompok 7

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Masalah 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

A. Pengertian “Kontruksi Teori” Penelitian Agama 5

B. Macam-Macam Penelitian 7

C. Langkah-Langkah Penyusunan Draf Penelitian Dan Pengkajian Islam 9

D. Pendekatan Yang Di Gunakan 12

BAB III 14

PENUTUP 14

A. Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Penelitian agama sudah dilakukan sejak beberapa abad yang
lalu, namun hasil penelitian yang telah diperoleh masih dalam
bentuk perbuatan belum di jadikan sebagai ilmu . Semakin
bertambahnya gajala-gejala agama yang berbau dengan maslaah
sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai
ilmu yang khusus di pergunakan untuk menyelidiki gejala-gejala
agama tersebut.
Perkembangan – perkembangan penelitian agama pada saat
ini sangat pesat di sebabkan oleh tuntutan- tuntunan kehidupan
sosial yang selalu mengalami perubahan. Kajian dalam lingkup
agama memerlukan relevansi dari kehidupan sosial yang tengah
berlangsung. Permasalahan- permasalahan seperti ini yang
mendasari perkembangan penelitian- penelitian agama guna
mencari relevansi kehidupan sosial dan agama. Dalam penelitian
agama di isi penjelasan mengenai kedudukan penelitian agama
khususnya di dalam konteks penelitian pada umumnya, mengenai
penelitian agama dan penelitian keagamaan serta kontruksi teori
penelitian keagamaan, dari beberapa penjelasan singkat tersebut
maka pemakalah perlu di kaji secara rinci terhadap penjelasan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Agama ?

2. Macam – Macam Penelitian ?

3. Langkah- Langkah Penyusunan Draf Penelitian Agama dan

5
Pengkajian Islam?

4. Pendekatan yang di gunakan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Kontruksi Teori Penelitian
Agama

2. Untuk mengetahui Macam- Macam Penelitian

3. Untuk mengetahui Langkah- Langkah Penyusunan Draf


Penelitian Agama danPengkajian Islam
4. Untuk mengetahui Pendekatan yang di gunakan

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Agama

Dalam kamus Bahasa Indonesia WJ.S Poerdarminta


mengartikan kontruksi adalah caramembuat (menyusun) bangunan-
bangunan (jembatan dan sebagainya) atau dapat pula berarti
susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata1
Sedangkan teori berarti pendapat yang di kemukakan sebagai
suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian). Dan berarti
pula asas-asas dan hokum –hukum umum yang menjadi dasar
suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula
berarti pendapat, cara-cara, aturan-aturan untuk melakukan
2
sesuatu.
Kata “Teori” secara etimonogi berasal dari Bahasa Yunani
yaitu Theorea, yang berarti melihat, Theoros yang berarti
pengamatan.3
Dari pengertian-pengertian tersebut, kita dapat memperoleh
suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan “Kontruksi
Teori“ adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-
asas atau hukum –hukum mengenai sesuatu antara satu dan
lainnya saling berkaitan,sehingga membentuk suatu bangunan.4
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermas,
seksama, pemeriksaan yang di lakukan secara seksama dan teliti
dan dapat pula berarti penyelidikan.5
Dengan demikian penelitian mengandung arti upaya
menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-
data yang terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-pelakunya
agar proses penelitian yang di lakukan itu bersifat ilmiah, yaitu harus
sistematis,terkontrol, bersifat empiris (bukan spekulatif) dan harus

7
kritis dalam penganalisaan data– datanya sehubungan dengan dalil-
dalil hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian itu di
6
lakukan.

1 WJ.S Poerwadarminta, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991) cet.XII,
hlm.520
2 Ibid, hlm. 1055
3 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Ed. I, (Cet.III; Jakarta: Gramedia, 2002), hal. 1097
4 Abuddin Nata, Metedologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014 ) Cet. 21, hlm. 166
5 W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 1039
6 Abuddin Nata, Op. cit., hlm.167

