Anda di halaman 1dari 2

CASE STUDY

Studi Kasus
Penanganan Kredit Kepemilikan Rumah

Permohonan
Bpk Sobari merupakan salah satu Manager di salah satu Perusahaan Swasta
Terkemuka di Kota Semarang dengan penghasilan perbulan sebesar Rp.15 juta
diluar tunjangan sebesar Rp.2,5 juta dan sudah terverifikasi di rekening Bank ABC.
Ybs. tercatat sebagai debitur Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Bank Jateng sejak
Mei 2017 sebesar Rp.450 juta dengan jangka waktu 20 tahun dari Developer
Cahaya Sinar Mentari di Kawasan Ungaran Kab. Semarang dan telah diikat
sempurna senilai Rp.562.500.000,-.
Obyek yang dibeli sekaligus jaminan merupakan rumah baru dikawasan elit type
60 luas tanah 120 m2 dengan harga jual sesuai price list saat itu sebesar Rp.650
juta yang berlokasi di Blok C2 No.31 dengan posisi hoek.
Saat transaksi kredit, jaminan masih berupa SHGB Induk No.876/2015 jangka
waktu 25 tahun an. PT. Cahaya Sinar Mentari yang akan dilakukan splitzing sesuai
plotting site plan di blok yang dibeli oleh debitur.
Setelah kredit berjalan selama 6 tahun dengan kondisi lancar dan tidak pernah
ditagih dan debitur selalu memenuhi komitmennya dalam melakukan
pembayaran tepat waktu, tepatnya di bulan Juli 2023, muncul permasalahan
dimana Bpk Sobari ingin melunasi kreditnya di Bank Jateng.
Ternyata Sertifikat SHGB debitur an. Bpk Sobari hasil splitzing SHGB Induk
No.876/2015 an. PT Cahaya Sinar Mentari tidak ada di dokumen debitur.
Setelah di konfirmasi kepada notaris rekanan Bank Jateng an. Bpk Fulani Helman
menyampaikan bahwa terjadi kendala dalam proses splitzing SHBG Induk karena,
SHGB induk tersebut menjadi jaminan di beberapa BPR (Sindikasi) dengan lead
arranger nya adalah BPR Alto Semarang untuk pembiayaan pengadaan lahan
komplek perumahan tersebut.
Setelah dilakukan pengecekan di SLIK Ojk an. PT. Cahaya Sinar Mentari, diketahui
Kualitas kredit an. PT. Cahaya Sinar Mentari tersebut di BPR Alto Semarang
(sindikasi) dengan fasilitas Rp.12 Miliar dengan kondisi Macet (Kollektibilitas 5)
sejak Juli 2018 dan BPR Alto Semarang berencana mengajukan PKPU Kepailitan.
Oleh karena itu Sejak bulan Agustus 2023, Bpk Sobari tidak mau melakukan
setoran angsuran sampai sekarang dan telah menunggak selama 8 bulan (240
hari) dengan posisi kewajiban sebagai berikut :
Saldo Pokok Akhir Rp. 366,173,926.14
Tunggakan Pokok Akhir Rp. 9.993.701,92
Tunggakan Bunga Rp. 29.645.398,88
Denda Rp. 1.456.250,00
Outstanding Rp. 407.269.276,95
Debitur sendiri saat ini sudah tidak lagi menghuni obyek pinjaman dan tidak
diketahui keberadaa tempat tinggalnya..
Pertanyaan :
1. Bagaimana Solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan outstanding
debitur ybs. yang hanya tinggal beberapa hari lagi akan jatuh ke NPL
2. Skema scenario apa sajakah (minimal 3 skenario) yang akan anda tawarkan
dalam menyelesaikan permasahan dimaksud
3. Menurut anda, scenario manakah yang paling sesuai dalam penanganan
permasalahan debitur dimaksud

Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai