Anda di halaman 1dari 119

ANALISIS PENGARUH KERJASAMA MUZARA’AH TERHADAP

TINGKAT PENDAPATAN PETANI (STUDI KASUS: PETANI PADI


DESA PURASEDA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh:

Irmawati

E. 201805288

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI BOGOR

1443 H/2022 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Irmawati

Tempat tanggal lahir : Bogor, 09 September 1999

NIM : E. 201805288

Program Studi : Ekonomi Syariah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun


untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
ini adalah karya sendiri.

Bagian-bagian tertentu pada penulisan skripsi yang saya kutip dari


hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila pada kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi


ini adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai
dengan peraturan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab IV tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Bogor, 09 Ramadan 1443 H


11 April 2022 M
Yang membuat pernyataan,

Irmawati
E.201805288

ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN MUNAQOSYAH

Nama : Irmawati

NIM : E.201805288

Program Studi : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kerjasama Muzara’ah Terhadap


Tingkat Pendapatan Petani (Studi Kasus: Petani Padi
Desa Puraseda)

Disetujui untuk di ujikan dalam Ujian Munaqosyah.

Bogor, 10 Ramadhan 1443 H/ 12 April 2022 M

Pembimbing I Pembimbing II

Roisiyatin, S.E.I., M.Si. Moh. Zaenal Muttaqin, SP., ME.


NIRP. 200 116 024 NIRP. 200 116 051

Disetujui.
Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah

Moh Asep Zakariya Ansori, Lc., M.H.


NIRP. 200 116 073

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSYAH
Hari ini Kamis Tanggal Dua Puluh Satu April Tahun Duaribu Dua Puluh
Dua, Menerangkan bahwa:

Nama : Irmawati
NIM : E.201805288
Program Studi : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kerjasama Muzara’ah Terhadap
Tingkat Pendapatan Petani (Studi Kasus: Petani Padi
Desa Puraseda)
Telah diujikan dalam Sidang Ujian Munaqosyah pada Program Studi S.1
Ekonomi Syariah pada tanggal 12 April 2022.

Skripsi ini telah diterima sebagai sala satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor.

Ketua Sidang, Sekretaris,

Roisiyatin, S.E.I., M.Si. Moh. Zaenal Muttaqin, SP., ME.


NIRP. 200 116 024 NIRP. 200 116 051
Penguji I, Penguji II,

Jamaludin, S.Pd., M.E.I. Moh Asep Zakariya Ansori, Lc., M.H.


NIRP. 200 116 026 NIRP. 200 116 073
Dekan, Ketua Program Studi

Jamaludin, S.Pd., M.E.I. Moh Asep Zakariya Ansori, Lc., M.H.


NIRP. 200 116 026 NIRP. 200 116 073

iv
PANDUAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi


ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba B be

Ta T te

Tsa S es

Jim J je

Ha H ha

Kha Kh ka dan ha

Dal D de

Dzal Dz de dan zet

Ra R er

Zai Z zet

Sin S es

Syin Sy es dan ye

v
Shad Sh es dan ha

Dhad Dh de dan ha

Tha Th te dan ha

Zha Zh zet dan ha

‘ain ‘ koma terbalik diatas

Ghain Gh ge dan ha

Fa F ef

Qaf Q qi

Kaf K ka

Lam L el

Mim M em

Nun N en

Wau W w

Ha H ha

Hamzah ` apostrof

Ya Y ye

vi
B. Konsonan rangkap karena syiddah ditulis rangkap

Ditulis Muta’addidah

Ditulis ‘iddah

C. Ta marbuthah
Semua ta marbuthah ditulis dengan h, baik berada pada akhir
kata tunggal ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang
diikuti oleh kata sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi
kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa indonesia, seperti
shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata aslinya.

Ditulis hikmah

Ditulis ‘illah

Ditulis karamah al-auliya’

D. Vokal pendek dan penerapannya

----َ --- Fathah ditulis A

----َ --- Kasrah ditulis i

----َ --- Dammah ditulis u

Fathah ditulis fa’ala

Kasrah ditulis dzukira

Dammah ditulis yadzhabu

vii
E. Vokal panjang
1. Fathah + alif ditulis a

ditulis jahiliyyah

2. Fathah + ya’ mati ditulis a

ditulis tansa

3. Kasrah + ya’mati ditulis i

ditulis karim

4. Dammah + wawu mati ditulis u

dsitulis furudh

F. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis ai

ditulis bainakum

2. Fathah + wawu mati ditulis au

ditulis qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan


dengan apostrof
Ditulis A’antum

Ditulis U’iddat

Ditulis La’in syakartum

H. Kata sandang Alif + Lam


1. Bila diikuti huruf Qamariyah maka ditulis dengan menggunakan
huruf awal “al”

viii
Ditulis Al Qur’an

Ditulis Al Qiyas

2. Bila diikuti huruf Syamsiyah maka ditulis dengan huruf pertama


Syamsiyah tersebut

Ditulis As Sama

Ditulis Asy Ayams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat


Ditulis menurut penulisannya
Ditulis Dzawi al furudh

Ditulis Ahlu as sunnah

ix
ABSTRAK

Pengaruh Kerjasama Muzara’ah Terhadap Tingkat Pendapatan Petani


(Studi kasus: Petani Padi Desa Puraseda)
Oleh: Irmawati (E.201805288)
Pembimbing:
1) Roisiyatin, S.E.I., M.S.i.
2) Moh Zaenal Muttaqin, S.P., M.E.
Perekonomian yang penting bagi negara berkembang. Hal tersebut
dapat dilihat dari peran sektor pertanian sebagai sumber pendapatan utama
masyarakat negara berkembang khususnya yang tinggal di pedesaan. Tujuan
dalam penelitian ini diharapkan memiliki output yaitu adanya pengaruh baik
dari kerjasama muzara’ah terhadap tingkat pendapatan petani di Desa
Puraseda. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji hipotesis yang terdiri dari
analisis regresi linear sederhana, analisis korelasi product moment dan uji
beda t test. Nilai t hitung sebesar 4,631 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05,
maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata
(signifikan) antara variabel muzara’ah (X) terhadap variabel pendapatan (Y).
Nilai signifikansi (2-tailed) menunjukan hasil sebesar 0,017 dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan yang
signifikan antara pendapatan sesudah dan sebelum dilakukan kerjasama
muzara’ah maka terjadi kenaikan pendapatan sesudah dilakukan kerjasama
muzara’ah.
Kata Kunci: Muzara’ah, Pendapatan, Uji T beda.

x
ABSTRACT
The Effect of Muzara'ah Cooperation on Farmers' Income Levels (Case
study: Rice Farmers in Puraseda Village)
By: Irmawati (E.201805288)
Supervisor:

1) Roisiyatin, S.E.I., M.S.i.


2) Moh Zaenal Muttaqin, S.P., M.E.
Agriculture is an important economic sector for developing countries.
This can be seen from the role of the agricultural sector as the main source of
income for people in developing countries, especially those living in rural
areas. The purpose of this study is expected to have an output, namely the
good influence of muzara'ah cooperation on the income level of farmers in
Puraseda Village. This research uses a quantitative approach method. The
data analysis technique used is a hypothesis test consisting of a simple linear
regression analysis, product moment correlation analysis and a t test. The
calculated t value is 4.631 with a significance value of 0.000 < 0.05, then H0 is
rejected and H1 is accepted which means that there is a real (significant)
influence between the muzara'ah variable (X) and the income variable (Y).
The significance value (2-tailed) shows a result of 0.017 where the value is
less than 0.05, so it is stated that there is a significant difference between the
income after and before the muzara'ah cooperation, then there is an increase
in income after the muzara'ah cooperation is carried out.
Keywords: Muzara'ah, Income, T Test is different.

xi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahirabbil`alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan karunianya, memberikan waktu luang dan nikmat
kesehatan serta nikmat lainnya, sehingga karya ilmiah ini dapat di susun dan
di selesaikan tepat pada waktunya. Sholawat beserta Salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi alam Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan jalan kebenaran kepada umatnya dengan Nur iman dan Dinnul
Islam. Adapun Judul Penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Kerjasama
Muzara’ah Terhadap Tingkat Pendaptan Petani (Studi Kasus: Petani
Padi Desa Puraseda). Skripsi ini merupakan sala satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
Penelitian ini maka penulis mengharapakn kritik dan saran.

Bogor, 11 April 2022 M

Irmawati
E.201805288

xii
MOTO

Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian takdir dari
Allah SWT dengan senang hati dan lapang dada.

Rasa syukur yang tiada henti terimakasih Yaa Allah atas segala karunia dan
rahmat yang engkau berikan sehingga hamba bisa menjadi seseorang yang
lebih bertanggung jawab lagi terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Terima kasih atas semangat dan rasa syukur yang tiada henti terimakasih
selalu bangkit walau telah jatuh ribuan kali.

xiii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, Tiada kata yang paling indah mengawali karya


sederhana ini selain ucapan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan, kekuatan, kesabaran serta kesehatan kepada
hamba-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat beserta salam
kepada Rasulullah yang telah menyebar luaskan cahaya di muka bumi
dengan seizin Allah SWT. Tidak lupa kepada keluarga tercinta serta sahabat
yang telah membantu perjuangan beliau ditengan kerusakan muka bumi,
serta akhirnya kepada kita semua yang senantiasa mengamalkan sunah-
sunah nya hinggga akhir zaman.

Kebahagiaan yang tak terlukiskan wajah berseri dan tanpa hentinya


mengucap syukur dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh
perjuangan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas
akademi yang telah membantu saya dalam merealisasikan skripsi ini,
terutama kepada:

1. Bapak Dr. Saiful Falah, M.Pd.I., selaku Rektor Institut Ummul Quro Al-
Islami Bogor.
2. Bapak Agus Tamami, S.Ag., M.Pd.I., selaku Wakil Rektor I Institut
Ummul Quro Al-Islami Bogor.
3. Bapak Dr. Syamsul Rizal MZ, S.H.I., M.Pd.I., selaku Wakil Rektor II
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor bidang keuangan dan sarana pra
sarana dan jajarannya atas segala kebijaksanaannya untuk
memudahkan urusan administrasi sampai perkuliahan selesai.
4. Bapak Dr. Azwar Annas, M.Pd.I., selaku Wakil Rektor III Institut
Ummul Quro Al-Islami Bogor bidang kemahasiswaan dan kerjasama.
5. Bapak Jamaludin, S.Pd., M.E.I., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor.

xiv
6. Bapak Moh Asep Zakariya Ansori, Lc., M.H., selaku Ketua Program
Studi Eknomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Ummul Quro Al-Islami Bogor.
7. Ibu Roisiyatin, S.E.I., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk-petunjuknya kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Bapak Moh Zaenal Muttaqin, S.P., M.E., selaku DSosen Pembimbing II
yang telah membantu serta pengarahan dalam praktek di lapangan.
9. Segenap Staf dan Dosen Fakultas Ekonomi Syariah, terima kasih atas
ilmu pengetahuan, motivasi, inspirasi sehingga penulis memiliki cara
pandang baru yang sebelumnya belum penulis dapatkan.
10. Kepala Desa dan Staf Desa Puraseda selaku pemerintahan dalam objek
penelitian terima kasih karena telah membantu dan mempermudah
penulis mendapatkan informasi terkait petani penggarap sebagai
bahan skripsi ini.
11. Bapak Saepulloh dan Umi Milah selaku orang tua tercinta, kakak-
kakak dan adik-adik tersayang, terima kasih atas do’a dan dukungan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi tepat
pada waktunya.
12. Januar Fadillah, terima kasih atas dukungan semangat dan waktu yang
telah di luangkan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat yang selalu mensuport dan memberikan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
14. Teman-teman kelas, terima kasih atas dukungan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

xv
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan dalam skripsi ini, semoga
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi dunia pendidikan.
Amiiiin.

Bogor, 11 April 2022

Penulis

Irmawati
E.201805288

xvi
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN MUNAQOSYAH ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSYAH ........................................................ iv

PANDUAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...................................................................v

ABSTRAK ..................................................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. xii

MOTO ......................................................................................................................................... xiii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................................. xiv

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xvii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. xx

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xxi

BAB I.............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 11

E. Penelitian Relevan ............................................................................................................ 11

F. Keranga Teori ..................................................................................................................... 15

G. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 16

BAB II .......................................................................................................................................... 17

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 17

xvii
A. Landasan Teori .................................................................................................................. 17

B. Kerangka Berfikir .............................................................................................................. 45

C. Pengajuan Hipotesis ........................................................................................................ 46

BAB III ........................................................................................................................................ 48

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................. 48

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................................ 48

B. Desain Penelitian .............................................................................................................. 48

C. Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 50

D. Sumber Data........................................................................................................................ 53

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 54

F. Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 57

G. Teknik Analisis Data ........................................................................................................ 59

BAB IV ........................................................................................................................................ 66

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 66

A. Profil Lokasi Penelitian ................................................................................................... 66

B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................................................... 72

C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................................... 81

BAB V .......................................................................................................................................... 85

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 85

A. Simpulan ............................................................................................................................... 85

B. Saran ...................................................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................... 90

BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................................. 98

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Luas Lahan Desa Puraseda ............................................................................... 5


Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................................ 5
Tabel 1. 3 Jumlah Penduduk Tani Menurut Status Petani ........................................ 5
Tabel 1. 4 Tingkat Pengelolaan Usaha Tani .................................................................... 7
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ............................................................................................... 48
Tabel 3. 2 Skala Penilaian Likert ....................................................................................... 57
Tabel 4. 1 Urutan pejabat kepala Desa Puraseda ....................................................... 67
Tabel 4. 2 Letak geografis Desa Puraseda ..................................................................... 68
Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Desa Puraseda ................................................................ 70
Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden ........................................ 72
Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Usia Responden ........................................................... 73
Tabel 4. 6 Uji Validitas .......................................................................................................... 74
Tabel 4. 7 Uji Reliabilitas ..................................................................................................... 75
Tabel 4. 8 Koefisien Multikolinearitas ............................................................................ 76
Tabel 4. 9 Regresi Residual Heteroskedastisitas ........................................................ 76
Tabel 4. 10 Koefisien Heteroskedastisitas .................................................................... 77
Tabel 4. 11 Regresi Linear Sederhana ............................................................................ 77
Tabel 4. 12 Regresi linear sederhana .............................................................................. 78
Tabel 4. 13 Korelasi product moment ............................................................................ 79
Tabel 4. 14 Uji beda t test .................................................................................................... 80
Tabel 4. 15 Independen sampel test ................................................................................ 81
Tabel 4. 16 Upah bagi hasil kerjasama muzara’ah per periode panen .............. 82