8
Seorang guru besar antropologi di new York bernama middleton berkata
“penelitian agama (Research on Religion) berbeda dengan penelitian
keagamaan (religious search) karena penelitian agama lebih menekankan
kepada materi agama, sehingga sasarannya adalah tiga elemen pusat,
yakni ritus,mitos, dan magik. Dan penelitian agama juga dapat di kaji dari
beberapa sudut di pandang yakni : teologis, historis, kompratif, dan
7
psikologis yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin.
Sedangkan Penelitian Agama yang di ambil dalam lafadz Din . Secara
Etimologi , din berasal dari Bahasa Arab yang mempunyai arti menguasai,
tunduk, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan.8 Menurut Al- Attas
pengertian din adalah dayn (hutang), Madinah (kota), Dayyan (penguasa,
hakim), dan Tamaddan (peradaban).9
Harun Nasution, Guru Besar Filsafat dan Teologi Islam, menjelaskan
bahwa agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus di pegang dan
di patuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan ini berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia.10
R.R Marett salah seorang ahli antropologi inggris, mengatakan
bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan untuk di
definisikan karena agama menyangkut lebih dari pada hanya pikiran,
yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya
menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya kabur.
Karl Max terkenal karena ucapannya bahwa “ Agama adalah candu
rakyat,” Ideologi ini ia kembangkan atas dasar ekonomi dan politik yang
mana ia sangkut pautkan dengan realitas kehidupan.
Friederich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) adalah salah seorang
filsuf yang memproklamirkan kematian Tuhan. Ungkapannya yang
terkenal adalah: Requim aeternam deo! Yang artinya semoga Tuhan
beristirahat dalam keadaan damai.
Sekarang saatnya membahas apakah agama dapat diteliti? Jawabannya
adalah bahwa untukagama hasil budaya

9
manusia(agama Ardi) penelitian
dapat dilakukan sepenuhnya,baik terhadap ajaran dan doktrin-
doktrinnya maupun terhadap bentuk pengamalannya. Sedangkan untuk
agama samawi jawabannya adalah ada bagian-bagian yang dapat
dijadikan sasaran garapan penelitian, yaitu bagian isi dari bentuk
pengamalan.

7 Ali, Sayuti Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori dan Praktek,


Jakarta:,Grafindo Persada 2002
8 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), hlm.
133
9 Al- Attas, Islam dan Sekularisme, Op. Cit., hlm 63-64
10 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari berbagai Aspeknya, jilid I, (Jakarta:UI Press, 1979),
cet.I, hlm. 10

10
agama, dan ada pula bagian-bagian yang kepadanya tidak dapat
dilakukan penelitian, yaitubagian dari isi agama.
.Agama dapat dipandang sebagai doktrin yang diyakini secara
mutlak kebenarannya. Namun demikian, agama sebagai doktrin
diduga memberikan andil terhadap dinamika dan tantanan sosial,
politik, dan ekonomi. Sistem pelampiasan masyarakat sedikit
banyak dipengaruhi doktrin-doktrin agama yang diyakini, sehingga
agama melahirkan agama yang empiris sebagai gejala keagamaan.
Sikap dan keterikatan pemeluk agama terhadap ajaran agama juga
merupakan gejala keagamaan yang dapat menjadi objek kajian.
Selain itu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan
ketertarikan pada ajaran agama.11

B. Macam-Macam Penelitian
Seorang yang akan menyusun konstruksi teori penelitian terlebih
dahulu perlu mengetahui bentuk dari macam macam penelitian,
karena perbedaan bentuk atau macam penelitian yang dilakukan
akan mempengaruhi bentuk kontruksi teori penelitian yang
dilakukan termasuk pula penelitian agama. Berbagai macam
penelitian yang didasarkan pada segi metode dan rancangannya ini
dapat di kemukakan sebagai berikut.
1. Penelitian Eksploratif

Penelitian Eksploratif dapat di gunakan untuk mengemati gejala


keagamaan yang sedang terjadi atau gejala keagamaan yang terjadi
di masa lalu. Berdasarkan data yang di peroleh dari penelitian
ekploratif, dapat di kembangkan berbagai penelitian lain seperti
penelitian historis, deskritif, korealasional, dan eksprimen. Karena itu
penelitian eksploratif sering di sebut penelitian pendahuluan.12
2. Penelitian Historis

11
Bila gejala keagamaan terjadi di masa lampau dan peneliti
berminat mengetahuinya, maka peneliti dapat melakukan penelitian
historis, yakni melakukan rekontruksi terhadap fenomena masa
lampau baik gejala keagamaan yang terkait dengan masalah politik,
13
sosial,ekonomi dan budaya Tujuannya untuk membuat rekontruksi
masa lampau secara sistematis, mengevaluasi, memferifikasi,serta
mensistematiskan bukti bukti untuk menegaskan fakta dan
memperboleh kesimpulan yang kuat14

11
Drs. U. Maman Kh, Ms dkk, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan Antar
Displin Ilmu,(NuansaBandung, 2001) hlm. 225
12
Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. U. Maman Kh, Ms, Tradisi Baru Penelitian Agama
Islam: TinjauanAntar Displin Ilmu,(Nuansa Bandung, 2001) hlm. 227
13
Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. U. Maman Kh, Ms., hlm. 227
14
Ibid,10

12
3. Penelitian Deskriptif

Kata “Deskriptif” berasal dari Bahasa Inggris description yang


berarti penggambaran. Kata kerjanya adalah to describe artinya
menggambarkan. Penelitian descriptif iaiah sebuah penelitian
bertujuan untuk menggambarkan gajala sosial, politik, ekonomi, dan
buadaya. Dalam penelitian deskriptif berusaha menggambarkan
sesuatu gejala keagamaan.15
Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan
hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya
sesuai dengan variable-variabel yang teliti.16
4. Penelitian Korelasional

Tujuannya untuk mendeteksi sejauh mana variasi variasi pada


suatu faktor berkaitan dengan variasi variasi ada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefesien kolerasi. Penelitian ini memiliki ciri
-ciri antara lain :
Cocok di lakukan bila variable-variabel yang di teliti rumit atau tak
dapat teliti denganmetode eksprimental atau tak dapat
manipulasikan.
Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variable dan
saling hubungannyasecara serentak dalam keadaan realistiknya.17
5. Penilitian Eksprimen Sungguhan

Penelitian ini di lakukan untuk menyelidiki kemungkinan


hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau
lebih kelompok eksprimental dan memperbandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih dengan kelompok control yang tidakdi kenal
kondisi perlakuan.Penelitian Eksprimen tidak hanya melihat
hubungan antara satu variable berpengaruh dengan variable lain,
melainkan sejauh mana suatu variable berpengaruh pada variable
lain secara kausalitas.18

13
6. Penelitian Survei

Dalam survei, informasi di kumpulkan dari responden dengan


menggunakan kuisioner. Umumnya pengertian survei di batasi pada
penelitian yang data nya di kumpulkan dari sampel atau populasi
untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang
informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan

15 Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. Maman Kh, Ms, hlm. 229
16 Drs. Mardalis, Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,(Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), cet. 11,hlm.28
17 Abuddin Nata, hlm.176
18 Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. Maman Kh, Ms., hlm.235

14
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang
19
pokok. penelitian inimerupakan pendekatan kuantitatif
7. Penelitian Tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja
atau dunia actual yang lain.20
8. Grounded Research

Penelitian ini hakikatnya merupakan upaya mengkritik terhadap


keterikatan para peneliti yang berlebihan terhadap teori-teori yang
sangat umum dari tokoh-tokoh besar seperti Weber, Prsons, Veblen,
Cooley. Penelitian ini tidak dimulai dari teori atau hipotesis.21

C. Langkah-Langkah Penyusunan Draf Penelitian Dan


Pengkajian Islam

Langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan


pengkajian islam adalahmerupakan salah satu bagian pokok dari
“konstruksi teori” penelitian agama.
Langkah-langkah tersebut pada hakikatnya merupakan kegiatan
yang harus ada dalam suatu perencanaan penelitian . Adapun
Langkah - Langkah Penyusunan Draf Penelitian dan Pengkajian
Islam yakni:
1. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, langkah ini memuat pemikiran atau alasan


yang jelas dan meyakinkan mengapa penelitian itu mesti
dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena adanya
kesenjangan antara problema dengan teori. Masalah yang harus
dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia cukup

15
banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikanny, memilihnya,
dan merumuskannya. Dalam kaitan dengan penelitian agama
misalnya, kita dapat mengajukan permasalahan seperti: 1)
bagaimanakah corak pemahaman teologi yang dianut oleh
masyarakat Indonesia; 2) Bentuk-bentuk dakwah Islamiyah yang
bagaimanakah yang lebih cocok untuk diterapkan di Indonesai; 3)
Seberapa banyakkah umat islam yang telah menyalurkan zakar
dari harta yang dimilikinya; 4) Sejauh manakah ketertinggalan
agama dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang
dialami umaat Islam Indonesia; 5)

