Anda di halaman 1dari 48

Muhammad Irawan Saputra, S.I.Kom., M.I.

Kom
Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
 Fortner dalam Gunarjo (2013), sistem pers
tidak dapat dipisahkan dari pengaruh internal
maupun eksternalnya. Komponen yang
berpengaruh terhadap sistem pers diantaranya
komponen teknis, ekonomi, politik, sosial, dan
budaya.
 Pers adalah lembaga sosial dan merupakan
subsistem yang berdampingan dengan sistem-
sistem yang lain yang saling mempengaruhi,
sehingga keberadaannya tidak bisa mandiri
 UU No 11 Tahun 1966 juncto UU no 21 tahun 1982
 Terdapat kewenangan pemerintah untuk mengontrol
sistem pers
 UU No 40 tahun 1999
 Indonesia menganut pers tanggung jawab sosial
 Kewenangan kontrol ada di masyarakat
Terdapat 4 sistem pers di dunia:
 Sistem Pers Otoriter

 Sistem Pers Liberal

 Sistem Pers Tanggung Jawab Sosial

 Totaliter Soviet

Siebert, Pieterson dan Schramm (1986)


 Sejak 1980 bergerak kearah kapitalis
 Tidak membangun public sphere (Habermas)
 Alat pemerintah
 Melayani negara
 Adanya penerapan hak khusus, lisensi, sensor
langsung
 Organisasi media dan individu dilarang keras
mengkritik pemerintah
 Bertentangan dengan otoriter
 Pers untuk kebenaran dan mengawasi pemerintahan
 Pemerintah tidak ada kuasa mengatur media
 Media untuk informasi, hiburan, dan mencari
keuntungan
?
 Media memberikan informasi, menghibur, mencari
keuntungan, dan juga memberikan individu ruang
berpendapat di media
 Media akan ditekan bila tidak bisa melaksanakan tugas
tersebut
 Pengontrol media: masyarakat, konsumen, kode etik
profesional
 Evaluasi dari teori liberal yang hanya menguntungkan
kelompok tertentu, dan gagal menjalankan fungsi media
 Kebebasan pers bukan bebas untuk menyatakan pendapat
 Berdasar marxisme
 Anti kapitalis, dan anti tingkatan kelas
 Masyarakat tanpa kelas akan menghadirkan kebebasan pers dari
individualis, kapitalis, borjuis.
 Tujuan pers untuk mendukung sistem soviet
 Muncul pada abad 18 dibawa penjajah Belanda
 Saat itu sistem pers otoriter berlaku
 Orang Indonesia mempelajari pers dengan
bekerja di dalamnya
 Muncul koran berbahasa Jawa di Surakarta
Bromarthani pada 1855
 Koran bahasa Melayu pertama adalah Soerat
Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya pada 1966
 Perkembangan ini menyadarkan golongan
terpelajar Indonesia untuk menyerap budaya
pers dan juga menggunakan media untuk alat
perjuangan (menyadarkan bangsa)
 Pada 1908 tokoh Pers menjadi tokoh
perjuangan, dan juga sebaliknya tokoh
perjuangan menerbitkan pers
 Gerakan nyata perintisan kemerdekaan oleh
pers
 Politik sangat mempengaruhi pers
 Muncul pers pro pemerintah dan oposisi
 Adapula pers bebas yang masih sangat diwarnai
individu wartawan
 Muncul wartawan pejuang, yang mempertahankan
kemerdekaan (B.M. Diah, Mochtar Lubis, Rosihan
Anwar)
 Kebebasan pers pada masa ini juga belum
muncul karena bangsa Indonesia terfokus pada
memperjuangkan kemerdekaan
 Pers pada masa ini ikut andil dalam
menentang berkembangnya komunisme
 Setelah hancurnya PKI terjadi pengaturan pers
secara sistematis
 Muncul pengaturan pers dengan UU No 11
tahun 1966 disempurnakan lagi dengan UU no
21 tahun
 Dimunculkan SIUPP (pertanggung jawaban
pers kepada pemerintah/kontrol pemerintah)
 Pers pembangunan diinisiasi oleh orde baru
 Pers juga harus mendukung pemerintah dalam
menekan kelompok penentang pemerintah
 Tidak ada lembaga pers yang independen
karena represi pemerintah
 Represi tersebut berupa: pembredelan,
“telepon”, pemberhentian pasokan kertas,
hingga hilangnya nyawa wartawan.
 Pers yang bebas menurut Orde Baru mampu
mengganggu stabilitas negara, keamanan dan
kepentingan umum.
 Media harus mengutip keterangan resmi dari
pemerintah
 Terjadi pencabutan SIUPP dari Tempo, Editor,
dan Detik pada 1994.
 Terjadi pemberitaan bawah tanah yang
membangkitkan solidaritas banyak kalangan
untuk menggulingkan Orde Baru
 Muncul UU no 40 tahun 1999
 Dengan adanya UU ini secara resmi Indonesia
ingin melaksanakan pers Tanggung Jawab
Sosial
 Praktik Represif dihapuskan
 Pada masa ini banyak bermunculan berbagai
macam media
 Banyak bermunculan media yang tidak
berkualitas
 Rendahnya kualitas media tentu masih sangat
jauh dari inti dari pers tanggung jawab sosial
Yin (2008) dalam tulisannya, menilai Indonesia pada
saat ini memiliki sistem pers yang bebas dan tidak
bertanggung jawab.
 Buruknya penyampaian kebenaran

 Adanya wartawan amplop

 Didikte pasar

 Sensasional

 Tidak beretika

 Banyak kekerasan, pornografi, provokasi, dan


pembunuhan karakter, iklan yang menyesatkan
 Informasi saat ini adalah komoditas
 Struktur sosial mempengaruhi pers dan
budaya secara umum dan tidak sebaliknya
 Kebebasan itu kemerdekaan dan kebahagiaan
untuk diri semata
 Kebebasan itu kemerdekaan yang akan
memberikan kebahagiaan bagi orang banyak
 Liberalis-kapitalis: bebas dari kontrol negara
 Komunis: bebas dari kontrol kapitalis
 Tidak ada kebebasan mutlak
 Kita terbatasi oleh kebebasan orang lain juga
 Arti kebebasan beda antara individu satu
dengan yang lain, kelompok satu dengan yang
lain
 Bersumber pada demokrasi
 Demokrasi bersumber pada sistem sosial
individualis
 Sistem sosial individualis juga melahirkan
ideologi libertarian dan sistem ekonomi
kapitalis borjuis
 Ketetapan MPRS tanggal 5 Juli 1966
No.XXXII/MPRS/1966 tentang pembinaan
Pers. Kebebasan pers berhubungan erat dengan
keharusan adanya pertanggungjawaban
kepada:
 Tuhan Yang Maha Esa
 Kepentingan rakyat dan keselamatan negara
 Kelangsungan dan penyelesaian revolusi hingga
terwujudnya tiga segi kerangka tujuan revolusi
 Moral dan tatasusila
 Kepribadian bangsa
 Pada awalnya hal-hal yang menyangkut hak
asasi warga negara dengan sengaja tidak
dimasukkan karena menurut Ir. Soekarno, hak
individu mengandung paham individualis –
liberalis
 Soekarno :“kita rancangkan undang-undang
dasar dengan kedaulatan rakyat, dan bukan
kedaulatan individu”
 Mohammad Hatta meminta ada pasal
mengenai hak untuk mengeluarkan suara, agar
setiap warga negara tidak takut mengeluarkan
suaranya. “ … tanggungan ini perlu untuk
menjaga, supaya negara kita tidak menjadi
negara kekuasaan, sebab kita mendasarkan
negara kita atas kedaulatan rakyat”
 Pasal 28 UUD 1945
 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang”
 HAM muncul di undang-undang Indonesia setelah
usia kemerdekaan 50 tahun dengan munculnya pasal
28 F,
“setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia”
 Declaration of Human Right di Amerika tahun
1776
 Magna Charta (1216); Petition of Right (1672),
dan Bill of Right (1688) di Inggris
 De droit I’homme et dul Citizen (1789) di Paris
 Secara global PBB melembagakan HAM dalam
Universal Declaration of Human Right tahun
1948
 Kebebasan pers sebagai ciri demokrasi
 Bebas dari kontrol dan kritik kepada negara
(Amerika dan Eropa Barat)
 Bebas dari kontrol kapitalis (komunis)
Kebebasan negatif mendapat kritik tajam di abad
20, (Siebert, 1986:89):
 Pers menggunakan kekuatannya untuk
kepentingannya sendiri
 Pers menjadi alat pemuas bisnis raksasa
 Pers menolak perubahan masyarakat
 Pers menganut sensasiisme
 Pers berbahaya bagi moral masyarakat
 Pers melanggar privasi
 Pers dikontrol kelas ekonomi tertentu dan
mengancam demokrasi
 Pers Pancasila menganut kebebasan positif
(kebebasan untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat)
 Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia
 Prinsip utama budaya komunikasi Indonesia
“selaras, serasi, dan seimbang”
 Individualitas dan kolektivitas berada pada
posisi serasi
 Menghindar dari konflik dan mudah
tersinggung
 Tindak tanduk wajar , pengekangan emosi, dan
pembatasan ambisi
 Menyakiti dan menyinggung orang lain adalah
tindakan kasar
 Dibutuhkan penghalusan – penghalusan
(eufimisme)
 Semua hubungan teratur secara hierarkis
untuk menuju masyarakat yang teratur
 Setiap orang mengenal tempat dan tugasnya
dan menjaga kesatuan yang selaras
 Fortner, R. S, 1993, International
Communication: History, Conflict, and Control
of the Global Metropolis, Belmont, California:
Wadsworth Pub. Co.
 Gunarjo, N. 2013. Dilema Pers Birokratik di Era
Demokratisasi Studi Kasus Tabloid Komunika
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kawistara 3(1). 79-93
 Hutagalung, I. 2013. Dinamika Sistem Pers
Indonesia. Interaksi 2(2). 53-60

Anda mungkin juga menyukai