Anda di halaman 1dari 14

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH GORONTALO
RESOR BONE BOLANGO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TENTANG
PROSES PELAYANAN REHABILITASI
TERHADAP ANGGOTA POLRI

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

1. Dalam rangka mewujudkan upaya reformasi birokrasi Polri baik


menyangkut aspek instrumental, struktural dan kultural serta sikap
transfaransi Polri yang profesional, bermoral dan humanis, tentunya
tidak boleh mengabaikan anggota/PNS Polri sebagai pelaksana dan
juga sebagai masyarakat/warga negara, memiliki hak, kewajiban dan
kedudukan yang sama didepan hukum, sehingga azas praduga tak
bersalah, proses penegakan hukum diberlakukan baginya termasuk
hak rehabilisasi akibat tindakan hukum yang diberlakukan kepadanya.

2. Proses untuk mendapatkan hak atas rehabilitasi terhadap anggota /


PNS Polri, tentunya harus dapat berjalan sesuai harapan, tentunya
harus memiliki aturan, pedoman yang dapat dijadikan pedoman bagi
pelaksana organisasi maupun personel Polri yang memerlukan atau
memiliki hak mendapatkan rehabilitasi melalui tatacara, mekanisme
yang jelas dengan menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur)
sebagai pedoman kerja.
B. Dasar
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
*28;
2. Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas
Undang- undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian;
3. Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
4. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka
Umum;
2

5. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM;


6. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
7. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4168);
8. Undang-undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
9. Undang-undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1989 tentang Pedoman
Pengawasan Melekat;
11. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1999 tentang tata cara
pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara;
12. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian
Anggota Polri;
13. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin
Anggota Polri;
14. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan teknis
institusional Peradilan Umum bagi Anggota Polri;
15. Permeneg Penertiban Aparatur Negara Nomor : 15/M.PAN/7/2008
tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi (9 Program, 23
Kegiatan);
16. Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip
dan standar HAM dalam penyelenggaraan tugas Kepolisian RI;
17. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2002
tentang organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
18. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002, tanggal 17 Oktober
2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi
pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3

19. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/54/X/2002, tanggal 17 Oktober


2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi
pada tingkat Kepolisian Negara Republik Indonesia;
20. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/97/XII/2003, tanggal 31 Desember
2003 tentang perubahan OTK Irwasum Polri, Div Propam Polri serta
Baintelkam Polri;
21. Keputusan Kapolri No. 32/VII/2003, tanggal 1 Juli 2003 tentang Kode
Etik Profesi Polri;
22. Keputusan Kapolri No. 33/VII/2003, tanggal 1 Juli 2003
tentang tata cara sidang komisi Kode Etik Profesi Polri;
23. Keputusan Kapolri No. 12/II/2004, tanggal 15 Februari 2004
tentang pedoman penyusunan standar dan akreditasi profesi Polri;
24. Reformasi Birokrasi Polri Tahun 2010;

C. Maksud dan tujuan


1. Memberikan penyatuan persepsi dalam pelaksanaan tugas dan
dijadikan pedoman sebagai kerangka kerja dalam proses dan
pelaksanaan rehabilitasi bagi anggota/PNS dilingkungan Organisasi
Polri.
2. Memberikan pelayanan untuk mendapatkan hak rehabilitasi kepada
setiap anggota/PNS Polri yang telah mendapat kepastian hukum dan
dinyatakan tidak terbukti atas pelanggaran hukum yang diberlakukan
kepadanya.

D. Ruang lingkup
Rehabilitasi Si Propam Polres Bone Bolango dalam pelaksanaan
tugasnya memiliki ruang lingkup, meliputi :
1. Proses pengembalian nama baik anggota/PNS Polri bermasalah
dengan pelanggaran hukum perundang-undangan yang diberlakukan
baginya setelah menjalani proses pembuktian dan atau kepastian
hukum yang dinyatakan tidak terbukti untuk diberikan hak dan
4