19 Mari Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey,(Jakarta:LP3ES,1989),


hlm. 3
20 Ibid 10
21 Yuliatikaningtyas, http://yuliatikaningtyas02.blogspot.com, Di akses tanggal 1
November 2023

16
Bagaimana kondisi hubungan antar umat beragama di Indonesia;
6) Bagaimana hubungan agama dan politik; 7) Bagaimana corak
pemahaman keislaman di Indonesia.
2. Studi Kepustakaan

Bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan


bantuan bermacam- macam material yang terdapat diruangan
perpustakaan, seperti : buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan
kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya22.Studi ini dilakukan demi
pendapatkan gambaran tentang topik penelitian yang akan
diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang
tidak perlu dan mubazir.23 Tak jarang terjadi seorang peneliti,
dengan sadar atau tidak, bertindak seakan akan taka da tulisan-
tulisan mengenai masalah yang ditelitinya. Mungkin hal ini terjadi
karena tulisan-tulisan yang ada tertulis dalam bahasa yang tak
dikuasainya ataupun tulisan-tulisan itu tak dapat diperolehnya.
Namun paling sedikit si peneliti harus memasukkan judul-judulnya
dalam daftar buku walaupun sekedar untuk memperlihatkan
bahwa ia mengetahui tentang adanya tulisan tadi. Maka, teknik
terbaik ialah membuat daftar kepustakaan ini selain untuk
memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti, juga
untuk menghindarkan terjadinya pengulangan dari suatu
penelitian.

3. Landasan Teori dan Hipotesis

Teori pada pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab


akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara geala
yang diteliti dari satu atau beberapa factor tertentu dalam
masyarakat.24

17
Dengan demikian suatu teori dalam penelitian sangat berguna
untuk menjelaskan, menginterpretasikan dan memahami suatu
25
gejala atau fenomena yang di jumpai dari hasil penelitian.
Kerangka atau lanadasan teoritis membantu si peneliti dalam
menentukan tujuan dan arah penelitiannya dan dalam memilih
konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesis-
hipotesisnya. Namun demikian perlu di catat bahwa teori ini

22 Sumadi Suryabrata, Op. Cit., hlm. 28


23
Abuddin Nata, Op.Cit., hlm. 183
24
Herbert Blumer. Ahli sosiologi Amerika terkemuka, sebagaimana ditunjukka
Mely G. Tan mengatakan,bahwa teori, penelitian dan fakta empiric terlibat dalam
suatu hubungan yang erat dimana teori membina penelitia; penelitian mencari dan
memisahkan fakta-fakta dan fakta-fakta mempengaruhi teori.

18
bukanlah pengetahuan yang sudah pasti, akan tetapi harus
26
dianggap sebagai petunjuk hipotesis.

Dengan adanya landasan teori dan hipotesis tersebut kita


dapat mengetahui apakah penelitian yang di lakukan itu dapat
mengungkapkan sesuatu yang sama sekali baru, menolak, atau
telah berhasil mengembangkan atau memperdalam pemikiran atas
27
hasil penelitian yang sudah ada.

Namun keberadaan rumusan landasan teori dan hipotesis


tersebut tidak mesti ada pada seluruh macam penelitian. Dalam
penelitian yang bersifat menjelajah, dimana pengetahuan mengenai
persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekali, teori-
teorinya pun belum ada. Demikian pula dengan penelitian yang
bersifat deskriftif, lain halnya dengan penelitian yang bersifat
menerangkan (exsplenatory), dimana sudah pasti ada teori-teori
yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan di uji, tentu di
perlukanlandasan teori.

4. Metodologi Penelitian

Metodologi (Manhaj) adalah jalan yang jelas. Ia sering juga di


sebut dalam istilah Manhaj, seperti yang terdapat dalam al-
qur’an;Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikat Syir’ah
(aturan) dan Manhaj (jalan yang terang).28

Apabila konsep-konsep sudah di tentukan dan di tegaskan,


dan landasan teori dan hipotesis telah terbentuk, kita menuju ke
tahap pemilihan metode pelaksanaan penelitian.Metode mana yang
akan di lakukan dan di nilai paling tepat amat bergantung pada
macam penelitian yang di lakukan serta maksud dan tujuan yang
ingin di capai.

19
Untuk penelitian Eksploratif misalnya, kita dapat melakukan
wawancara terbuka yang memberikan keleluasaan bagi si
penjawab untuk memberi pandangan secara bebas. Sedangkan
untuk penelitian yang bersifat deskriftif dapat menggunakan data
kuantitatif. Sementara untuk penelitian yang bersifat menerangkan
dapat menempuh cara eksprimen

26
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah penelitian yangkebenarannya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris. Dalam suatu penelitian hipotesis merupakanpedoman karena data
yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang
dinyatakan dalam hipotesisi tersebut

27
Mely G. Tan, “Masalah Perencanaan Penelitian” dalam Koentjaraningrat,
Metode-metode PenelitianMasyarakat,(Jakarta: Gramedia, 1983),cet. V, hlm.
27
28
Q.S. 5:48

20
seperti keadaan dalam laboratorium ilmu eksakta dan dapat pula
berbentuk perbandingansistematis atau selanjutnya di sebut dengan
29
studi komparatif.

5. Kerangka Analisis

Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat


kritis dalam penelitian.penelitian harus memastikan kerangka dan
pola analisis mana yang akan di gunakan, apakah analisis statistik
ataukah analisis nonstatistik. Penelitian tergantung pada data yang
kuantifikasikan, yaitu data dalam bentuk bilangan,sedangkan
analisis nonstatistik sesuai data deskriftif atau data textuar. Data
deskriftif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karena itu
disebut juga analis isi (content analysis).

Hasil analisis boleh dikatakan masih factual dan ini harus di


beri arti oleh peneliti. Hasil ini biasanya di bandingkan dengan
hipotesis penelitian, di diskusikan atau di bahasdan akhirnya di beri
kesimpulan.30

D. Pendekatan Yang Di Gunakan

Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang


digunakan untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam
penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan pengertian
dan gambaran yang berbeda-beda tergantung kepada pendekatan
yang digunakan.
31
 Seperti pendekatan secara Filosofis. Dengan demikian dapat di
ketahui bahwa filsafat pada intinya adalah upaya atau usaha
untuk menjelaskan inti, hakikat, hikmah mengenai sesuatu yang
berada di balik objek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang

21
mendasar, asas, dan inti yang terdapat di balik yang bersifat
lahiriah.

29
Abuddin Nata, hlm. 188-189
30
hlm. 189
31
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta kepada
kebenaran, ilmu dan hikmah.Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat
sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia, lihat di Omar mohammad AL-Toumy al-syaibani,
filsafah pendidikan islam, (terj.) Langgulung dari judul aslifalsafah al-tarbiyah al-
islamiyah,(jakarta: bulan bintang ,1979), cet.1 hlm.25

22
32
 Kemudian pendekatan secara Normatif. Pendekatan. Normatif
adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal-
33
formal atau normatifnya. Adapun beberapa teori popular yang
dapat di gunakan dengan pendekatan normatif di samping teori-
teori yang di gunakan oleh para fuqaha’, Usuluyin, Muhaddithin
dan Mufassirin di antara adalah teori teologis-filosofis yaitu
pendekatan memahami al-qur’an dengan cara
menginterpretasikannya secara logis- filosofi yakni mencari nilai-
nilai objektif dari subjektifitas al-qur’an.
 Pendekatan ketiga pendekatan secara Historis.34 Melalui
pendekatan sejarah seorang di ajak menukik dari alam idealis ke
alam yang bersifat emiris dan mendunia. Dari keadaan ini
seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan
antara yangterdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam
empiris dan historis.
35
 Selanjutnya adalah pendekatan secara Teologis. Menurut The
Encyclopdia of American Religion, di Amerika Serikat terdapat
1.200 sekte keagamaan. Satu di antaranya adalah sekte Davidian
bersama 80 orang pengikut fanatiknya melakukan bunuh diri
masal setelah berselisih dengan kekuasaan pemerintah Amerika
Serikat.
 Dan yang terakhir adalah pendekatan secara Psikologis.
Pnedekatan ini merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah
dari aspek-aspek batini pengalaman keagamaan. Suatu esensi
pengalaman keagamaan itu benar-benar ada dan bahwa dengan
suatu esensi, pengalaman tersebut dapat di ketahui. Sentimen-
sentimen individu dan kelompok berikut gerak dinamisnya, harus
pula di teliti dan inilah yang menjadi tugasinterpretasi psikiologis.

