Anda di halaman 1dari 7

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TENGAH


RESOR PEKALONGAN KOTA

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR

TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PENYIDIKAN


(SP2HP) DALAM PROGRAM REFORMASI BIROKRASI POLRI GEL: II
DILINGKUNGAN POLRES PEKALONGAN KOTA

Pekalongan , Januari 2014


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR PEKALONGAN KOTA

STANDART OPERATION PROCEDURE

TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PENYIDIKAN (SP2HP)


DALAM PROGRAM REFORMASI BIROKRASI POLRI GEL: II
DILINGKUNGAN POLRES PEKALONGAN KOTA

I. PENDAHULUAN

1. UMUM

Untuk mewujudkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan Polri yang
Profesional dan Proporsional baik selaku pemelihara kamtibmas, pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat serta penegak hukum. Saat ini Polri telah mereformasi diri dan
mempercepat proses birokrasi dengan program unggulan Polri melalui program meraih
keberhasilan segera (Quick Win), Salah satu program unggulan Polri tersebut dalam rangka
meraih keberhasilan segera.

Program tersebut diatas telah ditindak lanjuti oleh Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota
dan Jajaran, namun dalam perjalan untuk meraih keberhasilan tidak selalu berjalan lurus
dengan tujuan yang dimaksud. Dalam prosesnya ada timbul ketidakpuasan pelapor/terlapor
terhadap penanganan yang dilakukan penyidik/penyidik pembantu Sat Reskrim Pekalongan
Kota, Ketidakpuasan tersebut dapat berupa complain secara lisan maupun secara
tertulis.Untuk mengurangi komplain dari masyarakat tersebut maka diterbitkan Surat
Pemberitahuan Perkembangan Penyidikan/ Penyelidikan, sehingga masyarakat tahu persis
perkembangan penanganan perkara yang dilaporkan kepada Polri .

2. DASAR

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209) ;
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lemabaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168) ;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) ;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang disiplin anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia ;

/ e. Peraturan .....
-2-

e. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol : 7 Tahun 2006 tentang
Kode Etik Profesi Polri ;
f. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : 15 Tahun 2006
tentang Kode Etik Profesi Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia ;
g. Rencana Kerja Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota Tahun 2012.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Sebagai pedoman bagi penyidik dalam rangka pengimplementasian program Quick
wins di lingkungan Polres
b. Tujuan
Untuk memberikan pelayanan prima dalam proses penyidikan tindak pidana yang
sedang ditangani oleh penyidik mulai dari tahap penerimaan laporan, pemeriksaan
tahap penyidikan, tahap penindakan, tahap penyelesaian dan penyerahan berkas
perkara dilakukan secara transparan, cepat, tepat dan akuntabel serta berkeadilan guna
membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri ( Public Trust Building ).

4. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup peraturan ini meliputi kewajiban atasan penyidik untuk memberikan surat
kepada pelapor / pengadu tentang perkembangan kasus yang sedang ditangani oleh
penyidik berkaitan dengan Laporan / aduan mulai dari tahap penerimaan laporan,
penyelidikan, penindakan / pemeriksaan, pemberkasan dan pelimpahan berkas perkara
kepada Jaksa Penuntut Umum ( JPU ).

5. TATA URUT

I. PENDAHULUAN
1. UMUM
2. DASAR
3. MAKSUD DAN TUJUAN
4. RUANG LINGKUP
5. TATA URUT

II TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERANAN

1. TUGAS POKOK
2. FUNGSI
3. PERAN

III KOMPETENSI

IV PELAKSANAAN TUGAS
TUGAS YANG DILAKSANAKAN

V ADMINISTRASI DAN KELENGKAPAN


1. ADMINISTRASI
2. KELENGKAPAN

VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

VII PENUTUP
/ II. Tugas .....
-3-

II. TUGAS POKOK FUNGSI DAN PERANAN


a. TUGAS POKOK

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum serta memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negaeri ;
2. Laporan adalah pemberithuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajibannya berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenangtentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana;
3. Laporan Polisi adalah Laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang adanya
pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang bahwa akan,sedang atau telah terjadi peristiwa pidana;
4. Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan
kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum terhadap
seseorangyang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya;
5. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) adalah surat
pemberitahuan terhadap si pelapor tentang hasil perkembangan penyidikan;
6. Penyelidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang
oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan;
7. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur oleh undang-undang;
8. Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang
oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan
9. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tenteng tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya;
10. Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana;
11. Laporan Hasil Penyelidikan (LHP) adalah laporan secara lisan atau tertulis kepada
atasan yang memberi perintah mengenai hasil penyelidikan.

b. FUNGSI

Fungsi dari surat pemberitahuan perkembangan hasil penydikan adalah sebagai media
penghubung antara pelapor/ pengadu / terlapor dengan penyidik, guna membangun
kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

c. PERAN

Sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi Polri dalam hal birokrasi guna meraih keberhasilan
segera (Quick Win),

/ II. Kompetesi .....