kewajibannya serta proses pemberdayaan secara wajar dalam sistem


penugasan dan pembinaan karier Polri Polda Gorontalo.
2. Bentuk kegiatan dan jenis Rehabilitasi bagi anggota/PNS Polri Polres
Bone Bolango:
a. Bentuk kegiatan Rehabilitasi
1) penyusunan/pembuatan laporan analisa dan evaluasi
pelanggaran anggota/PNS Polri Polres Bone Bolango.
2) pemberian petunjuk, arahan kepada Satuan kerja
satuan organisasi Polri yang berkaitan dengan program
kebijakan dan pedoman yang mengatur ketentuan
pelaksanaan / proses rehabilitasi dalam penyelesaian
hukum/ administrasi anggota Polres Bone Bolango.
3) pemberian pelayanan permohonan keberatan/komplain
anggota terhukum untuk mendapat hak/ kewajiban
yang berlaku dilingkunan Polri atas hukuman atau
tindakan hukum/administrasi yang telah dijatuhkan.
b. Jenis/ produk Rehab Si Propam Polres Bone Bolango
1) surat Keputusan/ rekomendasi Rehabilitasi
(a) pemberian SKTB (Surat Keterangan Tidak
Terbukti).
(b) Surat Keputusan / Rekomendasi Penerimaan/
Penolakan Permohonan Pengampunan /
Pengurangan Hukuman atas Keputusan Sidang/
Ankum/Atasan Ankum di lingkungan Polri.

E. Sistimatika.
I PENDAHULUAN
II TUGAS
POKOK III
PELAKSANAAN
5

IV ADMINISTRASI
V PENUTUP

II. TUGAS POKOK


Sie Rehab bertugas menyelenggarakan fungsi regidtrasi/penelitian terhadap
proses penanganan kasus dan menyiapkan proses/kepeutusan rehabilitasi
bagi anggota yang tidak terbukti melakukan pelanggaran,
pengampunan/pengurangan hukuman (disiplin/administratif) dengan baik.

III. PELAKSANAAN
A. Urutan tindakan

1. Tingkat Polresta( Rehab Si Propam )


a. Pembuatan laporan analisa dan evaluasi
pelanggaran anggota Polri
1) Jenis / bentuk : Laporan Rehap
2) Dasar Pembuatan :
(a) Data/laporan pengaduan Ba Yanduan kepada
Kasi Propam Polres Bone Bolango
(c) data/laporan/informasi penangan kasus /
pelanggaran yang ditangani Kanit Paminal, Kanit
Provos.
3) Mekanisme penyusunan/ pembuatan laporan :
(a) menghimpun data laporan yang sudah masuk ke
Si Propam Polres Bone Bolango.
(b) koordinasi dengan satuan pengemban fungsi dan
pelaksana pelayanan pengawasan, pembinaan
dan penegakan hukum anggota/PNS Polri.

b) Penerbitan SKTB (Surat Keterangan Tidak Terbukti).


1) jenis / bentuk : Penerbitan Surat Keterangan
Tidak Terbukti
6

2) Laporan hasil penyelidikan terhadap


laporan/pengaduan/ informasi pelanggaran yang
dinyatakan tidak ada bukti / indikasi / bukti pendukung
atas kebenarannya.
3) Surat Perintah Penghentian Pemeriksaan dari Tim
Pemeriksa (Kanit Provos /berkas hasil pemeriksaan
sebagai dasar penghentian dalam tahap / proses
pemeriksaan).
4) Keputusan Ketua Sidang Disiplin dan Komisi Kode Etik
Kepolisian yang memvonis “Bebas atau tidak terbukti“
dan telah memiliki kekuatan hukum tetap.
5). Surat Permohonan penerbitan SKTB (Surat Keterangan
Tidak Terbukti) dari Ka Satker selaku Ankum kepada
kapolres Bone Bolango melalui Kasi Propam Polres Bone
Bolango dengan dilampirkan dokumen/berkas asli
sebagai dasar pengajuan permohonan (SP3/Keputusan
Sidang) bersama kelengkapan persyaratan berupa
Dapen/DP3 dan Daptar Riwayat Hidup yang
bersangkutan.

c) Prosedur penerbitan SKTB :


1) Kasatker selaku Ankum Mengajukan Surat permohonan
penerbitan SKTB dilampirkan berkas perkara/
pemeriksaan dan kelengkapan persyaratannya
dilengkapi Surat Perintah/Penghentian Pemeriksaan
atau Hasil Keputusan Sidang dengan vonis “Bebas/Tidak
terbukti” atau Surat keterangan hasil
penyelidikan/penugasan Kanit Paminal terhadap
laporan/pengaduan/informasi pelanggaran yang
dinyatakan tidak ada bukti/indikasi pendukung atas
kebenarannya kepada Kapolres Bone Bolango melalui
Kasi Propam Polres Bone Bolango.
7

