Hernia Inguinal
Hernia Inguinal
I. DEFINISI
Hernia adalah penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ, atau
lemak paraperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (didapat). Hernia
terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia [1]. Hernia adalah penonjolan rongga
melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
[2].
Hernia inguinal adalah hernia yang terjadi pada titik lemah di atas
ligamentum inguinal, yang berada di atas selangkangan. Hernia ini merupakan
jenis hernia yang paling umum [2].
II. ANATOMI
1. Penanda eksternal : membantu insisi awal [7].
o Spina iliaca anterior superior (SIAS)
o Tuberculum pubicum
o Ligamentum inguinal
2. Dinding abdomen [7].
o Kulit
o Lemak subkutan
o Fascia scarpa
o Fascia & musculus oblique external
o Fascia & musculus oblique internal
o Musculus tranversus abdominis
o Fascia transversalis
o Preperitoneal fat
o Peritoneum
Gambar 4.1. Penanda Eksternal & Dinding Abdomen [7]
III. EPIDEMIOLOGI
Hernia inguinal merupakan salah satu kasus bedah yang paling umum
ditemui oleh ahli bedah umum. Di seluruh dunia, ada lebih dari 20 juta perbaikan
hernia inguinal setiap tahun, dengan sekitar 800 ribu perbaikan di Amerika
Serikat [3]. Hernia inguinal merupakan 75% dari semua hernia dinding perut.
Laki-laki menyumbang sekitar 90% dari hernia inguinal dan perempuan sekitar
10%. Hernia inguinal akan memperngaruhi hampir 25% laki-laki dan kurang dari
2% wanita selama hidup mereka. Dua per tiga dari hernia inguinal merupakan
hernia indirek (lateral). Hernia inguinal indirek lebih sring terjadi di sebelah
kanan, hal ini dikaitkan dengan penutupan lebih lambat dari processus vaginalis
di sisi kanan dibandingkan dengan sisi kiri. Insidensi hernia inguinal memiliki
distribusi bimodal, dengan puncak sekitar usia 5 tahun dan setelah usia 70 tahun
[4]. Hernia strangulata terjadi ketika isi hernia iskemik karena suplai darah yang
terganggu. Fenomena ini paling sering terjadi pada hernia inguinal indirek karena
melalui canalis inguinalis, sehingga usus dapat tercekik yang menyebabkan
terganggunya vaskularisasi usus. Resiko hernia menjadi strangulata diperkiratan
antara 1-3% selama hidup mereka [5].
IV. KLASIFIKASI
1. Hernia inguinal lateral (indirek)
Hernia inguinal indirek ketika isi abdomen menonjol melalui deep inguinal
ring dan masuk ke dalam canalis inguinal. Terjadi di lateral arteri dan vena
epigastrik inferior. Hernia inguinal indirek ini dapat meluas hingga masuk ke
scrotum. Hernia ini lebih sering terjadi obstruktif [4].
2. Hernia inguinal medial (direk)
Hernia inguinal direk ketika penonjolan isi abdomen melalui fascia
transversalis pada trigonum hesselbach’s. Terjadi di medial arteri dan vena
epigastrika inferior. Hernia ini lebih jarang terjadi obstruktif [4].
3. Hernia reponibel
Hernia reponibel apabila isi hernia dapat keluar-masuk [10].
4. Hernia ireponibel
Hernia ireponibel apabila isi hernia tidak dapat di reposisi kembali kedalam
rongga abdomen [10].
5. Hernia inkarserata
Hernia inkarserata terjadi ketika isi hernia tidak dapat di reduksi,
menyebabkan obstruksi atau peradangan [10].
6. Hernia strangulata
Hernia strangulata terjadi ketika isi hernia iskemik karena suplai darah yang
terganggu [5].
7. Nyhus Classification System [4]
o Tipe I
Hernia indirek : deep ring berukuran normal, biasanya pada bayi,
anak-anak, dan dewasa kecil
o Tipe II
Hernia indirek : deep ring yang melebar tanpa mengenai dasar canalis
inguinal. Hernia tidak meluas ke scrotum
o Tipe III A
Hernia direk : ukuran tidak diperhitungkan
o Tipe III B
Hernia indirek : hernia cukup besar untuk menembus dinding inguinal
posterior (hernia scrotalis, hernia sliding, hernia pantaloon)
o Tipe III C
Hernia femoralis
o Tipe IV
Hernia berulang
V. ETIOLOGI
1. Kongenital
o Pasien yang memiliki riwayat keluarga hernia, setidaknya 4x lebih
mungkin mengalami hernia inguinal [4]. Penelitian lebih lanjut, Gen
hernia dapat merubah jaringan ikat pada pasien hernia inguinal, terjadi
perubahan rasio serat kolagen (kolagen tipe III > kaloagen tipe I),
arsitektur fascia dan level enzim yang terlibat dalam homeostasis jaringan
ikat. Otot polos yang persisten dan pelepasan calcitonin gene-related
peptide yang tidak mencukupi dari nervus genitofemoral berperan dalam
kegagalan obliterasi processus vaginalis. Dalam perkembangan normal
processus vaginalis akan menutup sekitar 40 minggu kehamilan dan
menghilangkan lubang peritoneum di cincin internal [11].
2. Akuisita (didapat) [4][11]
o Peningkatan tekanan intra abdomen : obesitas, batuk kronis, mengangkat
beban berat, mengejan karena konstipasi
o Pernyakit : PPOK, sindrom ehlers-danlos, sindrom marfan
VI. FAKTOR RESIKO
1. Internal [11]
o Jenis kelamin : Laki-laki : perempuas = 9 : 1
o Usia : < 5 tahun dan > 70 tahun
o Riwayat keluarga dengan hernia
o Processus vaginalis yang paten
o Kelainan jaringan ikat sistemik
o IMT yang tinggi (obesitas)
2. Eksternal [11]
o Merokok : meningkatkan resiko kekambuhan hernia, namun tidak pasti
menjadi faktor penyebab hernia
o Tekanan intra abdomen yang tinggi : batuk, melompat, mengejan,
mengangkat beban berat dan aktivitas fisik.
o Pernyakit : PPOK, sindrom ehlers-danlos, sindrom marfan
VII. PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI [3][4][5]
Eiologi Faktor resiko
Canalis inguinalis
Tekanan intra abdomen tekanan intra abdomen isi hernia terjepit oleh
cincin hernia
benjolan keluar di benjolan menghilang
selangkangan
Inkarserata Strangulata
Obstruksi Iskemik-nekrosis
Mual, muntah, konstipasi Nyeri hebat
- MRI
MRI dapat mendeketsi hernia inguinal dengan sensitivitas 95% dan
spesifisitas 96%. Modalitas mahal dan jarang digunakan karena
aksesnya yang terbatas
o Laboratorium [5]
- Darah lengkap, albumin, elektrolit, CT, BT, GDS
hernia strangulata : leukositosis, kelainan metabolik, peningkatan
laktat (suplai darah usus terganggu > 8 jam)
X. DIAGNOSIS BANDING
1. Hernia femoralis
Hernia femoralis ketika penonjolan isi abdomen ke dalam femoral ring,
batasnya adalah vena femoralis, ligamentum cooper, ligamentum inguinal,
dan ligamentum lakunar. Hernia ini berada di bawah ligamentum inguinal
[4].
2. Limfadenopati
3. Limfoma
4. Metastatic neoplasm
5. Hidrokel
6. Epididimitis
7. Torsio testis
8. Abses
9. Hematoma
10. Aneurisma arteri femoralis
11. Undescensus testis
XI. TATALAKSANA
1. Pembedahan
Pembedahan adalah tatalaksana definitif untuk hernia inguinal.
Perbaiki keadaan umum pasien, semua gejala hernia inguinal harus diperbaiki
bila memungkinkan. Pada hernia tanpa gejala atau minimal, watchful waiting
bisa menjadi pilihan, namun dokter tetap menasehati bahwa pasien hanya
menunda operasi bukan meghindarinya, dengan konsekuensi dapat terjadinya
hernia inkarserata dan strangulata [4][13].
a. Herniotomy
Herniotomy merupakan pembedahan kantung hernia sampai ke lehernya,
kantung di buka dan isi hernia di bebeskan, kemudian kantung hernia di
reposisi [1]. Biasanya dilakukan pada anak-anak jarang pada orang
dewasa, kecuali dengan kasus terkontaminasi, hernia inguinal strangulata
atau hernia femoralis [10].
b. Hernioplasty
Hernioplasty merupakan tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus (deep inguinal ring) dan memperkuat dinding dasar inguinal
canal [1]. Herioplasty dapat menggunakan mesh ataupun tidak. Mesh
akan menutupi defek fascia dan memperkuat dasar inguinal untuk
mencegah kekambuhan hernia [10].
c. Herniorrrhaphy
Herniorrhaphy adalah gabungan antara herniotomy dan hernioplasty.
XII. KOMPLIKASI
1. Komplikasi penyakit [4]
o Hernia inkarserata : ileus obstruktif
o Hernia strangulata : iskemik nekrosis perforasi
2. Komplikasi post operasi [4][5]
o Seroma
o Hematoma
o Retensi urin
o Infeksi tempat operasi
o Terbukanya luka operasi
o Hernia yang kambuh : kekambuhan dengan perbaikan mesh 3-5%
sedangkan kekambuhan dengan jahitan 10-15%
o Nyeri kronis : sekitar 10% pasien post perbaikan mengalami nyeri kronis
o Kebocoran anastomosis (ketika usus di reseksi)
o Nekrosis usus
o Nekrosis testis
o Cedera saraf
o Cedera vaskular
XIII. PROGNOSIS
Secara keseluruhan, hernia inguinal berhubungan dengan prognosis
yang baik [4]. Jika hernia menjadi strangulata mortilitas dan prognosis
dipengaruhi apakah pembedahan darurat atau elektif. Semakin cepat penanganan
operasi maka semaik baik juga prognosis pasien. Mortalitas hernia inguinal
sebesar 0,1% sedangkan mortalitas hernia strangulata sebesar 3% [5].