-4-

III. KOMPETENSI

1. Untuk mewujudkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap peningkatan kualitas


pelayanan Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota serta jajaran dengan mereformasi bidang
pelayanan dalam pemeriksaan dan proses penyidikan ;

2. Agar para penyidik/ penyidik pembantu Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota serta jajaran
dalam melakukan proses penyidikan memperhatikan asas keterbukaan dan bersifat
informatif bagi pihak-pihak terkait ;

3. Dalam rangka kelancaran komunikasi untuk mengetahui perkembangan penyidikan


perkara setiap penyidik / penyidik pembantu Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota serta
jajaran memberikan kontak person kepada pelapor / pengadu / saksi;

4. Memberdayakan pengawasan penyidik dalam rangka pengendalian penyidik untuk


meminimalisir complain pelapor/terlapor;

5. Agar penyidik / penyidik pembantu Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota serta jajaran
menjalankan program tersebut dan mengetahui bahwa ada sanksi yang tegas dan
transparan terhadap penyidik / penyidik pembantu termasuk pengawas penyidik yang tidak
melaksanakan tugas secara Profesional.

IV. PELAKSANAAN TUGAS


TUGAS YANG DILAKSANAKAN

Surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) diberikan kepada pelapor


melalui tahapan tahapan :  
1.Penerimaan Laporan / pengaduan diberikan pada saat telah mengeluarkan surat perintah
penyelidikan / penyidikan dalam waktu 3 (tiga) hari.

2.SP2HP yang diberikan kepada pelapor / pengadu berisi


a. pokok perkara ;
b. tindakan penyidikan yang telah dilaksanakan dan hasilnya ;
c. masalah/ kendala yang dihadapi dalam penyidikan ;
d. rencana tindakan selanjutnya ;
e. himabauan atau penegasan kepada pelapor tentang hak dan kewajibannya demi
kelancaran dan keberhasilan penyidikan.

3.Waktu Pemberian SP2HP :

a. SP2HP pada tingkat penyelidkan untuk kasus ringan / sedang selama 14 hari
sedangkan kasus sulit/ sangat sulit selama 30 hari;
b. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan/Penyelidikan (SP2HP)
diberikan kepada pelapor/ pengadu dengan melalui beberapa tahapan, sesuai dengan
tingkat kesulitan penyidikan/penyelidikan:
1) Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan/Penyelidikan (SP2HP)
diberikan kepada pelapor/pengadu untuk kasus ringan pada hari ke -10, hari ke-20
dan hari ke-30 ;
2) Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan/Penyelidikan (SP2HP)
diberikan kepada pelapor/pengadu untuk kasus sedang pada hari ke -15, hari ke-
30 , hari ke-45 dan hari ke-60;
/ .Surat .....
-5-

3) Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan/Penyelidikan (SP2HP)


diberikan kepada pelapor/pengadu untuk kasus sulit pada hari ke -15, hari ke-30 ,
hari ke-45 , hari ke-60, hari ke-75 dan hari ke-90;
4) Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan/Penyelidikan (SP2HP)
diberikan kepada pelapor/pengadu untuk kasus sangat sulit pada hari ke -20, hari
ke-40 , hari ke-60 , hari ke-80, hari ke-100 dan hari ke-120.
c. Tahap penyelesaian dan penyerahan berkas perkara, SP2HP diberikan pada saart
pelimpahan berkas perkara tahap pertama, pada saat berkas perkara dikembalikan
(P.18-P.19) maka SP2HP diberikan setelah dilakukan pelimpahan kembali ke JPU,
demikian juga pada saat tahap kedua SP2HP disampaikan kepada pelapor;

d. Pejabat yang menanda tangani SP2HP adalah atasan penyidik, yang menanda
tanganai surat perintah penyelidikan/penyidikan;

e. Dalam hal terdapat keluhan baik dari pelapor, saksi, tersangka, maupun pihak lain
terhadap perkara yang sedang ditangani, penyidik wajib memberikan penjelasan
secara lisan maupun tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan;

f. Dalam hal masih terdapat ketidakpuasan pihak yang berkeberatan, Perwira pengawas
penyidik wajib melakukan upaya kalrifikasi dapat berupa konsultasi, penjelsan
langsung atau melalui penyelenggaraan gelar perkara dengan menhadirkan para
pihak yang berperkara.

V. ADMINISTRASI DAN KELENGKAPAN

1. ADMINISTRASI

a. Setiap pembuatan SP2HP harus masuk dalam register SP2HP , baik SP2HP tingkat
penyelidikan maupaun penyidikan;
b. Dalam setiap pengiriman SP2HP harus ada buku expedisi yang menjelaskan bahwa
SP2HP telah diterima oleh pelapor;
c. Arsip SP2 HP di masukkan dalam map khusus arsip SP2HP.

2. KELENGKAPAN

Dalam setiap unit ditunjuk petugas yang melaksanakan pembuatan SP2HP, sehingga
pelaksanaan pembuatan SP2HP dan secara berkesinambungan sampai perkara tersebut
dinyatakan selesai

VI. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Wasdal dalam pelaksanaan penerbitan SP2HP dilakukan oleh Kasat Reskrim selaku
pengemban fungsi dibantu oleh Perwira pengawas penyidikan dan KBO Reskrim.

/ VII Penutup .....


-6-

VII. PENUTUP
Demikian pedoman tentang SP2HP sebagai pedoman bagi penyidik dalam melaksanaan
program Quick Wins Jajaran Polres Pekalongan Kota.

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada tanggal : januari 2014
KASAT RESKRIM POLRES PEKALONGAN KOTA

BAMBANG PURNOMO, S.H.


AKP NRP 67110048

Anda mungkin juga menyukai