PENDAHULUAN
kemudian dihapuskan pada tahun 1990 – an. Sistem yang diterapkan pada saat itu
berdasarkan warna kulit dan ras. Pada penerapan sistem apartheid ini masyarakat
yang berkulit hitam tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum,
pemukiman antara masyarakat berkulit hitam dan berkulit putih harus dipisahkan,
serta sistem peradilan yang dikuasai oleh orang – orang yang berkulit putih.
salah satunya oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) pada tahun 1973.
ras tertentu.
1
2
dengan penduduk kulit putih, telah menjadikan diskriminasi rasial sebagai undang
– undang. Sistem apartheid membuat orang kulit putih, orang kuli hitam, imigran
india, orang yang berkulit berwarna tinggal dalam kelompok yang terpisah. Kartu
dilakukan di dalam bis, kereta api, gereja, restoran, wartel, rumah sakit dan dan
kuburan. Seorang berkulit hitam tidak bisa bekerja di kawasan orang kulit putih
berakhir pada 30 Juni tahun 1991. Rezim Apartheid mulai berkuasa sejak tahun
1948 dan memberlakukan hukum rasialis yang menghapuskan sebagian hak asasi
warga non-kulit putih. Rezim ini juga melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan
dalam negeri dan tekanan dunia internasional, kekuasaan rezim ini berakhir pada
tahun 1991. Pada tahun 1993 UU baru Afrika Selatan yang mengakui persamaan
hak warga kulit putih dan kulit hitam disahkan. Pada tahun 1994, diadakan pemilu
kepresidenan dan pejuang kulit hitam Nelson Mandela berhasil menang dan
berhasil terpilih sebagai presiden Afrika Selatan warisan dari apartheid masih
1
http://indonesiadalamsejarah.blogspot.com.2012/03/nelson-mandea-politik-apartheid.html
3
dirasakan belum hilang seluruhnya. Masih ada tembok pembatas antara penduduk
kulit hitam dan kulit putih, keduanya belum dapat hidup berdampingan secara
damai seutuhnya.
secara utuh antara penduduk kulit hitam dengan penduduk kulit putih ini
digambarkan dalam sebuah film karya Clint Eastwood yang berjudul Invictus.
Eastwood dalam film Invictus berusaha mengangkat kisah nyata Mandela dalam
Film Invictus merupakan sebuah film drama biografi karya sutradara Clint
Easwood. Film Invictus mengambil setting di Afrika Selatan sebelum dan selama
Piala Dunia Rugby tahun 1995. Film ini menggambarkan kisah nyata Nelson
Mandela yang mencoba menyatukan bangsa Afrika Selatan , melalui tim rugby
Springboks.
2009. Jenis film : drama, Produksi : Warner Bros, Sutradara : Clint Eastwood.
hitam), terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden berartii dimulainya hari baru
tanpa adanya bayang – bayang apartheid, namun bagi sebagian orang (orang kulit
4
putih) merupakan hal yang memalukan dan mereka merasa kehilangan identitas
negara tersebut.2
dalam benak masyarakat Afrika Selatan, walaupun politik apartheid sudah runtuh.
bersatu, tidak ada tembok pemisah antara orang kulit hitam dan kulit putih. Satu
hal yang diyakini Mandela bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk
rugby yang sebagian besar pendukungnya adalah orang kulit putih, tim ini
Springboks dibenci oleh penduduk kulit hitam karena dianggap masih mewakili
apartheid.
tim rugby sebagai alat untuk mendamaikan negaranya dapat menjadi inspirasi
bagi para pemimpin politik dunia untuk membuat suatu ide brilian dan kreatif
persatuan secara panjang lebar tetapi tidak melakukan sesuatu yang konkrit.
Film merupakan bentuk dari media massa dan media massa sebagaimana
bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis guna membantu
dalam buku Alex Sobur (Analisis teks media, suatu pengantar untuk analisis
2
http://referensifilmbagus.blogspot.com/invictus-film.html
5
wacana, analisis semiotika dan analisis framing) menyatakan bahwa media massa
berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi, jadi legitimasi
dan kontrol atas wacana publik. Media juga dapat menjadi alat resistensi terhadap
kekuasaan. Media massa dapat menjadi alat untuk membangun dan kultur ideologi
banyaknya dengan mengeksploitasi seks dan gaya hidup hedonisme dalam film.