2) Kasi Propam :
(a) menerima Surat/berkas permohonan dari
Kasatker selaku Ankum
(b) meneliti Surat/berkas dan kelengkapan
persyaratan permohonan penerbitan SKTB.
(c) membuat atau mengajukan Surat Keterangan
Tidak Terbukti untuk ditanda tangani Kapolres
Bone Bolango.
(d) batas Waktu penerbitan SKTB adalah 5 (Lima)
hari kerja, setelah melewati batas waktu
complain/pengajuan keberatan terhukum dan
persyaratan kelengkapan administrasi terpenuhi.
(e) memberikan SKTB kepada yang bersangkutan
melalui Kasatker selaku Ankum dan
mendistribusikan kepada Satuan kerja/fungsi
pengawasan dan pembinaan personel di
lingkungan Polres.

2. Tingkat Polres

a) Pembuatan laporan analisa dan evaluasi pelanggar


an anggota/PNS Polri :

1) jenis/bentuk pelayanan : pembuatan laporan Bulanan


pelanggaran anggota Polri.
2) dasar pembuatan :
(a). data/laporan pengaduan Unit Yanduan
(c) Data/laporan penangan kasus/pelanggaran anggota
Polri yang menjadi tanggung jawab Polres dan
jajarannya.
3) mekanisme penyusunan/pembuatan laporan :
(a) menghimpun data laporan yang sudah masuk ke Kanit
Provos.
8

(b) Koordinasi dengan satuan pengemban fungsi dan


pelaksana pelayanan pengawasan, pembinaan dan
penegakan hukum anggota Polri.

b) Penerbitan SKTB (Surat Keterangan Tidak Terbukti).


1) jenis / bentuk pelayanan : Penerbitan Surat Keterangan Tidak
Terbukti.
2) dasar Penerbitan :
(a) laporan hasil penyelidikan .
(b) surat Perintah Penghentian Pemeriksaan
(c) Keputusan Ketua Sidang Disiplin dan Komisi Kode Etik
Kepolisian yang memvonis “ Bebas atau tidak terbukti “
dan telah memiliki kekuatan hukum tetap.
c) Prosedur penerbitan SKTB :
1) kasatker selaku Ankum :
(a) menerima laporan dan berkas perkara yang
dilengkapi Surat Perintah / Penghentian
Pemeriksaan atau Hasil Keputusan Sidang
dengan vonis “Bebas/Tidak terbukti” dari Ketua
Sidang atau Laporan hasil penyelidikan
(b) memberikan perintah/disposisi kepada kanit
provos untuk menindak lanjuti proses rehabilitasi
dan penerbitan SKTB.
2) kanit Provos :

(a) meneliti perkara dan Keputusan/ Tidak


terbukti dari Ketua Sidang.
(b) mengumpulkan laporan hasil penyelidi kan dan
kelengkapan persyaratan penerbitan SKTB.
(c) membuat atau mengajukan Surat Keterangan
Tidak Terbukti untuk ditan da tangani
Kapolres
9
(d) Batas Waktu penerbitan SKTB adalah 5 (Lima)
hari kerja, setelah melewati batas waktu
complain/pengajuan kebe ratan pelapor/pengadu
atau penuntut perkara
(e) Memberikan SKTB kepada yang bersangkutan
melalui atasan langsung terperiksa.

d. Surat Keputusan/Rekomendasi Penerimaan / Penolakan


Permohonan Pengampunan / pengurangan Hukuman atas
Keputusan Sidang di lingkungan Polresta .
1) jenis/ bentuk pelayanan: surat Keputusan/ Rekomendasi
Penerimaan/ Penolakan Permohonan
Pengampunan/pengurangan hukuman ( SK/ RP3H ).
2) dasar Penerbitan :
(a) keputusan Sidang Disiplin/KKE yang telah dijatuhkan
kepada anggota/PNS Polri terhukum.
(b) surat Keputusan Hukuman Disiplin/Kode Etik
(SKHD/SKKE).
(c) surat permohonan/pengajuan pengampunan/ keberatan
/ Keringanan atas Keputusan/vonis hukuman yang telah
dijatuhkan Ketua Sidang Disiplin/KKE yang masih
berada dalam kewenangan Polri.

3) Prosedur dan proses penerbitan:


(a) surat permohonan pengampunan / keberatan /
keringanan yang diajukan anggota/PNS Polri terhukum
atas Keputusan Sidang/Surat Keputusan Ankum kepada
Kapolres selaku Ankum atau Ketua Sidang.
(b) Kasi Propam mengajukan Surat Keputusan Penolakan
pengampunan/keberatan Pengurangan hukuman
terhukum disertai berita acara hasil rapat pertimbangan
yang yang telah dilaksanakan untuk ditanda tangani
Kapolres.
10

(c) surat Keputusan/Rekomendasi diserahkan


kepada pemohon melalui atasan langsung
terhukum.

C. Ketentuan larangan dan kewajiban

1. Larangan
a) Setiap surat permohonan/pelaporan dialamatkan
kepada Kapolda/Kabid Propam di tingkat
Polda dan kepada
/Kapolres/Ta langsung selaku Kasatker sebagai Ankum/Atasan
Ankum ( sistem satu pintu/kewenangan)
b) Surat tembusan atau potocopy dokumen
persyaratan administrasi dilarang dijadikan dasar
dalam proses rehabilitasi.
c) Penanda tanganan Surat tidak dapat di wakili14

2. Kewajiban
a) Para Kasatker/Satwil wajib mengirimkan laporan tentang
pelanggaran hukum yang dilakukan anggota/PNS Polri secara
insidentil maupun periodik (bulanan/tahunan) kepada Kapolda
Up.Kabid Propam polda.
b) Para Kasatker/Kasatwil selaku Ankum/Atasan Ankum wajib
memberikan pelayanan rehabilitasi terhadap anggota/PNS Polri
yang telah dinyatakan Tidak Terbukti Bersalah/melakukan
pelanggaran hukum/ administratif.

E. Pengawasan dan pengendalian

1. Dalam Rangka implementasi penyelenggaraan Standar Operasional


Prosedur Propam Polri tentang Pelayanan Prima Rehabilitasi Anggota
Polri / PNS Polri oleh Ba Rehab yang meliputi :
1) Unsur Pelaksana dan Pertelahaan Tugas Rehabilitasi;
2) Implementasi Pedoman Standar Operasional Prosedur.
11

2. bentuk/metode standar pengawasan dan pengendalian terhadap


penyelenggaraan implementasi penerapan Standar Operasional
Prosedur dititikberatkan kepada pemahaman dan keseragaman
penerapan oleh para pengemban fungsi Rehab .

3. Rapat koordinasi
a) membahas permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan
SOP guna dilakukan penyempurnaan atau Revisi;
b) Menyelenggarakan SOP berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antar komponen/Instansi yang bersangkutan.

4 Pengawasan melekat
a) Memberikan arahan, bimbingan pengawasan dan pengendali
an terhadap implementasi pedoman SOP;
b) Pengawasan dilakukan oleh Kasi Propam Polres Bone Bolango.

5. sarana Pengawasan dan Pengendalian


kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan
SOP dilaksanakan dengan sarana pengawasan pengendalian sebagai
berikut :
a) laporan Bulanan Pelaksanaan SOP;
b) surat menyurat berisi Informasi adanya permasalahan.

IV ADMINISTRASI

Sistem administrasi yang digunakan dalam pelaksanaan SOP Bagian


Rehabilitasi Si Propam Polres Bone Bolango menggunakan sistem
administrasi yang berlaku dilingkungan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
12

V PENUTUP

a. Demikian penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP)


Propam Polri tentang pelayanan rehabilitasi terhadap Anggota Polri, agar
dapat dilaksanakan oleh Ba Rehab di lingkungan Propam Polres Bone Bolango
secara terarah, tertib dan mencapai sasaran yang telah ditentukan;

b Sebagai Pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi para unsur


pengemban pelaksana rehabilitasi terhadap Anggota Polri.

c Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Propam Polri ini


diberlakukan sebagai pedoman kerja di lingkungan Propam Polri, pedoman
lain dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
pedoman ini dan apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini
akan diatur kemudian.

Tilamuta,Desember 2020 KASI


PROPAM POLRES BONE
BOLANGO

HAMID KADIR ALAMRI INSPEKTUR


POLISI DUA NRP. 73020481

Anda mungkin juga menyukai