Anda di halaman 1dari 4

Komunitas

Gunung Sumbing
Nyabuk Gunung

disusun oleh: Chatarine Juliana XII IPS III/08


Nyabuk gunung berasal dari kata "sabuk" (Bahasa Jawa) yang
berarti ikat (nyabuk berarti mengikat) sehingga nyabuk gunung berarti
mengikat gunung. Mengikat gunung disini bukan diartikan secara harfiah,
namun nyabuk bertujuan untuk menahan sesuatu agar tidak "mlorot"
atau jatuh. Hal inilah yang dilakukan oleh masyarakat lereng gunung,
utamanya Gunung Sumbing untuk menjaga tanah atau lahan mereka.

Awalnya, lahan pertanian yang digunakan


masyarakat di lereng Gunung Sumbing
merupakan kawasan hutan yang cukup lebat.
Masyarakat berbondong-bondong membuka
lahan hutan menjadi lahan pertanian,
khususnya tembakau. Kondisi ini
memungkinkan terjadinya erosi lahan karena
tidak adanya tanaman tahunan yang mampu
mengikat tanah pada lapisan permukaan,
sehingga sedikit demi sedikit lapisan tersebut
akan hilang. Menyadari hal tersebut,
masyarakat lereng Gunung Sumbing dan
Sindoro mulai melakukan kegiatan Nyabuk
Gunung yakni cara bercocok tanam dengan
membuat teras sawah yang dibentuk menurut
garis kontur.
Nyabuk gunung adalah upaya untuk
membuat lahan pertanian berundak-
undak salah satu alasannya untuk
mencegah terjadinya longsor. Oleh
karena itu, dibuatlah pertanian dengan
blok - blok pada lereng gunung, sehingga
panjang lereng berkurang, kecepatan dan
jumlah aliran air permukaan dapat
berkurang, dan air hujan yang turun
tertahan pada petak-petak pertanian
sehingga meningkatkan penyerapan air di
tanah.

MANFAAT

Meningkatkan upaya konservasi air Kerugian akibat erosi dapat


dikarenakan air tidak langsung diminimalisir. Selain kerugian materil,
terbawa melewati lereng, namun ada kerugian hara (topsoil) seperti yang
kesempatan untuk air ini dapat telah dijelaskan pada aspek
mengendap pada lahan pertanian lingkungan dapat berkurang.
untuk dapat memenuhi kebutuhan air
tanaman. Selain itu, air ini dapat
tersimpan pada ledokkan sebagai
simpanan air.
Melestarikan kebudayaan yang
diturunkan dari nenek moyang.
Sehingga kebudayaan akan tetap ada
dan diwariskan kembali ke anak cucu
di zaman sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/putri15943/61b5ce5d75ead671ef217
962/kearifan-lokal-nyabuk-gunung-berorientasi-pertanian-
berkelanjutan?page=all#sectionall
https://fishipol.uny.ac.id/id/berita/persepsi-masyarakat-
terhadap-nyabuk-gunung-sebagai-upaya-konservasi-lahan-
pertanian

Anda mungkin juga menyukai