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut


Kabupaten/Kota 2018 ............................................................................................................ 3
Gambar 1. 2 Luas Tanam dan Panen Padi Sawah Per-Bulan di Kecamatan
Leuwiliang Tahun 2017 ......................................................................................................... 4
Gambar 1. 3 Kerangka Teori ..............................................................................................15

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ..........................................................................................46

Gambar 3. 1 Propability Sampling ...................................................................................52

Gambar 4. 1 Peta Desa Puraseda ......................................................................................69


Gambar 4. 2 Diagram Jumlah Penduduk Desa Puraseda .........................................71
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Puraseda
........................................................................................................................................................71
Gambar 4. 4 Diagram Jenis Kelamin Responden ........................................................72
Gambar 4. 5 Diagram Usia Responden ...........................................................................73
Gambar 4. 6 Upah Bagi Hasil Kerjasama Muzara'ah per periode panen ...........83
Gambar 4. 7 Persentase kenaikan rata-rata pendapatan setelah melakukan
kerjasama muzara'ah ............................................................................................................84

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Koesioner Penelitian .....................................................................................90


Lampiran 2 Uji Validitas.......................................................................................................93
Lampiran 3 Uji Reliabilitas..................................................................................................94
Lampiran 4 Persentase kenaikan pendapatan setelah melakukan kerjasama
muzara’ah ..................................................................................................................................95

xxi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki lahan yang cukup luas dan memiliki

keanekaragaman hayati yang melimpah sehingga Indonesia disebut

sebagai negara agraris. Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian

di bidang pertanian, ada beberapa macam kerja sama di bidang pertanian

di Indonesia, salah satunya adalah kerja sama dalam budidaya lahan, yaitu

paroan. Pada bulan Februari 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu pada

bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pada bidang ini menyerap

tenaga kerja sebanyak 38,11 juta orang (19,46%). Bidang pertanian

merupakan sektor perekonomian yang sangat penting di Indonesia. Data

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2019 untuk

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan

sebesar 3,88 % dengan kontribusi sektor terhadap PDB diperkirakan

sebesar 12,36%. Kementrian Agria Tata Ruang/Badan Pertahanan

Nasional (ART/BPN) merilis Luas baku lahan sawah di Indonesia pada

tahun 2019 seluas 7,46 juta hektar atau tepatnya 7.463.948 Ha1.

1https://money.kompas.com/read/2020/02/04/201530826/dibanding-2018-luas-

baku-sawah-2019-naik-jadi-746-juta-ha?page=all diakses pada Jumat, 4 Februari 2021,


Pukul 13.30 WIB
2

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang penting bagi negara-

negara berkembang. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian sebagai

sumber pendapatan utama bagi masyarakat di negara berkembang,

khususnya yang tinggal di perdesaan. Kontribusi pertanian masih

dominan dari tahun ke tahun, meskipun terjadi pergeseran tren dari

sektor pertanian ke sektor non-pertanian.2

Sektor pertanian merupakan sektor utama yang berperan penting

dalam perekonomian nasional dalam menyerap tenaga kerja, sumber

pertumbuhan ekonomi, dan penyumbang devisa. Selain itu, sektor

pertanian juga mendorong sektor lain dalam perekonomian nasional.

2 Deni Lubis, Analisis penapatan petani penggarap dengan akad Muzara’ah dan faktor

yang mempengaruhinya, Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam -Volume 2, Nomor 1, Januari-
Juni 2017
3

Gambar 1. 1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut


Kabupaten/Kota 20183

Sumber: Badan Pusat Statistik 2018.

Rumah tangga usaha pertanian adalah rumah tangga yang salah

satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian

dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha

pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan

menerima upah (kuasa usaha), termasuk dalam hal ini adalah usaha jasa

3https://jabar.bps.go.id/publication/2019/10/31/92d0808971dea697c4936b22/h

asil-survei-pertanian-antar-sensus--sutas--2018-provinsi-jawa-barat-seri-a2.html diakses
pada diakses pada Jumat, 4 Februari 2021, Pukul 14.00 WIB
4

pertanian. Rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga usaha

pertanian padi/palawija jika ada anggota rumah tangga yang

menguasai/melakukan kegiatan pertanian tanaman padi dan atau palawija

dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar,

termasuk untuk dikonsumsi sendiri. Adapun jumlah rumah tangga usaha

pertanian padi di Jawa Barat sesuai dengan Hasil Survei Pertanian Antar

Sensus (SUTAS) 2018 Provinsi Jawa Barat sebanyak 2.249.012 yang

dijumlahkan dari 27 kabupaten/kota. Jumlah rumah tangga usaha

pertanian padi di Kabupaten Bogor sebanyak 107, 221.

Gambar 1. 2 Luas Tanam dan Panen Padi Sawah Per-Bulan di


Kecamatan Leuwiliang Tahun 20174

Sumber: Badan Pusat Statistik 2017.

4https://jabar.bps.go.id/publication/2019/10/31/92d0808971dea697c4936b22/h

asil-survei-pertanian-antar-sensus--sutas--2018-provinsi-jawa-barat-seri-a2.html diakses
pada diakses pada Jumat, 4 Februari 2021, Pukul 14.00 WIB
5

Tabel 1. 1 Luas Lahan Desa Puraseda5


Luas Lahan (Ha)
No Desa Total (Ha)
Padi Non Padi

1 Puraseda 156,440 (63,7 %) 89,00 (36,3 %) 245,440 (100 %)

Sumber: Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penyuluh Pertanian


Swadaya Tahun 2021

Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian


No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Desa (Org)
1 Pertanian 3.080 (40,9 %)
2 Perdagangan 55 (0,8 %)
3 Jasa 387 (5,0 %)
4 Pegawai negeri 51 (0,6 %)
5 Buruh non pertanian 840 (11,2 %)
6 Lainnya 1.640 (21,8 %)
7 Tidak bekerja 1.478 (19,7 %)
Total 7.531 (100 %)

Sumber: Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penyuluh Pertanian


Swadaya Tahun 2021

Tabel 1. 3 Jumlah Penduduk Tani Menurut Status Petani


Pemilik
No Desa Pemilik Penggarap Penyakap Buruh Jumlah
penggarap

1 Puraseda 222 55 638 30 2.135 3.080

Sumber: Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penyuluh Pertanian


Swadaya Tahun 2021

5 Ikra Saputra, Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penyuluh Pertanian Swadaya

Tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Bogor, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan.
6

Desa Puraseda Leuwiliang Bogor memiliki tipologi pesawahan/

kondisi keunggulan potensi sumber daya alamnya yaitu pesawaahan yang

memiliki luas desa seluas 390,440 Ha, luas lahan pertanian seluas 245,440

(Ha) terdiri dari luas lahan padi seluas 156,440 Ha dan luas lahan Non

padi seluas 89,00 Ha. Dengan jumlah penduduk menurut jenis mata

pencaharian pertanian sebanyak 3.080 orang yang dikelompokkan

menurut status petani sebagai berikut:

1. Pemilik lahan : 222 orang

2. Pemilik penggarap : 55 orang

3. Penggarap : 638 orang (Adapun jumlah Pelaku Usaha Padi

sawah berjumlah 460 orang terdiri dari 360 orang laki-laki dan 100

orang perempuan) dan sisanya sebagai pelaku usaha palawija dan

sayuran. Yang terbagi kedalam 2 kelompok penggarap sawah yaitu

kelompok penggarap kerjasama mukhobarah dan kerjasama

muzara’ah.

4. Penyakap : 30 orang

5. Buruh : 2.135 orang6

Adapun tingkat pengelolaan usaha tani berdasarkan komoditi

adalah sebagai berikut:

6 Wawancara dengan Penyuluh Pertanian Swadaya Desa Puraseda, Bapak Ikra

Saputra, Pada 21 Maret 2021


7

Tabel 1. 4 Tingkat Pengelolaan Usaha Tani Desa Puraseda

Sumber: Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penyuluh Pertanian


Swadaya Tahun 2021

Tidak sedikit masyarakat pedesaan yang memiliki keahlian di

bidang pertanian namun tidak memiliki lahan atau tempat usaha

pertanian dan tidak sedikit masyarakat yang memiliki lahan pertanian

namun tidak memiliki keahlian untuk mengolahnya atau tidak sempat

mengelolanya. Islam memberikan solusi dengan adanya perjanjian kerja

sama di bidang pertanian. Dalam hal ini muzara’ah, mukhabarah dan

musaqoh adalah akad yang tepat digunakan oleh pemilik lahan dan

penggarap lahan, untuk bekerjasama agar terdapat kesetaraan dan saling

tolong menolong antara keduanya dengan konsep bagi hasil dimana

konsep bagi hasil ini merupakan usaha yang mulia apabila pelaksanaannya

selalu mengutamakan prinsip keadilan, kejujuran, dan tidak saling

merugikan. Adapun pengertian muzara’ah secara umum yaitu kerjasama

yang dilakukan oleh kedua belah pihak (pemilik lahan dan penggarap yang

mempunyai keahlian/petani) dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya

menurut kesepakatan bersama. Muzara’ah juga telah dipraktekan oleh

Rasulullah dan para sahabat sebelumnya. Dalam pengertian lain


8

muzara’ah ini adalah kerjasama dibidang pertanian antara pihak pemilik

lahan dengan penggarap atau sawah, dimana bibit yang akan ditanam

berasal dari pemilik lahan. Sedangkan mukhabarah adalah kerja sama di

bidang pertanian antara pihak pemilik lahan dengan penggarap lahan atau

sawah dimana bibit yang ditanam berasal dari penggarap lahan. Dalam

kedua akad tersebut biaya perawatan tanaman ditanggung oleh penggarap

lahan. Sedangkan musaqoh adalah akad antara pemilik tanah dengan

pekerja untuk memelihara pohom/tanaman, sebagai upahnya adalah

buah/hasil dari pohon tanaman yang diurusnya.7

Pada prinsipnya, Islam juga menekankan produksi untuk

memenuhi kebutuhan orang banyak. Pertanian merupakan salah satu

sektor yang berpotensi untuk dipupuk dalam rangka memenuhi

kebutuhan manusia, selain sebagai sumber kesediaan pangan bangsa,

pertanian juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya. Selain sebagai sumber kesediaan pangan

bangsa, pertanian juga menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat

untuk memenuhi kebutuhannya. Pertanian merupakan salah satu sumber

pendapatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat di daerah yang

sebagian besar wilayahnya merupakan sawah, seperti di Desa Puraseda,

Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sebagian masyarakatnya

berprofesi sebagai petani, sehingga sudah lazim terjadinya kesepakatan

bagi hasil dalam membudidayakan sawah. Kehadiran petani pembudidaya,

7 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Media Group, 2012), hlm.240
9

khususnya di Desa Puraseda, tidak hanya mementingkan petani di satu

sisi, tetapi juga bagi pemilik lahan di sisi lain yang mendapat manfaat dari

produktivitas lahan. Oleh petani, manfaat diperoleh dari distribusi produk

yang subur yang dapat membantu memberikan nilai ekonomi dan

kesejahteraan bagi pentani, sedangkan pemilik tanah mendapat manfaat

dari produktivitas lahan serta dampak ekonomi dari distribusi produk

yang subur. Beberapa faktor yang menjadi penyebab adanya petani

penggarap antara lain, petani tidak memiliki lahan, bila saja memiliki

lahan tetapi tidak mencukupi kebutuhan karena lahannya hanya sedikit,

pemilik lahan tidak dapat menggarap lahannya sendiri butuh tenaga lain

untuk menggarap dan tempat tinggal pemilik lahan jauh dari lahan

garapan.

Kerjasama muzara’ah ini dijalankan oleh masyarakat Desa

Puraseda karena banyak pemilik lahan sawah yang usianya sudah tidak

produktif lagi dan tempat tinggal mereka jauh dari lahan yang mereka

miliki, beberapa tidak mempunyai waktu untuk menggarap lahan dan ada

pula yang tidak memiliki keahlian dalam mengelolanya. Kemudian ada

sebagian masyarakat yang mempunyai keahlian dalam mengelola lahan

sawah tetapi tidak memiliki lahan dan ada pula yang menganggur.

Menurut observasi yang telah dilakukan dan hasil wawancara

dengan para ketua tani di Desa Puraseda tenyata ada beberapa

permasalahan yang dihadapi petani, diantaranya ketika panen tiba

pendapatan mereka defisit dibandingkan dengan biaya pengelolaan


10

produksi mulai dari biaya untuk bibit, pupuk, pestisida dan biaya-biaya

lainnya yang tidak terduga. Para petani pun lebih memilih mengkonsumsi

sendiri hasil panennya daripada menjualnya walaupun ada sebagian yang

menjual. Hal ini pula yang menyebabkan kesejahteraan mereka kurang

terjamin.

Berdasarkan uraian di atas peneliti melihat ada hal yang menarik

untuk dikaji dan diteliti tentang bagaimana pengaruh kerjasama dalam

pertanian di masyarakat terhadap tingkat pendapatan petani di Desa

Puraseda. Dengan ini peneliti mengambil judul penelitian tentang Analisis

Pengaruh Kerjasama Muzara’ah terhadap Tingkat Pendapatan Petani

(Studi Kasus: Petani Padi Desa Puraseda).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kerjasama

muzara’ah berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani penggarap di

Desa Puraseda?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

kerjasama muzara’ah terhadap tingkat pendapatan petani di Desa

Puraseda.
11

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan khususnya di

bidang pertanian bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Manfaat bagi akademik yaitu sebagai bahan evaluasi guna mengambil

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kerjasama dalam

pertanian bagi pertumbuhan ekonomi dan dapat dimanfaatkan

sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi penduduk yaitu sebagai peluang untuk meningkatkan

pendapatan melalui kerjasama di bidang pertanian.

4. Manfaat bagi pembaca yaitu meningkatkan pengetahuan dan sebagai

referensi penulisan bagi pembaca yang berasal dari banyak kalangan,

misalnya masyarakat, mahasiswa, pelajar, atau bahkan dosen atau

guru.

E. Penelitian Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Skripsi berjudul pengaruh muzara’ah terhadap tingkat kesejahteraan

petani (studi kasus di Desa Simpang Agung Kabupaten Lampung

Tengah) 2017 M yang disusun oleh Radian Ulfa pada Tahun 2017 di

Desa Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengan. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan muzara’ah yang terjadi


12

di Desa Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten

Lampung Tengah dapat meningkatkan kesejahteraan petani

penggarap, dan meningkatkan pendapatan dimana jika sebelumnya

petani penggarap hanya mendapatkan penghasilan dari buruh

serabutan yang hasilnya pun tidak menentu dan masih harus membeli

kebutuhan pokok makanan seperti beras, kini setelah mereka

melakukan kerjasama muzar’ah mereka tidak perlu membeli beras

karena sudah mendapat bagian hasil dari kerjasama muzara’ah

bahkan dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier

seperti barang-barang elektronik dan dapat memperbaiki rumah.8

2. Skripsi berjudul pengaruh mukhabarah terhadap pendapatan petani

(studi pendapatan petani Desa Ci injuk, Kecamatan Cadasari,

Kabupaten Pandeglang) 2017 M yang disusun oleh Hoirudin pada

tahun 2017 Desa Ci injuk, Kecamatan Cadasari, Kabupaten

Pandeglang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

analisis deskriptif. Dengan Hasil Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

yaitu uji signifikan parsial (uji t) diperoleh t hitung 6,674 > t table

1,695 maka Ho ditolak. Artinya, mukhabarah berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan petani Desa Ci injuk. Nilai koefisien korelasi (R)

adalah 0,767 dan terletak pada interval koefisien 0,60-0,799 yang

berarti tingkat hubungannya kuat. Berdasarkan hasil penelitian, akad

8 Radian Ulfa, Pengaruh muzara’ah terhadap tingkat kesejahteraan petani (studi

kasus di Desa Simpang Agung Kabupaten Lampung Tengah), 2017.


13

mukhabarah dapat diimplementasikan melalui aktifitas nyambut

sawah yang ada di Desa Ci Injuk sesuai dengan sistem mukhabarah.9

3. Jurnal berjudul penerapan prinsip muzara’ah dalam meningkatkan

pendapatan petani jagung Di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

yang disusun oleh Hermiati, Aris Pasigai, Syahudan Rahmah pada

tahun 2019 di Di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Dengan hasil bahwa tingkat

pendaptan masyarakat di Desa Bakaru khususnya petani penggarap

mengalami peningkatan ketika petani penggarap tersebut melakukan

kerjasama muzara’ah atau menggarap lahan orang lain. Petani

penggarap melakukan kerjasama dengan pemilik lahan dengan bagi

hasil sebagai berikut: 50:50 dan 75:25. Sistem muzara’ah merupakan

peluang bisnis atau alternatif yang dapat diusahakan petani untuk

keluarganya dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, dapat

menanamkan ibadah yaitu menciptakan rasa persaudaraan, saling

tolong menolong dan mempererat tali silaturahmi, menyerap tenaga

kerja yang menganggur, dan memakmurkan ketika tanah yang

menganggur digarap orang lain.10

4. Jurnal berjudul pengaruh praktik mawah terhadap pendapatan petani

Desa Keulibeut Ulee Tutue Kecamatan Pidie yang disusun oleh

Muhammad Firdaus dan Rauzatul Jannah pada tahun 2020 di Desa

9 Hoirudin, pengaruh mukhabarah terhadap pendapatan petani (studi pendapatan

petani Desa Ci injuk, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang), 2017.


10 Hermiati, Aris Pasigai, Syahudan Rahmah, Penerapan Prinsip Muzara’ah Dalam

Meningkatkan Pendapatan Petani Jagung Di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan, 2019.


14

Keulibeut Ulee Tutue Kecamatan Pidie. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel praktik mawah (suatu akad kerjasama dalam usaha di

Aceh, dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain

untuk dikelola dengan pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani Desa

keulibeut Ulee Tutue Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji statistik menggunakan program SPSS 20,0

diperoleh hasil signifikan sebesar 0,000, berdasarkan ketentuannya

jika nilai sig <0,05 (0,000<0,05) maka variabel independen praktik

mawah secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan petani Desa keulibeut Ulee Tutue Kecamatan Pidie

Kabupaten Pidie. Praktik mawah merupakan variabel yang

mempengaruhi pendapatan petani, karena dengan adanya praktik

mawah ini maka tingkat pengangguran petani berkurang, menambah

pendapatan petani, merubah pendapatan petani, merubah pola

konsumsi petani dan membantu petani buruh mempunyai lahan

sendiri. Dengan adanya praktik mawah ini sesama petani saling

membantu, rasa tolong menolong inilah petani yang memiliki lahan

tidak bersusah payah untuk bertani tetapi mendapatkan hasil tani dan

petani buruh yang tidak memiliki lahan pun juga mendapatkan hasil

tani walaupun tidak mempunyai lahannya sendiri.11

11 Muhammad Firdaus, Rauzatul Jannah, Pengaruh Praktik Mawah terhadap


15

F. Keranga Teori

Menurut Syekh Yusuf Qordhowi, muzara’ah adalah pemilik tanah

menyerahkan alat, benih dan hewan kepada yang hendak menanaminya

dengan suatu ketentuan dia akan mendapatkan hasil yang telah

ditentukan, misalnya ½, 1/3, atau 1/5 menurut persetujuan bersama.12

Berdasarkan pendapat Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh As-Sunnah

mendefinisikan muzara’ah dengan “menyerahkan tanah kepada orang

yang akan menggarapnya, dengan ketentuan si penggarap akan

mendapatkan bagian dari hasil tanaman itu, separuh, sepertiga atau lebih,

atau kurang dari itu, berdasarkan keputusan bersama.13

Pendapatan adalah pendapatan yang berasal dari biaya faktor-

faktor produksi atau layanan produktif. Pemahaman ini menunjukkan

bahwa pendapatan adalah seluruh pendapatan baik yang berasal dari

biaya faktor produksi maupun total output yang dihasilkan untuk semua

produksi dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.14

Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. 3 Kerangka Teori

Kerjasama Pendapatan
Muzara’ah Petani

Pendapatan Petani Desa Keulibeut Ulee Tutue Kecamatan Pidie, jurnal JESKaPe, vol 4, no 1,
2020.
12 Syekh Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam islam, (Jakarta: PT: Bina ilmu,

1993), hlm. 383


13 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Dar Al-Fikr, Beirut 1998), jilid 3, hlm. 137
14 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, 2018, hlm. 85.
16

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan: Berisi tentang latars belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian

relevan, kerangka teori dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka: Berisi tentang landasan teori tentang

muzara’ah, dan tingat pendapatan, kerangka berfikir dan pengajuan

hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian: Berisi tentang waktu dan lokasi

penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil dan Pembahasan: Berisi tentang profil lokasi

penelitian, deskripsi dan analisis data dan pembahasan hasil penelitian

BAB V Simpulan dan Saran: Berisi tentang simpulan dan saran

Daftar Pustaka: Yakni referensi-referensi yang peneliti gunakan

selama proses penelitian berlangsung.


17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Muzara’ah

a. Pengertian Muzara’ah

Muzara’ah dalam arti bahasa berasal dari Wazn mufa’alah

dari akar kata zara’a yang sinonimnya: anbata, seperti dalam

kalimat: Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan: Allah

menumbuhkannya dan mengembangkannya. Muzara’ah yang fiil

madhinya: zara`a seperti dalam kalimat: zara`ahu muzara`atan,

artinya a`malahu bil mazara`ati yakni: dia bermu`amalah

(mengadakan kerja sama) dengan cara muzara`ah.1

Dalam pengertian istilah muzara`ah diartikan sebagai berikut:

muzara`ah adalah suatu cara untuk menjadikan tanah pertanian

menjadi produktif dengan bekerja sama antara pemilik dan

penggarap dalam memproduktifkannya, dan hasilnya dibagi diantara

mereka berdua dengan perbandingan (nisbah) yang dinyatakan

dalam perjanjian atau berdasarkan urf (adat kebiasaan).2

Muzara’ah menurut Imam Maliki yaitu “perjanjian kerjasama

dalam sektor pertanian”. Sedangkan menurut Imam Hambali yaitu

1 Ahmad wardi muslich, Fiqh Muamalat, -Ed 1 cet. 4. (Jakarta: Amzah, 2017), hlm.
391.
2 Ibid, hlm 392
18

“suatu kontrak penyerahan tanah kepada seorang petani untuk

digarap dan hasilnya dibagi dua”.3

Menurut Syekh Yusuf Qordhowi, muzara’ah adalah pemilik

tanah menyerahkan alat, benih dan hewan kepada yang hendak

menanaminya dengan suatu ketentuan dia akan mendapatkan hasil

yang telah ditentukan, misalnya 1/2, 1/3 atau 1/5 menurut persetujuan

bersama.4

Berdasaran pendapat Sulaiman Rasyid, muzara’ah ialah

mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan

imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga, atau seperempat).

Sedangkan biaya pengerjaan dan benih nya ditanggung pemilik

tanah. Jadi muzara’ah berdasarkan pendapat bahasa berarti

muamalah atas tanah dengan sebagian yang keluar sebagian darinya.

Dan secara istilah muzara’ah berarti kerjasama antara pemilik lahan

dengan petani penggarap bila mana pemilik lahan memberikan

tanah kepada petani untuk digarap supaya dia mendapatkan bagian

dari hasil tanamannya. Misalnya seperdua, sepertiga, lebih banyak

atau lebih sedikit dari pendapat itu.5

Berdasarkan pendapat Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh As-

Sunnah mendefinisikan muzara’ah dengan “Menyerahkan tanah

3 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqih al-Islami Wa’adillatuh, (Beirut: Dar-al-Fikr, 2003), Juz


5, h. 613
4 Syekh Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam islam, (Jakarta: PT: Bina ilmu,

1993). Hal.383
5 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam,(Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1994), hlm. 301
19

kepada orang yang akan menggarapnya, dengan ketentuan si

penggarap akan mendapatkan bagian dari hasil tanaman itu,

separuh, sepertiga atau lebih, atau kurang dari itu, berdasarkan

keputusan bersama.6

Muzara`ah menurut para ulama Mazhab sebagai berikut:

1) Imam Hanafi memberikan definisi Muzara`ah sebagai berikut:

Dalam istilah syara’ muzara’ah adalah suatu ibarat tentang akad

kerja sama penggarap tanah dengan imbalan sebagian hasilnya,

dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh syara’.

2) Imam Malikiyah sebagai mana dikutip oleh Wahbah Zuhaili

memberikan definisi muzara’ah sebagai berikut: Sesungguhnya

muzara’ah itu adalah syirkah (kerjasama) di dalam menanam

tanaman (menggarap tanah).

3) Imam Syafi’iyah sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman Al-

Jaziri, mendefinisikan muzaraa’ah sebagai berikut: muzara’ah

adalah transaksi antara penggarap (dengan pemilik tanah) untuk

menggarap tanah dengan imbalan sebagaian dari hasil yang

keluar dari tanah tersebut dengan ketentuan bibit dari pemilik

tanah.

4) Imam Hanabilah, sebagaimana dikutip oleh Ali Fikri,

mendefinisikan muzara’ah sebagai berikut: muzara’ah adalah

penyerahan tanah yang layak utuk ditanami oleh pemiliknya

6 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Dar Al-Fikr, Beirut 1998), jilid 3, hlm. 137
20

kepada penggarap yang akan menanamiya, dan menyerahkan

bibit yang akan ditanamnya, dengan ketentuan ia memperoleh

bagian tertentu yang dimiliki bersama dalam hasil yang

diperolehnya, seperti setengah (separuh) atau sepertiga.7

Dari definisi yang dikemukakan oleh Ulama sekolah, dapat

diambil esensi bahwa muzara'ah adalah kesepakatan kerja sama

antara dua orang, di mana pihak pertama, yaitu pemilik tanah,

menyerahkan tanahnya kepada pihak kedua, yaitu pembudidaya,

untuk diolah sebagai lahan pertanian dan hasilnya dibagi di antara

mereka dengan pertimbangan setengah sepertiga, atau sepertiga

dari dua pertiga atau lima per satu, sesuai dengan hasil kesepakatan

perjanjian mereka. Hanya saja dalam definisi muzara’ah tersebut

Syafi’iyah mensyaratkan bibit tanaman harus dikeluarkan oleh

pemilik tanah. Apabila bibit dikeluarkan oleh penggarap maka

istilahnya bukan muzara’ah melainkan mukhobarah.8

Dapat disimpulkan muzara'ah adalah kesepakatan antara

pemilik lahan dengan petani penggarap untuk pengelolaan lahan

yang apabila hasil panen telah tiba maka akan berlaku sistem bagi

hasil dengan upah atau imbalan tertentu sesuai dengan kesepakatan

kedua belah pihak. Benih yang akan ditanam oleh penggarap harus

7 Ahmad wardi muslich, op.cit., hlm. 392-393


8 Ibid, hlm. 394.
21

disediakan oleh pemilik lahan sedangkan pengelolaan sampai masa

panen ditujukan kepada penggarap.9

b. Dasar Hukum Muzara’ah

Dalam menerapkan muzara’ah di kehidupan, perlu diketahui

bahwa dalam mendapat ridho dari Allah SWT maka sebagai umat

Islam kita diharuskan untuk menjalankan apa yang ada di bumi

berdasarkan ketentuan dari hukum yang telah kita ketahui bersama.

Maka dalam menjalankan penggarapan lahan perlu adanya

pemahaman dari Al-Qur’an dan Hadist.

Berdasarkan Al-Qur’an yang membahas mengenai dasar

hukum muzara’ah dapat dilihat sebagai berikut:

Dalam Al-Qur’an Surah al-Muzammil Aayat 20 yang berbunyi:

ۙ
“....dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia

Allah;...” (Q.S. Al-Muzammil, [73]:20).10

Tafsir Ringkas Kemenag

Jalan lurus menuju Tuhan mungkin dirasakan berat bagi

sementara orang, maka ayat ini memberi petunjuk solusinya.

Sesungguhnya Tuhanmu senantiasa mengetahui bahwa engkau, wahai

Nabi Muhammad, terkadang berdiri untuk mengerjakan salat kurang

9 Abdur Rahman Ghazali, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 115
10 https://quran.kemenag.go.id/sura/73
22

dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan

demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersamamu yaitu

para sahabat yang mengikutimu. Allah menetapkan ukuran malam

dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan

batas-batas waktu itu secara pasti dan rinci dalam melaksanakan

salat, maka Dia memberi keringanan kepadamu menyangkut apa yang

telah ditetapkan-Nya sebelum ini, karena itu bacalah apa yang mudah

bagimu dari Al-Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara

kamu orang-orang yang sakit sehingga akan sulit melaksanakan salat

malam seperti yang diperintahkan, dan ada juga yang berjalan di bumi

yaitu bepergian jauh untuk mencari sebagian karunia Allah baik

urusan perniagaan atau menuntut ilmu. dan Allah mengetahui juga

akan ada yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang

mudah bagimu dari Al-Qur’an dan laksanakanlah salat secara baik dan

berkesinambungan, tunaikanlah zakat secara sempurna dan

berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik yaitu segala

pemberian di jalan Allah di luar kewajiban zakat. Kebaikan apa saja

yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasan-

nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling

besar pahalanya. Dan di samping amalan tersebut maka mohonlah

ampunan kepada Allah. sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang.11

11 https://quran.kemenag.go.id/sura/73
23

Muzara’ah atau yang di kenal di masyarakat sebagai bagi hasil

dalam pengolahan pertanian, ialah perbuatan yang dilakukan

Rasulullah SAW dan dilakukan para sahabat beliau sesudah itu,

sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Az-Zukhruf ayat 32.

ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ
ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙۙ ۙ
ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ ۙ
َ ۙ ۙ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S Az-Zukhruf: 32)12

Tafsir Ringkas Kemenag

Atas sikap pengingkaran mereka terhadap Al-Qur’an dan

kerasulan Nabi Muhammad itu, Allah lalu bertanya kepada Nabi

Muhammad, “Apakah mereka, yang ingkar, durhaka, dan

menyekutukan Tuhan itu, yang membagi-bagi rahmat Tuhan,

Pencipta, Pemelihara, dan Pelimpah rahmat kepada-mu, wahai Nabi

Muhammad? Sama sekali tidak. Mereka tidak dapat melakukan itu.

Kamilah yang membagikan rahmat di antara mereka dan Kami pula

12 https://quran.kemenag.go.id/sura/43
24

lah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia

sesuai dengan ketentuan dan hukum-hukum yang telah Kami

tetapkan. Dan Kami telah meninggikan sebagian mereka dalam

kedudukan, harta, ilmu, dan jabatan mereka atas sebagian yang lain

beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan

sebagian yang lain sehingga mereka dapat saling membantu dan

menolong dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Dan rahmat Tuhan

yang dilim-pahkan kepada mu berupa kenabian dan kerasulan lebih

baik dari apa yang mereka kumpulkan, baik berupa kekayaan yang

melimpah dan kekuasaan yang sangat tinggi.”13

Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 1:

ۙ
َ ۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.


Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan
kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum
sesuai dengan yang Dia kehendaki”. (QS al-Maidah: 1)14

Tafsir Ringkas Kemenag

Surah ini diawali dengan perintah kepada setiap orang yang

beriman agar memenuhi janji-janji yang telah diikrarkan, baik janji

kepada Allah maupun janji kepada sesama manusia. Wahai orang-

13 https://quran.kemenag.go.id/sura/43
14 https://quran.kemenag.go.id/sura/5
25

orang yang beriman! Penuhilah janji-janji, yaitu janji-janji antara

manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan

dirinya sendiri, selama janji-janji itu tidak mengharamkan yang halal

dan tidak menghalalkan yang haram. Di antara janji Allah itu ialah

hukum-hukum-Nya yang ditetapkan kepadamu, yaitu bahwasanya

hewan ternak, yaitu unta, sapi, kambing, dihalalkan bagimu sesudah

disembelih secara sah, kecuali yang akan disebutkan kepadamu

haramnya, yaitu yang disebut pada ayat ketiga dari surat ini, dan juga

dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram haji

atau umrah. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum halal dan haram

sesuai dengan yang Dia kehendaki, menurut ilmu-Nya dan hikmah-

Nya.15

Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra` ayat 34:

ۙ ۙ
‫ا‬
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa dan
penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya”. (Q.S Al-Israa’ 34)16

Tafsir Ringkas Kemenag

Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, yakni

mengelolanya atau membelanjakannya kecuali dengan cara yang lebih

15 https://quran.kemenag.go.id/sura/5
16 https://quran.kemenag.go.id/sura/17
26

baik, yang bermanfaat bagi anak yatim itu sampai dia dewasa dan

mampu mengelola sendiri hartanya dengan baik, dan penuhilah janji,

baik kepada Allah maupun sesama manusia; sesungguhnya janji itu

pasti diminta pertanggungjawabannya, oleh karena itu janji harus

dipenuhi dan ditunaikan dengan sempurna.17

Dari keterangan ayat diatas setiap masing-masing perjanjian

harus dipertanggung jawabkan yakni wajib menepatinya, supaya

tidak terdapat pihak yang dirugikan. Rasulullah SAW bersabda:

“Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Nabi SAW. Sudah memberikan


kebun beliau kepada penduduk Khaibar supaya mereka pelihara
dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan, baik
dari buah buahan maupun dari hasil tanaman.” (HR. Muslim)18

Begitu juga Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari


A bdillah “Dari Abdullah r.a berkata: Rasulullah sudah memberikan
tanah kepada orang yahudi khaibar untuk dikelola dan ia
mendapatkan bagian (upah) dari apa yang dihasilkan dari
padanya.”19

17 https://quran.kemenag.go.id/sura/17
18 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqih Muamalat), (Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada 2004), Edisi 1 Cetakan 2, hlm. 274
19 Al-Imam Sihabuddin, Irsyadussari (Syarh Shohih al Bukhori), Terjemahan, (Beirut

Lebanon: Daarul Kitab Alulumiyyah, 923 H ), Juz V hlm. 317


27

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Ibnu


Abbas r.a “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Menyatakan: tidak
mengharamkan bermuzara’ah, bahkan beliau menyuruhnya, supaya
sebagian menyayangi sebagian yang lain, dengan katanya; barang
siapa memiliki tanah, maka hendaklah ditanaminya atau diberikan
faedahnya kepada saudaranya, jika ia tidak mau, maka boleh ditahan
saja tanah itu”.20

Dari sejumlah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muslim diatas, bahwa bagi hasil dengan sistem muzara’ah itu

dibolehkan. Akad ini bertujuan untuk saling menolong antara petani

dan pemilik lahan pertanian. Pemilik tanah tidak mampu untuk

mengerjakan tanahnya, sedangkan petani tidak memiliki lahan

pertanian. Oleh sebab itu, ialah wajar bilamana antara pemilik lahan

berkolaborasi dengan petani penggarap, dengan peraturan bahwa

hasil yang mereka dapatkan dibagi sesuai dengan kesepakatan

bersama.21

c. Rukun dan Syarat Muzara’ah

Rukun muzara’ah menurut Hanafiah adalah ijab dan qabul,

yaitu berupa pernyataan pemilik tanah, “saya serahkan tanah ini

kepada anda untuk digarap dengan imbalan separuh dari hasilnya”,

dan pernyataan penggarap “saya terima atau saya setuju”. Sedangkan

menurut jumhur ulama, sebagai mana dalam akad-akad yang lain,

rukun muzara’ah ada tiga, yaitu:

1) `aqid, yaitu pemilik tanah dan penggarap

20 Abi Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majjah, juz 3, No. Hadits 2449, hlm.
819
21 Ahmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan

Praktek), SBN: 987-602-1190-49-9, UIN-Maliki Press, 2018, hlm. 91.


28

2) Ma’qud ‘alaih atau objek akad, yaitu manfaat tanah dan

pekerjaan penggarap

3) Ijab dan qabul.

Menurut Hanabilah, dalam akad muzara’ah tidak diperlukan

qabul dengan perkataan, melainkan cukup dengan penggarapan

secara langsung atas tanah. Dengan demikian, qabulnya dengan

perbuatan (bil fi’li).22

Syarat muzara’ah menurut Syafi’iyah; Ulama Syafi’iyah tidak

mensyaratkan dalam muzara’ah persamaan bagi hasil yang

diperoleh antara pemilik tanah dan pengelola (penggarap). Menurut

mereka muzara’ah adalah penggarapan tanah dengan imbalan hasil

yang keluar dari padanya, sedangkan bibit (benihnya) dari pemilik

tanah.

Menurut Malikiyah syarat muzara’ah itu ada 3 yaitu sebagai

berikut:

1) Akad tidak boleh mencakup penyawaan tanah dengan imbalan

sesuatu yang dilarang, yaitu dengan menjadikan tanah sebagai

imbalan bibit (benih). Dengan demikian, menurut Malikiyah bibit

harus ditanggung bersama-sama oleh pemilik tanah dan

penggarap. Apabila bibit ditanggung oleh penggarap dan tanah

disediakan oleh pemilik, maka muzara’ah menjadi fasid,

22Ahmad wardi Muslich, Ibid, hlm. 395-396


29

2) Kedua belah pihak yang berserikat, yaitu pemilik dan penggarap

tanah harus mempunyai hak yang sama dalam keuntungan (hasil

yang diperolah), sesuai dengan modal (biaya) yang dikeluarkan.

3) Bibit yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak harus sama

jenisnya. Apabila berbeda, misalnya pemilik mengeluarkan bibit

jagung, sedangkan penggarap mengeluarkan bibit padi, maka

muzara’ah menjadi fasid.

Syarat muzara’ah menurut Hanabilah: Hanabilah

membolehkan muzara’ah dengan imbalan sebagian dari hasil

garapannya. Tetapi mereka mensyaratkan persamaan dalam

pembagian hasil tersebut. Mereka juga menyaratkan seperti halnya

syafi’iyah hal-hal sebagai berikut:

1) Benih (bibit) harus dikeluarkan oleh pemilik tanah. Akan tetapi,

ada riwayat Imam Ahmad yang menyatakan bahwa benih boleh

dari penggarap.

2) Bagian masing-masing pihak harus jelas. Apabila tidak jelas

maka muzara’ah menjadi fasid.

3) Jenis benih yang akan ditanam harus diketahui. Demikian pula

kadarnya. Hal ini oleh karena muzara’ah adalah akad atas

pekerjaan, sehingga apabila yang akan dikerjakan tidak jelas dan

kadarnya tidak jelas maka hukumnya tidak sah.23

23 Ibid., 399-400.
30

d. Indikator Muzara’ah

Menurut jumhur ulama yang membolehkan akad muzara’ah,

apabila rukun dan syaratnya telah terpenuhi, maka indikator

muzara’ah adalah:

1) Petani bertanggung jawab menggarap dan memelihara pertanian

itu

2) Hasil panen dibagi sesuai kesepakatan diawal akad

3) Biaya pertanian seperti pupuk, penuaian, serta biaya lainnya

ditanggung oleh petani penggarap dan pemilik lahan sesuai

dengan presentase yang telah di sepakati

4) Perairan dilakukan sesuai kesepakatan bersama. Apabila tidak

dilakukan kesepakatan maka dilakukan sesuai kebiasaan di desa

tersebut. Apabila kebiasaan sawah tersebut diairi oleh air hujan

maka masing-masing pihak tidak boleh di paksa untuk mengairi

sawah tersebut

5) Apabila seseorang meninggal dunia, akad tesebut tetap berlaku

dampai panen dan diwakili oleh ahli waris.24

e. Berakhirnya Akad Muzara’ah

Secara umum berakhirnya muzara'ah disebabkan oleh :

1) Petani penggarap mengundurkan diri, akibat dari kasus ini akad

boleh untuk dibatalkan menurut ulama yang membolehkan

muzara'ah. Jika berdasarkan pendapat ulama yang tidak

24 Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003,
hlm. 279.
31

memperbolehkan maka harus mempekerjakan seorang

pengganti untuk mengelola lahan.

2) Petani penggarap sudah tidak sanggup bekerja, akibat dari kasus

ini pemilik tanah dapat memperkerjakan seorang pengganti,

sedangkan imbalan dari bagi hasil pertanian menjadi haknya.

3) Ada pihak dalam akad yang meninggal dunia, berdasarkan

pendapat yang memperbolehkan muzara'ah posisi salah satu

pihak tersebut dapat digantikan oleh ahli waris atau walinya.

4) Kerjasama diakhiri oleh kedua belah pihak dan disepakati secara

damai

5) Waktu kesepakatan akad telah jatuh tempo, namun jika jangka

waktu telah berakhir tetapi belum tiba masa panen kerjasama

tetap dilaksanakan hingga panen tiba dan pembagian hasil

sesuai dengan kesepakatan.25

Dalam buku Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh karya Wahbah al-

Zuhaili akad muzara'ah berakhir jika:

1) Telah habis masa berlakunya akad, namun jika tanaman belum

bisa dipanen maka muzara’ah tetap berlaku sampai waktu

panen.

2) Petani penggarap mengundurkan diri, pemilik lahan

diperbolehkan untuk membatalkan akad (berdasarkan ulama

25 Shania Verra Nita, Kajian Muzara’ah dan Musaqa (Hukum bagi asil pertanian

dalam Islam), jurnal qawanin Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2020. Hlm. 240.
32

yang membolehkan muzara’ah), berdasarkan pendapat yang

tidak memperbolehkan maka harus mempekerjakan petani lain

untuk menggantikan.

3) Petani penggarap sudah tidak mampu mengolah lahan, dan

boleh digantikan oleh orang lain.

4) Salah satu pihak yang berakad meninggal, namun menurut

ulama muzara’ah bisa digantikan oleh ahli waris atau walinya.26

f. Hikmah Muzara’ah

Hikmah muzara’ah dapat diilustrasikan dengan adanya

kerjasama dan meningkatkan kerukunan antar masyarakat dalam

melakukan kegiatan ekonomi. Yakni dengan sistem bagi hasil

pertanian yang memberi manfaat kehidupan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Contohnya ada seseorang yang mampu untuk

menggarap lahan tetapi tidak mempunyai lahan untuk diolah. Ada

juga orang yang memiliki lahan tetapi tidak mampu mengolahnya.

