Anda di halaman 1dari 2

AKSI NYATA (TOPIK 2)

1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas

Selama mempelajari topik 2 ini, motivasi saya menjadi pendidik semakin besar.
Saya ingin melakukan perubahan selama di kelas. Saya ingin menerapkan perubahan di
kelas dengan menerapkan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Sebagai calon
pendidik, perlu bekal yang banyak agar penerapan dasar-dasar pendidikan Ki Hajar
Dewantara terealisasikan selama di kelas. Sebagai calon guru, kita harus memahami
makna “ Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani”.
“Ing Ngarsa Sung Tuladha”, artinya di depan memberi teladan, yaitu bagaimana pendidik
memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada peserta didik, menjadi
teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku. “Ing Madya Mangun Karsa”, artinya di
tengah membangun kehendak, yaitu pendidik diharapkan mampu membangkitkan
semangat, berswakarsa, dan berkreasi bersama peserta didik dengan membuka dialog
atau ruang kolaborasi dengan peserta didik yang berperan sebagai narasumber. Tut wuri
handayani”, artinya di belakang memberi dorongan, yaitu guru tidak sekedar
memberikan motivasi tetapi juga saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar
peserta didik mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa, dan karyanya.

2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan adalah memiliki
kesadaran diri diri. Menjadi guru tidak hanya mentransfer ilmu, namun guru harus
memahami kebutuah peserta didik menanamkan nilai-nilai budi pekerti. Setiap kali
masuk ke dalam kelas, saya ingin menanamkan peserta didik tentang budi pekerti. Ketika
seseoang memiliki kecerdasan budi pekerti maka orang tersebut akan memikirkan,
merasakan, dan mempertimbangkan segala perilakunya. Menurut saya, cara
menanamkan budi pekerti peserta didik dengan menanamkan Profil Pelajar Pancasila,
seperti tanggung jawab ataupun mandiri.

3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik

Adanya pembelajaran tentang dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara


membuka mata saya bahwa seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu namun juga
turut membimbing peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidik
juga harus memfilter konten-konten pembelajaran agar sesuai dengan nilai-nilai yang
ada di Indonesia. Saya yang awalnya belum mengetahui tentang dasar-dasar pendidikan
menurut KHD, sekarang menjadi paham bahwa guru itu harus “ngemong”, artinya
mengamati, merawat, dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya,
bertanggung jawab dan disiplin berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai
dengan kodratnya. Agar peserta didik mampu menemukan kehidupan yang bahagia
setinggitingginya.
4. Foto Bercerita (Perencanaan, penerapan, dan refleksi) a. Perencanaan Sebelum
melaksanakan

a. Perencanaan sebelum pembelajaran

Sebelum pembelajaran, saya berdiskusi dengan guru mengenai pembelajaran


yang nantinya akan diterapkan di lapangan dengan teman-teman.

b. Pelaksanaan

Mengenai pelaksanaan nantinya akan diterapkan di kelas VI, karena.


Penerapannya sendiri, akan menerapkan 3Nga (Ngerti, Ngrasa, dan Nglakoni) dan
3N (Niteni, Nirokake, dan Nambahi) sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.

c. Evaluasi

Evaluasi yang saya dapatkan adalah saran dari teman yakni, untuk lebih
memperjelas mengenai evaluasi untuk sikap dan keterampilan karena itu belum ada
di rancangan saya.

5. Testimoni dari Guru

Testimoni yang saya dapatkan adalah Ibu Satinem S.Pd., beliau mengatakan
bahwa rancangan saya sudah bagus namun harus diperjelas mengenai penerapan
asesmen untuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, rekan saya saudari Ayu
Sukmana juga sependapat dengan Ibu Satinem untuk menambahkan pendalaman
mengenai asesmen yang akan saya terapkan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai