Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN AGAMA KRISTEN

Disusun oleh

Nama : Maya eldesia Apoki

Kelas : D (2021)

NIM : 1430033004211150

Tugas : UAS

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI

IZAAK SAMUEL KIJNE JAYAPURA

T.A 2023-2024
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………

1.2 Kehidupan Nelson Mandela dan pengalaman masa muda Perjuangan melawan apartheid,dan perannya
dalam bentuk Negara demokrasi………………………...

II. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..

2.1 Nilai nilai agama Kristen dalam perjuangan mandel………………………………………….

2.2 Pendidikan Agama Kristen dalam Transformasi Sosial………………………………………

2.3 Kontribusi Pendidikan Agama Kristen Dalam Misi Perdamaian ………………

III. PENUTUP……………………………………………………………………………………...

Kesimpulan ………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nelson Mandela adalah Presiden pertama Afrika Selatan dari ras kulit hitam
periode 1994-1999 dan juga pemimpin pergerakan kebebasan yang telah
menginspirasi jutaan manusia didunia. Perjuangan panjangnya dalam memimpin
pergerakan menumbangkan pemerintahan Apartheid di Afrika Selatan telah
menyebabkan ia di penjara selama 27 tahun oleh rezim kulit putih yang berkuasa
saat itu sehingga ia disebut sebagai “tahanan politik yang paling dikenal di dunia”.
Tidak seorang pun yang terlahir kedunia untuk membenci orang lain karena warna
kulit, latar belakang atau agamanya. Kurangnya penghargaan martabat manusia
yang di alami oleh orang Afrika Selatan saat itu (1950), adalah akibat langsung
dari kebijakan supremasi kulit putih, supremasi kulit putih menyiratkan inferioritas
kulit hitam. Orang kulit putih Eropa menempatkan kulit hitam sebagai pekerja
yang mereka suruh melakukan sesuatu, atau membersihkan sesuatu, para bangsa
kulit hitam tidak boleh memiliki tanah semeter pun di luar batas

"Homeland" mereka, yang sangat kotor dan tidak terawat.

Gambar. 1.1. Nelson Mandela

Pada tanggal 11 Februari 1990 dalam usia 74 tahun Nelson Mandela dibebaskan
dari penjara dan kekuasaan rezim apartheid ini berakhir pada tahun 1991. Pada
tahun 1993 Undang-Undang baru Afrika Selatan yang mengakui persamaan hak
warga kulit putih dan kulit hitam disahkan. setelah dibebaskan dari penjara
mandela memimpin Kongres Nasional Afrika (ANC) dan berunding dengan
penguasa minoritas dari kelompok kulit putih. Ia lalu menerima Nobel Perdamaian
bersama dengan Presiden Afrika Selatan Frederik Willem De Klerk.

Nelson Mandela mendeskripsikan apartheid sebagai kaum yang terlalu memilah


siapa yang miskin dan siapa yang kaya, siapa yang hidup dalam kemewahan dan
siapa yang hidup dalam kekumuhan, siapa yang layak mendapatkan makanan,
pakaian dan pelayanan kesehatan dan siapa yang layak hidup dan siapa yang harus
mati.

Adalah keputusan sang maha penentu mutlak mengapa kita harus lahir dengan
kulit sawo matang, hitam, kuning atau putih. Bermata bulat atau sipit juga adalah
keputusan yang tidak dapat diganggu gugat. Sangat tidak adil hanya kerena alasan
warna kulit maka perbedaan harus diciptakan terlebih jika kemudian membuat
system perlakuan, pengelompokan warga kelas satu, warga kelas dua atau warga
kelas tiga.

Gambar 1.2 Nelson Mandela

Di sisi lain keistimewaan dari sosok “Bapak Afrika Selatan” ini adalah kecintaanya
terhadap Seni Budaya Indonesia terutama busana yang selalu

dikenakanya yaitu, batik. filosofi pembuatan batik yang memerlukan kesabaran


dan keharmonisan merupakan cermin kepribadian Nelson Mandela, olahanya yang
relatif rumit, merupakan jalinan perbedaan dan keragaman yang bisa diikat dalam
sebuah kesatuan dalam komposisi yang indah.

Kini sang tokoh anti apartheid Nelson Mandela telah tiada, Nelson Mandela
meninggal dunia pada usia 95 tahun, yaitu pada tanggal 21 Agustus 2013 di
Johannesburg, Afrika Selatan, kepergian Nelson Mandela meninggalkan duka yang
mendalam bagi seluruh warga dunia, terutama warga Negara Afrika Selatan.

Berpijak dari kekaguman penulis atas perjuangan Nelson Mandela dalam


memberantas kebijakan apartheid yang telah menginspirasi banyak umat manusia
didunia, sebagai cara untuk mengabadikan perjuangannya, penulis mencoba
membuat karya relief Nelson Mandela dari bahan limbah kayu pinus sisa peti
kemas, penulis memilih limbah kayu pinus sisa peti kemas sebagai bahan utama,
karena selain mudah di dapat dan harganya relatip murah, kayu pinus termasuk
jenis kayu yang lunak, sehingga mudah untuk dilakukan pengolahan seperti,
memotong dan mengukir.
PEMBAHASAN

2.1.Nilai-nilai Agama Kristen dalam Perjuangan Mandela

Agama Nelson Mandela memiliki banyak nilai, di antaranya adalah perdamaian


dan rekonsiliasi antara pihak kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan.
Menurut Mandela, perdamaian bisa dicapai dengan menjaga keseimbangan
antara kekuasaan dan keadilan. Dalam hal ini, Mandela menekankan pentingnya
keadilan bagi semua orang untuk mencapai perdamaian yang abadi.

Mandela juga percaya bahwa pemberdayaan ekonomi dan pendidikan yang


merata akan membantu menciptakan kesetaraan dan keadilan di Afrika Selatan.
Dengan demikian, semua orang dapat menikmati kesempatan yang sama untuk
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Mandela juga berbicara tentang nilai-
nilai seperti kasih sayang, pengampunan, dan kesabaran. Dia mengajarkan
bahwa penting untuk memiliki hati yang mampu mengampuni, sabar, dan
mencintai sesama manusia.

Keteladanan dalam Berbuat Baik

Salah satu nilai agama Nelson Mandela adalah keteladanan dalam berbuat baik.
Mandela sendiri merupakan sosok yang sangat dihormati karena pengabdiannya
kepada bangsa dan negaranya. Dia sangat mengagumi sosok Mahatma Gandhi,
yang mengajarkan konsep non-kekerasan sebagai bentuk perlawanan yang
paling efektif. Bagi Mandela, keteladanan dan kepemimpinan yang baik adalah
kunci untuk membawa perubahan yang positif dalam masyarakat.

Mandela juga mengajarkan nilai-nilai seperti integritas, kesederhanaan, dan


kejujuran. Dia mengingatkan bahwa sebagai pemimpin, seseorang harus
memiliki integritas untuk memimpin bangsanya dengan hati yang tulus dan
kesederhanaan sebagai contoh bagi rakyat. Mandela mengajarkan bahwa
kejujuran adalah sifat yang tak ternilai harganya dalam kepemimpinan, karena
itu penting untuk selalu jujur dalam semua tindakan.
Melunakkan Hati Musuh

Sebagai sosok yang telah mengalami kekejaman dan penganiayaan selama


bertahun-tahun, Mandela memiliki pengalaman dalam memaafkan orang yang
pernah melukai hatinya dan mencoba untuk meraih perdamaian dengan
keikhlasan hati. Dia mengajarkan nilai-nilai seperti kesediaan untuk memaafkan
dan melunakkan hati musuh. Dalam konteks ini, Mandela percaya bahwa
menunjukkan kepaduan dalam memberikan maaf dan pengampunan adalah
kunci untuk membangun sebuah masyarakat yang damai dan sejahtera.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, nilai-nilai agama Nelson Mandela
mungkin dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan
mengamalkan nilai-nilai ini, kita dapat mencapai perdamaian dan kesetaraan di
tengah masyarakat yang majemuk ini. Kuncinya adalah menjalin hubungan
yang baik dengan sesama manusia dan dengan Tuhan, agar kita bisa mencapai
kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan di dunia ini.

Jadi itu dia, fakta menarik mengenai agama Nelson Mandela yang sering kali
tidak diketahui oleh banyak orang. Kita tidak perlu beragama sama untuk
menghormati seseorang yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia
seperti Mandela, dan kita juga perlu menghargai kebebasan beragama serta
keberagaman yang ada di dunia ini.
2.2.Pendidikan Agama Kristen dalam Transformasi Sosial.

 Mandela menyampaikan pemikirannya dengan menjelaskan alasan


didirikannya Umkhonto we Swize. Ia memaparkan bahwa Pemerintah
dalam rezim Apartheid memiliki andil besar dalam memimpin di Afrika
Selatan. Karena Apartheid itulah masyarakat khususnya golongan kulit
hitam mendapat perlakuan yang tidak manusiawi. Berdirinya Umkhonto
we Swize dengan tujuan agar tidak muncul teroris yang menyebabkan
terjadinya kekacauan sampai berujung perang. Selain itu menganggap
bahwa tidak ada jalan keluar lain selain melakukan sabotase. Peraturan
yang ada juga telah melarang perlawanan legal. Mereka hanya punya
pilihan pada hanya terima keadaan atau mengabaikan aturan pemerintah.
Merekapun akhirnya memilih untuk melakukan perlawanan pada
pemerintah. (Poground, Nelson Mandela Pemimpin Afrika Selatan yang
Dipenjara Selama Dua Puluh Tujuh Tahun Karena Berjuang Menentang
Apartheid, 1993, pp. 65- 66). Pada bulan Mei 1961, di sebuah aula di
kota Pietermaritzburg berlangsung sebuah konferensi yang dipadati oleh
ratusan orang. Dalam konferensi tersebut Mandela berpidato dan
kehadirannya sebagai seorang pemimpin menghebohkan dan membuat
akhirnya polisi mendatangi tempat tersebut namun untungnya polisi tidak
berhasil menemukannya. Usaha terus dilakukan Mandela. Selanjutnya ia
berinisiatif berkeliling negara-negara di Afrika untuk melakukan
pemogokan yang berlangsung selama tiga hari dengan maksud
menunjukkan sikap protes kepada pemerintah yang menolak usulan
Konvensi Nasional agar membuat undang-undang baru. Mandela dikenal
sebagai pribadi yang suka menolong orang lain. Pada saat dipenjara, ia
tidak mempermasalahkan perbedaan politik mereka anggota ANC
ataupun PAC. Mandela tetap memperlakukan sama terhadap satu dengan
yang lainnya. Selain selalu bersikap ramah, ia juga bersedia untuk
memberikan pendapat serta saran-saran. Seperti sebelum ia dipenjara, ia
selalu dikenal karena sikapnya yang tenang dan memiliki kemauan untuk
mendengarkan persepsi dari orang lain.
 Pada pertengahan tahun 1993, Afrika Selatan hampir menyelesaikan
negosiasi multipartai dengan tujuan mengakhiri kekuasaan kaum
minoritas kulit putih. Mandela memilih terhadap apa yang dianggap
sebagai prioritas negara ini kedepannya. Ia lebih memusatkan perhatian
secara signifikan terhadap kebutuhan mayoritas, jutaan orang kulit hitam
sebagai kaum tertindas yang selama berabad-abad dijajah secara politik.
Dimana hal yang menurut Mandela perlu dilakukan adalah menyediakan
tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Selain itu,
Perhatian lain yang harus ditekankan adalah “rasa takut” terhadap kaum
minoritas. Pada 1993, Mandela dan De Klerk menerima hadiah Nobel
perdamaian berkat perjuangannya melawan Apartheid. (Pesona). Mereka
juga yang membuat negosiasi antara golongan kulit hitam dan kulit puitih
masih terus berlanjut. Dalam pemikiran Mandela, ia lebih menyukai
masyarakat tanpa adanya perbedaan kelas seperti contohnya pada sekolah
ataupun dalam pekerjaan. Golongan kulit hitam juga dapat mengakses
apa saja yang pernah di akses golongan kulit putih. Konflik di Afrika
Selatan berakar dari apartheid dan warisan-warisan rezim apertheid
diantaranya seperti kesenjangan kekayaan yang sangat mencolok,
pendapatan kulit putih lebih besar ketimbang pendapatan kulit hitam
yang masih dibawah rata-rata.

2.3.Kontribusi pendidikan Agama Kristen dalam misi Perdamaian

Anda mungkin juga menyukai