Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Metodologi Studi Islam Wahidin, Dr., M.Ag.

Makalah

Telaah “Kontruksi Teori” Penelitian Agama

Disusun oleh :

Sonia Salsal Bilah (12120222062)

Zakiyyah Maulida (12120222899)

Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum

UIN SUSKA

2023
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada Kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah rencanakan. Makalah ini kami buat dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian Mata Kuliah. Yang meliputi nilai tugas, nilai
kelompok, nilai individu, dan nilai keaktifan. Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk
mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada studi banding
atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Kami sebagai
penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan makalah
ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangannya. Kami ucapkan terimakasih kepada Bpk. Wahidin, Dr., M.Ag. Sebagai
pengajar Mata Kuliah Metodologi Studi Islam yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula kepada rekan-rekan yang telah ikut berpartisipasi.
Sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. dan dapat bermanfaat bagi kami sebagai
penyusun maupun bagi orang-orang banyak.

Pekanbaru, 2 Juni 2023

Penulis

i
Daftar Isi
BAB I_____________________________________________________________________________________1

PENDAHULUAN_____________________________________________________________________________1

A. Latar Belakang_______________________________________________________________________1

B. Rumusan Masalah____________________________________________________________________1

C. Tujuan______________________________________________________________________________1

Bab II_____________________________________________________________________________________2

Pembahasan_______________________________________________________________________________2

A. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Agama_______________________________________________2

C. Langkah-Langkah Pokok Penyusunan Draft Penelitian dan Pengkajian Islam_____________________10

D. Pendekatan yang Digunakan___________________________________________________________12

BAB III___________________________________________________________________________________13

Penutup__________________________________________________________________________________13

A. Kesimpulan_________________________________________________________________________13

E. Saran______________________________________________________________________________13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama islam yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW diyakini bahwa
dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Didalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu
menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-
luasnya. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia
sebagaimana yang terdapat dalam sumber ajarannya. Al-qur’an dan hadits Nampak
ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal
pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang
dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan
kepedulian social, menghargai waktu, bersikap tebuka, demokratis, berorientasi pada
kualitas, egaliter, kemitraan, anti feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan
kebersamaan dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan islam sekarang
menampilkan keadaan yang lebih jauh dari cita-cita ideal tersebut dan buah dari
ibadah yang berdimensi social sudah Nampak berkurang. Dikalangan masyarakat
telah terjadi kesalah pahaman dalam memahami symbol-simbol keagamaan itu, maka
agama lebih di hayati sebagai penyelamat individu dan bukan sebagai keberkahan
social secara bersama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kontruksi telaah penelitian agama?


2. Apa macam-macam penelitian?
3. Apa langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam?
4. Apa pendekatan yang digunakan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian “konstruksi teori” penelitian agama


2. Untuk mengetahui macam-macam penelitian
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan
pengkajian islam
4. Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan

1
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Kontruksi Teori Penelitian Agama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan


konstruksi adalah cara membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan dan
sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat atau di
kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebgai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula asas-asas dan hukum-
hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu
teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan
sesuatu.[1] Selanjutnya dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakikatnya
merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan
positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam
masyarakat.
Dari pengertian-pengertian tersebut kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dengan
yang lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama,
pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti
penyelidikan. Selanjutnya penelitian yang dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuan
mengandung implikasi-implikasi yang bersifat ilmiah, oleh karena hal tersebut
merupakan proses penyelidikan yang berjalan sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam ilmu pengetahuan tentang penelitian atau yang selanjutnya disebut methodologi
of research. Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-
kebenaran objektif yang disimpulkn melalui data-data yang terkumpul.kebenaran-
kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau
landasan untuk pembaruan perkembangan atau perbaikan. Perkembangan atau
perbaikan dalam masalah-masalah teoretis dan praktis dalam bidang-bidang
pengetahuan yang bersangkutan.[2] Dengan demikian penelitian mengandung arti
upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang

2
terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-pelakunya agar proses penelitian yang
dilakukan itu bersifat ilmiah yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris, dan
harus kritis dalam penganalisisan data-datanya sehubungan dengan dalil-dalil
hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.
Dengan demikian penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan
ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah cara untuk memperoleh informasi
yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuannya adalah untuk
menemukan jawaban atas persoalan yang berarti melalui penerapan prosedur-prosedur
ilmiah. Suatu penyelidikan harus melibatkan pendekatan ilmiah agar dapat
digolongkan sebagai penelitian.
Berikutnya sampailah kita pada pengertian agama. Telah banyak ahli-ahli ilmu
pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi dan lain-lain yang mencoba
mendefinisikan agama tetapi banyak juga hasilnya yang tidak memuaskan, karena
tidak diperoleh definisi yang seragam. R.R. Marett salah seorang ahli antropologi
inggris, mengatakan bahwa agama adalah yang paling sulit dari semua perkataan
untuk didefinisikan karena agama menyangkut lebih dari banyak pikiran, yaitu
perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya menurut segi-segi
emosionalnya walaupun idenya kabur.
Namun demikian, mendefinisikan agama dapat juga dilakukan, meskipun sangat
minimal, sebagaimana yang telah diberikan E.B. Taylor yaitu agama adalah
kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
Namun demikian, mendefinisikan agama dapat juga dilakukan, meskipun sangat
minimal, sebagaimana yang telah diberikan E.B. Taylor yaitu agama adalah
kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G. Frazer. Menurutnya
agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih
tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya alam
dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer mengatakan bahwa agama terdiri dari
dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan yang bersifat praktis. Yang bersifat teoritis
berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia,
sedangkan yang bersifat praktis ialah usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-
kekuatan tersebut serta usaha menggembirakannya.
Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi islam, berdasarkan analisisnya
terhadap berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu al-din, religi dan kata

3
agama itu sendiri sampai pada kesimpulan pada intisari yang terkandung dalam
istilah-istilah di atas ialah ikatan. Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus
di pegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang
lebih tinggi dari manusia.
Harun Nasution selanjutnya menyebutkan ada empat unsur penting yang terdapat
dalam agama, yaitu :
 Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan
sebagainya.
 Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan
hidupnya di akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan
baik dengan kekuatan gaib yang di maksud.
 Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat
mengambil bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya.
 Unsur paham adanya yang kudus dan suci yang dapat mengambil
bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang
bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan telaah “konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu upaya
memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama susunan atau
bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan
untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan
zaman.

4
B. Macam macam penelitian
Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut
pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya. Dilihat dari segi hasil yang
ingin dicapainya, penelitian dapat di bagi menjadi penelitian menjelajah (exploratory
atau deskriptif) dan penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory). Dalam
penelitian yang besifat menjelajah, dimana pengetahuan mengenai persoalan masih
sangat kurang atau belum ada sama sekali, teori-teorinya belum ada atau belum
diperlukan. Demikian pula dengan penelitian yang bersifat deskriptif. Sedangkan
dalam peneltian yang bersifat menerangkan dimana sudah pasti ada teori-teori yang
menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan di uji jelas memerlukan teori.
Selanjutnya jika dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan di teliti,
penelitian dapat di bagi menjadi penelitian kepustakaan dengan menggunakan bahan-
bahan tertulis seperti manuskrip, buku, majalah, surat kabar, dan dokumen lainnya;
dan penelitian lapangan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran
penelitian yang selanjutnya di sebut informan atau responden melalui instrumen
pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi.
Jika dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat di bagi menjadi
penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Penelitian kualitatif
dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat sosiologis; sedangkan penelitian
kuantitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat fisik, material, dan dapat
di hitung jumlahnya. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh kebudayaan, dan lain
sebagainya. Termasuk objek penelitian yang bersifat kualtatif. Sedangkan objek
penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah para lulusan, jumlah orang yang
melanggar peraturan, dan sebagainya dapat dilakukan penelitian yang bersifat
kuantitatif.
Jika dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat di bagi menjadi
penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Penelitian kualitatif
dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat sosiologis; sedangkan penelitian
kuantitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat fisik, material, dan dapat
di hitung jumlahnya. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh kebudayaan, dan lain
sebagainya. Termasuk objek penelitian yang bersifat kualtatif. Sedangkan objek
penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah para lulusan, jumlah orang yang