Keduanya dapat menjalin hubungan kerjasama jika salah satu

menyerahkan lahan dan bibit, serta yang lainnya mengelola tanah

dengan tenaganya. Dalam kesepakatan mendapat sebagian hasil

panen sesuai akad di awal perjanjian akan tercipta kemakmuran dan

kesejahteraan antar masyarakat dengan adanya kerukunan dan

perputaran roda ekonomi sesuai dengan ketentuan agama Islam.

26 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 111
33

2. Tingkat Pendapatan

a. Teori Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil

dari pekerjaan (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam

kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh individu,

perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, biaya

dan keuntungan.27

Penghasilan menurut ilmu ekonomi adalah nilai maksimum

yang dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode dengan

mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti

keadaan semula. Pemahaman ini berfokus pada total pengeluaran

kuantitatif konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain

pendapatan adalah jumlah kekayaan awal periode ditambah hasil

keseluruhan yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang

dikonsumsi.

Penghasilan merupakan tujuan akhir dari setiap usaha yang

dilakukan dimana besarnya pendapatan yang dicapai tergantung pada

bidang usaha yang dilakukan, keterampilan tenaga kerja, dan modal

yang dimiliki. Penghasilan juga merupakan keseluruhan dari hasil

yang diterima oleh masyarakat baik secara individu maupun

kelompok yang merupakan pelunasan jasa dari faktor-faktor produksi

27 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,KBBI Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), hlm.185


34

yang dimiliki, misalnya berupa upah, bunga, modal, sewa tanah, dan

sebagainya atau merupakan hasil dari proses produksi untuk waktu

tertentu.28

Reksoprayitno mendefinisikan: Pendapatan (revenue) dapat

diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode

tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan

adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota

masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau

faktor-faktor produksi yang telah di sumbangkan.29

BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa pendapatan

adalah keseluruhan jumlah penghasilan yang diterima oleh

seseorang sebagai balas jasa berupa uang dari segala hasil kerja atau

usahanya baik dari sektor formal maupun non formal yang terhitung

dalam jangka waktu tertentu. Pada dasarnya pendapatan rumah

tangga berasal dari berbagai sumber, kondisi ini bisa terjadi karena

masing-masing anggota rumah tangga mempunyai lebih dari satu

jenis pekerjaan baik sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan

pengganti.30

28 Roos Nana Sucihati, Kurniawansyah, Ien Putri Eka Wardani , Analisis Pendapatan
Petani Padi Penggarap Di Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol 16 No 3, ISSN (P) : 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285, Desember 2019,
hlm. 254.
29 Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: Bina Grafika,

2004), hlm. 79
30 Sutrisno, Wahyuni, Jumiati, Adiasti, Jafar, Irsalina, Usman. Pengantar Sosial

Ekonomi Dan Budaya Kawasan Perbatasan. Malang: Cita Intrans Selaras. 2020. hlm. 144
35

Penghasilan adalah jumlah dari semua uang yang diterima

oleh keluarga atau seseorang selama periode waktu tertentu dan

biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan rakyat dengan

demikian adalah jumlah dari semua penerimaan yang diterima pada

tahun tertentu baik dari produksi pertanian maupun dari produksi

industri dan perdagangan dan sektor lainnya.31

Penghasilan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh

seorang penduduk untuk kinerja kerjanya selama periode tertentu,

baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan.32

Penghasilan juga dimaksudkan dari jumlah atau keuntungan

atau pendapatan yang diterima dari penjualan barang atau

merupakan imbalan dan jasa yang diterima seseorang atas pekerjaan

yang dilakukan.

Yang dimaksud dengan pendapatan bersih adalah pendapatan

kotor setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama

berlangsungnya proses produksi. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut.33

31 Maryatmo dan Susilo, 1996. Dalam Chandra. 2012. Medan.


32 Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2006), hlm. 47.
33 Roos Nana Sucihati, Kurniawansyah, Ien Putri Eka Samawa, Analisis pendapatan

petani padi penggarap di Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol 16 No. 3, Desember 2019, hlm. 254-255.
36

NR = TR – TC

Dimana:

NR = Net Revenue (Pendapatan Bersih yang diterima dalam

kegiatan usahanya)

TR = Total Revenue (Pendapatan Bersih yang diterima

dalam kegiatan usahanya)

TC = Total Cost (Total Biaya/keseluruhan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam kegiatan usahanya)

Upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat dilakukan

dengan memberantas kemiskinan, yaitu membina kelompok

masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja,

ketepatan dalam pemanfaatan modal kerja diharapkan dapat

berkontribusi dalam pengembangan usaha sesuai harapan sehingga

upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud secara

optimal.34

Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan

pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan. Perhitungan

tersebut dapat ditulis dengan rumus:

Y=C+S

34 Wahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan terhadap tingkat konsumsi pada pegawai

negeri sipil di kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim
Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7:9.
37

Y = Pendapatan

C = Konsumsi

S = Tabungan (Saving)

b. Pendapatan dalam pandangan islam secara umum

Distribusi pendapatan adalah proses pembagian (bagian dari

total penjualan produk) menjadi faktor-faktor yang membantu

menentukan pendapatan yang meliputi faktor tenaga kerja, tanah,

modal dan manajemen.35

Islam memberi manusia kebebasan untuk memiliki kekayaan,

tetapi tidak hanya membiarkan manusia memiliki semua yang

disukainya, dan menggunakan cara apa pun yang dia inginkan.

Kekayaan adalah hal yang penting, tetapi yang lebih penting, itu

adalah cara distribusinya, karena jika distribusi kekayaan tidak

sesuai maka sebagian kekayaan akan beredar di antara orang kaya

saja. Akibatnya, banyak orang menderita kemiskinan. Oleh karena itu

kesejahteraan rakyat tidak sepenuhnya bergantung pada hasil

produksi, tetapi juga tergantung pada distribusi pendapatan yang

tepat.36

Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 29 tentang pendapatan:

35 Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta : BPFP, 2004),


hlm. 309.
36 Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta :

Rajawali Pers, 2015), hlm. 132.


38

‫ا‬ ۙ ۙ
”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,
Allah Maha Penyayang kepadamu”37

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan

petani adalah pendapatan. Pendapatan petani adalah pendapatan

yang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan dalam pertanian dan

pemasaran produk pertanian. Berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi pendapatan petani adalah luas lahan, pendidikan

formal, dan kompetensi petani.

Selain yang telah dijelaskan diatas beberapa faktor lain yang

juga mempengaruhi pendapatan adalah:

1) Kesempatan kerja yang tersedia. Semakin banyak kesempatan

kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang

bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

2) Kecakapan dan keahlian. Dengan bekal kecakapan dan keahlian

yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.

3) Motivasi. Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah

penghasilan, semakin besar dorongan seseorang untuk

37 https://quran.kemenag.go.id/sura/4
39

melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang

diperoleh.

4) Keuletan kerja. Pengertian keuletan dapat disamakan dengan

ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam

tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan

tersebut dijadikan bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan

keberhasilan.

5) Banyak sedikitnya modal yang digunakan. Besar kecilnya usaha

yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar

kecilnya modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan

dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap

pendapatan yang akan diperoleh.38

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan petani antara

lain luas lahan, pendidikan dan kompetensi petani. Selain itu,

peluang yang tersedia, keahlian, motivasi, keuletan pekerjaan dan

juga penggunaan modal juga mempengaruhi penghasilan seseorang,

sehingga jika seseorang menerapkan sifat-sifat di atas, diharapkan

mampu meningkatkan penghasilannya.

38 Ratna Sukmayani, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta : PT Galaxy Puspa Mega,

2008), hlm. 117.


40

3. Usaha Tani

a. Pengertian Usaha Tani

Ilmu pertanian didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan

tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif ketika petani atau

produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki

(yang dikendalikan dengan sebaik-baiknya). Dan dikatakan efisien

ketika pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran

(output) yang melebihi masukan (input).39

Biaya dalam bertani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang

relatif tetap dan terus dikeluarkan padahal tingkat produksi usaha

pertanian tinggi atau rendah. Jadi besarnya biaya tetap tidak

tergantung pada besarnya kecilnya produksi yang diperoleh.

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, sehingga biaya ini

sifatnya berubah – ubah tergantung dari besar kecilnya produksi

yang diinginkan. Contoh biaya variabel adalah biaya untuk sarana

produksi meliputi biaya tenaga kerja dan input (bibit, pupuk serta

39 Soekartawi, Analisis Usaha Tani, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2006), hlm. 1


41

pestisida).40 Secara matematis rumus untuk menghitung biaya

usaha tani adalah:

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = Biaya Total Usaha Tani

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya Variabel

Pendapatan usaha tani adalah perkalian antara produksi dan

harga jual, biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang

digunakan dalam usaha tani, sedangkan pendapatan pertanian

adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pernyataan ini

dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:

TR = Y.Py

Dimana:

TR = Total Revene

Y = Tingkat output

Py = Harga output

Hernato (1993) mengemukakan bahwa ada empat unsur

pokok yang menjadi pembentuk usahatani yaitu:

1) Tanah

Tanah merupakan sala satu pembentuk usaha tani karena

tanah merupakan tempat atau ruang bagi seluruh

40 Ibid, hlm. 56.


42

kehidupan di muka bumi ini baik manusia, hewan dan

juga tumbuh-tumbuhan.

2) Tenaga Kerja

Dalam usaha tani tenaga kerja yang kita kenal ada tiga

jenis yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja hewan, dan

tenaga kerja mesin. Tenaga kerja di definisikan sebagai

daya dari manusia untuk menimbulkan rasa lelah yang di

pergunakan untu menghasilkan benda ekonomi.

3) Modal

Dalam usaha tani modal yang dimaksud adalah tanah,

bangunana-bangunana (gedung, kandang, lantai jemur,

pabrik dan lain-lain), bahan-bahan pertania (pupuk, bibit,

pestisida dan lain-lain) piutang dan uang tunai.

4) Pengelolaan

Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani dalam

menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

faktor-faktor produksi sebagaimana yang diharapkan.41

b. Pendapatan Petani

Pendapatan petani adalah pendapatan yang berasal dari biaya

faktor-faktor produksi atau layanan produktif. Pemahaman ini

menunjukkan bahwa pendapatan adalah seluruh pendapatan baik

41 Antonius y.luntungan, Analisis Tingkat Pendapatan Usahatani Tomat Apel di

Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa, Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan


Daerah (PEKD) Volume 17 No.1 Edisi Oktober 2015.
43

yang berasal dari biaya faktor produksi maupun total output yang

dihasilkan untuk semua produksi dalam suatu perekonomian

dalam jangka waktu tertentu.42

Pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pakaian,

makanan dan tempat tinggal sangat tergantung pada ukuran

pendapatan yang diterima oleh seorang individu. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sadono Sukirno dalam buku "Teori Ekonomi"

semakin tinggi pendapatan yang diterima oleh rumah tangga,

maka semakin besar konsumsi yang dikeluarkan.43

Pendapatan petani merupakan ukuran pendapatan yang

diterima petani dari usaha taninya yang dihitung dari selisih

antara penerimaan dan biaya produksi. Penerimaan dari total

produksi rata-rata yang diperoleh petani dan dinilai menurut

harga lokal.44

Besarnya pendapatan pertanian padi sawah yang diterima

warga desa dipengaruhi oleh penerimaan biaya produksi.

Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih

baik, sekalipun prioritas pada kebijakan industrialisasi telah

dijatuhkan, tetapi sektor pertanian dapat memiliki kemampuan

untuk menghasilkan surplus. Ini terjadi ketika produktivitas

diperbesar sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi

42 Sadono Sukirno, Teori ekonomi mikro, 2008, hlm. 85.


43 Ibid, hlm. 86.
44 Dewi Sahara, Zainal Abidin dan Yahya, TIingkat pendapatan petani terhadap

kooditas unggulan, 2016.


44

bagi petani dan memungkinkan untuk menabung dan

mengakumulasi modal.45

Pendapatan usaha tani dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan bruto, yaitu pendapatan yang diperoleh petani

dalam usahatani selama satu tahun yang dapat

diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil

produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan (heavy

union) harga persatuan berat pada saat pemungutan hasil.

2) Laba bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh

petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi

selama proses produksi. Biaya produksi termasuk biaya

pembakaran tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.46

Pendapatan usaha tani dapat diketahui dengan menghitung

selisih antara penerimaan dan pengeluaran.47 Hubungan antara

pendapatan, penerimaan dan biaya dapat ditulis dalam bentuk

matematis sebagai berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usaha Tani

TR = Total Penerimaan (Total Revenue)

TC = Total Biaya

45 Lusita sari, Analisis pendapatan petani padiI di Desa Bontorappo Kecamata

Tarowang Kabupaten Jeneponto, Universitas Negeri Makassar: 2019. Hlm. 3.


46 Ibid, hlm. 5.
47 Soekartawi, Op, cit, hlm. 54.
45

Penghasilan yang diterima oleh seorang petani dalam usaha

tani yang dijalankannya dapat diketahui dengan menghitung

seluruh total biaya yang digunakan selama proses penanaman

untuk panen maka dari hasil panen yang diperoleh akan dihitung

dengan mengalikannya dengan harga pasar yang berlaku pada saat

itu, kemudian hasil panen yang telah dikalikan dengan harga jual

dikurangi dengan total biaya selama masa tanam sehingga selisih

yang diperoleh menjadi pendapatan yang diterima petani.

Peningkatan taraf hidup diperoleh petani dengan

meningkatkan pendapatannya. Untuk memperoleh penghasilan

tinggi mereka melakukan berbagai kegiatan dengan

mengembangkan berbagai kemungkinan komoditas pertanian

lainnya (diversifikasi usaha tani) yang menguntungkan secara

ekonomi jika lahan pertanian memungkinkan. Pengembangan

pendapatan off-farm juga akan sangat membantu meningkatkan

kesejahteraan karena terbatasnya potensi usaha tani.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan

sebagai masalah yang penting.48 Adapun kerangka berfikir dalam

Penelitian ini adalah jika pemilik lahan dan penggarap melakukan

48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Ed Ke-2, Cet. 1,

Bandung: Alfabeta 2019, hlm.379.


46

kerjasama muzara’ah maka akan mendapatkan hasil dan meningkatkan

pendapatan petani.

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir

Pemilik Lahan Penggarap

- Lahan - Keahlian
Kerjasama
Muzara’ah
- Bibit - SDM

- Pupuk Bagi Hasil - Waktu

Pendapatan
petani

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus

diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan yaitu

hipotesis asosiatif yang merupakan suatu pernyataan yang menunjukkan

dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.49

Berdasarkan variabel yang di jelaskan di atas, maka pendugaan

sementara dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak terdapat pengaruh kerjasama muzara’ah terhadap

tingkat pendapatan petani Desa Puraseda.

49 Sugiyono, Statistik untuk penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2019), hlm .89.
47

2. H1 = Terdapat pengaruh kerjasama muzara’ah terhadap tingkat

pendapatan petani Desa Puraseda.


48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan

Februari 2021 sampai dengan bulan April 2022

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puraseda Kecamatan

Leuwiliang Kabupaten Bogor. Alasan penentuan lokasi penelitian ini

adalah karena Desa Puraseda merupakan sala satu daerah yang memiliki

tipologi pesawahan/kondisi keunggulan potensi sumber daya alamnya

yaitu pesawaahan dan penduduknya yang sebgian besar adalah

petani/buruh tani.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini

sudah cukup lama sehingga sudah menjadi tradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena

berlandaskan pada filsafat positifisme. Metode ini sebagai metode


49

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini

juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan

dan dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik.1

Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap

objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam

penelitiannya ada variabel independen dan variabel dependen. Dari

variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap

nilai penjual, artinya semakin banya iklan yang ditayangkan maka akan

semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen

(sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat). Sama

halnya dengan penelitian ini yaitu pengaruh kerjasama muzara’ah

terhadap tingkat pendapatan petani di Desa Puraseda, dimana kerjasama

muzara’ah ini sebagai variabel independen dan tingkat pendapatan petani

sebagai variabel dependen.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2016). Hlm.7
50

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang

ada pada obyek/sebyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki olek subyek/obyek itu.2 Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah petani penggarap di Desa

Puraseda.

Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 210 petani penggarap

dan tingkat kesalahan sampel sebesar 10% (0,1), maka perhitungannya

adalah sebagai berikut:

n = 210 / (1+ 210 x 0,1²)

n = 210 / (1+ 210 x 0,01)

n = 210 / (1 + 2,1)

n = 210 / 3,1

n = 67,74 dibulatan menjadi 68

Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhan adalah 68

petani penggarap.

2 Sugiono, Op.cit., hlm, 80.


51

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili).3

Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

dijadikan sampel. Sampel dari penelitian ini yaitu para petani

penggarap yang ada di Desa Puraseda yang berjumlah 68.

Pada dasarnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada

keluasan informasi, sehingga metode ini cocok digunakan untuk

populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data

yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut

dengan teknik Probability sampling (random). Berdasarkan data dari

sampel tersebut, selanjutkan peneliti membuat generalisasai

(kesimpulan sampel diberlakukan di mana dampel tersebut diambil).4

Adapun teknik sampling yang akan digunakan yaitu teknik

probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian

3 Ibid, hlm, 82.


4 Ibid, hlm. 11-12.
52

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Dikatakan

simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam

populasi itu. Cara demikian karena anggota populasi dianggap

homogen.

Gambar 3. 1 Propability Sampling

Populasi Diambil secara random Sampel yang


homogen representatif
relatif
homogen

Penentu ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan

rumus Yamane dan Isaac and Michael. Karena jumlah populasi

diketahui. Adapun rumus Slovin atau Yamane dan Isaac and Michael

adalah sebagai berikut:

n = N / (1 + (N x e²))

Dimana:

n = Jumlah Sampel yang diperlukan

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (Sampling error), biasanya 5%.5

Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 210 petani penggarap

dan tingkat kesalahan sampel sebesar 10% (0,1), maka perhitungannya

adalah sebagai berikut:

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Ed ke-2, cet-1,

(Bandung: Alfabeta, 2019), Hlm.144.


53

n = 210 / (1+ 210 x 0,1²)

n = 210 / (1+ 210 x 0,01)

n = 210 / (1 + 2,1)

n = 210 / 3,1

n = 67,74 dibulatan menjadi 68

Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhan adalah 68

petani penggarap.

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data Primer diperoleh dari lokasi penelitian melalui

wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Dan data sekunder

diperoleh dari instansi terkait yaitu dari desa, Penyuluh Pertanian

Swadaya di Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang, serta dari sumber lain

seperti karya tulis, buku dan lainnya.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara

dan pengisian koesioner (angket) dengan responden yaitu dengan para

petani penggarap yang melakukan kerjasama muzara’ah di Desa

Puraseda yang bersangkutan untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan penelitian.


54

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau

sumber lain yang ada sebelumnya dan dioleh kemudian disajikan dalam

bentuk teks, karya ilmiah, laporan penelitian, buku dan lain sebagainya.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai

data/laporan instansi seperti data BPS, Pemerintah Desa, buku-buku

yang relevan dengan topik penelitian, jurnal dan hasil penelitian

terdahulu yang berhubungan dengan pembahasan pada penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.6

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan

menggunakan suatu alat tertentu. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

6 Ibid, hlm. 224.


55

wawancara dan koesioner. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.7

Observasi yang digunakan merupakan observasi terstruktur

dimana observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana

tempatnya.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam.

Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara tidak testruktur. Wawancara tidak terstruktuk ini adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan daatanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

7 Ibid, hlm. 145.


56

Wawancara dilakukan dengan para petani penggarap, pemilik

lahan dan juga kepada para ketua tani yang ada di Desa Puraseda yang

jumlahnya ada 5 kelompok tani diantaranya:

a. Mulya tani (Ketua: Bapak Engkos)

b. Warga tani (Ketua: Bapak Sarop)

c. Mekar sari (Ketua: Bapak Sarta)

d. Sriwijaya tani (Ketua: Bapak Soleh F)

e. Ruing gunung (Ketua: Bapak Ikra S)

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien agar peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui kantor pos atau

internet.8

Dalam penelitian ini kuesioner ditujukan kepada para petani

yang melalukan kerjasama muzara’ah di Desa Puraseda guna untuk

mendapatkan data mengenai pendapatan petani.

8 Ibid, hlm. 142.


57

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawban setiap item instumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, adapun

jawaban dari responden dapat diberi bobot nilai atau skor seperti

dibawah ini:

Tabel 3. 2 Skala Penilaian Likert

No Simbol Alternatif Jawaban Nilai


1. SS Sangat Setuju 5
2. S Setuju 4
3. RR Ragu-ragu 3
4. TS Tidak Setuju 2
5. ST Sangat Tidak Setuju 1

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah


58

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur uang baik. Alat ukur

dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian.9

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian

berkenaan dengan validasi dan reabilitas instrumen dan kualitas

pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa

test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan koesioner. 10

Variabel dalam penelitian ini adalah kerjasama muzara’ah (variabel

independen) dan tingkat pendapatan petani (variabel dependen). Adapun

indikator dari variabel tersebut adalah:

1. Indikator dari Variabel Independen ( X ) Kerjasama Muzar’ah

a. Biaya dan benih

b. Sistem bagi hasil

2. Indikator dari Variabel Dependen ( Y ) Tingkat Pendapatan Petani

a. Penghasilan

b. Pekerjaan

c. Tingkat kesejahteraan

9Ibid, hlm. 102.


10 Ibid. Hlm. 222.
59

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyatukan data dari tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.11

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunaan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskrifsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain

penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran, pictogram,

perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral),

perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitunga rata-rata dan standar deviasi, perhitungan presentase. Dalam

statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuat nya hubungan

antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan

analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingan rata-

11 Sugiyono, Op .Cit, Hlm. 147.


60

rata data sampel atau populasi. Untuk dapat menganalisis penelitian ini

digunakan analisis data sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Validitas

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen

dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada

dua jenis validasi untuk instrument penelitian, yaitu validasi logis

(Logical Validity) dan validasi empirik (Empirical Validity). Adapun

validasi instrumen dalam penelitian ini adalah validasi empirik.

Validasi empirik adalah validasi yang dinyatakan berdasarkan hasil

pengalama. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki

validasi apabila sudah teruji dari pengalaman. Dibuktikan melalui

sebuah uji coba.12 Adapun formula untuk menentukan validasi

dalam penelitian ini adalah Koefisien korelasi product moment dari

Karl Pearson.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian

reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan

reliabilitas jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi

reabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

12 Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurrahman, Analisis korelasi, regresiI, dan jalur

dalam penelitian, Cet.1, (Bandung: Pustaka Setia, 2007). Hlm. 30-31.


61

pengukuran dapat dipercaya.13 Dasar pengambilan keputusan uji

reliabilitas cronbach alpha yaitu:

1) Jika nilai cronbach alpha >0,60 maka koesioner atau angket

dinyatakan reliabel atau konsisten

2) Jika nilai cronbach alpha <0,60 maka koesioner atau angket

dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten14

Adapun formula yang digunakan untu menguji reabilitas

instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari

Cronbach (1951) dengan rumus sebagai berikut:


⟦ ⟧⟦ ⟧
( )

Dengan rumus varian = σ² = Ʃ

Dimana:

r₁₁ = Reabilitas Instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

Ʃσᵢ² = Jumlah varians bulir

σ²ₜ = Varians total

N = Jumlah Responden

13 Ibid, hlm. 37.


14 V Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru Press 2014,
hal. 193.
62

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi (hubungan kuat) antar variabel

bebas atau variabel independent. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau

tidak terjadi gejala multikolinearitas.15

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap

variabel saling berhubungan secara linear atau tidak. Uji

multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflaction Faktor

(VIF) dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan sukap

variabel independen manakah yang dujelaskan variabel

independen lainnya.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi kesamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendektesi ada atau

tidak nya heteroskedastisitas dapat di lihat pada grafik scatter

plot, uji glejser, uji park, dan uji koefisien korelasi spearman

15http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-multikolonieritas-dengan-

melihat.html diakses pada Sabtu, 18 Desember 2021, Pukul 14.40 WIB


63

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas.16 Asumsi grafik scatter plot adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk

pola tertentu (bergelombang, melebar kemudia

menyempit), maka mengindikasi telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Asumsi uji glejser yaitu apabila nilai signifikansi (Sig)

antara variabel independen dengan absolut residual lebih

besar dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear Sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

atau pun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Istilah regresi (ramalan/takiran) oertama kali di

perkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877 sehubungan

dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia, yaitu antara tinggi

anak dan tinggi orang tuanya. Pada penelitiannya Galton

mendapatkan bahwa tinggi anak dari orang tua yang tinggi

16http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-

spss.html diakses pada Sabtu, 18 Desember 2021, Pukul 15.00 WIB


64

cenderung meningkat atau menurun dari berat rata-rata populasi.

Garis yang menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi.17

Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

Y = a + Bx

Dimana:

Y = Nilai yang di prediksikan

a = Konstanta atau bila Harga X = 0

B = Koefisien Regresi

x = Nilai Variabel Independen 18

b. Analisis Korelasi Product Moment

Koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson teknik

korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk

interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih

tersebut adalah sama.19 Dengan Rumus sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

Dimana:

rᵪᵧ = Koefisien Korelasi antara X dan Y

N = Jumlah Responden

∑X = Jumlah Skor Butir Soal (jumlah nilai X)

17 https://id.wikipedia.org/wiki/Regresi_linear_sederhana, diakses pada Sabtu 28

Mei 2022 pukul 13.19 WIB.


18 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, cet. 30, (Bandung: Alfabeta). 2019, hlm. 260.
19Ibid, hlm. 228.
65

∑Y = Jumlah Skor Total (jumlah Y)

∑XY = Total Perkalian skor item (jumlah hasil kali X dan Y)

∑ X² = Jumlah kuadrat skor butir soal (jumlah kuadrat nilai X)

∑ Y² = Jumlah Kuadrat skor total (jumlah kuadrat nilai Y)

Kemudian dari perhitungan diatas hasil di konsultaskan

dengan nilai-nilai r Product Moment (r-tabel), apabila yang

diperoleh r-hitung lebih besar dari r-tabel maka instrumen tersebut

valid. Begitu juga sebaliknya jika r-hitung lebih kecil maka

instrumen tersebut tidak valid.

c. Analisis statistik uji beda t test

Uji beda t test digunakan untuk menentukan apakah dua

sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang

berbeda. Uji beda t test dilakukan dengan cara membandingkan

antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-

rata dua sampel. Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata

terdistribusi secara normal. Dapat dikatakan bahwa uji beda t test

adalah perbandingan rata-rata dari grup yang tidak berhubungan

dengan yang lainnya. 20

20https://idtesis.com/uji-beda-t-test/ diakses pada Sabtu, 18 Desember 2021, Pukul


15.20 WIB
66

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Puraseda

Kata puraseda berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari 2

(dua) kata yaitu Pura dan Seda. Pura yang berarti pintu atau

tempat penyembahan dan Seda berarti bekas, jadi Puraseda

mengandung makna tempat bekas sesembahan. Namun terlepas

dari pemahaman kata puraseda tersebut masyarakat puraseda

tidak merasa takut akan pengertian dari kata puraseda tersebut.

Dan pada masa penjajahan pun kata puraseda tidak diganti oleh

penguasa kolonial Belanda pada waktu itu dan terakhir dari

sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nama Puraseda

diberikan kepada aliran sungai dengan nama Cipuraseda yang

membentang dari arah selatan ke utara dan selanjutnya menuju

daerah Leuwiliang dan bergabung dengan aliran sungai Cisadane.

Banyak orang mengatakan bahwa Cipuraseda ini mengandung

nuansa-nuansa mistis yang kental karena sampai sekarang pun

aliran sungai tersebut sering berpindah-pindah aliran.