Sebagai sebuah bentuk komunikasi film tidak akan lepas dari hubungan saling
khalayak akan berpengaruh kuat pada unsur – unsur pesan dalam film.
atau selama duduk dan melihat tayangan film tersebut, tetapi terus sampai waktu
yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut
yang ada dalam film tersebut, hal tersebut biasa disebut imitasi. Kategori
penonton yang mudah tepengaruh adalah biasanya anak – anak, generasi muda,
dan terkadang orang yang dewasa pun ada. Apabila hanya cara berpakaian yang
banyak ditiiru oleh penonton, tentu tidak akan menjadi masalah. Tetapi bila yang
6
ditiru adalah cara hidup yang tidak sesuai dengan norma budaya bangsa, tentu
Sebagai bentuk dari komunikasi massa, film telah dipakai untuk berbagai
tujuan. Namun pada intinya sebagai bagian dari komunikasi massa, film
Film juga dapat menceritakan kepada kita tentang berbagai hal yang
ilmu pengetahuan lainnya. Melalui film pesan - pesan yang berhubungan dengan
setiap segi kehidupan tersebut dapat dituturkan dengan bahasa audio visual yang
menarik, sesuai dengan sifat film yang berfungsi sebagai media hiburan,
informasi, promosi maupun sarana pelepas emosi khalayak. Sebagai salah satu
bentuk media massa, film dapat difungsikan sebagai media dalam wujud ekspresi,
yang berperan untuk mempresentasikan suatu budaya atau gambaran realitas dari
suatu masyarakat.
lagi dipandang sebagai hiburan yang menyajikan tontonan cerita, lebih dari itu
film sudah menjadi sebuah media komunikasi yang efektif. Contohnya film – film
propaganda yang banyak dibuat oleh negara-negara Barat. Seolah – olah terjadi
melainkan pertempuran yang lebih dahsyat yang mempengaruhi pikiran dan sudut
pandang khalayak. Jika disalah gunakan maka akan fatal, karena film mempunyai
khalayak, yang sebelumnya menjadi khalayak pasif kini sudah mulai menuju
kepada khalayak yang mampu menyaring pesan yang disampaikan dalam film
(khalayak aktif). Khalayak film kini mulai cerdas, begitu pula para pembuat film.
Para pembuat film harus lebih kreatif agar karyanya dapat diterima khalayak.
Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial
yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Dalam
bahasa Indonesia, semiotika atau semiologi diartikan sebagai ilmu tentang tanda.
Menurut Fiske , semiotika adalah studi tentang pertandaan dan makna dari
sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaiman makna dibangun dalam “teks”
media; atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam
“1) Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang
berbeda, cara tanda – tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna,
dan cara tanda – tanda itu terkait dengan manusia yang mengunakannya.
Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian
manusia yang menggunakannya. 2) Kode atau system yang
mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode
dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya
atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk
mentransmisikannya. 3) Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini
8
pada gilirannya bergantung pada pengunaan kode – kode dan tanda – tanda
itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.” (Fiske, 2006 : 60).
Film merupakan bidang kajian yang relevan untuk analisis semiotika. Film
dibangun dengan tanda semata – mata. Tanda – tanda itu termasuk berbagai
sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang
Film umumya dibangun dengan banyak tanda. Tanda – tanda itu termasuk
sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang
diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara : kata yang
diucapkan (ditambah dengan suara – suara lain yang serentak mengiringi gambar
– gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film
menggambarkan sesuatu.
The Codes of Television dari John Fiske sering digunakan pada penelitian
untuk menganalisis teks berbentuk gambar gerak atau moving picture. Teori ini
memiliki kode – kode sosial sebagai level pertama adalah reality (realitas), level
(ideologi).
Film Invictus merupakan film yang syarat akan pesan dan tanda yang
untuk membangun kultur dan ideologi dominan, dan juga menjadi instrument
perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi tandingan.
Dari uraian di atas yang akan menjadi perhatian peneliti dalam penelitian ini
apartheid dalam film Invictus. Untuk mengakaji makna dan tanda – tanda
dalam penelitian.
akan menelaah realitas, representasi, dan ideologi dari sebuah film yang berjudul
mengenai makna dan tanda – tanda politik apartheid dalam film yang berjudul
“Invictus”. Dan secara tidak langsung (seperti yang telah dijelaskan di atas),
pengaruh politik apartheid yang telah runtuh namun tetap terasa di era
1. 2 Pertanyaan Penelitian
Invictus?
Invictus?
Invictus?
Invictus.
11
film Invictus.
film Invictus.
1. 4 Kegunaan Penelitian
untuk media massa seperti film. Dan akhir dari proses penelitian mampu
massa film, sehingga mampu memberikan jalan bagi analisa kritis terhadap
secara utuh.
2. Bagi Universitas
3. Bagi Khalayak
sebuah film.