5
melanggar peraturan, dan sebagainya dapat dilakukan penelitian yang bersifat
kuantitatif.
Jika dilihat dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan,
penelitian dapat di bagi menjadi penelitian yang bersifat historis, perkembangan,
kasus, korelasional, kausal-komparatif, eksperimen sungguhan, eksperimen semu,
Dan penelitian tindakan.
Selanjutnya, Masri Singarimbun dengan bertolak dari segi metode dan
rancangan yang digunakan, membagi penelitian menjadi penelitian survei, penelitian
eksperimen, dan grounded research.
Dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macamnya itu,
cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang
umumnya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang disebutkan
sebelumnya dinilai sudah tercangkup dalam cara melihat penelitian dari segi metode
dan rancangannya. Berbagai macam penelitian yang didiasarkan pada segi metode
dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Penelitian historis (historical research)
Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekontsruksi masa lampau secara
sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi
serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakan fakta-fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat.
Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain
 Tergantung kepada daya yang di observasi orang lain daripada yang di
observasi oleh peneliti sendiri
 Harus tertib, ketat, sistematik, dan tuntas, dan bukan sekedar mengkoleksi
informasi-informasi yang tak layak, dan reliabel dan berat sebelah
 Bergantung pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dai
sumber primer, yaitu si peneliti secara langsung melakukan observasi atau
penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dari
sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang
satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya

6
 Harus dilakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal
menanyakan apakah dokumen itu otentik atau tidak, apakah data tersebut
akurat atau relevan; sedangkan kritik internal harus menguji motif, berat
sebelah, dan sebagainya.

2. Penelitian kasus dan penelitian lapangan


Tujuan dari penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang sekarang dan interaksi
lingkungan suatu unit sosial; individu, kelompok, dan lembaga atau masyarakat.
Penelitian ini seperti studi-studi yang dilakukan piaget mengenai perkembangan
kognitif pada anak-anak; studi secara intensif mengenai kebudayaan kota serta
kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan; serta studi lapangan yang
fokus perhatiannya mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat
terpencil. Ciri-ciri dari penelitian kasus dan penelitian lapangan ini antara lain:
 Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial
tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut.
 Dibandingkan dengan studi survei yang cenderung meneliti sejumlah
kecil variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung
untuk meneliti jumlah unit yang kecil, tetapi mengenai variabel dan
kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.

Penelitian-penelitian studi kasus sangat berguna terutama untuk informasi


latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu
sosial. Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan
contoh-contoh yang berguan untuk ilustrasi mengenai penemuan-penemuan
yang digeneralisasiakn dengan statistik.
Adapun kelemahannya antara lain karena fokus yang terbatas pada unit-unit
yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas pada sufat
representatifnya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi pada populasinya,
sebelem penelitin lanjutan yang berfokus pada hipotesis-hipotesis yang
tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.

7
3. Penelitian Korelasional (corelational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan koefisiensi korelasi.
Diantara contoh penelitian korelasional ini adalah studi yang mempelajari saling
hubungan antara skor tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi; serta
studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada tes
bakat.
Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:
 Cocok dilakukan bila variabel-variabel yng diteliti rumut dan atau tak
dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipukasukan
 Studi mavam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

4. Penelitian causal-comparatif (causal comparative reseach)


Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari
kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini
berlainan denga metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu
kini dalam kondisi yang di control.
Diantara contoh penelitian ini adalah penelitian untuk menentukan ciri-ciri
guru yang efektif dengan mempergunakan daya yang berupa catatan mengenai
sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
Adapun ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat masanya). Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menelusuri
kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab hubungan dan maknanya.

8
5. Penelitian eksperimental sungguhan
Penelitian eksperimental sungguhan dilakukan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau
lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok control yang tidak dikenal kondisi perlakuan.
Diantara contoh penelitian eksperimantal sungguhan ini adalah penelitian
yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada
murid-murid kelas III SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan
taraf inteligensi murid (tinggi, sedang, dan rendah) dengan cara menempatkan
guru secara random (acak) berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode
mengajar. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:
 Menuntut pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental
secara tertib ketat, bsik dengan control ataupun manipulasi langsung
maupun dengan menggunakan pengaturan secara acak.
 Secara khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk
membandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan
eksperimental.

6. Penelitian tindakan (action research)


Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja ataudunia actual
yang lain.
diantara contoh penelitian ini adalah suatu program intervise training untuk
melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah untuknmenyusun
program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi,
untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau
metode menanam padi yang inovatif.