Pada tahun 1950 Desa Puraseda terbentuk atas dasar

kesepakatan para tokoh masyarakat pada waktu itu dan tokoh


67

ulama maupun pemuda. Pada masa itu Desa Puraseda dibawah

keresidenan Leuwiliang.1

Tabel 4. 1 Urutan pejabat kepala Desa Puraseda

No Nama Tahun

1 Moong 1950 s/d 1955

2 M.Gaos 1955 s/d 1960

3 Ada 1960 s/d 1965

4 Abdul Mukti 1966 s/d 1972

5 Abdul Mukti 1972 s/d 1980

6 Wawang Sanwani 1982 s/d 1990

7 Wawang Sanwani 1990 s/d 1998

8 H.Dicky Darizki 1998 s/d 2006

9 Agus Budianto 2007 s/d 2009

10 H.Awam 2010 s/d 2016

11 H.Awam 2017 s/d sekarang

Sumber: Data Desa Puraseda

2. Letak geografis

Desa Puraseda luas wilayah nya 390,440 Ha terdiri dari 12

RW 32 RT dan 4 Dusun. Yaitu Dusun 1-2 dan Dusun 3-4, dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut:

1 Profil Desa Puraseda (Diminta pada Senin 7 Maret 2022 dari sekdes desa puraseda

bapak sukriya)
68

Tabel 4. 2 Letak geografis Desa Puraseda


No. Batas Desa Kecamatan Kabupaten

1 Sebelah Utara Karyasari Leuwiliang Bogor

2 Sebelah Selatan Bantar Karet Nanggung Bogor

3 Sebelah Timur Purasari Leuwiliang Bogor

4 Sebelah Barat Pabangbon Leuwiliang Bogor

Sumber: Data Desa Puraseda

Jarak dari Desa Puraseda ke ibu kota Kecamatan Leuwiliang 11

km, jarak ke ibu kota Kabupaten Bogor 40 km, jarak ke ibu kota

Provinsi di Bandung 120 km dan jarak ke ibu kota negara di Jakarta

60 km. Secara visualisasi, wilayah administratif dapat dilihat dalam

peta wilayah Desa Puraseda sebagai berikut:


69

Gambar 4. 1 Peta Desa Puraseda

3. Luas wilayah Desa Puraseda

Pemukiman : 75 Ha

Pesawahan : 156,440 Ha

Luas Perkebunan : 89 Ha

Pekuburan :6 Ha

Pekarangan :7 Ha

Taman :- Ha

Perkantoran :1 Ha

Sarana Umum Lain : 59 Ha

Jumlah : 390,440 Ha

4. Topografi

Desa Puraseda merupakan desa yang berada di daerah

dataran rendah dengan ketinggian 600-700 meter diatas


70

permukaan laut (mdpl). Sebagian besar wilayah desa adalah lahan

pesawahan dan pemukiman dan kemiringan perbukitan antara

20o-45o. Suhu rata-rata harian mencapai 30 o-42o c.

5. Kependudukan

Penduduk Desa Puraseda berdasarkan data terakhir hasil

sensus Penduduk Tahun 2016 tercatat sebanyak 7.532 jiwa, Tahun

2015 sebanyak 7.547 Jiwa, dan Tahun 2014 sebanyak 7.660 Jiwa,

Sehingga mengenai penduduk Desa Puraseda mengalami kenaikan

untuk setiap tahunnya untuk lebih jelasnya sebagaimana kita lihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Desa Puraseda

Jumlah Penduduk Jumlah Laju


No. Tahun
Lk Pr Jumlah KK Pertumbuhan

1 2014 3853 3557 7410 2013 1,1 %

2 2015 3880 3608 7488 2072 0,1 %

3 2016 3953 3539 7492 2084

Sumber: Data Desa Puraseda


71

Gambar 4. 2 Diagram Jumlah Penduduk Desa Puraseda

Jumlah Penduduk Desa Puraseda

8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah KK

2014 2015 2016

Gambar 4. 3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa


Puraseda

Sumber: Data Desa Puraseda


72

B. Deskripsi dan Analisis Data

1. Aanalisis Deskriptif

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat dari jenis kelamin

dan usia para petani penggarap yang ada di Desa Puraseda.

Pada tabel statistik deskriptif berikut dapat dilihat frekuensi

untuk melihat keragaman responden.

Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden


Gender

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Laki-laki 21 30.9 30.9 30.9

Perempuan 47 69.1 69.1 100.0

Total 68 100.0 100.0

Gambar 4. 4 Diagram Jenis Kelamin Responden


73

Berdasarkan tabel 4.4 persentase jumlah responden

didominasi oleh responden perempuan dengan persentase

69,1% sedangkan responden laki-laki sebesar 30,9%. Hal ini

mengindikasikan bahwa umum nya petani penggarap di

dominasi oleh perempuan.

Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Usia Responden


Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 20-30 6 8.8 8.8 8.8

30-40 23 33.8 33.8 42.6

40-50 16 23.5 23.5 66.2

50-60 15 22.1 22.1 88.2

60-70 8 11.8 11.8 100.0

Total 68 100.0 100.0

Gambar 4. 5 Diagram Usia Responden


74

Berdasarkan tabel 4.5 usia responden bervariasi dengan

usia tertinggi yaitu 70 tahun dan usia terendah 23 tahun

dengan usia terbanyak di usia 30-40 tahun. Dapat di simpulkan

bahwa usia responden berada pada usia produktif kerja.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Validitas

Tabel 4. 6 Uji Validitas

No. Item r hitung r tabel Sig Ket


5%(68)
1 0,468 0,235 0,000 Valid
2 0,312 0,235 0,010 Valid
3 0,606 0,235 0,000 Valid
4 0,670 0,235 0,000 Valid
5 0,668 0,235 0,000 Valid
6 0,788 0,235 0,000 Valid
7 0,630 0,235 0,000 Valid

Tabel 4.6 menyatakan bahwa:

1) Item 1 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,468 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

kurang dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

2) Item 2 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,312 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,01< 0,05.


75

3) Item 3 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,606 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

4) Item 4 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,670> 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

5) Item 5 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,668 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

6) Item 6 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,788 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

7) Item 7 dinyatakan valid karena: nilai r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,630 > 0,235, dan nilai signifikansi nya

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Tabel 4. 7 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.695 7
76

Tabel 4.7 Menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha

yang diperoleh dari 7 item sebesar 0,695 lebih besar dari 0,6

yang berarti koesioner dinyatakan reliabel atau konsisten.s

c. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. 8 Koefisien Multikolinearitas


Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,702 2,051 0,830 0,410

Kerjasama 0,567 0,122 0,495 4,631 0,000 1,000 1,000


Muzara'ah

a. Dependent Variable: Pendapatan

Berdasarkan tabel 4.8 nilai tolerance lebih besar dari

0,10 yaitu 1,000 maka tidak terjadi multikolinearitas dan nilai

VIF lebih kecil dari 10,00 yaitu 1,000 yang artinya tidak terjadi

multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. 9 Regresi Residual Heteroskedastisitas


ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .004 1 .004 .009 .924b

Residual 27.913 66 .423

Total 27.917 67

a. Dependent Variable: Abs_Res

b. Predictors: (Constant), Kerjasama muzara’ah


77

Tabel 4. 10 Koefisien Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.110 1.103 1.007 .318

Kerjasama Muzara'ah -.006 .066 -.012 -.096 .924

a. Dependent Variable: Abs_Res

Berdasarkan tabel 4.10 nilai signifikansi (Sig) antara

variable independen dengan absolut residual lebih besar dari

0,05 yaitu 0,924 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Linear Sederhana

Tabel 4. 11 Regresi Linear Sederhana

Model Summaryb
Std. Change Statistics
R Adjusted Error of R F df1 df2 Sig. F
Model R
Square R Square the Square Change Change
Estimate Change
1 .495a 0,245 0,234 1,209 0,245 21,447 1 66 0,000
a. Predictors: (Constant), Muzara'ah
b. Dependent Variable: Pendapatan

Berdasarkan tabel 4.11 besar nya hubungan antara variabel

kerjasama muzara’ah terhadap variabel pendapatan adalah


78

sebesar 0,495 yang menunjukkan terjadi pengaruh yang cukup

kuat. Adapun kontribusi secara simultan variabel X terhadap

variabel Y = R2 x 100% = (0,495)2 x 100% = 24,5 %.

Tabel 4. 12 Regresi linear sederhana


Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

1 (Constant) 1,702 2,051 0,830 0,410

Kerjasama 0,567 0,122 0,495 4,631 0,000


Muzara'ah

a. Dependent Variable: Pendapatan

Tabel 4.12 menyatakan bahwa:

1) Angka konstanta dari unstandardized coefficients sebesar

1,702 yang berarti bahwa jika tidak ada kerjasama

muzara’ah (X) maka pendapatan petani (Y) adalah sebesar

1,702

2) Angka koefisien regresi sebesar 0,567% menyatakan

bahwa setiap pertambahan 1% kerjasama muzara’ah maka

pendapatan petani akan meningkat sebesar 0,567%.

Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung sebesar

4,631 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata


79

(signifikan) antara variabel kerjasama muzara’ah (X) terhadap

variabel pendapatan petani (Y)

b. Analisis Korelasi Product Moment

Tabel 4. 13 Korelasi product moment

No. Item r hitung r tabel Keterangan


5%(68)
1 0,468 0,235 Ada korelasi
2 0,312 0,235 Ada korelasi
3 0,606 0,235 Ada korelasi
4 0,670 0,235 Ada korelasi
5 0,668 0,235 Ada korelasi
6 0,788 0,235 Ada korelasi
7 0,630 0,235 Ada korelasi

Pada tabel 4.13 dinyatakan bahwa:

1) Nilai koefisien korelasi antara item 1 dengan skor total

adalah sebesar 0,468 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi

2) Nilai koefisien korelasi antara item 2 dengan skor total

adalah sebesar 0,312 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi

3) Nilai koefisien korelasi antara item 3 dengan skor total

adalah sebesar 0,606 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi


80

4) Nilai koefisien korelasi antara item 4 dengan skor total

adalah sebesar 0,670 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi

5) Nilai koefisien korelasi antara item 5 dengan skor total

adalah sebesar 0,668 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi

6) Nilai koefisien korelasi antara item 6 dengan skor total

adalah sebesar 0,788 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi

7) Nilai koefisien korelasi antara item 7 dengan skor total

adalah sebesar 0,630 lebih besar dari 0,235 yang artinya r

hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat korelasi.

c. Analisis Statistik Uji Beda T Test

Tabel 4. 14 Uji beda t test

Group Statistics

Muzara’ah N Mean Std. Std. Error


Deviation Mean

Pendapatan Sebelum 68 85.1368 217.07921 26.32472


rata-rata
Sesudah 68 14.6185 101.58968 12.31956
81

Tabel 4. 15 Independen sampel test

Independent Samples Test


Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F Sig. T df Sig. Mean Std. Error
(2- Difference Difference
tailed)
Pendapatan Equal 27,989 0,000 2,426 134 0,017 70,51831 29,06480
rata-rata variances
assumed
Equal 2,426 95,004 0,017 70,51831 29,06480
variances
not
assumed

Berdasarkan tabel 4.15 diatas nilai signifikansi (2-

tailed) menunjukan hasil sebesar 0,017 dimana nilai tersebut

lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan yang

signifikan antara pendapatan sesudah dan sebelum dilakukan

kerjasama muzara’ah yaitu terjadi kenaikan pendapatan

sesudah dilakukan kerjasama muzara’ah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan pengolahan dan analisis terhadap data yang

diperoleh, penulis mendapatkan gambaran mengenai uji hipotesis dan

signifikansi sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji regresi linear sederhana diketahui nilai t hitung

sebesar 4,631 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka H 0

ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata


82

(signifikan) antara variabel kerjasama muzara’ah (X) terhadap

variabel pendapatan (Y).

2. Berdasarkan uji beda t test diketahui nilai signifikansi (2-tailed)

menunjukan hasil sebesar 0,017 dimana nilai tersebut lebih kecil

dari 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan

antara pendapatan sesudah dan sebelum dilakukan kerjasama

muzara’ah maka terjadi kenaikan pendapatan sesudah dilakukan

kerjasama muzara’ah.

3. Upah bagi hasil kerjasama muzara’ah dari 68 responden

Tabel 4. 16 Upah bagi hasil kerjasama muzara’ah per periode


panen

Pendapatan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid <500.000 17 25.0 25.0 25.0
500.000-1.000.000 35 51.5 51.5 76.5
1.000.000-2.000.000 12 17.6 17.6 94.1
2.000.000-3.000.000 1 1.5 1.5 95.6
3.000.000-4.000.000 2 2.9 2.9 98.5
>4.000.000 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (Diolah) 7-11 Maret 2022
83

Gambar 4. 6 Upah Bagi Hasil Kerjasama Muzara'ah per periode panen

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa upah bagi

hasil yang di dapatkan oleh petani penggarap dari kerjasama

muzara’ah yang memiliki interval pendapatan Rp. 500.000–Rp.

1.000.000 merupakan persentase terbesar dari keseluruhan

responden yang ada yaitu sebesar 51,5 % dari jumlah responden.

Dan persentase responden kedua tertinggi dari keseluruhan

responden berada pada interval pendapatan dibawah Rp. 500.000

yaitu sebesar 25,5 % per periode panen, yang menunjukkan

bahwa sebagian besar responden atau petani penggarap yang

melakukan kerjasama muzara’ah mendapatkan upah bagi hasil

yang hanya di gunakan untuk kebutuhan pangan sehari-hari dan

tidak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti

biaya pendidikan, dan perbaikan rumah dan lainnya, penyebabnya


84

karena mereka hanya melakukan kerjasama muzara’ah dengan

satu atau dua pemilik lahan sawah saja dan hasil yang didapatkan

tidak banyak karena lahan sawah yang tidak luas.

4. Kenaikan rata-rata persentase pendapatan

Gambar 4. 7 Persentase kenaikan rata-rata pendapatan setelah


melakukan kerjasama muzara'ah

Persentase kenaikan pendapatan setelah


melakukan kerjasama muzara'ah
Pendapatan Pendapatan
rata-rata rata-rata Persentase
Responden

55 sebelum sesudah (%) Kenaikan


37 kerjasama kerjasama pendapatan;
muzara'ah; muzara'ah; 18%
19
1.397.059 1.611.702
1
0%
50%
100%
Persentase pendapatan

Berdasarkan Gambar 4.7 Diambil dari seluruh sampel atau 68

sampel petani penggarap dalam 4 periode menyatakan bahwa

pendapatan rata-rata petani penggarap sebelum melakukan

kerjasama muzara’ah per periode panen adalah sebesar Rp.

1.397.059 dan pendapatan rata-rata petani penggarap sesudah

melakukan kerjasama muzara’ah per periode panen adalah

sebesar Rp. 1.611.702 maka erjadi kenaikan rata-rata pendapatan

sebesar 18% setelah petani penggarap melakukan kerjasama

muzara’ah dengan pemilih lahan sawah.


85

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan uji regresi linear sederhana diketahui nilai t hitung

sebesar 4,631 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka H 0

ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata

(signifikan) antara variabel kerjasama muzara’ah (X) terhadap

variable pendapatan (Y)

2. Berdasarkan uji beda t test diketahui nilai signifikansi (2-tailed)

menunjukan hasil sebesar 0,017 dimana nilai tersebut lebih kecil

dari 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan

antara pendapatan sesudah dan sebelum dilakukan kerjasama

muzara’ah yang artinya pendapatan petani penggarap naik.

3. Berdasarkan hasil persentase pendapatan petani penggarap

sebelum dan sesudah melakukan kerjasama muzara’ah yang di

persentasekan menggunakan Microsoft excel. Terjadi kenaikan

pendapatan sebesar 18% setelah petani penggarap melakukan

kerjasama muzara’ah dengan pemilih lahan sawah.


86

B. Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama muzara’ah

dapat meningkatkan pendapatan petani penggarap yaitu sebesar 18%

dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara pendapatan

sesudah dan sebelum dilakukan kerjasama muzara’ah. Adapun saran

yang diberikan oleh penulis dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Adanya kerjasama muzara’ah akan mendatangkan manfaat yang

begitu besar bagi masyarakat yang memiliki lahan sawah ataupun

yang tidak memiliki lahan sawah, maka peluang kerjasama ini

harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat agar dapat

saling diuntungkan satu sama lain.

2. Kerjasama muzara’ah ini dapat memberikan peluang penghasil

pendapatan bagi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan.


87

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ghazali, Abdur Rahman, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana, 2010).

Hasan, Ahmad Farroh, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer


(Teori dan Praktek), ISBN: 987-602-1190-49-9, UIN-Maliki Press,
2018.

Machali Imam, Statistik itu mudah menggunakan spss sebagai alat bantu
statistik, ISBN: 978-602-1093-43-6, Yogyakarta: 2015.

Muhidin Sambas Ali, Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan


jalur dalam penelitian, Cet.1, (Bandung: Pustaka Setia, 2007)

Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Ed 1 cet. 4. (Jakarta: Amzah, 2017).

Siregar Syofian, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Raja


Grafindo, 2012).

Sujarweni V Wiratna, SPSS Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru


Press 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:


Alfabeta, 2016).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Ed ke-2, cet-1,


(Bandung: Alfabeta, 2019).

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, cetakan ke-30, ISBN: 978-979-8433-


10-8, (Bandung: Alfabeta, 2019).555

Sukmayani Ratna, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: PT Galaxy Puspa


Mega, 2008)
88

Karya ilmiah:

Danil Mahyu, Vol. IV No. 7:9, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat


Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten
Bireuen”, Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, 2019.

Firdaus Muhammad, Rauzatul Jannah, Vol. 4, No. 1, Pengaruh Praktik


Mawah terhadap Pendapatan Petani Desa Keulibeut Ulee Tutue
Kecamatan Pidie, JESKaPe, , 2020.

Fajri Siti Nurul, Yulius Dharma, Vol. VIII No. 01, Pengaruh pelaksanaan
muzara’ah terhadap kesejahteraan petani di Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara, Ekonomika Indonesia, Juni 2019.

Lubis Deni Vol. 2, No. 1, Maqdis, Analisis pendapatan petani penggarap


dengan akad muzara’ah dan faktor yang mempengaruhinya, Kajian
Ekonomi Islam, Januari-Juni 2017.

Luntungan Antonius y, Vol. 17 No.1 , Analisis Tingkat Pendapatan


Usahatani Tomat Apel di Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa,
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKD) ,Edisi Oktober
2015.

Nita Shania Verra, Vol. 4 No. 2, Qawanin, Kajian Muzara’ah dan Musaqah
(hukum bagi hasil pertanian dalam islam, Juli - Desember 2020.

S Zainuddin, Muzara’ah dan kesejahteraan masyarakat Luwu Timur, Jurnal


Muamalah: Volume VI No 1 Juni 2016.

Sucihati Roos Nana, Kurniawansyah, Ien Putri Eka Samawa, Vol 16 No. 3,
ISSN (P): 2089-1210, E-ISSN : 2580-7285, Analisis Pendapatan Petani
Padi Penggarap Di Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Kabupaten
Sumbawa, Ekonomi dan Bisnis, Desember 2019.
89

Website:

https://money.kompas.com/read/2020/02/04/201530826/dibanding-
2018-luas-baku-sawah-2019-naik-jadi-746-juta-ha?page=all diakses
pada Jumat, 4 Februari 2021, Pukul 13.30 WIB

https://jabar.bps.go.id/publication/2019/10/31/92d0808971dea697c49
36b22/hasil-survei-pertanian-antar-sensus--sutas--2018-provinsi-
jawa-barat-seri-a2.html diakses pada diakses pada Jumat, 4 Februari
2021, Pukul 14.00 WIB

http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-multikolonieritas-dengan-
melihat.html diakses pada Sabtu, 18 Desember 2021, Pukul 14.40
WIB

http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-
spss.html diakses pada Sabtu, 18 Desember 2021, Pukul 15.00 WIB

https://idtesis.com/uji-beda-t-test/ diakses pada Sabtu, 18 Desember


2021, Pukul 15.20 WIB

https://quran.kemenag.go.id diakses pada Sabtu 28 Mei 2022, Pukul 13.11


WIB
90

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Koesioner Penelitian

KOESIONER PENELITIAN

PENGARUH KERJASAMA MUZARA’AH TERHADAP TINGKAT

PENDAPATAN PETANI PADI

(Studi kasus: Petani Padi Desa Puraseda)

Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu dalam mengisi

kuesioner penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat

bagaimana pengaruh kerjasama muzara’ah terhadap tingkat

pendapatan bapak/ibu selaku petani penggarap di Desa Puraseda.

Kuesioner ini untuk kepentingan penelitian, maka jawaban bapak/ibu

sangat diharapkan dan akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama

bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk pengisian kuesioner:

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti

2. Pilih sala satu jawaban yang menurut bapak/ibu tepat dengan cara

memberi tanda checklist () pada jawaban yang di pilih

3. Dalam pengisian angket mohon diisi dengan jujur. Karena penulis

menjamin bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian

4. Terdapat 5 pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap

pertanyaan yaitu:
91

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

Pendapatan rata-rata perbulan:

 Rp. 500.000,. - Rp. 1.000.000,.

 Rp. 1.000.000,. – Rp. 2.000.000,.

 Rp. 2.000.000,. - Rp . 3.000.000,.

Pendapatan dari upah kerjasama muzara’ah per periode panen:

 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000

 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

 Rp. 2.000.000 - Rp . 3.000.000

 Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.00


92

No. Pernyataan SS S R TS STS

1 Kerjasama muzara’ah yang dilakukan


pemilik lahan dan petani penggarap
membuat tanah/sawah garapan menjadi
produktif (bermanfaat)

2 Pemilik lahan/sawah dan petani penggarap


saling diuntungkan

3 Dengan adanya kerjasama muzara’ah


masyarakat mendapat pekerjaan

4 Dengan adanya kerjasama muzara’ah


tercipta kemakmuran dan kesejahteraan
antar masyarakat dengan adanya kerukunan
dan perputaran roda ekonomi

5 Kerjasama muzara’ah dapat meningkatkan


pendapatan petani

6 Upah bagi hasil dari kerjasama muzara’ah


bisa menutupi kebutuhan sehari-hari

7 Upah bagi hasil kerjasama muzara’ah dapat


membantu memenuhi kebutuhan biaya
pendidikan keluarga, kebutuhan rumah
tangga, dan kebutuhan lainnya.
93

Lampiran 2 Uji Validitas


Correlations
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 Total
X.1 Pearson 1 .245* .357** 0,063 0,175 0,103 0,176 .468**
Correlation
Sig. (2- 0,044 0,003 0,608 0,154 0,404 0,152 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.2 Pearson .245* 1 - 0,028 0,093 - 0,033 .312**
Correlation 0,013 0,024
Sig. (2- 0,044 0,914 0,818 0,452 0,845 0,790 0,010
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.3 Pearson .357** - 1 .300* .528** .378** 0,051 .606**
Correlation 0,013
Sig. (2- 0,003 0,914 0,013 0,000 0,001 0,679 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.4 Pearson 0,063 0,028 .300* 1 .274* .597** .482** .670**
Correlation
Sig. (2- 0,608 0,818 0,013 0,024 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.5 Pearson 0,175 0,093 .528** .274* 1 .556** 0,158 .668**
Correlation
Sig. (2- 0,154 0,452 0,000 0,024 0,000 0,198 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.6 Pearson 0,103 - .378** .597** .556** 1 .555** .788**
Correlation 0,024
Sig. (2- 0,404 0,845 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
X.7 Pearson 0,176 0,033 0,051 .482** 0,158 .555** 1 .630**
Correlation
94

Sig. (2- 0,152 0,790 0,679 0,000 0,198 0,000 0,000


tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
Total Pearson .468** .312** .606** .670** .668** .788** .630** 1
Correlation
Sig. (2- 0,000 0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 68 68 68 68 68 68 68 68
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 3 Uji Reliabilitas


Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's

if Item Variance if Item-Total Alpha if Item

Deleted Item Deleted Correlation Deleted

X.1 23,71 4,300 0,297 0,686

X.2 23,65 4,560 0,079 0,740

X.3 23,47 3,865 0,423 0,656

X.4 24,04 3,774 0,517 0,633

X.5 23,41 3,709 0,501 0,635

X.6 24,34 3,302 0,650 0,586

X.7 24,76 3,615 0,404 0,664


95

Lampiran 4 Persentase kenaikan pendapatan setelah melakukan kerjasama


muzara’ah

Pendapatan Pendapatan Persentase


sebelum sesudah (%)
No Responden
kerjasama kerjasama Kenaikan
muzara'ah muzara'ah pendapatan
1 Responden 1 2.000.000 2.251.250 13%
2 Responden 2 1.500.000 2.700.000 80%
3 Responden 3 1.800.000 2.100.000 17%
4 Responden 4 1.000.000 1.101.250 10%
5 Responden 5 1.000.000 1.225.000 23%
6 Responden 6 2.000.000 2.150.000 8%
7 Responden 7 800.000 920.000 15%
8 Responden 8 1.000.000 1.150.000 15%
9 Responden 9 1.000.000 1.101.250 10%
10 Responden 10 1.000.000 1.225.000 23%
11 Responden 11 1.000.000 1.600.000 60%
12 Responden 12 1.000.000 1.150.000 15%
13 Responden 13 1.000.000 1.450.000 45%
14 Responden 14 2.000.000 2.150.000 8%
15 Responden 15 1.000.000 1.195.000 20%
16 Responden 16 2.000.000 2.150.000 8%
17 Responden 17 2.000.000 2.225.000 11%
18 Responden 18 1.000.000 1.180.000 18%
19 Responden 19 2.000.000 2.135.000 7%
20 Responden 20 1.500.000 1.695.000 13%
21 Responden 21 2.000.000 2.150.000 8%
22 Responden 22 2.000.000 2.225.000 11%
23 Responden 23 1.000.000 1.300.000 30%
24 Responden 24 1.500.000 1.605.000 7%
96

25 Responden 25 2.000.000 2.180.000 9%


26 Responden 26 1.000.000 1.120.000 12%
27 Responden 27 1.500.000 1.770.000 18%
28 Responden 28 1.500.000 1.725.000 15%
29 Responden 29 2.000.000 2.300.000 15%
30 Responden 30 2.500.000 2.650.000 6%
31 Responden 31 600.000 660.000 10%
32 Responden 32 600.000 750.000 25%
33 Responden 33 700.000 1.075.000 54%
34 Responden 34 2.000.000 2.075.000 4%
35 Responden 35 1.000.000 1.120.000 12%
36 Responden 36 1.000.000 1.150.000 15%
37 Responden 37 2.000.000 2.120.000 6%
38 Responden 38 600.000 750.000 25%
39 Responden 39 2.000.000 2.225.000 11%
40 Responden 40 1.000.000 1.225.000 23%
41 Responden 41 600.000 825.000 38%
42 Responden 42 600.000 750.000 25%
43 Responden 43 2.000.000 2.120.000 6%
44 Responden 44 2.000.000 2.300.000 15%
45 Responden 45 2.000.000 2.225.000 11%
46 Responden 46 2.000.000 2.150.000 8%
47 Responden 47 1.500.000 1.650.000 10%
48 Responden 48 2.000.000 2.300.000 15%
49 Responden 49 1.000.000 1.150.000 15%
50 Responden 50 1.000.000 1.150.000 15%
51 Responden 51 2.000.000 2.225.000 11%
52 Responden 52 2.000.000 2.150.000 8%
53 Responden 53 1.000.000 1.120.000 12%
97

54 Responden 54 1.000.000 1.075.000 8%


55 Responden 55 1.000.000 1.750.000 75%
56 Responden 56 1.000.000 1.225.000 23%
57 Responden 57 1.000.000 1.240.000 24%
58 Responden 58 2.000.000 2.150.000 8%
59 Responden 59 1.000.000 1.150.000 15%
60 Responden 60 600.000 612.000 2%
61 Responden 61 1.000.000 1.045.000 5%
62 Responden 62 2.000.000 2.105.000 5%
63 Responden 63 2.000.000 2.300.000 15%
64 Responden 64 600.000 630.000 5%
65 Responden 65 1.000.000 1.750.000 75%
66 Responden 66 1.000.000 1.300.000 30%
67 Responden 67 2.000.000 2.045.000 2%
68 Responden 68 2.000.000 2.075.000 4%
Rata-rata total 1.397.059 1.611.702 18%
98

BIOGRAFI PENULIS

Irmawati dilahirkan di Bogor, pada tanggal 09 September

1999, putri dari pasangan bapak Saepulloh dan ibu Milah.

Penulis merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara.

Penulis memulai pendidikan formasl di TPQ Sunnanul

Falah Al-Hasanah dan SDN Kampung Tengah pada tahun 2006 dan tamat

pada tahun 2012 dan melanjutkan ke MTs Al-Falahiyah Puraseda dan tamat

pada tahun 2015, kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah atas

di MA Darul Falah dan pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan dan

terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor dalam

program Starta Satu (S.1) dalam program studi Ekonomi Syariah.

Sampai dengan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa

Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut

Ummul Quro Al-Islami Bogor.

Anda mungkin juga menyukai