23
32
Kata ini sering disandingkan dengan islam normative atau islam historis. Hakikatnya
islam normative adalahislam yang seharusnya dan islam historis adalah islam yang
dilaksanakan. Ketika rasulullah masih hidup, islamnormative dan islam historis masih
berjalan seimbang, begitu juga pada masa Sahabat. Namun seiring berjalannya waktu,
islam historis semakin jauh dengan islam normative.
33
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa, 2009,hlm197
34
Sejarah atau historis (Historical Approach) adalah suatu ilmu yang didalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar
belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat
dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapayang
terlibat dal peristiwa tersebut.

35
Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia. Yang terdiri
dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga
teologi adalah pengetahuan ketuhanan . sedangkan pendekatan teologis adalah suatu
pendekatan yang normatif dan subjective terhadap agama. Pada umumnya,
pendekatan ini dilakukan dari dan oleh penganut agama dalam usahanya menyelidiki
agama lain. Secara harfiah, pendekatan teologis normatif dalam memahami agama
dapat diartikan sebagai upayamemahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirisdari suatu
keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dubandungkan dengan yang lainnya.

24
B
A
B
I
I
I
P
E
N
U
T
U
P
A. Kesimpulan
A. Pengertian “Kontruksi Teori” Penelitian Agama
Kata “Teori” secara etimonogi berasal dari Bahasa Yunani
yaitu Theorea, yang berarti melihat, Theoros yang berarti
pengamatan. Dari pengertian-pengertian tersebut, kita dapat
memperoleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
“Kontruksi Teori“ adalah susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas- asas atau hukum – hukum mengenai sesuatu
antara satu dan lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk
suatu bangunan. Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang
artinya cermas, seksama, pemeriksaan yang di lakukan secara
seksama dan teliti dan dapat pula berartipenyelidikan.
B. Macam-Macam Penelitian

25
Ada 8 Macam – Macam Penelitian yakni:
1. Penelitian Eksploratif
2. Penelitian Historis
3. Penelitian Deskriftif
4. Penelitian Korelasional
5. Penelitian Eksperimental Sungguhan
6. Penelitian Survei
7. Penelitian Tindakan
8. Penelitian Grounded Research
C. Langkah –Langkah Pokok Penyusunan Draft Penelitian Dan
Pengkajian Islam..
Adapun Langkah - Langkah Penyusunan Draf Penelitian
dan Pengkajian Islamyakni:
1. Latar Belakang Masalah
2. Studi Kepustakaan
3. Landasan Teori dan Hipotesis
4. Metodologi Penelitian
5. Kerangka Analisis
D. Pendekatan Yang di Gunakan
Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang
digunakan untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam
penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan
pengertian dan gambaran yang berbeda-beda tergantung kepada
pendekatan yang digunakan.,yakni seperti;
 Pendekatan secara Filosofis
 Pendekatan secara Normatif
 Pendekatan secara Historis
 Pendekatan secara Teologis
 Pendekatan secara Psikologis

26
DAFTAR PUSTAKA
WJ.S Poerwadarminta, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1991) cet.XII,hlm.520

Ibid, hlm. 1055

Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Ed. I, (Cet.III; Jakarta: Gramedia,


2002), hal. 1097 Abuddin Nata, Metedologi Studi Islam, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014 ) Cet. 21, hlm. 166
W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit.,
hlm. 1039Abuddin Nata, Op. cit.,
hlm.167
Ali, Sayuti Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori dan Praktek,
Jakarta:,GrafindoPersada 2002

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya


Agung, 1989), hlm. 133Al- Attas, Islam dan Sekularisme, Op. Cit., hlm
63-64
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari berbagai Aspeknya, jilid I,
(Jakarta:UI Press, 1979),cet.I, hlm. 10

Drs. U. Maman Kh, Ms dkk, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam:


Tinjauan Antar DisplinIlmu,(Nuansa Bandung, 2001) hlm. 225

Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. U. Maman Kh, Ms, Tradisi Baru
Penelitian AgamaIslam: Tinjauan Antar Displin Ilmu,(Nuansa
Bandung, 2001) hlm. 227

Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. Maman Kh, Ms, Op.Cit., hlm. 229

Drs. Mardalis, Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan

27
Proposal,(Jakarta: Bumi Aksara,2014), cet. 11, hlm.28

Abuddin Nata, Op. Cit., hlm.176

Ali Abdul Halim Mahmud dkk, , Drs. Maman Kh, Ms, Op.Cit., hlm.235
Mari Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian
Survey,(Jakarta:LP3ES,1989), hlm.Yuliatikaningtyas,
http://yuliatikaningtyas02.blogspot.com, Di akses tanggal 1 November
2023

Sumadi Suryabrata,
Op. Cit., hlm. 28
Abuddin Nata, Op.Cit.,
hlm. 183
Mely G. Tan, “Masalah Perencanaan Penelitian” dalam
Koentjaraningrat, Metode-metodePenelitian Masyarakat,(Jakarta:
Gramedia, 1983),cet. V, hlm. 27

Q.S. 5:48

28
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam,
Yogyakarta: Academia danTazzafa, 2009,hlm 197

29
Sesi tanya jawab
1. (Fahira Aurel KEL 10) bagaimana kontruksi teori penelitian
agama dapat membantu memahami fenomena
keberagamaan?
2. (Siti NurH kel 5) apa perbedaan antara pendekatan normatif
dan historis dalam kajian islam?
3. (Henny Kel 11) bagaimana penelitian tentang agama bisa
mengembang kan teori teori baru di masyarakat?

4. (Nila kel 8) bagaimana memastikan bahwa teori penelitian


agama mempertimbangkan dan menghormati keberagaman
keyakinan dan praktik keagamaan?

5. (Kurnia kel 5) bagaimana teori penelitian agama ini dapat


berperan dalam pemecahan masalah atau meningkatkan
kepahaman agama tentang masyarakat?
6. (Febi Dwi) apa sih tujuan dari kontruksi teori penelitian agama
dalam mata kuliah metodologi studi islam?

JAWABAN

1. konstruksi teori penelitian agama membantu memberikan


kerangka kerja untuk menganalisis dan memahami berbagai
aspek fenomena keberagamaan mulai dari keyakinan,ritual
hingga dampaknya dalam masyarakat. teori ini dapat
memberikan landasan konseptual yang kuat untuk menjelaskan
dan merinci dinamika kompleks di dalam dunia keagamaan.

2. pendekatan normatif menekankan pada aspek normatif dan


hukum, sedangkan pendekatan historis fokus pada pemahaman
sejarah dan evolusi pemikiran dalam kajian Islam.

3. dengan mengidentifikasi pola pola unik,dinamika,dan interaksi


dalam konteks keberagaman.melalui observasi dan analisis
mendalam, penelitian ini dapat menghasilkan konsep konsep

30
inovatif dan mengajukan pertanyaan pertanyaan baru yang
memicu pemikiran kreatif.Dengan cara ini penelitian agama tidak
hanya memperkaya kita tentang keberagaman tetapi juga dapat
menjadi pendorong untuk mengembangkan teori teori baru yg
lebih responsif terhadap konpreksitas masyarakat.

4. dapat dilakukan dengan melibatkan representasi yang inklusif


dalam penelitian, mendengar kan beragam perspektif dan
mengakui kompleksitas pluralitas agama penting untuk
menghindari generalisasi yang terlalu menyederhanakan dan
memberikan ruang bagi keberagaman dalam analisi.selain
itu,etika penelitian yang berfokus pada rasa hormat terhadap
partisipasi dan komunikasi keagamaan juga menjadi kunci untuk
memastikan bahwa penelitian tidak merendah kan atau
mengesampingkan keyakinan dan keagamaan.

5. Teori penelitian agama dapat berperan penting dalam pemecahan


masalah atau meningkatkan kepahaman agama tentang
masyarakat dengan memberikan kerangka konseptual dan
metodologi untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang
aspek-aspek agama yang relevan. Penelitian ini dapat membantu
mengidentifikasi tantangan sosial, mencari solusi, dan
memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana agama
memengaruhi dan dipengaruhi oleh dinamika masyarakat.

6. mungkin mencakup pemahaman mendalam terhadap dasar


dasar teoritis agama dan penerapan metode penelitian yang
relevan untuk memahami fenomena keagamaan.jadi hal ini dapat
membantu mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman
yang kokoh tentang prinsip teori agama dan kemampuan untuk
mengaplikasi kan nya dalam konteks penelitian keagamaan.

31

Anda mungkin juga menyukai