9
penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain praktis dan langsung relevan untuk
situasi actual dalam dunia kerja;secara fleksibel dan adaptif, membolehkan
perubahan-perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan control
untuk kepentingan inovasi.
7. Penelitian survey
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan
kuesioner. Umum nya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi.
8. Grounded Reseach
Penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas
dimana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang
akan diuji, menurut Glaser dan Straus (1967) mengatakan bahwa grounded
reseach merupakan reaksi yang tajam sekaligus menyajikan jalan keluar dari
“stagnasi teori” dalam ilmu ini menitikberatkan pada sosiologi.

C. Langkah-Langkah Pokok Penyusunan Draft Penelitian dan


Pengkajian Islam
Melly G. Tan mengatakan bahwa suatu rencana penelitian dapat dibagi dalam
delapan langkah, yaitu:[3]

 Pemilihan persoalan
 Penentuan ruang lingkup penelitian
 Pemeriksaan tulisan-tulisan yang bersangkutan
 Perumusan kerangka teoritis
 Penentuan konsep-konsep
 Perumusan hipotesis-hipotesis
 Pemilihan metode pelaksanaan penelitian
 Perencanaan sampling Selanjutnya

10
jika unsur-unsur tersebut dikaitkan dengan rencana penyusunan draft
penelitian dan pengkajian agama, yang harus ada yaitu:
 Latar belakang masalah
Latar belakang masalah pada hakikatnya memuat pemikiran atau
alas an yang jelas dan meyakinkan mengapa penelitian itu mesti
dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena adanya
kesenjangan antara problema dengan teori.
 Studi kepustakaan
Kajian kepustakaan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan
gambaran tentang hubungan topic penelitian yang akan diajikan
dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu
dan mubazir.
 Landasan teori dan hipotesis
Teori pada pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab
akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara grjala
yang diteliti dari satu atau beberapa factor tertentu dalam
masyarakat.
 Metodologi penelitian
Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan landasan teori dan
hipotesis telah terbentuk dan menuju ke tahap pemilihan metode
pelaksanaan penelitian. Metode mana yang akan dilakukan dan
dinilai paling tepat bergantung pada macam penelitian yang
dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya
mengenal adanya penelitian yang bersifat eksploratif (menjelajah),
deskriptif (menggambarkan) dan eksplanatory
 Kerangka analisis
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis
dalam penelitian yang harus memastikan kerangka dan pola
analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistic
ataukah analisis non statistic. Analisis statistic dengan data

11
kuantitatif atau data yang di kuantifikasikan, yaitu data dalam
bentuk bilangan sedangkan analisis non statistic sesuai untuk data
deskriptif atau data kontekstual.

D. Pendekatan yang Digunakan


Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan untuk
menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian
dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda bergantung kepada
pendekatan yang digunakan. Berikut pendekatan dalam konstruksi teori penelitian
agama.
a. Pendekatan kawasan
Pendekatan ini dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian
tentang suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut
terjadi.
b. Pendekatan perbandingan
Pendekatan ini mengkaji bidang keilmuan dengan cara
membandingkan berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu
tersebut sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya.
c. Pendekatan topikal
Penelitian ini mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu
pengetahuan dengan cara mengelompokannya dalam topic-topik
tertentu atau tema-tema yang terdapat pada masing-masing disiplin
keilmuan.pendekata ini biasanya banyak digunakan dalam mengkaji
suatu pemikiran yang bersifat normative atau ajaran.
Dari kajian telaah konstruksi teori penelitian agama ini terlihat bahwa
penelitian agama amat mungkin dilakukan, karena disamping agama itu
banyak sekali aspek yang dapat dikaji juga ilmu penelitian dengan
berbagai perangkat yang terkait dengannya dapat digunakan untuk
meneliti agama.

12
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan
konstruksi adalah cara membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan dan
sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat atau di
kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebgai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula asas-asas dan hukum-
hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu
teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan
sesuatuPenelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada
pengkajian suatu masalah.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G. Frazer. Menurutnya
agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih
tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya alam
dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer mengatakan bahwa agama terdiri dari
dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan yang bersifat praktis.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan telaah “konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu upaya
memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama susunan atau
bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan
untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan
zaman.
E. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

13
Daftar Pustaka

Nata, Abuddin. (2009). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Mansur, Syafi'i. (2009). Metodologi Studi Islam. Serang: FUD Press, cet 1.

Nata, A. (2009). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai