SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 445/B/39/02/RSUD.SGY/XII/2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN SKRINING PASIEN RSUD SENGAYAM
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Kotabaru
Pada Tanggal 12 Desember 2023
Direktur
1
dapat menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital
yang ada dan berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
5. Pasien gawat darurat : Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
6. Pasien gawat tidak darurat : Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat (misalnya kanker stadium lanjut).
7. Pasien darurat tidak gawat : Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba
tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya (misalnya luka
sayat dangkal).
8. Pasien tidak gawat tidak darurat : Pasien yang tidak memerlukan
pertolongan segera (misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit,
dan sebagainya)
9. Kecelakaan (accident) : Suatu kejadian di mana terjadi interaksi berbagai
faktor yang datang secara mendadak, tidak dikehendaki sehingga dapat
menimbulkan cedera fisik, mental, ataupun sosial. Kecelakaan dapat
diklasifikasikan menurut kriteria sebagai berikut :
o Mekanisme kejadian : Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik,
tersengat, terbakar (baik karena efek kimia, fisik, listrik, atau
maupun radiasi).
o Tempat kejadian : – Kecelakaan lalu lintas; – Kecelakaan di
lingkungan rumah tangga; – Kecelakaan di lingkungan pekerjaan.-
Kecelakaan di sekolah; – Kecelakaan di tempat-tempat umum lain
(misalnya di tempat rekreasi, perbelanjaan, area olahraga, dan
sebagainya).
o Waktu kejadian : – Waktu perjalanan (travelling/transport time); –
Waktu bekerja, sekolah, bermain, dan sebagainya.
10. Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
dan/atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehiduapan
masyarakat dan pembangunan nasional yangmemerlukan pertolongan
dan bantuan.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Skrining Kasus
Petugas Unit Gawat Darurat harus dapat menyeleksi pasien sesuai
dengan kondisi kegawatdaruratannya sebagai prioritas pertama pelayanan
kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang ada untuk pelayanan pasien
gawat darurat yang berlaku dan tidak berdasarkan urutan kedatangan pasien
untuk kemudian memilah pasien berdasarkan kebutuhan terapi
Ruang lingkup pelayanan pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat
berdasarkan kondisi kegawatdaruratannya meliputi :
1. Pasien dengan kasus emergency, yaitu pasien yang berada dalam
kondisi sebagai berikut :
o Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan bisa menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan yang tepat secepatnya.
o Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat.
o Pasien akibat musibah/kejadian yang tiba-tiba terjadi, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya.
2. Pasien dengan kasus false emergency, yaitu pasien yang tidak
memerlukan pertolongan segera.
Dalam kegiatan skrining pasien awal di triage primer, perlu dipahami
bahwa kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu sistem atau organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat.
2. Pernafasan.
3. Kardiovaskuler.
4. Hati.
5. Ginjal.
6. Pankreas.
Kegagalan dari salah satu sistem atau organ tersebut dapat disebabkan oleh
:
1. Trauma/cedera.
2. Infeksi.
3. Keracunan.
4. Degenerasi (failure).
3
5. Asfiksia.
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar (excessive loss
of water and electrolit).
7. Lain-lain.
Pada kasus tertentu di mana penyakit yang diderita tidak termasuk di
dalam daftar tersebut di atas, penentuan kasus gawat atau tidak gawat
ditentukan oleh dokter yang menangani pasien.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan,
dan hipoglikemia dapat meyebabkan kematian dalam waktu yang singkat.
Sedangkan kegagalan sistem organ yang lain dapat meyebabkan kematian
dalam waktu yang relatif lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
o a. Di tempat kejadian
o b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
o c. Pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit
Beberapa kriteria kasus yang tidak dapat ditangani di RS adalah
sebagai berikut :
Pasien dengan diagnosis :
1. TBC dengan XDR / MDR.
2. Gaduh Gelisah ec Psikiatri.
3. Gagal ginjal on HD.
4. CVA Hemorraghic peserta BPJS.
5. Kasus Orthopedi peserta BPJS.
6. HIV AIDS yang memerlukan ARV atau terapi definitif HIV AIDS.
7. Kanker yang perlu konsultan hematologi dan onkologi medis.
8. Kasus Urologi dengan kepesertaan BPJS.
9. Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
10. Flu babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
11. SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
12. Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan kepesertaan BPJS.
13. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau
menyetujui dirawat dokter lain atau asisten DPJP.
14. Tidak tersedia bed, peralatan dan pemeriksaan yang sangat
diperlukan oleh pasien tidak ditunda pengadaannya
4
B. Skrining Wilayah
Skrining bisa dilakukan saat pasien berada di luar Rumah Sakit tempat asal
rujukan pasien, pada saat pasien ditransportasi, dan pada saat pasien tiba di
RS (UGD atau Poliklinik).
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
g. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan
pasien dengan kondisi kegawatan yang potensial dapat
mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan secara
terintegrasi di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
h. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan
pasien dengan kondisi tidak ada tanda-tanda kegawatan yang
potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan
terhadap pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi
sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus bedah / non-bedah /
obstetri dan ginekologi).
i. Lakukan tes pemeriksaan diagnostik untuk kasus :
Flu burung.
Flu babi.
SARS.
COVID
HIV/AIDS
Jika ditemukan pemeriksaan diagnostik laboratorium
dengan hasil Positif, maka pasien ditransfer ke RS lain.
7
BAB IV
DOKUMENTASI